9 - 2022 - Id
9 - 2022 - Id
Abstract
The wall structure in a house building, usually use redbrick as a material that work as a resistant against
earthquake. It works with in-plane direction. This requires the brick wall to be equipped with horizontal elements (tie-
beams) and vertical elements (tie-columns). In house walls construction, reinforcing elements built after the brickwork
is finish, it is known as Confined Masonry Wall (CMW). This research uses a modeling method with Simplified Micro
Modeling (SMM) and a macro model using ANSYS 2021 R2 application. The modeling was carried out as many as 2
variations of bare frame, 2 variations of CMW SMM, and 2 variations of CMW macro models. The results show that
the pushover curve of bare frame can achieve convergence, but the model using CPT215 concrete elements is better
than SOLID185 which only describes the elastic curve. The models CMW SMM, which used a link as a mortar
modification, shows convergent results, but the resulting pushover curve only describes the elastic and brick walls
apart from the portal. The macro modeling shows convergent results with an inelastic pushover curve, however torque
occurs in the modeling that does not use boundary conditions.
Keywords: confined masonry wall, simplified micro modeling, in-plane load, pushover, ANSYS 2021 R2
Abstrak
Struktur dinding dalam bangunan rumah, biasanya menggunakan bata sebagai material, berfungsi sebagai
penahan beban gempa yang bekerja searah bidang (in-plane). Hal ini mengharuskan konstruksi dilengkapi dengan
elemen horizontal (tie-beams) dan elemen vertikal (tie-columns). Elemen penguat dikerjakan setelah pemasangan
bata selesai. Sehingga struktur dinding tersebut dianggap sebagai dinding bata terkekang, ataupun Confined Masonry
Wall (CMW). Penelitian ini menggunakan metode pemodelan dengan pendekatan mikro model sederhana, ataupun
Simplified Micro Modeling (SMM) dan makro model dengan bantuan aplikasi ANSYS 2021 R2. Pemodelan dilakukan
sebanyak 2 variasi portal beton bertulang, 2 variasi CMW SMM, dan 2 variasi CMW makro model. Hasil yang
diperoleh menunjukkan kurva pushover portal beton bertulang dapat mencapai konvergensi namun model yang
menggunakan elemen beton CPT215 lebih baik daripada SOLID185 yang hanya menggambarkan kurva elastik. CMW
SMM yang menggunakan link sebagai modifikasi mortar menunjukkan hasil konvergen, namun kurva pushover yang
dihasilkan hanya menggambarkan elastik dan dinding bata terlepas dari portal. Pemodelan makro model
menunjukkan hasil yang konvergen dengan kurva pushover yang inelastik, namun terjadi torsi pada pemodelan yang
tidak menggunakan boundary condition.
Kata kunci: dinding bata terkekang, mikro model sederhana, beban searah bidang, pushover, ANSYS 2021 R2
wall). Namun dalam pengerjaannya struktur beton dari penelitian ini ialah untuk melihat lebih detail
bertulang dengan dinding pengisi dilakukan respon CMW dan portal beton bertulang tipikal
dengan pengerjaan struktur pengikat terlebih dinding rumah di Aceh pada saat terjadinya
dahulu kemudian dilakukan pengisian dinding bata gempa. Diharapkan dengan penelitian ini respon
[4]. Studi eksperimental yang dilakukan oleh [5] CMW dan portal beton bertulang akibat
menunjukkan peningkatan kuat geser diagonal pembebanan pushover searah bidang dinding dapat
yang lebih baik untuk struktur CMW dibandingkan diketahui. Pemodelan ini diharapkan dapat
dengan rangka beton bertulang dengan dinding menjadi acuan untuk ke depannya jika diperlukan
sebagai pengisi. Tergantung daripada skala assesmen sehingga dapat diketahui area kerusakan
evaluasi dan akurasi yang dibutuhkan, pemodelan pada dinding rumah dan dapat dicarikan solusi
pasangan dinding dapat dimodelkan dengan tiga perkuatannya.
strategi utama: pemodelan mikrosecara detail,
ataupun Detailed Micro Modeling (DMM), 2. Metodologi Penelitian
pemodelan mikro sederhana, ataupun Simplified
Micro Modeling (SMM), dan pemodelan secara 2.1 Teknik Pengumpulan Data
makro ataupun macro modeling [6]. Kerumitan Objek penelitian yang digunakan adalah
pendekatan analisis berbasis DMM, menjadi salah CMW dan portal beton bertulang ukuran 3:3
satu alasan pengembangan teknik pemodelan dengan ketebalan dinding 10 cm. Pada penelitian
dengan SMM. Berbeda dengan pemodelan secara ini, dinding dimodelkan menggunakan berbagai
makro, di mana panel dinding pengisi jenis elemen yang ada pada aplikasi ANSYS 2021
diidealisasikan oleh elemen tunggal [7], pada R2 untuk mereproduksi struktur dinding bata. Jenis
SMM, batu bata dimodelkan sebagai blok padat data yang digunakan dalam penelitian ini berupa
elemen hingga (solid finite element), mortar data sekunder, yaitu data dari penelitian terdahulu.
dimodelkan sebagai pegas nonlinear (nonlinear Data sekunder adalah data yang telah tersedia atau
spring element), dan lekatan antara bata dengan telah diolah sehingga siap untuk digunakan
mortar dimodelkan sebagai elemen kontak sebagai data pendukung pada penelitian.
(contact element) [8].
Dengan pertimbangan batasan sumber 2.2 Pemodelan Material
daya, pendekatan SMM dipilih sebagai prosedur Struktur dinding dalam bangunan rumah,
pemodelan panel dinding, dan pemodelan akan biasanya menggunakan bata sebagai material,
dilakukan dengan aplikasi ANSYS workbench berfungsi sebagai penahan beban gempa yang
2021 R2. Pemodelan akan dievaluasi dengan bekerja searah bidang (in-plane). Hal ini
pembebanan monotonik (nonlinear static mengharuskan konstruksi dinding bata dilengkapi
pushover), berupa kurva kapasitas untuk dengan elemen horizontal (tie-beams) dan elemen
mengevaluasi hubungan gaya terhadap vertikal (tie-columns) pada keempat sisinya.
perpindahan pada model yang ditinjau. Analisis Kedua elemen ini mampu meningkatkan stabilitas
akan berfokus untuk melakukan investigasi kinerja pada dinding ketika diberikan beban gempa secara
panel dinding pada searah bidang (in-plane). lateral [4]. Elemen pengekang berupa kolom dan
Dalam studi ini akan dievaluasi panel dinding balok pengikat akan melindungi dinding bata dari
ukuran 3:3 dengan ketebalan dinding 10 cm kehancuran total yang diakibatkan oleh gempa
dengan merujuk pada karakteristik bangunan bumi. Elemen-elemen ini mampu menahan beban
hunian di Aceh. Agar material dinding bata gravitasi dan dapat meningkatkan stabilitas
memiliki karakteristik lokal, properti material bangunan. Pada struktur CMW, tulangan akan
dinding bata merah ditentukan dengan merujuk dipusatkan pada elemen horizontal dan vertikal
penelitian [9]. [10].
Penelitian ini dilakukan untuk
menganalisis bagaimana respon CMW dan portal 2.2.1 Beton
beton bertulang terhadap pembebanan pushover Pemodelan beton menurut [11] beton
searah bidang dinding melalui pendekatan SMM bertulang menitikberatkan pada satu konsep dasar
menggunakan aplikasi ANSYS 2021 R2. yang disebut under-reinforced. Pemodelan ini
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui direkomendasikan untuk perilaku lentur yang lebih
respon CMW dan portal beton bertulang terhadap baik. Tujuannya adalah ketika penampang
pembebanan pushover searah bidang dinding dibebani melampaui batas elastiknya, tulangan
melalui pendekatan SMM menggunakan aplikasi dalam zona tegangan tarik akan luluh sebelum
ANSYS 2021 R2 berupa kurva kapasitas. Manfaat
107
Journal of The Civil Engineering Student
Vol.4. No. 2, September 2, Halaman 106-112
ISSN 2685-0605
memperoleh kurva tegangan-regangan mortar dan hingga (solid finite element), mortar dimodelkan
karakteristik kuat tekan. Untuk menentukan kuat sebagai elemen joint (joint element) [8].
tarik mortar, dapat dilakukan uji kuat tarik
uniaksial, uji tarik belah, dan kuat tarik lentur [8].
Terdapat 2 jenis mortar, yaitu mortar yang
dimodifikasi menjadi link dengan diameter 10 mm
dan mortar yang tidak dimodifikasi dengan tebal 9
mm.
2.3 Pemodelan Struktur
Gambar 4. Pemodelan SMM
2.3.1 Pemodelan portal beton bertulang
Pemodelan portal beton bertulang Pemodelan makro model dilakukan
dilakukan sebanyak 2 variasi dengan menganggap pasangan bata sebagai
• Portal A dimodelkan menggunakan elemen elemen yang homogen sehingga hanya dapat
SOLID185 sebagai material beton, beban menggambarkan perilaku umum dan tidak dapat
menggambarkan semua mekanisme kegagalan [8].
pushover diberikan pada permukaan balok,
mengatur auto time stepping pada ANSYS
sebagai program controlled, dan pengaturan
contact region mengikuti program ANSYS
menggunakan tipe bonded.
• Portal E dimodelkan menggunakan elemen
CPT215 sebagai material beton, beban
pushover diberikan pada permukaan balok,
pengaturan auto time stepping pada ANSYS
diatur sebagai program controlled, dan Gambar 5. Pemodelan Makro
pengaturan contact region mengikuti program • CMW SMM A
ANSYS menggunakan tipe bonded. Pemodelan CMW SMM A menggunakan
mortar yang dimodifikasi menjadi link.
2.3.2 Pemodelan dinding bata terkekang Beban pushover diberikan pada
Dinding bata terkekang ataupun Confined permukaan balok, dan pengaturan auto
Masonry Wall (CMW) dirancang agar mampu time stepping pada ANSYS diatur sebagai
menahan beban gempa. Dalam pengerjaannya, program controlled. Contact region hanya
dinding dibangun terlebih dahulu. Jika pasangan
diberikan pada pertemuan antar beton
bata sudah memiliki ikatan yang memadai,
dengan beton menggunakan tipe bonded.
kemudian di sekelilingnya dipasang kerangka
beton bertulang atau elemen pengikat, sehingga Diberikan boundary condition berupa
komponen struktur dianggap sebagai CMW [4] displacement arah z.
[15]. • CMW SMM B
Pemodelan CMW SMM B merupakan
pemodelan tanpa memodifikasi material
mortar dan mortar dengan arah vertikal-
horizontal tidak menyatu, beban pushover
diberikan pada permukaan bearing pad,
pengaturan auto time stepping pada
ANSYS diatur sebagai program
controlled, dan pengaturan contact region
Gambar 3. Dinding Bata Terkekang mengikuti program ANSYS menggunakan
tipe bonded.
Pemodelan CMW dilakukan dengan • CMW Makro A
pendekatan SMM dan pendekatan makro. Pemodelan CMW Makro A menggunakan
Pemodelan mikro yang disederhankan artinya, pasangan bata dengan ukuran 290 cm x
batu bata dimodelkan sebagai blok padat elemen 290 cm x 10 cm. Beban pushover
109
Journal of The Civil Engineering Student
Vol.4. No. 2, September 2, Halaman 106-112
ISSN 2685-0605
diberikan pada permukaan bearing horizontal, grafik gaya gesekan pada kontak
pad, dan pengaturan auto time stepping vertikal dan horizontal, grafik gaya transversal
pada pegas vertikal dan horizontal, grafik situasi
pada ANSYS diatur sebagai program
kontak pada vertikal dan horizontal, grafik gaya
controlled, dan pengaturan contact aksial pada batang tulangan dinding, diagram
region mengikuti program ANSYS vektor untuk tegangan utama di dinding dan
menggunakan tipe bonded. analisis lainnya [8]. Beberapa elemen pemodelan
• CMW Makro B pada aplikasi ANSYS 2021 R2 ialah elemen
Pemodelan CMW Makro B merupakan microplane, elemen solid (solid finite elements),
pemodelan yang dimodifikasi berdasarkan dan elemen kontak (contact elements). Hasil dari
CMW Makro A. Namun pada pemodelan running akan dianalisis datanya sesuai dengan
tujuan penelitian. Pada penelitian ini, analisis data
ini beban pushover diberikan pada
yang dilakukan ialah terkait perilaku portal beton
permukaan balok, pengaturan contact
bertulang dan CMW. Jika simulasi yang dilakukan
region diberikan pada pertemuan beton gagal untuk menyelesaikan sepenuhnya, maka
dengan beton dan mortar dengan beton simulasi dianggap tidak konvergen.
menggunakan tipe bonded. Model ini juga
diberikan boundary condition berupa
2.5.1 Perilaku dinding bata terkekang
displacement arah z.
Penelitian ini akan mengevaluasi respon
struktur CMW akibat pembebanan pushover
2.4 Pembebanan searah bidang dinding melalui pendekatan SMM.
Beban-dorong “pushover” merupakan Hasil pembebanan akan menggambarkan kurva
suatu prosedur analisis statis menggunakan hubungan gaya dan deformasi untuk pemodelan
pendekatan teknik simplifikasi analisis nonlinear numerikal CMW.
untuk memperkirakan deformasi inelastik sistem 2.5.2 Perilaku portal beton bertulang
struktur. Struktur diberikan beban pushover dalam Penelitian ini akan mengevaluasi respon
arah lateral. Pembebanan pada analisis pushover struktur portal beton bertulang akibat pembebanan
diperbesar secara bertahap hingga target deformasi pushover searah bidang dinding melalui
tertentu atau konvergensi perhitungan numerik pendekatan SMM. Hasil pembebanan akan
tidak dapat dicapai [16]. Dalam ekperimental menggambarkan kurva hubungan gaya dan
pembebanan pushover biasa disebut sebagai deformasi untuk pemodelan numerikal portal
pembebanan lateral statik secara monotonik. beton bertulang.
Pada penelitian ini, pembebanan yang
dimasukkan dalam perangkat lunak ANSYS 2021 3. Hasil dan Pembahasan
R2 merupakan beban yang ditinjau dalam
perencanaan struktur. Pembebanan pushover yang 3.1 Pemodelan Portal Beton Bertulang
diberikan searah bidang dinding melalui kontrol
perpindahan yaitu sebesar 180 mm pada Perbandingan kurva pushover
permukaan balok untuk portal beton bertulang dan 40 Portal A
30 mm untuk CMW.
Gaya (kN)
30 Portal B
2.5 Analisis Data 20
Pemodelan yang sudah diberikan 10
pembebanan selanjutnya akan di run pada aplikasi 0
ANSYS 2021 R2. Aplikasi ini merupakan 0 50 100 150 200
perangkat lunak yang kuat untuk masalah Perpindahan (mm)
kompleks. ANSYS memiliki sistem yang dapat
dimodelkan, mendesain, menganalisis, dan Gambar 6. Kurva Perbandingan Hubungan
mensimulasikan suatu struktur. Analisis dari Perpindahan-Gaya Portal
aplikasi ANSYS ini ialah, perilaku perpindahan,
kurva histerisis, kurva pushover, grafik tekan pada Berdasarkan kurva diatas, dapat dilihat
sumbu x, y, dan xy, grafik tegangan utama, grafik bahwa hubungan perpindahan-gaya pada portal A
gaya aksial pada kontak vertikal dan horizontal, menunjukkan kurva elastik sedangkan portal B,
grafik gaya aksial pada pegas vertikal dan menunjukkan hubungan gaya-perpindahan
110
Journal of The Civil Engineering Student
Vol.4. No. 2, September 2, Halaman 106-112
ISSN 2685-0605
inelastik. Hal ini membuktikan bahwa pemodelan yang diperoleh ialah CMW Makro B dapat
beton menggunakan elemen CPT215 lebih baik mencapai konvergensi namun terdapat indikasi
dibandingkan elemen SOLID185. bahwa pemodelan ini eror karena hasil yang
diperoleh sangat kaku.
3.2 Pemodelan Dinding Bata Terkekang
3.3 Perbandingan Kurva Pushover Portal
3.2.1 CMW SMM dan CMW
Perbandingan kurva pushover
80 3.3.1 Portal-CMW SMM
CMW SMM A
Gaya (kN)
Gaya (kN)
60 Portal
20
40
0
0 10 20 30 40 20
Perpindahan (mm) 0
0 50 100 150 200
Gambar 7. Kurva Perbandingan Hubungan
Perpindahan (mm)
Perpindahan-Gaya SMM
Berdasarkan kurva diatas, dapat dilihat Gambar 9. Kurva Perbandingan Pushover Portal-
CMW SMM
bahwa CMW SMM A menunjukkan kurva elastik
sedangkan CMW SMM B menunjukkan kurva Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat
inelastik. Dapat dilihat pula bahwa kurva CMW bahwa, adanya pengaruh dinding bata terhadap
SMM B menunjukkan nilai gaya yang besar
kekuatan struktur portal. Namun kedua model
namun perpindahannya sangat kecil. CMW SMM
CMW SMM diatas tidak menunjukkan hasil yang
A dapat mencapai konvergensi, namun dinding konvergen.
bata terlepas dari portal beton bertulang.
Sedangkan CMW SMM B gagal untuk mencapai
konvergensi. 3.3.2 Portal-CMW makro model
3.2.2 CMW Makro 600
CMW Makro A
Perbandingan kurva pushover 500
CMW Makro B
Gaya (kN)
400 200
300 100
200
0
100 0 50 100 150 200
0
Perpindahan (mm)
0 5 10 15 20 25 30 35
Perpindahan (mm) Gambar 10. Kurva Perbandingan Pushover Portal-
CMW Makro Model
Gambar 8. Kurva Perbandingan Hubungan
Perpindahan-Gaya Makro Model Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat
bahwa, adanya pengaruh dinding bata terhadap
Berdasarkan kurva diatas, dapat dilihat kekuatan struktur portal.
bahwa kurva CMW Makro A gagal mencapai
konvergensi. Pemodelan ini juga terjadi torsi pada 4. Kesimpulan dan Saran
arah z dan bearing pad menjadi pecah.
Berdasarkan hasil pemodelan CMW Makro A, 4.1 Kesimpulan
peneliti memodifikasi model dengan
menghilangkan bearing pad dan memberikan Berdasarkan hasil analisis pemodelan
boundary condition pada arah z untuk menghindari pada pembahasan di atas, maka diperoleh beberapa
adanya torsi. Setelah dilakukan run program hasil kesimpulan tentang pemodelan dinding bata
terkekang menggunakan aplikasi ANSYS 2021
111
Journal of The Civil Engineering Student
Vol.4. No. 2, September 2, Halaman 106-112
ISSN 2685-0605
R2, kesimpulan yang dapat diambil ialah Struktur [11] E. Hognestad, A Study Of Combined Bending
yang menggunakan dinding, kekuatannya lebih And Axial Load in Reinforced Concrete
besar daripada portal beton bertulang saja. Members, Urbana: University of Illinois, 1951.
[12] C. Chalioris, M. Favvata and C. Karayannis,
4.2 Saran "Reinforced Concrete Beam–Column Joints with
Saran penelitian selanjutnya ialah mencari Crossed Inclined," Earthquake engineering and
lebih banyak literatur terkait program ANSYS, structural dynamics, pp. 881-897, 2008.
Sebaiknya pemodelan dilakukan menggunakan [13] I. Zreid and M. Kaliske, "A Gradient Enhanced
data uji eksperimental agar dapat dilakukan Plasticity–Damage Microplane Model for
perbandingan atau validasi, dan Menggunakan Concrete," Computational Mechanics, pp. 1239-
jenis elemen selain yang sudah digunakan dalam 1257, 2018.
penelitian ini. [14] R. Park and T. Paulay, Reinforced Concrete
Structures, New Zealand: A Wiley-Interscience
Publication, 1973.
Daftar Pustaka [15] A. Lang, F. Crisafulli and G. Torrisi, "Overview
and Assessment of Analysis Techniques for
[1] P. S. G. N. Peta Sumber dan Bahaya Gempa Confined Masonry Buildings," in Proceedings of
Indonesia, Bandung: Kementrian PUPR, 2017. the 10th National Conference on Earthquake
[2] R. McCaffrey, "The Tectonic Framework of the Engineering, Anchorage, Alaska, 2014.
Sumatran Subduction Zone," Annual Review of [16] A. Ulza, Teori Dan Praktik Evaluasi Struktur
Earth and Planetary Sciences, pp. 345-366, 2009. Beton Bertulang Berbasis Desain Kinerja,
[3] Y. Idris, P. Cummins, I. Rusydy, U. Muksin, Yogyakarta: Deepublish, 2021.
Syamsidik, M. Habibie and E. Meilianda, "Post- [17] Sunarjo, M. Gunawan and S. Pribadi, Gempa
Earthquake Damage Assessment After The 6.5 Bumi Edisi Populer, Jakarta: Badan Meteorologi
mw Earthquake on December, 7th 2016 in Pidie Klimatologi dan Geofisika, 2012.
Jaya, Indonesia," Journal of Earthquake
[18] A. Inc, ANSYS Workbench Documentation,
Engineering, pp. 1-18, 2019. USA: ANSYS, Inc, 2005.
[4] R. Meli, S. Brzev, M. Astroza, T. Boen, F. [19] N. Ravichandran, D. Losanno and F. Parisi,
Crisafulli, J. Dai, M. Farsi, T. Hart, A. Mebarki, "Comparative Assessment of Finite Element
A. S. Moghadam, D. Quiun, M. Tomazevic and Macro-Modelling Approaches for Seismic
L. Yamin, Seismic Design Guide for Low-Rise Analysis of Non-Engineered Masonry
Confined Masonry Buildings, Oakland, Constructions," Bulletin of Earthquake
California: Earthquake Engineering Research Engineering, 2021.
Institute, 2011.
[5] F. Rivai and M. Teguh, "Uji Geser Diagonal pada
Dinding Pasangan Batako-Kait berdasarkan
Standar ASTM E519-02-2002," Universitas
Islam Indonesia, 2018.
[6] P. Lourenco, Computational Strategy for
Masonry Structures, Netherlands: Delft
University Press, 1996.
[7] M. Fardis, RC Frame Under Earthquake Loading,
London: Thomas Telford, 1996.
[8] J. Barraza, Numerical Model for Nonlinear
Analysis of Masonry Walls, Chile: Rheinisch
Westfälische Technische Hochschule Aachen,
2012.
[9] M. Sari, Perilaku Lateral Siklik Portal Beton
Bertulang Berisi Dinding Bata Merah, Banda
Aceh: Universitas Syiah Kuala, 2017.
[10] S. Brzev, Earthquake-Resistant Confined
Masonry Construction, Burnaby, BC, Canada:
National Information Center of Earthquake
Engineering, 2007.
112
Journal of The Civil Engineering Student
Vol.4. No. 2, September 2, Halaman 106-112