Proyeksi Kebutuhan Energi Listrik Kabupaten Purbal
Proyeksi Kebutuhan Energi Listrik Kabupaten Purbal
ABSTRACT
The purpose of this study is to project the electrical energy needs of each customer sector and the peak
load in Purbalingga Regency until 2030 using the LEAP software. The projected results are expected to be a
reference in the supply of electrical energy in Purbalingga Regency to ensure the availability of electricity in
Purbalingga Regency. This method of projecting electrical energy needs is carried out with the Econometry,
Trend, and End-Use approaches. The development and manufacturing phases consist of: (1) needs analysis, (2)
simulation design, (3) simulation phase, and (4) testing process with two scenarios. The projected electrical
energy requirements in this research are tested with two scenarios, namely the Business As Usual scenario and
the Policy scenario. The results of the projected electricity needs of Purbalingga Regency in 2030 use the
Business As Usual scenario in the household customer sector of 296.015,6 MWh, the business sector 78.311,3
MWh, the public sector 62.219,4 MWh and the industrial sector equal to 209.346,3 MWh with a peak load of
94,6 MW. In the policy scenario, the household sector's electricity needs are 297.541 MWh, the business sector
is 43.129,3 MWh, the public sector is 36.756,2 MWh, and the industrial sector is 99.216,6 MWh with a peak
load of 69,8 MW. In the Business As Usual scenario, it is necessary to increase the capacity of the transformer
by 90 MW or 300% of the previous capacity, but if the policy scenario applied is to increase the capacity of the
transformer by 60 MW or 200% of the previous capacity. Additional transformer capacity is needed to ensure
the availability of electricity in Purbalingga Regency until 2030.
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memproyeksikan kebutuhan energi listrik tiap sektor pelanggan
serta beban puncak di Kabupaten Purbalingga hingga tahun 2030 menggunakan software LEAP. Hasil proyeksi
diharapkan dapat menjadi acuan dalam penyediaan energi listrik dan guna menjamin ketersediaan energi listrik
di Kabupaten Purbalingga. Metode proyeksi kebutuhan energi listrik ini dilakukan dengan pendekatan
Ekonometri, Trend, dan End-Use. Tahap- tahap pengembangan dan pembuatan yang terdiri dari: (1) analisis
kebutuhan, (2) perancangan simulasi, (3) tahap simulasi, dan (4) proses pengujian dengan dua skenario. Proyeksi
kebutuhan energi listrik dalam penelitian ini diuji dengan dua skenario yaitu skenario Business As Usual dan
skenario Kebijakan. Hasil proyeksi kebutuhan energi listrik Kabupaten Purbalingga tahun 2030 menggunakan
skenario Business As Usual pada sektor pelanggan rumah tangga sebesar 296.015,6 MWh, sektor bisnis 78.311,3
MWh, sektor publik 62.219,4 MWh dan sektor industri sebesar 209.346,3 MWh dengan beban puncak 94,6
MW. Pada skenario kebijakan kebutuhan energi listrik sektor rumah tangga sebesar 297.541 MWh, sektor bisnis
43.129,3 MWh, sektor publik 36.756,2 MWh dam sektor industri sebesar 99.216,6 MWh dengan beban puncak
69,8 MW. Pada skenario Business As Usual diperlukan penambahan kapasitas trafo sebesar 90 MW atau 300%
kapasitas sebelumnya namun jika skenario kebijakan yang diterapkan penambahan kapasitas trafo sebesar 60
MW atau 200% dari kapasitas sebelumnya. Penambahan kapasitas trafo diperlukan guna menjamin ketersediaan
energi listrik di Kabupaten Purbalingga hingga tahun 2030.
29
Gagat Dwiyoko: Proyeksi Kebutuhan Energi Listrik Kabupaten Purbalingga…
30
Jurnal Edukasi Elektro, Vol. 4, No. 1, Mei 2020 ISSN 2548-8260 (Media Online)
http://journal.uny.ac.id/index.php/jee/
energi) dan intensitas energi (penggunaan energi listrik Kabupaten Konawe Kepulauan
energi per unit layanan energi). Selain itu, diantaranya yaitu potensi energi air, potensi
permintaan total maupun permintaan energi energi tenaga surya (Djohar, A., & Musaruddin,
sektoral dipengaruhi oleh rincian kegiatan yang M, 2017). LEAP mampu merangkai skenario
berbeda yang membentuk komposisi, atau untuk berapa konsumsi energi listrik yang
struktur permintaan energi. dipakai, dikonversi, dan diproduksi dalam suatu
sistem energi dengan berbagai alternatif.
Proses proyeksi kebutuhan energi listrik
Asumsi yang dapat digunakan sebagai alternatif
memerlukan perangkat lunak. Perangkat
LEAP meliputi kependudukan, pembangunan
tersebut digunakan untuk mengolah serta
ekonomi, teknologi, harga, dan sebagainya.
mendapatkan hasil proyeksi kebutuhan energi
Oleh karena itu penelitian ini membahas terkait
listrik. Salah satu perangkat lunak yang dapat
proyeksi kebutuhan energi listrik meliputi:
digunakan untuk melakukan proyeksi
pertumbuhan konsumsi energi listrik, persentase
kebutuhan energi listrik adalah perangkat lunak
kenaikan beban puncak, dan penambahan
LEAP (Long Range Energy Alternative
kapasitas trafo di Kabupaten Purbalingga dari
Planning. LEAP terdiri dari empat modul utama
tahun 2015 sampai 2030 menggunakan software
yaitu Modul Variabel Penggerak (Driver
Variable) yang dalam versi baru disebut juga LEAP.
Key Assumptions, Modul Permintaan (Demand),
METODE
Modul Transformasi (Transformation) dan
Modul Sumber Daya Energi (Resources) Metode proyeksi kebutuhan energi listrik
(Winarno, O. T, 2006). Gambar software LEAP dilakukan dengan pendekatan Ekonometri,
ditampilkan pada Gambar 1. Trend, dan End-Use dengan skenario Business
As Usual dan kebijakan. Metode penelitian ini
terdiri dari empat langkah yaitu analisis
kebutuhan, konsep perancangan, tahap simulasi,
dan perencanaan pengujian.
Tahap Analisis Kebutuhan, proyeksi
kebutuhan energi listrik di masa yang akan
datang diperlukan data-data serta peralatan yang
mendukung proses proyeksi kebutuhan energi
Gambar 1. Tampilan Software LEAP listrik. Data yan diperlukan meliputi: daftar
peralatan, bahan, jumlah penduduk, data Produk
Terkait prakiraan energi listrik yang
Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten
menggunakan LEAP terdapat beberapa
Purbalingga, pelanggan energi listrik, konsumsi
penelitian yang relevan. Penelitian terkait
energi listrik, intensistas energi lisrik, faktor
proyeksi kebutuhan dan penyediaan energi
kapasitas pelanggan, elastisistas energi, dan data
listrik di Jawa Tengah yang menyajikan hasil
asumsi.
prakiraan berupa neraca komuditas listrik,
konsumsi energi, dan produksi energi listrik Tahapan Perancangan merupakan
(Hermawan, H., & Karnoto, K, 2011). tahapan untuk merancang kebutuhan proses
Penelitian lain berupa analisis kebutuhan dan simulasi di perangkat lunak LEAP (Winarno, O.
penyediaan energi listrik di Kabupaten Konawe T, 2006). Pada tahap perencanaan Tree Modul
Kepulauan Tahun 2017-2036 dengan Penggerak (Key Assumption), modul variable
menggunakan perangkat lunak LEAP Penggerak (Key Assumption) berisi parameter
menyajikan potensi energi yang dapat dasar yang akan mempengaruhi modul
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan permintaan. Parameter modul penggerak berupa
31
Gagat Dwiyoko: Proyeksi Kebutuhan Energi Listrik Kabupaten Purbalingga…
rancangan tree modul variabel penggerak secara rinci terdapat pada Tabel 1 berikut.
32
Jurnal Edukasi Elektro, Vol. 4, No. 1, Mei 2020 ISSN 2548-8260 (Media Online)
http://journal.uny.ac.id/index.php/jee/
Pembuatan Ekspresi Key Assumptions dimana Pertumbuhan PDRB mengacu pada pada jurnal
Ekspresi adalah perintah yang digunakan pada Kajian Perencanaan Kebutuhan dan Pemenuhan
software LEAP yang berfungsi untuk mengolah Energi Listrik di Kota Manado (Rajagukguk, A.
data-data sedemikan rupa sesuai kebutuhan, S., Pakiding, M., & Rumbayan, M, 2015).
ekspresi yang digunakan yaitu Growth dan Berdasarkan Tabel 2 ditunjukkan bahwa sektor
Interpm, (5) Pembuatan Ekspresi pada Tree bisnis dan rumah tangga memiliki proyeksi
Demand, permintaan energi dihitung asumsi pertumbuhan PDRB paling besar.
berdasarkan dua variabel yaitu jumlah
Tabel 2. Hasil Proyeksi Asumsi Pertumbuhan
pelanggan dan intensitas energi yang ada pada PDRB
Key Assumptions.
Empat Sektor Pelanggan
Tahap perencanaan pengujian bertujuaan Rumah
Tahun Bisnis Publik Industri
agar proses pengujian memiliki keluaran sesuai Tangga
(%) (%) (%)
(%)
kebutuhan dalam penelitian ini. Dalam proses
2015 6,5 6,9 5,9 5,1
pengujian langkah – langkah yang dilakukan 2016 6,6 6,9 6 5,3
adalah sebagai berikut; (1) Memastikan seluruh 2017 6,6 7 6,1 5,4
data yang dibutuhkan telah tersedia, (2) 2018 6,7 7 6,2 5,6
2019 6,8 7,1 6,3 5,7
Memastikan pengaturan parameter dasar telah
2020 6,9 7,1 6,4 5,9
setting dengan benar dan sesuai kebutuhan, (3) 2021 7 7,1 6,5 6,1
Memastikan data-data yang dimasukan ke 2022 7 7,2 6,6 6,2
dalam software LEAP telah sesuai, (4) 2023 7,1 7,2 6,8 6,4
2024 7,1 7,3 6,9 6,5
Memastikan ekspresi/formula yang dimasukan 2025 7,2 7,3 7 6,7
ke dalam software LEAP benar dan sesuai 2026 7,2 7,3 7,1 6,9
kebutuhan, (5) Melakukan simulasi proyeksi 2027 7,3 7,4 7,2 7
kebutuhan energi listrik pada software LEAP 2028 7,4 7,4 7,3 7,2
2029 7,4 7,5 7,4 7,3
pada masing-masing skenario yang telah dibuat. 2030 7,5 7,5 7,5 7,5
33
Gagat Dwiyoko: Proyeksi Kebutuhan Energi Listrik Kabupaten Purbalingga…
Tabel 3. Hasil Proyeksi Rasio Elektrifikasi konsumsi energi. Hasil proyeksi losses
Hasil Proyeksi Rasio Elektrifikasi ditunjukkan Tabel 5.
Rasio Rasio Tabel 5. Hasil Proyeksi Asumsi Losses
Tahun Elektrifikasi Tahun Elektrifikasi
Tahun Losses (%) Tahun Losses (%)
(%) (%)
2015 10 2023 7,3
2015 87,2 2023 94,0
2016 9,7 2024 7,0
2016 88,1 2024 94
2017 9,3 2025 6,7
2017 88,9 2025 94,9
2018 9,0 2026 6,3
2018 89,8 2026 96,6
2019 8,7 2027 6,0
2019 90,6 2027 97,4
2020 91,5 2028 98,3 2020 8,3 2028 5,7
2021 92,3 2029 99,1 2021 8,0 2029 5,3
2022 93,2 2030 100 2022 7,7 2030 5,0
34
Jurnal Edukasi Elektro, Vol. 4, No. 1, Mei 2020 ISSN 2548-8260 (Media Online)
http://journal.uny.ac.id/index.php/jee/
2025 sebesar 89,7%. Dalam penelitian ini load Hasil proyeksi pelanggan ditunjukkan
factor diasumsikan sebesar 79,0% dan akan pada Tabel 7 dan Tabel 8 merupakan faktor
meningkat hingga 82,0% di tahun 2030. yang berpengaruh terhadap besar kecilnya
konsumsi energi listrik dari masing-masing
sektor.
35
Gagat Dwiyoko: Proyeksi Kebutuhan Energi Listrik Kabupaten Purbalingga…
dari 2015 hingga tahun 2030 dengan total Pertumbuhan sektor pelanggan industri
206.453 pelanggan menjadi 290.742 pada dalam kurun waktu 15 tahun sebesar 132% pada
skenario satu dan menjadi 265.438 pada skenario satu dan 53% pada skenario kedua.
skenario kedua. Peningkatan jumlah pelanggan Selisih pertumbuhan skenario satu dengan
dalam kurun waktu 15 tahun adalah 40% pada skenario dua sebesar 79%. Perbedaan
skenario satu dan 28,5% pada skenario kedua. pertumbuhan skenario satu dengan dua di
pengaruhi faktor pertumbuhan ekonomi dan
Perbedaan pertumbuhan pelanggan sektor
faktor kapasitas pelanggan yang di gunakan
rumah tangga pada skenario satu dan dua
dalam skenario kedua sedangkan skenario satu
disebabkan oleh faktor pertumbuhan penduduk
hanya berdasarkan pertumbuhan tahun
serta pertumbuhan rumah tangga. Pada skenario
sebelumnya.
satu pertumbuhan penduduk dan rumah tangga
konstan dengan pertumbuhan penduduk sebesar Hasil proyeksi intensitas energi
1,04% dan pertumbuhan rumah tangga sebesar merupakan faktor yang mempengaruhi besarnya
1,01%. Sedangkan pada skenario kedua konsumsi energi listrik baik pada skenario satu
pertumbuhan penduduk mengalami penurunan, maupun skenario kedua. Hasil proyeksi
pada tahun 2022 pertumbuhan penduduk intensitas energi masing-masing skenario
sebesar 0,58% dan pada tahun 2025 sebesar ditunjukkan pada Tabel 9 dan 10.
0,41% begitu juga dengan pertumbuhkan rumah
Tabel 9. Hasil Proyeksi Intensitas Energi
tangga menurun menjadi 0,55% pada tahun
Skenario Satu
2022 dan 0,38% di tahun 2025. Pertumbuhan
Intensitas Energi
penduduk dan rumah tangga pada skenario dua
Tahun Rumah
didasarkan pada proyeksi perumbuhan Bisnis Publik Industri
Tangga
penduduk Indonesia Provinsi Jawa Tengah. 2015 1,1 6,0 3,0 355,0
Pertumbuhan pelanggan sektor bisnis 2016 1,1 6,0 3,1 371,9
dalam kurun waktu 15 tahun sebesar 210% pada 2017 1,1 6,0 3,1 389,6
2018 1,1 6,1 3,2 408,2
skenario satu dan 80% pada skenario kedua.
2019 1,1 6,1 3,2 427,6
Selisih pertumbuhan skenario satu dengan
2020 1,1 6,1 3,3 448,0
skenario dua sebesar 130%. Perbedaan 2021 1,1 6,1 3,3 469,3
pertumbuhan skenario satu dengan dua di 2022 1,1 6,1 3,4 491,6
pengaruhi faktor pertumbuhan ekonomi dan 2023 1,1 6,1 3,4 515,0
faktor kapasitas pelanggan yang di gunakan 2024 1,1 6,2 3,5 539,6
dalam skenario kedua sedangkan skenario satu 2025 1,1 6,2 3,5 565,2
hanya berdasarkan pertumbuhan tahun 2026 1,1 6,2 3,6 592,1
sebelumnya. 2027 1,1 6,2 3,7 620,3
2028 1,1 6,2 3,7 649,9
Pertumbuhan sektor pelanggan publik 2029 1,1 6,2 3,8 680,8
dalam kurun waktu 15 tahun sebesar 153% pada 2030 1,1 6,2 3,8 713,2
sekenario satu dan 58,69% pada skenario kedua.
Selisih pertumbuhan skenario satu dengan Hasil proyeksi konsumsi energi listrik di
skenario dua sebesar 94.31%. Perbedaan Kabupaten Purbalingga menunjukan adanya
pertumbuhan skenario satu dengan dua di peningkatan dari tahun 2015 hingga 2030
pengaruhi faktor pertumbuhan ekonomi dan dengan total konsumsi energi 295.548,7 MWh
faktor kapasitas pelanggan yang di gunakan menjadi 645.892,6 MWh pada skenario satu dan
dalam skenario kedua sedangkan skenario satu menjadi 476.643,1 MWh pada skenario kedua.
hanya berdasarkan pertumbuhan tahun Peningkatan konsumsi energi dalam kurun
sebelumnya. waktu 15 tahun adalah 118% pada skenario satu
36
Jurnal Edukasi Elektro, Vol. 4, No. 1, Mei 2020 ISSN 2548-8260 (Media Online)
http://journal.uny.ac.id/index.php/jee/
37
Gagat Dwiyoko: Proyeksi Kebutuhan Energi Listrik Kabupaten Purbalingga…
kenaikan, sehingga diperlukan rencana Tabel 12. Hasil Proyeksi Beban Puncak
penambahan kapasitas pembangkit. Skenario Kedua
Beban Beban
Pertumbuhan konsumsi energi listrik dari Tahun Tahun
Puncak(MW) Puncak(MW)
tahun 2015 hingga tahun 2030 pada sektor
2015 47,5 2023 62,6
pelanggan rumah tangga dari total konsumsi
2016 49,3 2024 63,6
energi 210.124,5 MWh menjadi 296.015,6
2017 51,2 2025 64,6
MWh naik 40,8% pada skenario satu sedangkan
2018 53,3 2026 65,6
pada skenario kedua konsumsi energi menjadi
2019 55,6 2027 66,7
297.541 MWh naik 41,6%.
2020 58,0 2028 67,7
Pada sektor pelanggan bisnis total 2021 60,5 2029 68,8
konsumsi dari 21.494 MWh menjadi 78.311,3 2022 61,5 2030 69,8
MWH naik 269% pada skenario satu sedangkan
pada skenario kedua konsumsi energi menjadi Hasil proyeksi beban puncak diperlukan
43.129,3 MWh naik 100%. Ditinjau pada sektor sebagai acuan dalam menambah kapasitas trafo
pelanggan publik dari total konsumsi energi di gardu induk Kabupaten Purbalingga.
19.195,1 MWh menjadi 62.219,4 MWh naik Proyeksi beban puncak dihitung berdasarkan
224% sedangkan pada skenario kedua konsumsi dari total konsumsi energi dan nilai load factor.
energi menjadi 36.756,2 MWh naik 91%. Proyeksi beban puncak pada tahun 2030 untuk
Ditinjau sektor pelanggan industri, dari total skenario satu sebesar 94,6 MW dan 69,8 MW
konsumsi energi 44.735 MWh menjadi pada skenario dua. Presentase peningkatan
209.346,3 MWh naik 367% sedangkan pada beban puncak dari tahun 2015 hingga tahun
skenario kedua konsumsi energi menjadi 2030 sebesar 99,46% pada skenario satu dan
99.216,6 MWh naik 122%. 47,2% pada skenario dua. Selesih pertumbuhan
Hasil proyeksi beban puncak merupakan beban puncak antara skenario satu dengan dua
hasil dari perhitungan total konsumsi energi sebesar 52,26%.
dengan load factor. Hasil proyeksi beban Kapasitas trafo di gardu induk Kabupaten
puncak ditunjukkan pada Tabel 11 dan Tabel Purbalingga sebesar 30 MW. Kapsitas tersebut
12. belum cukup untuk menyuplai energi listrik jika
Tabel 11. Hasil Proyeksi Beban Puncak dilihat proyeksinya sampai pada tahun 2030.
Skenario Satu Perlu adanya penambahan kapasitas trafo
Beban Beban sebesar 90 MW atau 300% dari kapasitas
Tahun Tahun
Puncak(MW) Puncak(MW) sebelumnya pada skenario satu atau melakukan
2015 47,5 2023 66,3 penambahan 60 MW atau 200% dari kapasitas
2016 49,3 2024 69,4 sebelumnya jika skenario kedua diterapkan oleh
2017 51,2 2025 72,9 pemerintah Kabupaten Purbalingga. Adanya
2018 53,3 2026 76,6 penambahaan kapasitas trafo untuk menjamin
2019 55,6 2027 80,6 kestabilan energi listrik di Kabupaten
2020 58,0 2028 84,9 Purbalingga hingga tahun 2030
2021 60,5 2029 89,6
2022 63,3 2030 94,6 SIMPULAN
38
Jurnal Edukasi Elektro, Vol. 4, No. 1, Mei 2020 ISSN 2548-8260 (Media Online)
http://journal.uny.ac.id/index.php/jee/
39
Gagat Dwiyoko: Proyeksi Kebutuhan Energi Listrik Kabupaten Purbalingga…
40