Jurnal 9
Jurnal 9
Pengaruh Tampilan Produk Dan Gratis Ongkir Terhadap Pembelian Impulsif Produk
Fashion Dengan Diskon Sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus : Mahasiswa
Program Studi Ekonomi Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara)
1
Fadilah Andriani, 2Nur Ahmadi Bi Rahmani, 3Nuri Aslami
1
Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara, Medan, [email protected]
2
Asuransi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara, Medan, [email protected]
3
Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara, Medan, [email protected]
Abstract
This study aims to find out (1) does product appearance affect the impulsive buying of fashion products (2)
does free shipping affect the impulsive buying of fashion products (3) whether discounts can be a moderating
variable in the effect of product appearance on impulsive buying of fashion products (4) whether Discounts
can be a moderating variable for the effect of free shipping on impulse buying of fashion products. The type of
research used is quantitative. The population in this study were active students of the 2018 Islamic
Economics study program. The sampling technique used was purposive sampling with a total sample of 73
respondents. Data collection techniques using a questionnaire (questionnaire). The data analysis technique
in this study used the interaction test or MRA with the help of SPSS 22 software. The results showed that
first, product appearance had no significant effect on impulsive buying of fashion products with a
significance value of 0.720 > 0.05. Second, free shipping has a significant effect on impulsive buying of fashion
products with a significance value of 0.006 <0.05. Third, the interaction between product displays and
discounts has no significant effect on impulse buying of fashion products. That is, discounts are not able to
moderate the effect of product appearance on impulse buying of fashion products with a significance value of
0.889 > 0.05. Fourth, the interaction between free shipping and discounts has a positive and significant effect
on impulse buying of fashion products. That is, discounts are able to moderate and strengthen the effect of
free shipping on impulse buying of fashion products with a significance value of 0.001 <0.05.
Pendahuluan
Perkembangan dunia digital di Indonesia saat ini sangat berkembang pesat.
Masyarakat memanfaatkan perkembangan dunia digital untuk mendapatkan atau
memberikan informasi dengan jangkauan yang lebih luas. Menurut Badan Pusat Statistik
(BPS), hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengumumkan
bahwa jumlah pengguna internet periode 2019-kuartal II/2020 naik menjadi 73,7 persen
dari total populasi atau setara 196,7 juta pengguna dengan estimasi populasi sebanyak 266,
9 juta (APJII, 2020).
Selain dimanfaatkan sebagai sarana untuk memperoleh atau menyebar informasi,
internet juga dimanfaatkan bagi kepentingan lainnya, salah satunya yaitu transaksi jual
312 | P a g e
JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)
Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332
E-ISSN: 2774-4221
beli online. Berkembang pesatnya trend belanja online, ditambah lagi dengan terjadinya
Pandemi Covid-19 yang menyerang dunia terkhusus Indonesia berdampak akan segala
aktivitas masyarakat khususnya kalangan mahasiswa. Sehingga, terjadi transformasi
perilaku konsumen dari offline menjadi online (Prahastiwi Utari, et. al, 2020).
Terdapat banyak e-commerce yang beredar di Indonesia. Misalnya e-commerce lokal
seperti, Bukalapak dan Tokopedia. Dan ada juga e-commerce luar seperti, Shopee, Lazada,
Zalora dan sebagainya. E-commerce shopee menawarkan hampir semua jenis produk barang
maupun jasa yang ditawarkan di pasar konvensional, mulai dari produk fashion, kosmetik,
kebutuhan rumah tangga, alat-alat tulis, makanan, minuman, dan lain-lain. (Jaya
Ramadaey Bangsa, et al., 2022). Produk fashion adalah produk-produk yang sedang trend
atau populer pada jangka waktu tertentu dan mempunyai karakteristik khusus yang
mewakili style. Produk-produk fashion mencakup, pakaian, aksesoris seperti ikat pinggang,
topi, tas, arlogi atau jam tangan, kaus kaki, sepatu, dan lain sebagainya (Hendri Ma’ruf,
2006).
Setiap individu memiliki perilaku pembelian yang tidak sama. Tranformasi perilaku
konsumen dari offline ke online dapat menyebabkan pergeseran fungsi aktivitas belanja pada
konsumen yang pada awalnya hanya mengonsumsi suatu produk beralih fungsi menjadi
gaya hidup serta menjadi pelengkap kepuasan dan keinginan konsumen. Pada proses
keputusan pembelian terhadap suatu produk, biasanya para konsumen telah
merencanakan produk apa yang akan dibeli sesuai dengan kebutuhannya. Namun ada
kalanya, perasaan konsumen muncul secara mendadak untuk berbelanja suatu produk
dengan spontan atau disebut dengan impulsive buying.
Adapun faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya pembelian impulsif.
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan oleh Awisal Fasyni, dkk,
menyatakan bahwa keadaan mengalir, persepsi produk dan interaksi sosial berpengaruh
positif terhadap pembelian online secara impulsif (Awisal F., dkk, 2021). Sedangkan hasil
penelitian yang sudah dilaksanakan oleh Anastasya Nurul Putri dan AMA Suyanto
menyatakan bahwa faktor kepribadian, status sosial, manfaat, pekerjaan, persepsi, iklan,
motivasi dan keluarga berpengaruh signifikan terhadap pembelian impulsif (Anastasya N.
P. & AMA Suyanto, 2019).
Adapun faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pembelian impulsif, seperti
tampilan produk, gratis ongkir dan diskon. Tampilan produk merupakan salah satu
pertimbangan konsumen sebelum memutuskan untuk membeli sesuatu. Semakin menarik
tampilan produk yang ditawarkan maka semakin besar keinginan konsumen dalam
memutuskan pembelian terhadap suatu produk. Namun ada kalanya, tampilan produk
yang ditawarkan oleh para penjual memiliki tampilan produk yang sama persis sehingga
tidak ada kreatifitas yang diberikan oleh penjual dalam menawarkan produknya.
Faktor selanjutnya yaitu adanya gratis ongkir. Adanya gratis ongkir biasanya dapat
mendorong hasrat konsumen dalam berbelanja online menjadi lebih kuat. Gratis ongkir
tentunya sangat berpengaruh terhadap keputusan konsumen, dimana para konsumen
biasanya dilema untuk melakukan pembelian secara online sebab adanya beban biaya
pengiriman yang ditanggung oleh konsumen agar produk yang mereka beli bisa sampai
dirumah. Dan terkadang beban biaya pengiriman lebih mahal dibandingkan dengan harga
produk yang konsumen beli.
313 | P a g e
JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)
Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332
E-ISSN: 2774-4221
Faktor terakhir yang dapat mempengaruhi pembelian impulsif adalah diskon, yang
mana diskon dalam penelitian ini berperan sebagai variabel moderating. Variabel moderating
merupakan variabel yang bisa memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel
yang satu dengan variabel lainnya. Penggunaan diskon sebagai variabel moderating
diharapkan dapat memperkuat pengaruh antara variabel pada penelian ini.
Pada penelitian terdahulu diperoleh hasil yang tidak sama. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilaksanakan oleh Nina Nurniati Afiah menyatakan bahwa, terdapat
pengaruh negatif dan signifikan antara interaksi pengetahuan produk dan diskon harga
terhadap minat beli. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi celebrity
endorser dan diskon harga terhadap minat beli. Terdapat pengaruh negatif dan signifikan
antara interaksi getok tular elektronik dan diskon harga terhadap minat beli (Nina N. A.,
2019). Sedangkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan oleh Fina Raudhotun Nafisah
dan Rochiyati Murniningsih menyatakan bahwa, price discount mampu memoderasi atau
memperkuat pengaruh electronic word of mouth (e-wom) terhadap keputusan pembelian.
Namun, price discount tidak mampu memoderasi atau memperlemah pengaruh brand image
terhadap keputusan pembelian (Fina R. N. & Rochiyati M., 2021).
Berdasarkan hasil wawancara beberapa mahasiswa program studi Ekonomi Islam
stambuk 2018 tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembelian impulsif produk
fashion pada e-commerce shopee yaitu, gratis ongkir dan diskon sedangkan tampilan produk
ada yang menyatakan berpengaruh dan ada yang menyatakan tidak berpengaruh terhadap
pembelian impulsif produk fashion
Landasan Teori
Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Amstrong keputusan pembelian merupakan kegiatan
seseorang dalam melakukan identifikasi masalah, mencari fakta, beberapa pertimbangan
pengganti, melakukan pembelian, dan tindakan sesudah membeli yang merupakan sebuah
pendekatan penyesuaian masalah (Bunga A. & H. M. Hermansyur, 2018).
Berikut merupakan tahapan-tahapan pada proses pengambilan keputusan
pembelian yang sangat dipengaruhi oleh perilaku konsumen:
1. Pengenalan Kebutuhan
2. Pencarian Informasi
3. Evaluasi Berbagai Alternatif
4. Keputusan Pembelian
5. Perilaku Pasca Pembelian (Kotler & Amstrong, 2001).
Selain itu, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keputusan
pembelian, diantaranya yaitu:
1. Lokasi toko yang strategis
2. Desain toko
3. Skill tenaga penjual
4. Harga barang dan jasa yang ditawarkan
5. Sales promotion dan pengiklanan dari toko
6. Servis yang ditawarkan kepada langganan
7. Penggolongan barang
314 | P a g e
JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)
Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332
E-ISSN: 2774-4221
Pembelian Impulsif
Menurut Mowen dan Minor, definisi pembelian impulsif merupakan pembelian
produk yang terjadi tanpa adanya rencana dan niat sebelum mendatangi toko. Menurut
Schiffman & Kanuk impulse buying merupakan pembelian berdasarkan penuh emosi atau
mengikuti permintaan hati. Menurut Shoham & Brencic mengatakan bahwa impulse buying
merupakan pembelian yang didasari oleh emosi atau secara spontan (Septian Wahyudi,
2017).
Menurut Rook terdapat beberapa karakteristik pembelian impulsif yang dapat
dijadikan sebagai indikator dalam penelitian ini, diantaranya yaitu:
1. Spontanitas, merupakan pembelian secara spontan dan memotivasi konsumen
untuk berbelanja pada saat itu juga dikarenakan adanya respon terhadap stimulus
pemasaran.
2. Kekuatan, paksaan dan intensitas, merupakan pembelian karena terdapat dorongan
untuk menepikan terlebih dahulu urusan-urusan lain dan beraksi dengan cepat.
3. Kegembiraan dan simulasi, merupakan pembelian secara spontan dan biasanya
diiringi oleh emosi yang mendesak seperti perasaan gembira dan mendebarkan.
4. Mengabaikan konsekuensi, merupakan pembelian akibat tuntutan untuk
berbelanja yang tidak dapat dihindari sehingga menolak resiko buruk yang
mungkin terjadi (Ardin, Wulan Nabila, 2020).
Diskon
Menurut Kotler, diskon merupakan potongan harga pada suatu produk dari harga
sebenarnya dalam kurun waktu tertentu. Menurut Peter dan Olson, diskon merupakan
strategi pemasaran yang dilakukan dengan menyertakan rencana jangka panjang dalam
penentuan harga untuk menurunkan harga dari harga normal setelah dilakukan
pengenalan terhadap produk tersebut dengan harga yang tinggi. Menurut Tjiptono, diskon
merupakan potongan harga sebagai bentuk pemberian penghargaan dari penjual kepada
pembeli akan tindakan pembeli yang dianggap membuat penjual senang (Fandy Tjiptono,
2008).
Menurut Kotler, terdapat beberapa indikator untuk pengukuran diskon,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Stok produk sangat banyak
2. Terdapat persaingan pasar
3. Persaingan harga
4. Menaikkan volume pembelian
5. Beberapa konsumen menjadi beruntung
6. Biaya yang lebih murah dapat mengunggulkan pasar
7. Pembelian dalam jumlah kuantitas yang besar
Tampilan Produk
Menurut Pentecost dan Andrews tampilan produk merupakan produk yang
memiliki sedikit atau banyaknya variasi pada produk yang diperlihatkan yang bertujuan
agar memberikan kemudahan pada konsumen ketika memilih produk yang diperlukan.
Menurut Pratomo bahwa tampilan produk yang efektif adalah tampilan produk yang
dapat menarik perhatian. Dalam hal ini, menarik perhatian bukan hanya sekedar menarik
315 | P a g e
JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)
Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332
E-ISSN: 2774-4221
saja, namun harus memiliki tingkat kontras yang baik tetapi masih terlihat indah dan
memiliki komposisi warna yang jelas (Ayu S. & Eka I. Nurlaili, 2020).
Menurut Pentecost dan Andrews mengatakan bahwa indikator pengukuran
tampilan produk, diantaranya yaitu:
1. Display produk, Tustin mengungkapkan display produk merupakan salah satu
strategi pemasaran terkait dengan kinerja, fitur, fungsi dan spesifikasi dari suatu
produk.
2. Variasi produk merupakan cara atau strategi yang dilakukan produsen agar dapat
meningkatkan produknya, dikarenakan variasi produk memberikan keberagaman
atau macam-macam pilihan bagi konsumen.
3. Pembeda produk merupakan suatu usaha untuk membuat produk menjadi lebih
menarik. Agar dapat membuat produk menjadi berbeda dengan produk pesaing
diperlukan riset untuk dapat mempelajari dan mendapatkan informasi mengenai
produk pesain.
Gratis Ongkir
Menurut Tjiptono, bentuk persuasif langsung dengan tujuan supaya merangsang
konsumen untuk berbelanja suatu produk dengan tergesa-gesa atau menaikkan kuantitas
pembelian konsumen melalui penggunaan berbagai insentif (Shoffi’ul Auli, dkk, 2021).
Menurut Novita Sari, terdapat beberapa indikator gratis ongkir, diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Perhatian, merupakan suatu tindakan agar dapat menarik perhatian konsumen
baik dalam media maupun bentuk yang disampaikan.
2. Karakteristik, merupakan timbulnya niat konsumen untuk membeli produk yang
sedang ditawarkan.
3. Keinginan, merupakan suatu usaha untuk memotivasi calon konsumen supaya
mempunyai rasa ingin memiliki atas suatu produk yang diperjualbelikan.
4. Tindakan, merupakan suatu pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk
akibat adanya dorongan yang kuat untuk memiliki produk tersebut (Evita Sari,
2022).
E-Commerce
E-commerce (Electronic Commerce) merupakan proses transaksi jual beli dengan
memanfaatkan teknologi atau elektronik. Konsumen juga dapat melakukan payment atau
pembayaran secara online dengan menggunakan transfer dana atau banyak alternatif
lainnya (Rodiah D & Nuri Aslami, 2021).
Terdapat beberapa karakteristik e-commerce, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Transaksi dilakukan antara penjual dan pembeli
b. Adanya pertukaran barang, jasa, dan informasi
c. Adanya media elektronik seperti: jaringan komputer, internet, televisi dan
lain sebagainya
316 | P a g e
JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)
Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332
E-ISSN: 2774-4221
Metodologi Penelitian
Pada penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Penelitian
kuantitatif merupakan penelitian yang lebih memprioritaskan pada pengukuran fenomena
sosial secara obyektif dengan menjabarkan tiap-tiap fenomena sosial menjadi beberapa
komponen masalah, indikator dan variabel (Nur Ahmadi B. R., 2021). Penelitian ini akan
dilaksanakan dii UIN Sumatera Utara, yang dimulai sejak November 2021 sampai dengan
Agustus 2022. Populasi yang akan dijadikan objek dalam penelitian ini yaitu Mahasiswa
aktif Program Studi Ekonomi Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Stambuk
2018 dengan total keseluruhan sebanyak 265 Mahasiswa (Akademik FEBI UINSU, 2022).
Sampel dalam penelitian ini sebanyak 73 mahasiswa yang dihitung dengan menggunakan
rumus slovin dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.
Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif. Sumber data primer dalam
penelitian ini berupa angket (kuesioner), sedangkan sumber data sekunder berupa buku,
jurnal literatur dan website yang relevan dengan penelitian ini. Teknik pengumpulan data
dengan metode angket (kuesioner) dengan skala pengukuran variabel menggunakan skala
likert. Teknik analisis data dalam penelitian ini berupa, uji validitas dan reliabilitas, uji
asumsi klasik, uji regresi linear berganda dan uji interaksi atau uji MRA.
317 | P a g e
JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)
Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332
E-ISSN: 2774-4221
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan pengujian untuk mengetahui reliable atau tidaknya suatu
kuesioner. Uji reliabilitas yang digunakan berdasarkan nilai Cronbach’s Alpha. Apabila nilai
Cronbach’s Alpha > 0,60 maka instrument reliable, begitupun sebaliknya. Hasil olah data pada
uji reliabilitas yaitu:
Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas
Nilai Cronbach’s Standar
Variabel Keterangan
Alpha Reliabilitas
Tampilan Produk (X1) 0,848 0,60 Reliabel
Gratis Ongkir (X2) 0,857 0,60 Reliabel
Pembelian Impulsif (Y) 0,794 0,60 Reliabel
Diskon (Z) 0,836 0,60 Reliabel
Sumber: Data Primer Diolah (2022)
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada variabel tampilan produk (X 1),
gratis ongkir (X2), pembelian impulsif (Y) dan diskon (Z) mempunyai nilai cronbach’s alpha
sebesar 0,848, 0,857, 0,794 dan 0,836 > 0,60. Berarti diperoleh kesimpulan bahwa variabel
318 | P a g e
JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)
Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332
E-ISSN: 2774-4221
tampilan produk, gratis ongkir, pembelian impulsif dan diskon reliable dan dapat dipercaya,
sehingga variabel dalam penelitian ini bisa dilakukan pengujian lebih lanjut.
Berdasarkan tabel diatas, bisa dilihat nilai Asym. Sig sebesar 0,200 > 5% (0,05).
Berarti diperoleh kesimpulan bahwa data penelitian menyebar normal.
Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas merupakan pengujian untuk mengetahui ada atau tidaknya
korelasi antar variabel bebas. Uji multikolinearitas dengan menggunakan nilai Variance
Inflation Factors (VIF), dengan kriteria pengujiannya adalah apabila nilai VIF < 10, berarti
tidak adanya multikolinearitas. Hasil olah data pada uji multikolinearitas yaitu:
319 | P a g e
JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)
Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332
E-ISSN: 2774-4221
Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat adanya penyimpangan pada
syarat-syarat asumsi klasik atau tidaknya, dimana syarat tidak adanya heteroskedastisitas
harus terpenuhi. Pada penelitian ini digunakan uji park untuk menemukan ada atau
tidaknya gejala heteroskedastisitas. Apabila nilai signifikansi > 5% berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas, begitupun sebaliknya. Hasil olah data pada uji heteroskedastisitas
yaitu:
Tabel 5. Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Uji Park
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Si
Model B Std. Error Beta T g.
1 (Constant) ,6
-1,229 2,937 -,418
77
Tampilan ,2
,066 ,058 ,136 1,126
Produk 64
Gratis Ongkir ,3
-,051 ,055 -,116 -,940
50
Diskon ,3
,055 ,053 ,126 1,034
05
a. Dependent Variable: LN_RES
Sumber: Data Primer Diolah (2022)
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa pada variabel tampilan produk, gratis
ongkir dan diskon nilai signifikansi sebesar 0,264, 0,350 dan 0,305 > 0,05. Berdasarkan hasil
tersebut diperoleh kesimpulan bahwa, tidak adanya gejala heteroskedastisitas.
320 | P a g e
JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)
Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332
E-ISSN: 2774-4221
321 | P a g e
JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)
Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332
E-ISSN: 2774-4221
3. Nilai koefisien regresi gratis ongkir yaitu sebesar 0,386 dan bertanda positif.
Artinya, gratis ongkir berpengaruh positif terhadap pembelian impulsif produk
fashion. Jika variabel gratis ongkir meningkat 1%, berarti pembelian impulsif produk
fashion akan meningkat 38,6%.
4. Nilai koefisien regresi diskon adalah 0,439 dan bertanda positif. Artinya, gratis
ongkir berpengaruh positif terhadap pembelian impulsif produk fashion. Jika
variabel gratis ongkir meningkat 1%, berarti pembelian impulsif produk fashion akan
meningkat 43,9%.
322 | P a g e
JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)
Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332
E-ISSN: 2774-4221
a = Konstanta
b = Koefisien
e = Standar Error
Berdasarkan hasil persamaan regresi uji Moderated Regression Analysis (MRA) dari
tabel diatas, bisa dijelaskan menjadi:
1. Nilai konstanta adalah 59,487 dan bertanda positif. Tanda positif pada konstanta
menyebabkan hubungan positif antar variabel. Artinya, jika variabel tampilan
produk, gratis ongkir, diskon, variabel interaksi antara tampilan produk dengan
diskon dan variabel interaksi antara gratis ongkir dengan diskon bernilai tetap atau
sama dengan nol, berati nilai pembelian impulsif produk fashion akan meningkat
59,487.
2. Nilai koefisien regresi tampilan produk adalah 0,220 dan bertanda positif. Artinya,
tampilan produk berpengaruh positif terhadap pembelian impulsif produk fashion.
Jika variabel tampilan produk meningkat 1%, berarti pembelian impulsif produk
fashion akan meningkat 22%.
3. Nilai koefisien regresi gratis ongkir adalah -1,538 dan bertanda negatif. Artinya,
gratis ongkir berpengaruh negatif terhadap pembelian impulsif produk fashion. Jika
variabel gratis ongkir meningkat 1%, berarti pembelian impulsif produk fashion akan
menurun 1,538.
4. Nilai koefisien regresi diskon adalah -1,520 dan bertanda negatif. Artinya, diskon
berpengaruh negatif terhadap pembelian impulsif produk fashion. Jika variabel
diskon meningkat 1%, berarti pembelian impulsif produk fashion akan menurun
1,520.
5. Nilai koefisien regresi interaksi antara tampilan produk dengan diskon adalah
0,002 dan bertanda positif. Artinya, interaksi antara tampilan produk dengan
diskon berpengaruh positif terhadap pembelian impulsif produk fashion. Jika
variabel interaksi antara tampilan produk dengan diskon meningkat 1%, berarti
pembelian impulsif produk fashion akan meningkat 0,002.
6. Nilai koefisien regresi interaksi antara gratis ongkir dengan diskon adalah 0,052
dan bertanda positif. Artinya, interaksi antara gratis ongkir dengan diskon
berpengaruh positif terhadap pembelian impulsif produk fashion. Jika variabel
interaksi antara gratis ongkir dengan diskon meningkat 1%, berarti pembelian
impulsif produk fashion akan meningkat 5,2%.
Uji Hipotesis
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Nilai R Square merupakan cara untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel
bebas menjelaskan variabel terikat. Nilai R 2 akan semakin besar apabila variabel bebas
yang diteliti semakin banyak.
323 | P a g e
JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)
Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332
E-ISSN: 2774-4221
1
,751a ,563 ,531 4,402
Dari hasil uji R2 diatas, diperoleh nilai koefisien determinasi atau R square adalah
0,531 (53,1%). Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa variabel tampilan produk (X 1), gratis
ongkir (X2), diskon (Z), interaksi antara tampilan produk dengan diskon (X 1*Z) dan
interaksi antara gratis ongkir dengan diskon (X 2*Z) berpengaruh sebesar 53,1% terhadap
pembelian impulsif produk fashion (Y) sedangkan 46,9% dipengaruhi oleh variabel atau
faktor lain di luar persamaan regresi atau penelitian ini.
Uji F
Uji F merupakan pengujian untuk mengetahui secara simultan pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat. Terdapat kriteria-kriteria untuk pengujian uji F,
diantaranya yaitu apabila nilai signifikansi > 5% (0,05) berarti tidak terdapat pengaruh
simultan antara variabel bebas dengan variabel terikat atau terima H 0, beggitupun
sebaliknya.
Penentuan untuk mencari F tabel dengan menggunakan rumus df1 = k-1, k yaitu
total seluruh variabel bebas dan terikat. Rumus df2 = n-k, n yaitu total responden. Maka df1
= k-1 = 4-1 = 3 sedangkan df2 = n-k = 73-4 = 69. Berarti nilai F tabel yaitu 2,74. Hasil olah data
uji F yang diperoleh yaitu:
324 | P a g e
JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)
Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332
E-ISSN: 2774-4221
Dari tabel diatas, dapat diketahui nilai F hitung yaitu 20,442 > F tabel yaitu 2,74
dengan signifikansi 0,000 < 5% (0,05). Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa variabel
tampilan produk dan gratis ongkir secara serempak berpengaruh signifikan terhadap
variabel pembelian impulsif produk fashion.
Uji t
Uji t merupakan uji yang digunakan untuk melihat pengaruh secara parsial pada
masing-masing variabel independen. Terdapat kriteria-kriteria untuk pengujian uji t
adalah apabila nilai signifikansi > 5% (0,05) berarti variabel independen tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen atau terima H0, begitupun sebaliknya.
325 | P a g e
JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)
Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332
E-ISSN: 2774-4221
326 | P a g e
JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)
Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332
E-ISSN: 2774-4221
Pembahasan Penelitian
Pengaruh Tampilan Produk Terhadap Pembelian Impulsif Produk Fashion
Berdasarkan hasil regresi Moderated Regression Analysis (MRA) persamaan II, pada
variabel tampilan produk ditemukan nilai t hitung < t-tabel atau 0,360 < 1,66792 dan nilai
signifikansi > 5% (0,05) atau 0,720 > 0,05. Berarti diperoleh kesimpulan, terima H 0 dan tolak
H1 yang bermakna tampilan produk tidak berpengaruh signifikan terhadap pembelian
impulsif produk fashion.
Menurut Pratomo bahwa tampilan produk yang efektif adalah tampilan produk
yang dapat menarik perhatian. Dalam hal ini, menarik perhatian bukan hanya sekedar
menarik saja, namun harus memiliki tingkat kontras yang baik tetapi masih terlihat indah
dan memiliki komposisi warna yang jelas. Sehingga, tampilan produk yang menarik
perhatian dapat mendorong konsumen melakukan pembelian impulsif produk fashion pada
e-commerce shopee.
Hal tersebut tidak sesuai dengan penelitian ini. Pada hasil uji regresi diperoleh
bahwa, tampilan produk menunjukkan hasil tidak berpengaruh signifikan terhadap
pembelian impulsif produk fashion. Pada saat belanja online, konsumen tidak mudah tergiur
dengan tampilan produk yang menarik saja. Salah satu alasannya adalah takut produk yang
dipesan tidak sesuai dengan harapan konsumen apalagi produk tersebut berkaitan dengan
fashion seseorang sehingga konsumen lebih berhati-hati sehingga tidak terjadi pembelian
impulsif.
Dengan demikian, hasil penelitian ini tidak selaras dengan penelitian sebelumnya
yang telah dilakukan oleh Agung Pramono, Achyar Eldine dan Leny Muniroh dengan judul
“Pengaruh Harga, Ulasan, dan Tampilan Produk Terhadap Keputusan Pembelian Secara
Online” yang menyatakan bahwa pada variabel tampilan produk terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian secara online (Agung P., Achyar E. &
Leny M., 2020).
327 | P a g e
JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)
Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332
E-ISSN: 2774-4221
dengan teori Assauri yaitu, gratis ongkir merupakan salah satu strategi pemasaran dalam
bentuk promosi dengan tujuan agar pembeli terstimuli atau tergiur untuk membeli suatu
produk berupa penjualan khusus seperti, pameran display, eksibisi, sewaktu-waktu.
Sehingga, adanya gratis ongkir dapat mendorong konsumen melakukan pembelian
impulsif produk fashion pada e-commerce shopee.
Hal ini sesuai dengan penelitian ini. Pada hasil uji regresi diperoleh bahwa, gratis
ongkir menunjukkan hasil berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembelian impulsif
produk fashion. Semakin besar gratis ongkir atau voucher biaya pengiriman yang didapatkan
konsumen tidak terlalu mendorong konsumen melakukan pembelian impulsif. Hal
tersebut dapat terjadi dikarenakan adanya syarat dan ketentuan yang berlaku untuk
memperoleh gratis ongkir seperti, adanya minimal pembelian. Semakin besar gratis ongkir
yang didapatkan maka semakin besar nominal minimal pembelian yang disyaratkan,
begitupun sebaliknya.
Namun, hasil penelitian ini tidak selaras dengan penelitian sebelumnya yang telah
dilakukan oleh Wulan Nabila Ardin dengan judul “Pengaruh Flash Sale dan Tagline “Gratis
Ongkir” Shopee Terhadap Keputusan Pembelian Impulsif Secara Online (Studi Pada
Mahasiswa Pengguna Aplikasi Shopee di Universitas Sumatera Utara)” yang menyatakan
bahwa pada variabel tagline “Gratis Ongkir” tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
keputusan pembelian impulsif (Wulan N. Ardin, 2020).
328 | P a g e
JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)
Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332
E-ISSN: 2774-4221
menjamin produk fashion yang dibeli akan sesuai harapan nantinya sehingga pembelian
impulsif produk fashion tidak terjadi.
Hal ini selaras dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Fina
Raudhotun Nafisah dan Rochiyati Murniningsih dengan judul “Pengaruh E-Wom dan Brand
Image Terhadap Keputusan Pembelian Dengan Price Discount Sebagai Variabel Moderasi”
yang menyatakan bahwa price discount tidak mampu memoderasi pengaruh brand image
terhadap keputusan pembelian (Fina R. N. & Rochiyati M., 2021). Artinya, variabel diskon
tidak mampu menjadi variabel moderating.
329 | P a g e
JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)
Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332
E-ISSN: 2774-4221
Saran
1. Bagi Perusahaan
Penulis berharap agar pihak shopee tetap mempertahankan dan terus
meningkatkan eksistensinya terutama pada program promo gratis ongkir yang
diberikan seperti, dengan menghapuskan syarat dan ketentuan yang berlaku
dikarenakan dengan adanya syarat dan ketentuan terkadang membuat konsumen
dilema untuk melakukan pembelian pada e-commerce shopee.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penulis berharap agar peneliti selanjutnya dapat memperdalam penelitian ini
seperti, memperluas cakupan populasi, memperluas cakupan produk yang akan
diteliti tidak hanya berfokus pada produk fashion saja dan juga dapat meneliti
variabel lainnya diluar penelitian ini, seperti chasback, bonus pack, flash sale, brand
ambassador, brand image, dll yang dapat mempengaruhi pembelian impulsif produk
fashion pada e-commerce shopee.
330 | P a g e
JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)
Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332
E-ISSN: 2774-4221
Daftar Pustaka
Aditi, B., & H. M. Hermansyur. (2018). Pengaruh Atribut Produk, Kualitas Produk dan
Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Merek Honda Di Kota Medan.
Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis. Vo. 19, No. 1.
APJII. (2020). Survei Pengguna Internet APJII 2019-Q2 2020: Ada Kenaikan 25,5 Juta Pengguna
Internet Baru di RI.
Ardin, W. N. (2020). Pengaruh Flash Sale Dan Tagline "Gratis Ongkir" Shopee Terhadap Keputusan
Pembelian Impulsif Secara Online ( Studi Pada Mahasiswa Pengguna Aplikasi Shopee di
Universitas Sumatera Utara ). Universitas Sumatera Utara.
Auli, Shoffi’ul. dkk. (2021). Pengaruh Diskon dan Promosi Gratis Ongkos Kirim Terhadap
Keputusan Pembelian Pada E-Commerce Shopee” dalam Jurnal Riset Manajemen.
Kotler & Amstrong. (2001). Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid 1 Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Ma’ruf, Hendri. (2006). Pemasaran Ritel. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Nafisah, F. R., & Murniningsih, R. (2021). Pengaruh E-Wom dan Brand Image Terhadap
Keputusan Pembelian Dengan Price Discount Sebagai Variabel Moderasi ( Studi
Empiris Pada Konsumen Shopee Di Kota Magelang ). Jurnal Prosiding Seminar Nasional
Fakultas Ekonomi Universitas Tidar 2021. September, 301–309.
Nurniati, N. A. (2019). Pengaruh Pengetahuan Produk, Celebrity Endorser dan Getok Tular Elektronik
Terhadap Minat Beli Dengan Diskon Harga Sebagai Variabel Moderasi Pada Konsumen
Kosmetik Wardah Di Magelang. Universitas Muhammadiyah.
Nurul, A. P., & AMA, Suyanto. (2019). Analisis Faktor-Faktor Pembelian Impulsif Pada
Shopee. Jurnal E-Proceeding Of Management. 6(3), 5510–5516.
Pramono, Agung, dkk. (2020). Pengaruh Harga, Ulasan, dan Tampilan Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Secara Online. Jurnal Ilmu Manajemen. Vol. 3, No. 3.
Pratomo, D. (2019). Kecenderungan Pembelian Impulsif Ditinjau dari Perspektif Islam (
Studi Kasus Pada Pengunjung Malioboro Mall Yogyakarta ). Jurnal Ekonomi &
Ekonomi Syariah 2(2), 240–252.
Rahmani, N. A. B. (2021). Metodologi Penelitian Ekonomi. Medan: Rahmani Percetakan.
Rahmawati, I. dkk. (2020). Faktor Diskon, Bonus Pack, Dan In Store Display Serta Pengaruhnya
Terhadap Pembelian Impulsif. Jombang: LPPM.
Rodiah D., & Aslami, N. (2021). “Pengaruh Penaikkan Minat Berbelanja Konsumen Di
Tokopedia Selama Masa Pandemi” dalam Jurnal Ekonomi Bisnis Manajemen dan
Akuntansi (EBMA), Vol. 2, No. 2.
Rohman, F. (2012). Peran Faktor Situasional dan Perilaku Pembelian Impulsif, Jakarta: UB Press.
Romindo. dkk. (2019). E-commerce: Implementasi, strategi & Inovasinya. (Jakarta: Yayasan Kita
Menulis.
Sari, E. (2022). Pengaruh Promosi Gratis Ongkir, Online Customer Review dan Online Customer Rating
Terhadap Keputusan Pembelian Pada Marketplace Shopee. Skripsi. Medan: Fakultas
Ekonomi Universitas HKBP Nomensen.
Setianingtyas, A., & Indah, E. N. (2020). Analisis Social Media Marketing dan Tampilan Produk
Dalam Meningkatkan Penjualan Produk Pamos Shop Mojokerto. 17(2), 207–223.
Solihin, D. (2020). Pengaruh Kepercayaan Pelanggan dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian
331 | P a g e
JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)
Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332
E-ISSN: 2774-4221
Konsumen Pada Online Shop Mikaylaku Dengan Minat Beli Sebagai Variabel Intervening. 4(1),
26–37.
Tjiptono, F. (2008). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset.
Utari, P., Fitri, A., Setyanto, E., & Henny, C. (2020). Belanja on-line mahasiswa di era pandemi
Covid-19 : modifikasi perilaku konsumen. 5(2), 143–154.
Wahyudi, Septian. (2017). “Pengaruh Price Discount Terhadap Impulse Buying” dalam Jurnal
Valuta, Vol. 3, No. 2.
332 | P a g e