Serangan Taliban 2021
Serangan Taliban 2021 | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Perang di Afganistan (2001–2021) dan Pemberontakan Taliban | |||||||||
Peta Afganistan ini menampilkan wilayah serangan Taliban di akhir serangan pada 15 Agustus 2021. (Lihat peta terperinci mengenai situasi militer terkini di Afganistan.) | |||||||||
| |||||||||
Pihak terlibat | |||||||||
Al Qa'idah[3] Mendukung: Tehrik-i-Taliban Pakistan[3][4] Lashkar-e-Taiba[3] Jaish-e-Mohammed[3] Harkat-ul-Mujahideen[3] |
Republik Islam Afganistan Amerika Serikat[5][6] | ||||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||||
Hibatullah Akhundzada Abdul Ghani Baradar Sirajuddin Haqqani[1] Suhail Shaheen[19] Mohammad Yaqoob Abdul Khaliq †[20] Mawlawi Mubarak †[21] Qari Khalid †[22] Qari Khalil †[23] |
Ashraf Ghani Amrullah Saleh Abdullah Abdullah Hamdullah Mohib[24][25] Bismillah Khan[26] Hibatullah Alizai[27] Khyal Nabi Ahmadzai Ahmad Massoud[28] Abdul Rashid Dostam[29] Atta Muhammad Nur Ismail Khan [30] Joe Biden Mark Milley Kenneth McKenzie[31] | ||||||||
Pasukan | |||||||||
Pasukan Taliban
Kelompok militan lainnya |
Pasukan Keamanan Nasional Afganistan (ANSF) Milisi pendukung pemerintah[28][41][42]
| ||||||||
Kekuatan | |||||||||
Taliban: ca Perkiraan Pemerintah AS: 75.000[48] Laporan PBB: 55.000–85.000 pejuang[49] 15.000 fasilitator pendukung dan nirperang[49] Perkiraan lainnya: 85.000[50]–200.000[51][52] |
ANSF: ca Angka resmi Pemerintah Afganistan dan AS: 300.000[53]–354.000[48][51][54](resmi; termasuk polisi[55] dan tentara bayangan) Perkiraan lainnya: 150.000–200.000 tentara tempur, termasuk tentara junior dan bayangan dengan jumlah yang tidak diketahui.[55] | ||||||||
Korban | |||||||||
Taliban |
Afganistan Peralatan:
| ||||||||
1.031 warga sipil tewas[60][71] 2.043 warga sipil terluka[60][71] 244.000 warga sipil kehilangan tempat tinggal[72] Sebanyak 40.000 orang terluka[73] |
Serangan Taliban 2021 adalah serangan militer yang dilakukan oleh Taliban dan kelompok militan sekutunya melawan Pemerintah Afganistan dan sekutunya. Serangan dimulai pada 1 Mei 2021,[15][74][75] bertepatan dengan masa penarikan sebagian besar pasukan tentara Amerika Serikat dan sekutunya dari Afganistan.[76] Serangan ini berakhir dengan pengambilalihan pemerintahan Afganistan secara de facto oleh Taliban dan restorasi pemerintahan Keamiran Islam Afganistan.
Dalam tiga bulan pertama serangan, Taliban membuat kemajuan signifikan dalam perebutan wilayah di daerah pedesaan, meningkatkan jumlah distrik yang dikendalikannya dari 73 menjadi 223 distrik.[16] Pada 6 Agustus, Taliban melancarkan serangan ke beberapa ibu kota provinsi di Afganistan, dengan sebagian besar kota menyerah tanpa perlawanan,[77] dan Taliban merebut seluruh ibu kota provinsi kecuali kota Bazarak di Provinsi Panjshir.[78][79][80] Pada 15 Agustus, Presiden petahana Ashraf Ghani meninggalkan Afganistan[81] dan Taliban merebut ibu kota negara Afganistan, Kabul; dengan demikian, pemerintahan Afganistan jatuh.[82]
Pergerakan cepat Taliban dalam perebutan wilayah[75][83] mengejutkan banyak pemerintahan negara lain, termasuk Amerika Serikat,[84] Britania Raya,[85] Jerman,[86] dan Rusia.[87] Kemenangan Taliban mendapat tanggapan beragam yang sangat luas dari dalam dan luar Afganistan.[88]
Latar belakang
[sunting | sunting sumber]Pada bulan September 2020, lebih dari 5.000 anggota Taliban yang dipenjara, termasuk 400 orang di antaranya yang dituduh atau dinyatakan bersalah melakukan kejahatan kriminal berat seperti pembunuhan, dibebaskan oleh Pemerintah Afganistan sebagai bagian dari Perjanjian Doha antara Amerika Serikat dan Taliban.[89] Menurut Dewan Keamanan Nasional Afganistan, banyak dari tahanan yang dipenjara yang merupakan "pakar" yang kembali ke medan pertempuran dan memperkuat pihak Taliban.[90]
Garis waktu
[sunting | sunting sumber]Pergerakan awal
[sunting | sunting sumber]Pada bulan Mei, Taliban merebut 15 distrik dari Pemerintah Afganistan, termasuk Distrik Nirkh dan Distrik Jalrez di Provinsi Maidan Wardak.[91][92] Di antara lokasi yang direbut oleh Taliban adalah Bendungan Dahla di Provinsi Kandahar, bendungan terbesar kedua di Afganistan.[93] Sepanjang bulan tersebut, 405 anggota pasukan ANSF dan 260 warga sipil tewas selama pertempuran melawan Taliban, sedangkan Kementerian Pertahanan Afganistan mengklaim pihaknya telah menewaskan 2.146 gerilyawan Taliban.[56][60]
Pada akhir bulan Mei, Portugal, Slovenia, Spanyol, dan Swedia telah menarik seluruh pasukannya dari Afganistan.[94]
Pada bulan Juni, Taliban merebut 69 distrik dari Pemerintah Afganistan dan masuk ke kota Kunduz dan Pol-e Khomri.[76][91][95] Kota Mazari Sharif dikepung Taliban.[96] Di antara lokasi yang direbut Taliban adalah perlintasan perbatasan utama Afganistan dengan Tajikistan dan Distrik Saydabad di Provinsi Maidan Wardak, yang disebut sebagai pintu masuk utama menuju ibu kota negara Afganistan, Kabul.[97][98] Dari segi peralatan, Taliban merebut 700 truk dan Humvee dari ANSF, begitu pula dengan puluhan kendaraan tempur lapis baja, pesawat nirawak Boeing ScanEagle, dan sistem artileri.[67][99]
Sebuah helikopter Mi-17 milik Angkatan Udara Afganistan ditembak jatuh oleh Taliban dan menewaskan ketiga pilotnya, sedangkan sebuah helikopter UH-60 mengalami kerusakan di darat setelah sebuah pos terdepan milik Angkatan Darat Nasional Afganistan dikepung oleh Taliban pada bulan yang sama.[40][66] Pada 16 Juni, gerilyawan Taliban mengeksekusi mati 22 anggota komando Angkatan Darat Afganistan yang menyerah di distrik Dawlat Abad. Di antara anggota yang tewas adalah Mayor Sohrab Azimi, putra dari pensiunan Jenderal Zahir Azimi. Mayor Sohrab mendapat kenaikan pangkat anumerta menjadi brigadir jenderal.[100] Saksi mata mengatakan bahwa bahasa percakapan yang digunakan oleh antar anggota gerilyawan Taliban terdengar asing, yang mengindikasikan bahwa para gerilyawan tersebut bukan berasal dari daerah tersebut.[101] Sepanjang bulan tersebut, 703 anggota pasukan ANSF 208 warga sipil tewas selama pertempuran melawan Taliban, sedangkan Kementerian Pertahanan Afganistan mengklaim pihaknya telah menewaskan 1.535 gerilyawan Taliban.[56][60] Pada 19 Juni, Presiden Ashraf Ghani mengganti kepala staf Angkatan Darat Nasional Afganistan, menteri pertahanan, dan menteri dalam negeri.[102] Pada akhir bulan Juni, seluruh negara anggota Resolute Support Mission kecuali Amerika Serikat, Britania Raya, dan Turki telah menarik pasukan tentaranya.[butuh rujukan]
Pada 22 Juni, Taliban merebut Shir Khan Bandar, perlintasan perbatasan utama Afganistan dengan Tajikistan.[103] Tiga belas distrik jatuh ke pihak Taliban hanya dalam kurun waktu 24 jam.[104] Pada hari yang sama, pertempuran besar juga terjadi di Provinsi Baghlan setelah pasukan Afganistan melancarkan operasi militer di pinggiran kota Pol-e Khomri dan menewaskan 17 gerilyawan Taliban yang termasuk Qari Khalid, seorang komandan divisi Taliban.[22] Pasukan Taliban secara serentak mengambil alih Provinsi Balkh dan mengepung Mazari Sharif, ibu kota Provinsi Balkh.[105][106] Pada 23 Juni, terjadi pertempuran antara pasukan Taliban dan tentara Afganistan di dalam kota Pol-e Khomri.[107]
Pada 25 Juni, Taliban mengambil alih Distrik Shinwari dan Distrik Ghorband di Provinsi Parwan di utara Kabul.[108] Pada hari yang sama, NBC News melaporkan Taliban "terkejut dengan kecepatan pergerakan mereka sendiri dan telah menghindari perebutan beberapa target agar tidak terjadi bentrok dengan Amerika Serikat",[109] dan Pemerintah Afganistan meluncurkan program yang disebut sebagai Mobilisasi Nasional, yang bertujuan untuk mempersenjatai kelompok milisi pendukung pemerintah untuk berperang melawan Taliban.[110] Sementara itu, wakil emir Taliban Sirajuddin Haqqani mengeluarkan sejumlah instruksi melalui Voice of Jihad kepada pemerintahan di wilayah yang telah direbut Taliban selama penyerangan. Peneliti FDD's Long War Journal Thomas Joscelyn berpendapat bahwa pernyataan Haqqani "layaknya sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh seorang kepala negara".[1]
Pada 27 Juni, Distrik Chaki Wardak dan Distrik Saydabad jatuh ke pihak Taliban setelah sedikitnya 50 pasukan tentara Afganistan menyerah dan ditangkap oleh Taliban. Pada hari yang sama, Distrik Rustaq, Distrik Shortepa, dan Distrik Arghistan jatuh ke pihak Taliban. TOLONews melaporkan bahwa 108 distrik jatuh ke pihak Taliban dalam dua bulan terakhir dan tentara Afganistan hanya mampu merebut kembali 10 distrik.[111][112] Pada 29 Juni, Taliban melancarkan serangan ke kota Ghazni dan mengakibatkan terjadinya pertempuran di kota tersebut.[113]
Pada bulan Juli, Taliban merebut 64 distrik dari Pemerintah Afganistan dan masuk ke kota Kandahar dan Herat, masing-masing kota terbesar kedua dan ketiga di Afganistan.[15][114][115] Sepanjang bulan tersebut, 335 anggota pasukan ANSF dan 189 warga sipil tewas selama pertempuran melawan Taliban, sedangkan Kementerian Pertahanan Afganistan mengklaim pihaknya telah menewaskan 3.159 gerilyawan Taliban.[56][60] Menurut seorang utusan CSTO, sekitar 1.500 tentara Afganistan terdesersi ke Tajikistan.[61] Media Iran melaporkan bahwa sekitar 300 tentara dan warga sipil Afganistan telah melintasi perbatasan dan masuk ke Iran untuk melarikan diri dari Taliban.[61]
Pada 2 Juli, Italia dan Jerman menarik pasukan tentaranya dari Afganistan, dan pasukan tentara Amerika Serikat meninggalkan Lapangan Terbang Bagram dengan menyerahkannya kepada Angkatan Darat Nasional Afganistan.[116] Sejak saat itu, serangan udara Amerika Serikat melawan Taliban dipimpin dari luar Afganistan, yaitu dari Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar dan kelompok serang kapal induk Angkatan Laut Amerika Serikat di Teluk Persia, sehingga diperlukan perjalanan selama beberapa jam untuk mencapai target. Menurut seorang pejabat pertahanan Amerika Serikat, serangan udara Amerika Serikat sejak 2 Juli hanya berjumlah beberapa kali dalam sehari.[117][118]
Pada akhir pekan pertama bulan Juli, ratusan perempuan bersenjata turun ke sejumlah jalan di wilayah utara dan tengah Afganistan untuk berunjuk rasa melawan serangan Taliban, dengan unjuk rasa terbesar di kota Chaghcharan, ibu kota Provinsi Ghōr. Gubernur Provinsi Ghōr Abdulzahir Faizzada melaporkan dalam sebuah wawancara dengan The Guardian bahwa banyak perempuan Afganistan, beberapa di antaranya yang kabur dari Taliban, telah mempelajari penggunaan senjata api untuk membela diri mereka, dengan beberapa di antaranya sudah memerangi Taliban sendiri. Juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid mengutuk laporan tersebut sebagai "propaganda" dan menyatakan "perempuan tidak akan pernah mengangkat senjatanya untuk melawan kami".[119] Selama akhir pekan tersebut, Taliban merebut sembilan pos perbatasan milik tentara Afganistan di Provinsi Kunar di dekat perbatasan dengan Pakistan, di mana 39 personel tentara Afganistan menyerah dan 31 lainnya melarikan diri ke Pakistan.[61]
Pada 5 Juli, Presiden Tajikistan Emomali Rahmon mengumumkan pengerahan 20.000 pasukan tentaranya ke perbatasan dengan Afganistan untuk menghindari meluasnya perang di Afganistan ke Tajikistan. Pada 9 Juli, CSTO mengumumkan Federasi Rusia akan mengerahkan 7.000 tentaranya ke perbatasan tersebut untuk membantu tentara Tajikistan.[120][121] Pada 7 Juli, pasukan pendukung pemerintah menggagalkan upaya Taliban untuk merebut kota Qala i Naw.[34] Pada 8 Juli, Taliban merebut Distrik Karukh, salah satu distrik strategis yang penting di Provinsi Herat.[115]
Pada 8 Juli, tentara Afgianistan mengeksekusi mati seorang penduduk setempat dengan mendudukkannya di atas alat peledak improvisasi (IED) sebelum meledakkannya.[122] Korban yang bernama Barakatullah tersebut dituduh memandu Taliban oleh polisi Afganistan dan milisi anti-Taliban. Ayahanda Barakatullah membantah tuduhan bahwa putranya bekerja sama dengan Taliban. Insiden tersebut terjadi di selatan kota Sharana, ibu kota Provinsi Paktika dan video insiden tersebut diunggah melalui jejaring sosial TikTok. Tim observasi dari France 24 dapat memverifikasi dan melacak lokasi geografis video tersebut. Juru bicara Kementerian Pertahanan Afganistan Fawad Aman membantah adanya insiden tersebut.[122] Seorang wartawan Afganistan bernama Naseeb Zadran mengatakan bahwa insiden tersebut bukan merupakan insiden yang kebetulan dan mencerminkan kebebasan dari hukuman yang dinikmati oleh tentara Afganistan.[122]
Pada 10 Juli, Taliban merebut Distrik Panjwayi di Provinsi Kandahar.[123] Taliban juga mengepung kota Ghazni di Afganistan tengah.[124] Kota perlintasan perbatasan Torghundi yang berbatasan dengan Turkmenistan dan Islam Qala yang berbatasan dengan Iran juga direbut oleh Taliban. Selama perebutan perlintasan perbatasan Islam Qala, sejumlah petugas keamanan dan bea cukai Afganistan kabur melalui perbatasan dengan Iran untuk melarikan diri dari Taliban.[125][126] Pada 11 Juli, Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton mengumumkan berakhirnya keberadaan militer negaranya di Afganistan, dengan 80 personel terakhir telah meninggalkan Afganistan dalam beberapa minggu terakhir.[127] Pada 12 Juli, komandan Misi Dukungan Resolute Austin S. Miller mundur dari jabatannya.[128] Hingga 12 Juli, Taliban telah merebut 148 distrik dari Afganistan.[15] Pada 14 Juli, pos perbatasan Afganistan di Spin Boldak direbut oleh pasukan Taliban;[129] seorang wartawan Reuters dari India bernama Danish Siddiqui tewas di sana ketika meliput pertempuran tersebut dua hari kemudian.[130]
Pada 12 Juli, Presiden Turkmenistan Gurbanguly Berdimuhamedow memerintahkan pengerahan pasukan tentara, kendaraan lapis baja, dan persenjataan ke perbatasan dengan Afganistan untuk mencegah meluasnya perang di Afganistan ke Turkmenistan.[131] Pada 16 Juli, Uzbekistan menjadi tuan rumah sebuah konferensi antara sejumlah pemimpin dan diplomat luar negeri di kawasan Asia Tengah, termasuk Presiden Afganistan Ashraf Ghani, untuk mendorong perdamaian dan mencegah terjadinya perang saudara.[132]
Pada 21 Juli, Ketua Kepala Staf Gabungan Amerika Serikat Mark Milley melaporkan bahwa sebagian dari seluruh distrik di Afganistan berada di bawah kendali Taliban dan momentum situasi "agaknya" berada di pihak Taliban.[133] Pada 22 Juli, Pentagon mengonfirmasi bahwa Angkatan Udara Amerika Serikat telah melakukan empat serangan udara di Afganistan atas permintaan pejabat Pemerintah Afganistan. Dua serangan udara ditujukan untuk menghancukan peralatan militer yang direbut Taliban dari pasukan keamanan Afganistan; satu senjata artileri dan satu kendaraan militer hancur dalam serangan tersebut.[46] Sementara itu, pertempuran di Kandahar terus berlanjut, dengan sebagian besar pemukiman penduduk dikepung oleh para pemberontak. Seluruh distrik di Kandahar kecuali Distrik Daman jatuh ke pihak Taliban, dan hanya Lapangan Terbang Kandahar (penting untuk menyuplai pasukan keamanan setempat) yang masih berada di bawah kendali penuh pemerintah. Menurut FDD's Long War Journal, potensi kejatuhan Distrik Daman kepada para pemberontak akan membuat posisi pasukan pemerintah untuk mempertahankan kota Kandahar menjadi sangat sulit.[134] Pada 22 Juli, sebanyak 100 orang tewas dalam penembakan massal di kota Spin Boldak di Provinsi Kandahar.[135] Namun, pasukan pendukung pemerintah juga meraih kemenangan di Provinsi Bamiyan setelah milisi setempat dan polisi merebut kembali Distrik Sayghan dan Distrik Kahmard dari Taliban,[136] dan di Provinsi Herat di mana Pemerintah Afganistan merebut kembali Distrik Karakh.[115]
Pada 24 Juli, Pemerintah Afganistan memberlakukan jam lama antara pukul 22.00 hingga 04.00 di seluruh provinsi di Afganistan kecuali Kabul, Panjshir, dan Nangarhar untuk "meredam kerusuhan dan mengurangi pergerakan dan kemajuan Taliban".[137][138]
Pada 26 Juli, sebuah laporan yang dibuat oleh Deborah Lyons, seorang perwakilan PBB, menunjukkan peningkatan tajam dalam jumlah kematian warga sipil sebagai dampak dari pertempuran Pemerintah Afganistan dan Taliban. Lyons memohon kepada kedua belah pihak untuk melindungi warga sipil dengan mengatakan bahwa perempuan dan anak-anak juga menjadi korban tewas.[139] Pada hari yang sama, sekitar 46 anggota tentara Afganistan, termasuk 5 perwira, mencari suaka di Pakistan setelah mereka tidak mampu mempertahankan pos militer mereka.[61]
Pada 28 Juli, sebuah delegasi dari Taliban bertemu dengan Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi di Tianjin, di mana Menteri Yi berjanji Tiongkok akan mendukung Taliban dengan syarat agar Taliban memutus hubungan dengan Gerakan Islam Turkistan (hingga tahun 2002, 400 militan di daerah Xinjiang telah dilatih di tempat pelatihan milik Taliban),[140][141][142][143] berjanji untuk "membawa Taliban kembali ke arus utama politik", dan menawarkan untuk menjadi tuan rumah pembicaraan damai antara Pemerintah Afganistan dan Taliban.[144]
Pada 31 Juli, Taliban telah memasuki ibu kota provinsi Helmand dan Herat, merebut sejumlah distrik di kedua provinsi tersebut dan merebut perlintasan perbatasan Afganistan dengan Iran dan Turkmenistan.[145][146] Distrik Karakh di Provinsi Herat dan beberapa distrik lainnya kembali direbut oleh para pemberontak. Pemberontakan tersebut juga memutus akses jalan menuju Bandar Udara Internasional Herat dan kota Herat, meskipun Bandara Herat tetap di bawah kendali pemerintah. Sebuah artikel yang ditulis di FDD's Long War Journal meragukan kemampuan Pemerintah Afganistan dalam menjaga kendali kota Herat tanpa adanya dukungan kepada para pembela pemerintah dari bandara tersebut. Sementara itu, kota Kandahar masih tetap diperebutkan.[115]
Sejak 1 hingga 2 Agustus, wilayah Safian, Qala-i-Kohneh, dan Kariz di pinggiran kota Lashkargah jatuh ke pihak Taliban. Pertempuran antara tentara Pemerintah Afganistan dan Taliban juga terjadi di pinggiran kota tersebut, dengan Angkatan Udara Afganistan dan Angkatan Udara Amerika Serikat menyerang posisi Taliban. Pada 3 Agustus, sebanyak 40 warga sipil tewas 100 lainnya terluka dalam pertempuran tersebut.[147] Setelah merebut stasiun radio Lashkargah, Taliban mulai menyiarkan program radio Voice of Sharia. Para pemberontak juga mulai menyerang Bandara Lashkargah. Sementara itu, Pemerintah Afganistan mengerahkan pasukan tentara tambahan untuk mencegah kota Lashkargah jatuh ke pihak pemberontak.[148]
Pada 3 Agustus, sebanyak 13 orang—termasuk lima pelaku penyerangan—tewas dalam pengeboman dan baku tembak Taliban di Kabul.[149] Operasi bergaya inghimasi yang dilakukan oleh "Batalyon Kemartiran" Taliban tersebut ditujukan untuk membunuh Menteri Pertahanan Afganistan Bismillah Khan Mohammadi; ia selamat dari serangan tersebut. FDD's Long War Journal menggambarkan Mohammadi sebagai salah satu tokoh penting Pemerintah Afganistan yang bertanggung jawab untuk melawan serangan Taliban.[26]
Hingga 5 Agustus, sebanyak 115 anggota pasukan ANSF dan 58 warga sipil tewas dalam pertempuran melawan Taliban, sedangkan Kementerian Pertahanan Afganistan mengklaim pihaknya telah menewaskan 3.197 gerilyawan Taliban sejak awal bulan Agustus.[56][60]
Kejatuhan ibu kota provinsi
[sunting | sunting sumber]Tanggal | Provinsi | Ibu kota | Urutan |
---|---|---|---|
6 Agustus | Nimruz | Zaranj | 1 |
7 Agustus | Jowzjan | Sheberghan | 2 |
8 Agustus | Kunduz | Kunduz | 3–4 |
Sar-e Pol | Sar-e Pol | ||
Takhar | Taloqan | 5 | |
9 Agustus | Samangan | Aybak | 6 |
10 Agustus | Farah | Farah | 7 |
Baghlan | Pol-e Khomri | 8 | |
11 Agustus | Badakhshan | Fayzabad | 9 |
12 Agustus | Ghazni | Ghazni | 10 |
Herat | Herat | 11 | |
Badghis | Qala i Naw | 12 | |
Kandahar | Kandahar | 13 | |
13 Agustus | Helmand | Lashkargah | 14 |
Ghōr | Chaghcharan | 15 | |
Logar | Puli Alam | 16–18 | |
Zabul | Qalāt | ||
Oruzgan | Tarinkot | ||
14 Agustus | Paktia | Gardēz | 19 |
Paktika | Sharana | 20 | |
Kunar | Asadabad | 21 | |
Faryab | Maymana | 22 | |
Laghman | Mihtarlam | 23 | |
Daykundi | Nili | 24 | |
Balkh | Mazari Sharif | 25 | |
15 Agustus | Nangarhar | Jalalabad | 26 |
Maidan Wardak | Maidan Shar | 27 | |
Khost | Khost | 28 | |
Bamiyan | Bamiyan | 29 | |
Kapisa | Mahmud-i-Raqi | 30 | |
Parwan | Charikar | 31 | |
Nuristan | Parun | 32 | |
Kabul | Kabul | 33 | |
Kendali pemerintah | Panjshir | Bazarak |
Pada 6 Agustus, Taliban membunuh Dawa Khan Minapal, kepala pusat media dan informasi pemerintah di Kabul.[150] Pada hari yang sama, pertempuran besar dilaporkan terjadi di Provinsi Jowzjan selagi Taliban memasuki ibu kota Sheberghan. Taliban mengonfirmasi pihaknya bertanggung jawab atas pembunuhan Minapal dan memperingatkan bahwa pihaknya akan menargetkan pejabat administratif senior untuk membalas serangan udara yang terjadi.[151] Pada hari yang sama pula, Taliban merebut Zaranj, ibu kota Provinsi Nimruz, menjadikannya sebagai ibu kota provinsi pertama yang direbut Taliban sejak Amerika Serikat menginvasi Afganistan pada tahun 2001.[152] Para pemberontak kemudian membuka penjara setempat, yang memungkinkan para tahanan untuk melarikan diri. Selagi Zaranj dilaporkan telah direbut tanpa perlawanan, wartawan Afganistan Bilal Sarwary menyuarakan kecurigaannya bahwa seseorang telah "menjual" Zaranj kepada Taliban.[153] Sebagian besar unggahan di media sosial menampilkan gerilyawan Taliban yang disambut baik oleh beberapa penduduk di kota tersebut, di mana kota tersebut memiliki sejarah panjang pelanggaran hukum. Gambar yang muncul di media sosial menampilkan gerilyawan Taliban mengendarai Humvee yang telah direbutnya berikut SUV mewah dan mobil pikap di sepanjang jalanan kota sambil mengibarkan bendera Taliban selagi penduduk setempat—sebagian besar pemuda—bersorak kepada iring-iringan kendaraan tersebut.[154] Seorang utusan PBB juga memperingatkan bahwa Afganistan memasuki 'fase yang lebih mematikan' dari perang melawan Taliban.[155] Pemerintah Amerika Serikat dan Britania Raya memperingatkan warga negaranya untuk segera meninggalkan Afganistan di tengah kemajuan pergerakan Taliban dan memburuknya situasi keamanan di Afganistan.[156][157]
Pada 7 Agustus, Taliban merebut Sheberghan, menjadikannya sebagai ibu kota provinsi kedua yang direbut Taliban.[158] Abdul Rashid Dostam, seorang mantan panglima perang dan pemimpin kuat yang telah lama memimpin kota tersebut, membawa serta para pengikutnya untuk melarikan diri ke Distrik Khwaja Du Koh, satu-satunya wilayah di Provinsi Jowzjan yang masih di bawah kekuasaan pemerintah. Sementara itu, pasukan pendukung pemerintah telah berkurang menjadi kantong perlawanan di Laskhargah, sedangkan Kandahar dan Herat masih dalam perebutan sengit antara pemerintah dan Taliban. Para pemberontak juga melancarkan serangan bertubi-tubi ke ibu kota provinsi lainnya.[159] Pada hari yang sama, pesawat pembom B-52 milik Angkatan Udara Amerika Serikat melancarkan serangan udara melawan Taliban di Afganistan, terbang dari Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar.[160] Amerika Serikat juga mengerahkan pesawat nirawak MQ-9 yang dipersenjatai dan AC-130 yang dilaporkan mulai melancarkan serangan melawan target di sekitar Kandahar, Herat, dan Lashkargah.[160] Sebagian besar pertahanan darat di Lashkargah dan Kandahar yang tersisa diatur oleh ratusan anggota Komando Afganistan yang telah terkepung oleh para pemberontak. FDD's Long War Journal berpendapat bahwa jika Komando Afganistan kalah dari kepungan pemberontak di kedua kota tersebut, hal tersebut dapat menjadi kemunduran besar dalam hal efektivitas pasukan keamanan Afganistan di masa depan, karena para tentara yang menjadi anggota komando tersebut adalah pasukan tentara militer Afganistan yang paling terlatih dan bermotivasi tinggi.[32] USS Ronald Reagan meluncurkan pesawat jet yang berpangkalan di kapal induk tersebut untuk memberikan dukungan terhadap misi serangan tersebut.[161]
Pada 8 Agustus, Taliban merebut Kunduz dan Sar-e Pol setelah terlibat pertempuran besar melawan ANSF. Dalam pertempuran untuk merebut kedua kota tersebut, dilaporkan terjadi desersi massal tentara Afganistan, karena sebagian besar tentara Angkatan Darat Nasional Afganistan telah kehilangan motivasi perang oleh kecepatan dari kemajuan pergerakan pemberontak dan juga propaganda Taliban. Pasukan pendukung pemerintah hanya mampu mempertahankan pangkalan militer dan bandara Kunduz.[162][163] BBC News menggambarkan perebutan Kunduz sebagai "pencapaian Taliban paling signifikan sejak Taliban melancarkan serangannya pada bulan Mei", karena Kunduz merupakan salah satu kota berpenduduk terbesar di Afganistan, terhubung dengan baik ke kota lainnya di Afganistan termasuk Kabul, dan dipandang sebagai salah satu jalur penyelundupan narkoba terbesar di Asia Tengah.[164] Pertempuran untuk merebut Kunduz melibatkan Satuan Merah, pasukan gerak cepat elit Taliban, dan mengakibatkan ratusan tahanan yang beberapa di antaranya merupakan komandan Taliban bebas.[32] Taloqan juga direbut oleh Taliban di penghujung hari yang sama, menjadikannya sebagai ibu kota provinsi kelima yang jatuh ke pihak Taliban.[165] Pasukan pemerintah terpaksa mundur dari pusat kota pasca tengah hari,[166] merebut kembali Distrik Warsaj dan Distrik Farkhar.[167]
Pada 9 Agustus, Taliban merebut Aybak, ibu kota Provinsi Samangan.[168] Wakil Gubernur Provinsi Samangan Sefatullah Samangani mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa pasukan pemerintah telah ditarik dari Aybak tanpa perlawanan setelah perwakilan masyarakat meminta agar tidak lagi terjadi kekerasan.[169] Pada hari yang sama, Asif Azimi, seorang mantan senator dari Samangan dan panglima perang terkemuka dari Jamiat-e Islami, menyerah kepada Taliban. Azimi mengatakan bahwa ratusan anggota di bawah komandonya juga telah menyerah kepada Taliban.[35] Presiden Ashraf Ghani dan para pemimpin politik lainnya juga sepakat untuk membentuk sebuah pusat komando gabungan untuk mengkoordinir dan membantu pasukan perlawanan dari lapisan masyarakat.[170]
Pertempuran semakin menjadi di sekitar Mazari Sharif pada 10 Agustus. Di Farah, ibu kota Provinsi Farah, Taliban mengambil alih kendali kompleks kantor gubernur setelah terlibat pertempuran besar dengan pasukan pemerintah.[171] Taliban juga mengambil alih kendali kantor pusat polisi dan penjara. Meskipun pertempuran besar terus berlanjut, Farah pada akhirnya menjadi ibu kota provinsi ketujuh yang jatuh ke pihak Taliban.[172] Pol-e Khomri, ibu kota Provinsi Baghlan, juga jatuh ke pihak Taliban pada hari yang sama.[173][174]
Pada 11 Agustus, Fayzabad yang merupakan ibu kota Provinsi Badakhshan menjadi ibu kota provinsi kesembilan yang jatuh ke pihak Taliban. Setelah Taliban mencapai gerbang masuk kota, pasukan pemerintah memutuskan untuk mundur ke Distrik Farkhar dan bergabung dengan pasukan keamanan di sana yang takluk dari Taliban dalam kejatuhan kota Taloqan.[175] Sebelum invasi Amerika Serikat di Afganistan, Fayzabad telah menjadi lokasi kantor pusat Aliansi Utara.[176] Pada hari yang sama, Taliban merebut Bandar Udara Kunduz dan sebuah pangkalan militer milik Korps Pamir ke-217 pasca menyerahnya ratusan tentara Afganistan, sehingga mengamankan kendali Taliban atas peralatan militer mereka di Kunduz. Pangkalan militer tersebut bertanggung jawab atas keamanan Provinsi Kunduz, Takhar, dan Badakhshan, dan juga merupakan salah satu pangkalan militer di Afganistan.[177] Peristiwa kejatuhan tersebut semakin menurunkan moral tentara Angkatan Darat Nasional Afganistan, dan secara efektif membuat serangan balasan yang dilakukan Pemerintah Afganistan untuk membebaskan Mazari Sharif menjadi tidak memungkinkan.[178] Kantor berita Jerman Deutsche Presse-Agentur (dpa) mengutip pernyataan dua anggota dewan setempat yang mengatakan bahwa seluruh anggota Korps Pamir ke-217 menyerah kepada pasukan Taliban di Kunduz. Seorang juru bicara Taliban juga mengunggah sebuah video di jejaring sosial Twitter yang konon menampilkan tentara pemerintah bergabung dengan jajaran Taliban.[179] Para pasukan tentara Korps Pamir ke-217 yang tekepung bertahan selama tiga hari sebelum menyerah; sebagian besar peralatan militer direbut oleh para pemberontak di pangkalan tersebut dan juga di bandara.[178] Selain itu, posisi Kepala Staf Angkatan Darat Afganistan diserahkan kepada Jenderal Haibatullah Alizai, yang menggantikan Jenderal Wali Mohammad Ahmadzai yang hanya mengemban posisi tersebut selama 53 hari.[27]
Pada 12 Agustus, Taliban merebut Ghazni, menjadikannya sebagai ibu kota provinsi kesepuluh yang jatuh ke pihak Taliban dalam kurun waktu satu minggu. Ghazni terletak di sepanjang jalan raya Kabul–Kandahar dan menjadi gerbang masuk antara Kabul dan benteng-benteng di daerah selatan.[180][181][182] Gubernur Provinsi Ghazni kemudian ditangkap di Provinsi Maidan Wardak.[183] Pada hari yang sama, pemerintah pusat menawarkan proposal untuk "membagi kekuasaan" sebagai pengganti gencatan senjata; Taliban menolak tawaran tersebut dengan menyatakan bahwa pihaknya ingin mendirikan keamiran Islam yang baru.[184] Pada hari yang sama pula, terjadi peristiwa kejatuhan Pangkalan Udara Shindand yang strategis di Herat[185] dan perebutan dua helikopter UH-60 yang ditempatkan di pangkalan udara tersebut.[70] Pada malam hari itu, Herat, kota terbesar ketiga di Afganistan, jatuh ke pihak Taliban.[186] Kejatuhan Herat pasca pengepungan selama dua minggu memaksa Ismail Khan dan pejabat tinggi pemerintah lainnya beserta pasukan tentara untuk mencari perlindungan di bandara di provinsi tersebut dan juga korps tentara di luar kota Herat.[30] Pada pagi hari keesokan harinya, Khan bersama dengan Abdul Rahman Rahman, wakil menteri dalam negeri, dan Hasib Sediqi, Kepala Direktorat Keamanan Nasional di Herat, menyerah kepada Taliban. Komandan Korps Zafar ke-207 Khyal Nabi Ahmadzai[187][188] dan ribuan pasukan pemerintah juga menyerah kepada Taliban.[30] Menurut para pejabat setempat, seluruh korps tentara Afganistan di kota Herat hancur.[189][190] Pada saat ini, Taliban telah mengendalikan 11 dari 34 ibu kota provinsi di Afganistan.[191] Taliban juga telah melancarkan serangan ke ibu kota Provinsi Badghis, Qala i Naw, dan pada akhirnya merebut kota tersebut setelah gagal melakukannya di bulan Juli.[192][193]
Sepanjang malam di hari yang sama, Kandahar direbut oleh Taliban: pertempuran besar di sekitar kota Kandahar berujung pada perebutan Kandahar oleh Taliban dan penarikan pasukan Angkatan Darat Nasional Afganistan, dan meningkatkan jumlah ibu kota provinsi yang dikendalikan Taliban menjadi 13 ibu kota provinsi.[194][195]
Setelah pertempuran selama berminggu-minggu dalam Pertempuran Laskhargah, Taliban merebut Lashkargah, ibu kota Provinsi Helmand, pada 13 Agustus.[196] Pada hari yang sama, Taliban merebut Chaghcharan, ibu kota Provinsi Ghōr.[197] Para pejabat pemerintah mengatakan kota Chaghcharan jatuh tanpa perlawanan, menjadikannya sebagai ibu kota provinsi kelima belas yang jatuh ke pihak Taliban dalam kurun waktu satu minggu.[198] Chaghcharan memiliki populasi sebanyak hampir 132.000 orang.[197] Pada hari yang sama pula, Taliban merebut Puli Alam, Qalat, dan Tarinkot, masing-masing merupakan ibu kota Provinsi Logar, Zabul, dan Oruzgan.[78][199] Para pendukung setia pemerintah menempatkan sejumlah pertahanan di Provinsi Logar sebelum akhirnya dikalahkan oleh Taliban, sedangkan Provinsi Zabul dan Oruzgan menyerah kepada para pemberontak hanya setelah para pembela setempat menilai situasi mereka tidak dapat dipertahankan lagi dan memilih untuk mundur. Kota Qalat dan Chaghcharan jatuh tanpa perlawanan apa pun. Qalat telah kehilangan pembela setempatnya karena mereka dikirim ke Kandahar, dan para pejabat di Chaghcharan memilih untuk menegosiasikan pengambilalihan daripada "didorong oleh serangan Taliban". FDD's Long War Journal berpendapat bahwa kejatuhan ibu kota provinsi tersebut memungkinkan Taliban untuk mengepung Kabul, dan menggambarkan Pemerintah Afganistan sedang berada di "ambang kehancuran".[200]
Pada 14 Agustus, Taliban merebut tujuh ibu kota provinsi; Gardez, Sharana, Asadabad, Maymana, Mihtarlam,[201] Nili,[202] dan Mazari Sharif yang merupakan kota terbesar keempat di Afganistan. Dua panglima perang anti-Taliban yang terkenal sejak lama, yaitu Abdul Rashid Dostam dan Atta Muhammad Nur, meninggalkan Afganistan menuju Uzbekistan.[79][203][204][205] Abas Ebrahimzada, seorang anggota parlemen dari Provinsi Balkh, mengatakan bahwa di kota Mazari Sharif, tentara Angkatan Darat sudah terlebih dahulu menyerah, yang menyebabkan milisi pendukung pemerintah dan pasukan lainnya kehilangan moral dan menyerah di hadapan serangan Taliban di kota tersebut. Pasca kejatuhan Mazari Sharif, Atta Muhammad Nur mengunggah sebuah pernyataan di jejaring sosial Facebook bahwa kekalahannya di Mazari Sharif telah direncanakan dan menganggap pasukan pemerintah bertanggung jawab atas kekalahan tersebut. Nur tidak menjelaskan siapa di balik konspirasi tersebut maupun memberikan rincian mengenai konspirasi tersebut, selain mengatakan bahwa ia dan Dostam berada di tempat yang aman.[206] Pada hari yang sama, pasukan Taliban juga memasuki Maidan Shar, ibu kota Provinsi Maidan Wadak. Pada titik ini, para pemberontak telah mengepung sekeliling Kabul, sementara Angkatan Darat Nasional Afganistan telah jatuh ke dalam kekacauan setelah kekalahannya yang cepat di seluruh Afganistan. Hanya Korps ke-201 dan Divisi ke-111 yang tersisa untuk operasional Angkatan Darat, di mana keduanya berbasis di Kabul.[207]
Pada awal hari tanggal 15 Agustus, Taliban masuk ke Jalalabad, ibu kota Provinsi Nangarhar, tanpa adanya perlawanan.[208] Masuknya Taliban ke Jalalabad menjadikan kota tersebut sebagai ibu kota provinsi keduapuluh enam yang jatuh ke pihak Taliban, dan menyisakan Kabul sebagai kota besar terakhir yang masih di bawah kendali Pemerintah Afganistan.[209] Tidak lama setelah kejatuhan Jalalabad, kota Maidan Shar,[210] Khost,[211][212] Bamiyan,[213] Mahmud-i-Raqi,[214] Charikar,[215] dan Parun[214] juga jatuh ke pihak Taliban. Komando Afganistan berhasil mengevakuasi Bandar Udara Internasional Kandahar pada hari yang sama; bandara tersebut masih dipertahankan oleh pendukung pemerintah hingga titik ini.[216] Pasukan keamanan menyerahkan Lapangan Terbang Bagram kepada Taliban; lapangan terbang tersebut merupakan rumah bagi sekitar 5.000 gerilyawan Taliban dan NIIS yang ditahan.[217] Pada hari yang sama, otoritas Uzbekistan menahan 84 tentara Afganistan yang melintasi perbatasan, dan memberikan pertolongan medis kepada para tentara yang ditahan dan sebuah kelompok tentara yang telah berkumpul di sisi wilayah Afganistan dari jembatan Termez–Hairatan.[218]
Pada 16 Agustus, Pasukan Pelindung Khost (KPF), sebuah satuan milisi yang dibentuk oleh CIA di tahun-tahun pertama invasi Amerika Serikat di Afganistan, menyerah kepada pasukan Taliban di timur Afganistan setelah berupaya untuk melarikan diri ke Provinsi Paktia. Menurut laporan dari seorang wartawan yang dikutip oleh Interfax, sekitar 6.000 prajurit KPF dalam 1.200 kendaraan menyerah kepada Taliban, dengan video detik-detik penyerahan teresebut diunggah melalui media sosial.[219]
Pengangkutan udara oleh NATO
[sunting | sunting sumber]Pada 12 Agustus, beberapa jam pasca kejatuhan Herat, Pemerintah Amerika Serikat dan Britania Raya mengumumkan pengerahan masing-masing sebanyak 3.000 dan 600 pasukan tentara ke Bandara Kabul untuk mengamankan proses pengangkutan udara warga negaranya berikut staf kedutaan besar dan warga sipil Afganistan yang bekerja dengan pasukan koalisi untuk keluar dari Afganistan. Para pejabat pemerintah mengatakan bahwa pengerahan pertama akan dilakukan dalam kurun waktu 24 hingga 48 jam, dan pengerahan tersebut akan selesai pada akhir bulan Agustus. Menurut sumber tersebut, rencananya pengangkutan udara tersebut akan menggunakan pesawat sewaan untuk melakukan evakuasi menggunakan Bandara Kabul yang saat itu masih dibuka untuk penerbangan komersial, tetapi pesawat militer akan digunakan jika situasi menjadi tidak memungkinkan. Menurut Pemerintah Britania Raya, proses evakuasi dan waktunya telah lama direncanakan, sedangkan seorang pejabat Pemerintah Afganistan mengatakan bahwa waktu evakuasi tersebut dimajukan mengingat situasi keamanan yang memburuk dengan cepat. Selain mengerahkan 3.000 pasukan tentara Amerika Serikat, sebanyak 3.500 pasukan tentara tambahan akan disiagakan di Kuwait jika situasi memburuk dengan terjadinya perlawanan senjata dengan Taliban.[220][221][222] Pemerintah Kanada mengumumkan bahwa unit pasukan khusus Kanada akan dikerahkan untuk mengevakuasi personel kedutaan besar di Kabul, yang menjadi tempat tinggal bagi keluarga Afganistan yang telah bekerja untuk staf kedutaan besar Kanada di masa lalu.[223] Pemerintah Denmark dan Norwegia mengumumkan penutupan kedutaan besar masing-masing negara di Kabul karena alasan keamanan dan berencana untuk mengevakuasi staf diplomatiknya beserta warga Afganistan yang telah bekerja untuk kedutaan besar masing-masing negara tersebut.[224]
Kejatuhan Kabul
[sunting | sunting sumber]Pada 15 Agustus, meskipun Taliban mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa "pihaknya tidak memiliki rencana untuk mengambil alih ibu kota negara Afganistan 'dengan paksa'", Taliban memasuki pinggiran kota Kabul dari beberapa penjuru, termasuk dari Distrik Kalakan, Distrik Qarabagh, dan Distrik Paghman.[225] Dilaporkan terjadi pemadaman listrik di seluruh Kabul dan adanya kemungkinan serangan dan pemberontakan narapidana di Penjara Pul-e-Charkhi.[226][227] Beberapa helikopter CH-47 dan UH-60 mulai mendarat di kedutaan besar Amerika Serikat di Kabul untuk melakukan evakuasi, dan para diplomat Amerika Serikat di kedutaan di Kabul dengan cepat merobek-robek sejumlah dokumen rahasia.[228]
Kementerian Dalam Negeri Afganistan mengumumkan bahwa Presiden Ashraf Ghani telah memutuskan untuk melepaskan kekuasaannya dan sebuah pemerintahan sementara yang dipimpin oleh Taliban akan dibentuk;[229] mantan presiden Hamid Karzai direncanakan akan menjadi bagian dari tim negosiasi tersebut.[230] Taliban memerintahkan para gerilyawannya untuk menunggu pemindahan kekuasaan secara damai dan tidak memasuki Kabul secara paksa.[231]
Pada hari yang sama, dilaporkan bahwa Presiden Ashraf Ghani telah meninggalkan Afganistan menuju Tajikistan.[232] Kepergian Ghani dari Afganistan dikritik oleh sebagian besar rakyat Afganistan dan pemerhati dari luar negeri.[233][234] Juru bicara kedutaan besar Rusia di Kabul Nikita Ishchenko mengklaim bahwa Ghani meninggalkan Afganistan dengan empat mobil dan helikopter yang penuh dengan uang.[235] Kemudian, berbicara dari Uni Emirat Arab, Ghani mengatakan bahwa ia meninggalkan Afganistan atas saran dari sejumlah pembantu pemerintah untuk menghindari hukuman gantung (mantan presiden Afganistan Mohammad Najibullah digantung di hadapan umum pada saat Taliban menggulingkan pemerintahannya di tahun 1996).[236] Presiden Ghani membantah laporan yang menyebutkan bahwa dirinya membawa uang dalam jumlah yang besar, dengan mengatakan bahwa ia diperiksa oleh petugas bea cukai saat tiba di Uni Emirat Arab.[237]
Pada hari yang sama pula, sebuah EMB-314 dari Angkatan Udara Afganistan dan sebuah MiG-29 dari Angkatan Udara Uzbekistan terlibat tabrakan di udara dan jatuh di Provinsi Surxondaryo di Uzbekistan. Pilot kedua pesawat tersebut melontarkan diri dan mendarat dengan parasut.[238] Sebelumnya di hari itu, Uzbekistan mengatakan bahwa pihaknya telah menahan 84 tentara Afganistan yang melintasi perbatasan untuk mencari pertolongan medis ketika melarikan diri dari serangan Taliban.[239]
Pada 16 Agustus, dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera, juru bicara Taliban Mohammad Naeem mengatakan bahwa perang di Afganistan telah berakhir. Naeem juga mengatakan bahwa Taliban telah meraih apa yang pihaknya inginkan; Taliban tidak akan membiarkan wilayah Afganistan digunakan untuk melawan siapa pun, dan Taliban juga tidak ingin menyakiti siapa pun.[240] Pada hari yang sama, kantor kejaksaan umum Uzbekistan mengatakan sebanyak 22 pesawat militer dan 24 helikopter yang membawa sekitar 585 tentara Afganistan telah tiba di Uzbekistan. Sekitar 158 tentara Afganistan juga melintasi perbatasan Afganistan–Uzbekistan dengan berjalan kaki.[62]
Pentagon mengonfirmasi bahwa kepala CENTCOM di Qatar, Jenderal Kenneth F. McKenzie Jr., telah bertemu dengan pemimpin Taliban yang berada di Doha. Para pejabat Taliban menyetujui persyaratan yang ditetapkan oleh McKenzie bagi para pengungsi untuk meninggalkan Afganistan menggunakan Bandara Kabul.[241][242]
Pada 23 Agustus, juru bicara Taliban Suhail Shaheen menyebut bahwa Taliban tidak akan memperpanjang batas waktu tanggal 31 Agustus bagi Amerika Serikat untuk menarik pasukan tentaranya dari Afganistan.[243] Pada hari yang sama, direktur Badan Intelijen Pusat (CIA) William J. Burns menggelar pertemuan rahasia di Kabul dengan pemimpin Taliban Abdul Ghani Baradar, yang kembali ke Afganistan dari pengasingannya di Qatar, untuk membahas tenggat waktu penarikan militer Amerika Serikat dari Afganistan yang berakhir pada 31 Agustus.[244][245]
Kejahatan perang
[sunting | sunting sumber]Pada 16 Juni di distrik Dawlat Abad, sebanyak 22 anggota komando Pasukan Khusus Afganistan tanpa senjata dieksekusi mati oleh Taliban ketika mereka berupaya untuk menyerah kepada pasukan Taliban. Sebuah video mengenai peristiwa tersebut beredar secara luas dan ditayangkan oleh CNN. Samira Hamidi dari Amnesty International menggambarkan peristiwa tersebut sebagai "pembunuhan berdarah dingin terhadap tentara yang menyerah – sebuah kejahatan perang". Hamidi menyerukan penyelidikan terhadap peristiwa tersebut sebagai bagian dari penyelidikan Pengadilan Kriminal Internasional di Afganistan.[246]
Amnesty International mencatat sebuah peristiwa pembantaian kelompok minoritas Hazara oleh Taliban di awal bulan Juli di Provinsi Ghazni sebagai "indikator mengerikan".[247] Para laki-laki dari kelompok Hazara secara acak ditembak dan disiksa hingga tewas, di mana salah satu korban diikat menggunakan syal yang dikenakan korban dan otot lengan korban dimutilasi, dan korban lainnya ditembak di bagian tubuhnya.[247]
Pada 6 Agustus, pasukan Taliban mengklaim bertanggung jawab atas peristiwa pada 5 Agustus, yaitu pembunuhan Dawa Khan Menapal, kepala pusat media dan informasi pemerintah di Kabul.[248] Pada hari yang sama, selama proses perebutan Zaranj oleh Taliban, aktivis HAM Laal Gul Laal mengatakan bahwa eksekusi mati 30 tentara Afganistan oleh Taliban adalah sebuah kejahatan perang. Menurut TOLOnews, sejumlah tentara disiksa terlebih dahulu sebelum mereka dibunuh oleh Taliban.[249]
Analisis
[sunting | sunting sumber]Strategi Taliban
[sunting | sunting sumber]Selama Perang Saudara Afganistan (1996–2001), perlawanan terkuat terhadap Taliban berasal dari wilayah utara Afganistan, di mana wilayah tersebut merupakan basis Aliansi Utara. Menurut Jaringan Analis Afganistan, konsentrasi pasukan Taliban di wilayah utara kemungkinan merupakan upaya Taliban untuk mencegah terjadinya pembentukan Aliansi Utara kedua setelah pasukan Amerika Serikat ditarik dari Afganistan.[250]
Andrew Watkins, analis senior Afganistan di International Crisis Group, mengatakan bahwa tidak ada bukti bahwa Taliban telah meningkatkan kekuatannya untuk melakukan penyerangan, selain memanfaatkan beberapa orang dari 5.000 pemberontak yang sebelumnya telah dibebaskan.[25] Watkins percaya skenario Taliban berubah begitu Amerika Serikat mengakhiri serangan udara di Afganistan. Watkins mengatakan dengan berakhirnya serangan udara Amerika Serikat, hal tersebut memberikan keleluasasaan pergerakan bagi para pemberontak dan mereka dapat kembali membentuk kelompoknya, merencanakan, dan memperkuat jalur pasokannya tanpa dihantui rasa takut dari serangan udara Amerika Serikat.[25]
Masalah di pasukan Afganistan
[sunting | sunting sumber]Masalah umum yang diketahui di kalangan militer Afganistan adalah adanya sejumlah perwira Angkatan Darat Afganistan yang terkenal korup dan memimpin batalyon bayangan serta membayar gaji para anggota batalyon tersebut.[251][252] Dalam sebuah laporan tahun 2016, Inspektur Jenderal Khusus untuk Rekonstruksi Afganistan (SIGAR) mengatakan, "baik Amerika Serikat maupun sekutu Afganistannya tidak mengetahui seberapa banyak tentara dan polisi Afganistan yang benar-benar ada, seberapa banyak anggota yang sebenarnya tersedia untuk bertugas, atau, lebih jauh lagi, sifat sebenarnya dari kemampuan operasional mereka." Pada awal tahun 2019, sedikitnya 42.000 tentara bayangan dihapus dari daftar gaji Angkatan Darat Afganistan.[251]
Pada 30 Juli, sebuah laporan SIGAR mengatakan adanya "efek korosif dari korupsi di tubuh ANDSF, ketidakakuratan pada kekuatan sebenarnya dari pasukan Afganistan, kurangnya kesiapan tempur, keinginan untuk berperang, ketidakberlanjutan karena ketergantungan pada peralatan canggih, kurangnya fokus pada kemampuan tingkat menteri, dan kurangnya informasi penting, seperti penilaian kontrol distrik, yang dapat digunakan untuk membantu mengukur kinerja ANDSF dalam beberapa tahun terakhir".[253]
Selama bertahun-tahun, Pentagon bertanggung jawab untuk membayarkan gaji secara langsung kepada tentara Afganistan.[254] Tanggung jawab pembayaran gaji tersebut diserahkan kepada Pemerintah Afganistan setelah Amerika Serikat mengumumkan rencana penarikan pasukannya pada bulan April. Sejak saat itu, beberapa anggota tentara Afganistan mengeluhkan mereka belum pernah dibayar selama berbulan-bulan, dan pada sebagian besar kasus, satuan mereka tidak lagi menerima makanan, pasokan, maupun amunisi.[254] Jenderal Wesley Clark, seorang mantan komandan sekutu tertinggi NATO, mengatakan kepada CNN bahwa sebagian besar tentara Afganistan bekerja di militer Afganistan hanya untuk mendapatkan gaji. Clark mengatakan bahwa militer Afganistan terdiri dari berbagai suku dan faksi yang secara historis saling bertentangan satu sama lain. Clark juga mengatakan bahwa trik lama yang digunakan militer Afganistan adalah memihak kepada pihak yang menang atau setidaknya menjauh dari pihak yang kalah, dan hal tersebut menjadi penyebab kehancuran dari militer Afganistan yang begitu cepat.[255]
Pada 12 Agustus, sejumlah pakar kontra-terorisme internasional dan pejabat Pemerintah Amerika Serikat mengatakan kehancuran Pasukan Keamanan Nasional Afganistan (ANSF) yang begitu cepat ketika Amerika Serikat menarik pasukannya "seharusnya tidak mengejutkan". Menurut seorang pakar, Taliban telah mampu menggerakkan pasukan mereka secara bebas ke seluruh Afganistan setelah Perjanjian Doha dengan hampir tidak ada intervensi dari pasukan pemerintah Afganistan.[53] Pada hari yang sama, mantan penasihat Amerika Serikat Vali Nasr mengatakan, "tidak ada jenis kepemimpinan apapun yang akan memberikan panglima perang setempat alasan mengapa mereka harus melawan Taliban. Jadi, semakin sering mereka melihat kemenangan Taliban yang tak terelakkan, maka akan semakin banyak kemenangan Taliban yang menjadi tak terelakkan, karena Taliban hanya memutus kesepakatannya sendiri dengan mereka".[256]
Politisasi yang terjadi di militer Afganistan juga memungkinkan politisi yang tidak memenuhi syarat, tetapi setia kepada Presiden Ghani, untuk mengamankan jabatan penting di militer Afganistan.[48] Hamdullah Mohib, penasihat keamanan nasional Presiden Ghani, mengambil kendali langsung atas operasi militer, meskipun ia tidak memiliki pengalaman di dunia militer. Menurut beberapa pejabat senior pemerintah dan diplomat, perintah Mohib sering kali melewati rantai komando yang biasanya.[24][25]
Mike Martin, seorang mantan perwira tentara Britania Raya, mengatakan Presiden Ghani tidak memiliki keahlian politik untuk mempertahankan kesetiaan rakyatnya terhadap ide nasionalis negara di tengah beragamnya kelompok etnis di Afganistan.[257] Sebagian besar warga Afganistan lebih setia kepada etnis dan puak tradisionalnya, bahkan ikatan keluarga daripada kesetiaan mereka kepada militer, yang kemudian dimanfaatkan oleh komandan Taliban di tingkat provinsi untuk menegosiasikan penyerahan sebagian besar pasukan tentara di masing-masing provinsi. Ali Yawar Adili, direktur negara Jaringan Analis Afganistan, mengatakan bahwa pejabat Afganistan—termasuk Ghani—tidak pernah mengira bahwa Amerika Serikat akan menghentikan dukungan udara dan logistiknya kepada pasukan Afganistan.[257] Pasukan tentara Afganistan sangat bergantung kepada dukungan udara dan logistik yang diberikan Amerika Serikat dan mereka terkejut begitu mengetahui Amerika Serikat menarik dukungannya. Elizabeth Threlkeld, seorang mantan pejabat luar negeri Amerika Serikat, mengatakan pergerakan cepat Taliban dan penyerahan unit Angkatan Darat Afganistan secara damai membuat banyak pihak militer Afganistan mengikuti langkah tersebut.[257]
Penilaian Amerika Serikat
[sunting | sunting sumber]Pada 23 Juni, Komunitas Intelijen Amerika Serikat memperkirakan pemerintahan Afganistan dapat jatuh dalam waktu enam bulan setelah Amerika Serikat menarik pasukannya dari Afganistan.[259] Pada 10 Agustus, pejabat Amerika Serikat merevisi perkiraan enam bulan tersebut dengan mengatakan kejatuhan tersebut bisa terjadi lebih cepat, dan sejumlah skenario membayangkan kejatuhan Kabul dalam waktu 30 hingga 90 hari.[260][261] Pada 13 Agustus, sejumlah laporan mengungkap perkiraan bahwa Taliban akan masuk ke kota Kabul dalam tujuh hari ke depan.[262]
Pada 8 Juli, Presiden Amerika Serikat Joe Biden berbicara kepada para wartawan dalam sebuah konferensi pers, mengatakan pengambilalihan Taliban atas Afganistan tidak bisa dihindari, dengan mengatakan, "Pasukan tentara Afganistan memiliki 300.000 anggota yang dilengkapi dengan baik—dan juga dilengkapi dengan baik seperti Angkatan Darat mana pun di dunia—dan sebuah Angkatan Udara untuk melawan sesuatu seperti 75.000 anggota Taliban". Biden mengatakan Komunitas Intelijen Amerika Serikat belum menilai adanya kemungkinan bahwa pemerintah Afganistan akan jatuh. Ketika ditanya mengenai kesamaan antara peristiwa penarikan saat ini dan apa yang terjadi di Vietnam, Presiden Biden menjawab:
"Tidak ada sama sekali. Nol. Apa yang Anda miliki adalah—Anda memiliki seluruh brigade yang menerobos gerbang kedutaan kami—enam, jika saya tidak salah. Taliban bukanlah (tentara Vietnam) selatan—tentara Vietnam Utara. Mereka tidak—mereka tidak sebanding dalam hal kemampuan. Tidak akan ada situasi di mana Anda melihat orang-orang diangkut dari atap kedutaan di—kedutaan Amerika Serikat dari Afganistan. Itu sama sekali tidak sebanding."
Presiden Biden menambahkan, "...kemungkinan dari Taliban untuk menguasai segalanya dan memiliki seluruh negeri (Afganistan) adalah sangat tidak mungkin".[263] Pada 15 Agustus, selama masuknya Taliban ke Kabul, para diplomat dan staf dievakuasi dari kedutaan besar Amerika Serikat di Kabul menggunakan sejumlah helikopter UH-60 dan CH-47.[264]
Pada 11 Juli, Sekretaris pers Pentagon John Kirby mengatakan ANDSF "memiliki kapasitas yang jauh lebih besar daripada yang pernah mereka miliki sebelumnya" dan, "mereka tahu bagaimana mempertahankan negara mereka". Pada 9 Agustus, pemimpin eksekutif SIGAR John Sopko mengatakan komando militer Amerika Serikat "tahu betapa buruknya militer Afganistan".[53]
Pada 12 Agustus, pejabat Pemerintah Amerika Serikat mengatakan keterkejutan akan kecepatan serangan Taliban[265] berkaitan masalah struktural dan politik di Afganistan, seperti kurangnya investasi awal di pemerintah daerah, kurangnya pembangunan nasional yang memadai, struktur sosial dalam suatu suku bangsa, topografi, tentara bayangan,[252] dan perjanjian damai dan pengampunan kepada para gerilyawan Taliban baru-baru ini.[256][266]
Potensi kebangkitan Al Qa'idah
[sunting | sunting sumber]Menurut seorang pejabat Pentagon, kekosongan lapisan keamanan di Afganistan setelah Amerika Serikat menarik pasukan militernya dapat menjadi jalan pembuka bagi Al Qa'idah dan kelompok terorisme lainnya untuk membangun organisasinya kembali. Pejabat tersebut menamabahkan, meskipun Amerika Serikat masih akan memegang otoritas untuk menyerang target Al Qa'idah di Afganistan, kurangnya kehadiran Amerika Serikat yang kuat di lapangan akan menghambat kemampuan untuk mengidentifikasi target potensial. Komandan CENTCOM Kenneth F. McKenzie Jr. mengatakan ia belum melihat apa pun yang akan membuatnya percaya bahwa Taliban akan menghentikan Al Qa'idah dari menggunakan tanah Afganistan untuk memperkuat dan membangun organisasinya kembali.[267]
Sekretaris Pertahanan Britania Raya Ben Wallace mengatakan kekosongan keamanan tersebut dapat memberikan kesempatan bagi kelompok teroris seperti Al Qa'idah untuk mencari tempat yang aman.[268]
Pada 8 Agustus, Rita Katz, kepala kelompok pemantau kelompok ekstremis SITE, mengatakan kemajuan pergerakan Taliban mirip seperti dengan hari-hari pertama Perang Saudara Suriah setelah Jabhat Al-Nusra memenangkan pertempuran di sana, "kecuali saat ini benar-benar dalam skala yang berbeda, mengingat momentum mengerikan Taliban".[269]
Ilmuwan politik Kazakhstan Dosym Satpaev memperingatkan bahwa pengambilalihan Afganistan oleh Taliban dapat membuka jalan bagi pasukan fundamental Islam lainnya dalam upaya untuk membentuk negara kesatuan di Asia Tengah dan Afganistan.[270]
Pasca perisitiwa
[sunting | sunting sumber]Eksodus warga sipil
[sunting | sunting sumber]Lebih dari 300.000 warga Afganistan menghadapi risiko serangan balasan oleh Taliban karena mereka bekerja untuk Pemerintah Amerika Serikat.[271]
Pada akhir bulan Juli, ratusan pengungsi Afganistan mulai melintasi perbatasan menuju daerah timur Turki dari Iran. Sedikitnya 1.500 pengungsi ditahan di sepanjang perbatasan Turki–Iran, dan 200 pengungsi Afganistan dicegat oleh pihak berwenang Turki ketika mereka dalam perjalanan menuju Eropa. Turki kemudian mengumumkan pendirian tembok perbatasan di sepanjang perbatasannya dengan Iran, di mana banyak pengungsi yang melintas masuk ke Turki dalam perjalanannya menuju Eropa.[272]
Pada 5 Agustus, enam negara anggota Uni Eropa mendesak Komisi Eropa untuk terus mendeportasi pencari suaka yang ditolak kembali ke Afganistan, meskipun Taliban membuat kemajuan signifikan di Afganistan.[273] Beberapa hari kemudian, Belanda dan Jerman menghentikan sementara deportasi pengungsi Afganistan seiring bertambahnya jumlah wilayah yang direbut Taliban di Afganistan.[274]
Pada 13 Agustus, Kanada mengumumkan negaranya akan menampung lebih dari 20.000 warga Afganistan dari kelompok yang dianggap Kanada kemungkinan merupakan target Taliban. Britania Raya mengatakan negaranya akan memperbolehkan 20.000 warga Afganistan tinggal di Britania Raya, dan Amerika Serikat akan merelokasi hingga 30.000 pelamar SIV ke Amerika Serikat.[275] Australia berjanji akan menampung lebih dari 3.000 pengungsi Afganistan.[276] Jerman mengatakan negaranya akan menerima sekitar 10.000 warga Afganistan.[277]
Pada 17 Agustus, India mengumumkan negaranya akan mengeluarkan visa elektronik darurat kepada seluruh warga Afganistan yang ingin masuk ke negaranya setelah "menerima permintaan dari para pemimpin Sikh dan Hindu di Afganistan". Visa tersebut awalnya akan berlaku selama enam bulan.[278][279][280]
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengeluarkan pernyataan bahwa relokasi pengungsi akan diproses di negara ketiga, dengan menyebut Turki sebagai lokasi yang memungkinkan. Amerika Serikat sebelumnya belum mendiskusikan kemungkinan tersebut dengan Turki. Menurut Bloomberg News, Turki menanggapi negatif pernyataan Amerika Serikat tersebut dan "mengecam Amerika Serikat karena merekomendasikan warga Afganistan yang takut dengan Taliban agar mencari suaka di Amerika Serikat dari negara ketiga". Turki sebelumnya telah menampung sekitar enam juta pengungsi Perang Saudara Suriah, lebih dari negara mana pun, dan para pejabat Turki mengatakan negaranya tidak memiliki kapasitas yang cukup untuk menerima gelombang pengungsi dari Afganistan, dan merupakan tindakan "tidak bertanggung jawab" dari Amerika Serikat untuk membuat rencana tersebut tanpa berkonsultasi maupun berdiskusi.[281]
Ketika Kabul jatuh ke pihak Taliban pada pertengahan Agustus, ribuan warga Afganistan berupaya untuk keluar dari Afganistan dengan berebut masuk ke dalam sejumlah pesawat di Bandara Kabul. Sejumlah orang bahkan sampai bergelantungan di samping luar sebuah pesawat militer Amerika Serikat dan beberapa di antaranya kemudian tewas setelah terjatuh begitu pesawat lepas landas. Pasukan tentara Amerika Serikat pada akhirnya harus mengeluarkan tembakan peringatan untuk mengosongkan landasan bandara dan memberikan jalan bagi pesawat yang terbang dan mendarat di Bandara Kabul.[282]
Kerugian peralatan
[sunting | sunting sumber]Menurut sebuah laporan yang dirilis di blog Oryx,[67] sejak bulan Juni, Taliban telah merebut 12 tank (tujuh T-54 dan lima T-62), 51 kendaraan tempur lapis baja (46 M1117 ASV, dua M1117 ASV varian komando & pengendali, dan tiga M113 APC), 61 mortir dan potongan artileri (35 howitzer D-30, tiga meriam divisi ZiS-3, satu mortir berdiameter 120mm, dua mortir M69 berdiameter 82mm, satu mortir berdiameter 60mm, dan 19 mortir yang asal usulnya tidak diketahui), delapan senjata anti-pesawat (dua senapan mesin berat KPV-1 dan enam meriam otomatis ZU-23), 16 helikopter (sembilan Mi-17, satu Mi-24V, empat UH-60A, dan dua MD 530F), enam pesawat nirawak (Boeing ScanEagle), dan 1.973 truk, mobil, dan jip dari Angkatan Bersenjata Afganistan.[65][283] Taliban juga menghancurkan sembilan M1117 ASV, empat Mi-17, dan tiga UH-60A, satu DJI Mavic, dan 104 truk, mobil, dan jip. Blog Oryx hanya menghitung kendaraan dan peralatan yang hancur dari bukti berupa foto dan video yang tersedia.[65]
Para pejabat Pemerintah Amerika Serikat mengatakan kepada Reuters bahwa meskipun saat itu belum ada angka yang pasti, penilaian yang dilakukan oleh intelijen meyakini bahwa Taliban telah merebut lebih dari 2.000 kendaraan bersenjata[284] dan 40 pesawat. Para pejabat Pemerintah Amerika Serikat mengatakan bahwa meskipun pihaknya khawatir dengan Taliban yang berhasil mendapatkan akses ke helikopter, banyak dari peralatan tersebut yang rumit untuk dioperasikan dan memerlukan perawatan tingkat tinggi. Joseph Votel, seorang mantan Jenderal Amerika Serikat mengatakan bahwa sebagian besar peralatan yang direbut Taliban tidak memiliki teknologi sensitif yang dikembangkan dari perusahaan Amerika Serikat.[285]
Sejak 2 Juli, pesawat militer Amerika Serikat telah melakukan serangan terhadap peralatan yang direbut oleh para pemberontak di Afganistan, dengan menghancurkan beberapa howitzer D-30, tank, MRAP, dan Humvee.[57]
Unjuk rasa dan perlawanan
[sunting | sunting sumber]Pasca kejatuhan Kabul, para mantan anggota Aliansi Utara dan tokoh anti-Taliban membentuk sebuah aliansi militer yang disebut sebagai Perlawanan Kedua di bawah kepemimpinan Ahmad Massoud dan mantan Wakil Presiden Amrullah Saleh.[286][287] Baik Massoud dan Saleh telah menempatkan diri mereka di Lembah Panjshir, yang pada awalnya merupakan salah satu pangkalan operasi utama bagi Aliansi Utara.[14][14][288] Pada 17 Agustus, Wakil Presiden Amrullah Saleh mendeklarasikan dirinya sebagai pengemban tugas Presiden Afganistan di Lembah Panjshir.[289] Dengan jatuhnya Kabul, para mantan anggota Aliansi Utara dan pasukan anti-Taliban lainnya yang berbasis di Lembah Panjshir, dipimpin oleh Ahmad Massoud dan mantan Wakil Presiden Amrullah Saleh, menjadi kelompok perlawanan terorganirisir utama untuk melawan Taliban di Afganistan.[22][91][290] Kedutaan besar Afganistan di Tajikistan mengganti foto presiden dari Ghani menjadi Saleh, dan mengirim sebuah permintaan kepada Interpol untuk mengeluarkan perintah penangkapan terhadap Ghani, bersama dengan kepala penasihatnya Fazel Mahmood dan Penasihat Keamanan Nasional Hamdullah Mohib, dengan mendakwa ketiganya atas tuduhan mencuri dari perbendaharaan Afganistan.[291]
Pada hari yang sama, sebuah unjuk rasa berskala kecil digelar oleh sejumlah perempuan di Kabul untuk menuntut kesetaraan hak bagi kaum perempuan, dan menjadi unjuk rasa perempuan pertama melawan pemerintahan baru yang dilaporkan.[292] Pada 18 Agustus, unjuk rasa yang lebih besar dan juga dihadiri oleh pengunjuk rasa dari kaum laki-laki terjadi di tiga kota yang didominasi etnis Pashtun: Jalalabad, Khost, dan Asadabad, di mana para pengunjuk rasa mengibarkan bendera Afganistan dan menurunkan bendera Taliban.[293][294][295] Di Jalalabad, Taliban melancarkan penembakan untuk melawan unjuk rasa tersebut dan menewaskan tiga orang serta melukai belasan lainnya.[296] Pada 19 Agustus, unjuk rasa meluas ke sejumlah daerah di ibu kota negara Afganistan, Kabul, termasuk satu unjuk rasa berskala besar di dekat Bandara Kabul di mana pengendara mobil dan orang-orang mengibarkan bendera Afganistan, dan unjuk rasa lainnya di dekat istana kepresidenan dihadiri oleh lebih dari 200 orang[297] sebelum dibubarkan Taliban dengan menggunakan kekerasan.[298][299] Unjuk rasa terus berlanjut di Khost dan Asadabad, di mana Taliban juga menggunakan kekerasan untuk membubarkan massa unjuk rasa di kedua kota tersebut.[296]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c Joscelyn, Thomas (25 June 2021). "Taliban's deputy emir issues guidance for governance in newly seized territory". FDD's Long War Journal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 July 2021. Diakses tanggal 19 July 2021.
- ^ Joscelyn, Thomas (7 June 2021). "U.N. report cites new intelligence on Haqqanis' close ties to al Qaeda". FDD's Long War Journal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 July 2021. Diakses tanggal 19 July 2021.
- ^ a b c d e Roggio, Bill (12 July 2021). "Taliban advances as U.S.completes withdrawal". FDD's Long War Journal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 July 2021. Diakses tanggal 16 July 2021.
- ^ K J M Varma (5 July 2021). "Insurgent groups against Pakistan, China step up attacks amid Taliban offensive in Afghanistan: Report". Yahoo. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 July 2021. Diakses tanggal 18 July 2021.
During the recent fighting in eastern and southern districts of Afghanistan, the Afghan Taliban has been supported by the TTP insurgents [...] According to a UN monitoring report in June, some 5,000 TTP militants are currently based in Afghanistan.
- ^ Seldin, Jeff (5 May 2021). "US Airstrikes Target Taliban as Fighting Intensifies". Voice of America. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 July 2021. Diakses tanggal 9 July 2021.
- ^ "US air force targets Taliban position in northern Afghanistan, media reports". Afghanistan Times. 26 June 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 July 2021. Diakses tanggal 9 July 2021.
- ^ "Taliban declare victory in Afghanistan". Axios. 16 August 2021. Diakses tanggal 18 August 2021.
- ^ "Afghan president flees the country as Taliban move on Kabul". AP NEWS (dalam bahasa Inggris). 15 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "Afghan President Ghani leaves country – reports". BBC News (dalam bahasa Inggris). 15 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "Afghan president Ashraf Ghani has left the country as Taliban move on Kabul". Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ Seir, Ahmed; Faeiz, Rahim; Akhgar, Tameem; Gambrell, Jon (15 August 2021). "Taliban Enter Kabul, Await 'Peaceful Transfer' of Power". NBC. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ Mistlin, Joanna Walters (now); Alex; Murray, Jessica; Sullivan (earlier), Helen (15 August 2021). "Taliban claim they will soon declare 'Islamic Emirate of Afghanistan' after President Ghani said to have fled – live". www.theguardian.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ Baker, Sinéad. "The Taliban have declared the 'Islamic Emirate of Afghanistan,' the same name it used when it brutally ruled the country in the 1990s". Business Insider (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 20 August 2021.
- ^ a b c "The Panjshir Valley: what is the main bastion of resistance against the Taliban advance in Afghanistan". Market Research Telecast. 17 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 August 2021. Diakses tanggal 17 August 2021.
- ^ a b c d Roggio, Bill (15 July 2021). "Nearly half of Afghanistan's provincial capitals under threat from Taliban". FDD's Long War Journal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 July 2021. Diakses tanggal 16 July 2021.
- ^ a b Roggio, Bill (25 July 2021). "Mapping Taliban Contested and Controlled Districts in Afghanistan". FDD's Long War Journal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 July 2021. Diakses tanggal 12 July 2021.
- ^ Roggio, Bill (13 August 2021). "After lengthy siege, Lashkar Gah is taken by the Taliban". FDD's Long War Journal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 August 2021. Diakses tanggal 13 August 2021.
- ^ "Taliban sweep across Afghanistan's south". Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 August 2021. Diakses tanggal 13 August 2021.
- ^ "Database". afghan-bios.info. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 July 2021. Diakses tanggal 16 July 2021.
- ^ "Taliban shadow governor for Nimruz among 25 killed in Afghan forces operations in Zaranj, Taliqan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 August 2021. Diakses tanggal 13 August 2021.
- ^ "Key Taliban commander among 40 dead in Afghanistan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 August 2021. Diakses tanggal 13 August 2021.
- ^ a b c "17 Taliban militants killed in fresh army operation in northern Afghanistan: gov't – Xinhua | English.news.cn". www.xinhuanet.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 June 2021. Diakses tanggal 15 July 2021.
- ^ "Dozens of Taliban Killed in Balkh Operation". bakhtarnews.af. 14 August 2021.
- ^ a b Labott, Elise (25 June 2021). "Can Biden Save Ashraf Ghani?". Foreign Policy.
Hamdullah Mohib, his national security advisor with no military experience of his own, set up a command center in Afghanistan’s National Security Council, appointing district commanders and police chiefs over the objection of local leaders—even going so far as to dictate troop deployments and call in specific targets.
- ^ a b c d Trofimov, Yaroslav (14 August 2021). "How the Taliban Overran the Afghan Army, Built by the U.S. Over 20 Years". Wall Street Journal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ a b c Joscelyn, Thomas (5 August 2021). "Taliban 'martyrdom' unit attacks Afghan defense minister's home in Kabul". FDD's Long War Journal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 August 2021. Diakses tanggal 4 August 2021.
- ^ a b "Afghan president replaces Army chief". Defense News. 11 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 August 2021. Diakses tanggal 11 August 2021.
- ^ a b "Afghan militias forced to fight Taliban blame America's 'abandonment'". PBS (dalam bahasa English). 7 July 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 July 2021. Diakses tanggal 26 July 2021.
- ^ Dipanjan Roy Chaudhury (13 August 2021). "Afghanistan: Old warhorse Rashid Dostum to lead fight against Taliban in the north". The Economic Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 August 2021. Diakses tanggal 13 August 2021.
- ^ a b c Hassan, Sharif (13 August 2021). "An Afghan warlord who steadfastly resisted the Taliban surrendered. Others may follow his lead". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 August 2021. Diakses tanggal 13 August 2021.
- ^ Horton, Alex (25 July 2021). "U.S. prepared to continue airstrikes against Taliban, top commander says". Washington Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 July 2021. Diakses tanggal 8 August 2021.
- ^ a b c Roggio, Bill (8 August 2021). "Taliban takes control of Afghan provincial capitals of Kunduz, Sar-i-Pul and Taloqan". FDD's Long War Journal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 August 2021. Diakses tanggal 12 August 2021.
- ^ "Afghan Taliban Documents Training, Graduation of "313 Badri Battalion" Fighters" (dalam bahasa Inggris). 28 July 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 August 2021. Diakses tanggal 28 July 2021. "Taliban Badri 313 Battalion" (dalam bahasa English). 29 July 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 August 2021. Diakses tanggal 29 July 2021.
- ^ a b Esfandiari, Golnaz; Ahmadi, Mumin (9 July 2021). "Fighting The Taliban Was 'Suicide': Hundreds Of Afghan Soldiers Escape To Tajikistan". Radio Free Europe/Radio Liberty (dalam bahasa English). Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 July 2021. Diakses tanggal 26 July 2021.
- ^ a b Trofimov, Yaroslav; Cullison, Alan; Amiri, Ehsanullah (9 August 2021). "Taliban Make New Gains in Afghanistan, Putting Kabul in Crisis". Wall Street Journal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 August 2021. Diakses tanggal 9 August 2021.
- ^ Glinski, Stefanie (24 September 2020). "Feeling Abandoned by Kabul, Many Rural Afghans Flock to Join the Taliban". Foreign Policy. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 December 2020. Diakses tanggal 9 August 2021.
In May, a retired Afghan general in the country’s western Farah province defected to the Taliban—as have army soldiers over the past years.
- ^ Nossiter, Adam (31 March 2021). "After two decades of fighting, the Taliban believe they have won the war". The Irish Times (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 April 2021. Diakses tanggal 9 August 2021.
- ^ "Why India must both engage the Taliban and contend with it". The Times of India. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 August 2021. Diakses tanggal 5 August 2021.
- ^ "Afghan Air Force Hurt by Inoperable Aircraft – Afghan Lawmakers". Washington Post. 23 July 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 July 2021. Diakses tanggal 26 July 2021.
- ^ a b "Special Report: Afghan pilots assassinated by Taliban as U.S. withdraws". Reuters. 9 July 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 July 2021. Diakses tanggal 12 July 2021.
- ^ O’Donnell, Lynne (1 July 2021). "With the Militias in Afghanistan". Foreign Policy. The Slate Group. Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 July 2021. Diakses tanggal 29 July 2021.
- ^ Gibbons-Neff, Thomas; Rahim, Najim (17 July 2021). "Back to Militias, the Chaotic Afghan Way of War". New York Times. Mazar-i-Sharif. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 July 2021. Diakses tanggal 29 July 2021.
- ^ "'Sangorians' take page from insurgent playbook in fight against Taliban". Bangkok Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 August 2021. Diakses tanggal 13 August 2021.
- ^ "Afghans chant 'Allahu Akbar' in defiant protests against Taliban". Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 August 2021. Diakses tanggal 3 August 2021. "Ordinary Afghans join battle against Taliban in 'people's uprising'". Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 June 2021. Diakses tanggal 24 June 2021.
- ^ a b "Створений США спецпідрозділ здався талібам у провінції Хост". Інтерфакс-Україна (dalam bahasa Ukraina). 16 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 August 2021. Diakses tanggal 17 August 2021.
- ^ a b "US launched several airstrikes in support of Afghan forces". Washington Post. 22 July 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 August 2021. Diakses tanggal 23 July 2021.
- ^ Evans, Michael; Tomlinson, Hugh (2 August 2021). "US abandoning Afghanistan to civil war, says General David Petraeus". The Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 August 2021. Diakses tanggal 8 August 2021.
America has been launching airstrikes in support of Afghan forces, using armed Reaper drones that take up to eight hours to reach a target from their base in the Gulf as well as fighter aircraft from Qatar and the United Arab Emirates, and from the carrier USS Ronald Reagan,
- ^ a b c Tollast, Robert (16 August 2021). "How Afghanistan's Army was pulled apart by corruption and backroom deals". The National.
- ^ a b Seldin, Jeff (1 June 2020). "UN Report Shows Member States Grow Doubtful About Future of US-Taliban Deal | Voice of America – English". www.voanews.com (dalam bahasa Inggris).
- ^ "The Taliban explained". www.aljazeera.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 August 2021. Diakses tanggal 12 August 2021.
- ^ a b "The Taliban's terrifying triumph in Afghanistan". Economist. 15 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ Shoaib, Alia (14 August 2021). "Why the US-trained Afghan National Army have been defeated with ease by the Taliban". Business Insider.
- ^ a b c Seldin, Jeff (9 August 2021). "US Admits Afghanistan 'Not Going in the Right Direction'". VOA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 August 2021. Diakses tanggal 12 August 2021.
- ^ Mohib, Hamdullah (10 April 2018). "Afghan Ambassador: Peace Is Now a Realistic Possibility". The National Interest (dalam bahasa Inggris).
- ^ a b Dale, Daniel. "Fact-checking Biden's assertion that the Afghan military was '300,000 strong'". edition.cnn. Diakses tanggal 2021-08-20.
- ^ a b c d e f g "Press Release". Afghan Ministry of Defense. Afghan Ministry of Defense. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 June 2021. Diakses tanggal 9 July 2021.
- ^ a b c d e Kube, Courtney; Da Silva, Chantal; Yusufzai, Mushtaq (12 August 2021). "'The momentum is going one way': U.S. looks on as Taliban advance". NBC News (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 August 2021. Diakses tanggal 14 August 2021.
- ^ Cullison, Alan; Shah, Saeed (3 August 2021). "Taliban Commander Who Led Attack on Afghan City Was Released From Prison Last Year, Officials Say". Wall Street Journal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 August 2021. Diakses tanggal 10 August 2021.
The Afghan government has stopped releasing statistics on its own military casualties to avoid demoralizing its troops.
- ^ "The war in Afghanistan, by the numbers". France 24. 6 July 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 August 2021. Diakses tanggal 10 August 2021.
- ^ a b c d e f g h i Faizi, Fatima; Abed, Fahim; Rahim, Najim (3 June 2021). "Afghan War Casualty Report: May 2021". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 July 2021. Diakses tanggal 9 July 2021. Faizi, Fatima; Rahim, Najim (1 July 2021). "Afghan War Casualty Report: June 2021". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 July 2021. Diakses tanggal 9 July 2021. Faizi, Fatima; Timory, Asadullah (15 July 2021). "Afghan War Casualty Report: July 2021". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 July 2021. Diakses tanggal 5 August 2021. Faizi, Fatima (5 August 2021). "Afghan War Casualty Report: August 2021". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 August 2021. Diakses tanggal 6 August 2021.
- ^ a b c d e "Some 1,500 Afghan soldiers crossed into Tajikistan over past 2 weeks – Tajik rep to CSTO". Interfax. 7 July 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 July 2021. Diakses tanggal 9 July 2021. "Another group of Afghan military personnel given refuge by Army: ISPR". Express Tribune (dalam bahasa English). 26 July 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 July 2021. Diakses tanggal 26 July 2021. Farmer, Ben (9 July 2021). "Taliban take key border crossing with Iran as group claims to control 85% of Afghanistan's territory". The Telegraph. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 July 2021. Diakses tanggal 23 July 2021.
- ^ a b "Uzbekistan says hundreds of Afghan soldiers flee over border with dozens of aircraft". Reuters (dalam bahasa Inggris). 16 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 August 2021. Diakses tanggal 16 August 2021.
- ^ Rosenberg, Matthew (19 August 2021). "Hunted by the Taliban, U.S.-Allied Afghan Forces Are in Hiding". The New York Times.
- ^ WILKINSON, TRACY; BULOS, NABIH (13 August 2021). "U.S. troops' return to Afghanistan has ominous parallel to recent history in Iraq". Los Angeles Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 August 2021. Diakses tanggal 16 August 2021.
Government soldiers have surrendered en masse, bequeathing the militants thousands of trucks, dozens of armored vehicles, antiaircraft guns, artillery and mortars, seven helicopters (seven others were destroyed) and a number of ScanEagle drones.
- ^ a b c d e f g h i j k l m Mitzer, Stijn; Oliemans, Joost. "Disaster At Hand: Documenting Afghan Military Equipment Losses Since June 2021". Oryx Blog. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 August 2021. Diakses tanggal 14 August 2021.
- ^ a b Gibbons-Neff, Thomas; Cooper, Helene; Schmitt, Eric (19 June 2021). "Departure of U.S. contractors poses myriad problems for Afghan military". New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 July 2021. Diakses tanggal 12 July 2021.
- ^ a b c d e Roblin, Sebastien (30 June 2021). "One Month, 700 Trucks: Afghanistan's U.S. Military Vehicles Fall Into Taliban Hands". Forbes. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 July 2021. Diakses tanggal 9 July 2021.
- ^ a b McCarthy, Naill (6 July 2021). "The Afghan Military's Catastrophic Equipment Losses". Statista. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 July 2021. Diakses tanggal 23 July 2021.
- ^ Philip, Snehesh Alex (11 August 2021). "Taliban takes control of airport in Afghanistan's Kunduz, seizes chopper gifted by India". ThePrint. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 August 2021. Diakses tanggal 11 August 2021.
- ^ a b Joly, Josephine; Sandford, Alasdair (13 August 2021). "Fears for humanitarian disaster as Taliban overrun key Afghan cities". euronews (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 August 2021. Diakses tanggal 13 August 2021.
- ^ a b Graham-Harrison, Emma (26 July 2021). "Afghanistan civilian casualty figures at record high, UN says". The Guardian. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 July 2021. Diakses tanggal 26 July 2021.
- ^ "Afghan refugees reach Iran as violence escalates". UNHCR. 9 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 August 2021. Diakses tanggal 10 August 2021.
- ^ "More than 40,000 war-wounded treated in Afghanistan since June -Red Cross". Reuters. 17 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 August 2021. Diakses tanggal 17 August 2021.
- ^ "Taliban launches major Afghan offensive after deadline for U.S. pullout". Reuters. 4 May 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 August 2021. Diakses tanggal 7 August 2021.
- ^ a b De Luce, Dan; Yusufzai, Mushtaq; Smith, Saphora (25 June 2021). "Even the Taliban are surprised at how fast they're advancing in Afghanistan". NBC News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 July 2021. Diakses tanggal 8 July 2021.
- ^ a b Robertson, Nic (24 June 2021). "Afghanistan is disintegrating fast as Biden's troop withdrawal continues". CNN. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 July 2021. Diakses tanggal 9 July 2021.
- ^ George, Susannah (16 August 2021). "Afghanistan's military collapse: Illicit deals and mass desertions". The Washington Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 August 2021. Diakses tanggal 17 August 2021.
- ^ a b "Taliban sweep across Afghanistan's south, take 3 more cities". AP NEWS (dalam bahasa Inggris). 13 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 August 2021. Diakses tanggal 13 August 2021.
- ^ a b Akhgar, Tameem; Faiez, Rahim; Krauss, Joseph (14 August 2021). "Taliban capture key northern city, approach Afghan capital". Associated Press News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 August 2021. Diakses tanggal 14 August 2021.
- ^ "Taliban gains control of Jalalabad, one of two cities in Afghan control". The Jerusalem Post | JPost.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "Afghan president says he left country to avoid bloodshed". Reuters (dalam bahasa Inggris). 15 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 16 August 2021.
- ^ Seir, Ahmed; Faiez, Rahim; Akghar, Tameem; Gambrell, John (15 August 2021). "Official: Taliban negotiators head to presidential palace". Associated Press. Associated Press. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "Taliban controls 65% of Afghanistan as rapid advance continues: E.U. official – National | Globalnews.ca". Global News (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 August 2021. Diakses tanggal 11 August 2021.
- ^ Miller, Zeke; Lemire, Jonathan; Boak, Josh (16 August 2021). "Biden team surprised by rapid Taliban gains in Afghanistan". Associated Press. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 August 2021. Diakses tanggal 17 August 2021.
- ^ Walker, Peter (17 August 2021). "No one saw this coming, Raab says of Taliban's rapid Afghan takeover". The Guardian. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 August 2021. Diakses tanggal 17 August 2021.
- ^ Rinke, Andreas (16 August 2021). "World must help Afghans fleeing Taliban or risk crisis – Merkel". Reuters. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 August 2021. Diakses tanggal 17 August 2021.
- ^ "Russian envoy describes Taliban's seizure of Kabul as somewhat unexpected". TASS. 16 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 August 2021. Diakses tanggal 17 August 2021.
- ^ Baker, Rodger (9 August 2021). "Challenging Our Understanding of the Taliban". Stratfor. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 August 2021. Diakses tanggal 12 August 2021.
- ^ Mashal, Mujib; Faizi, Fatima (3 September 2020). "Afghanistan to Release Last Taliban Prisoners, Removing Final Hurdle to Talks". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 August 2021. Diakses tanggal 9 August 2021.
- ^ George, Susannah (8 August 2021). "'This is a big problem': The Taliban are storming prisons holding thousands of militants". The Independent. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 August 2021. Diakses tanggal 9 August 2021.
- ^ a b c Roggio, Bill (29 June 2021). "Taliban doubles number of controlled Afghan districts since May 1". FDD's Long War Journal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 July 2021. Diakses tanggal 9 July 2021.
- ^ Roggio, Bill (3 June 2021). "UN report on Taliban controlled and contested districts tracks with LWJ data". FDD's Long War Journal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 July 2021. Diakses tanggal 9 July 2021. "Taliban seize key district outside Afghan capital". France24. 12 May 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 July 2021. Diakses tanggal 9 July 2021. "Taliban capture more districts, surround Kabul". Global Village Space. 22 May 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 July 2021. Diakses tanggal 9 July 2021.
- ^ "Taliban captures key Afghan dam as fighting rages". Al Jazeera English. 6 May 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 July 2021. Diakses tanggal 9 July 2021.
- ^ "Sweden completes full troop withdrawal from Afghanistan". www.army-technology.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 July 2021. Diakses tanggal 14 July 2021. "Spain withdraws all its troops from Afghanistan". Mehr News Agency (dalam bahasa Inggris). 16 May 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 July 2021. Diakses tanggal 14 July 2021. "STA: Slovenian soldiers already pulled out of Afghanistan". english.sta.si. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 May 2021. Diakses tanggal 14 July 2021. "Portugal announces troop withdrawal from Afghanistan". Kazakhstan News (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 July 2021. Diakses tanggal 14 July 2021.
- ^ Gibbons-Neff, Thomas; Rahim, Najim (8 July 2021). "Taliban Enter Key Cities in Afghanistan's North After Swift Offensive". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 July 2021. Diakses tanggal 9 July 2021. "Baghlan: PD2 of Pul-e-Khumri Held by Taliban, City Under Siege". Tolo News. 24 June 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 July 2021. Diakses tanggal 9 July 2021.
- ^ Najafizada, Eltaf (22 June 2021). "Taliban Besiege Key Afghan City With U.S. Troops Set to Exit". Bloomberg. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 July 2021. Diakses tanggal 9 July 2021.
- ^ "Taliban captures Afghanistan's main Tajikistan border crossing". Al Jazeera English. 22 June 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 July 2021. Diakses tanggal 9 July 2021.
- ^ Yusufzai, Mushtaq (27 June 2021). "Afghan Taliban capture another important district". The News Pakistan. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 July 2021. Diakses tanggal 9 July 2021.
- ^ Eric, Garcia (14 August 2021). "Taliban seizes US military equipment including drones, humvees and MRAPs". Independent. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 August 2021. Diakses tanggal 14 August 2021.
- ^ Lawrence, J. P. (21 June 2021). "Elite Afghan Troops Were Left to Die in Battle With Taliban, Officials Say". Military.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 July 2021. Diakses tanggal 14 August 2021.
- ^ Coren, Anna; Sidhu, Sandi (14 July 2021). "Taliban fighters execute 22 Afghan commandos as they try to surrender". CNN. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 July 2021. Diakses tanggal 15 July 2021.
- ^ "Afghan president replaces two top ministers, army chief as violence grows". Reuters. 20 June 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 July 2021. Diakses tanggal 9 July 2021.
- ^ "Taliban capture Afghanistan's main Tajikistan border crossing". France 24. 22 June 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 July 2021. Diakses tanggal 15 July 2021.
- ^ "ANDSF Recaptures Three Districts in North as War Intensifies". TOLOnews. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 July 2021. Diakses tanggal 15 July 2021.
- ^ "Hundreds of Public Forces Deployed to Guard Mazar-e-Sharif". TOLOnews. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 June 2021. Diakses tanggal 24 June 2021.
- ^ Robertson, Nic (24 June 2021). "Afghanistan is disintegrating fast as Biden's troop withdrawal continues". CNN. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 July 2021. Diakses tanggal 24 June 2021.
- ^ "Baghlan: Clashes Ongoing in Capital Pul-e-Khumri". TOLOnews. Diarsipkan dari versi asli tanggal 28 June 2021. Diakses tanggal 24 June 2021.
- ^ "Parwan's Shinwari district overrun by Taliban". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 July 2021. Diakses tanggal 15 July 2021.
- ^ "Taliban forces rapidly gaining ground in Afghanistan as U.S. leaves". NBC News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 July 2021. Diakses tanggal 27 June 2021.
- ^ "Taliban gains drive Afghanistan gov't to arm local volunteers". Al-Jazeera. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 July 2021. Diakses tanggal 27 June 2021.
- ^ "Five Districts Fall to Taliban in 24 Hours". TOLOnews. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 July 2021. Diakses tanggal 15 July 2021.
- ^ "Police Commander Says More Than 50 Afghan Officers Captured By The Taliban". RFE/RL. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 July 2021. Diakses tanggal 15 July 2021.
- ^ "Taliban fighters launch attack on Ghazni, clash with Afghan troops". WTVB. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 August 2021. Diakses tanggal 15 July 2021.
- ^ Roggie, Bill (5 July 2021). "Afghanistan at risk of collapse as Taliban storms the north". FDD's Long War Journal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 July 2021. Diakses tanggal 8 July 2021. Nossiter, Adam (9 July 2021). "Taliban Enter Kandahar City and Seize Border Posts". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 July 2021. Diakses tanggal 10 July 2021.
- ^ a b c d Roggio, Bill (30 July 2021). "Taliban advances on Herat City". FDD's Long War Journal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 July 2021. Diakses tanggal 31 July 2021.
- ^ "Germany, Italy Complete Troop Exit From Afghanistan". Voice of America. 2 July 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 July 2021. Diakses tanggal 13 July 2021.
- ^ Parkin, Benjamin (9 August 2021). "Taliban sweeps across northern bastions of warlord resistance". Financial Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 August 2021. Diakses tanggal 10 August 2021. Knickmeyer, Ellen; Baldor, Lolita C. (9 August 2021). "US signals no change in airstrikes as Afghan Taliban advance". Associated Press. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 August 2021. Diakses tanggal 10 August 2021.
- ^ Seldin, Jeff (10 August 2021). "Pentagon: US Airstrikes in Afghanistan 'Having an Effect' on Taliban | Voice of America – English". www.voanews.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 August 2021. Diakses tanggal 11 August 2021.
- ^ Graham-Harrison, Emma (7 July 2021). "Armed Afghan women take to streets in show of defiance against Taliban". The Guardian. Kabul. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 July 2021. Diakses tanggal 20 July 2021.
- ^ "Заседание Совета Безопасности Республики Таджикистан | Президенти Тоҷикистон – President of Tajikistan – Президент Таджикистана – رئيس جمهورية تاجيكستان". president.tj. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 July 2021. Diakses tanggal 17 July 2021.
- ^ GDC (9 July 2021). "Russia sends troops to Tajikistan, establishes a military base". Global Defense Corp (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 July 2021. Diakses tanggal 17 July 2021.
- ^ a b c "Afghan soldiers execute a villager suspected of aiding the Taliban by IED". France 24 The Observers. 3 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 August 2021. Diakses tanggal 9 August 2021.
- ^ "The fall of Panjwaii casts a long shadow over Canada's Afghan war veterans". CBC News. 10 July 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 August 2021. Diakses tanggal 10 July 2021.
- ^ "Taliban surround central Afghan city of Ghazni – officials". Reuters. 12 July 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 July 2021. Diakses tanggal 12 July 2021.
- ^ "Taliban captures key Afghan border crossing with Iran: Officials". www.aljazeera.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 July 2021. Diakses tanggal 10 July 2021.
- ^ "Taliban capture key Afghanistan border crossings". BBC News (dalam bahasa Inggris). 9 July 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 July 2021. Diakses tanggal 10 July 2021.
- ^ "Australia Says Last Troops Withdrawn From Afghanistan". Voice of America. 11 July 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 July 2021. Diakses tanggal 12 July 2021.
- ^ Kube, Kourtney. "Commander of U.S., NATO forces in Afghanistan is stepping down". NBC News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 July 2021. Diakses tanggal 12 July 2021.
- ^ "Taliban capture key Afghan border crossing with Pakistan: Spokesman". Channel News Asia. 14 July 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 July 2021. Diakses tanggal 17 July 2021.
- ^ "Reuters journalist killed covering clash between Afghan forces, Taliban". Reuters. 16 July 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 July 2021. Diakses tanggal 16 July 2021.
- ^ "Turkmenistan deploying troops, heavy weapon on border with Afghanistan". The Khaama Press News Agency (dalam bahasa Inggris). 12 July 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 July 2021. Diakses tanggal 17 July 2021.
- ^ Graham-Harrison, Emma (15 July 2021). "Afghanistan's neighbours step up efforts to prevent civil war". The Guardian. Diarsipkan dari versi asli tanggal 19 July 2021. Diakses tanggal 20 July 2021.
- ^ Ali, Idrees; Stewart, Phil (21 July 2021). "Half of all Afghan district centers under Taliban control – U.S. general". Reuters. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 July 2021. Diakses tanggal 21 July 2021.
- ^ Roggio, Bill (23 July 2021). "Taliban battles Afghan military for control of Kandahar City". FDD's Long War Journal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 July 2021. Diakses tanggal 22 July 2021.
- ^ "Report: Afghan Ministry Says 100 Civilians Killed In Kandahar Raids". Radio Free Europe/Radio Liberty (dalam bahasa English). 23 July 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 July 2021. Diakses tanggal 26 July 2021.
- ^ O'Donnell, Lynne (22 July 2021). "A 'Life and Death Fight' Against the Taliban in Central Afghanistan". Foreign Policy. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 July 2021. Diakses tanggal 26 July 2021.
- ^ "Afghanistan imposes night curfew to curb Taliban advance". Al Jazeera. 24 July 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 July 2021. Diakses tanggal 24 July 2021.
- ^ ""The War has come to their doors"". Promethean. Promethean News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 July 2021. Diakses tanggal 24 July 2021.
- ^ "UN warns of spike in Afghan civilian deaths". Deutsche Welle. 26 July 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 26 July 2021. Diakses tanggal 26 July 2021.
- ^ Tan, Rebecca (28 July 2021). "China hosts Taliban leaders as U.S. withdraws troops from Afghanistan". Washington Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 August 2021. Diakses tanggal 30 July 2021.
- ^ Millers, Steven Lee (28 July 2021). "China Offers the Taliban a Warm Welcome While Urging Peace Talks". New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 July 2021. Diakses tanggal 30 July 2021.
- ^ Deng, Chao (28 July 2021). "China Meets With Taliban, Stepping Up as U.S. Exits Afghanistan". Wall Street Journal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 July 2021. Diakses tanggal 30 July 2021.
- ^ Dou, Eva; Tan, Rebecca (17 August 2021). "China faces threat in volatile borderlands after Afghanistan falls to the Taliban". Washington Post (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 18 August 2021.
- ^ Wong, Catherine (28 July 2021). "China pledges support for Taliban in Afghanistan, but demands end to ETIM ties". South China Morning Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 30 July 2021. Diakses tanggal 30 July 2021.
- ^ "Taliban fighters enter provincial capital, clash with Afghan forces". Euronews. 31 July 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 July 2021. Diakses tanggal 31 July 2021.
- ^ "Taliban and Afghan forces clash again outside Herat city". France24. 31 July 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 31 July 2021. Diakses tanggal 31 July 2021.
- ^ "Afghanistan: Latest updates on Helmand front, 2 August 2021". IWN (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 August 2021. Diakses tanggal 2 August 2021.
- ^ Roggio, Bill (5 August 2021). "Taliban, Afghan forces battle for control of Helmand's capital". FDD's Long War Journal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 August 2021. Diakses tanggal 2 August 2021.
- ^ "Taliban attack in Kabul kills 13 and shows deadly switch in tactics". The Independent. 4 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 August 2021. Diakses tanggal 11 August 2021.
- ^ "Taliban kills head of Afghanistan gov't media department". www.aljazeera.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-08-20.
- ^ "Taliban kills head of Afghanistan gov't's media department". Al Jazeera. 6 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 August 2021. Diakses tanggal 6 August 2021.
- ^ "Taliban take first Afghan province capital". The West Australia. AAP. 6 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 August 2021. Diakses tanggal 6 August 2021.
- ^ Roggio, Bill (7 August 2021). "Taliban takes full control of Nimruz province, seizes capital". FDD's Long War Journal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 August 2021. Diakses tanggal 6 August 2021.
- ^ Mojaddidi, Mushtaq (7 August 2021). "Second Afghan city falls as Taliban tighten noose over countryside". www.timesofisrael.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 August 2021. Diakses tanggal 9 August 2021.
- ^ "War in Afghanistan enters 'deadlier' phase, UN envoy warns". Al Jazeera. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 August 2021. Diakses tanggal 7 August 2021.
- ^ Welle (www.dw.com), Deutsche. "UK tells its nationals to leave Afghanistan immediately | DW | 7 August 2021". DW.COM (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 August 2021. Diakses tanggal 7 August 2021.
- ^ "US and Britain Ask Citizens to Leave Afghanistan". Voice of America (dalam bahasa Inggris). 7 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 August 2021. Diakses tanggal 8 August 2021.
- ^ Ahmad, Jail. "Sheberghan: Taliban captures second Afghan provincial capital". AlJazeera. Reuters. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 August 2021. Diakses tanggal 7 August 2021.
- ^ Roggio, Bill (7 August 2021). "Taliban takes second provincial capital". FDD's Long War Journal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 August 2021. Diakses tanggal 7 August 2021.
- ^ a b Evans, Michael (7 August 2021). "US unleashes B-52s in bid to stem Taliban advance". The Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 August 2021. Diakses tanggal 8 August 2021.
- ^ "US sends bombers to halt Taliban advance". Arab News. 7 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 August 2021. Diakses tanggal 9 August 2021.
- ^ Latifi, Ali. "Taliban captures Kunduz, third provincial capital in three days". Al Jazeera. Al Jazeera. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 August 2021. Diakses tanggal 8 August 2021.
- ^ Gibbons-Neff, Thomas (8 August 2021). "The Taliban seize Kunduz, a major city in northern Afghanistan". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 August 2021. Diakses tanggal 8 August 2021.
- ^ "Afghanistan war: Taliban capture city of Kunduz". BBC News (dalam bahasa Inggris). 8 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 August 2021. Diakses tanggal 8 August 2021.
- ^ "Taliban seize three more Afghan provincial capitals in northern blitz". Yahoo. AFP. 8 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 August 2021. Diakses tanggal 8 August 2021.
- ^ Roggio, Bill (8 August 2021). "Taliban takes control of Afghan provincial capitals of Kunduz, Sar-i-Pul and Taloqan | FDD's Long War Journal". www.longwarjournal.org (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 8 August 2021. Diakses tanggal 8 August 2021.
- ^ "Fighting Underway in Balkh, Takhar Provinces". TOLOnews (dalam bahasa Inggris). 9 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 August 2021. Diakses tanggal 9 August 2021.
- ^ Latifi, Ali M (9 August 2021). "Taliban captures sixth Afghanistan provincial capital: Official". Al Jazeera English. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 August 2021. Diakses tanggal 9 August 2021.
- ^ "Afghanistan war: At least 27 children killed in three days, UN says". BBC News (dalam bahasa Inggris). 9 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 August 2021. Diakses tanggal 9 August 2021.
- ^ Rahimi, Zahra (9 August 2021). "Ghani, Political Leaders Agree on Public Forces Command Center". TOLOnews (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 August 2021. Diakses tanggal 10 August 2021.
- ^ "Taliban control 65% of Afghanistan, EU official says, after series of sudden gains". Reuters. 10 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 August 2021. Diakses tanggal 10 August 2021.
- ^ "Taliban seizes seventh Afghan provincial capital in five days". www.aljazeera.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 August 2021. Diakses tanggal 10 August 2021.
- ^ Makoii, Akhtar Mohammad; Beaumont, Peter (10 August 2021). "Taliban fighters capture Afghan city at strategic junction north of Kabul". The Guardian. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 August 2021. Diakses tanggal 10 August 2021.
- ^ "Taliban seizes eighth provincial capital, Pul-e-Khumri in Baghlan". Al Jazeera English. 10 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 August 2021. Diakses tanggal 10 August 2021.
- ^ "Taliban captures 9th provincial capital in a week in Afghanistan". La Prensa Latina Media (dalam bahasa Inggris). EFE. 11 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 August 2021. Diakses tanggal 11 August 2021.
- ^ Roggio, Bill (10 August 2021). "Former headquarters of Northern Alliance falls under Taliban control". FDD's Long War Journal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 August 2021. Diakses tanggal 11 August 2021.
- ^ Noori, Qiam; Hesam, Hesamuddin; Dpa (12 August 2021). "Mass surrender gives Taliban Afghan base". The Canberra Times (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 August 2021. Diakses tanggal 11 August 2021.
- ^ a b Roggio, Bill (11 August 2021). "Taliban seizes Afghan Army corps headquarters, 2 northern airports". Long War Journal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 August 2021. Diakses tanggal 13 August 2021.
- ^ "U.S. Says No Afghan Outcome 'Inevitable' As Taliban Captures Strategic Targets In North". RFE/RL (dalam bahasa Inggris). 11 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 August 2021. Diakses tanggal 11 August 2021.
- ^ "Taliban take strategic Ghazni city as Afghan army chief is replaced". The Guardian. 12 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 August 2021. Diakses tanggal 12 August 2021.
- ^ Varshalomidze, Tamila (12 August 2021). "Taliban captures Ghazni city, all government officials flee: Live". Al Jazeera English. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 August 2021. Diakses tanggal 12 August 2021.
- ^ "Taliban move closer to capital after taking Ghazni city". France24. 12 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 August 2021. Diakses tanggal 12 August 2021.
- ^ "Taliban seizes Ghazni, Afghan gov't offers 'share in power': Live". Al Jazeera. 12 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 August 2021. Diakses tanggal 12 August 2021.
- ^ Janjua, Haroon; Tomlinson, Hugh (13 August 2021). "Taliban fight on after rejecting Afghanistan power-sharing deal". The Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0140-0460. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 August 2021. Diakses tanggal 13 August 2021.
- ^ Trofimov, Yaroslav; Cullison, Alan; Amiri, Ehsanullah (12 August 2021). "Afghan Taliban Seize Herat, Move Into Kandahar After Taking Ghazni". Wall Street Journal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 August 2021. Diakses tanggal 13 August 2021.
- ^ "Taliban take Herat as Afghan forces retreat; insurgents capture gateway Ghazni". news.yahoo.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 August 2021. Diakses tanggal 12 August 2021.
- ^ Irfan, Muhammad (13 August 2021). "Taliban Claim High-Ranking Officials In Seized Herat Province Join Their Ranks". UrduPoint. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 August 2021. Diakses tanggal 13 August 2021.
- ^ Ritchie, Hannah (13 August 2021). "Senior Afghan officials join Taliban ranks in Herat after city falls". CNN (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 August 2021. Diakses tanggal 13 August 2021.
- ^ George, Susannah; Mehrdad, Ezzatullah; Pannett, Rachel; Hudson, John (13 August 2021). "Mass Afghan government surrenders as Taliban fighters overrun three key cities in sweeping territorial gains". Washington Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 August 2021. Diakses tanggal 13 August 2021.
- ^ Kiley, Sam (14 August 2021). "Analysis: Ghani statement may have been testing the waters". CNN (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
His surrender caused a whole Afghan Army Corp to change sides, or at least lay down their weapons.
- ^ "Afghanistan: Taliban take 11th provincial capital as Ghazni and Herat fall". BBC News. 12 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 August 2021. Diakses tanggal 12 August 2021.
- ^ Sharif, Hussein (12 August 2021). "Afghanistan Collapse Accelerates as 2 Vital Cities Near Fall to Taliban". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 August 2021. Diakses tanggal 12 August 2021.
- ^ "Afghanistan: Major cities fall to Taliban amid heavy fighting". BBC News. 12 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 August 2021. Diakses tanggal 12 August 2021.
- ^ Akhgar, Tameem (12 August 2021). "Taliban take Kandahar, Herat in major Afghanistan offensive". Apnews. APNews. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 August 2021. Diakses tanggal 12 August 2021.
- ^ Goldbaum, Christina (12 August 2021). "Afghanistan Collapse Accelerates as 2 Vital Cities Near Fall to Taliban". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 August 2021. Diakses tanggal 12 August 2021.
- ^ Birsel, Robert (13 August 2021). "Taliban capture Afghanistan's Lashkar Gah, capital of Helmand – police official". Reuters. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 August 2021. Diakses tanggal 13 August 2021.
- ^ a b Varshalomidze, Tamila. "Afghanistan: Taliban seizes Lashkar Gah; US, UK evacuate citizens". www.aljazeera.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 13 August 2021.
- ^ "Les talibans capturent la ville de Lashkar Gah, dans le sud de l'Afghanistan : en direct | Nouvelles des talibans". News FR – 24 (dalam bahasa Inggris). 13 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 August 2021. Diakses tanggal 13 August 2021.
- ^ DelhiAugust 13, Geeta Mohan New; August 13, 2021UPDATED; Ist, 2021 14:33. "After Kandahar, Taliban capture Logar province, only 90 km from Afghanistan capital Kabul". India Today (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 August 2021. Diakses tanggal 13 August 2021.
- ^ Roggio, Bill (13 August 2021). "Afghan government on verge of collapse as Taliban capture 4 more cities". FDD's Long War Journal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 August 2021. Diakses tanggal 14 August 2021.
- ^ "Afghan MP: Taliban capture city northeast of Kabul". World Nation News (dalam bahasa Inggris). 14 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 14 August 2021.
- ^ "Afghan lawmaker says central province of Daykundi surrendered to Taliban, with only two gunshots heard in capital, Nili". Star Tribune. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 August 2021. Diakses tanggal 14 August 2021.
- ^ Trofimov, Yaroslav; Amiri, Ehsanullah (14 August 2021). "As Taliban Encircle Kabul, Afghan President Says He Seeks to Avoid Further Bloodshed". The Wall Street Journal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 August 2021. Diakses tanggal 14 August 2021.
- ^ "Alert: Afghan lawmaker says the capital of Laghman province, northeast of Kabul, has fallen to the Taliban without a fight". The Edwardsville Intelligencer. 14 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 14 August 2021.
- ^ "Taliban capture key northern city, approach Afghan capital". Outlook India. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 14 August 2021.
- ^ Seir, Ahmad; Akhgar, Tameem; Faiez, Rahim; Krauss, Joseph (14 August 2021). "Taliban capture key northern city, approach Afghan capital". AP NEWS (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 August 2021. Diakses tanggal 14 August 2021.
- ^ Roggio, Bill (14 August 2021). "Taliban encircling Afghan capital Kabul, prepping final assault through east". FDD's Long War Journal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 August 2021. Diakses tanggal 14 August 2021.
- ^ "Taliban take Afghanistan's Jalalabad city without a fight – officials". National Post (dalam bahasa Inggris). Reuters. 14 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "Taliban gains control of Jalalabad, one of two cities in Afghan control". Jerusalem Post (dalam bahasa Inggris). Reuters. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "Officials: Taliban hold all of Afghanistan's border posts". Washington Post (dalam bahasa Inggris). ISSN 0190-8286. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "Taliban militants seize Maidan Shar city, west of Afghan capital: spokesman – Xinhua | English.news.cn". www.xinhuanet.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "The Latest: Militants take provincial capital of Khost". AP NEWS (dalam bahasa Inggris). 15 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "Afghanistan: Afghan civilians who helped Kiwis fear for their lives at hands of Taliban". NZ Herald (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ a b "Mapping Taliban Contested and Controlled Districts in Afghanistan". 15 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 July 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "Taliban enter Kabul, await 'peaceful transfer' of power". Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ Morgan, Wesley (16 August 2021). "He spent his adult life helping U.S. soldiers. Now, he's desperately fleeing Afghanistan". Washington Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 August 2021. Diakses tanggal 17 August 2021.
- ^ Mistlin (now), Alex; Sullivan (earlier), Helen; Harding, Luke; Harding, Luke; Borger, Julian; Mason, Rowena (15 August 2021). "Afghanistan: Kabul to shift power to 'transitional administration' after Taliban enter city – live updates". The Guardian (dalam bahasa Inggris). ISSN 0261-3077. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "Uzbekistan says it detains 84 Afghan servicemen who crossed border". Reuters (dalam bahasa Inggris). 15 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "US-created special forces surrender to Taliban in Khost province". Interfax. 16 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 August 2021. Diakses tanggal 17 August 2021.
- ^ Ali, Idrees; Landay, Jonathan (12 August 2021). "U.S. to reduce Kabul embassy to core staff, add 3,000 troops to help". Reuters. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 August 2021. Diakses tanggal 12 August 2021.
- ^ Sengupta, Kim (12 August 2021). "UK to send up to 600 troops to Afghanistan to help evacuate Britons as Taliban closes in on Kabul". The Independent. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 August 2021. Diakses tanggal 12 August 2021.
- ^ "US to send three battalions, two Marines, one Army to help evacuate embassy staff in Kabul | International". Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 August 2021. Diakses tanggal 12 August 2021.
- ^ "Canadian military preparing to evacuate Canadians from Afghanistan: Sources – National | Globalnews.ca". Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 August 2021. Diakses tanggal 13 August 2021.
- ^ "The Latest: UN statement would urge end to Taliban offensive – The Washington Post". Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 August 2021. Diakses tanggal 13 August 2021.
- ^ "Taliban enter Kabul from all sides". www.aljazeera.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "Afghanistan: Heavy fighting ongoing on the outskirts of Kabul as of early Aug. 15; a total blackout reported in the city". Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "Kabul: US starts evacuating embassy as Taliban reach outskirts of Afghanistan capital". the Guardian (dalam bahasa Inggris). 15 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "Taliban Fighters Enter Kabul As Helicopters Land At U.S. Embassy". NPR.org (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "Afghan president to abdicate after Taliban entered Kabul: Sources". Al Arabiya English (dalam bahasa Inggris). 15 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "Ghani, Political Leaders Agree to Form Team for Negotiations". TOLO News. 15 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ "Taliban Says It Will Not Enter Kabul by Force". TOLO News. 15 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ Batchelor, Tom (15 August 2021). "Afghan president Ashraf Ghani flees capital Kabul for Tajikistan as Taliban enter city". The Independent. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ Latifi, Ali M. (15 August 2021). "'Unpatriotic': Afghans slam President Ghani's swift departure". www.aljazeera.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 17 August 2021.
- ^ "God will hold him accountable: Afghans slam Ashraf Ghani's sudden departure". Deccan Herald (dalam bahasa Inggris). 16 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 August 2021. Diakses tanggal 17 August 2021.
- ^ Krishnankutty, Pia (16 August 2021). "President Ashraf Ghani fled Afghanistan with four cars, helicopter full of cash, Russia claims". ThePrint. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 August 2021. Diakses tanggal 17 August 2021.
- ^ Gall, Carlotta (18 August 2021). "Ashraf Ghani says he fled Afghanistan to avoid being lynched". The New York Times. Diakses tanggal 22 August 2021.
- ^ "Exiled Ghani says he left Kabul to prevent bloodshed, did not take money". Reuters. 19 August 2021. Diakses tanggal 22 August 2021.
- ^ "Границу с Узбекистаном пересекли 22 военных самолёта и 24 вертолёта Афганистана". Gazete Uzbekistan. 16 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 August 2021. Diakses tanggal 16 August 2021.
- ^ "Afghan military jet shot down by Uzbek air defences". Reuters. 16 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 August 2021. Diakses tanggal 16 August 2021.
- ^ "Taliban Declares "War Is Over" As It Takes Control Of Presidential Palace". NDTV.com. 16 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 August 2021. Diakses tanggal 16 August 2021.
- ^ "US reaches deal with Taliban on evacuations: report". The Hill. 16 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 August 2021. Diakses tanggal 16 August 2021.
- ^ "US reaches deal with Taliban over evacuations from Kabul airport, report says". The Independent. 16 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 August 2021. Diakses tanggal 16 August 2021.
- ^ "Taliban says it won't accept extension of evacuation mission in Afghanistan". The Hill. 23 August 2021.
- ^ "CIA director met Taliban leader in Afghanistan on Monday -sources". Reuters. 24 August 2021.
- ^ "CIA chief secretly met with Taliban leader in Kabul: Report". Al-Jazeera. 24 August 2021.
- ^ Coren, Anna; Sidhu, Sandi; Lister, Tim; Bina, Abdul Basir (2021-07-14). "Taliban fighters execute 22 Afghan commandos as they try to surrender". CNN. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-05. Diakses tanggal 2021-08-20.
- ^ a b "Afghanistan: Taliban 'tortured and massacred' men from Hazara minority". BBC. 20 August 2021.
- ^ "Head of Govt's Media, Information Center Assassinated". TOLOnews. 2021-08-06. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-06. Diakses tanggal 2021-08-06.
- ^ "Taliban Captures Capital of Nimroz Province". TOLOnews. 2021-08-20. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-06. Diakses tanggal 2021-08-06.
- ^ "A Quarter of Afghanistan's Districts Fall to the Taleban amid Calls for a 'Second Resistance'". Afghanistan Analysts Network. 1 July 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 July 2021. Diakses tanggal 10 July 2021.
- ^ a b Sisk, Richard (2 August 2019). "Afghanistan Loses 42,000 Troops in Crackdown on 'Ghost Soldiers'". Military.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ a b "Ghost soldiers emblematic of a problem that has plagued Afghanistan's security for decades — corruption". Deccan Herald (dalam bahasa Inggris). 13 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ Special Inspector General for Afghanistan Reconstruction (30 July 2021). "QUARTERLY REPORT TO THE UNITED STATES CONGRESS" (PDF). hlm. 62. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 13 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ a b "The Pentagon mistakes behind the rout of the Afghan army". France 24 (dalam bahasa Inggris). 15 August 2021.
- ^ "Former NATO commander speaks to CNN about the Taliban's takeover". CNN (dalam bahasa Inggris). 18 August 2021.
- ^ a b "US deserves big share of blame for Afghanistan military disaster". the Guardian (dalam bahasa Inggris). 12 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 August 2021. Diakses tanggal 14 August 2021.
- ^ a b c Kazmin, Amy; Parkin, Benjamin; Manson, Katrina (15 August 2021). "Low morale, no support and bad politics: why the Afghan army folded". Financial Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 August 2021. Diakses tanggal 16 August 2021.
- ^ "The Afghan government's collapse is a humiliation for the US and Joe Biden". New Statesman. 15 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 August 2021. Diakses tanggal 16 August 2021.
- ^ Lubold, Gordon; Trofimov, Yaroslav (23 June 2021). "Afghan Government Could Collapse Six Months After U.S. Withdrawal, New Intelligence Assessment Says". The Wall Street Journal. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 August 2021. Diakses tanggal 10 August 2021.
- ^ Atwood, Kylie (10 August 2021). "Drawdown of US embassy in Kabul is under discussion, sources say, as Taliban makes rapid gains in Afghanistan". CNN. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 August 2021. Diakses tanggal 11 August 2021.
- ^ Lamothe, Dan; Hudson, John; Harris, Shane; Gearan, Anne (10 August 2021). "U.S. officials warn collapse of Afghan capital could come sooner than expected". The Washington Post. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 August 2021. Diakses tanggal 11 August 2021.
- ^ "Taliban expected to reach Afghan capital Kabul 'in seven days', ITV News learns". ITV News (dalam bahasa Inggris). 13 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 August 2021. Diakses tanggal 14 August 2021.
- ^ "Remarks by President Biden on the Drawdown of U.S. Forces in Afghanistan". whitehouse.gov. 8 July 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ Porter, Tom. "Helicopters are evacuating staff from the US embassy in Kabul as the Taliban enter the Afghan capital 'from all sides'". Business Insider (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 August 2021. Diakses tanggal 15 August 2021.
- ^ Kube, Courtney; Silva, Chantal Da; Yusufza, Mushtaq (12 August 2021). "Taliban gaining ground in Afghanistan faster than expected, U.S. defense officials say". NBC News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 August 2021. Diakses tanggal 14 August 2021.
- ^ Davis, Daniel L. (14 August 2021). "Why is Afghanistan falling to the Taliban so fast? | Daniel L Davis". the Guardian (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 August 2021. Diakses tanggal 14 August 2021.
- ^ Kube, Courtney (12 August 2021). "Potential Al Qaeda resurgence in Afghanistan worries U.S. officials". NBC News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 August 2021. Diakses tanggal 12 August 2021.
- ^ "UK says US pullout from Afghanistan a 'mistake' – Times of India". The Times of India. Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 August 2021. Diakses tanggal 13 August 2021.
- ^ Walsh, Nick Paton (10 August 2021). "Things look grim in Afghanistan, even with US airpower. In 21 days, they could be much worse". CNN. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 August 2021. Diakses tanggal 10 August 2021.
- ^ КАЛМУРАТ, Аян (16 August 2021). "К чему готовиться Казахстану после захвата талибами Кабула? Интервью с Досымом Сатпаевым". Радио Азаттык (dalam bahasa Rusia). Diakses tanggal 18 August 2021.
- ^ "Thousands Who Helped the U.S. in Afghanistan Are Trapped. What Happens Next?". The New York Times. 16 August 2021.
- ^ "Turkey detains 200 Afghan migrants en route to Italy – coastguard". Reuters. 28 July 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 August 2021. Diakses tanggal 16 August 2021.
- ^ "Six countries urge EU to continue Afghan deportations". Deutsche Welle. 10 August 2021.
- ^ "Germany and Netherlands suspend deportations to Afghanistan". Deutsche Welle. 11 August 2021.
- ^ "UK to take 20,000 Afghan refugees over five years under resettlement plan". The Guardian. 17 August 2021.
- ^ "Australia to bring in 3000 Afghans in initial intake but plans for more". The Sydney Morning Herald. 18 August 2021.
- ^ "Afghans evacuated to Germany describe terrifying scenes at Kabul airport". Reuters. 18 August 2021.
- ^ Media Center (17 August 2021). "Press Release on the current situation in Afghanistan". Ministry of External Affairs. Diakses tanggal 23 August 2021.
- ^ Press Trust of India (17 August 2021). "India announces emergency e-visa for Afghans". The Hindu. Diakses tanggal 23 August 2021.
- ^ Tiwary, Deeptiman (18 August 2021). "India starts single entry e-visa facility for Afghans; here is what it means". The Indian Express. Diakses tanggal 23 August 2021.
- ^ "Turkey Says It Won't Be 'Waiting Room' for Afghan Refugees". Bloomberg News. 4 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 August 2021. Diakses tanggal 16 August 2021.
- ^ "WATCH LIVE: Biden addresses nation about Afghanistan collapse". PBS. 16 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 August 2021. Diakses tanggal 16 August 2021.
- ^ "What we know about Afghan military losses since June". Dhaka Tribune. 14 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 14 August 2021. Diakses tanggal 14 August 2021.
- ^ "'The ability to operate at night is a real game-changer': What's in the Taliban's new war chest?". www.abc.net.au (dalam bahasa Inggris). 20 August 2021.
- ^ "Taliban's haul of US military gear includes 2,000 armoured vehicles and 40 aircraft". The Independent (dalam bahasa Inggris). 19 August 2021.
- ^ "Northern Afghanistan once kept out taliban why has it fallen so quickly this time". www.washingtonpost.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 August 2021. Diakses tanggal 17 August 2021.
- ^ "Leadership". Northern Alliance: Fighting for a Free Afghanistan (dalam bahasa Inggris). Friends of the Northern Alliance. Diakses tanggal 19 August 2021.
- ^ "An anti-Taliban front forming in Panjshir? Ex top spy Saleh, son of 'Lion of Panjshir' meet at citadel". The Week (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 August 2021. Diakses tanggal 17 August 2021.
- ^ "Afghan Vice President Saleh Declares Himself Caretaker President; Reaches Out To Leaders for Support". News18 (dalam bahasa Inggris). 17 August 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 August 2021. Diakses tanggal 17 August 2021.
- ^ "'Panjshir stands strong': Afghanistan's last holdout against the Taliban". the Guardian (dalam bahasa Inggris). 18 August 2021. Diakses tanggal 20 August 2021.
- ^ Ray, Siladitya; Dangor, Graison (18 August 2021). "Afghan Embassy In Tajikistan Demands Interpol Arrest Escaped Former President Ashraf Ghani". Forbes. Diakses tanggal 18 August 2021.
- ^ "Watch: Afghan women hold street protest as Taliban fighters look on". The Indian Express. 18 August 2021. Diakses tanggal 18 August 2021.
- ^ "Taliban keep some evacuees from reaching Kabul airport, as U.S. vows to finish airlift". Reuters (dalam bahasa Inggris). 2021-08-18. Diakses tanggal 2021-08-20.
- ^ "Taliban militants violently disperse rare Afghan protest". AP NEWS (dalam bahasa Inggris). 2021-08-18. Diakses tanggal 2021-08-20.
- ^ Rasmussen, Saeed Shah and Sune Engel. "Afghanistan's Taliban Rulers Meet Their First Political Protests With Gunfire". WSJ (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-08-20.
- ^ a b "Afghan protests spread to Kabul in early challenge to Taliban". Reuters. 19 August 2021.
- ^ "As demonstrations spread, the Taliban face growing challenges in running the nation". New York Times. 19 August 2021.
- ^ Seir, Ahmad; Faiez, Rahim; Gannon, Kathy; Gambrell, Jon (19 August 2021). "Afghans protest Taliban in emerging challenge to their rule". AP News. Diakses tanggal 19 August 2021.
- ^ "Afghans display national flag as they mark independence day". Al Jazeera. 19 August 2021. Diakses tanggal 19 August 2021.