Patin
Patin
Patin
ABSTRACT
This study was aimed to determine the effect of probiotic fermented feed with different doses on the growth and
feed conversion ratio of Pangasius hypophthalmus fish. The experiments tested were the doses of probiotics,
namely 0; 5; 7; and 9 mL per 100 g of feed. Each treatment was given four repeats and the placement of the
container was randomly designed complete. The results of the study showed that probiotic fermented feed with
different doses showed an effect (p<0.05) on the specific daily growth rate (SPDG), absolute weight gain
(AWG), feed conversion ratio (FCR) and efficiency of feed utilization (EFU) on fry P. hypophthalmus. High
SPDG, AWG, FCR, and EFU (p<0.05) were obtained with probiotic feed at a dose of 7 mL and 9 mL per 100 g
of feed. The survival of fry P. hypophthalmus for 56 days of rearing was 100%. High growth and low feed
conversion ratio in rearing fish P. hypophthalmus obtained in the treatment of fermented feed with probiotic dose
of 7 mL per 100 g of feed.
Keywords: Efficiency of feed utilization, survival rate, probiotics, raja lele.
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pakan terfermentasi probiotik dengan dosis berbeda
pada pertumbuhan dan rasio konversi pakan ikan Pangasius hypophthalmus. Percobaan yang diujikan adalah dosis
penggunaan probiotik yakni 0; 5; 7; dan 9 mL per 100 g pakan. Setiap perlakuan diberi masing-masing empat kali
ulangan dan peletakan wadah didesain secara acak lengkap. Hasil penelitian menunjukkan pemberian pakan
terfermentasi probiotik dengan dosis berbeda menunjukkan pengaruh (p<0,05) pada laju pertumbuhan spesifik harian
(LPSH), pertambahan bobot mutlak (PBM), rasio konversi pakan (RKP) dan efisiensi pemanfaatan pakan (EPP)
pada benih ikan P. hypophthalmus. LPSH, PBM, RKP dan EPP yang tinggi (p<0,05) diperoleh diperlakuan pakan
probiotik dengan dosis 7 mL dan 9 mL per 100 g pakan. Kelangsungan hidup benih ikan P. hypophthalmus selama
56 hari pemeliharaan adalah 100%. Pertumbuhan yang tinggi dan rasio konversi pakan yang rendah dalam
pemeliharaan benih ikan P. hypophthalmus diperoleh pada perlakuan pemberian pakan terfermentasi dengan
probiotik dosis 7 mL per 100 g pakan.
Kata Kunci: Efisiensi pemanfaatan pakan, kelangsungan hidup, probiotik, raja lele.
DOI: 10.33772/jsipi.v7i1.161
Safir et al. 29
JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN / Journal of Fishery Science and Innovation
Vol. 7, No. 1, 28-35, Januari 2023
Air dan Biologi Akuatik Jurusan Perikanan dan CFU per mL. Metode fermentasi yang digunakan
Kelautan, Fakultas Peternakan dan Perikanan, mengadopsi dan memodifikan dari penelitian
Universitas Tadulako, Provinsi Sulawesi Tengah. Ezraneti et al. (2018) yakni proses fermentasi pakan
Ikan uji diawali dengan mengambil probiotik sesuai dengan
Ikan patin (P. hypophthalmus) yang digunakan dosis perlakuan probiotik, dan ditempatkan dalam
berada pada fase stadia benih dengan bobot 6±1,03 g sprayer. Selanjutnya, masing-masing probiotik dalam
per ekor, diperoleh dari Minaraja Fish, Kecamatan sprayer diencerkan dengan menambahkan akuades
Kalasan, Kabupaten Sleman, Provinsi DI. sebanyak 30 mL dan progol sebanyak 0,5 g sebagai
Yogyakarta. Benih ikan patin diadaptasikan terlebih perekat, lalu dihomogenkan. Setelah itu, masing-
dahulu dengan lingkungan barunya selama tujuh hari masing disemprotkan secara merata pada setiap 100 g
sebelum diberi perlakuan. pakan, dan dimasukkan ke dalam wadah, ditutup
Formulasi dan proses pembuatan pakan rapat dan dibungkus dengan plastik hitam, kemudian
Pakan diformulasi dari beberapa bahan yang disimpan pada tempat dengan suhu ruang (terhindar
umum digunakan dalam pembuatan pakan (Tabel 1). dari sinar matahari secara langsung) hingga lima hari.
Kandungan protein target dalam pakan sebesar 30%. Prosedur yang sama dilakukan untuk pakan
Proses pembuatan pakan dimulai dari menimbang perlakuan kontrol, namun tanpa diberi probiotik.
setiap bahan baku pakan, dan mencampurnya Pakan fermentasi dibuat setiap lima hari hingga akhir
menjadi satu secara homogen menjadi adonan. pemeliharaan sesuai prosedur tersebut.
Prinsip pencampuran bahan diawali dengan Pemeliharaan dan pemberian pakan perlakuan
persentase dari jumlah yang sedikit ke jumlah yang Benih ikan patin yang telah diaklimatisasi
banyak. setelah homogen, adonan tersebut ditimbang bobotnya dan dimasukkan ke dalam setiap
dicampurkan sedikit demi sedikit dengan minyak wadah (baskom berisi air sebanyak 10 L) dengan
ikan, kemudian ditambahkan dengan air hangat (suhu kepadatan ikan uji 5 ekor per wadah. Setiap wadah
40-45ºC) sebanyak 30-40%. Setelah itu, dilakukan dilengkapi dengan sistem aerasi untuk menyuplai
pencetakan menjadi pellet dengan ukuran 0,25 mm- oksigen dalam media percobaan. Ikan uji diberi
0,5 mm, dan dikeringkan hingga kadar air ≤12% pakan secara ad satiation. Frekuensi pemberian
(Safir, 2018; Safir et al., 2022). pakan 3 kali sehari (08.00, 13.00, 17.00 Wita) selama 56
hari pemeliharaan. Kualitas air dikontrol setiap tiga
Tabel 1. Formulasi pakan penelitian kadar protein hari sekali, yakni membuang feses dan sisa pakan
25% dari wadah pemeliharaan dengan sistem penyiponan.
Nomor Jenis bahan Penggunaan (%) Volume air terbuang setiap penyiponan yakni 10-
1. Tepung ikan 21,73 15%, dan kemudian air ditambahkan dalam wadah
2. Tepung kedelai 20,00 sesuai volume yang terbuang. Penimbangan bobot
3. Tepung dedak 25,27 tubuh ikan uji dilakukan setiap dua minggu sekali.
4. Tepung jagung 25,00 Pengukuran kualitas air berupa suhu (°C), dissolved
5. Tepung tapioka 5,00 oxygen/DO (ppm) pH, dan amonia (ppm) dilakukan
6. Minyak ikan 1,50 secara berkala.
7. Vitamin mix 1,50 Peubah pengamatan dan analisa data
Jumlah 100 Performa pertumbuhan benih ikan patin dari
setiap perlakuan yang diberikan dapat dilihat dari
Desain penelitian pertambahan bobot mutlak yang dihasilkan selama
Dosis probiotik yang diujikan dalam penelitian pemeliharaan. Pertambahan bobot mutlak didapatkan
ini adalah 5 mL (A); 7 mL (B); 9 mL (C); dan 0 mL dengan menghitung selisih antara bobot tubuh ikan
(kontrol). Setiap perlakuan termasuk kontrol diberi uji pada akhir dengan awal pemeliharaan (Rahman &
empat kali ulangan. Peletakan setiap unit percobaaan Safir, 2018). Selanjutnya untuk tingkat pemanfaatan
dilakukan berdasarkan hasil pengacakan (RAL). pakan pada ikan uji diketahui dari nilai rasio konversi
Fermentasi pakan dengan probiotik pakan (RKP) dan efisiensi pemanfaatan pakan (EPP)
Probiotik yang digunakan yakni merek “Raja yang dihasilkan selama pemeliharaan. Nilai RKP
lele” dengan kandungan bakteri Acetobacter sp., didapatkan dengan cara membandingkan jumlah
Lactobacillus sp., dan Saccharomyces cerevisiae pakan yang diberikan dengan bobot tubuh yang
(ragi) dengan jumlah koloni bakteri sebesar 5,6 x 108
Safir et al. 31
JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN / Journal of Fishery Science and Innovation
Vol. 7, No. 1, 28-35, Januari 2023
dihasilkan pada akhir pemeliharaan, sedangkan data Nilai pemanfaatan pakan mencakup rasio
EEP diperoleh dengan menghitung bobot tubuh yang konversi pakan (RKP) dan efisiensi pemanfaatan
diperoleh dibagi dengan total pakan yang diberikan pakan (EPP) benih ikan patin setelah 56 hari
dikali dengan 100 (Timumun et al., 2022). Persentase pemeliharaan menunjukkan nilai yang lebih baik,
kelangsungan hidup (KH) didapatkan dengan cara secara umum ditunjukkan pada perlakuan pakan
membandingkan jumlah ikan yang hidup diakhir terfermentasi dibandingkan kontrol (Tabel 2). Benih
pemeliharaan dibagi dengan jumlah ikan diawal ikan patin hasil perlakuan pakan terfermentasi
pemeliharaan dikali 100 (Safir, 2018; Safir et al., dengan probiotik dosis 5 mL tidak menunjukkan
2021). perbedaan yang signifikan (p>0,05) dengan kontrol
Data PBT, RKP, EPP, dan KH ditabulasi (dosis 0 mL) terhadap nilai RKP dan EPP, namun
menggunakan program Microsoft Excel dan dianalisis keduanya memiliki nilai RKP yang lebih tinggi
One Way Anova dengan tingkat kesalahan 5%. Uji (p<0,05), dan EPP yang lebih rendah (p<0,05) dari
lanjut Duncan dilakukan untuk mengetahui perlakuan pakan terfermentasi dengan probiotik dosis
perbedaan pengaruh antar perlakuan dari organisme. 7 mL dan 9 mL. Selanjutnya, RKP dan EPP pada
Data kualitas air diuji secara deskriptif. ikan hasil perlakuan pakan terfermentasi dengan
dosis probiotik 7 mL tidak berbeda signifikan
HASIL DAN PEMBAHASAN (p>0,05) dengan dosis 9 mL.
Kelangsungan hidup ikan hingga akhir
Hasil
pemeliharaan baik pada perlakuan kontrol maupun
pada perlakuan pakan terfermentasi tidak
Benih ikan patin (P. hypophthalmus) yang diberi
memperlihatakan adanya perbedaan yang signifikan
pakan terfermentasi dengan dosis probiotik yang
(p>0,05). Kelangsungan hidup yang diperoleh pada
berbeda dengan lama pemeliharaan 56 hari
semua perlakuan termasuk kontrol yakni sebesar
menunjukkan pengaruh nyata (p<0,05) terhadap laju
100% (Gambar 1).
pertumbuhan spesifik harian (LPSH) dan
pertambahan bobot mutlak (PBM). LPSH dan PBM
pada benih ikan patin hasil perlakuan pakan
terfermentasi dengan probiotik dosis 9 mL lebih
tinggi (p<0,05) dari kontrol (0 mL), namun tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan p>0,05)
dengan perlakuan dosis 5 mL dan 7 mL. Selanjutnya,
LPSH dan PBM benih ikan patin hasil perlakuan
dosis 7 mL lebih tinggi (p<0,05) dari semua
perlakuan kecuali pada ikan kontrol (Tabel 2).
Gambar 1. Kelangsungan hidup benih ikan patin hasil
Tabel 2. Laju pertumbuhan spesifik harian (LPSH), perlakuan selama 56 hari pemeliharaan.
pertambahan bobot mutlak (PBM), rasio konversi Parameter kualitas air berupa suhu, pH,
pakan (RKP) dan efisiensi pemanfaatan pakan (EPP) dissolved oxygen/DO, dan amonia yang diperoleh
benih ikan patin selama 56 hari pemeliharaan. untuk setiap perlakuan disajikan pada tabel 3. berikut.
Perlakuan (per 100 g pakan)
Variabel Tabel 3. Kualitas air pada setiap perlakuan selama 56
penelitian A (5 mL) Kontrol
B (7 mL) C (9 mL)
(0 mL) hari pemeliharaan
LPSH
0,47±0,02ᵇ 0,55±0,06c 0,51±0,03bc 0,45±0,05a Perlakuan
(%/hari) Kualitas air
PBM(g) 1,79±0,09b 2,08±0,08c 1,92±0,07bc 1,64±0,08a A (0 mL) B (5 mL) C (7 mL) D (9 mL)
RKP 1,77±0,095ᵃ 1,53±0,16ᵇ 1,53±0,14ᵇ 1,83±0,18ᵃ Suhu (°C) 25,6-28,9 25,4-28,9 25,6-28,6 25,4-28,8
EPP(%) 56,67±3,03a 65,81±7,22b 65,90±6,29b 55,04±5,39a pH 7,02-8,77 7,16-8,8 7,28-8,78 7,23-8,79
Ket. Huruf superscript yang berbeda pada baris yang sama DO (ppm) 4,0-5,6 4,0-6,6 4,0-6,4 4,0-6,2
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p>0,05). Amoniak
0,1-0,5 0,1-0,5 0,1-0,5 0,1-0,5
(ppm)
32
Safir et al.
JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN / Journal of Fishery Science and Innovation
Vol. 7, No. 1, 28-34, Januari 2023
air (pH, suhu, amoniak, dissolved oxygen/DO dan Biochemistry and Molecular Biology, 257,
lainnya) dalam media pemeliharaan sedangkan faktor 110653.
internal seperti kemampuan organisme dalam Chilmawati D, Swastawati F, Wijayanti I,
memanfaatkan pakan dan juga daya tahan tubuh Ambaryanto A, Cahyono B. 2018.
organiisme dari serangan penyakit (Agustinus & Penggunaan probiotik guna peningkatan
Minggawati, 2019; Safir et al., 2020). Berdasarkan pertumbuhan, efisiensi pakan, tingkat
hal tersebut dan dikaitkan dengan nilai kengsungan kelulushidupan dan nilai nutrisi ikan bandeng
hidup yang diperoleh (100%) memperkuat dugaan (Chanos chanos). Saintek Perikanan:
bahwa kedua faktor tersebut (internal dan eksternal) Indonesian Journal of Fisheries Science and
masih dalam kondisi yang sesuai dan tidak Technology, 13 (2): 119-125.
memberikan dampak negatif pada ikan uji. Hal ini Djamil MZA, Utari HB, Rukmono D. 2021.
juga terbukti dengan nilai parameter kualitas air Efektivitas Bacillus spp. dalam penurunan
(Tabel 3) berupa suhu (berkisar 25,4-28,9 °C), pH, off-flavours pada budidaya ikan patin
(berkisar 7,02-8,9), dissolved oxygen/DO (≥ 4,0 (Pangasius sp.). JFMR (Journal of Fisheries
ppm), dan amoniak (≤0,5 ppm) masih dalam nilai and Marine Research), 5 (2): 481-498.
yang ideal untuk pembesaran benih ikan patin Ezraneti R, Erlangga E, Marzuki E. 2018. Fortifikasi
(Setiawati et al., 2013; SNI, 2000) probiotik dalam pakan untuk meningkatkan
pertumbuhan ikan gurami (Osphronemus
KESIMPULAN gouramy). Acta Aquatica: Aquatic Sciences
Journal, 5 (2): 64-68.
Pakan terfermentasi menggunakan probiotik
Husin MI, Suminto S, Sudaryono A. 2017. Pengaruh
dengan dosis yang berbeda terbukti memberikan
penambahan vitamin C dan probiotik pada
pengaruh yang signifikan (p<0,05) terhadap laju
pakan terhadap efisiensi pemanfaatan pakan,
pertumbuhan spesifik harian, pertambahan bobot
pertumbuhan dan kelulushidupan ikan patin
mutlak, rasio konversi pakan dan efisiensi
(Pangasius hypopthalmus). Jurnal Sains
pemanfaatan pakan pada benih ikan patin (Pangasius
Teknologi Akuakultur, 1 (2): 79-87.
hypophthalmus) . Hasil yang terbaik ditunjukkan dari
Mansyur A, Tangko AM. 2008. Probiotik:
perlakuan pakan terfermentasi probiotik dengan dosis
pemanfaatannya untuk pakan ikan
7 mL dan 9 mL/100g pakan. Kelangsungan hidup
berkualitas rendah. Media Akuakultur, 3 (2):
untuk semua perlakuan yakni sebesar 100%.
145-149.
Muchlisin ZA, Murda T, Yulvizar C, Dewiyanti I,
DAFTAR PUSTAKA
Fadli N, Afrido F, Siti-Azizah MN,
Agustinus F, Minggawati I. 2019. Pemijahan dan Muhammadar AA. 2017. Growth
kelangsungan hidup ikan Betok (Anabas performance and feed utilization of keureling
testudineus) dengan rasio indukan yang fish Tor tambra (Cyprinidae) fed formulated
berbeda. Jurnal Ilmu Hewani Tropika diet supplemented with enhanced probiotic.
(Journal of Tropical Animal Science), 7 (2): F1000Research, 6 (137): 1-8.
74-78. Muntafiah I. 2020. Analisis pakan pada budidaya
Ahmadi H, Iskandar, Kurniawati N. 2012. Pemberian ikan lele (Clarias sp.) di Mranggen. JRST
probiotik dalam pakan terhadap pertumbuhan (Jurnal Riset Sains dan Teknologi), 4 (1): 35-
lele sangkuriang (Clarias gariepinus) pada 39.
pendederan II. Jurnal Perikanan Kelautan, 3 Nofiani R. 2008. Urgensi dan mekanisme biosintesis
(4): 99-107. metabolit sekunder mikroba laut. Jurnal
Assan D, Kuebutornye FKA, Hlordzi V, Chen H, Natur Indonesia, 10 (2): 120-125.
Mraz J, Mustapha UF, Abarike ED. 2022. Noviana P, Subandiyono, Pinandoyo. 2014. Pengaruh
Effects of probiotics on digestive enzymes of pemberian probiotik dalam pakan buatan
fish (finfish and shellfish); status and terhadap tingkat konsumsi pakan dan
prospects: a mini review. Comparative pertumbuhan benih ikan Nila (Oreochromis
Biochemistry and Physiology Part B: niloticus). Journal of Aquaculture
34
Safir et al.
JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN / Journal of Fishery Science and Innovation
Vol. 7, No. 1, 28-34, Januari 2023