Fungsi Kontra Intelijen Indonesia
Fungsi Kontra Intelijen Indonesia
Volume 2 Article 3
Issue 2 JKSKN Volume 2 No 2 2019
7-1-2019
Part of the Defense and Security Studies Commons, Other Social and Behavioral Sciences Commons,
Peace and Conflict Studies Commons, and the Terrorism Studies Commons
Recommended Citation
Kuswara, Yosa Bayu (2019) "Evaluasi Fungsi Kontra Intelijen Indonesia Dalam Menghadapi Spionase
Intelijen Asing," Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional: Vol. 2: Iss. 2, Article 3.
Available at: https://scholarhub.ui.ac.id/jkskn/vol2/iss2/3
This Article is brought to you for free and open access by the School of Strategic and Global Studies at UI Scholars
Hub. It has been accepted for inclusion in Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional by an authorized editor of UI
Scholars Hub.
Kuswara: Evaluasi Fungsi Kontra Intelijen Indonesia Dalam Menghadapi Spion
ISSN: 2620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol. 2, No.2, 2019
Email: [email protected]
Abstract
Espionage is an information gathering methode conducted by intelligence services both in intelligence acivities
or closed/clandestine operations using open or closed tactics With its huge valuable resources, Indonesia
becomes attractive for great powers intervention. Such a condition creates a threat to Indonesia national
resiliency, especially threats from espionage activities. These threats should be seriously handled by the
Indonesian government. Empirical cases of strategic surprises have suggested the role of foreign intelligence in
Indonesia. Despite the fact that Indonesia has several intelligence agencies and some of them have conducted
counter intelligence activities, Indonesia has yet had specific agency that deals with espionage activties. This
theses is aiming at evaluating the need to establish such an agency. Using scenario building method and
combined with threat analysis, this theses finds that the current capability of Indonesian intelligence agencies in
dealing with espionage activities is less than ideal while the threat of foreign espionage activities is high.
Keywords: Intelligence Theory, Counter Intelligence Theory, National Resilience Concept, Threat Concept,
Espionage, Scenario Building analysis, Threat analysis
Copyright © 2019 Jurnal Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia. All rights reserved
1
Alumni Mahasiswa Kajian Stratejik Intelijen, Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia
120
https://scholarhub.ui.ac.id/jkskn/vol2/iss2/3 2
Kuswara: Evaluasi Fungsi Kontra Intelijen Indonesia Dalam Menghadapi Spion
ISSN: 2620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol..2, No.2, 2019
dini terhadap ancaman intelijen asing yang tangan operasi intelijen asing. Beberapa
akan terjadi. Kemungkinan besar, ancaman ini peristiwa pendadakan strategis yang terjadi di
akan terwujud setelah negara pihak lawan Indonesia serta terindikasi kuat adanya
melakukan operasi dan kegiatan intelijen di keterlibatan intelijen asing, peneliti rangkum
Indonesia. dalam tabel di bawah ini.
Operasi dan kegiatan intelijen ini dapat
Tahun Peristiwa Negara Terlibat
dihilangkan hanya dengan usaha maksimal dari 1958 Peristiwa Allan Amerika Serikat
kontra intelijen Indonesia. Kondisi intelijen Pope (CIA) pada (CIA)
Indonesia saat ini secara umum masih terdapat tahun 1958 yang
celah kerawanan karena dalam pelaksanaan menembaki dan
fungsi kontra intelijen pada masing-masing membunuh
badan intelijen di Indonesia. Peristiwa demi anggota TNI saat
peristiwa mencatat keterlibatan intelijen asing itu menggunakan
di wilayah kedaulatan NKRI memberikan suatu pesawat udara di
gambaran bahwa kontra intelijen Indonesia Ambon. (Sabotase)
belum maksimal. anatomi dari kontra intelijen 1965 Dokumen rahasia Amerika Serikat
terdiri dari kontra intelijen dan kontra spionase yang dirilis pada (CIA)
tahun 2006 dan
(Prunckun H. W., 2012). Spionase merupakan
2007 di laman
operasi intelijen yang akan dilakukan oleh resmi CIA tentang
negara lawan. Dengan spionase, negara lawan situasi Indonesia
dapat mengumpulkan segala bentuk informasi pada tahun 1965.
yang bernilai strategis sehingga negara lawan (Spionase)
dapat menentukan taktik dan teknik intelijen 1982 Uni Soviet di tahun USSR/Rusia
selanjutnya. Tulisan ini hanya membahas 1982 yang berhasil
tentang spionase sebagai ancaman intelijen merekrut seorang
asing yang dilakukan pertama kali oleh negara- perwira TNI-AL
negara asing ke dalam wilayah kedaulatan dan mencuri data-
NKRI. Mengutip Prunckun (2012:39), “The data kelautan
Indonesia.
thrust of counterintelligence is to protect an
(Spionase)
agency (or its client) from infiltration by an
2005 Dalam buku Amerika Serikat
adversary, to protect against inadvertent berjudul
leakage of confidential information, and to “Confession of an
make secure its installations and material Economic Hit
against espionage, subversion, sabotage, Man”, John
terrorism and other form of politically Perkins seorang
motivated violence, and the transfer of key mantan rekruitmen
technologies and/or equipment.” Dari CIA khusus bidang
pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa ekonomi, dimana
pihak lawan akan mencoba melakukan Indonesia menjadi
spionase, sabotase, subversi dan terorisme target Amerika.
2008 Dalam buku Amerika Serikat
untuk mencari keterangan tentang intelijen
berjudul “
strategis suatu negara sebagai bahan intelijen Membongkar
dasar dalam melaksanakan suatu operasi dan Kegagalan CIA”,
kegiatan intelijen lainnya di Indonesia. Sejak Tim Weiner, dalam
berakhirnya Perang Dunia II sampai dengan buku ini CIA
satu dekade setelah masa reformasi, Indonesia mengakui
telah beberapa kali menderita akibat campur keterlibatannya
122
https://scholarhub.ui.ac.id/jkskn/vol2/iss2/3 4
Kuswara: Evaluasi Fungsi Kontra Intelijen Indonesia Dalam Menghadapi Spion
ISSN: 2620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol..2, No.2, 2019
Sebaliknya, kontra intelijen aktif dapat (2012) bahwa dalam perspektif kontra intelijen,
berupa kegiatan pemberdayaan intelijen guna untuk menentukan apakah pembawa ancaman
mendapatkan informasi dari pihak musuh memiliki niat dan kemampuan yang mungkin
dengan jalan menghilangkan aspek ancaman, dimiliki maka para analis perlu menetapkan
tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG). terlebih dahulu kedua faktor lainnya yaitu:
Kontra intelijen aktif berfungsi sebagai kontra keinginan dan harapan (atau kemampuan yang
penetrasi, kontra infiltrasi, kontra spionase, sudah dimiliki) pada niat pembawa ancaman,
kontra pembuat sabotase, dan penggunaan serta pengetahuan dan sumber daya bagi
kamuflase khusus di wilayah lawan, daerah kemampuan. Dengan demikian, ancaman bisa
musuh, atau bakal musuh Hal yang dinyatakan dalam persamaan berikut ini.
membedakan kontra intelijen aktif dari yang
pasif ialah pada jenis kegiatannya yang lebih
Desire +
bersifat menyerang daripada bertahan. Threat Expecta
Knowledge
+ Resources
tion
125
https://scholarhub.ui.ac.id/jkskn/vol2/iss2/3 6
Kuswara: Evaluasi Fungsi Kontra Intelijen Indonesia Dalam Menghadapi Spion
ISSN: 2620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol..2, No.2, 2019
https://scholarhub.ui.ac.id/jkskn/vol2/iss2/3 8
Kuswara: Evaluasi Fungsi Kontra Intelijen Indonesia Dalam Menghadapi Spion
ISSN: 2620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol..2, No.2, 2019
dapat meluncurkan operasi rahasia untuk melindungi dan menghapus jejak agen spionase
mengumpulkan intelijen yang diinginkan atau apabila ketahuan oleh negara sasaran.
bahkan operasi intelijen lainnya. Melalui fase 1
dan 2 dari kegiatan/operasi spionase yang 1. Scenario Building
dilakukan negara musuh terhadap negara Upaya penanganan terhadap ancaman
sasaran, utaman negara yang tidak memiliki spionase menyebabkan gangguan kemanan dan
kontra intelijen yang handal dalam menghalau kedaulatan negara, maka fungsi dan peran ini
kegiatan dan operasi spionase negara lawan, perlu diambil alih secara khusus oleh organisasi
maka tidak terbayangkan betapa besar atau badan lain, misalnya Badan Kontra
kerusakan yang akan di alami oleh negara Intelijen yang bertindak sesuai UU yang
sasaran. Jika fase 1 dan 2 digabungkan akan berlaku. Dengan demikian hal-hal yang menjadi
terciptalah espionage cycle seperti gambar kelemahan harus ditutup dengan memperbaiki
dibawah ini : komponen posture intelijen yang lebih fokus
dan khusus menangani kontra intelijen dengan
membentuk Badan Kontra Intelijen. Melalui
Fase 1 = Sigint + Badan Kontra Intelijen ini berbagai perubahan,
Humint mulai dari pola pikir (mindset) anggota intelijen
di dalam Lembaga ini hingga perubahan budaya
kerja (culture set) sehingga terjadi perubahan
Targe peningkatan etos dan fokus kerja organisasi
User Covert Ops untuk mengantisipasi berbagai ancaman
t
terhadap kedaulatan negara dan terciptanya rasa
aman, nyaman dan damai di masyarakat.
Kekuatan yang dimiliki Intelijen yang
Fase 2 = Collecting ada di tiap wilayah mulai dari pusat hingga
Intel hingga di seluruh Indonesia khususnya di
Gambar 6. Espionage Cycle wilayah rawan spionase. Faktor ini diberi bobot
Sumber: Olahan peneliti cukup besar karena menjadi syarat utama dalam
penerapan kontra intelijen. Adanya kebijakan
Berdasarkan gambar diatas dapat kita melalui UU yang mengatur dan mendukung
pahami mengapa pihak negara musuh dapat fungsi Intelijen lainnya. Pembentukan dan
dengan mudah melancarkan covert ops atau pembinaan jaringan yang masih terbatas
operasi rahasia, dengan sudah berjalannya fase mengakibatkan sulitnya mendapat akses
1 dan fase 2 dalam operasi spionase, maka informasi sehingga deteksi dini tidak berjalan
dengan mudah negara musuh dapat dengan baik, faktor ini diberi bobot cukup
menjalankan segala bentuk operasi rahasia tinggi dikarenakan jaringan intelijen merupakan
kedalam negara sasaran dengan sudah landasan utama bagi peningkatan fungsi
tersedianya berbagai bantuan yang dibutuhkan intelijen. Kemampuan personel Intelijen yang
oleh agen-agen spionase yang di kirim kedalam terbatas disebabkan antara lain personel
negara sasaran. Bantuan ini bisa berupa cover tersebut tidak mempunyai kualifikasi intelijen
yaitu mulai dari dokumen yang dibutuhkan atau jabatan yang diberikan disebabkan karena
untuk masuk ke dalam negara sasaran, kebutuhan organisasi, sehingga bobot yang
pekerjaan, serta apapun yang dibutuhkan oleh diberikan pada faktor ini juga cukup besar. Hal
agen tersebut agar tidak menimbulkan ini berdasarkan wawancara dengan Wasintel
kecurigaan pihak keamanan negara sasaran. Imigrasi Jakarta Selatan Luthfan Pahlevi yang
Bahkan negara lawan dapat dengan mudah menegaskan bahwa kemampuan dan tingkat
menyiapkan tim kecil (tim aksi) yang akan pendidikan jaringan intelijen terutama di
128
wilayah imigrasi masih sangat terbatas memberikan informasi mempunyai bobot yang
(Wawancara Luthfan Pahlevi: 2019). cukup. Pelanggaran hukum dalam
Kemajuan teknologi informasi dan kegiatan/operasi intelijen merupakan kegiatan
komunikasi tidak dapat dipisahkan dari yang kontraproduktif sehingga akan
kehidupan manusia, selama peradaban manusia memberikan dampak negatif terhadap institusi
masih ada teknologi akan terus menjadi hal intelijen. Faktor ini diberi bobot cukup tinggi
terpenting dalam kehidupan. Faktor ini karena intelijen diharapkan dapat melakukan
mempunyai bobot cukup tinggi karena peluang kegiatan intelijen sesuai dengan peraturan
ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana perundang-undangan yang menjadi landasan
mendapatkan informasi secara terbuka (open kerjanya.
source intelligence). Dukungan instansi luar
timbul karena adanya kebutuhan akan informasi
yang menyangkut keamanan instansi tersebut Menguntungkan Merugikan
(Wawancara Bondan Widiawan: 2019). Internal Unit intelijen Anggaran
Peluang ini diharapkan dapat ditingkatkan ada di operasional
melalui sharing informasi terkait dengan tugas seluruh yang minim.
serta fungsi intelijen. Kebutuhan utama tingkat satuan Jaringan
masyarakat akan rasa aman serta supremasi dan lembaga. intelijen
hukum menjadi tren dalam perkembangan Adanya yang
kehidupan demokrasi di Indonesia saat ini. kebijakan terbatas.
Faktor ini mempunyai bobot cukup tinggi yang Terbatasnya
karena peluang tersebut dapat dimanfaat untuk mendukung. kapasitas dan
melakukan pembangunan serta pengembangan Personel kapabilitas
jaringan intelijen. Pimpinan lembaga intelijen intelijen yang anggota
maupun pemimpin negara mulai dari level memiliki intelijen.
organisasi terendah belum sepenuhnya paham dedikasi Sarana dan
mengenai fungsi intelijen sehingga kurang tinggi prasana yang
memberdayakan fungsi intelijen dalam Manajemen terbatas
memberikan masukan terhadap keputusan yang sistem
akan diambil. Faktor ini mempunyai bobot informasi
yang cukup tinggi karena dengan tidak adanya yang
pemahaman yang konfrehensif terhadap fungsi mendukung.
intelijen maka penerapan kontra intelijen akan
mendapatkan kendala yang cukup besar Eksternal Kemajuan Pimpinan
(Wawancara Luthfan Pahlevi 2019). Opini yang teknologi tidak
kerap dikeluarkan baik oleh pejabat politis informasi memahami
maupun blow up media massa terhadap kinerja semakin fungsi
intelijen akan mempengaruhi tingkat terbuka intelijen.
kepercayaan masyarakat dan pimpinan. Hal ini (OSINT) Koordinasi
menyebabkan faktor ini diberi bobot yang
Adanya antar
cukup tinggi. Kegiatan atau operasi intelijen
dukungan lembaga
yang bersifat tertutup dan rahasia dapat
dari instansi intelijen
“digiring” menjadi sebuah kasus pelanggaran
lain yang masih buruk.
HAM dengan dalih melanggar kebebasan
sejalan Birokrasi
individu atau kelompok. Pandangan negatif
Masyarakat yang berbelit
terhadap Intelijen mengakibatkan sikap
masyarakat yang tak acuh, tertutup serta sulit
semakin Adanya
sadar dan pembentukan
129
https://scholarhub.ui.ac.id/jkskn/vol2/iss2/3 10
Kuswara: Evaluasi Fungsi Kontra Intelijen Indonesia Dalam Menghadapi Spion
ISSN: 2620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol..2, No.2, 2019
https://scholarhub.ui.ac.id/jkskn/vol2/iss2/3 12
Kuswara: Evaluasi Fungsi Kontra Intelijen Indonesia Dalam Menghadapi Spion
ISSN: 2620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol..2, No.2, 2019
Variabel kedua yang harus dihitung kedekatan badan intelijen asing terhadap negara
adalah capability (kemampuan). Indikator- target serta kerentanan negara target terhadap
indikator untuk mengukur kemampuan dapat serangan badan intelijen asing tersebut. Tabel 7
dikategorikan dalam tiga kelompok, yaitu: merupakan hasil pengukuran variabel
pengalaman dari petugas intelijen secara kesempatan.
umum, kepemimpinan dan manajemen
organisasi intelijen, serta akses terhadap aset
maupun kemampuan teknologi intelijen yang Opportunity
dimiliki. Hasil pengukuran ditunjukkan dalam Kedekatan Kerentanan
Tabel 6. di bawah ini. Badan Indonesia
Nilai
Negara Intelijen Utk
(1-5)
Capability Asing Diserang
dengan
Intellige Leadersh Access Nil
Indonesia
Negar nce ip & Asset ai
Amerika Kerma Intel Sedang
a Officer Manage dan (1- 3
Serikat aktif
Expertis ment Technol 5)
Kerma Intel Tinggi
e Services ogy Australia 4
aktif
Memiliki
Kerma Intel Sedang
Berdiri gabungan Cina 2
Ameri Memilik Pasif
pertama badan
ka i 123 Kerma Intel Ringan
pada intel dan 5 Rusia 1
Serika satelit Pasif
tahun CI
t militer Tabel 7. Pengukuran opportunity
1880 sebanyak Sumber: Olahan peneliti
16 badan,
Memiliki Pengukuran analisis ancaman ini
Berdiri Memilik
badan didasarkan salah satunya, dan utamanya, pada
Austra pertama i1
intelijen 4
lia pada satelit terjadinya pendadakan strategis terhadap
sebanyak
1952 militer Indonesia yang terindikasi dilakukan oleh suatu
10 badan,
Memiliki negara asing. Selain data-data kuantitatif
Memilik terbuka yang sudah dipaparkan pada tabel-tabel
badan
i1 di atas, pengukuran ini juga menggunakan data-
Cina intelijen 4
satelit data kualitatif yang didapatkan dari para
sebanyak
militer
18 badan narasumber. Dari penjelasan tersebut, dapat
Perang Memiliki disimpulkan bahwa ancaman spionase terhadap
Memilik
Dunia II badan Indonesia paling tinggi datang dari Australia.
i 74
Rusia dan intelijen 5 Ancaman tersebut paling kuat masuk di ranah
satelit
Perang sebanyak teknologi terutama siber meski tidak menutup
militer
Dingin 4 badan
kemungkinan adanya penetrasi agen intelijen
Tabel 6. Pengukuran Capability
Sumber: Olahan peneliti secara langsung seperti yang dijelaskan oleh
pihak imigrasi.
Terakhir, variabel opportunity
(kesempatan) juga perlu diperhitungkan untuk 10. Kesimpulan
mengukur ancaman. Sementara itu, indikator Keberadaan badan intelijen setidaknya
untuk mengukur kesempatan ada dua, yaitu: disebabkan oleh empat alasan yaitu:
menghindari pendadakan strategis, untuk
132
menyediakan keahlian jangka panjang (intelijen skala ancaman yang datang, dan supaya tidak
strategis), untuk mendukung proses kebijakan terjadi tumpang tindih dalam penanganan dan
(politik) dan untuk mempertahankan pengelolaan kegiatan intelijen, pembentukan
kerahasiaan akan informasi, kebutuhan lainnya Badan Kontra Intelijen dikhususkan untuk
serta metode yang digunakan.” Kehadiran menangani masalah spionase. Ketiga, setelah
kontra intelijen utamanya untuk mencegah melihat konsep dan teori dasar tentang intelijen
pendadakan strategis musuh dari hadirnya dan kontra intelijen, ada perbedaan yang cukup
intelijen musuh yang bisa akan melakukan mendasar di antara keduanya. Oleh karena itu
spionase, sabotase, subversif dan terorisme. perlu diupayakan adanya pemisahan fungsi
Negara ini tidak perlu menunggu pendadakan Intelijen dan Kontra Intelijen dalam sebuah
strategis lainnya kemudian baru membentuk lembaga yang berdiri secara mandiri.
badan kontra intelijen bidang spionase, seperti
yang dilakukan pada saat membentuk BNPT Daftar Pustaka
dan BSSN, sehingga pemerintah tidak bersikap
seperti pemadam kebakaran, yang hanya Ali Abdullah Wibisono. (2009). Reformasi
Intelijen dan Badan Intelijen Negara .
bertugas memadamkan api, bukan bertugas
Jakarta : IDSPA,DCAF.
menjaga dan mengantisipasi agar api tidak Andi Wijayanto, Artanti Wardhani. (2008).
muncul atau menyebar luas. Apalagi mengingat Hubungan Intelijen-Negara 1945-2004
skala ancaman yang datang dari spionase asing, Jakarta : Pacivis,Friedrich Ebert
baik berasal dari Human Intelligence (Humint) Stiftung.
maupun Signal Intelligence (Sigint) tak pernah Beebe, Sarah Miller. Pherson, Randolph H.
surut. Demikian pula hasil scenario building (2015). Case In Intelligence Analysis;
yang dilakukan dalam penelitian ini masih Structured Analytic Techniques in
menunjukkan kelemahan yang sangat besar dari Action. California,USA: SAGE
sisi ancaman yang datang melalui spionase Productions.Inc.
Buzan Barry. (1991) People,States and Fears,
negara asing. Oleh karena itu, maka inisiasi dan
An Agenda for International Security.
percepatan langkah dalam menyusun
Studies in Post Cold War.
pembentukan Badan Kontra Intelijen di Bambang Darmono. (2010). Konsep Dan
Indonesia patut dilakukan. Sistem Keamanan Nasional Indonesia.
pp. 7-8,17-18.
11. Saran Bitton, Raphael. (2014). The Legitimacy of
Peneliti mengusulkan sejumlah saran Spying Among Nations. Vol 29. Issue 5.
dan rekomendasi dari hasil penelitian ini di Article 3: American University
antaranya sebagai berikut: Pertama, perlu International Law.
diadakan kajian secara khusus tentang kegiatan
Casey T. (2017). The Secret War Againts The
spionase asing dalam RUU Kamnas yang
United States The Top Threat To
selama ini selalu mandeg di tengah jalan. National Security And The American
Upaya penyusunan undang-undang yang Dream Cyber And Asymmetrical
dilakukan sejak beberapa tahun silam tak Hybrid Warfare an Urgent Call To
pernah usai. Ini momentum yang tepat untuk Action. Journal The Cyber Defense
mengevaluasi RUU Kamnas sebagai payung Review. Vol 2 No 3.
hukum dalam menginisiasi pembentukan Badan Danyk Yuriy. (2017). Maliarchuk Tamara and
Kontra Intelijen Indonesia. Kedua, melihat Briggs Chad Hybrid War : High-tech,
133
https://scholarhub.ui.ac.id/jkskn/vol2/iss2/3 14
Kuswara: Evaluasi Fungsi Kontra Intelijen Indonesia Dalam Menghadapi Spion
ISSN: 2620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol..2, No.2, 2019