Museum Mandar
Didirikan | 1984 |
---|---|
Lokasi | Mandar, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat |
Jenis | Museum |
Situs web | https://museum.kemdikbud.go.id/museum/profile/museum+mandar+majene |
Museum Mandar adalah museum yang terletak di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Indonesia. Museum ini didirikan pada tanggal 2 Agustus 1984. Lokasi museum dipindahkan dari rumah jabatan Bupati Majene ke bekas Rumah Sakit Umum Majene.[1]
Tiket masuk museum untuk pengunjung lokal adalah Rp.3.000 dan untuk pengunjung mancanegara adalah Rp.20.000.[2]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Museum Mandar merupakan museum yang didirikan berdasarkan keputusan Seminar Kebudayaan I pada 2 Agustus 1984.[3] Dalam seminar kebudayaan tersebut diajukan permohonan untuk memanfaatkan gedung bersejarah sebagai museum sementara kepada Pemerintah Daerah Tingkat II Majene. Usul pendirian Museum Daerah Mandar tersebut diterima dengan menunjuk bekas rumah kediaman Bupati KDH Tk. II Majene yang sementara ditempati berkantor oleh Pembantu Gubernur Wilayah I Mandar.
Untuk merealisasikan hasil keputusan Seminar Kebudayaan Mandar I tersebut maka didirikan Yayasan Museum Mandar oleh beberapa tokoh masyarakat dengan tujuan meningkatkan pembangunan dalam bidang pelestarian benda-benda budaya nasional. Yayasan Museum Mandar didirikan dengan Akte Pendirian Nomor 171, Tanggal 21 Desember 1984 yang dikeluarkan oleh Sistske Limowa, SH. Dan Pejabat Akte Tanah Kotamadya Ujung Pandang, dengan lokasi sementara satu ruangan kelas SD Inpres No. 57 Tangnga-tangnga.[4]
Museum Mandar dibuka pertama kali pada 2 agustus 1985 dan mulai beroperasi sehari setelahnya, namun belum dibuka untuk umum dan hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan benda bersejarah.[5]
Tahun 1989 Museum Mandar dialihkan menjadi status Museum Daerah Kab Daerah Tingkat II Majene dengan Surat Keputusan Bupati KDH Tingkat II Majene Nomor: 142/HK-KPTS/IX/1989.[1]
Saat ini museum berada di bawah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Majene dan termasuk ke dalam museum tipe C. Sejak tahun 2019 sudah tidak digunakan sebagai ruang belajar Sekolah Dasar sehingga Museum Mandar dapat memperluas ruang pamer museum.[5]
Bangunan
[sunting | sunting sumber]Museum Mandar saat ini adalah bekas rumah sakit yang dibangun Belanda pada masa kolonial yaitu tahun 1908[6] yang disebut juga Boyang Marendeng atau Rumah Sehat atau Landschapsziekenhuis. Bangunannya bergaya Ekstotok dan berciri khas Eropa dengan panjang bangunan adalah 32 meter, lebar 32 meter dan tinggi 5 meter. Bangunan ini merupakan salah satu bangunan cagar budaya dengan lantai, kaca, pintu dan plafon yang masih asli.[5]
Koleksi
[sunting | sunting sumber]Museum Mandar memiliki dua ruangan di bagian kiri gedungnya. Ruangan pertama berisi koleksi pakaian pengantin raja dan bangsawan serta topi dan alat musik tradisional Mandar. Ruangan kedua berisi peta wilayah Kerajaan Pamboang, Kerajaan Sendan, dan Kerajaan Banggai serta silsilah raja Kerajaan Balanipa dari pertama hingga yang terakhir. Pada bagian koridor terdapat fasilitas sterilisasi alat medis dan ruangan yang menyimpan bendera Kerajaan Banggai, Kerajaan Pamboang, dan Kerajaan Sendana. Pada ujung koridor terdapat peralatan rumah sakit dan foto-foto yang dipotret mulai tahun 1926 hingga tahun 1935. Bagian kanan gedung juga memiliki dua ruangan. Ruangan pertama berisi koleksi sarung Mandar, sedangkan ruangan kedua berisi miniatur rumah adat Mandar dan perkakas. Pada ujung ruangan terdapat tubuh ular sawah sepanjang 8 meter yang telah diawetkan.[7]
Museum Mandar mempunyai koleksi sejumlah 1.073 buah, meliputi koleksi geologi, geografi, biologi, etnografi, arkeologi, sejarah, numismatik, heraldik, filologi, keramik, senirupa, dan teknologi.[4] Koleksi berbagai guci dan tempayan perunggu yang menjadi alat tukar dan perniagaan pedagang di masa kerajaan Mandar dahulu dipajang di lemari kaca. Selain itu juga ada uang kuno abad ke-16 dan uang kertas kuno yang disimpan di dalam lemari kaca.[8]
Namun, pada 11 Okotober 2017 terjadi pencurian dua keris yaitu Gayang Lekkong dan Pasa’ Tipo Papuangang yang berusia ratusan tahun dan hingga kini belum ditemukan.[9]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Direktori Museum Indonesia. Jakarta: Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012. hlm. 575.
- ^ "Museum Mandar, Tempat Bersejarah yang Terabaikan - sulbarkita.com | Culture and Nature Sulawesi Barat". sulbarkita.com. Diakses tanggal 2024-05-23.
- ^ "Museum Mandar Majene - Sistem Registrasi Nasional Museum". Sistem Registrasi Nasional Museum Kemdikbud. Diakses tanggal 2024-05-23.
- ^ a b "Museum Mandar Majene". museum.co.id. Diakses tanggal 2024-05-23.
- ^ a b c Saska, Hikmah (2021). PENGELOLAAN MUSEUM MANDAR MAJENE SULAWESI BARAT (PDF). Makassar: PROGRAM STUDI MAGISTER ARKEOLOGI PASCASARJANA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS HASANUDDIN.
- ^ Asdhiana, I Made (ed.). "Museum Mandar, dari Perahu sampai Ular Piton". Kompas.com. Diakses tanggal 2019-07-06.
- ^ Samad (2019-04-04). "Museum Majene, Jendela Budaya dan Tradisi Mandar". Kabupaten Majene (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-07-06. Diakses tanggal 2019-07-06.
- ^ Nasiha (2021-08-08). "Menyusuri Jejak Sejarah VOC Belanda Lewat Peninggalan Uang Kuno di Museum Mandar". Tribun Sulbar. Diakses tanggal 2024-05-23.
- ^ News, Mandar (2017-11-03). "Museum Mandar Tidak Aman". MANDARNEWS.COM. Diakses tanggal 2024-05-23.