0% found this document useful (0 votes)
40 views11 pages

Konsep Jurnal

This study analyzed 70 cases of violence with requests for visum et repertum medical examinations at Prof Dr. R.D. Kandou Hospital in Manado, Indonesia between 2020-2021. The results found that the highest number of cases occurred in 2020, most victims were men, and the majority of injuries were from sharp violence and classified as moderate severity. Specifically, the study revealed that the pattern of injuries in these violence cases mostly involved sharp objects causing moderate injuries, with the most common victims being men between the ages of 12-25 years old.

Uploaded by

David Lewan
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
40 views11 pages

Konsep Jurnal

This study analyzed 70 cases of violence with requests for visum et repertum medical examinations at Prof Dr. R.D. Kandou Hospital in Manado, Indonesia between 2020-2021. The results found that the highest number of cases occurred in 2020, most victims were men, and the majority of injuries were from sharp violence and classified as moderate severity. Specifically, the study revealed that the pattern of injuries in these violence cases mostly involved sharp objects causing moderate injuries, with the most common victims being men between the ages of 12-25 years old.

Uploaded by

David Lewan
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 11

GAMBARAN POLA DAN DERAJAT LUKA PADA KASUS KEKERASAN

DENGAN PERMINTAAN VISUM ET REPERTUM DI RSUP PROF Dr R.D.


KANDOU TAHUN 2020-2021

Herva P D Karwur,1 Erwin G. Kristanto2, Djemi Tomuka2

1
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi
Manado
2
Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas
Sam Ratulangi/RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
E-Mail: [email protected]

Abstract: Visum et Repertum is a written statement from a doctor at the official request
of an authorized law enforcement officer. With the aim of conducting a forensic medical
examination to determine the cause and degree of severity of the wound. Dr. R. D.
Kandou Manado in 2020-2021. This research is descriptive retrospective using medical
record data. The results of the study found 70 cases of violence with requests for visum
et repertum in 2020-2021. The year 2020 was the year with the highest number of cases
of violence with the highest number of visum et repertums, namely 43 VeR (61.8%)
while in 2021 it was 27 VeR (38.6%). Gender was most commonly found in men with
64 (91.4%) and women in 6 (8.6%) cases. With an age that was dominated by teenagers
12-16 years old and easy adults 17-25 years. The pattern of injuries found was mostly in
cases of sharp violence where there were 43 cases of blunt violence and 17 cases which
were dominated by moderate degrees of injury as many as 51 in the statement of post-
mortem et repertum. The conclusion of this study is the description of the pattern and
degree of injury in cases of violence with a request for visum et repertum at Prof Dr.
R.D. Kandou in 2020-2021 can reveal that the most victims were men with the type of
sharp violent injury and the highest degree of severity of injury was moderate.
Keywords: Visum et Repertum, description of the pattern and degree of injury

Abstrak: Visum et Repertum adalah keterangan tertulis dari seorang dokter atas
permintaan resmi dari penegak hukum dengan tujuan untuk mencari penyebab dan
derajat keparahan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pola dan
derajat luka pada kasus kekerasan dengan permintaan visum et repertum di RSUP Prof.
Dr. R. D. Kandou Manado tahun 2020-2021. Penelitian ini bersifat deskriptif
retrospektif dengan menggunakan data rekam medis. Hasil penelitian mendapatkan 70
VeR 2020-2021. Tahun 2020 merupakan tahun dengan jumlah kasus kekerasan dengan
pembuatan visum et repertum terbanyak yaitu sebanyak 43 VeR (61,8%) sedangkan
pada tahun 2021 sebanyak 27 VeR (38,6%). Jenis kelamin paling banyak ditemukan
pada laki-laki dengan jumlah 64 (91,4%) kasus. Dengan usia yang didnominasi oleh
usia remaja 12-16 tahun dan dewasa mudah 17-25 tahun. Pola luka terbanyak pada
kasus kekerasan tajam dimana terdapat 43 kasus dan kekerasan tumpul sebanyak 17
kasus yang di dominasi dengan derajat perlukaan sedang sebanyak 51 dalam keterangan
visum et repertum. Simpulan penelitian ini ialah gambaran pola dan derajat luka pada
kasus kekerasan dengan permintaan visum et repertum di RSUP Prof Dr. R.D. Kandou
tahun 2020-2021 dapat mengungkapkan korban terbanyak dialami oleh laki-laki dengan
jenis luka kekerasan tajam dan derajat keparahan luka terbanyak pada derajat sedang.
Kata Kunci: Visum et Repertum, gambaran pola dan derajat luka
sebanyak 8 kasus dan pada tahun
2019 dengan lokasi yang sama
PENDAHULUAN: didapatkan sebanyak 9 kasus,
dengan total kasus tahun 2018-
Kekerasan adalah sebuah perbuatan 2019 sebanyak 17 kasus.
menyakiti ataupun perbuatan yang dapat Meskipun terjadi penurunan kasus
mengakibatkan luka. Beberapa jenis kekerasan di setiap tahun angka
tindakan kekerasan dapat berupa bicara tersebut masi terbilang cukup
kasar, memaksakan kehendak atau tinggi di Sulawesi Utara.3
bahkan memukul orang lain hingga Memasuki era pandemi
mengakibatkan luka sehingga dapat COVID-19 kejahatan di Indonesia
dikatakan bahwa kekerasan sama selama periode tahun 2018–2019
dengan tindak penganiayaan.1 juga memperlihatkan pola
Menentukan derajat menurun. Persentase penduduk
keparahan luka adalah hal yang korban kejahatan mengalami
penting dilakukan untuk aspek penurunan dari 1,11 persen pada
medikolegal, dan dianggap perlu tahun 2018 menjadi 1,01 persen
untuk tujuan pengobatan, seperti pada tahun 2019. Berdasarkan
misalnya lokasi luka, tepi luka, data selama tahun 2011-2018
dan sebagainya. Dari segi jumlah desa/kelurahan yang
medikolegal, orientasi dan menjadi ajang konflik massal
paradigma yang digunakan dalam cenderung meningkat, dari sekitar
merinci luka dan kecederaan 2.500.
adalah untuk dapat membantu Kasus kekerasan
merekonstruksi peristiwa pembunuhan periode Maret 2020-
penyebab terjadinya luka dan Februari 2021 di RSUP Prof. Dr.
memperkirakan derajat keparahan R. D. Kandou Manado mengalami
luka.2 penurunan sebesar 41%, yaitu dari
Kejadian kejahatan di 17 kasus pada periode 2018-2019
Indonesia pada tahun 2015 sampai menjadi tujuh kasus selama
2018 mengalami penurunan pandemi COVID-19 pada periode
dimana tercatat 1.491 kejadian Maret 2020-Februari 2021 yang
pada tahun 2015 (tertinggi pada dilakukan autopsi; terbanyak
kurun waktu lima tahun terakhir). didapatkan pada bulan Juli 2020,
Angka ini menurun pada tahun dengan jenis kelamin korban yang
2016 menjadi 1.292 kejadian, terbanyak yaitu laki-laki.
tahun 2017 menjadi 1.150 Berdasarkan usia, kelompok usia
kejadian, dan turun kembali remaja berusia 17-25 tahun,
menjadi 1.024 kejadian pada kelompok dewasa awal 26-35
tahun 2018. tahun, kelompok dewasa akhir
Tahun 2018 di Sulawesi berusia 36-45 tahun, masing-
Utara sesuai dengan data yang masing berjumlah dua kasus
didapatkan di Polresta Manado
dengan sebab kematian berupa Kesehatan (Dinas Kesehatan atau
kekerasan tajam.4 Rumah Sakit), maka visum et
Dalam proses penyidikan repertum dapat dibuat oleh dokter
terlebih dalam melibatkan nyawa (umum) atau dokter bukan ahli
seseorang terkadang penyidik sebagai pemeriksaan luka, kecuali
meminta bantuan dari ahli pemeriksaan mayat atau otopsi
misalnya dokter dalam bentuk yang hanya boleh dilakukan oleh
keterangan yang disebut visum et dokter ahli forensik. Oleh karena
repertum. Visum et repertum itu penting sebagai dokter umum
merupakan salah satu pelayanan dalam pengetahuannya membuat
di bidang kedokteran forensik Visum et Repertum ditambah lagi
yang dapat membantu di bidang untuk menilai dan
hukum. mendokumentasikan berbagai
Visum et repertum adalah jenis luka serta menjelaskan
keterangan tertulis dari seorang penentuan derajat luka tidak bisa
dokter (dalam kapasitasnya memakai perasaan, harus
sebagai ahli) atas permintaan dibutuhkan patokan objektif,
resmi dari penegak hukum yang karena nantinya akan dilaporkan
berwenang tentang apa yang dalam laporan Visum et
dilihat dan ditemukan pada objek Repertum.
yang diperiksanya dengan Tujuan pemeriksaan
mengingat sumpah atau janji kedokteran forensik adalah
ketika menerima jabatan. Visum untuk mengetahui penyebab
et repertum dibuat berdasarkan luka/sakit dan derajat parahnya
permintaan oleh penyidik dan luka tersebut. Hukum pidana
biasanya visum dibuat oleh dokter penganiayaan di Indonesia
spesialis forensik. Dokter spesialis terdiri dari tiga tingkatan
forensik adalah dokter umum hukuman yang berbeda yaitu
yang telah mengambil spesialisasi penganiayaan ringan, sedang
di bidang forensik dan kedokteran dan berat. Ketiga tingkatan
kehakiman (medikolegal), mereka penganiayaan tersebut diatur
berwenang untuk membuat visum dalam pasal 352 (1) KUHP
et repertum.5 untuk penganiayaan ringan,
Dokter spesialis forensik pasal 351 (1) KUHP untuk
jumlahnya tidak sebanding penganiayaan, dan pasal 352 (2)
dengan penduduk dan luas KUHP untuk penganiayaan yang
wilayah di Indonesia sehingga ada menimbulkan luka berat. Setiap
daerah yang terdapat dokter kecederaan harus dikaitkan
spesialis forensik dan yang tidak dengan ketiga pasal tersebut.
terdapat dokter spesialis forensik. Dampak perlukaan tersebut
Bagi daerah tertentu karena secara memegang peranan penting bagi
geografis tidak memungkinkan hakim dalam menentukan sanksi
dan sangat jauh letaknya dan pidana yang harus dijatuhkan
belum ada dokter ahli forensik sesuai dengan rasa keadilan.6
maupun jauh dari laboratorium Visum et Repertum
forensik seperti misalnya, adalah surat keterangan tertulis
Laboratorium Forensik yang dibuat oleh dokter dalam
Kepolisian, Laboratorium ilmu kedokteran forensik
mengenai pemeriksaan medik Jenis penelitian ini
terhadap manusia, dibuat adalah penelitian deskriptif
berdasarkan keilmuannya dan retrospektif dengan rancangan
dibawah sumpah untuk potong lintang, mengumpulkan
kepentingan pro yustitia.7 data sekunder dengan
Visum et Repertum juga melakukan pengambilan data
menjembatani antara ilmu berupa rekam medik di Instalasi
kedokteran dengan ilmu hukum Rekam Medis pada semua
sehingga dengan membaca laporan gambaran kasus
visum et repertum dapat kekerasan dengan permintaan
diketahui dengan jelas apa yang visum et repertum di RSUP
telah terjadi pada seseorang. Prof. R. D Kandou tahun 2020-
Dalam pasal 10 Surat Keputusan 2021. Variabel penelitian ialah
Menteri Kehakiman No. jumlah, jenis kelamin korban,
M04/UM/01.06 tahun 1983 usia korban, pola luka, derajat
dinyatakan bahwa “Hasil luka dalam kasus kekerasan
pemeriksaan ilmu kedokteran dengan permintaan Visum Et
kehakiman disebut visum et Repertum.
repertum”. Keterangan tertulis
yang dibuat oleh dokter atas HASIL PENELITIAN
permintaan tertulis (resmi)
penyidik tentang pemeriksaan Pengumpulan data didapatkan melalui
medis terhadap seseorang pengumpulan data sekunder
manusia baik hidup maupun berdasarkan hasil visum et repertum
mati ataupun bagian dari tubuh pada kasus kekerasan di RSUP Prof. Dr.
manusia, berupa temuan dan R. D. Kandou selama periode 2020-
interpretasinya, di bawah 2021 adalah sebanyak 70 kasus
sumpah dan untuk kepentingan kekerasan dengan hasil penellitian
peradilan.8 sebagai berikut:
Berdasarkan uraian yang
di tulis dan mengetahui bahwa Jumlah kasus kekerasan dengan
jumlah kasus kekerasan di permintaan Visum et Repertum di
Sulawesi Utara terbilang tinggi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou
meskipun terjadi penurunan di Manado periode 2020-2021
setiap tahun-nya dan minimnya Tabel 1 menunjukan jumlah kasus
informasi tentang permintaan kekerasan dengan permintaan visum et
Visum et Repertum terkait pola repertum di RSUP Prof. Dr. R. D.
dan derajat luka maka penulis Kandou Manado selama periode 2020-
tertarik untuk menganggkat 2021 yaitu sebanyak 70 kasus.
judul “Gambaran Pola Dan
Derajat Luka Pada Kasus Kasus kekerasan paling banyak
Kekesaran Dengan Permintaan ditemukan pada tahun 2020 sebanyak
Visum et Repertum Di RSUP 43 kasus dan terjadi penurunan di tahun
Prof. R.D Kandou Tahun 2020- 2021 dimana terdapat 27 kasus
2021”. kekerasan dengan permintaan visum et
repertum/
METODE PENELITIAN Tabel 1 jumlah kasus kekerasan visum
et repertum
Tahun Kasus Presentase
Jumlah kasus kekerasan visum
2020 43 61,4 et repertum
2021 27 38.6

Gambar 1 jumlah kasus


kekerasan dengan permintaan
Visum et Repertum

Jumlah kasus kekerasan kekerasan 2020 2021


dengan permintaan Visum et orban berusia 12-16 tahun, 30 korban
Repertum di RSUP Prof. Dr. R. D. berusia 17-25 tahun, 9 korban berusia
Kandou Manado periode 2020-2021 26-35 tahun, 8 korban berusia 36-45
berdasarkan Jenis Kelamin tahun, 9 korban berusia 46-55 tahun, 4
korban berusia 56-65 tahun, dan 1
Tabel 2 menunjukkan bahwa kasus
korban berusia diatas 65 tahun.
kekerasan berdasarkan jenis kelamin
korban di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Tabel 3. Jumlah kasus
Manado periode 2020-2021 paling kekerasan berdasarkan Usia
banyak dialami oleh korban berjenis
kelamin Laki-Laki sebanyak 64 kasus Usia Kasus Presentase
sedangkan Perempuan sebanyak 6
kasus. 5< 0 0

Tabel 2. Jumlah kasus 5-11 1 1.5


kekerasan berdasarkan jenis 12-16 8 11.5
kelamin 17-25 30 42.8
Jenis Kasu Presentas 26-35 9 12.8
Kelamin s e 36-45 8 11.5
46-55 9 12.8
Laki-Laki 64 91,4 56-65 4 5.7
>65 1 1.5
Perempua 6 8,6 Total 70 100
n

Jumlah kasus kekerasan kekerasan


Jumlah kasus kekerasan kekerasan dengan permintaan Visum et
dengan permintaan Visum et Repertum di RSUP Prof. Dr. R. D.
Repertum di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode 2020-2021
Kandou Manado periode 2020-2021 berdasarkan Pola Luka
berdasarkan Usia
Tabel 4 menunjukkan jumlah kasus
Tabel 3 menunjukkan jumlah kasus kekerasan berdasarkan Pola Luka yang
kekerasan berdasarkan usia korban, terdapat pada Visum et Repertum
yaitu terdapat 1 korban berusia 5-11 terdapat luka kekerasan tajam dan
tahun, 8 k tumpul. Dengan luka tajam sebanyak 53
kasus dan luka tumpul sebanyak 17 Perlukaa s e
kasus. Apabila dilihat dari jenis luka, n
maka terdapat luka tusuk sebanyak 42,
luka iris 7 dan luka bacok 4. Derajat 1 4 5.7
Pada luka kekerasan tumpul, terdapat Derajat 2 51 72.8
jenus luka memar sebanyak 11, lecet Derajat 3 15 21.5
sebanyak 4 dan robek sebanyak 2. Total 70 100

Tabel 4. Jumlah kasus BAHASAN


kekerasan berdasarkan Pola Penganiayaan adalah perbuatan
Luka kekerasan terhadap seseorang sehingga
Pola Kasu Presentas mengakibatkan cacat badan atau
Luka s e kematian. Penganiayaan dapat juga
Kekerasa menyebabkan trauma fisik, trauma
n psikologis, gangguan perkembangan
serta kerugian bahkan kematian. Salah
Tajam 53 75.7 satu dampak yang paling sering dalam
Tusuk 42 60 kekerasan adalah timbul nya perlukaan,
Iris 7 10 yang dapat disebabkan karena
Bacok 4 5.7 kekerasan benda tumpul dan benda
tajam. Secara umum luka pada kulit
Tumpul 17 24.3 terbagi atas luka terbuka dan luka
Memar 11 15.7 tertutup, dimana luka tertutup dapat
Lecet 4 5.7 terjadi dengan vitalitas kulit yang baik
Robek 2 2.9 sedangkan luka terbuka terjadi
Total 70 100 kerusakan kulit. Dalam menindaklanjuti
sebuah kasus kekerasan, diperlukan
Tindakan untuk mengetahui pola dan
derajat perlukaan dimana dibutuhkan
permintaan pemeriksaan Visum et
Repertum.
Jumlah kasus kekerasan kekerasan Berdasarkan hasil penelitian
dengan permintaan Visum et ditemukan 70 kasus kekerasan
Repertum di RSUP Prof. Dr. R. D. berdasarkan permintaan Visum et
Kandou Manado periode 2020-2021 Repertum tahun 2020-2021, tercatat
berdasarkan Derajat Perlukaan bahwa pada tahun 2020 terdapat 43
kasus dan tahun 2021 berjunlah 27
Pada tabel 5 menunjukkan jumlah kasus kasus di RSUP Prof. R. D. Kandou
kekerasan berdasarkan Derajat Luka, Manado. Dengan jumlah total kasus
dengan perlukaan pada derajat 1 yang ditemukan selama periode 2020-
sebanyak 4 kasus, derajat 2 sebanyak 51 2021 sebanyak 70 kasus. Pada hasil
kasus dan derajat 3 sebanyak 15 kasus. penelitian terdapat jumlah kasus yang
Tabel 5. Jumlah kasus dikategorikan berdasarkan jenis
kekerasan berdasarkan kelamin, usia, pola luka dan derajat luka
derajat luka kekerasan oleh korban.
Derajat Kasu Presentas
Data yang diperoleh dari
Instalasi Rekam Medis RSUP Prof. Dr. Sebuah penurunan angka kasus
R. D. Kandou Manado terjadi kekerasan setiap tahun dikarenakan
penurunan jumlah kasus kekerasan faktor tterjadinya pandemi Covid-19
selama periode 2020-2021 dengan yang membatasi aktivitas dari setiap
presentasi 61.4 % di tahun 2020 dan orang. Meskipun demikian angka
menurun menjadi 38.6% di tahun 2021. tersebut terbilang tinggi.
Pada jumlah kasus kekerasan korban Kekerasan terjadi dengan tidak
berdasarkan jenis kelamin didapat memandang usia korban maupun pelaku
sebanyak 64 korban berjenis kelamin karena. Apabila dilihat dari usia korban,
Laki-Laki sedangkan korban berjenis jumlah dari tiap kasus kekerasan dengan
kelamin Perempuan berjumlah 6 permintaan Visum et Repertum adalah
korban. Hal yang berbeda ditemukan berjumlah sama dengan total korban
pada penelitian di IGD RSUP Dr. kekerasan yang diambil dari Instalasi
Soeradji Tirtonegoro didapatkan jumlah Rekam Medis RSUP Prof. Dr. R. D.
kasus penganiayaan dari tahun 2017- Kandou Manado. Korban kekerasan
2019 sebanyak 30 kasus. Kelompok berdasarkan usia diklasifikasikan
umur terbanyak yaitu kelompok usia menurut Kementerian Kesehatan
rentang 17-40 tahun sebanyak 18 Republik Indonesia, dimana terdapat
(60%), korban perempuan sebanyak 17 korban berusia 0-11 tahun sebanyak 1
(56,7%), jenis kekerasan terbanyak korban, 8 korban berusia 12-16 tahun,
yaitu kekerasan tumpul yakni sebanyak 30 korban berusia 17-25 tahun, 9
30 (100%), jenis luka terbanyak yaitu korban berusia 26-35 tahun, 8 korban
luka lecet yakni berjumlah 12 (40%), berusia 36-45 tahun, 9 korban berusia
dan lokasi luka terbanyak adalah pada 46-55 tahun, 4 korban berusia 56-65
area kepala dan wajah dengan jumlah tahun, dan 1 korban berusia diatas 65
11 (36,7%).18 tahun. Data diatas menunjukkan
frekuensi dari korban kekerasan lebih
Publikasi yang di lakukan pada banyak dialami oleh Remaja-Dewasa
tahun 2018 oleh Badan Pusat Statistik Muda dibadingkan korban berusia Anak
Sulawesi Utara tentang angka dan Lansia.
kriminalitas tersebut menunjukan Dalam menghadapi kasus
perbedaan angka dari masing-masing kriminal yang melibatkan pemakaian
kabupaten12. senjata atau benda tajam sebagai alat
yang dimaksudkan untuk melukai atau
Tabel 5. Gambar grafik mematikan seseorang, seorang dokter
Angka Kriminalitas yang melakukan pemeriksan terhadap
Sulawesi Utara 2018 korban mempunyai wewenang sesuai
yang tercantum dalam pasal 133 ayat
2000 (1) Kitab Undang-undang Hukum
1000 Acara Pidana (KUHAP) dan pasal 179
0 ayat (1) KUHAP yang menjelaskan
o g n u a a n d o a r t
ad un ho ag tar ar ta lau tar as mu mu bahwa seorang penyidik berwenang
an Bit mo ob a U ngg Sela Ta e Si inah Ti Bol
M To tam has Te sa ep. gih M dow sel- meminta keteragan ahli kepada ahli
Ko ina asa aha K an on ol kedokteran kehakiman atau dokter atau
M inah in S
ong g-B
M
M M on bahkan ahli lainnya.25 Gambaran Pola
a ng olm
la B Luka yang ditemukan pada penelitian
Bo
ini adalah kekerasan Tajam sebanyak 53
Series 1 Series 2 Series 3
kasus dan kekerasan tumpul berjumlah Prof. Dr. R. D. Kandou Manado tahun
17 dari total kasus kekerasan yang 2020-2021 dapat ditarik kesimpulan
dimintakan Visum et Repertum sebagai berikut.
berjumlah 70 kasus. luka tajam
sebanyak 53 kasus dan luka tumpul 1. Jumlah kasus kekereasan dengan
sebanyak 17 kasus. Apabila dilihat dari permintaan visum et repertum
jenis luka, maka terdapat luka tusuk mengalami penurunan tiap
sebanyak 42, luka iris 7 dan luka bacok tahunnya
4. Pada luka kekerasan tumpul, terdapat 2. Kasus kekerasan dengan
jenus luka memar sebanyak 11, lecet permintaan visum et repertum
sebanyak 4 dan robek sebanyak 2. beradasarkan jenis kelamin
Dengan jenis kekerasan terbanyak yakni korban adalah 91,4% Laki-laki
luka tajam, sejalan dengan data yang dan 8,6% Perempuan
diperoleh dari penelitian terhadap data 3. Kasus kekerasan terbanyak
VeR perlukaan di RSUD terjadi pada korban berusia 17-
Dr.RM.Pratomo periode 1 Januari 25 tahun.
2009-31 Desember dengan jumlah 4. Pola perlukaan paling banyak
kasus sebanyak 28 kasus.26 ditemukan pada jenis kekerasan
Pola luka akibat benda tajam tajam sebesar 75,7% dan
maupun tumpul sangat berkaitan dengan kekerasan tumpul 24,3%.
derajat perlukaan dimana luka yang 5. Derajat perlukaan kasus
dihasilkan menentukan keparahan kekerasan dengan permintan
perlukaan begitu juga dengan jenis visum et repertum ditemukan
senjata yang dipakai. Memberikan derajat 1 sebesar 5,7&, Derajat 2
sebuah penjelasan mengenai mekanisme sebesar 72,8% dan Derajat 3
tdan proses terjadinya luka. Penelitian sebesar 21,5%.
yang dilakukan oleh peneliti
menujukkan jumlah kekerasan SARAN
berdasarkan derajat luka. Dimana 1. Diharapkan agar
perlukaan derajat 1 sebanyak 4 kasus, dilengkapi penulisan dan
derajat 2 sebanyak 51 kasus dan derajat penyimpanan data rekam
3 sebanyak 15 kasus. Penentuan derajat medis kasus kekerasan
atau kualifikasi luka dapat dilihat pada dengan permintaan
bagian kesimpulan Visum Et Repertum Visum Et Repertum di
yang ditulis dokter menurut Kitab RSUP Prof. Dr. R. D.
Undang-Undang Hukum Pidana Kandou Manado
(KUHP). Rumusan ketiga pasal tersebut 2. Diharapkan adanya
secara implisit membedakan derajat penelitian lebih lanjut
perlukaan yang dialami korban menjadi terkait kasus kekerasan
luka ringan, luka sedang, dan luka berat. dagar supaya membantu
Seorang dokter harus dapat membantu memberikan patokan
penegakan hukum yang sesuai dengan objektif dan referensi
ilmu kedokteran.26. bagi mahasiswa
SIMPULAN kedokteran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan 3. Diperlukan keterlibatan
oleh peneliti, mengenai pola dan derajat antara masyarakat, orang
luka pada kasus kekerasan dengan tua dan kepolisian dalam
permintaan Visum et Repertum di RSUP
mengawasi anak remaja repertum dalam penegakan
dari pergaulan bebas. hokum pidana pada kasus
kematian tidak wajar di kota
manado. Jurnal Biomedik (JBM).
2015;7(1):48-53
DAFTAR PUSTAKA 10. Nurcahyono A. Kekerasan
1. Dita A. J. Sudarto, Parinduri AG. sebagai fenomena budaya suatu
Pola luka pada kematian yang pelacakan terhadap akar
disebabkan oleh kekerasan tajam kekerasan di Indonesia.
di RS. Bhayangkara Medan. 2003;9(3):243-60.
Jurnal Ilmiah Maksitet. 11. Anjari W. Fenomena kekerasan
2021;6(2):156-59. sebagai bentuk kejahatan. E-
2. Afandi D. Visum et repertum Journal. 2014;1(1):42-51.
perlukaan aspek medikolegal dan 12. Badan Pusat Statistik (BPS).
penentuan derajat luka. Maj Cover statistik kriminal 2020.
kedokteran. 2010;60(4):188-95. Available from:
3. Langelo AP, Kristanto EG2, https://www.bps.go.id/publicatio
Mallo NTS. Profil pembunuhan n/2020/12/12/66c0114edb7517a3
di kota manado tahun 2018-2019. 3063871f/statistik-kriminal-
e-CliniC. 2021;9(2):271-78 2020.html.
4. Suwontopo JT, Nolla NTS, 13. Milla IA. Penanggualangan
Kristanto EG. Kejadian kasus kejahatan di massa pandemi
pembunuhan saat pandemi covid-19. Jurnal komunikasi
COVID-19 di RSUP Prof. Dr. R. hukum. 2020;6(2):297-14.
D. Kandou Manado Periode 2020 14. Wijoyo S, Suharto G. Aspek
– 2021. Medical Scope Jurnal medikolegal pada kasus
(MSJ). 2022;3(2):143-50 penganiayaan korban hidup.
5. Rima AL, Mursali B. Kualitas Kedokteran UKI.
visum et repertum perlukaan di 2016;32(4):179-88.
RSUD Bengkalis 2009-2013. 15. Afandi D. Tatalaksana dan
Jom FK. 2015;2(2):1-13 pembuatan visum et repertum. 2 nd
6. Standar Kompetensi Dokter ed. Fakultas Kedokteran
Indonesia. 2012 Desember. Universitas Riau; 2017
Jakarta: Konsil Kedokteran 16. Furqani S, Muthaher AS, Nasrun.
Indonesia, 2012. Kualitas laporan visum et
7. Wijaya A, Umar D, Nugroho H. repertum kasus perlukaan korban
Gambaran Visum et Repertum hidup di RS Bhayangkara Palu.
perlukaan di Instalasi Kedokteran Jurnal penelitian kedokteran
Forensik dan Medikolegal RSUD kesehatan. 2017;3(3):117-23.
Abdul Wahab Sjahranie 17. Sumampouw BT, Siwu JF, Mallo
Samarinda Tahun 2015-2019. JF. Kasus kematian yang
Sains Kes. 2021;3(4)417-23. diakibatkan oleh pembunuhan
8. Cahyani NPM, Sujana IN, yang masuk Di Bagian Forensik
Widyantara IMM. Visum et RSUP PROF DR. R. D Kandou
repertum sebagai alat bukti dala, Manado Tahun 2015. Jurnal
tindak penganiayaan. Jurnal kedokteran klinik (JKK).
analogi hukum. 2021;3(1)122-28. 2016;1(2):29-36.
9. Langie YN, Tomuka DC,
Kristanto EG. Peran visum et
18. Pratiwi WS, Afandi D, Masdar Indonesian Of Health
H. Gambaran visum et repertum Information Management Journal
perlukaan DI RSUD Kuantan Indonesian (INOHIM).
sangingi 2009-2013. Jom FK. 2021;9(2):109-14.
2015;2(1):1-12. 24. Ramadhan FT, Laode DA.
19. Wiraagni IA, Widihartono E. Mursali B. Kualitas visum et
Karakteristik kasus pada Visum repertum perlukaan di RSUD
et Repertum di RSUP dr. DR.RM.Pratomo Bagan Siapi-api
Soeradji Tirtonegoro Klaten Januari-Desember 2013. Jom Fk.
2014-2016. Journal Homepage. 2015;1(2):1-12.
2016;6(2):171-78. 25. Suryadi T, Hikmawan M. Peran
20. Rangkuti ZA, Parinduri AG, kedokteran forensik dalam
Gambaran kualitas visum et mengungkapkan pembunuhan
repertum perlukaan di RS satu keluarga di aceh. Jurna
Bhayangkara Medan. Jurnal Kedokteran Syiahkuala.
ilmiah maksitek. 2021;6(1):18- 2019;19(1):45-50.
25. 26. Kristanto EG, Kalangi SJR.
21. Utama WT. A medicolegal report Penentuan derajat luka pada
as a combination of medical kasus luka bakar. Jurnal
knowledge and skill with legal Biomedik (JBM). 2013;5(3):27-
jurisdiction. Juke Unila. 30.
2014;4(8):270-75.
22. Ardhyan Y. Analisi atas
permintaan penyidik untuk
dilakukan visum et repertum
menurut KUHAP. Lex
Administratum.2017;5(2):111-
18.
23. Sugiarti I, Ramadhani DP,
Prosedur dan jenis permintaan
visum et repertum di rumah sakit.

You might also like