0% found this document useful (0 votes)
220 views16 pages

Fungsi Kontra Intelijen Indonesia

The document discusses Indonesia's counterintelligence function in dealing with foreign espionage threats. It argues that while Indonesia has several intelligence agencies that conduct counterintelligence activities, it lacks a specific agency dedicated to counterespionage. Using scenario building and threat analysis, the document finds Indonesia's current capabilities in dealing with espionage are less than ideal given the high threat of foreign espionage.

Uploaded by

Hendro Susilo
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
220 views16 pages

Fungsi Kontra Intelijen Indonesia

The document discusses Indonesia's counterintelligence function in dealing with foreign espionage threats. It argues that while Indonesia has several intelligence agencies that conduct counterintelligence activities, it lacks a specific agency dedicated to counterespionage. Using scenario building and threat analysis, the document finds Indonesia's current capabilities in dealing with espionage are less than ideal given the high threat of foreign espionage.

Uploaded by

Hendro Susilo
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 16

Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional

Volume 2 Article 3
Issue 2 JKSKN Volume 2 No 2 2019

7-1-2019

Evaluasi Fungsi Kontra Intelijen Indonesia Dalam Menghadapi


Spionase Intelijen Asing
Yosa Bayu Kuswara
Universitas Indonesia, [email protected]

Follow this and additional works at: https://scholarhub.ui.ac.id/jkskn

Part of the Defense and Security Studies Commons, Other Social and Behavioral Sciences Commons,
Peace and Conflict Studies Commons, and the Terrorism Studies Commons

Recommended Citation
Kuswara, Yosa Bayu (2019) "Evaluasi Fungsi Kontra Intelijen Indonesia Dalam Menghadapi Spionase
Intelijen Asing," Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional: Vol. 2: Iss. 2, Article 3.
Available at: https://scholarhub.ui.ac.id/jkskn/vol2/iss2/3

This Article is brought to you for free and open access by the School of Strategic and Global Studies at UI Scholars
Hub. It has been accepted for inclusion in Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional by an authorized editor of UI
Scholars Hub.
Kuswara: Evaluasi Fungsi Kontra Intelijen Indonesia Dalam Menghadapi Spion
ISSN: 2620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol. 2, No.2, 2019

Evaluasi Fungsi Kontra Intelijen Indonesia


Dalam Menghadapi Spionase Intelijen Asing
Yosa Bayu Kuswara1

Email: [email protected]

Abstract
Espionage is an information gathering methode conducted by intelligence services both in intelligence acivities
or closed/clandestine operations using open or closed tactics With its huge valuable resources, Indonesia
becomes attractive for great powers intervention. Such a condition creates a threat to Indonesia national
resiliency, especially threats from espionage activities. These threats should be seriously handled by the
Indonesian government. Empirical cases of strategic surprises have suggested the role of foreign intelligence in
Indonesia. Despite the fact that Indonesia has several intelligence agencies and some of them have conducted
counter intelligence activities, Indonesia has yet had specific agency that deals with espionage activties. This
theses is aiming at evaluating the need to establish such an agency. Using scenario building method and
combined with threat analysis, this theses finds that the current capability of Indonesian intelligence agencies in
dealing with espionage activities is less than ideal while the threat of foreign espionage activities is high.

Keywords: Intelligence Theory, Counter Intelligence Theory, National Resilience Concept, Threat Concept,
Espionage, Scenario Building analysis, Threat analysis

Copyright © 2019 Jurnal Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia. All rights reserved

1
Alumni Mahasiswa Kajian Stratejik Intelijen, Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia
120

Published by UI Scholars Hub, 2023 1


Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol. 2 [2023], Iss. 2, Art. 3
ISSN: 2620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol..2, No.2, 2019

1. Pendahuluan badan kontra intelijen yang memiliki


Melihat situasi terakhir perkembangan kekhususan dalam bidang spionase sehingga
geopolitik dan geostrategis dunia, dimana meskipun terdapat beberapa badan intelijen
negara seperti Amerika Serikat, Rusia, Cina, yang melakukan fungsi kontra. Indonesia
serta negara besar lainnya, kondisi seharusnya memiliki badan kontra intelijen
ketidakpastian semakin tampak dan setiap nasional sehingga dalam strata keamanan dan
negara di dunia bersiap untuk kemungkinan pertahanan Indonesia tidak akan mudah
terburuk yang bisa terjadi seperti perang nuklir, diinfiltrasi oleh negara-negara asing.
kondisi shut down/lumpuhnya sistem suatu Pembukaan Undang-Undang Republik
negara, perang hacker antar-negara, dan Indonesia No.17 tahun 2011 tentang intelijen
golongan serta kejahatan internasional lainnya negara menyebutkan bahwa untuk terwujudnya
yang semakin memperbarui tekniknya dalam tujuan nasional negara yang melindungi
dunia kejahatan. Indonesia harus menyikapi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
ancaman global yang baru ini. Ketika negara- darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
negara adidaya ini memiliki kepentingan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
terhadap Indonesia maka sudah dapat ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang
dipastikan bahwa Indonesia akan menjadi berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi,
sumber perhatian mereka. Langkah selanjutnya dan keadilan sosial sebagaimana diamanatkan
sebelum melaksanakan bagi negara-negara di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
tersebut dalam mencari data dan informasi atas Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
nama kepentingan nasional adalah sehingga menjadi sebuah langkah yang penting
melaksanakan suatu bentuk operasi intelijen. untuk melakukan deteksi dini (early detection)
Operasi intelijen ini diawali dengan kegiatan dan peringatan dini (early warning) agar
spionase dalam rangka mengumpulkan data- mampu mendukung upaya menangkal segala
data yang diperlukan terhadap negara sasaran. bentuk ancaman yang membahayakan
Indonesia sebagai negara yang kaya dengan eksistensi dan keutuhan Negara Kesatuan
sumber daya alam dan posisi yang strategis Republik Indonesia. Dalam persaingan dunia
tentu harus menyikapi bentuk ancaman ini global, merupakan hal yang wajar bagi negara
dengan serius. Ketika serangan teroris yang dengan sumber daya yang besar dan teknologi
teroganisir dengan baik dan menghantam yang canggih untuk memantau negara-negara
Amerika Serikat pada September 2011, yang berada dikawasannya dalam rangka
spionase menjadi pilihan mutlak bagi badan menjaga kepentingan nasionalnya. Deteksi dini
intelijen Amerika Serikat dalam menempatkan dan peringatan dini yang dimaksud ialah usaha
agen yang menyamar ke berbagai tempat untuk yang dilakukan oleh intelijen dan kontra
mengumpulkan informasi untuk mencegah hal intelijen dalam rangka mencegah masuknya
yang serupa terjadi di masa depan. Melindungi intelijen asing. Deteksi dini dan peringatan dini
suatu informasi yang vital dalam perumusan tentu berkaitan dengan ancaman terhadap
kebijakan dari berbagai ancaman maka Indonesia dengan dimensi ancaman yang selalu
diperlukan bentuk keamanan tersendiri dan berubah dan berkembang mengikuti teknologi
itulah peran kontra intelijen (Prunckun H. W., dan kemajuan pengetahuan. Kesiapan Indonesia
2012). akan diuji terhadap ancaman-ancaman tersebut,
Di kawasan regional, Indonesia adalah utamanya badan-badan intelijen Indonesia
salah satu negara yang tidak memiliki suatu dalam melakukan deteksi dini dan peringatan
121

https://scholarhub.ui.ac.id/jkskn/vol2/iss2/3 2
Kuswara: Evaluasi Fungsi Kontra Intelijen Indonesia Dalam Menghadapi Spion
ISSN: 2620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol..2, No.2, 2019

dini terhadap ancaman intelijen asing yang tangan operasi intelijen asing. Beberapa
akan terjadi. Kemungkinan besar, ancaman ini peristiwa pendadakan strategis yang terjadi di
akan terwujud setelah negara pihak lawan Indonesia serta terindikasi kuat adanya
melakukan operasi dan kegiatan intelijen di keterlibatan intelijen asing, peneliti rangkum
Indonesia. dalam tabel di bawah ini.
Operasi dan kegiatan intelijen ini dapat
Tahun Peristiwa Negara Terlibat
dihilangkan hanya dengan usaha maksimal dari 1958 Peristiwa Allan Amerika Serikat
kontra intelijen Indonesia. Kondisi intelijen Pope (CIA) pada (CIA)
Indonesia saat ini secara umum masih terdapat tahun 1958 yang
celah kerawanan karena dalam pelaksanaan menembaki dan
fungsi kontra intelijen pada masing-masing membunuh
badan intelijen di Indonesia. Peristiwa demi anggota TNI saat
peristiwa mencatat keterlibatan intelijen asing itu menggunakan
di wilayah kedaulatan NKRI memberikan suatu pesawat udara di
gambaran bahwa kontra intelijen Indonesia Ambon. (Sabotase)
belum maksimal. anatomi dari kontra intelijen 1965 Dokumen rahasia Amerika Serikat
terdiri dari kontra intelijen dan kontra spionase yang dirilis pada (CIA)
tahun 2006 dan
(Prunckun H. W., 2012). Spionase merupakan
2007 di laman
operasi intelijen yang akan dilakukan oleh resmi CIA tentang
negara lawan. Dengan spionase, negara lawan situasi Indonesia
dapat mengumpulkan segala bentuk informasi pada tahun 1965.
yang bernilai strategis sehingga negara lawan (Spionase)
dapat menentukan taktik dan teknik intelijen 1982 Uni Soviet di tahun USSR/Rusia
selanjutnya. Tulisan ini hanya membahas 1982 yang berhasil
tentang spionase sebagai ancaman intelijen merekrut seorang
asing yang dilakukan pertama kali oleh negara- perwira TNI-AL
negara asing ke dalam wilayah kedaulatan dan mencuri data-
NKRI. Mengutip Prunckun (2012:39), “The data kelautan
Indonesia.
thrust of counterintelligence is to protect an
(Spionase)
agency (or its client) from infiltration by an
2005 Dalam buku Amerika Serikat
adversary, to protect against inadvertent berjudul
leakage of confidential information, and to “Confession of an
make secure its installations and material Economic Hit
against espionage, subversion, sabotage, Man”, John
terrorism and other form of politically Perkins seorang
motivated violence, and the transfer of key mantan rekruitmen
technologies and/or equipment.” Dari CIA khusus bidang
pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa ekonomi, dimana
pihak lawan akan mencoba melakukan Indonesia menjadi
spionase, sabotase, subversi dan terorisme target Amerika.
2008 Dalam buku Amerika Serikat
untuk mencari keterangan tentang intelijen
berjudul “
strategis suatu negara sebagai bahan intelijen Membongkar
dasar dalam melaksanakan suatu operasi dan Kegagalan CIA”,
kegiatan intelijen lainnya di Indonesia. Sejak Tim Weiner, dalam
berakhirnya Perang Dunia II sampai dengan buku ini CIA
satu dekade setelah masa reformasi, Indonesia mengakui
telah beberapa kali menderita akibat campur keterlibatannya
122

Published by UI Scholars Hub, 2023 3


Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol. 2 [2023], Iss. 2, Art. 3
ISSN: 2620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol..2, No.2, 2019

pasca peristiwa Baik Badan Intelijen Negara (BIN) dan Badan


pemberontakan Intelijen Strategis (BAIS) melakukan fungsi
G30S/PKI. kontra intelijen tidak secara keseluruhan/umum
2009 Pada tahun 2009 Australia tergantung kepada penyelidikan dan intelijen
negara Australia dasar yang diterima. Jika ditelaah, dari empat
menyadap alat
fungsi kontra intelijen maka BNPT melakukan
komunikasi
Presiden RI ke-6
fungsi kontra intelijen, persisnya kontra-
beserta keluarga, terorisme dan BSSN di bidang sabotase (terkait
hal ini dibongkar teknologi dan siber). Sementara itu, untuk
ke dunia melalui subversif dan spionase belum ada badan kontra
seorang pembelot intelijen yang mengerjakan fungsi tersebut
NSA Amerika secara profesional. Tesis ini secara spesifik
Edward Snowden meneliti adalah ancaman spionase intelijen
dalam laman asing terhadap Ketahanan Nasional Negara
wikipedia. Republik Indonesia serta ketiadaan badan
Tabel 1. Keterlibatan intelijen asing di wilayah kontra intelijen yang menangani masalah
Indonesia spionase. Dengan adanya beberapa fenomena,
Sumber: Olahan Peneliti
peristiwa, dan fakta yang menunjukkan
bagaimana keterlibatan intelijen asing dapat
Berdasarkan tabel di atas maka dapat
menimbulkan instabilitas bahkan kondisi chaos
disimpulkan bahwa ancaman intelijen asing itu
sekalipun apabila hal ini tidak dipikirkan oleh
nyata dan harus segera diantisipasi. Beberapa
bangsa Indonesia. Secara teori, intelijen
peristiwa di atas hanya sebagian kecil dari bukti
memiliki empat fungsi besar, yaitu: espionage,
akan keterlibatan intelijen asing terhadap
observation, research and analysis, dan covert
ketahanan nasional Indonesia dalam kurun
ops., sementara kontra intelijen adalah sebagai
waktu 100 tahun terakhir. Indonesia harus
kunci utama agar keempat fungsi intelijen
mampu menekan peristiwa pendadakan
tersebut tidak saling berhubungan (Prunckun H.
strategis seperti yang sudah terjadi di masa lalu,
W., 2012). BNPT dan BSSN saat ini hanya
seperti yang terjadi dalam peristiwa Bom Bali
mengerjakan dua dari empat fungsi kontra
(2002) yang memakan korban yang tidak
intelijen, yaitu: terorisme (BNPT) dan sabotase
sedikit (Riyanta, 2015). Terlebih lagi, peristiwa
(BSSN). Akan tetapi, spionase sebagai induk
penyadapan Presiden RI ke-6, Soesilo
dari kegiatan dan operasi intelijen asing belum
Bambang Yudhoyono, beserta staf dan keluarga
ada badan nasional yang secara profesional dan
oleh Australia dimana pihak Australia tidak
didukung hukum serta undang-undang khusus
menyatakan permintaan maaf secara jelas
bidang spionase.
hanya menyatakan penyesalannya bahwa itu
terjadi. Banyak spekulasi menyalahkan intelijen
2. Tinjauan Teoritis
Indonesia saat itu. Akan tetapi, dengan
7.1. Teori Kontra Intelijen
mengerti intelijen dan kontra intelijen
Kontra intelijen ialah upaya yang
seharusnya dapat dimengerti bahwa dengan
dilakukan oleh suatu negara guna melakukan
berbagai kelemahan yang ada di kedua fungsi
pencegahan terhadap badan intelijen asing dan
tersebut di Indonesia maka peristiwa serupa
gerakan politik yang dikendalikan oleh
bukan tidak mungkin dapat terulang.
kekuatan serta kelompok asing, yang sering kali
Di masa sekarang, badan intelijen yang
didukung oleh badan intelijen lainnya (Eipstein,
mengkhususkan pada fungsi kontra intelijen
1990). Kontra intelijen dilakukan supaya tidak
hanya ada dua, yaitu: BNPT (2010) dan BSSN
terjadi penyusupan atau infiltrasi ke dalam
(2017). Kedua badan ini sama-sama
lembaga negara, struktur angkatan bersenjata
bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
123

https://scholarhub.ui.ac.id/jkskn/vol2/iss2/3 4
Kuswara: Evaluasi Fungsi Kontra Intelijen Indonesia Dalam Menghadapi Spion
ISSN: 2620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol..2, No.2, 2019

dan departemen-departemen sipil yang berada mengamankan instalasi dan materialnya


di dalam maupun luar negeri melalui kegiatan terhadap spionase, subversi, sabotase, terorisme
spionase, subversi dan sabotase. Sasaran kontra dan bentuk lain dari politik kekerasan yang
intelijen dapat mencakup warga sipil atau dimotivasi, dan transfer teknologi dan atau
penduduk yang tidak memiliki hubungan secara peralatan utama. Melalui konsep yang diuraikan
formal dengan pemerintah. Kontra intelijen pun Prunckun dapat dilihat bahwa kontra intelijen
menangani aksi terorisme, baik itu terjadi di sebagai suatu konsep di luar penggalangan itu
luar maupun di dalam negeri. Oleh karena itu, sendiri, dimana kontra intelijen digunakan
dapat dipahami bahwa kontra intelijen melintasi untuk melindungi suatu lembaga atau klien dari
batas-batas wilayah pemerintahan baik di dalam lembaga tersebut. Lembaga disini dapat
maupun luar negeri diartikan lembaga kenegaraan atau non-negara,
Dalam Undang-Undang (UU) yang yang mana lembaga tersebut harus dapat
berlaku di Indonesia, dengan mengacu pada terlindungi dari usaha-usaha atau ancaman-
Undang-undang No. 17 Tahun 2011 Tentang ancaman spionase, subversi, sabotase, terorisme
Intelijen Negara, penjabaran fungsi intelijen dan bentuk-bentuk lainnya. Sementara menurut
yang sesuai standar hukum yang berlaku di Soeripto yang dikutip oleh Praditya (2016),
Indonesia ialah penyelidikan, pengamanan, dan kontra intelijen ialah kegiatan preemptive yang
penggalangan. Secara spesifik, kegiatan kontra sifatnya rahasia. Kontra intelijen memiliki
intelijen memang tidak didefinisikan secara tujuan untuk menggagalkan, menangkal,
khusus dalam Undang-Undang tersebut, mempersempit ruang gerak, serta
melainkan masuk ke dalam kategori fungsi menghancurkan operasi intelijen lawan.
penggalangan yang disebutkan dalam UU Menurut Ehrman (2011), secara teoritis,
Intelijen sebagai berikut: “serangkaian kegiatan kontra intelijen dibagi menjadi dua langkah,
yang dilakukan secara terencana dan terarah yakni ofensif dan defensif. operasi untuk
untuk mencegah dan/atau melawan upaya, melakukan penetrasi, menipu, mengganggu,
pekerjaan, kegiatan intelijen, dan/atau pihak dan memanipulasi badan-badan serta
lawan yang merugikan kepentingan dan organisasi-organisasi sasaran demi
keamanan nasional”. Fungsi dari kontra kepentingannya sendiri. Kontra intelijen pasif
intelijen sebagai suatu konsep tersendiri yang setidaknya dapat mencakup empat hal. Pertama,
diluar dari konsep kontra intelijen sebagai penjagaan kerahasiaan dengan cara membatasi
bagian dari fungsi penggalangan intelijen dapat kuantitas orang-orang yang mengetahui rahasia
dijelaskan sebagai berikut: “counterintelligence tersebut, peluang berhasilnya kontra intelijen
is to protect an agency (or its client) from dapat menjadi semakin besar ketika jumlah
infiltration by an adversary, to protect against orang yang mengetahui rahasia semakin kecil.
inadvertent leakage of confidential information, Kedua, pengamanan informasi yang dilakukan
and to make secure its installations and material dengan segala cara guna mencegah pihak
against espionage, subversion, sabotage, musuk mengetahui dan mendapatkan informasi.
terrorism and other form of politically Ketiga, menyaring segala jenis strategi,
motivated violence, and the transfer of key kegiatan dan kaitannya dalam gerakan musuh.
technologies and/or equipment” (Prunckun H. Keempat, melakukan penyamaran dengan cara
W., 2012). kamuflase, yaitu memberikan info yang salah
Definisi tersebut menyiratkan bahwa kepada musuh atau mengubah bentuk informasi
kontra intelijen sebagai suatu fungsi untuk maupun kegiatan yang bersifat klandestin.
melindungi suatu lembaga atau klien dari Kelima, penyembunyian atau concealment,
lembaga tersebut dari infiltrasi oleh musuh, yakni strategi dan kegiatan intelijen supaya
untuk melindungi terhadap kebocoran informasi tidak diketahui oleh pihak lawan.
rahasia yang tidak disengaja, dan untuk
124

Published by UI Scholars Hub, 2023 5


Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol. 2 [2023], Iss. 2, Art. 3
ISSN: 2620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol..2, No.2, 2019

Sebaliknya, kontra intelijen aktif dapat (2012) bahwa dalam perspektif kontra intelijen,
berupa kegiatan pemberdayaan intelijen guna untuk menentukan apakah pembawa ancaman
mendapatkan informasi dari pihak musuh memiliki niat dan kemampuan yang mungkin
dengan jalan menghilangkan aspek ancaman, dimiliki maka para analis perlu menetapkan
tantangan, hambatan, dan gangguan (ATHG). terlebih dahulu kedua faktor lainnya yaitu:
Kontra intelijen aktif berfungsi sebagai kontra keinginan dan harapan (atau kemampuan yang
penetrasi, kontra infiltrasi, kontra spionase, sudah dimiliki) pada niat pembawa ancaman,
kontra pembuat sabotase, dan penggunaan serta pengetahuan dan sumber daya bagi
kamuflase khusus di wilayah lawan, daerah kemampuan. Dengan demikian, ancaman bisa
musuh, atau bakal musuh Hal yang dinyatakan dalam persamaan berikut ini.
membedakan kontra intelijen aktif dari yang
pasif ialah pada jenis kegiatannya yang lebih
Desire +
bersifat menyerang daripada bertahan. Threat Expecta
Knowledge
+ Resources
tion

Gambar 2. Model logika ancaman


Sumber: Olahan peneliti

Dalam menganalisa ancaman intelijen


asing di masa depan maka perlu untuk
mengidentifikasi spketrum ancaman global
yang sedang berkembang, baik yang bersifat
multi-kompleks maupun bersifat multi-dimensi
Gambar 1. Model defensif/ofensif kontra intelijen sehingga dapat melakukan profiling ancaman
Sumber: Prunckun, 2012: 49 tersebut. Menurut Bakrie (2007), ancaman pada
dasarnya memiliki empat dimensi utama, yaitu;
Tipologi kontra intelijen defensif dan konvensional-nonkonvensional, militer-
ofensif yang digambarkan oleh Prunkcun dalam nonmiliter, langsung-tidak langsung, dan
gambar di atas juga mendukung pernyataan internal-eksternal. Campur tangan negara asing
bahwa teori kontra intelijen terdiri dari empat ke dalam kedaulatan suatu negara bisa
prinsip yaitu untuk untuk mencegah, untuk dikategorikan sebagai ancaman tertinggi
mendeteksi, untuk mengalihkan dan untuk sehingga bekerjanya intelijen asing di negara
menghilangkan. Indonesia adalah ancaman tertinggi bagi
Indonesia.
7.2. Konsep Ancaman
Dalam UU Intelijen No. 17 tahun 2011 7.3. Konsep Spionase
pasal 1 ayat 4 dinyatakan bahwa “Ancaman Menurut pemikiran Hank Prunkcun,
adalah setiap upaya, pekerjaan, kegiatan dan selain observasi, riset dan analisa serta operasi
tindakan baik dari dalam negeri maupun luar rahasia, spionase merupakan fungsi utama
negeri, yang dinilai dan/atau dibuktikan dapat intelijen. Sementara kontra intelijen dalam
membahayakan keselamatan bangsa, intelligence quadrangle dijelaskan oleh Hank
keamanan, kedaulatan, keutuhan wilayah sebagai fungsi yang mengunci keempat fungsi
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan intelijen. Penjelasan tersebut dapat
kepentingan nasional di berbagai aspek, baik digambarkan dalam intelligence quadrangle
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, milik Prunkcun di gambar bawah ini:
maupun pertahanan dan keamanan.” Konsep ini
selaras dengan apa yang dinyatakan Prunckun

125

https://scholarhub.ui.ac.id/jkskn/vol2/iss2/3 6
Kuswara: Evaluasi Fungsi Kontra Intelijen Indonesia Dalam Menghadapi Spion
ISSN: 2620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol..2, No.2, 2019

penjelasan atau deskripsi masalah kemudian


menganalisis sebuah peristiwa, fenomena,
aktifitas sosial, kepercayaan, sikap, persepsi,
serta gagasan yang dibawa manusia secara
individu ataupun kelompok. Sejumlah
penjelasan dilakukan guna mendapatkan
prinsip-prinsip yang ada dan dapat memaparkan
secara mendalam fenomena secara menyeluruh
sehingga mengarah pada penyimpulan. Jenis
Gambar 3. Intelligence quadrangle pendekatan kualitatif tersebut dipilih karena
Sumber: Prunckun, 2012: 39 tujuan utama penelitian ini adalah untuk
menganalisis kebutuhan terhadap pembentukan
Prunckun mengatakan bahwa untuk suatu badan kontra intelijen nasional bidang
memahami kontra intelijen maka harus spionase di Indonesia sebagai suatu urgensi
memahami terlebih dahulu tentang intelijen dikarenakan besarnya spektrum ancaman yang
yang dapat didefinisikan dalam beberapa berkembang pada tataran global. Dalam usaha
pengertian berikut: menangkal dan menghancurkan serangan
1. Tindakan atau proses yang akan intelijen asing maka badan kontra intelijen
digunakan dalam menghasilkan nasional bidang spionase menjadi kebutuhan
pengetahuan. bagi Indonesia. Dalam membedah
2. Pengetahuan tersebut secara permasalahan penelitian, dilakukan studi yang
keseluruhan merupakan akibat dari menyeluruh dengan menggunakan teknik
pemrosesan. pengumpulan data secara langsung dari sumber
3. Organisasi yang berkecimpung dalam yang berada di dalam lingkaran alamiahnya dan
hal pengetahuan tersebut (contoh: badan data-data sekunder.
intelijen),
4. Laporan atau intelijen dasar sebagai 9. Hasil Penelitian
akhir dari proses atau yang dihasilkan Spionase atau tindakan memata-matai
oleh organisasi tersebut. termasuk ke dalam kegiatan intelijen. Kegiatan
Spionase, masih menurut Prunkcun, intelijen meliputi dua proses, yaitu:
merupakan metode paling mendasar untuk pengumpulan informasi dan analisis. Menurut
mengumpulkan informasi. Tugas spionase ini Prunckun, seperti telah dipaparkan sebelumnya,
diemban oleh para agen yang terlatih dimana spionase merupakan langkah pertama ditutup
mereka ditugaskan untuk mengumpulkan data dengan operasi rahasia. Proses pengumpulan
yang diperlukan sehingga data tersebut dapat informasi dalam kegiatan intelijen didasarkan
mengarahkan ke jenis aksi atau tindakan yang pada tiga sumber, yaitu: human collection, data
diperlukan. Prunkcun juga menambahkan material, dan technical intelligence. Human
spionase bekerja sangat baik pada periode collection mencakup human intelligence
Perang Dingin ketika badan intelijen mulai (HUMINT) dan kegiatan mata-mata (spying).
menghadapi aktor negara, alat elektronik dan Human intelligence merujuk pada informasi-
alat teknik lainnya dalam mengumpulkan data. informasi yang dikumpulkan oleh kontak-
kontak dan sarana lain yang menggunakan
8. Metode Penelitian individu yang dilakukan pada saat damai
Penelitian ini menggunakan metode maupun saat perang dan biasanya melibatkan
penelitian kualitatif. Menurut Moleong (2012), informasi-informasi yang tidak dipublikasikan
metode penelitian kualitatif dapat digunakan atau dapat dengan mudah diakses. Kegiatan
karena memiliki tujuan untuk memberi yang termasuk dalam human collection adalah
126

Published by UI Scholars Hub, 2023 7


Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol. 2 [2023], Iss. 2, Art. 3
ISSN: 2620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol..2, No.2, 2019

kegiatan wawancara yang dilakukan secara


sukarela dengan seorang pebisnis, turis,
pengungsi, atau individu-individu lain yang Sigint (signal intelligence)
kembali dari luar negeri. Kegiatan lain yang User Target
juga termasuk human collection dapat berupa Humint (human intelligence)
pertemuan-pertemuan rahasia dengan warga
negara asing atau bahkan informasi yang Gambar 4. Fase-1 (Infiltration)
diperoleh dari proses interogasi yang dilakukan Sumber : Olahan Peneliti
selama perang berlangsung.
Pada tahun 2013, terkuak fakta bahwa Infiltrasi melalui Sigint biasanya
pemerintah Australia melakukan spionase menggunakan alat penyadapan berbasis
terhadap beberapa petinggi Indonesia. Menurut teknologi tinggi seperti radar pengintai, satelit
Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) mata, interseptor alat komunikasi dan lain
Indonesia saat itu, Marciano Norman sebagainya, dimana penggunaan teknologi
mengatakan bahwa Indonesia sudah mulai hanya memiliki satu tujuan yaitu untuk
disadap oleh Australia sejak tahun 2007 sampai memata-matai dan mengumpulkan informasi
dengan dengan tahun 2009. Kabar penyadapan intelijen. Sementara infiltrasi menggunakan
ini muncul setelah Edward Snowden Humint, dapat menggunakan manusia sebagai
melaporkan bahwa kantor-kantor diplomatik alat spionase seperti penggunaan agen spionase,
Australia di luar negeri, termasuk di Jakarta, agen sabotase, agen yang ditanam di negara
terlibat dalam jaringan mata-mata yang sasaran (sleeping agents) bahkan penggunaan
dipimpin oleh Amerika Serikat. Di samping itu, diplomat sebagai bagian spionase terbuka.
Edward Snowden juga mengeluarkan sejumlah Bukan tidak mungkin jika agen-agen ini
nama pejabat pemerintah Indonesia yang direkrut dari negara sasaran. Setelah selesai
disadap teleponnya, antara lain: Presiden Susilo mengamankan teknologi dan agen mata-mata di
Bambang Yudoyono, Ibu Negara Ani negara sasaran, maka masuk fase kedua dari
Yudoyono, Wakil Presiden Budiono, mantan operasi spionase ini, yaitu: pengumpulan
Wakil Presiden Jusuf Kalla, mantan Juru Bicara intelijen.
Presiden, Dino Patti Djalal dan Andi
Malaranggeng, serta beberapa jajaran mantan
menteri Kabinet Bersatu Jilid I, seperti mantan
menteri keuangan, Sri Mulyani, mantan Intel
Sigint
sekretaris negara, Hatta Rajasa, mantan menteri U
BUMN, Sofyan Djalil, dan mantan menteri S Cover Ops tar
koordinator politik dan keamanan, Widodo E get
Adisucipto. R Intel
Berdasarkan wawancara sejumlah
narasumber dan pengalaman peneliti bekerja di
dunia intelijen serta buku-buku yang mengulas Gambar 5. Fase-2 (Collecting Intel)
intelijen, maka peneliti menggambarkan cara Sumber : Olahan peneliti
kerja spionase dan mengapa spionase sangat
berbahaya apabila sudah melakukan penetrasi Dalam fase kedua ini, user hanya perlu
kedalam negara sasaran. Secara umum, mengumpulkan intelijen yang diinginkan
spionase terbagi dalam dua fase, dimana fase melalui sumber yang mereka tanam di negara
pertama negara yang akan melakukan spionase sasaran, jika Sigint dan Humint menghasilkan
(user) terhadap negara sasaran (target). sesuatu yang perlu didalami atau masih
menunjukkan hasil yang kurang, maka user
127

https://scholarhub.ui.ac.id/jkskn/vol2/iss2/3 8
Kuswara: Evaluasi Fungsi Kontra Intelijen Indonesia Dalam Menghadapi Spion
ISSN: 2620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol..2, No.2, 2019

dapat meluncurkan operasi rahasia untuk melindungi dan menghapus jejak agen spionase
mengumpulkan intelijen yang diinginkan atau apabila ketahuan oleh negara sasaran.
bahkan operasi intelijen lainnya. Melalui fase 1
dan 2 dari kegiatan/operasi spionase yang 1. Scenario Building
dilakukan negara musuh terhadap negara Upaya penanganan terhadap ancaman
sasaran, utaman negara yang tidak memiliki spionase menyebabkan gangguan kemanan dan
kontra intelijen yang handal dalam menghalau kedaulatan negara, maka fungsi dan peran ini
kegiatan dan operasi spionase negara lawan, perlu diambil alih secara khusus oleh organisasi
maka tidak terbayangkan betapa besar atau badan lain, misalnya Badan Kontra
kerusakan yang akan di alami oleh negara Intelijen yang bertindak sesuai UU yang
sasaran. Jika fase 1 dan 2 digabungkan akan berlaku. Dengan demikian hal-hal yang menjadi
terciptalah espionage cycle seperti gambar kelemahan harus ditutup dengan memperbaiki
dibawah ini : komponen posture intelijen yang lebih fokus
dan khusus menangani kontra intelijen dengan
membentuk Badan Kontra Intelijen. Melalui
Fase 1 = Sigint + Badan Kontra Intelijen ini berbagai perubahan,
Humint mulai dari pola pikir (mindset) anggota intelijen
di dalam Lembaga ini hingga perubahan budaya
kerja (culture set) sehingga terjadi perubahan
Targe peningkatan etos dan fokus kerja organisasi
User Covert Ops untuk mengantisipasi berbagai ancaman
t
terhadap kedaulatan negara dan terciptanya rasa
aman, nyaman dan damai di masyarakat.
Kekuatan yang dimiliki Intelijen yang
Fase 2 = Collecting ada di tiap wilayah mulai dari pusat hingga
Intel hingga di seluruh Indonesia khususnya di
Gambar 6. Espionage Cycle wilayah rawan spionase. Faktor ini diberi bobot
Sumber: Olahan peneliti cukup besar karena menjadi syarat utama dalam
penerapan kontra intelijen. Adanya kebijakan
Berdasarkan gambar diatas dapat kita melalui UU yang mengatur dan mendukung
pahami mengapa pihak negara musuh dapat fungsi Intelijen lainnya. Pembentukan dan
dengan mudah melancarkan covert ops atau pembinaan jaringan yang masih terbatas
operasi rahasia, dengan sudah berjalannya fase mengakibatkan sulitnya mendapat akses
1 dan fase 2 dalam operasi spionase, maka informasi sehingga deteksi dini tidak berjalan
dengan mudah negara musuh dapat dengan baik, faktor ini diberi bobot cukup
menjalankan segala bentuk operasi rahasia tinggi dikarenakan jaringan intelijen merupakan
kedalam negara sasaran dengan sudah landasan utama bagi peningkatan fungsi
tersedianya berbagai bantuan yang dibutuhkan intelijen. Kemampuan personel Intelijen yang
oleh agen-agen spionase yang di kirim kedalam terbatas disebabkan antara lain personel
negara sasaran. Bantuan ini bisa berupa cover tersebut tidak mempunyai kualifikasi intelijen
yaitu mulai dari dokumen yang dibutuhkan atau jabatan yang diberikan disebabkan karena
untuk masuk ke dalam negara sasaran, kebutuhan organisasi, sehingga bobot yang
pekerjaan, serta apapun yang dibutuhkan oleh diberikan pada faktor ini juga cukup besar. Hal
agen tersebut agar tidak menimbulkan ini berdasarkan wawancara dengan Wasintel
kecurigaan pihak keamanan negara sasaran. Imigrasi Jakarta Selatan Luthfan Pahlevi yang
Bahkan negara lawan dapat dengan mudah menegaskan bahwa kemampuan dan tingkat
menyiapkan tim kecil (tim aksi) yang akan pendidikan jaringan intelijen terutama di
128

Published by UI Scholars Hub, 2023 9


Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol. 2 [2023], Iss. 2, Art. 3
ISSN: 2620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol..2, No.2, 2019

wilayah imigrasi masih sangat terbatas memberikan informasi mempunyai bobot yang
(Wawancara Luthfan Pahlevi: 2019). cukup. Pelanggaran hukum dalam
Kemajuan teknologi informasi dan kegiatan/operasi intelijen merupakan kegiatan
komunikasi tidak dapat dipisahkan dari yang kontraproduktif sehingga akan
kehidupan manusia, selama peradaban manusia memberikan dampak negatif terhadap institusi
masih ada teknologi akan terus menjadi hal intelijen. Faktor ini diberi bobot cukup tinggi
terpenting dalam kehidupan. Faktor ini karena intelijen diharapkan dapat melakukan
mempunyai bobot cukup tinggi karena peluang kegiatan intelijen sesuai dengan peraturan
ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana perundang-undangan yang menjadi landasan
mendapatkan informasi secara terbuka (open kerjanya.
source intelligence). Dukungan instansi luar
timbul karena adanya kebutuhan akan informasi
yang menyangkut keamanan instansi tersebut Menguntungkan Merugikan
(Wawancara Bondan Widiawan: 2019). Internal  Unit intelijen  Anggaran
Peluang ini diharapkan dapat ditingkatkan ada di operasional
melalui sharing informasi terkait dengan tugas seluruh yang minim.
serta fungsi intelijen. Kebutuhan utama tingkat satuan  Jaringan
masyarakat akan rasa aman serta supremasi dan lembaga. intelijen
hukum menjadi tren dalam perkembangan  Adanya yang
kehidupan demokrasi di Indonesia saat ini. kebijakan terbatas.
Faktor ini mempunyai bobot cukup tinggi yang  Terbatasnya
karena peluang tersebut dapat dimanfaat untuk mendukung. kapasitas dan
melakukan pembangunan serta pengembangan  Personel kapabilitas
jaringan intelijen. Pimpinan lembaga intelijen intelijen yang anggota
maupun pemimpin negara mulai dari level memiliki intelijen.
organisasi terendah belum sepenuhnya paham dedikasi  Sarana dan
mengenai fungsi intelijen sehingga kurang tinggi prasana yang
memberdayakan fungsi intelijen dalam  Manajemen terbatas
memberikan masukan terhadap keputusan yang sistem
akan diambil. Faktor ini mempunyai bobot informasi
yang cukup tinggi karena dengan tidak adanya yang
pemahaman yang konfrehensif terhadap fungsi mendukung.
intelijen maka penerapan kontra intelijen akan
mendapatkan kendala yang cukup besar Eksternal  Kemajuan  Pimpinan
(Wawancara Luthfan Pahlevi 2019). Opini yang teknologi tidak
kerap dikeluarkan baik oleh pejabat politis informasi memahami
maupun blow up media massa terhadap kinerja semakin fungsi
intelijen akan mempengaruhi tingkat terbuka intelijen.
kepercayaan masyarakat dan pimpinan. Hal ini (OSINT)  Koordinasi
menyebabkan faktor ini diberi bobot yang
 Adanya antar
cukup tinggi. Kegiatan atau operasi intelijen
dukungan lembaga
yang bersifat tertutup dan rahasia dapat
dari instansi intelijen
“digiring” menjadi sebuah kasus pelanggaran
lain yang masih buruk.
HAM dengan dalih melanggar kebebasan
sejalan  Birokrasi
individu atau kelompok. Pandangan negatif
 Masyarakat yang berbelit
terhadap Intelijen mengakibatkan sikap
masyarakat yang tak acuh, tertutup serta sulit
semakin  Adanya
sadar dan pembentukan
129

https://scholarhub.ui.ac.id/jkskn/vol2/iss2/3 10
Kuswara: Evaluasi Fungsi Kontra Intelijen Indonesia Dalam Menghadapi Spion
ISSN: 2620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol..2, No.2, 2019

membantu opini negatif informasi. Sementara itu, perkembangan


kerja intelijen tentang teknologi informasi dan komunikasi merupakan
 Regulasi intelijen. peluang dalam mempermudah mencari
serta hukum  Kegiatan informasi serta mempercepat penyampaian
yang intelijen informasi dan/atau produk intelijen. Selain itu,
mendukung. digiring pada dukungan dari instansi luar dalam memperoleh
isu
informasi keamanan serta masyarakat yang
pelanggaran
HAM menginginkan rasa aman dan supremasi hukum
 Belum ada dapat diberdayagunakan sebagai jaringan
kerangka intelijen dalam memperoleh informasi melalui
hukum sharing informasi. Undang-undang Intelijen
Tabel 2. Tipologi scenario building Negara, dan Hukum Internasional yang
fungsi kontra intelijen Indonesia menunjang kegiatan kontra intelijen juga.
Sumber: Olahan peneliti.
Tabel hasil scenario building ini 2. Threat Analysis
menunjukkan kondisi upaya kontra intelijen Menurut Riehle, setiap upaya dalam
memiliki efektifitas cukup besar, namun upaya menentukan tingkat ancaman yang ditunjukkan
operasi juga masih memiliki oleh badan intelijen atau lembaga klandestin
kelemahan/kendala internal. Maka, intelijen asing akan mengikuti model yang sama, dimana
perlu dengan segera mengantisipasi tingkat niat, kemampuan, dan peluang adalah
unik untuk setiap badan intelijen atau
kelemahan/kendala yang ada, atau mengatasi
klandestin asing, sehingga sangatlah penting
berbagai kekurangan dengan pemberdayaan untuk mempertimbangkan setiap faktor dalam
sehingga dapat mengambil peluang-peluang setiap kasus individu intelijen asing agar dapat
yang dapat mengoptimalkan operasi kontra mengukur ancaman ancaman badan intelijen
intelijen. Kelemahan operasi kontra intelijen tersebut dengan handal. Pengukuran ketiga
Indonesia menghadapi spionase intelijen asing faktor tersebut bukan merupakan kuantitatif,
ini di antaranya adalah Pimpinan tidak karena tidak ada angka yang dapat ditetapkan
memahami fungsi intelijen, koordinasi antar untuk salah satu dari faktor tersebut.
lembaga intelijen masih buruk, birokrasi yang Konsekuensinya, pengukuran ancaman harus
berbelit, adanya pembentukan opini negatif relatif, dengan ancaman meningkat ketika salah
satu faktor meningkat, dan berkurang ketika
tentang intelijen, kegiatan intelijen digiring
salah satu dari mereka berkurang. Ancaman
pada isu pelanggaran HAM, serta belum adanya intelijen asing dan faktor individu yang
kerangka hukum untuk menangani penindakan menggambarkannya dapat dipetakan ke dalam
apabila ada kasus spionase asing yang derajat umum, seperti rendah, sedang, dan
tertangkap basah melakukan kegiatan di tinggi, tetapi ini adalah penilaian luas dan
Indonesia. Penguatan hukum serta peningkatan perbandingan dengan layanan lain, tidak
anggaran dan sarana prasarana operasional akan dihitung secara numerik atau angka. Ketika
memberikan dorongan dalam upaya mengacu kepada pola ancaman milik Prunckun,
meningkatkan keterbatasan jaringan intelijen di maka peneliti menggunakan badan intelijen
masyarakat maupun jaringan di luar lainnya. asing yang memiliki sumber tidak terbatas serta
niat dan kemampuan berdasarkan berbabagai
Peningkatan pelatihan serta pendidikan
pendadakan strategis kurun waktu di masa lalu
diperlukan dalam meningkatkan kemampuan Indonesia, terdapat empat badan intelijen asing
dan inisiatif anggota intelijen dalam menggali yang memiliki keseluruhan faktor ancaman
130

Published by UI Scholars Hub, 2023 11


Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol. 2 [2023], Iss. 2, Art. 3
ISSN: 2620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol..2, No.2, 2019

terhadap Indonesia, negara-negara asing mengingat peristiwa penyadapan Presiden RI


tersebut yaitu Amerika Serikat, Australia, Cina ke-6 SBY dan keluarganya. Hal yang sama
dan Rusia, seperti ditunjukkan dalam Tabel di berlaku terhadap ketiga negara asing lainnya,
bawah ini. peneliti melihat data bahwa baik Amerika
Serikat, Rusia, dan Cina memiliki kemampuan
Negara Badan Kontra teknologi yang tinggi, sumber dana yang tidak
Inteligen/Spionase sedikit serta kemampuan badan intelijen dan
Rusia Sluzhba Vneshney Razvedk (SVR), kontra intelijen yang dimiliki oleh negara-
Federal Security Service (FSB) negara tersebut. Skala yang digunakan adalah
Amerika Federal Bureau of Investigation kategorisasi sederhana dari rendah, sedang
(FBI), DIA’s Defense hingga tinggi dengan memperhatikan atau
Counterintelligence and Human mengukur variabel intent, capability, dan
Intelligence Center (DCHC), opportunity, berdasarkan pada tulisan Riehle
Office of the National (2013), seperti dijelaskan di bawah ini.
Counterintelligence Executive
(ONCIX), Central Intelligence Intent
Agency (CIA), National Security Sejarah Kebijakan Nilai
Negara
Agency (NSA) terhadap Politik (1-5)
Australia Australian Secret Intelligence Indonesia Lugri
Service (ASIS) Amerika Pasca Blok Barat 3
Cina Ministryof State Security (MSS) Serikat kemerdekaan
Tabel 3. Badan Intelijen Asing Yang Memiliki berperan
Kepentingan Dengan Indonesia aktif dengan
Sumber: Olahan peneliti Indonesia
Australia Lepasnya Blok Barat 4
Sehingga, ketika peneliti menggunakan Timor-
konsep ancaman milik Riehle (2013) maka Timur,
didapat hasil sebagai berikut: peristiwa
penyadapan
SBY 2009
Negara Level Ancaman Skala Cina Ideologi Blok 3
Australia Tinggi komunis Timur
Amerika Sedang muncul pada
Serikat 1921 di
Cina Sedang Indonesia,
Rusia Sedang berperan
Tabel 4. Level Ancaman Spionase Negara Asing aktif
Sumber: Olahan peneliti terhadap
Indonesia
Penentuan level ancaman pada Tabel 4 Rusia Aktif Blok 3
di atas didapatkan dari efek pendadakan mendukung Timur
strategis yang dilakukan oleh negara tersebut Indonesia
terhadap Indonesia sebagaimana telah pada masa
dipaparkan sebelumnya sehingga dapat kepresidenan
dimaklumi mengapa peneliti meletakkan Soekarno
Australia sebagai negara yang memiliki level Tabel 5. Pengukuran Intent
ancaman tertinggi terhadap Indonesia Sumber: Olahan Peneliti
131

https://scholarhub.ui.ac.id/jkskn/vol2/iss2/3 12
Kuswara: Evaluasi Fungsi Kontra Intelijen Indonesia Dalam Menghadapi Spion
ISSN: 2620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol..2, No.2, 2019

Variabel kedua yang harus dihitung kedekatan badan intelijen asing terhadap negara
adalah capability (kemampuan). Indikator- target serta kerentanan negara target terhadap
indikator untuk mengukur kemampuan dapat serangan badan intelijen asing tersebut. Tabel 7
dikategorikan dalam tiga kelompok, yaitu: merupakan hasil pengukuran variabel
pengalaman dari petugas intelijen secara kesempatan.
umum, kepemimpinan dan manajemen
organisasi intelijen, serta akses terhadap aset
maupun kemampuan teknologi intelijen yang Opportunity
dimiliki. Hasil pengukuran ditunjukkan dalam Kedekatan Kerentanan
Tabel 6. di bawah ini. Badan Indonesia
Nilai
Negara Intelijen Utk
(1-5)
Capability Asing Diserang
dengan
Intellige Leadersh Access Nil
Indonesia
Negar nce ip & Asset ai
Amerika Kerma Intel Sedang
a Officer Manage dan (1- 3
Serikat aktif
Expertis ment Technol 5)
Kerma Intel Tinggi
e Services ogy Australia 4
aktif
Memiliki
Kerma Intel Sedang
Berdiri gabungan Cina 2
Ameri Memilik Pasif
pertama badan
ka i 123 Kerma Intel Ringan
pada intel dan 5 Rusia 1
Serika satelit Pasif
tahun CI
t militer Tabel 7. Pengukuran opportunity
1880 sebanyak Sumber: Olahan peneliti
16 badan,
Memiliki Pengukuran analisis ancaman ini
Berdiri Memilik
badan didasarkan salah satunya, dan utamanya, pada
Austra pertama i1
intelijen 4
lia pada satelit terjadinya pendadakan strategis terhadap
sebanyak
1952 militer Indonesia yang terindikasi dilakukan oleh suatu
10 badan,
Memiliki negara asing. Selain data-data kuantitatif
Memilik terbuka yang sudah dipaparkan pada tabel-tabel
badan
i1 di atas, pengukuran ini juga menggunakan data-
Cina intelijen 4
satelit data kualitatif yang didapatkan dari para
sebanyak
militer
18 badan narasumber. Dari penjelasan tersebut, dapat
Perang Memiliki disimpulkan bahwa ancaman spionase terhadap
Memilik
Dunia II badan Indonesia paling tinggi datang dari Australia.
i 74
Rusia dan intelijen 5 Ancaman tersebut paling kuat masuk di ranah
satelit
Perang sebanyak teknologi terutama siber meski tidak menutup
militer
Dingin 4 badan
kemungkinan adanya penetrasi agen intelijen
Tabel 6. Pengukuran Capability
Sumber: Olahan peneliti secara langsung seperti yang dijelaskan oleh
pihak imigrasi.
Terakhir, variabel opportunity
(kesempatan) juga perlu diperhitungkan untuk 10. Kesimpulan
mengukur ancaman. Sementara itu, indikator Keberadaan badan intelijen setidaknya
untuk mengukur kesempatan ada dua, yaitu: disebabkan oleh empat alasan yaitu:
menghindari pendadakan strategis, untuk
132

Published by UI Scholars Hub, 2023 13


Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol. 2 [2023], Iss. 2, Art. 3
ISSN: 2620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol..2, No.2, 2019

menyediakan keahlian jangka panjang (intelijen skala ancaman yang datang, dan supaya tidak
strategis), untuk mendukung proses kebijakan terjadi tumpang tindih dalam penanganan dan
(politik) dan untuk mempertahankan pengelolaan kegiatan intelijen, pembentukan
kerahasiaan akan informasi, kebutuhan lainnya Badan Kontra Intelijen dikhususkan untuk
serta metode yang digunakan.” Kehadiran menangani masalah spionase. Ketiga, setelah
kontra intelijen utamanya untuk mencegah melihat konsep dan teori dasar tentang intelijen
pendadakan strategis musuh dari hadirnya dan kontra intelijen, ada perbedaan yang cukup
intelijen musuh yang bisa akan melakukan mendasar di antara keduanya. Oleh karena itu
spionase, sabotase, subversif dan terorisme. perlu diupayakan adanya pemisahan fungsi
Negara ini tidak perlu menunggu pendadakan Intelijen dan Kontra Intelijen dalam sebuah
strategis lainnya kemudian baru membentuk lembaga yang berdiri secara mandiri.
badan kontra intelijen bidang spionase, seperti
yang dilakukan pada saat membentuk BNPT Daftar Pustaka
dan BSSN, sehingga pemerintah tidak bersikap
seperti pemadam kebakaran, yang hanya Ali Abdullah Wibisono. (2009). Reformasi
Intelijen dan Badan Intelijen Negara .
bertugas memadamkan api, bukan bertugas
Jakarta : IDSPA,DCAF.
menjaga dan mengantisipasi agar api tidak Andi Wijayanto, Artanti Wardhani. (2008).
muncul atau menyebar luas. Apalagi mengingat Hubungan Intelijen-Negara 1945-2004
skala ancaman yang datang dari spionase asing, Jakarta : Pacivis,Friedrich Ebert
baik berasal dari Human Intelligence (Humint) Stiftung.
maupun Signal Intelligence (Sigint) tak pernah Beebe, Sarah Miller. Pherson, Randolph H.
surut. Demikian pula hasil scenario building (2015). Case In Intelligence Analysis;
yang dilakukan dalam penelitian ini masih Structured Analytic Techniques in
menunjukkan kelemahan yang sangat besar dari Action. California,USA: SAGE
sisi ancaman yang datang melalui spionase Productions.Inc.
Buzan Barry. (1991) People,States and Fears,
negara asing. Oleh karena itu, maka inisiasi dan
An Agenda for International Security.
percepatan langkah dalam menyusun
Studies in Post Cold War.
pembentukan Badan Kontra Intelijen di Bambang Darmono. (2010). Konsep Dan
Indonesia patut dilakukan. Sistem Keamanan Nasional Indonesia.
pp. 7-8,17-18.
11. Saran Bitton, Raphael. (2014). The Legitimacy of
Peneliti mengusulkan sejumlah saran Spying Among Nations. Vol 29. Issue 5.
dan rekomendasi dari hasil penelitian ini di Article 3: American University
antaranya sebagai berikut: Pertama, perlu International Law.
diadakan kajian secara khusus tentang kegiatan
Casey T. (2017). The Secret War Againts The
spionase asing dalam RUU Kamnas yang
United States The Top Threat To
selama ini selalu mandeg di tengah jalan. National Security And The American
Upaya penyusunan undang-undang yang Dream Cyber And Asymmetrical
dilakukan sejak beberapa tahun silam tak Hybrid Warfare an Urgent Call To
pernah usai. Ini momentum yang tepat untuk Action. Journal The Cyber Defense
mengevaluasi RUU Kamnas sebagai payung Review. Vol 2 No 3.
hukum dalam menginisiasi pembentukan Badan Danyk Yuriy. (2017). Maliarchuk Tamara and
Kontra Intelijen Indonesia. Kedua, melihat Briggs Chad Hybrid War : High-tech,
133

https://scholarhub.ui.ac.id/jkskn/vol2/iss2/3 14
Kuswara: Evaluasi Fungsi Kontra Intelijen Indonesia Dalam Menghadapi Spion
ISSN: 2620-7419
Jurnal Kajian Stratejik Ketahanan Nasional, Vol..2, No.2, 2019

information and Cyber. Zhytomyr Do we Owe It?. American Intelligence


Military Institute of Radioelectronics Journal. 150-151.
"S.P.Koroloyov". 5-24. Perkins, John (2005).Pengakuan Seorang
Edy Prasetyono. (2006). Konsep-konsep Ekonom Perusak. Terj. Dari Confession
Keamanan dalam merumuskan kembali of an Economic Hitman. (Herman
kebangsaan Indonesia Jakarta: Jurnal Tirtaatmaja & Dwi Karyani,
CSIS. Penerjemah). Jakarta: Abdi Tandur.
Foley, Frank. (2009). The Expansion Of Prunckun, Henry.W (2012).
Intelligence Agency Mandates: British Counterintelligence Theory and
Counter-Terrorism in Comparative Practice Maryland,UK : Rowman and
Perspective. UK : Cambridge University Littlefield Publisher.
Press. Prunckun, Henry (2015). How to Undertake
Gray, Colin. (1999). The Dimension Of Surveilance and Reconanaissance;
Strategy, Modern Strategy. Oxford From a Civilian and Military
Universiy Press. Perspective. UK: CPI Group Ltd.
Gerdes, Louise. I. (2004). Espionage and Riehl, Kevin P A. (2013). Counterintelligence
Intellience Gathering. USA : Analysis Typology. American
Greenhaven Press. Intelligence Journal. 55-60.
Gill.Peter, Marrin. Stephen, Phytian. Mark. Soepono Soegirman (2012) Intelijen: Profesi
(2009). Intelligence Theory, Key Unik Orang-orang Aneh. Penerbit
question and debates. New York : Media Bangsa
Routledge. Wan Usman. (2003). Daya Tahan Bangsa.
Jaechun, Kim. (2012). U.S Covert Action in Jakarta : Program Studi Pengkajian
Indonesia in the 1960's. Vol 9 No 2. Ketahanan Nasional Program
Johnson, Lock. (2010). The Oxford Handbook Pascasarjana Universitas Indonesia.
of National Security Intelligence. New
York : Oxford University Press.
J. Blyth. Michael. (2005). Learning From The
Future Through Scenario Planning .
Four Scenens Pty Ltd.
Ken Conboy. (2007). Intel: Menguak Tabir
Dunia Intelijen Indonesia. Jakarta:
Pustaka Prima.
Mahyudin Emil. (2016). Tantangan Intelijen
Dalam Kontra-Terorisme di Indonesia.
Journal of International Studies. 23-35.
Margaretha Hanita, Wan Usman. (2018). Teori
dan Analisis Intelijen. Jakarta : Sekolah
Kajian Stratejik dan Global Universitas
Indonesia.
Mutimer, David. (1999). Beyond Strategies :
Critical Thinking Contemporary
Security And Strategy / book auth.
Snyder Craig.A. - London : Macmilan
Press.
O'Connor, Corey. J. (2013). The Moral
Compass of Counterintelligence: What
134

Published by UI Scholars Hub, 2023 15

You might also like