Health Sciences and Pharmacy Journal
[TEMPLATE]
Uji Fitokimia Tanaman Obat Tradisional Yang Sering Digunakan Oleh
Masyarakat Desa Bulupayung Kecamatan Patimuan Kabupaten Cilacap
Phytochemical Test Of Traditional Medicine Plants Which Are Frequently Used By The People Of Bulupayung
Village, Patimuan District, Cilacap Regency
Indah Purwanti1, Muhamad Fauzi Ramadhan2, Siti Mutripah3
Program Studi Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Serulingmas Cilacap
ABSTRACT
Preliminary survey conducted on the community in Bulupayung village of Patimuan district of
Cilacap regency obtained 5 traditional medicinal plants that are most often used including ginger
(Zingiber officinale Rosc.), turmeric (Kaempferia galanga L.), kencur (Curcuma domestica Val.),
onions (Allium cepa L.) and guava leaves (Psidium guajava L.). Phytochemical screening aims to
find out secondary metabolite compounds such as alkaloids, flavonoids, saponins, tannins,
steroids, and essential oils in samples of traditional medicinal plants contained in 5 traditional
medicinal plants that are most often used by the bulupayung Patimuan-Cilacap village community.
Identification of traditional medicinal plants is done macrochemically by dissolving substances
present in the plant with aquades solvents and 96% alcohol and then reacted with reagents. The
results of phytochemical screening in ginger plants (Zingiber officinale Rosc.) contain the
presence of alkaloida compounds, flavonoids, and essential oils, in the plant Turmeric
(Kaempferia galanga L.) contains the compounds Alkaloida and essential oils, in the kencur plant
(Curcuma domestica Val.) contains the compounds Alkaloida and essential oils, in the onion plant
(Allium cepa L.) contains the presence of alkaloida compounds, flavonoids, and essential oils, and
in guava leaf plants (Psidium guajava L.) contains the presence of alkaloida compounds,
flavonoids, tannins, and essential oils.
Keywords: Phytochemical Screening, Traditional Medicinal Plants
ABSTRAK
Survey pendahuluan yang dilakukan terhadap masyarakat di desa Bulupayung kecamatan
Patimuan kabupaten Cilacap didapatkan 5 tanaman obat tradisional yang paling sering digunakan
meliputi jahe (Zingiber officinale Rosc.), kunyit (Kaempferia galanga L.), kencur (Curcuma
domestica Val.), bawang merah (Allium cepa L.) dan daun jambu biji (Psidium guajava L.).
Skrining fitokimia bertujuan untuk mengetahui senyawa metabolit sekunder seperti alkaloida,
flavonoida, saponin, tanin, steroida, serta minyak atsiri pada sampel tanaman obat tradisional yang
terdapat dalam 5 tanaman obat tradisional yang paling sering digunakan oleh masyarakat Desa
Bulupayung Patimuan-Cilacap. Identifikasi tanaman obat tradisional dilakukan secara makrokimia
dengan melarutkan zat-zat yang ada di dalam bagian tumbuhan dengan pelarut aquades dan
alcohol 96% kemudian direaksikan dengan reagen-reagen. Hasil skrining fitokimia pada tanaman
jahe (Zingiber officinale Rosc.) mengandung adanya senyawa alkaloida, flavonoida, serta minyak
atsiri, pada tanaman Kunyit (Kaempferia galanga L.) mengandung adanya senyawa Alkaloida dan
minyak atsiri, pada tanaman Kencur (Curcuma domestica Val.) mengandung adanya senyawa
Alkaloida dan minyak atsiri, pada tanaman Bawang merah (Allium cepa L.) mengandung adanya
senyawa Alkaloida, flavonoida, serta minyak atsiri, dan pada tanaman daun jambu biji (Psidium
guajava L.) mengandung adanya senyawa Alkaloida, flavonoida, tanin, serta minyak atsiri.
Kata Kunci: Tanaman Obat Tradisional, Skrining Fitokimia
Korespondensi: Indah Purwanti, Program Studi Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Serulingmas Cilacap,
Cilacap, Jawa Tengah, Indonesia, 083863797974, [email protected]
1
Health Sciences and Pharmacy Journal
[TEMPLATE]
PENDAHULUAN Kecamatan Patimuan, Kabupaten Cilacap (4).
Obat tradisional merupakan bahan atau Hasil survey awal dari penelitian ini
ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, diperoleh hasil bahwa masyarakat sudah ada yang
hewan, mineral, sediaan galenik atau campuran mengenal obat tradisional, diperoleh 5 jenis
bahan-bahan yang secara turun temurun telah tanaman obat yang sering digunakan oleh
digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan masyarakat Desa Bulupayung Kecamatan Patimuan
sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat meliputi jahe, kunyit, kencur, bawang merah dan
(1). WHO (World Health Organization) daun jambu biji. Pengetahuan terhadap obat
merekomendasikan penggunaan obat tradisional tradisional dalam masyarakat berasal dari
dalam pemeliharaan kesehatan masyarakat, pengalaman, keluarga, media cetak atau
pencegahan dan pengobatan penyakit (2). elektronika, tetangga, dan tenaga Kesehatan.
Menurut survei data Riset Kesehatan Dasar Penjelasan tentang penggunaan obat tradisional
oleh Badan Litbangkes Kemenkes RI, Penduduk dengan dilakukan uji fitokimia diharapkan dapat
Indonesia pada tahun 2018 sebanyak 48% memberikan pengetahuan yang tepat tentang
melakukan pengobatan ramuan jadi obat penggunaan obat tradisional tersebut di masyarakat
tradisional, 31,8% menggunakan pengobatan obat Desa Bulupayung Kecamatan Patimuan Kabupaten
tradisional dengan ramuan sendiri dan 31% Cilacap.
menggunakan pelayanan kesehatan tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Pengobatan tradisional menjadi tradisi turun senyawa yang terkandung pada 5 tanaman obat
temurun dalam bidang kesehatan yang diwariskan tradisional yang sering digunakan oleh masyarakat
oleh nenek moyang. Pengobatan tradisional Desa Bulupayung, Kecamatan Patimuan,
terhadap penyakit menggunakan ramuan berbahan Kabupaten Cilacap.
dasar tumbuhan dikenal dengan jamu (3).
Desa Bulupayung merupakan bagian wilayah METODE
kerja Kecamatan Patimuan Kabupaten Cilacap Jenis penelitian yang digunakan berupa
dengan batas wilayah sebelah utara berbatasan deskriptif observasional terhadap survey
Desa Kaliwungu, sebelah timur berbatasan Desa pendahuluan di Desa Bulupayung, Kecamatan
Cisumur, sebelah barat berbatasan Desa Cinyawang Patimuan, Kabupaten Cilacap serta penelitian
dan sebelah selatan berbatasan dengan Desa eksperimental terhadap uji fitokimia. Uji fitokimia
Cimrutu. Letak geografis Desa Bulupayung, dilakukan terhadap 5 bahan obat tradisional dengan
Kecamatan Patimuan, Kabupaten Cilacap dengan penggunaan terbesar berdasarkan pada survey
luas wilayah 751 Ha. Luas penggunaan lahan Desa pendahuluan. Alat yang digunakan pada penelitian
Bulupayung untuk Wilayah hutan sebanyak 514 ini meliputi seperangkat alat gelas (gelas ukur
Ha, lahan persawahan sebanyak 983 Ha, lahan pyrex, pipet tetes, tabung reaksi pyrex, rak tabung
pekarangan dan bangunan sebanyak 147 Ha dan reaksi), penangas air thermostat waterbath,
lain – lain sebanyak 107 Ha. Sebagian besar timbangan ohaus, aluminuim foil, mortir, stampher,
masyarakat Desa Bulupayung-Patimuan mayoritas sendok tanduk, sendok spatula. Bahan yang
bekerja sebagai petani hal ini dapat dilihat dari digunakan pada penelitian ini meliputi 5 bahan
luasnya lahan persawahan di Desa Bulupayung, yaitu jahe, kunyit, kencur, bawang merah, dan daun
2
Health Sciences and Pharmacy Journal
[TEMPLATE]
jambu biji. Bahan untuk uji fitokimia meliputi ditambahkan dengan 0,1 mg serbuk magnesium dan
H2SO4, FeCl3, etanol 96%, Sudan III, dragendoff, 5 tetes HCl pekat.
mayer, serbuk magnesium, HCl pekat, aquades, b. Uji Alkaloid
asam asetat. Uji alkaloid dilakukan dengan menggunakan
1. Penggunaan Tanaman Obat identifikasi kimiawi yang dilakukan secara
Penggunaan tanaman obat dilakukan dengan makrokimia dengan melarutkan zat-zat yang ada di
melakukan survey pendahuluan, dilaksanakan di dalam bagian tumbuhan dengan reagen Mayers dan
Desa Bulupayung, Kecamatan Patimuan, Dragendorff. Sampel uji sebanyak 2 ml dengan
Kabupaten Cilacap terhadap masyarakat. Survey menggunakan pelarut aquades dimasukan dalam
pendahuluan dilakukan supaya peneliti tabung reaksi kemudian teteskan reagen meyer
mendapatkan data terhadap bahan obat tradisional pada tabung reaksi A dan reagen dragendrorff pada
yang paling sering digunakan oleh masyarakat. tabung reaksi B.
2. Pengambilan Sampel Tanaman c. Uji Tanin
Pengambilan tanaman dilakukan di Desa Uji Tanin dilakukan dengan Sampel uji sebanyak 2
Bulupayung, Kecamatan Patimuan, Kabupaten ml dengan menggunakan pelarut aquades
Cilacap. dimasukan dalam tabung reaksi. Larutan
3. Bahan Uji ditambahkan dengan satu atau dua tetes larutan
Survey pendahuluan terhadap bahan obat FeCl3 1%.
tradisional yang sering digunakan oleh masyarakat d. Uji Steroid
di Desa Bulupayung, Kecamatan Patimuan Uji Steroid dilakukan dengan Sampel uji sebanyak
mendapatkan 5 bahan obat tradisional meliputi: 2 ml dengan menggunakan pelarut aquades
jahe, kunyit, kencur, bawang merah, dan daun dimasukan dalam tabung reaksi. Larutan
jambu biji. ditambahkan dengan 5 tetes asam asetat dan 5 tetes
4. Penumbukan Dan Pelarutan Sampel H2SO4.
Masing-masing sampel ditimbang kemudian e. Uji Minyak Atsiri
ditumbuk menggunakan mortir dan stampher. Uji minyak atsiri dilakukan dengan Sampel uji
Pelarutan sampel dilarutkan menggunakan 2 pelarut sebanyak 2 ml dengan menggunakan pelarut
yaitu air dan alkohol 96%. Pelarut yang digunakan alkohol 96% dimasukan dalam tabung reaksi.
sesuai dengan kelarutan zat yang akan di uji (5). Larutan ditambahkan dengan larutan Sudan III atau
5. Uji Fitokimia IV.
Sampel tanaman meliputi jahe, kunyit, kencur, f. Uji Saponin
bawang merah dan daun jambu biji masing-masing Uji saponin dilakukan dengan cara mengocok
dilakukan uji fitokimia. Uji fitokimia yang potongan tumbuhan dengan menggunakan pelarut
dilakukan meliputi uji alkaloida, flavonoida, tannin. aquades 3-5 menit timbul buih, dan buihnya tidak
Steroid, minyak atsiri, dan saponin (5). hilang 30 menit (6).
a. Uji Flavonoid
Uji flavonoid dilakukan dengan Sampel uji HASIL
sebanyak 2 ml dengan menggunakan pelarut Hasil survey terhadap khasiat bahan obat
aquades dimasukan dalam tabung reaksi. Larutan tradisional menurut masyarakat Desa Bulupayung
3
Health Sciences and Pharmacy Journal
[TEMPLATE]
sebagai berikut : biji (Psidium guajava L.).
Tabel I. Hasil Survey Pendahuluan di Desa Uji alkaloida positif jika menunjukkan adanya
Bulupayung endapan warna putih setelah ditetesi dengan
No Jenis Tanaman Jumlah n(%) Khasiat Reagen Mayers dan menunjukkan adanya endapan
. Obat
Tradisional warna coklat setelah ditetesi dengan Reagen
1. Jahe 39 (40,2 Pereda Pegal-Pegal Dragendorff (6). Uji alkaloida dengan pereaksi
%)
2. Kunyit 21 (21,6 Pereda Nyeri Haid mayers akan timbul endapan berwarna putih hal ini
%)
3. Kencur 15 (15,5 Pereda Batuk terjadi karena nitrogen pada alkaloid bereaksi
%) dengan ion logam K+ dari kalium tetraiodomerkurat
4. Bawang Merah 10 (10,3 Pereda Demam
%) (II) membentuk kompleks kalium alkaloid (5). Uji
5. Daun Jambu 6 (6,2 Pereda Diare
biji %) Alkaloid dengan pereaksi Dragendorff akan timbul
endapan warna coklat hal ini terjadi karena nitrogen
Hasil uji fitokimia 5 bahan obat tradisional pada alkaloid digunakan untuk membentuk ikatan
meliputi jahe (Zingiber officinale Rosc.), kunyit kovalen koordinat dengan K+ yang merupakan ion
(Kaempferia galanga L.), kencur (Curcuma logam sehingga terbentuk kalium-alkaloid (5).
domestica Val.), bawang merah (Allium cepa L.) Penelitian yang dilakukan oleh Silalahi (2019)
dan daun jambu biji (Psidium guajava L.) terdapat dengan judul “Kencur (Kaempferia Galanga) dan
pada tabel II yang meliputi uji alkaloida, Bioaktivitasnya” menyatakan bahwa kencur
flavonoida, tannin, steroid, minyak atsiri, dan mengandung senyawa alkaloid yang bermanfaat
saponin. sebagai pengencer dahak dan obat batuk. Senyawa
Tabel II. Hasil Uji Skrining Fitokimia alkaloid sebagai antibakteri mampu menghambat
Tanaman Obat Tradisional sintesis dinding sel bakteri, jika dinding sel bakteri
Hasil Uji Fitokimia tidak terbentuk dengan sempurna maka sel bakteri
Nama
Alkal Flavo Tan Minyak Ster Sap
Tumbuhan akan lisis dan hancur (7).
oida noida in Atsiri oida onin
Kunyit + - - + - - Penelitian yang dilakukan oleh Purbaya
Jahe + + - + - -
Kencur + - - + - -
(2018) dengan judul “Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Bawang Etil Asetat Jahe (Zingiber officinale Rosc)
+ + - + - -
Merah
Daun Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan
+ + + + - -
Jambu Biji
Escherichia coli” menyatakan bahwa jahe
Keterangan :
(+) : Terdapat Senyawa Metabolit Sekunder mengandung senyawa alkaloid yang bekerja
(-) : Tidak Terdapat Senyawa Metabolit Sekunder sebagai antibakteri dengan cara mengganggu
komponen penyusun peptidoglikan pada sel bakteri
PEMBAHASAN sehingga lapisan dinding sel tidak terbentuk secara
a. Uji Alkaloid utuh, terganggunya sintesis peptidoglikan sehingga
Hasil uji fitokimia menunjukkan tumbuhan pembentukan sel tidak sempurna karena tidak
yang mengandung senyawa alkaloid meliputi mengandung peptidoglikan dan dinding sel akan
kencur (Curcuma domestica Val.), jahe (Zingiber lisis (8).
officinale Rosc.), kunyit (Kaempferia galanga L.), Penelitian yang dilakukan oleh Sulasiyah
bawang merah (Allium cepa L.) dan daun jambu (2018) dengan judul “Antioxidant from Turmeric
4
Health Sciences and Pharmacy Journal
[TEMPLATE]
Fermentation Products (Curcuma longa) by serbuk magnesium. Tujuan penambahan HCl pekat
Aspergillus Oryzae” menyatakan bahwa kunyit dan Mg untuk mereduksi inti benzopiron yang
mengandung senyawa alkaloid yang bermanfaat terdapat dalam struktur flavonoid sehingga
sebagai pemacu sistem syaraf, melawan infeksi terbentuk garam flavilium berwarna merah atau
mikrobial, dan sebagai antioksidan karena alkaloid jingga (12).
dapat berperan melawan radikal bebas. Adanya Penelitian yang dilakukan oleh Pairul (2017)
senyawa alkaloid pada tanaman menjadikan dengan judul “Jahe (Zingiber Officinale) Sebagai
tanaman kunyit tersebut berperan sebagai Anti Ulserogenik” menyatakan bahwa jahe
antioksidan alami. karena dapat mengikat radikal mengandung senyawa flavonoid. Flavonoid yang
bebas (9). terkandung dalam jahe dapat meningkatkan
Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2020) prostaglandin yang merupakan faktor defensif dari
dengan judul “Efektivitas Infusa Umbi Bawang lambung. Flavonoid memiliki efek sitoprotektif
Merah (Allium Cepa) Dan Kulit Jeruk Limau yang bekerja dengan menstimulus COX1 sehingga
(Citrus Amblycarpa) Terhadap Larva Aedes meningkatkan prostaglandin. Aseton dan methanol
Aegypti” menyatakan bahwa bawang merah dapat melindungi lambung dengan cara
mengandung senyawa alkaloid yaitu senyawa alliin menurunkan asam lambung dan mencegah iritasi
berfungsi sebagai antibakteri oleh karena enzim pada mukosa lambung (13).
allinase dapat mengubah alliin menjadi asam Penelitian yang dilakukan oleh Medhyna
piruvat, amonia dan allicin sehingga umbi bawang (2020) dengan judul “Pengaruh Kompres Bawang
merah juga efektif membunuh larva nyamuk (10). Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Bayi Saat
Penelitian yang dilakukan oleh Farah (2019) Demam Pasca Imunisasi Di Wilayah Kerja
dengan judul “Ekstrak Etil Asetat Daun Jambu Biji Polindes Pagar Ayu Musi Rawas” mengatakan
Merah (Psidium Guajava L.) Sebagai Antioksidan bahwa bawang merah mengandung senyawa
Secara In Vitro” menyatakan bahwa daun jambu flavonoida antara lain sikloaliin, metialiin,
biji mengandung senyawa alkaloid yang bermanfaat kuersetin, kaemfreol, dan floroglusin. Kuersetin
sebagai antioksidan. Jenis alkaloid dalam daun bermanfaat sebagai penurun suhu tubuh.
jambu biji yang bermanfaat sebagai antioksidan Mekanisme kerja kuersetin dalam menurunkan
adalah golongan indol dan quinolon yang dapat suhu tubuh atau menurunkan demam yaitu dengan
meredam radikal bebas dan menjaga sel dari cara menghambat produksi dan pelepasan histamin,
pengaruh radiasi (11). serta mediator-mediator inflamasi yang dapat
b. Uji Flavonoida memicu terjadinya demam yaitu prostaglandin,
Hasil uji fitokimia menunjukkan tumbuhan leukotrien, sitokin, makrofag, interleukin-1,
yang mengandung senyawa flavonoid meliputi jahe interleukin-6, tumor necrosis factor, dan interferon.
(Zingiber officinale Rosc.), bawang merah (Allium Penghambatan mediator pemicu demam terjadi
cepa L.) dan daun jambu biji (Psidium guajava L.). dengan jalan memblok jalur siklooksigenase (COX-
Uji flavonoid positif jika menunjukkan 2) dan fosfolipase A2. Terhambatnya pelepasan
adanya endapan berwarna jingga setelah ditetesi asam arakhidonat ini menyebabkan berkurangnya
dengan reagen HCl pekat dan serbuk magnesium. jumlah substrat asam arakhidonat melalui jalur
Uji flavonoida menggunakan reagen HCl pekat dan siklooksigenase sehingga pelepasan endoperoksida
5
Health Sciences and Pharmacy Journal
[TEMPLATE]
(PGG2, PGH2) yaitu prostaglandin, tromboksan satu neurotransmiter spasmogenik usus yang dapat
dan prostasiklin serta hidroperoksida yaitu leukotrin meningkat akibat adanya iritasi dari bakteri di usus.
juga terhambat. Sehingga pelepasan prostaglandin Penghambatan pada asetilkolin tersebut akan
dan leukotrien (yang berperan dalam proses menyebabkan penurunan kontraksi usus sehingga
inflamasi) yang terhambat akan menyebabkan dapat menghentikan diare (15).
reaksi demam juga menjadi terhambat sehingga jika c. Uji Tanin
digunakan pada saat demam berlangsung, dapat Hasil uji fitokimia menunjukkan tumbuhan
memiliki efek sebagai penurun demam. Opini yang mengandung senyawa tanin adalah daun
masyarakat mengenai manfaat bawang merah bagi jambu biji (Psidium guajava L.).
kesehatan sesuai dengan literatur dan uji skrining Uji tanin positif jika menunjukan timbulnya
fitokimia bahwa bawang merah memiliki khasiat warna hijau gelap atau hijau kebiruan (16). Uji
untuk mengurangi demam (14). tanin menggunakan reagen FeCl3 1%. Reagen
Penelitian yang dilakukan oleh Fratiwi (2015) FeCl3 digunakan untuk menentukan adanya gugus
dengan judul “The Potential of Guava Leaf fenol. Timbulnya warna hijau gelap hal ini terjadi
(Psidium Guajava L.) For Diarrhea” mengatakan karena reaksi antara tanin dan FeCl3 membentuk
bahwa daun jambu biji mengandung senyawa senyawa kompleks. Terbentuknya senyawa
flavonoid. Senyawa aktif yang berkhasiat sebagai kompleks antara tanin dan FeCl3 karena adanya ion
antidiare pada ekstrak daun Psidium guajava L. Fe3+ sebagai atom pusat dan tanin memiliki atom O
adalah flavonoid, tanin, minyak atsiri dan alkaloid. yang mempunyai pasangan electron bebas yang
Adanya senyawa dari esktrak daun Psidium bisa mengkoordinasi ke atom pusat sebagai
guajava L. yang mampu menjadi agen antidiare ligannya (5).
tidak hanya menjadi inhibitor efek spasmogenik Senyawa tanin yang terkandung dalam daun
pada usus tetapi juga dapat memberikan efek Psidium guajava L. dapat diperkirakan memiliki
sebagai inhibitor pertumbuhan dan perkembangan jumlah sebanyak 9–12%. Tanin dapat menimbulkan
bakteri yang dapat menyebabkan diare seperti rasa sepat pada buah dan daun Psidium guajava L.
Escherichia coli, Salmonella, Shigella, tetapi berfungsi memperlancar sistem pencernaan,
Staphylococus aureus, dan Vibrio cholera. dan sirkulasi darah. Tanin mempunyai sifat sebagai
Terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan pengelat berefek spasmolitik yang mengkerutkan
bakteri penyebab diare di usus akan mencegah usus sehingga gerak peristaltik usus berkurang (15).
proses iritasi pada usus dan mengurangi d. Uji Minyak Atsiri
peningkatan kecepatan gerakan peristaltik usus. Hasil uji fitokimia menunjukkan tumbuhan
Peristiwa ini dapat mengurangi kontraksi usus dan yang mengandung minyak atsiri meliputi jahe
memperpanjang waktu absorbsi makanan di usus (Zingiber officinale Rosc.), kunyit (Kaempferia
sehingga dapat menghentikan diare. Kandungan galanga L.), kencur (Curcuma domestica Val.),
daun Psidium guajava L. yang paling efektif bawang merah (Allium cepa L.) dan daun jambu
sebagai anti diare adalah kuersetin yang merupakan biji (Psidium guajava L.).
turunan dari flavonoid. Kuersetin dapat Uji minyak atsiri positif jika menunjukkan
menghambat berbagai neurotransmiter yang adanya perubahan warna merah setelah ditetesi
bersifat spasmogenik. Asetilkolin merupakan salah reagen Sudan III. Uji minyak atsiri menggunakan
6
Health Sciences and Pharmacy Journal
[TEMPLATE]
reagen sudan III. Adanya kandungan minyak atsiri terjadinya inflamasi dan mengurangi serta
ditandai dengan timbulnya warna merah (6). Hal ini menghambat kontraksi uterus yang meyebabkan
terjadi karena sudan III merupakan pelarut yang nyeri haid. Opini masyarakat mengenai manfaat
larut dalam minyak dan pelarut pada pembuatan kunyit bagi kesehatan sesuai dengan literatur dan
larutan sudan III yaitu alkohol 96% yang bersifat uji skrining fitokimia bahwa kunyit memiliki
non polar sehingga diharapkan dapat khasiat untuk mengurangi nyeri haid (19).
mengidentifikasi senyawa nonpolar seperti minyak Penelitian yang dilakukan oleh Nurmala
atsiri (17). (2017) dengan judul “Uji Toksisitas Akut Senyawa
Penelitian yang dilakukan oleh Putri (2017) etil p-metoksisinamat Yang Diisolasi Dari Rimpang
dengan judul “Pengaruh Pemberian Kompres Jahe Kencur (Kaempferia Galanga L.)” menyatakan
Terhadap Intensitas Nyeri Gout Artritis Pada bahwa kencur mengandung minyak atsiri yaitu etil
Lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Budi p-metoksisinamat. Senyawa etil p-metoksisinamat
Sejahtera Kalimantan Selatan” menyatakan bahwa memiliki khasiat sebagai analgesik dan anti
jahe mengandung minyak atsiri. Minyak atsiri jahe inflamasi juga dapat bersifat sebagai agen tabir
memiliki efek antifungal karena mengandung surya yaitu pelindung kulit dari sengatan sinar
senyawa fenol (senyawa turunannya gingerol, matahari (20).
shogaol, zingiberol), eugenol, dan senyawa Penelitian yang dilakukan oleh Roza (2017)
monoterpene. Jahe mengandung senyawa gingerol dengan judul “Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak
dan shogaol yaitu senyawa panas dan pedas yang Etanol Bawang Merah (Allium Cepa L.) Terhadap
terdapat di dalam jahe. Jahe memiliki sifat anti Zona Hambat Pertumbuhan Streptococcus
inflamasi non steroid dimana jahe dapat menekan Viridians” menyatakan bahwa bawang merah
sintesis prostaglandin-1 dan siklooksigenase-2. mengandung minyak atsiri. Bahan aktif minyak
Sehingga ketika diberikan kompres jahe rasa pedas atsiri pada bawang merah terdiri dari sikloaliin,
dari kompres jahe tersebut akan mengurangi metilaliin, kaemferol, kuersetin, dan floroglusin ini
peradangan, meredakan nyeri, kaku, dan spasme mampu membunuh atau menghambat pertumbuhan
otot (18). bakteri yang terdapat di rongga mulut penyebab
Penelitian yang dilakukan oleh Wulandari karies pada gigi (21).
(2018) dengan judul “Pengaruh Pemberian Ekstrak Penelitian yang dilakukan oleh Hakim (2020)
Kunyit (Curcuma longa linn) dalam Mengatasi dengan judul “Perbandingan Daya Hambat Ekstrak
Dismenorea” bahwa kunyit mengandung senyawa Daun Dan Buah Jambu Biji (Psidium Guajava)
curcumine dan senyawa fenolik yang terkandung Terhadap Aktivitas Bakteri Enterococcus Faecalis”
dalam minyak atsiri. Secara alamiah kandungan menyatakan bahwa daun jambu biji mengandung
senyawa fenolik pada kunyit dapat digunakan minyak atsiri yaitu eugenol. Minyak atsiri memiliki
sebagai antioksidan, analgetika, anti-mikroba, anti- kemampuan sebagai bahan anti bakteri terhadap
inflamasi, dan dapat membersihkan darah. Senyawa bakteri Gram positif dan negative. Minyak atsiri
aktif yang terkandung pada kunyit yaitu curcumine. dapat menghambat pertumbuhan atau mematikan
Secara lebih spesifik kandungan curcumine dapat mikroorganisme dengan menggangu proses
menghambat terjadinya reaksi cyclooxygenase terbentuknya membran atau dinding sel. Membran
(COX) sehingga menghambat dan mengurangi atau dinding sel tidak terbentuk atau terbentuknya
7
Health Sciences and Pharmacy Journal
[TEMPLATE]
tidak sempurna (22). (Kaempferia galanga L.) menunjukan adanya
e. Uji Steroida senyawa Alkaloida dan minyak atsiri. Hasil
Uji fitokimia untuk ke 5 bahan tanaman obat skrining fitokimia pada tanaman Kencur (Curcuma
tradisional tidak mengandung adanya senyawa domestica Val.) menunjukan adanya senyawa
steroida. Alkaloida dan minyak atsiri. Hasil skrining
Uji steroida positif jika menunjukan fitokimia pada tanaman Bawang merah (Allium
timbulnya warna merah jingga (23). Hal ini cepa L.) menunjukan adanya senyawa Alkaloida,
ditandai dengan tidak ada timbulnya warna merah flavonoida, serta minyak atsiri. Hasil skrining
jingga pada sampel. Uji steroida menggunakan fitokimia pada tanaman daun jambu biji (Psidium
asam asetat dan H2SO4. Hal ini terjadi adanya guajava L.) menunjukan adanya senyawa
warna merah yang timbul setelah uji dikarenakan Alkaloida, flavonoida, tanin, serta minyak atsiri.
adanya kondensasi atau pelepasan H2O dan
penggabungan karbokation (24). SARAN
f. Uji Saponin Peneliti berharap agar dilakukan penelitian
Uji fitokimia untuk ke 5 bahan tanaman obat yang lebih mendalam mengenai pengetahuan
tradisional tidak mengandung adanya senyawa responden terhadap khasiat-khasiat obat tradisional
saponin. yang banyak dikonsumsi masyarakat.
Uji saponin positif jika menunjukan adanya
buih setelah dikocok dengan aquades. Hal ini DAFTAR PUSTAKA
ditandai dengan tidak ada timbulnya buih pada 1. Menkes RI. 2012. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9
sampel. Uji saponin dilakukan dengan cara
Tahun 2016 Tentang Upaya Pengembangan
mengocok serbuk tumbuhan menggunakan air 3-5 Kesehatan Tradisional Melalui Asuhan
Mandiri Pemanfaatan Taman Obat Keluarga
menit timbul buih, dan buihnya tidak hilang 30
dan Keterampilan. Jakarta
menit (6). Hal ini disebabkan saponin merupakan 2. Bustanussalam. 2016. Pemanfaatan Obat
Tradisional (Herbal) Sebagai Obat Alternatif.
senyawa bersifat seperti sabun, dimana memiliki
Biotrens. Jakarta.
gugus hidrofil dan hidrofob yang dapat bertindak 3. Mulyani H, Widyastuti SH. 2016. Tumbuhan
Herbal sebagai Jamu Pengobatan Tradisional
sebagai permukaan aktif didalam pembentukan
terhadap Penyakit dalam Serat Primbon Jampi
busa. Pada uji saponin dilakukan uji busa. Tes busa Jawi Jilid I. Jurnal Penelitian Humaniora,
21(2): 73–91.
ini menunjukan adanya glikosida yang memiliki
4. Bulupayung.sideka.id. 2017. “Profil Desa
kemampuan membentuk buih dalam air yang Bulupayung”.
http://bulupayung.sideka.id/2017/10/11/profil-
terhidrolisis menjadi glukosa dan senyawa lainnya
desa-bulupayung/, 25 Oktober 2020. Diakses
(25). 25 Oktober 2020
5. Ergina., Nuryanti, S., & Pursitasari, I. D.
2014. Uji Kualitatif Senyawa Metabolit
SIMPULAN Sekunder Pada Daun Palado (Agave
angustifolia) yang Diekstraksi dengan Pelarut
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini
Air dan Etanol. Jurnal Akademika Kimia.
hasil skrining fitokimia pada tanaman jahe 3(3): 165-172.
6. Murwani, E. K., Iswarin, S. J. 2017. Botani
(Zingiber officinale Rosc.) menunjukan adanya
Farmasi. PT. Kanisius. Yogyakarta.
senyawa Alkaloida, flavonoida, serta minyak atsiri. 7. Silalahi, Marina. 2019. Kencur (Kaempferia
Galanga) dan Bioaktivitasnya. Jurnal
Hasil skrining fitokimia pada tanaman Kunyit
Pendidikan Informatika dan Sains Universitas
8
Health Sciences and Pharmacy Journal
[TEMPLATE]
Kristen Indonesia. 8(1): 127-142. dari Rimpang KEncur (Kaempferia galanga
8. Purbaya S, Aisyah LS, Jasmansyah, Arianti L). Jurnal Fitofarmaka. 7(2): 30-33.
WE. 2018. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etil 21. Roza D, Kornialia, Biomed M, Edrizal. 2017.
Asetat Jahe Merah (Zingiber officinale Roscoe Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol
var. sunti) Terhadap Bakteri Staphylococcus Bawang Merah (Allium Cepa L.) Terhadap
aureus dan Escherichia coli. Jurnal Kartika Zona Hambat Pertumbuhan Streptococcus
Kimia. 1(1): 29-34. Viridians. B-Dent Jurnal Kedokteran Gigi
9. Sulasiyah, Sarjono PR, Aminin ALN. 2018. Universitas Baiturrahmah. 4(2): 83-95.
Antioxidant from Turmeric Fermentation 22. Hakim RF, Fakhrurrzazi, Masnaini. 2020.
Products (Curcuma longa) by Aspergillus Perbandingan Daya Hambat Ekstrak Daun
Oryzae. Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi. Dan Buah Jambu Biji (Psidium guajava)
21(1): 13-18. Terhadap Aktivitas Bakteri Enterococcus
10. Sari MP, Susilowati RP. 2020. Efektivitas faecalis. Medika Kartika Jurnal Kedokteran
Infusa Umbi Bawang Merah (Allium Cepa) dan Kesehatan. 3(2): 126-138.
Dan Kulit Jeruk Limau (Citrus Amblycarpa) 23. Sangi M., Runtuwene M.R.J., Simbala H.E.I.,
Terhadap Larva Aedes Aegypti. Jurnal Vektor Makang V.M.A. 2008. Analisis Fitokimia
dan Reservoir Penyakit. 12(2): 147-154. Tumbuhan Obat di Kabupaten Minahasa
11. Farah J, Yuliar, Marpaung MP. 2019. Ekstrak Utara. Chemistry Progres. 1(1): 47-53.
Etil Asetat Daun Jambu Biji Merah (Psidium 24. Harbone, J.B. 1996. Metode Fitokimia:
Guajava L.) Sebagai Antioksidan Secara In Penuntun Cara Modern Menganalisis
Vitro. Jurnal Farmasi Lampung. 8(2): 78-86. Tumbuhan. Cetakan Kedua Diterjemahkan
12. Prayoga , D. G., Nocianitri, K. A., Puspawati, oleh: K. Padmawinata dan I. Soediro. ITB.
N. N. 2019. Identifikasi Senyawa Fitokimia Bandung.
dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kasar 25. Rusdi. 1990. Tetumbuhan Sebagai Sumber
Daun Pepe (Gymnema reticulatum Br.) Pada Bahan Obat. Pusat Penelitian Universitas
Berbagai Jenis Pelarut. Jurnal Ilmu dan Andalas. Padang.
Teknologi Pangan. 8(2): 111-121.
13. Pairul P.P.B, Susianti, Nasution S.H. 2017.
Jahe (Zingiber Officinale) Sebagai Anti
Ulserogenik. Medula. 7(5): 42-46.
14. Medhyna, Vedjia. 2020. Pengaruh Kompres
Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu
Tubuh Bayi Saat Demam Pasca Imunisasi Di
Wilayah Kerja Polindes Pagar Ayu Musi
Rawas. Maternal Child Health Care Journal.
2(2): 17-21
15. Fratiwi, Yolanda. 2015. The Potential of
Guava Leaf (Psidium Guajava L.) For
Diarrhea. Jurnal Majority. 4(1): 113-118.
16. Endarini, L. H. 2016. Farmakognosi dan
Fitokimia. Pusdik SDM Kesehatan. Jakarta.
17. Sen, D. J., Sarker, K., Dadida, C., & Patel, R.
2015. Sudan Dyes As Lipid Soluble Aryl-Azo
Naphthols For Microbial Staining. Journal of
Pharmaceutical and Medical Research. 2(3):
417-425.
18. Putri, S. Q. D. 2017. Pengaruh Pemberian
Kompres Jahe Terhadap Intensitas Nyeri Gout
Artritis pada Lansia di PSTW Budi Sejahtera
Kalimantan Selatan. Jurnal Dunia
Keperawatan Universitas Lambung
Mangkurat. 5(2): 90-95.
19. Wulandari, Ayu. 2018. Pengaruh Pemberian
Ekstrak Kunyit (Curcuma longa linn) dalam
Mengatasi Dismenorea. Jurnal Majority
Universitas Lampung. 7(2): 193-197.
20. Nurmala, Sari. 2017. Uji Toksisitas Akut
Senyawa Etil p-Metoksisinamat yang diisolasi