0% found this document useful (0 votes)
31 views12 pages

Proyeksi Kebutuhan Energi Listrik Kabupaten Purbal

This document discusses projecting the electrical energy needs of Purbalingga Regency, Indonesia until 2030 using LEAP software. It will project needs for each customer sector (household, business, public, industrial) and peak load. Projections will use the econometric, trend, and end-use approaches. Projections will be tested under two scenarios: business as usual and policy scenario. The projections can be used as a reference to ensure adequate electricity supply in Purbalingga Regency. Additional transformer capacity may be needed under the business as usual scenario to meet projected needs until 2030.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
31 views12 pages

Proyeksi Kebutuhan Energi Listrik Kabupaten Purbal

This document discusses projecting the electrical energy needs of Purbalingga Regency, Indonesia until 2030 using LEAP software. It will project needs for each customer sector (household, business, public, industrial) and peak load. Projections will use the econometric, trend, and end-use approaches. Projections will be tested under two scenarios: business as usual and policy scenario. The projections can be used as a reference to ensure adequate electricity supply in Purbalingga Regency. Additional transformer capacity may be needed under the business as usual scenario to meet projected needs until 2030.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 12

Jurnal Edukasi Elektro, Vol. 4, No.

1, Mei 2020 ISSN 2548-8260 (Media Online)


http://journal.uny.ac.id/index.php/jee/

PROYEKSI KEBUTUHAN ENERGI LISTRIK KABUPATEN


PURBALINGGA TAHUN 2030 MENGGUNAKAN
SOFTWARE LEAP

Gagat Dwiyoko1, Toto Sukisno2, Eko Swi Damarwan3


123
Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Universitas Negeri Yogyakarta
Email: [email protected]

ABSTRACT

The purpose of this study is to project the electrical energy needs of each customer sector and the peak
load in Purbalingga Regency until 2030 using the LEAP software. The projected results are expected to be a
reference in the supply of electrical energy in Purbalingga Regency to ensure the availability of electricity in
Purbalingga Regency. This method of projecting electrical energy needs is carried out with the Econometry,
Trend, and End-Use approaches. The development and manufacturing phases consist of: (1) needs analysis, (2)
simulation design, (3) simulation phase, and (4) testing process with two scenarios. The projected electrical
energy requirements in this research are tested with two scenarios, namely the Business As Usual scenario and
the Policy scenario. The results of the projected electricity needs of Purbalingga Regency in 2030 use the
Business As Usual scenario in the household customer sector of 296.015,6 MWh, the business sector 78.311,3
MWh, the public sector 62.219,4 MWh and the industrial sector equal to 209.346,3 MWh with a peak load of
94,6 MW. In the policy scenario, the household sector's electricity needs are 297.541 MWh, the business sector
is 43.129,3 MWh, the public sector is 36.756,2 MWh, and the industrial sector is 99.216,6 MWh with a peak
load of 69,8 MW. In the Business As Usual scenario, it is necessary to increase the capacity of the transformer
by 90 MW or 300% of the previous capacity, but if the policy scenario applied is to increase the capacity of the
transformer by 60 MW or 200% of the previous capacity. Additional transformer capacity is needed to ensure
the availability of electricity in Purbalingga Regency until 2030.

Keywords: Projected electrical energy requirements, LEAP software

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memproyeksikan kebutuhan energi listrik tiap sektor pelanggan
serta beban puncak di Kabupaten Purbalingga hingga tahun 2030 menggunakan software LEAP. Hasil proyeksi
diharapkan dapat menjadi acuan dalam penyediaan energi listrik dan guna menjamin ketersediaan energi listrik
di Kabupaten Purbalingga. Metode proyeksi kebutuhan energi listrik ini dilakukan dengan pendekatan
Ekonometri, Trend, dan End-Use. Tahap- tahap pengembangan dan pembuatan yang terdiri dari: (1) analisis
kebutuhan, (2) perancangan simulasi, (3) tahap simulasi, dan (4) proses pengujian dengan dua skenario. Proyeksi
kebutuhan energi listrik dalam penelitian ini diuji dengan dua skenario yaitu skenario Business As Usual dan
skenario Kebijakan. Hasil proyeksi kebutuhan energi listrik Kabupaten Purbalingga tahun 2030 menggunakan
skenario Business As Usual pada sektor pelanggan rumah tangga sebesar 296.015,6 MWh, sektor bisnis 78.311,3
MWh, sektor publik 62.219,4 MWh dan sektor industri sebesar 209.346,3 MWh dengan beban puncak 94,6
MW. Pada skenario kebijakan kebutuhan energi listrik sektor rumah tangga sebesar 297.541 MWh, sektor bisnis
43.129,3 MWh, sektor publik 36.756,2 MWh dam sektor industri sebesar 99.216,6 MWh dengan beban puncak
69,8 MW. Pada skenario Business As Usual diperlukan penambahan kapasitas trafo sebesar 90 MW atau 300%
kapasitas sebelumnya namun jika skenario kebijakan yang diterapkan penambahan kapasitas trafo sebesar 60
MW atau 200% dari kapasitas sebelumnya. Penambahan kapasitas trafo diperlukan guna menjamin ketersediaan
energi listrik di Kabupaten Purbalingga hingga tahun 2030.

Kata kunci: Proyeksi kebutuhan energi listrik, software LEAP

29
Gagat Dwiyoko: Proyeksi Kebutuhan Energi Listrik Kabupaten Purbalingga…

PENDAHULUAN Terdapat berbagai model pendekatan


untuk menyusun prakiraan kebutuhan tenaga
Ketersediaan energi listrik merupakan listrik yang tersedia antara lain: pendekatan
aspek yang sangat penting dan bahkan menjadi ekonometrik, proses, time series, end-use, trend
suatu parameter untuk mendukung keberhasilan maupun gabungan dari berbagai model
pembangunan suatu daerah. Energi listrik yang pendekatan perencanaan (Prawaningtyas, 2009).
memadai dan tepat sasaran akan memacu Metode yang digunakan sebagai pendekatan
perkembangan pembangunan daerah seperti untuk proyeksi kebutuhan energi listrik pada
sektor industri, bisnis, pelayanan publik, dan penelitian ini adalah metode pendekatan
bahkan kualitas hidup masyarakat. Penggunaan ekonometri, trend, dan end-use. Perbedaan
energi listrik secara langsung maupun tidak utama dari ketiga metode tersebut adalah pada
langsung akan mempengaruhi pertumbuhan jenis data yang dimasukkan (data input). Pada
ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. model ekonometri, data yang digunakan sebagai
Penggunaan energi listrik diperkirakan akan data masukan seperti pendapatan daerah,
selalu meningkat setiap tahunnya. Hal ini pendapatan per kapita dan data lain yang
dikarenakan oleh semakin berkembangnya bersifat ekonomi, kemudian dihubungkan
kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi. dengan kebutuhan energi (Herbst, A., Toro, F.,
Banyak faktor yang berpengaruh terhadap Reitze, F., & Jochem, E., 2012).
tingkat kebutuhan tenaga listrik, seperti faktor
ekonomi,kependudukan, rencana pembangunan, Pendekatan trend dilakukan dengan
dan lain-lain (Suhono, 2009:16). melakukan proyeksi berdasarkan data historis di
masa lalu (Suhono, 2009:17). Data tersebut
Kabupaten Purbalingga merupakan salah kemudian diekstrapolasikan berdasarkan
satu daerah yang kebutuhan energi listriknya kecenderungan yang terjadi. Keunggulannya
terus meningkat. Hal itu disebabkan karena di adalah data yang diperlukan bersifat sederhana.
Kabupaten Purbalingga jumlah penduduk serta Namun, ada juga kelemahannya terutama
faktor ekonominya terus meningkat (Rencana karena tidak dapat menggambarkan perubahan
Pembangunan Jangka Menengah Daerah struktural yang terjadi dari masing-masing
(RPJMD) Kab. Purbalingga 2016-2021, 2018: variabel yang berpengaruh baik untuk faktor
82). Ditambah lagi dengan banyaknya teknologi maupun ekonomi. Selain itu, ada
pembangunan industri-industri yang kecenderungan bahwa kejadian di masa lalu
memerlukan banyak energi listrik. Untuk tidak secara tegas akan menggambarkan kondisi
mengantisipasi kurangnya pemenuhan pada masa yang akan datang.
kebutuhan energi listrik di masa yang akan
datang maka perlu adanya proyeksi kebutuhan Metode pendekatan end-use juga dikenal
energi listrik agar penyedia energi listrik dalam sebagai pendekatan engineering model.
hal ini PT. PLN mempunyai acuan untuk Pendekatan ini akan lebih detail walaupun
menambah kapasitas suplai energi listrik di secara perhitungan menggunakan fungsi yang
Kabupaten Purbalingga. lebih sederhana (Djohar, A., & Musaruddin, M,
2017). Pertimbangan teknologi yang digunakan
Menurut pedoman penyusunan rencana dalam proses aliran energi juga menjadi
umum ketenagalistrikan daerah yang diterbitkan variabel perhitungan. Pendekatan ini sangat
oleh Kementrian ESDM (2015), terdapat 4 cocok untuk keperluan proyeksi efisiensi energi
sektor konsumsi energi dalam pembagian karena dimungkinkan untuk secara eksplisit
pelanggan yaitu: sektor rumah tangga, sektor mempertimbangkan perubahan teknologi dan
bisnis, sektor publik, dan sektor industri. Sektor tingkat pelayanan. Permintaan energi dari
tersebut yang akan dilakukan proyeksi masing-masing kegiatan merupakan produk dari
kebutuhan energi listriknya. dua faktor, yaitu tingkat aktivitas (layanan

30
Jurnal Edukasi Elektro, Vol. 4, No. 1, Mei 2020 ISSN 2548-8260 (Media Online)
http://journal.uny.ac.id/index.php/jee/

energi) dan intensitas energi (penggunaan energi listrik Kabupaten Konawe Kepulauan
energi per unit layanan energi). Selain itu, diantaranya yaitu potensi energi air, potensi
permintaan total maupun permintaan energi energi tenaga surya (Djohar, A., & Musaruddin,
sektoral dipengaruhi oleh rincian kegiatan yang M, 2017). LEAP mampu merangkai skenario
berbeda yang membentuk komposisi, atau untuk berapa konsumsi energi listrik yang
struktur permintaan energi. dipakai, dikonversi, dan diproduksi dalam suatu
sistem energi dengan berbagai alternatif.
Proses proyeksi kebutuhan energi listrik
Asumsi yang dapat digunakan sebagai alternatif
memerlukan perangkat lunak. Perangkat
LEAP meliputi kependudukan, pembangunan
tersebut digunakan untuk mengolah serta
ekonomi, teknologi, harga, dan sebagainya.
mendapatkan hasil proyeksi kebutuhan energi
Oleh karena itu penelitian ini membahas terkait
listrik. Salah satu perangkat lunak yang dapat
proyeksi kebutuhan energi listrik meliputi:
digunakan untuk melakukan proyeksi
pertumbuhan konsumsi energi listrik, persentase
kebutuhan energi listrik adalah perangkat lunak
kenaikan beban puncak, dan penambahan
LEAP (Long Range Energy Alternative
kapasitas trafo di Kabupaten Purbalingga dari
Planning. LEAP terdiri dari empat modul utama
tahun 2015 sampai 2030 menggunakan software
yaitu Modul Variabel Penggerak (Driver
Variable) yang dalam versi baru disebut juga LEAP.
Key Assumptions, Modul Permintaan (Demand),
METODE
Modul Transformasi (Transformation) dan
Modul Sumber Daya Energi (Resources) Metode proyeksi kebutuhan energi listrik
(Winarno, O. T, 2006). Gambar software LEAP dilakukan dengan pendekatan Ekonometri,
ditampilkan pada Gambar 1. Trend, dan End-Use dengan skenario Business
As Usual dan kebijakan. Metode penelitian ini
terdiri dari empat langkah yaitu analisis
kebutuhan, konsep perancangan, tahap simulasi,
dan perencanaan pengujian.
Tahap Analisis Kebutuhan, proyeksi
kebutuhan energi listrik di masa yang akan
datang diperlukan data-data serta peralatan yang
mendukung proses proyeksi kebutuhan energi
Gambar 1. Tampilan Software LEAP listrik. Data yan diperlukan meliputi: daftar
peralatan, bahan, jumlah penduduk, data Produk
Terkait prakiraan energi listrik yang
Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten
menggunakan LEAP terdapat beberapa
Purbalingga, pelanggan energi listrik, konsumsi
penelitian yang relevan. Penelitian terkait
energi listrik, intensistas energi lisrik, faktor
proyeksi kebutuhan dan penyediaan energi
kapasitas pelanggan, elastisistas energi, dan data
listrik di Jawa Tengah yang menyajikan hasil
asumsi.
prakiraan berupa neraca komuditas listrik,
konsumsi energi, dan produksi energi listrik Tahapan Perancangan merupakan
(Hermawan, H., & Karnoto, K, 2011). tahapan untuk merancang kebutuhan proses
Penelitian lain berupa analisis kebutuhan dan simulasi di perangkat lunak LEAP (Winarno, O.
penyediaan energi listrik di Kabupaten Konawe T, 2006). Pada tahap perencanaan Tree Modul
Kepulauan Tahun 2017-2036 dengan Penggerak (Key Assumption), modul variable
menggunakan perangkat lunak LEAP Penggerak (Key Assumption) berisi parameter
menyajikan potensi energi yang dapat dasar yang akan mempengaruhi modul
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan permintaan. Parameter modul penggerak berupa

31
Gagat Dwiyoko: Proyeksi Kebutuhan Energi Listrik Kabupaten Purbalingga…

rancangan tree modul variabel penggerak secara rinci terdapat pada Tabel 1 berikut.

Tabel 1. Rancangan Tree Modul Variabel Penggerak


Kategori Branch Units
Pelanggan Jumlah Penduduk Jiwa
Jumlah Orang Per Rumah Tangga Jumlah Orang/Rumah Tangga
Jumlah Rumah Tangga Rumah Tangga
Rasio Elektrifikasi Persen
Pelanggan Rumah Tangga Pelanggan
Pelanggan Publik Pelanggan
Pelanggan Bisnis Pelanggan
Pelanggan Industri Pelanggan
a_Losses Persen
a_loadfactor Persen
Intensitas Intensitas Energi Rumah Tangga MWh/Pelanggan
Energi Intensitas Energi Publik MWh/Pelanggan
Intensitas Energi Bisnis MWh/Pelanggan
Intensitas Energi Industri MWh/Pelanggan

Perencanaan Tree Modul permintaan tahun 2022 - 2030 perhitungan pertumbuhannya


(demand) yaitu merupakan modul yang dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan ekonomi.
berfungsi untuk menghitung permintaan energi, Diasumsikan dengan disusunnya RPJMD yang
penelitian ini menghitung permintaan energi baru pertumbuhan kebutuhan energi listrik
listrik berdasarkan parameter yang ada pada dapat dikontrol dan sebanding dengan
modul variabel penggerak (Key Assumptions). pertumbuhan ekonomi. Selain karena faktor
ekonomi, dalam skenario ini pertumbuhan
Pada tahap Perancangan Skenario
penduduk juga akan dikendalikan sesuai
Proyeksi, simulasi yang digunakan berupa dua
kebijakan pemerintah. Selanjutnya dalam
skenario berdasarkan pendekatan Ekonometri,
penelitian ini skenario kebijakan akan disebut
Trend dan End-Use yaitu; (1) Skenario Business
dengan skenario kedua.
As Usual dimana pertumbuhan kebutuhan
energi listrik akan terus tumbuh tanpa adanya Setelah konsep rancangan telah dibuat
kendali dari faktor ekonomi maupun kebijakan- kemudian dilanjutkan dengan Tahap Simulasi.
kebijakan yang lainnya. Selanjutnya dalam Tujuan tahap simulasi adalah
penelitian ini skenario Business As Usual akan mengimplementasikan tahapan perancangan ke
disebut dengan skenario satu, (2) Skenario dalam software LEAP. Tahap simulasi meliputi;
Kebijakan dimana proyeksi energi kebutuhan (1) Pengaturan Parameter Dasar dimana
energi listrik akan dihitung dari tahun 2016 pengaturan parameter dasar berupa pengaturan
hingga 2030. Perhitungan menggunakan dua tahun dasar simulasi, tahun akhir simulasi, serta
skenario pertumbuhan permintaan energi yaitu tahun awal skenario, (2) Pembuatan Tree Key
skenario pertama untuk tahun 2016 - 2021 yang Assumptions pada software LEAP dimana
dalam penghitungan pertumbuhannya Nama, Data, dan Units diisi berdasarkan
didasarkan pada data historis tahun sebelumnya rancangan yang telah dibuat, (3) Pembuatan
tanpa adanya pengaruh faktor pertumbuhan Tree Demand pada software LEAP, Nama serta
ekonomi ataupun kebijakan lainnya. Hal ini susunannya diisi berdasarkan rancangan yang
diasumsikan karena dalam RPJMD 2016 – 2021 telah dibuat, (3) Pembuatan Skenario untuk
tidak disinggung masalah kebutuhan energi mendapatkan hasil simulasi yang diinginkan
listrik sedangkan pada skenario kedua untuk berdasarkan skenario yang dirancang, (4)

32
Jurnal Edukasi Elektro, Vol. 4, No. 1, Mei 2020 ISSN 2548-8260 (Media Online)
http://journal.uny.ac.id/index.php/jee/

Pembuatan Ekspresi Key Assumptions dimana Pertumbuhan PDRB mengacu pada pada jurnal
Ekspresi adalah perintah yang digunakan pada Kajian Perencanaan Kebutuhan dan Pemenuhan
software LEAP yang berfungsi untuk mengolah Energi Listrik di Kota Manado (Rajagukguk, A.
data-data sedemikan rupa sesuai kebutuhan, S., Pakiding, M., & Rumbayan, M, 2015).
ekspresi yang digunakan yaitu Growth dan Berdasarkan Tabel 2 ditunjukkan bahwa sektor
Interpm, (5) Pembuatan Ekspresi pada Tree bisnis dan rumah tangga memiliki proyeksi
Demand, permintaan energi dihitung asumsi pertumbuhan PDRB paling besar.
berdasarkan dua variabel yaitu jumlah
Tabel 2. Hasil Proyeksi Asumsi Pertumbuhan
pelanggan dan intensitas energi yang ada pada PDRB
Key Assumptions.
Empat Sektor Pelanggan
Tahap perencanaan pengujian bertujuaan Rumah
Tahun Bisnis Publik Industri
agar proses pengujian memiliki keluaran sesuai Tangga
(%) (%) (%)
(%)
kebutuhan dalam penelitian ini. Dalam proses
2015 6,5 6,9 5,9 5,1
pengujian langkah – langkah yang dilakukan 2016 6,6 6,9 6 5,3
adalah sebagai berikut; (1) Memastikan seluruh 2017 6,6 7 6,1 5,4
data yang dibutuhkan telah tersedia, (2) 2018 6,7 7 6,2 5,6
2019 6,8 7,1 6,3 5,7
Memastikan pengaturan parameter dasar telah
2020 6,9 7,1 6,4 5,9
setting dengan benar dan sesuai kebutuhan, (3) 2021 7 7,1 6,5 6,1
Memastikan data-data yang dimasukan ke 2022 7 7,2 6,6 6,2
dalam software LEAP telah sesuai, (4) 2023 7,1 7,2 6,8 6,4
2024 7,1 7,3 6,9 6,5
Memastikan ekspresi/formula yang dimasukan 2025 7,2 7,3 7 6,7
ke dalam software LEAP benar dan sesuai 2026 7,2 7,3 7,1 6,9
kebutuhan, (5) Melakukan simulasi proyeksi 2027 7,3 7,4 7,2 7
kebutuhan energi listrik pada software LEAP 2028 7,4 7,4 7,3 7,2
2029 7,4 7,5 7,4 7,3
pada masing-masing skenario yang telah dibuat. 2030 7,5 7,5 7,5 7,5

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil proyeksi rasio elektrifikasi


menentukan banyaknya jumlah pelanggan pada
Data hasil proses proyeksi menggunakan sektor rumah tangga. Nilai rasio elektrifikasi
software LEAP menghasilkan data hasil pada tahun dasar didapatkan dari presentase
proyeksi asumsi pertumbuhan PDRB dimana hasil pembagian jumlah pelanggan sektor rumah
dalam memproyeksikan kebutuhan energi listrik tangga dengan jumlah rumah tangga. Semakin
di masa yang akan datang diperlukan data besar nilai rasio elektrifikasi maka jumlah
asumsi pertumbuhan PDRB pada masing – pelanggan sektor rumah tangga akan semakin
masing sektor pelanggan. Data pertumbuhan bertambah. Hasil proyeksi rasio elektrifikasi
PDRB masing-masing sektor pelanggan ditunjukkan pada Tabel 3.
ditunjukkan pada Tabel 2.
Berdasarkan Tabel 3 ditunjukkan pada
Hasil proyeksi pertumbuhan PDRB pada tahun 2015 rasio elektrifikasi di Kabupaten
Tabel 2 merupakan proyeksi yang diasumsikan Purbalingga adalah 87,2% dari total rumah
bahwa pertumbuhan PDRB dari tahun dasar tangga sebanyak 225116 (Badan Pusat Statistik
2015 pada masing-masing sektor sebesar 6,5% (BPS) Kab. Purbalingga, 2015). Rasio
pada sektor rumah tangga, 6,9% sektor bisnis, elektrifikasi di Kabupaten Purbalingga
5,9% sektor publik dan 5,1% pada sektor diharapkan mencapai angka 100% tahun 2030.
industri akan mengalami peningkatan Artinya seluruh rumah tangga menikmati energi
pertumbuhan PDRB mencapai 7,5% di tahun listrik. Hasil proyeksi diperoleh dari software
2030 pada masing-masing sektor pelanggan. LEAP menggunakan fungsi interp.

33
Gagat Dwiyoko: Proyeksi Kebutuhan Energi Listrik Kabupaten Purbalingga…

Tabel 3. Hasil Proyeksi Rasio Elektrifikasi konsumsi energi. Hasil proyeksi losses
Hasil Proyeksi Rasio Elektrifikasi ditunjukkan Tabel 5.
Rasio Rasio Tabel 5. Hasil Proyeksi Asumsi Losses
Tahun Elektrifikasi Tahun Elektrifikasi
Tahun Losses (%) Tahun Losses (%)
(%) (%)
2015 10 2023 7,3
2015 87,2 2023 94,0
2016 9,7 2024 7,0
2016 88,1 2024 94
2017 9,3 2025 6,7
2017 88,9 2025 94,9
2018 9,0 2026 6,3
2018 89,8 2026 96,6
2019 8,7 2027 6,0
2019 90,6 2027 97,4
2020 91,5 2028 98,3 2020 8,3 2028 5,7
2021 92,3 2029 99,1 2021 8,0 2029 5,3
2022 93,2 2030 100 2022 7,7 2030 5,0

Berdasarkan Tabel 5 ditunjukkan bahwa hasil


Hasil proyeksi elastisitas energi masing- proyeksi asumsi loses tahun 2015 sebesar 10%
masing sektor pelanggan digunakan sebagai turun menjadi 5,0% pada tahun 2030. Hasil
faktor perhitungan konsumsi energi listrik. proyeksi losses diasumsikan berdasarkan buku
Hasil proyeksi elastisitas energi ditunjukkan ketahanan energi nasional dimana losses
pada Tabel 4.
diharapkan di bawah 10% (Dewan Energi
Tabel 4. Hasil Proyeksi Elastisitas Energi Nasional, 2015). Pada penelitian ini losses
Sektor Pelanggan diasumsikan akan terus berkurang hingga 5%
Tahun Rumah Bisnis Publik Industri
Tangga
pada tahun 2030.
2015 0,9 1,3 1,4 2,1 Hasil proyeksi asumsi load factor
2016 0,9 1,3 1,4 2,1
2017 0,9 1,3 1,3 2,0
digunakan dalam perhitungan beban puncak.
2018 0,9 1,2 1,3 1,9 Hasil proyeksi asumsi load factor ditunjukkan
2019 0,9 1,2 1,3 1,8 pada Tabel 6.
2020 0,9 1,2 1,3 1,8
2021 0,9 1,2 1,2 1,7 Tabel 6. Hasil Proyeksi Asumsi Load Factor
2022 0,9 1,2 1,2 1,6 Load Load
2023 0,9 1,1 1,2 1,5 Tahun Factor Tahun Factor
2024 0,9 1,1 1,2 1,5 (%) (%)
2025 0,9 1,1 1,1 1,4
2015 79,0 2023 80,6
2026 0,9 1,1 1,1 1,3
2027 0,9 1,1 1,1 1,2 2016 79,2 2024 80,8
2028 0,9 1,0 1,1 1,2 2017 79,4 2025 81,0
2029 0,9 1,0 1,0 1,1 2018 79,6 2026 81,2
2030 0,9 1,0 1,0 1,0
2019 79,8 2027 81,4
Berdasarkan Tabel 4 ditunjukkan bahwa 2020 80,0 2028 81,6
elastisitas energi dari tahun dasar 2015 pada
2021 80,2 2029 81,8
masing-masing sektor sebesar 0,9 pada sektor
rumah tangga, 1,3 sektor bisnis, 1,4 sektor 2022 80,4 2030 82,0
publik, dan 2,1 pada sektor industri akan Berdasarkan Tabel 6 ditunjukkan bahwa hasil
dibatasi maksimal bernilai 1 pada tahun 2030 di
proyeksi asumsi load factor tahun 2015 sebesar
setiap sektor. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian Insani, D. S., Badriana, B., & Daud, 79,0% naik menjadi 82,0% pada tahun 2030.
M. (2019: 40) yang menjelaskan elastisitias Hasil proyeksi load factor pada penilitian ini
energi akan menurun terus hingga mencapai didasarkan pada Rencana Penyediaan Umum
0,61 pada tahun 2026 di Kabupaten Bireuen. Tenaga Listrik (RUPTL) PT. PLN tahun 2016 –
Hasil proyeksi asumsi losses pada 2025 dimana pada tahun 2016 load factor di
penelitian ini digunakan untuk menghitung total Provinsi Jawa Tengah sebesar 79,3% dan tahun

34
Jurnal Edukasi Elektro, Vol. 4, No. 1, Mei 2020 ISSN 2548-8260 (Media Online)
http://journal.uny.ac.id/index.php/jee/

2025 sebesar 89,7%. Dalam penelitian ini load Hasil proyeksi pelanggan ditunjukkan
factor diasumsikan sebesar 79,0% dan akan pada Tabel 7 dan Tabel 8 merupakan faktor
meningkat hingga 82,0% di tahun 2030. yang berpengaruh terhadap besar kecilnya
konsumsi energi listrik dari masing-masing
sektor.

Tabel 7. Hasil Proyeksi Pelanggan Skenario Satu


Pelanggan
Tahun
Rumah Tangga Bisnis Publik Industri Total
2015 196.378 6.375 3.574 126 206.453
2016 200.224 6.783 3.886 133 211.026
2017 204.206 7.217 4.225 141 215.789
2018 208.248 7.679 4.594 149 220.670
2019 212.351 8.170 4.995 157 225.673
2020 216.516 8.693 5.431 167 230.807
2021 220.743 9.249 5.905 176 236.073
2022 225.034 9.841 6.420 186 241.481
2023 229.388 10.471 6.981 197 247.037
2024 233.808 11.141 7.591 209 252.749
2025 238.294 11.854 8.253 221 258.622
2026 242.846 12.613 8.974 234 264.667
2027 247.466 13.420 9.757 247 270.890
2028 252.154 14.279 10.609 262 277.304
2029 256.912 15.193 11.535 277 283.917
2030 261.741 16.166 12.542 293 290.742

Tabel 8. Hasil Proyeksi Pelanggan Skenario Kedua


Pelanggan
Tahun Rumah
Bisnis Publik Industri Total
Tangga
2015 196.378 6.375 3.574 126 206.453
2016 200.224 6.783 3.886 133 211.026
2017 204.206 7.217 4.225 141 215.789
2018 208.248 7.679 4.594 149 220.670
2019 212.351 8.170 4.995 157 225.673
2020 216.516 8.693 5.431 167 230.807
2021 220.743 9.249 5.905 176 236.073
2022 224.009 9.342 5.964 178 239.493
2023 227.304 9.435 6.024 180 242.943
2024 230.628 9.530 6.084 182 246.424
2025 233.587 9.625 6.145 183 249.540
2026 236.564 9.721 6.206 185 252.676
2027 239.561 9.819 6.269 187 255.836
2028 242.578 9.917 6.331 189 259.015
2029 245.613 10.016 6.395 191 262.215
2030 248.669 10.117 6.459 193 265.438

Hasil proyeksi pelanggan di Kabupaten Purbalingga menunjukkan adanya peningkatan

35
Gagat Dwiyoko: Proyeksi Kebutuhan Energi Listrik Kabupaten Purbalingga…

dari 2015 hingga tahun 2030 dengan total Pertumbuhan sektor pelanggan industri
206.453 pelanggan menjadi 290.742 pada dalam kurun waktu 15 tahun sebesar 132% pada
skenario satu dan menjadi 265.438 pada skenario satu dan 53% pada skenario kedua.
skenario kedua. Peningkatan jumlah pelanggan Selisih pertumbuhan skenario satu dengan
dalam kurun waktu 15 tahun adalah 40% pada skenario dua sebesar 79%. Perbedaan
skenario satu dan 28,5% pada skenario kedua. pertumbuhan skenario satu dengan dua di
pengaruhi faktor pertumbuhan ekonomi dan
Perbedaan pertumbuhan pelanggan sektor
faktor kapasitas pelanggan yang di gunakan
rumah tangga pada skenario satu dan dua
dalam skenario kedua sedangkan skenario satu
disebabkan oleh faktor pertumbuhan penduduk
hanya berdasarkan pertumbuhan tahun
serta pertumbuhan rumah tangga. Pada skenario
sebelumnya.
satu pertumbuhan penduduk dan rumah tangga
konstan dengan pertumbuhan penduduk sebesar Hasil proyeksi intensitas energi
1,04% dan pertumbuhan rumah tangga sebesar merupakan faktor yang mempengaruhi besarnya
1,01%. Sedangkan pada skenario kedua konsumsi energi listrik baik pada skenario satu
pertumbuhan penduduk mengalami penurunan, maupun skenario kedua. Hasil proyeksi
pada tahun 2022 pertumbuhan penduduk intensitas energi masing-masing skenario
sebesar 0,58% dan pada tahun 2025 sebesar ditunjukkan pada Tabel 9 dan 10.
0,41% begitu juga dengan pertumbuhkan rumah
Tabel 9. Hasil Proyeksi Intensitas Energi
tangga menurun menjadi 0,55% pada tahun
Skenario Satu
2022 dan 0,38% di tahun 2025. Pertumbuhan
Intensitas Energi
penduduk dan rumah tangga pada skenario dua
Tahun Rumah
didasarkan pada proyeksi perumbuhan Bisnis Publik Industri
Tangga
penduduk Indonesia Provinsi Jawa Tengah. 2015 1,1 6,0 3,0 355,0
Pertumbuhan pelanggan sektor bisnis 2016 1,1 6,0 3,1 371,9
dalam kurun waktu 15 tahun sebesar 210% pada 2017 1,1 6,0 3,1 389,6
2018 1,1 6,1 3,2 408,2
skenario satu dan 80% pada skenario kedua.
2019 1,1 6,1 3,2 427,6
Selisih pertumbuhan skenario satu dengan
2020 1,1 6,1 3,3 448,0
skenario dua sebesar 130%. Perbedaan 2021 1,1 6,1 3,3 469,3
pertumbuhan skenario satu dengan dua di 2022 1,1 6,1 3,4 491,6
pengaruhi faktor pertumbuhan ekonomi dan 2023 1,1 6,1 3,4 515,0
faktor kapasitas pelanggan yang di gunakan 2024 1,1 6,2 3,5 539,6
dalam skenario kedua sedangkan skenario satu 2025 1,1 6,2 3,5 565,2
hanya berdasarkan pertumbuhan tahun 2026 1,1 6,2 3,6 592,1
sebelumnya. 2027 1,1 6,2 3,7 620,3
2028 1,1 6,2 3,7 649,9
Pertumbuhan sektor pelanggan publik 2029 1,1 6,2 3,8 680,8
dalam kurun waktu 15 tahun sebesar 153% pada 2030 1,1 6,2 3,8 713,2
sekenario satu dan 58,69% pada skenario kedua.
Selisih pertumbuhan skenario satu dengan Hasil proyeksi konsumsi energi listrik di
skenario dua sebesar 94.31%. Perbedaan Kabupaten Purbalingga menunjukan adanya
pertumbuhan skenario satu dengan dua di peningkatan dari tahun 2015 hingga 2030
pengaruhi faktor pertumbuhan ekonomi dan dengan total konsumsi energi 295.548,7 MWh
faktor kapasitas pelanggan yang di gunakan menjadi 645.892,6 MWh pada skenario satu dan
dalam skenario kedua sedangkan skenario satu menjadi 476.643,1 MWh pada skenario kedua.
hanya berdasarkan pertumbuhan tahun Peningkatan konsumsi energi dalam kurun
sebelumnya. waktu 15 tahun adalah 118% pada skenario satu

36
Jurnal Edukasi Elektro, Vol. 4, No. 1, Mei 2020 ISSN 2548-8260 (Media Online)
http://journal.uny.ac.id/index.php/jee/

dan 61,3% pada skenario kedua. Hal ini sejalan


dengan hasil penelitian dari Asri, R (2017: 46)
yang menjelaskan bahwa proyeksi konsumsi
energi persektor di Sulawesi Selatan selalu naik
setiap tahunnya. Berdasarkan hasil proyeksi
diketahui perbedaan pertumbuhan konsumsi
energi listrik antara skenario satu dengan dua
sebesar 56,7%.
Tabel 10. Hasil Proyeksi Intensitas Energi
Pelanggan Skenario Kedua
Intensitas Energi
Gambar 2. Proporsi Konsumsi Energi Listrik
Tahun Rumah
Bisnis Publik Industri Skenario Satu
Tangga
2015 1,1 6,0 3,0 355,0
2016 1,1 6,0 3,1 371,9
2017 1,1 6,0 3,1 389,6
2018 1,1 6,1 3,2 408,2
2019 1,1 6,1 3,2 427,6
2020 1,1 6,1 3,3 448,0
2021 1,1 6,1 3,3 469,3
2022 1,1 6,2 3,4 474,0
2023 1,1 6,2 3,4 478,7
2024 1,1 6,3 3,4 483,5
2025 1,1 6,4 3,5 488,4
2026 1,1 6,4 3,5 493,3
2027 1,2 6,5 3,5 498,2 Gambar 3. Proporsi Konsumsi Energi Listrik
2028 1,2 6,5 3,6 503,2 Skenario Dua
2029 1,2 6,6 3,6 508,2
Total konsumsi energi listrik adalah hasil
2030 1,2 6,7 3,6 513,3
dari konsumsi energi listrik ditambah dengan
losses. Total konsumsi energi mengalami
Proporsi konsumsi energi listrik tahun
peningkatan dari tahun ke tahun karena
2030 di Kabupaten Purbalingga pada skenario
dipengaruhi oleh konsumsi energi yang terus
satu ditunjukkan pada Gambar 2 dan proporsi
meningkat. Meskipun losses dari tahun ke tahun
konsumsi energi listrik pada skenario dua
semakin berkurang tetapi tidak membuat total
ditunjukkan pada Gambar 3.
konsumsi energi menurun. Presentase
peningkatan total konsumsi energi listrik dari
tahun 2015 hingga tahun 2030 sebesar 107%
pada skenario satu dan 52,7% pada skenario
dua. Selesih pertumbuhan total konsumsi energi
listrik antara skenario satu dengan dua sebesar
54,3%. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
Kassa, D., Tuegeh, M., & Pakiding, M (2014:
53) yang menjelaskan bahwa berdasarkan hasil
proyeksi kebutuhan energi listrik Sulut
(Sulawesi Utara) sampai 2020 mengalami

37
Gagat Dwiyoko: Proyeksi Kebutuhan Energi Listrik Kabupaten Purbalingga…

kenaikan, sehingga diperlukan rencana Tabel 12. Hasil Proyeksi Beban Puncak
penambahan kapasitas pembangkit. Skenario Kedua
Beban Beban
Pertumbuhan konsumsi energi listrik dari Tahun Tahun
Puncak(MW) Puncak(MW)
tahun 2015 hingga tahun 2030 pada sektor
2015 47,5 2023 62,6
pelanggan rumah tangga dari total konsumsi
2016 49,3 2024 63,6
energi 210.124,5 MWh menjadi 296.015,6
2017 51,2 2025 64,6
MWh naik 40,8% pada skenario satu sedangkan
2018 53,3 2026 65,6
pada skenario kedua konsumsi energi menjadi
2019 55,6 2027 66,7
297.541 MWh naik 41,6%.
2020 58,0 2028 67,7
Pada sektor pelanggan bisnis total 2021 60,5 2029 68,8
konsumsi dari 21.494 MWh menjadi 78.311,3 2022 61,5 2030 69,8
MWH naik 269% pada skenario satu sedangkan
pada skenario kedua konsumsi energi menjadi Hasil proyeksi beban puncak diperlukan
43.129,3 MWh naik 100%. Ditinjau pada sektor sebagai acuan dalam menambah kapasitas trafo
pelanggan publik dari total konsumsi energi di gardu induk Kabupaten Purbalingga.
19.195,1 MWh menjadi 62.219,4 MWh naik Proyeksi beban puncak dihitung berdasarkan
224% sedangkan pada skenario kedua konsumsi dari total konsumsi energi dan nilai load factor.
energi menjadi 36.756,2 MWh naik 91%. Proyeksi beban puncak pada tahun 2030 untuk
Ditinjau sektor pelanggan industri, dari total skenario satu sebesar 94,6 MW dan 69,8 MW
konsumsi energi 44.735 MWh menjadi pada skenario dua. Presentase peningkatan
209.346,3 MWh naik 367% sedangkan pada beban puncak dari tahun 2015 hingga tahun
skenario kedua konsumsi energi menjadi 2030 sebesar 99,46% pada skenario satu dan
99.216,6 MWh naik 122%. 47,2% pada skenario dua. Selesih pertumbuhan
Hasil proyeksi beban puncak merupakan beban puncak antara skenario satu dengan dua
hasil dari perhitungan total konsumsi energi sebesar 52,26%.
dengan load factor. Hasil proyeksi beban Kapasitas trafo di gardu induk Kabupaten
puncak ditunjukkan pada Tabel 11 dan Tabel Purbalingga sebesar 30 MW. Kapsitas tersebut
12. belum cukup untuk menyuplai energi listrik jika
Tabel 11. Hasil Proyeksi Beban Puncak dilihat proyeksinya sampai pada tahun 2030.
Skenario Satu Perlu adanya penambahan kapasitas trafo
Beban Beban sebesar 90 MW atau 300% dari kapasitas
Tahun Tahun
Puncak(MW) Puncak(MW) sebelumnya pada skenario satu atau melakukan
2015 47,5 2023 66,3 penambahan 60 MW atau 200% dari kapasitas
2016 49,3 2024 69,4 sebelumnya jika skenario kedua diterapkan oleh
2017 51,2 2025 72,9 pemerintah Kabupaten Purbalingga. Adanya
2018 53,3 2026 76,6 penambahaan kapasitas trafo untuk menjamin
2019 55,6 2027 80,6 kestabilan energi listrik di Kabupaten
2020 58,0 2028 84,9 Purbalingga hingga tahun 2030
2021 60,5 2029 89,6
2022 63,3 2030 94,6 SIMPULAN

Hasil proyeksi pertumbuhan konsumsi


energi listrik di Kabupaten Purbalingga
menunjukkan adanya peningkatan dari 2015
hingga tahun 2030 dengan total konsumsi

38
Jurnal Edukasi Elektro, Vol. 4, No. 1, Mei 2020 ISSN 2548-8260 (Media Online)
http://journal.uny.ac.id/index.php/jee/

energi 295.548,7 MWh menjadi 645.892,6 DAFTAR RUJUKAN


MWh pada skenario satu dan menjadi 476.643,1
MWh pada skenario kedua. Peningkatan Asri, R. 2017. Proyeksi Jangka Panjang
Kebutuhan Energi Sulawesi Selatan
konsumsi energi dalam kurun waktu 15 tahun
Menggunakan Skenario Sistem Energi
adalah 118% pada skenario satu dan 61,3% Bersih. Tesis. Universitas Gajah Mada
pada skenario kedua. Perbedaan pertumbuhan Yogyakarta.
konsumsi energi listrik antara skenario satu
Badan Pusat Statistik Kabupaten Purbalingga.
dengan dua sebesar 56,7%. Pertumbuhan 2015. Kabupaten Purbalingga dalam
konsumsi energi listrik dari tahun 2015 hingga Angka 2015. Diunduh pada tanggal 15 Mei
tahun 2030 pada sektor pelanggan rumah tangga 2017 dari,
dari total konsumsi energi 210.124,5 MWh https://purbalinggakab.bps.go.id/website/p
menjadi 296.015,6 MWh naik 40,8% pada df_publikasi/Purbalingga-Dalam-Angka-
skenario satu sedangkan pada skenario kedua 2015.pdf
konsumsi energi menjadi 297.541 MWh naik Dewan Energi Nasional. 2015. Ketahanan
41,6%. Pada sektor pelanggan bisnis total Energi Nasional 2015. Diunduh pada
konsumsi dari 21.494 MWh menjadi 78.311,3 tanggal 12 Juni 2017 dari,
www.den.go.id/index.php/publikasi/downl
MWH naik 269% pada skenario satu sedangkan
oad/29
pada skenario kedua konsumsi energi menjadi
43.129,3 MWh naik 100%. Pada sektor Djohar, A., & Musaruddin, M. 2017. Analisis
Kebutuhan dan Penyediaan Energi Listrik
pelanggan publik dari total konsumsi energi
di Kabupaten Konawe Kepulauan Tahun
19.195,1 MWh menjadi 62.219,4 MWh naik 2017-2036 dengan Menggunakan
224% sedangkan pada skenario kedua konsumsi Perangkat Lunak LEAP. Prosiding
energi menjadi 36.756,2 MWh naik 91%. Pada Seminar Nasional Teknik Elektro
sektor pelanggan industri dari total konsumsi (FORTEI 2017).
energi 44.735 MWh menjadi 209.346,3 MWh
Herbst, A., Toro, F., Reitze, F., & Jochem, E.
naik 367% sedangkan pada skenario kedua
2012. Introduction to energy systems
konsumsi energi menjadi 99.216,6 MWh naik modelling. Swiss Journal of Economics
122%. and Statistics, Vol 148(2), 111-135.
Presentase peningkatan beban puncak Hermawan, H., & Karnoto, K. 2011. Proyeksi
dari tahun 2015 hingga tahun 2030 dari 47,5 Kebutuhan dan Penyediaan Energi Listrik
MW naik menjadi 94,6 MW atau naik 99,46% di Jawa Tengah Menggunakan Perangkat
pada skenario satu dan menjadi 69,8 MW atau Lunak LEAP (Doctoral dissertation,
University Diponegoro).
naik sebesar 47,2% pada skenario kedua. Selisih
pertumbuhan beban puncak antara skenario satu Insani, D. S., Badriana, B., & Daud, M. 2019.
dengan skenario kedua sebesar 52,26%. Analisis Peramalan Kebutuhan Energi
Listrik untuk Kabupaten Bireuen
Dengan kapasitas trafo sebesar 30 MW di Menggunakan Perangkat Lunak
gardu induk Kabupaten Purbalingga maka perlu LEAP. Jurnal Nasional Teknik
adanya penambahan kapasitas trafo sebesar 90 Elektro, Vol 8(1), 32-41.
MW atau 300% dari kapasitas sebelumnya pada Kassa, D., Tuegeh, M., & Pakiding, M. 2014.
skenario satu atau melakukan penambahan 60 Ketersediaan Energi Listrik Sulawesi
MW atau 200% dari kapasitas sebelumnya jika Utara Sampai Tahun 2020. Jurnal Teknik
skenario kedua diterapkan oleh pemerintah Elektro dan Komputer, Vol 4(1), 44-54.
Kabupaten Purbalingga untuk menjamin Peraturan Menteri ESDM No. 24 Tahun 2015
kestabilan energi listrik di Kabupaten tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Purbalingga hingga tahun 2030. Umum Ketenagalistrikan. Diunduh
pada tanggal 12 Juni 2017 dari,

39
Gagat Dwiyoko: Proyeksi Kebutuhan Energi Listrik Kabupaten Purbalingga…

http://jdih.den.go.id/download/1210/ped Rencana Penyediaan Umum Tenaga Listrik


oman-penyusunan-rencana- (RUPTL) PT. PLN 2016 – 2025.
umum-ketenagalistrikan Diunduh pada tanggal 10 Juni 2017 dari,
Prawaningtyas TD. 2009. Proyeksi dan http://jdih.den.go.id/download/1210/ped
Optimasi Pemanfaatan Energi oman-penyusunan-rencana-umum-
Terbarukan. Tesis. Fakultas Teknik ketenagalistrikan
Universitas Indonesia.
Suhono. 2009. Kajian Perencanaan Permintaan
Rajagukguk, A. S., Pakiding, M., & Rumbayan, dan Penyediaan Energi Listrik di
M. 2015. Kajian Perencanaan Kebutuhan Wilayah Kabupaten Sleman
dan Pemenuhan Energi Listrik di Kota Menggunakan Perangkat Lunak LEAP.
Manado. Jurnal Teknik Elektro dan Skripsi. Universitas Gajah Mada
Komputer, Vol 4(3), 1-11. Yogyakarta.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Winarno, O. T. 2006. LEAP (Long-range
Daerah (RPJMD) Kab. Purbalingga
Energy Alternatives Planning System):
Tahun 2016-2021. Diunduh pada tanggal
Panduan Perencanaan Energi. CAREPI
10 Juni 2018 dari,
Project.
https://bkppd.purbalinggakab.go.id/wp-
content/uploads/2018/05/RPJMD-2016-
2021.pdf

40

You might also like