0% found this document useful (0 votes)
29 views21 pages

Jurnal 9

This article summarizes a study that examined the effect of product appearance, free shipping, and discounts on impulse buying of fashion products among students at the Islamic Economics study program at the State Islamic University of North Sumatra. The study found that: 1) Product appearance did not have a significant effect on impulse buying of fashion products. 2) Free shipping had a significant positive effect on impulse buying of fashion products. 3) The interaction between product appearance and discounts did not have a significant effect on impulse buying, meaning discounts did not moderate the effect of product appearance. 4) The interaction between free shipping and discounts had a positive and significant effect on impulse buying, meaning discounts moderated and strengthened the effect

Uploaded by

wida sekar asih
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
29 views21 pages

Jurnal 9

This article summarizes a study that examined the effect of product appearance, free shipping, and discounts on impulse buying of fashion products among students at the Islamic Economics study program at the State Islamic University of North Sumatra. The study found that: 1) Product appearance did not have a significant effect on impulse buying of fashion products. 2) Free shipping had a significant positive effect on impulse buying of fashion products. 3) The interaction between product appearance and discounts did not have a significant effect on impulse buying, meaning discounts did not moderate the effect of product appearance. 4) The interaction between free shipping and discounts had a positive and significant effect on impulse buying, meaning discounts moderated and strengthened the effect

Uploaded by

wida sekar asih
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 21

JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)

Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332


E-ISSN: 2774-4221

Pengaruh Tampilan Produk Dan Gratis Ongkir Terhadap Pembelian Impulsif Produk
Fashion Dengan Diskon Sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus : Mahasiswa
Program Studi Ekonomi Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara)
1
Fadilah Andriani, 2Nur Ahmadi Bi Rahmani, 3Nuri Aslami
1
Ekonomi Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara, Medan, [email protected]
2
Asuransi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara, Medan, [email protected]
3
Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri Sumatera
Utara, Medan, [email protected]

Abstract
This study aims to find out (1) does product appearance affect the impulsive buying of fashion products (2)
does free shipping affect the impulsive buying of fashion products (3) whether discounts can be a moderating
variable in the effect of product appearance on impulsive buying of fashion products (4) whether Discounts
can be a moderating variable for the effect of free shipping on impulse buying of fashion products. The type of
research used is quantitative. The population in this study were active students of the 2018 Islamic
Economics study program. The sampling technique used was purposive sampling with a total sample of 73
respondents. Data collection techniques using a questionnaire (questionnaire). The data analysis technique
in this study used the interaction test or MRA with the help of SPSS 22 software. The results showed that
first, product appearance had no significant effect on impulsive buying of fashion products with a
significance value of 0.720 > 0.05. Second, free shipping has a significant effect on impulsive buying of fashion
products with a significance value of 0.006 <0.05. Third, the interaction between product displays and
discounts has no significant effect on impulse buying of fashion products. That is, discounts are not able to
moderate the effect of product appearance on impulse buying of fashion products with a significance value of
0.889 > 0.05. Fourth, the interaction between free shipping and discounts has a positive and significant effect
on impulse buying of fashion products. That is, discounts are able to moderate and strengthen the effect of
free shipping on impulse buying of fashion products with a significance value of 0.001 <0.05.

Keywords: Impulsive Buying, Discounts, Product Display and Free Shipping.

Pendahuluan
Perkembangan dunia digital di Indonesia saat ini sangat berkembang pesat.
Masyarakat memanfaatkan perkembangan dunia digital untuk mendapatkan atau
memberikan informasi dengan jangkauan yang lebih luas. Menurut Badan Pusat Statistik
(BPS), hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengumumkan
bahwa jumlah pengguna internet periode 2019-kuartal II/2020 naik menjadi 73,7 persen
dari total populasi atau setara 196,7 juta pengguna dengan estimasi populasi sebanyak 266,
9 juta (APJII, 2020).
Selain dimanfaatkan sebagai sarana untuk memperoleh atau menyebar informasi,
internet juga dimanfaatkan bagi kepentingan lainnya, salah satunya yaitu transaksi jual

312 | P a g e
JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)
Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332
E-ISSN: 2774-4221

beli online. Berkembang pesatnya trend belanja online, ditambah lagi dengan terjadinya
Pandemi Covid-19 yang menyerang dunia terkhusus Indonesia berdampak akan segala
aktivitas masyarakat khususnya kalangan mahasiswa. Sehingga, terjadi transformasi
perilaku konsumen dari offline menjadi online (Prahastiwi Utari, et. al, 2020).
Terdapat banyak e-commerce yang beredar di Indonesia. Misalnya e-commerce lokal
seperti, Bukalapak dan Tokopedia. Dan ada juga e-commerce luar seperti, Shopee, Lazada,
Zalora dan sebagainya. E-commerce shopee menawarkan hampir semua jenis produk barang
maupun jasa yang ditawarkan di pasar konvensional, mulai dari produk fashion, kosmetik,
kebutuhan rumah tangga, alat-alat tulis, makanan, minuman, dan lain-lain. (Jaya
Ramadaey Bangsa, et al., 2022). Produk fashion adalah produk-produk yang sedang trend
atau populer pada jangka waktu tertentu dan mempunyai karakteristik khusus yang
mewakili style. Produk-produk fashion mencakup, pakaian, aksesoris seperti ikat pinggang,
topi, tas, arlogi atau jam tangan, kaus kaki, sepatu, dan lain sebagainya (Hendri Ma’ruf,
2006).
Setiap individu memiliki perilaku pembelian yang tidak sama. Tranformasi perilaku
konsumen dari offline ke online dapat menyebabkan pergeseran fungsi aktivitas belanja pada
konsumen yang pada awalnya hanya mengonsumsi suatu produk beralih fungsi menjadi
gaya hidup serta menjadi pelengkap kepuasan dan keinginan konsumen. Pada proses
keputusan pembelian terhadap suatu produk, biasanya para konsumen telah
merencanakan produk apa yang akan dibeli sesuai dengan kebutuhannya. Namun ada
kalanya, perasaan konsumen muncul secara mendadak untuk berbelanja suatu produk
dengan spontan atau disebut dengan impulsive buying.
Adapun faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya pembelian impulsif.
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan oleh Awisal Fasyni, dkk,
menyatakan bahwa keadaan mengalir, persepsi produk dan interaksi sosial berpengaruh
positif terhadap pembelian online secara impulsif (Awisal F., dkk, 2021). Sedangkan hasil
penelitian yang sudah dilaksanakan oleh Anastasya Nurul Putri dan AMA Suyanto
menyatakan bahwa faktor kepribadian, status sosial, manfaat, pekerjaan, persepsi, iklan,
motivasi dan keluarga berpengaruh signifikan terhadap pembelian impulsif (Anastasya N.
P. & AMA Suyanto, 2019).
Adapun faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pembelian impulsif, seperti
tampilan produk, gratis ongkir dan diskon. Tampilan produk merupakan salah satu
pertimbangan konsumen sebelum memutuskan untuk membeli sesuatu. Semakin menarik
tampilan produk yang ditawarkan maka semakin besar keinginan konsumen dalam
memutuskan pembelian terhadap suatu produk. Namun ada kalanya, tampilan produk
yang ditawarkan oleh para penjual memiliki tampilan produk yang sama persis sehingga
tidak ada kreatifitas yang diberikan oleh penjual dalam menawarkan produknya.
Faktor selanjutnya yaitu adanya gratis ongkir. Adanya gratis ongkir biasanya dapat
mendorong hasrat konsumen dalam berbelanja online menjadi lebih kuat. Gratis ongkir
tentunya sangat berpengaruh terhadap keputusan konsumen, dimana para konsumen
biasanya dilema untuk melakukan pembelian secara online sebab adanya beban biaya
pengiriman yang ditanggung oleh konsumen agar produk yang mereka beli bisa sampai
dirumah. Dan terkadang beban biaya pengiriman lebih mahal dibandingkan dengan harga
produk yang konsumen beli.

313 | P a g e
JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)
Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332
E-ISSN: 2774-4221

Faktor terakhir yang dapat mempengaruhi pembelian impulsif adalah diskon, yang
mana diskon dalam penelitian ini berperan sebagai variabel moderating. Variabel moderating
merupakan variabel yang bisa memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel
yang satu dengan variabel lainnya. Penggunaan diskon sebagai variabel moderating
diharapkan dapat memperkuat pengaruh antara variabel pada penelian ini.
Pada penelitian terdahulu diperoleh hasil yang tidak sama. Berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilaksanakan oleh Nina Nurniati Afiah menyatakan bahwa, terdapat
pengaruh negatif dan signifikan antara interaksi pengetahuan produk dan diskon harga
terhadap minat beli. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi celebrity
endorser dan diskon harga terhadap minat beli. Terdapat pengaruh negatif dan signifikan
antara interaksi getok tular elektronik dan diskon harga terhadap minat beli (Nina N. A.,
2019). Sedangkan hasil penelitian yang sudah dilaksanakan oleh Fina Raudhotun Nafisah
dan Rochiyati Murniningsih menyatakan bahwa, price discount mampu memoderasi atau
memperkuat pengaruh electronic word of mouth (e-wom) terhadap keputusan pembelian.
Namun, price discount tidak mampu memoderasi atau memperlemah pengaruh brand image
terhadap keputusan pembelian (Fina R. N. & Rochiyati M., 2021).
Berdasarkan hasil wawancara beberapa mahasiswa program studi Ekonomi Islam
stambuk 2018 tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembelian impulsif produk
fashion pada e-commerce shopee yaitu, gratis ongkir dan diskon sedangkan tampilan produk
ada yang menyatakan berpengaruh dan ada yang menyatakan tidak berpengaruh terhadap
pembelian impulsif produk fashion

Landasan Teori
Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Amstrong keputusan pembelian merupakan kegiatan
seseorang dalam melakukan identifikasi masalah, mencari fakta, beberapa pertimbangan
pengganti, melakukan pembelian, dan tindakan sesudah membeli yang merupakan sebuah
pendekatan penyesuaian masalah (Bunga A. & H. M. Hermansyur, 2018).
Berikut merupakan tahapan-tahapan pada proses pengambilan keputusan
pembelian yang sangat dipengaruhi oleh perilaku konsumen:
1. Pengenalan Kebutuhan
2. Pencarian Informasi
3. Evaluasi Berbagai Alternatif
4. Keputusan Pembelian
5. Perilaku Pasca Pembelian (Kotler & Amstrong, 2001).
Selain itu, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keputusan
pembelian, diantaranya yaitu:
1. Lokasi toko yang strategis
2. Desain toko
3. Skill tenaga penjual
4. Harga barang dan jasa yang ditawarkan
5. Sales promotion dan pengiklanan dari toko
6. Servis yang ditawarkan kepada langganan
7. Penggolongan barang

314 | P a g e
JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)
Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332
E-ISSN: 2774-4221

Pembelian Impulsif
Menurut Mowen dan Minor, definisi pembelian impulsif merupakan pembelian
produk yang terjadi tanpa adanya rencana dan niat sebelum mendatangi toko. Menurut
Schiffman & Kanuk impulse buying merupakan pembelian berdasarkan penuh emosi atau
mengikuti permintaan hati. Menurut Shoham & Brencic mengatakan bahwa impulse buying
merupakan pembelian yang didasari oleh emosi atau secara spontan (Septian Wahyudi,
2017).
Menurut Rook terdapat beberapa karakteristik pembelian impulsif yang dapat
dijadikan sebagai indikator dalam penelitian ini, diantaranya yaitu:
1. Spontanitas, merupakan pembelian secara spontan dan memotivasi konsumen
untuk berbelanja pada saat itu juga dikarenakan adanya respon terhadap stimulus
pemasaran.
2. Kekuatan, paksaan dan intensitas, merupakan pembelian karena terdapat dorongan
untuk menepikan terlebih dahulu urusan-urusan lain dan beraksi dengan cepat.
3. Kegembiraan dan simulasi, merupakan pembelian secara spontan dan biasanya
diiringi oleh emosi yang mendesak seperti perasaan gembira dan mendebarkan.
4. Mengabaikan konsekuensi, merupakan pembelian akibat tuntutan untuk
berbelanja yang tidak dapat dihindari sehingga menolak resiko buruk yang
mungkin terjadi (Ardin, Wulan Nabila, 2020).
Diskon
Menurut Kotler, diskon merupakan potongan harga pada suatu produk dari harga
sebenarnya dalam kurun waktu tertentu. Menurut Peter dan Olson, diskon merupakan
strategi pemasaran yang dilakukan dengan menyertakan rencana jangka panjang dalam
penentuan harga untuk menurunkan harga dari harga normal setelah dilakukan
pengenalan terhadap produk tersebut dengan harga yang tinggi. Menurut Tjiptono, diskon
merupakan potongan harga sebagai bentuk pemberian penghargaan dari penjual kepada
pembeli akan tindakan pembeli yang dianggap membuat penjual senang (Fandy Tjiptono,
2008).
Menurut Kotler, terdapat beberapa indikator untuk pengukuran diskon,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Stok produk sangat banyak
2. Terdapat persaingan pasar
3. Persaingan harga
4. Menaikkan volume pembelian
5. Beberapa konsumen menjadi beruntung
6. Biaya yang lebih murah dapat mengunggulkan pasar
7. Pembelian dalam jumlah kuantitas yang besar

Tampilan Produk
Menurut Pentecost dan Andrews tampilan produk merupakan produk yang
memiliki sedikit atau banyaknya variasi pada produk yang diperlihatkan yang bertujuan
agar memberikan kemudahan pada konsumen ketika memilih produk yang diperlukan.
Menurut Pratomo bahwa tampilan produk yang efektif adalah tampilan produk yang
dapat menarik perhatian. Dalam hal ini, menarik perhatian bukan hanya sekedar menarik

315 | P a g e
JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)
Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332
E-ISSN: 2774-4221

saja, namun harus memiliki tingkat kontras yang baik tetapi masih terlihat indah dan
memiliki komposisi warna yang jelas (Ayu S. & Eka I. Nurlaili, 2020).
Menurut Pentecost dan Andrews mengatakan bahwa indikator pengukuran
tampilan produk, diantaranya yaitu:
1. Display produk, Tustin mengungkapkan display produk merupakan salah satu
strategi pemasaran terkait dengan kinerja, fitur, fungsi dan spesifikasi dari suatu
produk.
2. Variasi produk merupakan cara atau strategi yang dilakukan produsen agar dapat
meningkatkan produknya, dikarenakan variasi produk memberikan keberagaman
atau macam-macam pilihan bagi konsumen.
3. Pembeda produk merupakan suatu usaha untuk membuat produk menjadi lebih
menarik. Agar dapat membuat produk menjadi berbeda dengan produk pesaing
diperlukan riset untuk dapat mempelajari dan mendapatkan informasi mengenai
produk pesain.

Gratis Ongkir
Menurut Tjiptono, bentuk persuasif langsung dengan tujuan supaya merangsang
konsumen untuk berbelanja suatu produk dengan tergesa-gesa atau menaikkan kuantitas
pembelian konsumen melalui penggunaan berbagai insentif (Shoffi’ul Auli, dkk, 2021).
Menurut Novita Sari, terdapat beberapa indikator gratis ongkir, diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Perhatian, merupakan suatu tindakan agar dapat menarik perhatian konsumen
baik dalam media maupun bentuk yang disampaikan.
2. Karakteristik, merupakan timbulnya niat konsumen untuk membeli produk yang
sedang ditawarkan.
3. Keinginan, merupakan suatu usaha untuk memotivasi calon konsumen supaya
mempunyai rasa ingin memiliki atas suatu produk yang diperjualbelikan.
4. Tindakan, merupakan suatu pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk
akibat adanya dorongan yang kuat untuk memiliki produk tersebut (Evita Sari,
2022).

E-Commerce
E-commerce (Electronic Commerce) merupakan proses transaksi jual beli dengan
memanfaatkan teknologi atau elektronik. Konsumen juga dapat melakukan payment atau
pembayaran secara online dengan menggunakan transfer dana atau banyak alternatif
lainnya (Rodiah D & Nuri Aslami, 2021).
Terdapat beberapa karakteristik e-commerce, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Transaksi dilakukan antara penjual dan pembeli
b. Adanya pertukaran barang, jasa, dan informasi
c. Adanya media elektronik seperti: jaringan komputer, internet, televisi dan
lain sebagainya

316 | P a g e
JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)
Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332
E-ISSN: 2774-4221

Metodologi Penelitian
Pada penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Penelitian
kuantitatif merupakan penelitian yang lebih memprioritaskan pada pengukuran fenomena
sosial secara obyektif dengan menjabarkan tiap-tiap fenomena sosial menjadi beberapa
komponen masalah, indikator dan variabel (Nur Ahmadi B. R., 2021). Penelitian ini akan
dilaksanakan dii UIN Sumatera Utara, yang dimulai sejak November 2021 sampai dengan
Agustus 2022. Populasi yang akan dijadikan objek dalam penelitian ini yaitu Mahasiswa
aktif Program Studi Ekonomi Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Stambuk
2018 dengan total keseluruhan sebanyak 265 Mahasiswa (Akademik FEBI UINSU, 2022).
Sampel dalam penelitian ini sebanyak 73 mahasiswa yang dihitung dengan menggunakan
rumus slovin dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.
Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif. Sumber data primer dalam
penelitian ini berupa angket (kuesioner), sedangkan sumber data sekunder berupa buku,
jurnal literatur dan website yang relevan dengan penelitian ini. Teknik pengumpulan data
dengan metode angket (kuesioner) dengan skala pengukuran variabel menggunakan skala
likert. Teknik analisis data dalam penelitian ini berupa, uji validitas dan reliabilitas, uji
asumsi klasik, uji regresi linear berganda dan uji interaksi atau uji MRA.

Hasil Dan Pembahasan


Uji Validitas
Uji validitas merupakan pengujian untuk menghitung valid atau tidaknya suatu
item pernyataan atau pertanyaan dari kuesioner yang telah disebar. Apabila r hitung > rtabel
berarti pernyataan kuesioner valid, begitupun sebaliknya. Nilai rtabel pada uji dua arah
dengan signifikansi 5% (0,05) dengan jumlah sampel berjumlah 73 responden. Rumusnya
yaitu, df = n–2, jadi df = 73-2 = 71, berarti rtabel adalah 0,230. Hasil olah data pada uji validitas
kuesioner yaitu:
Tabel 1. Hasil Uji Validitas
Variabel Item Pernyataan rhitung rtabel Keterangan
Item 1 0,514 0,230 Valid
Item 2 0,613 0,230 Valid
Item 3 0,579 0,230 Valid
Item 4 0,757 0,230 Valid
Tampilan
Item 5 0,726 0,230 Valid
Produk (X1)
Item 6 0,742 0,230 Valid
Item 7 0,651 0,230 Valid
Item 8 0,750 0,230 Valid
Item 9 0,706 0,230 Valid
Item 1 0,552 0,230 Valid
Item 2 0,727 0,230 Valid
Item 3 0,573 0,230 Valid
Gratis Ongkir
Item 4 0,770 0,230 Valid
(X2)
Item 5 0,533 0,230 Valid
Item 6 0,755 0,230 Valid
Item 7 0,752 0,230 Valid

317 | P a g e
JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)
Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332
E-ISSN: 2774-4221

Item 8 0,744 0,230 Valid


Item 9 0,810 0,230 Valid
Item 1 0,636 0,230 Valid
Item 2 0,632 0,230 Valid
Item 3 0,723 0,230 Valid
Pembelian Item 4 0,610 0,230 Valid
Impulsif (Y) Item 5 0,616 0,230 Valid
Item 6 0,588 0,230 Valid
Item 7 0,421 0,230 Valid
Item 8 0,634 0,230 Valid
Item 9 0,699 0,230 Valid
Item 1 0,614 0,230 Valid
Item 2 0,745 0,230 Valid
Item 3 0,653 0,230 Valid
Item 4 0,717 0,230 Valid
Diskon (Z) Item 5 0,681 0,230 Valid
Item 6 0,577 0,230 Valid
Item 7 0,524 0,230 Valid
Item 8 0,744 0,230 Valid
Item 9 0,679 0,230 Valid
Sumber:Data Primer Diolah (2022)
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat nilai rhitung pada variabel tampilan produk,
gratis ongkir, pembelian impulsif dan diskon > nilai rtabel sebesar 0,230. Sehingga bisa
dinyatakan bahwa uji data pada variabel tampilan produk, gratis ongkir, pembelian
impulsif dan diskon adalah valid.

Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan pengujian untuk mengetahui reliable atau tidaknya suatu
kuesioner. Uji reliabilitas yang digunakan berdasarkan nilai Cronbach’s Alpha. Apabila nilai
Cronbach’s Alpha > 0,60 maka instrument reliable, begitupun sebaliknya. Hasil olah data pada
uji reliabilitas yaitu:
Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas
Nilai Cronbach’s Standar
Variabel Keterangan
Alpha Reliabilitas
Tampilan Produk (X1) 0,848 0,60 Reliabel
Gratis Ongkir (X2) 0,857 0,60 Reliabel
Pembelian Impulsif (Y) 0,794 0,60 Reliabel
Diskon (Z) 0,836 0,60 Reliabel
Sumber: Data Primer Diolah (2022)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada variabel tampilan produk (X 1),
gratis ongkir (X2), pembelian impulsif (Y) dan diskon (Z) mempunyai nilai cronbach’s alpha
sebesar 0,848, 0,857, 0,794 dan 0,836 > 0,60. Berarti diperoleh kesimpulan bahwa variabel

318 | P a g e
JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)
Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332
E-ISSN: 2774-4221

tampilan produk, gratis ongkir, pembelian impulsif dan diskon reliable dan dapat dipercaya,
sehingga variabel dalam penelitian ini bisa dilakukan pengujian lebih lanjut.

Uji Asumsi Klasik


Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan pengujian untuk mengetahui data yang telah diperoleh
menyebar normal atau tidak. Pada penelitian ini menggunakan uji kolmogorov-smirnov
dengan nilai signifikansi adalah 5% (0,05). Apabila nilai Asymp. Sig > 5% (0,05) berarti data
menyebar normal, begitupun sebaliknya. Hasil olah data pada uji normalitas yaitu:

Tabel 3. Hasil Uji Normalitas


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 73
a,b
Normal Parameters Mean ,0000000
Std. Deviation 4,67591612
Most Extreme Absolute ,080
Differences Positive ,080
Negative -,067
Test Statistic ,080
Asymp. Sig. (2-tailed)
,200c,d

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Data Primer Diolah (2022)

Berdasarkan tabel diatas, bisa dilihat nilai Asym. Sig sebesar 0,200 > 5% (0,05).
Berarti diperoleh kesimpulan bahwa data penelitian menyebar normal.

Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas merupakan pengujian untuk mengetahui ada atau tidaknya
korelasi antar variabel bebas. Uji multikolinearitas dengan menggunakan nilai Variance
Inflation Factors (VIF), dengan kriteria pengujiannya adalah apabila nilai VIF < 10, berarti
tidak adanya multikolinearitas. Hasil olah data pada uji multikolinearitas yaitu:

319 | P a g e
JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)
Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332
E-ISSN: 2774-4221

Tabel 4. Hasil Uji Multikolineritas


Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 Tampilan Produk ,949 1,054
Gratis Ongkir ,914 1,094
Diskon ,942 1,061
a. Dependent Variable: Pembelian Impulsif
Sumber: Data Primer Diolah (2022)
Dari tabel diatas, dapat diketahui nilai tolerance pada variabel tampilan produk,
gratis ongkir, pembelian impulsif dan diskon sebesar 0,949, 0,914 dan 0,942 > 0,10
sedangkan nilai VIF sebesar 1,054, 1,094 dan 1,061 < 10. Berarti diperoleh kesimpulan bahwa
tidak adanya gejala multikolinearitas.

Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat adanya penyimpangan pada
syarat-syarat asumsi klasik atau tidaknya, dimana syarat tidak adanya heteroskedastisitas
harus terpenuhi. Pada penelitian ini digunakan uji park untuk menemukan ada atau
tidaknya gejala heteroskedastisitas. Apabila nilai signifikansi > 5% berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas, begitupun sebaliknya. Hasil olah data pada uji heteroskedastisitas
yaitu:
Tabel 5. Hasil Uji Heteroskedastisitas Dengan Uji Park
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Si
Model B Std. Error Beta T g.
1 (Constant) ,6
-1,229 2,937 -,418
77
Tampilan ,2
,066 ,058 ,136 1,126
Produk 64
Gratis Ongkir ,3
-,051 ,055 -,116 -,940
50
Diskon ,3
,055 ,053 ,126 1,034
05
a. Dependent Variable: LN_RES
Sumber: Data Primer Diolah (2022)

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa pada variabel tampilan produk, gratis
ongkir dan diskon nilai signifikansi sebesar 0,264, 0,350 dan 0,305 > 0,05. Berdasarkan hasil
tersebut diperoleh kesimpulan bahwa, tidak adanya gejala heteroskedastisitas.

320 | P a g e
JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)
Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332
E-ISSN: 2774-4221

Analisis Regresi Linier Berganda


Tujuan dilakukan analisis regresi linear berganda adalah untuk menguji pengaruh
variabel bebas, yaitu tampilan produk dan gratis ongkir terhadap variabel terikat yaitu
pembelian impulsif. Hasil olah data uji analisis regresi linear berganda yaitu:

Tabel 6. Hasil Uji Regresi Linier Berganda Persamaan I


Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Si
Coefficients Coefficients g.
B Std. Beta
Error
1 (Constant) -12,386 5,483 -2,259 ,0
27
Tampilan ,310 ,109 ,256 2,850 ,0
Produk 0
6
Gratis ,386 ,102 ,347 3,785 ,0
Ongkir 0
0
Diskon ,439 ,099 ,398 4,416 ,0
0
0
a. Dependent Variable: Pembelian Impulsif
Sumber: Data Primer Diolah (2022)
Dari tabel diatas, dapat dilihat persamaan regresi yaitu:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3Z + e
Y = -12,386 + 0,310 X1 + 0,386 X2 + 0,439 Z + e
Keterangan:
Y = Pembelian Impulsif
X1 = Tampilan Produk
X2 = Gratis Ongkir
Z = Diskon
a = Konstanta
b = Koefisien
e = Standar error
Berdasarkan tabel diatas, bisa dijelaskan menjadi:
1. Nilai konstanta adalah -12,386 dan bertanda negatif. Tanda negatif pada konstanta
mengakibatkan hubungan negatif antar variabel. Artinya, jika variabel tampilan
produk, gratis ongkir dan diskon bernilai tetap atau sama dengan nol, berarti nilai
pembelian impulsif produk fashion akan menurun sebesar 12,386.
2. Nilai koefisien regresi tampilan produk adalah 0,310 dan bertanda positif. Artinya,
tampilan produk berpengaruh positif terhadap pembelian impulsif produk fashion.
Jika variabel tampilan produk meningkat 1%, berarti pembelian impulsif produk
fashion akan meningkat 31%.

321 | P a g e
JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)
Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332
E-ISSN: 2774-4221

3. Nilai koefisien regresi gratis ongkir yaitu sebesar 0,386 dan bertanda positif.
Artinya, gratis ongkir berpengaruh positif terhadap pembelian impulsif produk
fashion. Jika variabel gratis ongkir meningkat 1%, berarti pembelian impulsif produk
fashion akan meningkat 38,6%.
4. Nilai koefisien regresi diskon adalah 0,439 dan bertanda positif. Artinya, gratis
ongkir berpengaruh positif terhadap pembelian impulsif produk fashion. Jika
variabel gratis ongkir meningkat 1%, berarti pembelian impulsif produk fashion akan
meningkat 43,9%.

Uji Analisis Regresi Moderated Regression Analysis (MRA)


Moderated Regression Analysis (MRA) atau uji interaksi merupakan uji yang berisi
interaksi (perkalian antara variabel bebas dengan variabel moderator) pada persamaan
regresinya yang merupakan bagian dari regresi linear berganda. Hasil olah data pada uji
Moderated Regression Analysis (MRA) yaitu:

Tabel 7. Hasil Uji Moderated Regression Analysis (MRA) Persamaan II


Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta T Sig.
1 (Constant) 59,487 25,957 2,292 ,025
Tampilan Produk ,220 ,610 ,182 ,360 ,720
Gratis Ongkir -1,538 ,538 -1,383 -2,861 ,006
Diskon -1,520 ,696 -1,381 -2,185 ,032
Tampilan Produk *
,002 ,016 ,110 ,140 ,889
Diskon
Gratis Ongkir *
,052 ,014 2,708 3,633 ,001
Diskon
a. Dependent Variable: Pembelian Impulsif
Sumber: Data Primer Diolah (2022)
Dari tabel diatas, dapat dilihat persamaan regresi uji Moderated Regression Analysis
(MRA) sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3Z + b4X1*Z + b5X2*Z + e
Y = 59,487 + 0,220 X1 -1,538 X2 – 1,520 Z + 0,002 X1*Z + 0,052 X2*Z +e
Keterangan:
Y = Pembelian Impulsif
X1 = Tampilan Produk
X2 = Gratis Ongkir
Z = Diskon
X1*Z = Interaksi antara Tampilan Produk dengan Diskon
X2*Z = Interaksi antara Gratis Ongkir dengan Diskon

322 | P a g e
JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)
Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332
E-ISSN: 2774-4221

a = Konstanta
b = Koefisien
e = Standar Error
Berdasarkan hasil persamaan regresi uji Moderated Regression Analysis (MRA) dari
tabel diatas, bisa dijelaskan menjadi:
1. Nilai konstanta adalah 59,487 dan bertanda positif. Tanda positif pada konstanta
menyebabkan hubungan positif antar variabel. Artinya, jika variabel tampilan
produk, gratis ongkir, diskon, variabel interaksi antara tampilan produk dengan
diskon dan variabel interaksi antara gratis ongkir dengan diskon bernilai tetap atau
sama dengan nol, berati nilai pembelian impulsif produk fashion akan meningkat
59,487.
2. Nilai koefisien regresi tampilan produk adalah 0,220 dan bertanda positif. Artinya,
tampilan produk berpengaruh positif terhadap pembelian impulsif produk fashion.
Jika variabel tampilan produk meningkat 1%, berarti pembelian impulsif produk
fashion akan meningkat 22%.
3. Nilai koefisien regresi gratis ongkir adalah -1,538 dan bertanda negatif. Artinya,
gratis ongkir berpengaruh negatif terhadap pembelian impulsif produk fashion. Jika
variabel gratis ongkir meningkat 1%, berarti pembelian impulsif produk fashion akan
menurun 1,538.
4. Nilai koefisien regresi diskon adalah -1,520 dan bertanda negatif. Artinya, diskon
berpengaruh negatif terhadap pembelian impulsif produk fashion. Jika variabel
diskon meningkat 1%, berarti pembelian impulsif produk fashion akan menurun
1,520.
5. Nilai koefisien regresi interaksi antara tampilan produk dengan diskon adalah
0,002 dan bertanda positif. Artinya, interaksi antara tampilan produk dengan
diskon berpengaruh positif terhadap pembelian impulsif produk fashion. Jika
variabel interaksi antara tampilan produk dengan diskon meningkat 1%, berarti
pembelian impulsif produk fashion akan meningkat 0,002.
6. Nilai koefisien regresi interaksi antara gratis ongkir dengan diskon adalah 0,052
dan bertanda positif. Artinya, interaksi antara gratis ongkir dengan diskon
berpengaruh positif terhadap pembelian impulsif produk fashion. Jika variabel
interaksi antara gratis ongkir dengan diskon meningkat 1%, berarti pembelian
impulsif produk fashion akan meningkat 5,2%.

Uji Hipotesis
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Nilai R Square merupakan cara untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel
bebas menjelaskan variabel terikat. Nilai R 2 akan semakin besar apabila variabel bebas
yang diteliti semakin banyak.

323 | P a g e
JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)
Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332
E-ISSN: 2774-4221

Tabel 8. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Persamaan I


Model Summary
Std. Error of the
Model R R Square Adjusted R Square Estimate
1
,686a ,471 ,448 4,776

a. Predictors: (Constant), Diskon, Tampilan Produk, Gratis Ongkir


Sumber: Data Primer Diolah (2022)
Dari hasil uji R2 diatas, diperoleh bahwa nilai koefisien determinasi atau R square
adalah 0,448 (44,8%). Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa variabel tampilan produk,
gratis ongkir dan diskon berpengaruh sebesar 44,8% terhadap pembelian impulsif produk
fashion (Y) sedangkan 55,2% dipengaruhi oleh variabel atau faktor lain di luar persamaan
regresi atau penelitian ini.

Tabel 9. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Persamaan II


Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1
,751a ,563 ,531 4,402

a. Predictors: (Constant), Gratis Ongkir * Diskon, Tampilan Produk, Diskon, Gratis


Ongkir, Tampilan Produk * Diskon
Sumber: Data Primer Diolah (2022)

Dari hasil uji R2 diatas, diperoleh nilai koefisien determinasi atau R square adalah
0,531 (53,1%). Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa variabel tampilan produk (X 1), gratis
ongkir (X2), diskon (Z), interaksi antara tampilan produk dengan diskon (X 1*Z) dan
interaksi antara gratis ongkir dengan diskon (X 2*Z) berpengaruh sebesar 53,1% terhadap
pembelian impulsif produk fashion (Y) sedangkan 46,9% dipengaruhi oleh variabel atau
faktor lain di luar persamaan regresi atau penelitian ini.

Uji F
Uji F merupakan pengujian untuk mengetahui secara simultan pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat. Terdapat kriteria-kriteria untuk pengujian uji F,
diantaranya yaitu apabila nilai signifikansi > 5% (0,05) berarti tidak terdapat pengaruh
simultan antara variabel bebas dengan variabel terikat atau terima H 0, beggitupun
sebaliknya.
Penentuan untuk mencari F tabel dengan menggunakan rumus df1 = k-1, k yaitu
total seluruh variabel bebas dan terikat. Rumus df2 = n-k, n yaitu total responden. Maka df1
= k-1 = 4-1 = 3 sedangkan df2 = n-k = 73-4 = 69. Berarti nilai F tabel yaitu 2,74. Hasil olah data
uji F yang diperoleh yaitu:

324 | P a g e
JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)
Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332
E-ISSN: 2774-4221

Tabel 10. Hasil UJi F Persamaan I


ANOVAa
Model Sum of Df Mean F Sig.
Squares Square
1 Regressio 1399,148 3 466,383 20,442 ,000b
n
Residual 1574,222 69 22,815
Total 2973,370 72
a. Dependent Variable: Pembelian Impulsif
b. Predictors: (Constant), Diskon, Tampilan Produk, Gratis Ongkir
Sumber: Data Primer Diolah (2022)

Dari tabel diatas, dapat diketahui nilai F hitung yaitu 20,442 > F tabel yaitu 2,74
dengan signifikansi 0,000 < 5% (0,05). Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa variabel
tampilan produk dan gratis ongkir secara serempak berpengaruh signifikan terhadap
variabel pembelian impulsif produk fashion.

Tabel 11. Hasil Uji F Persamaan II


ANOVAa
Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 1675,066 5 335,013 17,289 ,000b
Residual 1298,304 67 19,378
Total 2973,370 72
a. Dependent Variable: Pembelian Impulsif
b. Predictors: (Constant), Gratis Ongkir * Diskon, Tampilan Produk, Diskon, Gratis
Ongkir, Tampilan Produk * Diskon
Sumber: Data Primer Diolah (2022)
Penentuan untuk mencari F tabel dengan menggunakan rumus df1 = k-1, k
merupakan total variabel bebas dan terikat. Rumus df2 = n-k, n merupakan total
responden. Maka df1 = k-1 = 6-1 = 5 sedangkan df2 = n-k = 73-6 = 67. Berarti nilai F tabel yaitu
2,35.
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa nilai F hitung yaitu 17,289 > F
tabel yaitu 2,35 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 5% (0,05). Artinya, variabel tampilan
produk, gratis ongkir, diskon, interaksi antara tampilan produk dengan diskon dan
interaksi antara gratis ongkir dengan diskon secara serempak berpengaruh signifikan
terhadap pembelian impulsif produk fashion.

Uji t
Uji t merupakan uji yang digunakan untuk melihat pengaruh secara parsial pada
masing-masing variabel independen. Terdapat kriteria-kriteria untuk pengujian uji t
adalah apabila nilai signifikansi > 5% (0,05) berarti variabel independen tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen atau terima H0, begitupun sebaliknya.

325 | P a g e
JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)
Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332
E-ISSN: 2774-4221

Tabel 12. Hasil Uji t


Coefficientsa
Model Unstandardized Standard T Sig.
Coefficients ized
Coefficie
nts
B Std. Beta
Error
1 (Constant) 59,487 25,957 2,292 ,025
Tampilan Produk ,220 ,610 ,182 ,360 ,720
Gratis Ongkir -1,538 ,538 -1,383 -2,861 ,006
Diskon -1,520 ,696 -1,381 -2,185 ,032
Tampilan Produk * ,002 ,016 ,110 ,140 ,889
Diskon
Gratis Ongkir * ,052 ,014 2,708 3,633 ,001
Diskon
a. Dependent Variable: Pembelian Impulsif
Sumber: Data Primer Diolah (2022)

Penentuan nilai t-tabel dengan menggunakan rumus df = n – k, dimana k


merupakan total variabel. Maka, df = 73 – 6 = 67. Berarti nilai t-tabel adalah 1,66792. Dari
tabel hasil uji t persamaan II diatas, sehingga diperoleh kesimpulan bahwa:
1. Tampilan Produk
Hasil pengujian menggunakan SPSS versi 22 ditemukan nilai t hitung < t-tabel atau
0,360 < 1,66792 dan nilai signifikansi > 5% (0,05) atau 0,720 > 0,05. Berarti diperoleh
kesimpulan, terima H0 dan tolak H1 yang bermakna tampilan produk tidak
berpengaruh signifikan terhadap pembelian impulsif produk fashion.
2. Gratis Ongkir
Hasil pengujian menggunakan SPSS versi 22 ditemukan nilai t hitung > t-tabel atau
2,861 > 1,66792 dan nilai signifikansi < 5% (0,05) atau 0,006 < 0,05. Berarti diperoleh
kesimpulan, tolak H0 dan terima H2 yang bermakna gratis ongkir berpengaruh
signifikan terhadap pembelian impulsif produk fashion.
3. Interaksi antara Tampilan Produk dengan Diskon
Hasil pengujian menggunakan SPSS versi 22 ditemukan nilai t hitung < t-tabel atau
0,140 < 1,66792 dan nilai signifikansi > 5% (0,05) atau 0,889 > 0,05. Berarti diperoleh
kesimpulan, terima H0 dan tolak H3 yang bermakna interaksi antara tampilan
produk dengan diskon tidak berpengaruh signifikan terhadap pembelian impulsif
produk fashion. Artinya, diskon tidak mampu memoderasi pengaruh tampilan
produk terhadap pembelian impulsif produk fashion. Hasil regresi menunjukkan
bahwa diskon dapat diklasifikasikan sebagai prediktor moderasi.
4. Interaksi antara Gratis Ongkir dengan diskon
Hasil pengujian menggunakan SPSS versi 22 ditemukan nilai t hitung > t-tabel atau
3,633 > 1,66792 dan diperoleh nilai signifikansi < 5% (0,05) atau 0,001 < 0,05. Berarti
diperoleh kesimpulan tolak H0 dan terima H4 yang bermakna interaksi antara gratis

326 | P a g e
JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)
Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332
E-ISSN: 2774-4221

ongkir dengan diskon berpengaruh signifikan terhadap pembelian impulsif produk


fashion. Artinya, diskon mampu memoderasi pengaruh gratis ongkir terhadap
pembelian impulsif produk fashion. Hasil regresi menunjukkan bahwa diskon dapat
diklasifikasikan sebagai quasi moderator atau moderator semu.

Pembahasan Penelitian
Pengaruh Tampilan Produk Terhadap Pembelian Impulsif Produk Fashion
Berdasarkan hasil regresi Moderated Regression Analysis (MRA) persamaan II, pada
variabel tampilan produk ditemukan nilai t hitung < t-tabel atau 0,360 < 1,66792 dan nilai
signifikansi > 5% (0,05) atau 0,720 > 0,05. Berarti diperoleh kesimpulan, terima H 0 dan tolak
H1 yang bermakna tampilan produk tidak berpengaruh signifikan terhadap pembelian
impulsif produk fashion.
Menurut Pratomo bahwa tampilan produk yang efektif adalah tampilan produk
yang dapat menarik perhatian. Dalam hal ini, menarik perhatian bukan hanya sekedar
menarik saja, namun harus memiliki tingkat kontras yang baik tetapi masih terlihat indah
dan memiliki komposisi warna yang jelas. Sehingga, tampilan produk yang menarik
perhatian dapat mendorong konsumen melakukan pembelian impulsif produk fashion pada
e-commerce shopee.
Hal tersebut tidak sesuai dengan penelitian ini. Pada hasil uji regresi diperoleh
bahwa, tampilan produk menunjukkan hasil tidak berpengaruh signifikan terhadap
pembelian impulsif produk fashion. Pada saat belanja online, konsumen tidak mudah tergiur
dengan tampilan produk yang menarik saja. Salah satu alasannya adalah takut produk yang
dipesan tidak sesuai dengan harapan konsumen apalagi produk tersebut berkaitan dengan
fashion seseorang sehingga konsumen lebih berhati-hati sehingga tidak terjadi pembelian
impulsif.
Dengan demikian, hasil penelitian ini tidak selaras dengan penelitian sebelumnya
yang telah dilakukan oleh Agung Pramono, Achyar Eldine dan Leny Muniroh dengan judul
“Pengaruh Harga, Ulasan, dan Tampilan Produk Terhadap Keputusan Pembelian Secara
Online” yang menyatakan bahwa pada variabel tampilan produk terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian secara online (Agung P., Achyar E. &
Leny M., 2020).

Pengaruh Gratis Ongkir Terhadap Pembelian Impulsif Produk Fashion


Berdasarkan hasil uji regresi Moderated Regression Analysis (MRA) persamaan II, pada
variabel gratis ongkir ditemukan nilai t hitung > t-tabel atau 2,861 > 1,66792 dan nilai
signifikansi < 5% (0,05) atau 0,006 < 0,05. Berarti diperoleh kesimpulan, tolak H 0 dan
terima H2 yang bermakna gratis ongkir berpengaruh signifikan terhadap pembelian
impulsif produk fashion. Nilai koefisien regresi gratis ongkir yaitu 1,538 dan bertanda
negatif. Artinya, gratis ongkir berpengaruh negatif terhadap pembelian impulsif produk
fashion. Jika variabel gratis ongkir meningkat 1%, berarti pembelian impulsif produk fashion
akan menurun 1,538. Begitupun sebaliknya.
Gratis ongkir yang diterapkan pada e-commerce shopee biasanya menjadi salah satu
pemikat bagi konsumen untuk berbelanja terhadap suatu produk. Hal tersebut sejalan

327 | P a g e
JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)
Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332
E-ISSN: 2774-4221

dengan teori Assauri yaitu, gratis ongkir merupakan salah satu strategi pemasaran dalam
bentuk promosi dengan tujuan agar pembeli terstimuli atau tergiur untuk membeli suatu
produk berupa penjualan khusus seperti, pameran display, eksibisi, sewaktu-waktu.
Sehingga, adanya gratis ongkir dapat mendorong konsumen melakukan pembelian
impulsif produk fashion pada e-commerce shopee.
Hal ini sesuai dengan penelitian ini. Pada hasil uji regresi diperoleh bahwa, gratis
ongkir menunjukkan hasil berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pembelian impulsif
produk fashion. Semakin besar gratis ongkir atau voucher biaya pengiriman yang didapatkan
konsumen tidak terlalu mendorong konsumen melakukan pembelian impulsif. Hal
tersebut dapat terjadi dikarenakan adanya syarat dan ketentuan yang berlaku untuk
memperoleh gratis ongkir seperti, adanya minimal pembelian. Semakin besar gratis ongkir
yang didapatkan maka semakin besar nominal minimal pembelian yang disyaratkan,
begitupun sebaliknya.
Namun, hasil penelitian ini tidak selaras dengan penelitian sebelumnya yang telah
dilakukan oleh Wulan Nabila Ardin dengan judul “Pengaruh Flash Sale dan Tagline “Gratis
Ongkir” Shopee Terhadap Keputusan Pembelian Impulsif Secara Online (Studi Pada
Mahasiswa Pengguna Aplikasi Shopee di Universitas Sumatera Utara)” yang menyatakan
bahwa pada variabel tagline “Gratis Ongkir” tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
keputusan pembelian impulsif (Wulan N. Ardin, 2020).

Pengaruh Tampilan Produk Terhadap Pembelian Impulsif Poduk Fashion Dengan


Diskon Sebagai Variabel Moderating
Berdasarkan hasil uji regresi Moderated Regression Analysis (MRA) persamaan II, pada
variabel interaksi antara tampilan produk dengan diskon ditemukan nilai t hitung < t-tabel
atau 0,140 < 1,66792 dan nilai signifikansi > 5% (0,05) atau 0,889 > 0,05. Berarti diperoleh
kesimpulan, terima H0 dan tolak H3 yang bermakna interaksi antara tampilan produk
dengan diskon tidak berpengaruh signifikan terhadap pembelian impulsif produk fashion.
Artinya, diskon tidak mampu memoderasi pengaruh tampilan produk terhadap pembelian
impulsif produk fashion.
Pada penjelasan sebelumnya, telah dijelaskan bahwa variabel tampilan produk
tidak memiliki pengaruh terhadap pembelian impulsif produk fashion. Namun berbeda
dengan variabel diskon, menurut Kotler, diskon merupakan potongan harga pada suatu
produk dari harga sebenarnya dalam kurun waktu tertentu. Semakin besar diskon yang
ditawarkan maka terjadinya pembelian impulsif akan semakin kuat walaupun produk
tersebut tidak dibutuhkan pada saat itu juga.
Namun hal tersebut tidak selaras dengan penelitian ini. Pada hasil uji regresi
diperoleh bahwa, variabel interaksi antara tampilan produk dengan diskon tidak
berpengaruh signifikan terhadap pembelian impulsif produk fashion. Artinya, variabel
diskon tidak mampu memoderasi pengaruh tampilan produk terhadap pembelian impulsif
produk fashion. Tampilan produk yang menarik didorong dengan diskon yang diberikan
oleh produsen tidak mempengaruhi pembelian impulsif produk fashion dikarenakan
konsumen akan mempertimbangkan dan berfikir dua kali apakah hanya dengan melihat
tampilan produk yang menarik dan adanya tambahan diskon yang diberikan dapat

328 | P a g e
JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)
Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332
E-ISSN: 2774-4221

menjamin produk fashion yang dibeli akan sesuai harapan nantinya sehingga pembelian
impulsif produk fashion tidak terjadi.
Hal ini selaras dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Fina
Raudhotun Nafisah dan Rochiyati Murniningsih dengan judul “Pengaruh E-Wom dan Brand
Image Terhadap Keputusan Pembelian Dengan Price Discount Sebagai Variabel Moderasi”
yang menyatakan bahwa price discount tidak mampu memoderasi pengaruh brand image
terhadap keputusan pembelian (Fina R. N. & Rochiyati M., 2021). Artinya, variabel diskon
tidak mampu menjadi variabel moderating.

Pengaruh Gratis Ongkir Terhadap Pembelian Impulsif Produk Fashion Dengan


Diskon Sebagai Variabel Moderating
Berdasarkan hasil uji regresi Moderated Regression Analysis (MRA) persamaan II, pada
variabel interaksi antara gartis ongkir dengan diskon ditemukan nilai t hitung > t-tabel
atau 3,633 > 1,66792 dan diperoleh nilai signifikansi < 5% (0,05) atau 0,001 < 0,05. Berarti
diperoleh kesimpulan tolak H0 dan terima H4 yang bermakna interaksi antara gratis ongkir
dengan diskon berpengaruh signifikan terhadap pembelian impulsif produk fashion.
Artinya, diskon mampu memoderasi pengaruh gratis ongkir terhadap pembelian impulsif
produk fashion. Nilai koefisien regresi variabel interaksi antara gratis ongkir dengan diskon
yaitu 0,052 dan bertanda positif. Jika variabel interaksi antara gratis ongkir dengan diskon
meningkat 1%, berarti pembelian impulsif produk fashion akan meningkat 5,2%. Sehingga
variabel diskon diklasifikasikan sebagai quasi moderator atau moderator semu yang
artinya, variabel diskon mampu menjadi variabel moderating pengaruh variabel bebas
terhadap variabel terikat, dimana dapat berinteraksi dengan variabel independen sekaligus
menjadi variabel independen.
Teori Rook menyatakan bahwa, impulse buying merupakan tindakan berbelanja yang
terjadi karena desakan yang sangat kuat untuk berbelanja suatu barang dengan segera.
Pada penjelasan sebelumnya, telah dijelaskan bahwa variabel gratis ongkir berpengaruh
signifikan terhadap pembelian impulsif produk fashion. Artinya, gratis ongkir yang
didapatkan, mampu mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian impulsif.
Begitu juga dengan adanya diskon yang diberikan oleh produsen dapat mempengaruhi
pembelian impulsif seseorang.
Hal ini sesuai dengan penelitian ini. Pada hasil uji regresi diperoleh bahwa, variabel
interaksi antara gratis ongkir dengan diskon berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pembelian impulsif produk fashion. Artinya, variabel diskon mampu memoderasi dan
memperkuat pengaruh gratis ongkir terhadap pembelian impulsif produk fashion. Sehingga
dapat dikatakan bahwa, gratis ongkir yang didapatkan dan didorong dengan diskon yang
diberikan mampu mendorong konsumen untuk melakukan pembelian impulsif.
Dengan demikian, hal ini selaras dengan penelitian sebelumnya yang telah
dilakukan oleh Fina Raudhotun Nafisah dan Rochiyati Murniningsih dengan judul
“Pengaruh E-Wom dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian Dengan Price Discount
Sebagai Variabel Moderasi” yang menyatakan bahwa price discount mampu memoderasi
pengaruh electronic word of mouth (e-wom) terhadap keputusan pembelian. Sehingga variabel
diskon mampu menjadi variabel moderating (Fina R. N. & Rochiyati M., 2021).

329 | P a g e
JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)
Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332
E-ISSN: 2774-4221

Kesimpulan Dan Saran


Kesimpulan
1. Hasil penelitian ini ditemukan nilai t hitung < t-tabel atau 0,360 < 1,66792 dan nilai
signifikansi > 5% (0,05) atau 0,720 > 0,05. Berarti diperoleh kesimpulan, terima H 0
dan tolak H1 yang bermakna tampilan produk tidak berpengaruh signifikan
terhadap pembelian impulsif produk fashion.
2. Hasil penelitian ini ditemukan nilai t hitung > t-tabel atau 2,861 > 1,66792 dan nilai
signifikansi < 5% (0,05) atau 0,006 < 0,05. Berarti diperoleh kesimpulan, tolak H 0
dan terima H2 yang bermakna gratis ongkir berpengaruh signifikan terhadap
pembelian impulsif produk fashion.
3. Hasil penelitian ini ditemukan nilai t hitung < t-tabel atau 0,140 < 1,66792 dan nilai
signifikansi > 5% (0,05) atau 0,889 > 0,05. Berarti diperoleh kesimpulan, terima H0
dan tolak H3 yang bermakna interaksi antara tampilan produk dengan diskon tidak
berpengaruh signifikan terhadap pembelian impulsif produk fashion. Artinya,
diskon tidak mampu memoderasi pengaruh tampilan produk terhadap pembelian
impulsif produk fashion. Hasil regresi menunjukkan bahwa diskon dapat
diklasifikasikan sebagai prediktor moderasi.
4. Hasil penelitian ini ditemukan nilai t hitung > t-tabel atau 3,633 > 1,66792 dan
diperoleh nilai signifikansi < 5% (0,05) atau 0,001 < 0,05. Berarti diperoleh
kesimpulan tolak H0 dan terima H4 yang bermakna interaksi antara gratis ongkir
dengan diskon berpengaruh signifikan terhadap pembelian impulsif produk fashion.
Artinya, diskon mampu memoderasi pengaruh gratis ongkir terhadap pembelian
impulsif produk fashion. Hasil regresi menunjukkan bahwa diskon dapat
diklasifikasikan sebagai quasi moderator atau moderator semu.

Saran
1. Bagi Perusahaan
Penulis berharap agar pihak shopee tetap mempertahankan dan terus
meningkatkan eksistensinya terutama pada program promo gratis ongkir yang
diberikan seperti, dengan menghapuskan syarat dan ketentuan yang berlaku
dikarenakan dengan adanya syarat dan ketentuan terkadang membuat konsumen
dilema untuk melakukan pembelian pada e-commerce shopee.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penulis berharap agar peneliti selanjutnya dapat memperdalam penelitian ini
seperti, memperluas cakupan populasi, memperluas cakupan produk yang akan
diteliti tidak hanya berfokus pada produk fashion saja dan juga dapat meneliti
variabel lainnya diluar penelitian ini, seperti chasback, bonus pack, flash sale, brand
ambassador, brand image, dll yang dapat mempengaruhi pembelian impulsif produk
fashion pada e-commerce shopee.

330 | P a g e
JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)
Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332
E-ISSN: 2774-4221

Daftar Pustaka
Aditi, B., & H. M. Hermansyur. (2018). Pengaruh Atribut Produk, Kualitas Produk dan
Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Merek Honda Di Kota Medan.
Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis. Vo. 19, No. 1.
APJII. (2020). Survei Pengguna Internet APJII 2019-Q2 2020: Ada Kenaikan 25,5 Juta Pengguna
Internet Baru di RI.
Ardin, W. N. (2020). Pengaruh Flash Sale Dan Tagline "Gratis Ongkir" Shopee Terhadap Keputusan
Pembelian Impulsif Secara Online ( Studi Pada Mahasiswa Pengguna Aplikasi Shopee di
Universitas Sumatera Utara ). Universitas Sumatera Utara.
Auli, Shoffi’ul. dkk. (2021). Pengaruh Diskon dan Promosi Gratis Ongkos Kirim Terhadap
Keputusan Pembelian Pada E-Commerce Shopee” dalam Jurnal Riset Manajemen.
Kotler & Amstrong. (2001). Prinsip-Prinsip Pemasaran Jilid 1 Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Ma’ruf, Hendri. (2006). Pemasaran Ritel. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Nafisah, F. R., & Murniningsih, R. (2021). Pengaruh E-Wom dan Brand Image Terhadap
Keputusan Pembelian Dengan Price Discount Sebagai Variabel Moderasi ( Studi
Empiris Pada Konsumen Shopee Di Kota Magelang ). Jurnal Prosiding Seminar Nasional
Fakultas Ekonomi Universitas Tidar 2021. September, 301–309.
Nurniati, N. A. (2019). Pengaruh Pengetahuan Produk, Celebrity Endorser dan Getok Tular Elektronik
Terhadap Minat Beli Dengan Diskon Harga Sebagai Variabel Moderasi Pada Konsumen
Kosmetik Wardah Di Magelang. Universitas Muhammadiyah.
Nurul, A. P., & AMA, Suyanto. (2019). Analisis Faktor-Faktor Pembelian Impulsif Pada
Shopee. Jurnal E-Proceeding Of Management. 6(3), 5510–5516.
Pramono, Agung, dkk. (2020). Pengaruh Harga, Ulasan, dan Tampilan Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Secara Online. Jurnal Ilmu Manajemen. Vol. 3, No. 3.
Pratomo, D. (2019). Kecenderungan Pembelian Impulsif Ditinjau dari Perspektif Islam (
Studi Kasus Pada Pengunjung Malioboro Mall Yogyakarta ). Jurnal Ekonomi &
Ekonomi Syariah 2(2), 240–252.
Rahmani, N. A. B. (2021). Metodologi Penelitian Ekonomi. Medan: Rahmani Percetakan.
Rahmawati, I. dkk. (2020). Faktor Diskon, Bonus Pack, Dan In Store Display Serta Pengaruhnya
Terhadap Pembelian Impulsif. Jombang: LPPM.
Rodiah D., & Aslami, N. (2021). “Pengaruh Penaikkan Minat Berbelanja Konsumen Di
Tokopedia Selama Masa Pandemi” dalam Jurnal Ekonomi Bisnis Manajemen dan
Akuntansi (EBMA), Vol. 2, No. 2.
Rohman, F. (2012). Peran Faktor Situasional dan Perilaku Pembelian Impulsif, Jakarta: UB Press.
Romindo. dkk. (2019). E-commerce: Implementasi, strategi & Inovasinya. (Jakarta: Yayasan Kita
Menulis.
Sari, E. (2022). Pengaruh Promosi Gratis Ongkir, Online Customer Review dan Online Customer Rating
Terhadap Keputusan Pembelian Pada Marketplace Shopee. Skripsi. Medan: Fakultas
Ekonomi Universitas HKBP Nomensen.
Setianingtyas, A., & Indah, E. N. (2020). Analisis Social Media Marketing dan Tampilan Produk
Dalam Meningkatkan Penjualan Produk Pamos Shop Mojokerto. 17(2), 207–223.
Solihin, D. (2020). Pengaruh Kepercayaan Pelanggan dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian

331 | P a g e
JURNAL MANAJEMEN AKUNTANSI (JUMSI)
Vol. 3 No. 1 January 2023 Page 312-332
E-ISSN: 2774-4221

Konsumen Pada Online Shop Mikaylaku Dengan Minat Beli Sebagai Variabel Intervening. 4(1),
26–37.
Tjiptono, F. (2008). Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi Offset.
Utari, P., Fitri, A., Setyanto, E., & Henny, C. (2020). Belanja on-line mahasiswa di era pandemi
Covid-19 : modifikasi perilaku konsumen. 5(2), 143–154.
Wahyudi, Septian. (2017). “Pengaruh Price Discount Terhadap Impulse Buying” dalam Jurnal
Valuta, Vol. 3, No. 2.

332 | P a g e

You might also like