Bab 2 Penggilingan Semen dg Tube Mill
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Departemen Penggilingan Semen
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Sistem Penggilingan Semen
Separating
Feed
Grinding
aids
Grinding
Quality
Ventilation
Control Drying and cooling
3
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Umpan Tube Mill
Feed
Maximum size: < 50 [mm]
4
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Elemen-Elemen Tube Mill
Air outlet
2st Compartment
Intermediate diaphragm (Fine Grinding)
1st Compartment
(Coarse Grinding)
Mill feed arrangement
Mill discharge
Air inlet
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Elemen-Elemen Tube Mill
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Contoh Spesifikasi Semen Mill
2 Type : 13 x 44 – 1/2 (41 EGL)
Compeb mill
Drive system : Single, side drive
Inside shell dia. : 4,000 mm
Shell length, flange : 13,650 mm
to flange
Mill speed : 16.4 rpm
Number of : 2
Compartment
2 GIRT GEAR : ALLIS CHALMERS
Size 13 X 44 1/2
2 Motor output : 2,900kW, 6, 6 KV, 750 Rpm 50 HZ
SHINKO ELECTRIC
2 GEAR REDUCER : SEISA, OSOKA CHAIN &
MACHINARY LTD.
Type : SHN- 1180
Speed ratio : 1/5. 304
Transmitting power : 2,900 kW
Speed of input shaft : 735 rpm
Speed out Put : 138,56 rpm
2 INCHING DEVICE, : Type – (name plate loose)
Transmitting power : 22 kw
Speed ratio : 1/213.3
7
Inching speed : 0.1 rpm
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Proses Grinding
Grinding
Power
Efficiency
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Prinsip Kerja Grinding dg Tube Mill
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Tahapan Proses Grinding
Coarse Medium Fine
grinding grinding grinding
10
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Kompartemen 1 (Coarse grinding)
Coarse Medium Fine
grinding grinding grinding
Ø 90 – 60 [mm] balls
11
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Bagaimana Evaluasi Efisiensi Grinding Komp. 1 ?
Kehalusan Material di Kompartemen 1
[%] Residue on 2.38 [mm]
20
15
10 Very Bad
Bad
good
5
too good
0
Sampling point
1.1 1.2 1.3 1.4
12
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Contoh Komposisi Bola di Kompartemen 1
1.Co m p artm ent
Ø Ball [mm] Weight [ t ] Percent [%]
90 25.0 25.0
80 35.0 35.0
70 25.0 25.0
60 15.0 15.0
Total 100.0 100
Average ball weight [g] 1667
Spec. media surface [m2 / t ] 10.2
13
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Efisiensi Grinding Kompartemen 1 ?
Material level
14
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Parameter yang bisa kita atur
Efficiency parameters
Power parameters
Ball charge (filling degree &
Filling degree
composition)
Liner
Liner
Speed Mill
Ventilasi Mill
15
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Komposisi Bola vs Kehalusan Material
Jika bola terlalu kecil
1. Material mjd terlalu
kasar
Umpan
menentukan 2. Level material mjd
komposisi bola terlalu tinggi
Jika bola terlalu besar
1. Material mjd terlalu
halus
2. Level material mjd
terlalu rendah 16
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Ball filling degree (f [%])
38 [%]
30 [%]
20 [%]
17
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Lifting Liners Effects
Liner-Lifting : low high
18
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Intermediate diaphragm
Material transport capacity
Slots opening 6 – 8 [mm]
Central screen opening
Control gaps
19
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Situasi Kompartemen 1
[%] Residue on 2.38 [mm]
20
15
10
Very Bad
5 Bad
0
1.1 1.2 1.3 1.4
20
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Situasi Kompartemen 1
[%] Residuo en 2.38 [mm]
20
15
10
too good
5
0
Get a finer ball charge
1.1 1.2 1.3 1.4
Lower ball filling degree
Shorten the chamber
21
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Penggilingan Halus (Kompartemen 2)
Coarse Medium Fine
grinding grinding grinding
Ø 50 - 40 [mm] balls Ø 30 - 17 [mm] balls
22
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Bagaimana evaluasi efisiensi grinding?
Material level
>> 50 [mm]: bad
~ 50 [mm] good
< 50 [mm] bad
<< 0 [mm] very bad
23
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Parameter yang bisa kita mainkan ?
100
Komposisi bola
Ball filling degree
10 Liner
1
2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6
24
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Adjustment komposisi isian bola
100
10
Ball size 50 40 30 25 20
% 12 6 22 20 40
1
2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6
25
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Adjustment komposisi isian bola
Example
100
10
Ball size 40 20 17
% 18 17 23
1
2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6
26
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Adjustment komposisi isian bola
Komposisi bola
Mulai dengan 80 [%] berat
Penggantian bola berdasarkan pada longitudinal sieving
Beberapa poin penting
Bola Ø17 [mm] tidak sesuai untuk semen dengan kadar
limestone > 5 – 10 [%]
Semen yang sangat halus (> 4’000 [cm2/g]) atau dengan
campuran slag atau Pozzolana disarankan menggunakan
bola2 yang kecil melebihi standar
27
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Contoh Isian Bola Kompartemen 2
OPC > 3’200 [cm2/g] in closed circuit
2.Compartment
Ø Ball [mm] Weight [ t ] Percent [%]
50 20.0 10.0
40 20.0 10.0
30 32.0 16.0
25 32.0 16.0
20 42.0 21.0
17 54.0 27.0
15
Total 200.0 100
Average ball weight [g] 41
Spec. media surface [m2 / t] 32.8
28
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Ball filling degree
Increase ball filling degree
> > 50 [mm]: bad
~ 50 [mm] good
< 50 [mm] bad
>> 0 [mm] very bad
Lower ball filling degree
29
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Liner design
Classifying liner
Klasifikasi bola yang baik dapat menurunkan konsumsi
energi mill motor spesifik 5 – 10 [%]
Material flow
n
ito
ta
o
r
ll
i
M
30
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Transport Material Dari Komp. 1 ke Komp. 2
desired
31
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Manajemen Bola (Ball Management)
Ball charge
32
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Manajemen Bola
Bola yang telah dipakai selama operasi
Power Mill turun Efisiensi Grinding menurun
Produksi juga menurun Produksi menurun
Top up for wear compensation Ball charge classification
33
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Pemakaian Bola
Ketika bola berukuran Ø 90 [mm] menjadi Ø 80 [mm]
dan bola yang berukuran Ø 80 [mm] menjadi Ø 70 [mm]
dan seterusnya …
Ø90 [mm]
Ø80 [mm]
Ø70 [mm]
34
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Penggantian bola-bola
Ø90 [mm]
Ø80 [mm]
Ø70 [mm]
35
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Klasifikasi Bola
Deformed & broken
balls sorted out
mechanically/manually
Scraps Total
Ba lls in bucke t t 7.2 11.1 25.2 30.7 89.8 6.0 170.0
Balls sampled -- 200 200 200 200 200 0 0 200
Sample weight kg 85.3 38.5 18.2 9.5 4.5 0.0 0.0 2.9
Diam. Equival. mm 47 36 28 23 18 0 0 15
Composition % 4 7 15 18 53 0 0 4 31 [g]
Number of balls -- 16'882 57'662 276'923 646'316 3'991'111 0 0 413'793 37.1 [m2/t]
200 balls per sample in the second chamber
100.00
50 balls per sample in the first chamber
36
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Klasifikasi bola
Visual criteria for ball form classification
(deformed/broken)
Bad
Good
37
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Contoh Periode Pengisian Bola
Kompartemen 1 Kompartemen 2
Setiap tahun sekali Sekali tiap dua atau tiga tahun
untuk
- OPC
- OPC + < 5 [%] material ketiga
Sekali tiap setahun atau dua tahun
- Semen Komposit (>> 5 % material
ketiga)
- Slag
- Pozzolana
38
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Mill ventilation and cooling
Cooling
39
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Tujuan ventilasi dan pendinginan pada sistem mill
Menghindari suhu operasi yang terlalu tinggi di dalam
mill (115 – 130 [°C]):
Coating material pada bola dan liner menghasilkan
turunnya kinerja mill sekitar of 5 – 10 [%]
Resiko false set pada semen
Block di dalam silo
40
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Cooling
False air
Separator fresh air
Mill fan
Clinker
Mill fresh air
False air
Cooler
Water injection
41
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Injeksi Air
Pengaturan suhu ini juga penting untuk kondisi operasi Electrostatic
Precipitator (EP) dimana EP tersebut akan bekerja dengan baik
pada suhu di atas 100 oC.
Water injection pada (a) inlet mill dan (b) outlet mill
42
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation
Injeksi Air
Memberikan efek pendinginan lebih besar dibandingkan udara
Air dapat meningkatkan kapasitas mill jika diinjeksi pada
kompartemen 2
Air meningkatkan dew point
Injeksi air harus memperhatikan :
Dilakukan jika temperatur outlet mill (> 100 [°C])
Berefek pada kuat tekan awal semen jika klinker amat reaktif
Water injection
43
Institut Semen dan Beton Indonesia Cement Mill Operation