0% found this document useful (0 votes)
22 views7 pages

Artikel Ilmiah

This document analyzes the growth and production of first generation offspring (F2) of corn hybrid Bisi 2 compared to the original hybrid (F1). The study was conducted from February to May 2020 at the University of Halu Oleo. Results showed that (1) there was a decrease in growth and production in the F2 offspring compared to the F1 hybrid, (2) the reduction in production components in F2 was 34.5%, higher than the 8.1% reduction in growth components, and (3) productivity decrease in F2 was the highest at 75.92%. The F-test and t-test were used to analyze the data.

Uploaded by

Fadhillah Arsani
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
22 views7 pages

Artikel Ilmiah

This document analyzes the growth and production of first generation offspring (F2) of corn hybrid Bisi 2 compared to the original hybrid (F1). The study was conducted from February to May 2020 at the University of Halu Oleo. Results showed that (1) there was a decrease in growth and production in the F2 offspring compared to the F1 hybrid, (2) the reduction in production components in F2 was 34.5%, higher than the 8.1% reduction in growth components, and (3) productivity decrease in F2 was the highest at 75.92%. The F-test and t-test were used to analyze the data.

Uploaded by

Fadhillah Arsani
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 7

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KETURUNAN PERTAMA

JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA BISI 2

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

TIWI DWI YUNIARTI


NIM. D1B1 16 064

JURUSAN/PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
2

GROWTH AND PRODUCTION ANALYSIS OF THE FIRST OFFSPRING OF


CORN (Zea mays L.) HYBRID BISI 2
Tiwi Dwi Yuniarti , Hamirul Hadini2 Dirvamena Boer2, Suaib2, Tresjia Corina Rakian2,
1

Norma Arif2

1. Students of the Department of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, University of


Halu Oleo
2. Lecturer of the Department of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, Halu Oleo
University
*Correspondence:

ABSTRACT

TIWI DWI YUNIARTI (D1B116064) Growth and Production Analysis of Corn (Zea
mays L.) Hybrid Bisi 2 and the First’s Offspring under the Guidance of Hamirul Hadini
as a supervisor I and Dirvamena Boer as a supervisor II.

This study aims to analyze the growth and production of hybrid maize 2 (F1)
and its offspring (F2). This research was conducted at the Field Laboratory of the
Faculty of Agriculture, University of Halu Oleo from February to May 2020. The
research and data analysis were carried out in accordance with the F test and t test. This
study used 2 types of seeds, namely bisi 2 hybrid seeds and their offspring (F2). The
variables observed were plant height, leaf area, stem diameter, number of leaves,
flowering age of males and females, ear diameter, number of rows, weight of seeds /
ear, weight of 100 seeds and production. The results showed that (1) there was a
decrease in the growth and production of hybrid offspring (F2) compared to the hybrid
(F1), (2) the reduction rate of hybrid offspring (F2) compared to the hybrid (F1) in the
production component reached 34.5%, higher than the component growth which only
reached 8.1% and the highest decrease occurred in the productivity variable, which
reached 75.92%.

Keywords : Bisi 2 hybrid, hybrid offspring, maize.


3

ABSTRAK

TIWI DWI YUNIARTI (D1B116064) Analisis Pertumbuhan dan Produksi Jagung


(Zea mays L.) Hibrida Bisi 2 dan Keturunan Pertamanya di bawah bimbingan Hamirul
Hadini sebagai pembimbing I dan Dirvamena Boer sebagai pembimbing II.

Penelitian bertujuan untuk menganalisis pertumbuhan dan produksi jagung


hibrida bisi 2 (F1) dan keturunannya (F2). Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
Lapangan Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo mulai dari bulan Februari sampai
Mei 2020. Pelaksanaan penelitian dan analisis datanya sesuai dengan Uji F dan Uji t.
Penelitian ini menggunakan 2 jenis benih yaitu benih hibrida bisi 2 dan benih
keturunannya (F2). Variabel yang diamati yaitu tinggi tanaman, luas daun, diameter
batang, jumlah daun, umur berbunga jantan dan betina, diameter tongkol, jumlah baris,
berat biji/tongkol, berat 100 biji dan produksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1)
terjadi penurunan pertumbuhan dan produksi keturunan hibrida (F2) dibandingkan
dengan hibridanya (F1), (2) tingkat penurunan keturunan hibrida (F2) dibandingkan
dengan hibridanya (F1) pada komponen produksi mencapai 34,5%, lebih tinggi dari
pada komponen pertumbuhan yang hanya mencapai 8,1% dan penurunan tertinggi
terjadi pada variabel produktivitas yaitu mencapai 75,92%.

Kata kunci : Hibrida Bisi 2, jagung, keturunan hibrida

PENDAHULUAN heterozigot heterogen dari persilangan


yang tidak terkontrol (Hapsoh, 2010).
Jagung (Zea mays L.) adalah salah Hibrida atau hybrid adalah hasil
satu tanaman pangan penting di Indonesia persilangan dua galur inbred atau F1.
dan mempunyai peran strategis dalam Galur inbred diperoleh dari persilangan
perekonomian nasional, mengingat kerabat (menyerbuk sendiri) dan
fungsinya yang multiguna, sebagai merupakan hasil pemilihan akhir dari
sumber pangan, pakan, dan bahan baku proses seleksi tanaman yang homozigot,
industri. Kebutuhan jagung dalam negeri biasanya memerlukan 6 sampai 7 generasi
yang terus meningkat, jika tidak penyerbukan sendiri. Dalam suatu
diimbangi dengan peningkatan produksi persilangan antara dua tetua dapat
yang memadai, akan menyebabkan dijumpai bahwa penampilan keturunan F1
Indonesia harus mengimpor jagung dalam akan merupakan rata-rata dari penampilan
jumlah besar (Moelyohadi, 2012). kedua tetuanya. Bila terjadi demikian
Peningkatan produksi jagung dapat dikatakan bahwa penampilannya bersifat
dilakukan melalui penggunaan benih aditif. Sebaliknya, bila penampilan F1
varietas unggul hibrida atau varietas lebih baik daripada rata-rata penampilan
jagung bersari bebas. Jagung hibrida kedua tetuanya atau bahkan jauh lebih
mempunyai komposisi genetik heterozigot baik, dikatakan bersifat heterosis
homogen yaitu dalam kontruksi gen (Mangoendidjojo, 2003).
semua individu tanaman bersifat Keturunan tanaman hibrida (F2)
heterozigot, sedangkan antar individu bukan lagi hibrida karena pada generasi
tanaman dalam populasi yang sama F2 tanaman akan mengalami segregasi
bersifat homogen. Pada jagung bersari sesuai dengan Hukum Mendel sehingga
bebas memiliki komposisi genetik akan menyebabkan keragaman. Tetua
4

tanaman yang masih heterozigot akan nyata 5% untuk mengetahui berbeda atau
menghasilkan tetua yang komposisi tidaknya dua macam perlakuan tersebut
genetiknya beragam, ada yang homozigot yang diketahui dari perbandingan t hitung
dan ada yang heterozigot. Sedangkan tetua yang dibandingkan dengan t tabel. Rumus
yang telah homozigot menghasilkan dari uji F dan uji t tersebut yakni sebagai
turunan yang seragam dan tetap berikut :
homozigot. Dengan demikian, F2 tersusun
x2 −x1
atas dua macam genotipe, yaitu serupa Persentase penurunan (%) = x 100%
hibrida (heterozigot) dan yang komposisi x2
genetiknya serupa dengan tetuanya Ragam terbesar
(homozigot), sehingga akan terjadi Uji F :
Ragam terkecil
penurunan pertumbuhan dan produksi jika
digunakan sebagai benih untuk Ragam masing-masing populasi :
penanaman berikutnya. 2 2
Penurunan hasil yang terjadi akibat 2 ∑ x −( Σx )
S =
penggunaan benih F2 telah diteliti. n−1
Espinosa-Calderon et al. (1990) di
Meksiko melaporkan bahwa penurunan Ragam gabungan :
hasil akibat penggunaan benih F2 masing- (n¿¿ 1−1)S 1+(n2−1)S 2
2 2
2
masing sebesar 42% dari benih F1 silang S= p ¿
n1 +n 2−2
tunggal dan 25% dari benih F1 silang
ganda. Uji t ketika ragam populasi 1 > ragam
Berdasarkan hal-hal yang populasi 2
dikemukakan diatas maka perlu dilakukan
penelitian tentang penurunan hasil pada x 1−x 2
t=

√( )
F2 Bisi 2 yang terdiri dari campuran 2
S1 S2
2

homozigot dan heterozigot. +


n1 n2
METODE PENELITIAN Uji t ketika ragam populasi 1 = ragam
populasi 2
Penelitian ini dilaksanakan di x 1−x 2
Laboratorium Lapangan Percobaan II t=
Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo
mulai dari bulan Februari sampai Mei
2020.
√ 2
sp ( n1 + n1 )
1 2

Bahan yang digunakan dalam penelitian H 0 : μ 1 ¿ μ2


ini yaitu benih jagung hibrida bisi 2, benih
F2, kapur, pupuk NPK dan pupuk urea. H1 : μ1 > μ2
Alat yang digunakan dalam ∝=5 %
penelitian ini yaitu traktor, cangkul, ∝ = 5%
parang, gembor, papan label, seng plat,
patok kayu, waring net, paku, tali rafia,
timbangan analitik, jangka sorong,
meteran, kamera dan alat tulis. t∝
Analisis Data
Data hasil pengamatan dianalisis Bila nilai t hitung sama dengan t tabel,
dengan menggunakan uji t pada taraf maka H0 diterima dan bila nilai t hitung
5

tidak sama dengan t tabel, maka H0 ditolak penurunan mencapai 75.9% sedangkan
yang berarti bahwa variabel yang yang terendah terdapat pada umur
bersangkutan berpengaruh nyata. berbunga jantan yaitu hanya 0.1%. Rata-
rata dari persentase penurunan didapatkan
HASIL DAN PEMBAHASAN hasil pertumbuhan sebesar 8.1% dan
produksi sebesar 34.5%.
4.1 Rekapitulasi hasil perbedaan
pertumbuhan dan produksi jagung (Zea
mays L.) hibrida bisi 2 (F1) dan Uji F yang tidak menggunakan
keturunannya (F2). ragam gabungan yaitu pada variabel
panjang tongkol, jumlah baris dan
No Variabel Penelitian
Rata-rata Persentase diameter tongkol dan yang menggunakan
F1 F2 Penurunan
ragam gabungan yaitu pada variabel tinggi
1 Tinggi tanaman
(cm) tanaman 14, 28 dan 42 hst, luas daun 14,
14 hst 38.41 38.29 -0.31 28 dan 42 hst, jumlah daun 14, 28 dan 42
28 hst 87.89 83.02 -5.88
140.9
hst, diameter batang 14, 28 dan 42 hst,
42 hst 146.19 7 -4.32 umur berbunga jantan dan betina, berat
2 Luas daun (cm) biji, berat 100 biji dan produksi.
14 hst 32.37 31.35 -3.26
111.8 Hasil Analisis Uji t dan uji F rerata
28 hst 135.42 2 -21.10 pertumbuhan dan produksi antara hibrida
358.2 (F1) dan F2 dengan menggunakan taraf
42 hst 414.03 7 -15.57
3 Jumlah daun (cm)
kepercayaan 0.05% dapat ditunjukkan
14 hst 4.09 3.79 -7.69 pada Tabel 4.2.
28 hst 5.71 4.99 -14.27
42 hst 5.88 5.44 -8.13 Tabel 4.2 Hasil Analisis Uji t dan uji F
4 Diameter batang rerata pertumbuhan dan produksi
(cm)
14 hst 0.49 0.48 -0.29 antara hibrida (F1) dan F2.
28 hst 1.23 1.13 -8.92 No Variabel Penelitian t hit t tabel F hit F tab
42 hst 1.69 1.47 -16.13 1 Tinggi Tanaman 14 hst 0.21tn 1.96 1.16tn 1.86
Umur berbunga 1.16tn 1.86
28 hst 5.19* 1.96
5 jantan (hari) 56.29 56.19 -0.17
Umur berbunga 42 hst 4.72* 1.96 1.39tn 1.86
6 betina (hari) 59.38 58.39 -1.69 2 Luas Daun 14 hst 1.37tn 1.96 1.20tn 1.86
Panjang tongkol 1.35tn 1.86
28 hst 15.67* 1.96
7 (cm) 17.81 13.19 -35.52
8 Jumlah Baris 12.84 12.13 -6.21 42 hst 23.89* 1.96 1.30tn 1.86
Diameter Tongkol 3 Jumlah Daun 14 hst 1.74tn 1.96 1.07tn 1.86
9 (cm) 4.03 3.54 -14.32 28 hst 3.26* 1.31tn 1.86
1.96
Berat biji/tongkol
10 (gr) 105.10 59.93 -75.92 42 hst 1.90tn 1.96 0.05tn 1.86
11 Berat 100 biji (gr) 23.79 18.09 -31.92 4 Diameter Batang 14 hst 0.03tn 1.96 1.27tn 1.86
12 Produksi (ton/ha) 3.76 2.15 -75.92 28 hst 0.84tn 1.96 1.38tn 1.86
42 hst 2.17* 1.96 1.69tn 1.86
5 Umur Berbunga Jantan 0.42tn 1.96 1.14tn 1.86
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa 6 Umur Berbunga Betina 4.31* 1.11tn 1.86
1.96
persentase penurunan pertumbuhan dan 4.89* 1.86
7 Panjang Tongkol 21.79* 1.96
produksi antara jagung hibrida (F1) 2.41* 1.86
8 Jumlah Baris 2.88* 1.96
dengan keturunannya (F2) yang terbesar
9 Diameter Tongkol 4.26* 1.96 3.45* 1.86
terjadi pada berat biji pertongkol dan
10 Berat Biji 44.66* 1.96 1.62tn 1.86
produksi yang memiliki nilai persentase
6

11 Berat 100 Biji 11.61* 1.96


12 Produksi 9.36* 1.96
Keterangan : Bilangan yang menunjukkan huruf tn
adalah tidak berpengaruh nyata
Bilangan yang menunjukkan simbol (*)
adalah berpengaruh nyata

Uji t pada tabel 4.2 menunjukkan DAFTAR PUSTAKA


bahwa pengaruh nyata pada variabel
tinggi tanaman 28 dan 42 hst, luas daun Belfied dan Brown RH. 2018. A
14, 28 dan 42 hst, jumlah daun 28 hst, Difference in N Use Efficiency in C3
diameter batang 42 hst, umur berbunga And C4 Plant and its Implications in
betina, panjang tongkol, jumlah baris, Adaptions and Evolution. Crop Sci.
diameter tongkol, berat biji, berat 100 biji, 18: 93-98.
produksi dan yang tidak berpengaruh
Bemardo R. 2002. Breeding for
nyata pada variabel tinggi tanaman 14 hst,
Quantitative Traits in Plants.
luas daun 14 hst, jumlah daun 14 dan 42
Stemma Press, Minnesota.
hst, diameter batang 14 dan 28 hst dan
umur berbunga jantan. Briggs FN and Knowles PF. 1977.
Introduction to Plant Breeding.
KESIMPULAN DAN SARAN USA: Reinhold. 426 p.
Berdasarkan hasil dan pembahasan Crowder LV. 1986. Genetika Tumbuhan.
maka dapat disimpulkan : Terjemahan Kusdiarti L. dan Sutarso
1. Terjadi penurunan pertumbuhan dan (ed). Gadjah Mada University
produksi keturunan hibrida (F2) Press : Yogyakarta, hal. 323.
dibandingkan dengan hibridanya (F1). Crowder LV. 1997. Genetika Tumbuhan
2. Tingkat penurunan keturunan hibrida (Diterjemahkan oleh Lilik Kurdiati
(F2) dibandingkan dengan hibridanya dan Sutarso) Cetakan III. Gadjah
(F1) pada komponen produksi (34,5%) mada University Press. Yogyakarta.
lebih tinggi dari pada komponen 499 hlm.
pertumbuhan (8,1%) dan penurunan
Falconer DS and Mackay TFC. 1996.
tertinggi terjadi pada variabel
Introduction to Quantitative
produktivitas yaitu mencapai 75,92%.
Genetics. 4th ed. Longman, Essex,
England.
Berdasarkan hasil penelitian saran
yang dapat saya berikan yaitu : Hajroon J, Arifin NS dan Andy S. 2014.
1. Keturunan jagung hibrida Bisi 2 (F2) Keragaman Genetik dan
jangan digunakan sebagai benih untuk Heritabilitas Karakter Komponen
penanaman berikutnya. Hasil pada Populasi F2 Buncis
2. Perlu kajian lebih lanjut untuk (Phaseolus vulgaris L.) Hasil
mengetahui penyebab penurunan Persilangan Varietas Introduksi
pertumbuhan yang lebih kecil dengan Varietas Lokal. Jurnal
dibandingkan dengan penurunan pada Produksi Tanaman, 2(4) : 324 – 329.
tingkat produksi. Hallauer AR dan Miranda. 1988.
Quantitative Genetic in Maize
7

Breeding. Lowa State University


Press.
Hadini H, Nasrulla, Taryono dan
Panjisakti B. 2015. Heterosis Pada
Tanaman Jagung. Jurnal Agriplus,
25(1) : 1 – 7.
Hasyim H. 2007. Dasar Pemuliaan
Tanaman. Fakultas Pertanian.
Universitas Sumatera Utara. Medan.
Milborrow BV. 1998. A biochemical
mechanism for hybrid vigour. J.
Experimental Botany 49 : 1063-
1071.
Mangoendidjojo W. 2003. Dasar-dasar
Pemuliaan Tanaman. Kanisius.
Yogyakarta.
Martajaya M, Agustina L dan Syakhfani.
2010. Metode Budidaya Organik
Tanaman Jagung Manis di
Tlogomas, Malang. Jurnal
Pengembangan dan Alam Lestari,
Vol. 1 No. 1:1 – 8.
Moelyohadi Y, Harun MU, Munandar,
Hayati R dan Gofar N. 2012.
Pemanfaatan berbagai jenis pupuk
hayati pada budidaya tanaman
jagung (Zea mays L.) di lahan kering
marginal. Jurnal Lahan Suboptimal.
1 (1).
Moh. Andriawan A, Tanzil MF dan
Achmad A. 2018. Sistem Pendukung
Keputusan Pemilihan Varietas
Unggul Jagung Hibrida
Menggunakan Metode AHP-
SMART. Jurnal Pengembangan
Teknologi Informasi dan Ilmu
Komputer, 2(10) : 3373 – 3380.

You might also like