0% found this document useful (0 votes)
298 views9 pages

Desain Struktur Atas Jembatan Menggunakan Sistem Jembatan Pelengkung Baja Tipe Tied Arch Bridge

This document discusses the design of a tied arch bridge structure for the Kali Elo Magelang Bridge using steel. It begins with an introduction to arch bridges and their advantages. It then reviews theories on bridge structures, loadings based on Indonesian standards, and design of bridge structural components. The proposed design uses a steel tied arch structure analyzed using the SAP 2000 program. The goal is to design the Kali Elo Magelang Bridge with a 80m main span using this structural system.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
298 views9 pages

Desain Struktur Atas Jembatan Menggunakan Sistem Jembatan Pelengkung Baja Tipe Tied Arch Bridge

This document discusses the design of a tied arch bridge structure for the Kali Elo Magelang Bridge using steel. It begins with an introduction to arch bridges and their advantages. It then reviews theories on bridge structures, loadings based on Indonesian standards, and design of bridge structural components. The proposed design uses a steel tied arch structure analyzed using the SAP 2000 program. The goal is to design the Kali Elo Magelang Bridge with a 80m main span using this structural system.
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 9

DESAIN STRUKTUR ATAS JEMBATAN MENGGUNAKAN SISTEM JEMBATAN

PELENGKUNG BAJA TIPE TIED ARCH BRIDGE

Agussalim Arrad Ban1 , Suharyatma2


1
Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas
Islam Indonesia
Email: [email protected]
2
Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas
Islam Indonesia
Email: [email protected]

Abstract : In general, the Arch Bridge is a bridge that has a semi-circular structure that rests on the
abutments on both sides of the bridge. The working principle of the arch bridge, the vertical load that works
is transferred into a horizontal reaction to the curved structure. In the preparation of this thesis, Kali Elo
Magelang Bridge is designed using a type of steel arch bridge with a long span of 80 meters. The arch
structure of this bridge is chosen because it is more effective for bridges with a span of 60-500 meters.
Bridge loading uses SNI 1725-2016 and for steel structure planning RSNI-T-03-2005 is used. Analysis of
bridge structures using SAP 2000 v.20 and Ms. Excel 2016. The depiction of the results of planning using
the 2017 AutoCAD program. From the results of the analysis and design that has been done, it was
concluded that the profile and dimensions of the components used for the structure of the steel arch bridge
are elongated girder using WF 300.200.9.14. The transverse girder uses WF 900,300.18.34. Beam Tie
Beam uses steel box 1200,600.40.40. Curved Beams using steel Bosk 1300,600.40.40. The Stiffener Beam
uses WF 350,350.12.19. Vehicle floor plates in bridge design use reinforced concrete slabs with 200 mm
thick reinforced concrete slabs. Reinforcement Installed transverse direction D16-100 and displaying
direction D13-100. Vehicle floor hangers use products from the Macalloy 520 Bar System with the M76
type with a diameter of 072 mm. Minimum breaking load = 2520 kN> Nu = 1407.06 EN. The type of
connection uses the type of fulcrum and the quality of the connecting plate BJ 37.
Keywords: Steel Curved Bridge, SNI 1725-2016, SAP 2000, Box Profile

I. PENDAHULUAN tersebut terdapat satu pilar sebagai


Indonesia merupakan salah satu negara penopangnya yang terletak di tengah sungai.
kepulauan terbesar di dunia yang terletak di Penempatan pilar di tengah-tengah bentang
kawasan Asia Tenggara. Pembangunan di sungai sangat beresiko jika terjadi gerusan di
bidang infrastruktur menjadi fokus pondasi, terutama jika debit aliran sungai tiba-
pemerintah dalam meningkatkan segala aspek tiba naik saat musim hujan.
kesejahteraan
Jembatan tipe lengkung mempunyai kelebihan
Jembatan merupakan bangunan pelengkap dari segi estetika yang lebih indah dan dapat
jalan yang berfungsi sebagai penghubung menjadi icon atau landmark Kabupaten
antara dua bagian ruas jalan yang dipisahkan Magelang. Kelebihan dari jembatan tipe
oleh suatu rintangan, berupa sungai ataupun pelengkung adalah tidak menggunakan pilar
rintangan lain dengan elevasi tidak sebidang. tengah sehingga mengurangi kemungkinan
Pembangunan jembatan harus sesuai dengan tergerusnya bagian pilar oleh aliran air sungai
standar yang berlaku, mulai dari perancangan, dan dapat diterapkan pada bentang yang
pelaksanaan, hingga perawatan. panjang.
Jembatan Kali Elo Magelang saat ini sudah Jembatan Kali Elo Magelang menghubungkan
terbangun jembatan yang menggunakan ruas Jalan Banar dan Rambeanak, Kabupaten
struktur gelagar lurus beton prategang di atas Magelang. Lokasi perencanaan jembatan
Kali Elo. Pada bentang tengah jembatan terletak di Kali Elo yang melintasi Kabupaten
Magelang, dimana lebar sungai di lokasi Karena bentuk struktur utamanya yang
perencanaan mencapai ± 70 meter dan sungai melengkung maka diperlukan lantai kerja atau
tersebut bukan merupakan jalur aliran lahar pelat lantai yang membentang sebagai sarana
dingin Gunung Merapi. Bentang Jembatan lalu lintas dan dapat dilalui baik ditempatkan
Kali Elo 80 m dan lebar 9 m dengan lebar lalu di atas, di bawah, atau di antara struktur
lintas 7 m. utamanya. Untuk struktur pelengkung yang
dikakukan oleh lantai kerjanya (Deck
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan Stiffened-Arch) atau jembatan pelengkung
merencanakan pembuatan Jembatan Kali yang struktur utamanya di atas lantai kerja,
Elo menggunakan sistem struktur seperti pada jembatan Sydney Harbour,
pelengkung baja dengan tipe tied arch Australia, pelat lantai tersebut harus lebih
bridge. Sistem struktur pelengkung pada tebal dari pelengkungnya karena lantai kerja
jembatan ini dipilih karena lebih efektif harus dapat mengatasi dari kemungkinan
untuk jembatan dengan bentang 60-500 melentur atau menekuk selama pelengkung
meter. menerima gaya tekan.

II. TINJAUAN PUSTAKA III. LANDASAN TEORI


2.1 Jembatan Pelengkung Baja 3.1 Struktur Jembatan
Era jembatan baja sejalan dengan adaya Struktur jembatan adalah kesatuan di antara
Revolusi Industri. Untuk pertama kali elemen-elemen konstruksi yang dirancang
jembatan baja dibangun mengikuti konstruksi dari bahan-bahan konstruksi yang bertujuan
jembatan batu. Jembatan baja yang pertama serta mempunyai fungsi menerima beban-
kali dibangun adalah Jembatan Coalbrookdale beban di atasnya baik berupa beban primer,
yang melintasi Sungai Severen, Inggris tahun sekunder, khusus dan lain-lain. Kemudian
1776 yang dibangun dengan bagian yang diteruskan atau dilimpahkan hingga ke tanah
berbeda yang berbentuk setengah lingkaran dasar. Secara umum, konstruksi jembatan
(arch). dibagi menjadi struktur atas dan struktur
bawah (Zainuddin dalam Dhaneswara, 2015).
Jembatan pelengkung baja merupakan
jembatan dengan struktur setengah lingkaran
dimana pada kedua ujungnya bertumpu pada
abutmen jembatan. Sistem struktur
pelengkung rangka baja pada dasarnya sama
seperti rangka baja biasa, perbedaannya ada
pada bentuk susunan elemen baja secara
global yang membentuk lengkung atau busur.
3.2 Pembebanan
Pertumbuhan jumlah kendaraan dari tahun ke
Gambar 1 Jembatan Coolbrookdale, tahun semakin meningkat, kondisi ini
Inggris mengakibatkan standar pembebanan jembatan
(sumber: https://en.wikipedia.org) yang berlaku harus diperbaharui. Pada tahun
2005 hingga 2016 standar pembebanan yang
Jembatan pelengkung baja adalah struktur digunakan masih mengacu pada RSNI-02-
setengah lingkaran dengan abutmen di kedua 2005. Pembaharuan terkait standar
sisinya yang struktur utamanya menggunakan pembebanan ini terus dilakukan
material baja. Desain pelengkung (parabolic) mengingat volume kendaraan serta
akan menyalurkan beban yang di terima lantai
kondisi lingkungan yang mengalami
kendaraan jembatan menuju abutmen dan
pondasi yang menjaga kedua sisi jembatan perubahan tiap tahunnya, pada tahun 2016
agar tidak bergerak ke samping. lalu SNI 1725-2016 resmi digunakan
sebagai dasar perencanaan pembebanan
jembatan. Terdapat beberapa perbedaan ∆Y = beda tingggi anatar kordinat Y pada
antara kedua peraturan tersebut, beberapa tiap segmen
di antaranya yaitu pada kombinasi 4. Menentukan tinggi tampang konstruksi
pembebanan dan faktor beban. Dalam lengkungan jembatan dengan mengunakan
perancangan ini digunakan kombinasi persamaan sebagai berikut (A.Hool& W.S
Kinne, 1943):
pembebanan pada Tabel 1 pada SNI 1725- 1 𝑡 1
2016 Pasal 6.1 ≤ ≤ (4)
70 𝐿 60
dengan:
3.3 Perencanaan Komponen Struktur Atas
L = Panjang jembatan, dan
Jembatan
t =tinggi tampang kontruksi lengkung
Struktur atas jembatan dalam penelitian ini
jembatan.
menggunakan struktur pelengkung rangka
baja tipe tied arch bridge, menggunakan IV. METODOE PERENCANAAN
metode LFRD dan dianalisis dengan bantuan 4.1 Umum
program SAP 2000 V.14. Perencanaan Dalam penelitian ini memerlukan data-data
struktur atas jembatan meliputi perencanaan penting di lokasi jembatan yang berpengaruh
deck jembatan, hanger atau elemen pada desain jembatan. Data tersebut berupa
penggantung jembatan dan sistem struktur data topografi atau peta situasi yang
utama yang berupa rangka pelengkung. Dalam berpengaruh pada panjang jembatan dan
penelitian ini dilakukan perhitungan manual desain alinyemen jembatan.
untuk kontrol hasil analisis dan desain
program SAP 2000 V.14. Perhitungan manual 4.2 Lokasi Jembatan
mengacu pada RSNI T 03-2005 Perencanaan Jembatan Kali Elo menghubungkan ruas
Struktur Baja untuk Jembatan. Jalan Banar dan Rambeanak, Kabupaten
Magelang. Lokasi perencanaan jembatan
3.3.1 Perencanaan Desain Awal terletak di Kali Elo yang melintasi
(Preliminary Design) Kabupaten Magelang dengan lebar sungai
1. Menentukan tinggi konstruksi lengkungan di lokasi perencanaan mencapai ± 70
jembatan dengan menggunakan persamaan meter dan sungai tersebut bukan
sebagai berikut (A.Hool& W.S Kinne, 1943), merupakan jalur aliran lahar dingin
1 𝑓 1
6
≤ 𝐿 ≤ 5 (1) Gunung Merapi. Lokasi perencanaan
jembatan Kali Elo Magelang, dapat di lihat
dengan:
L = panjang jembatan, dan pada Gambar 2.
f = tinggi lengkung jembatan.
2. Menentukan panjang penggantung
menggunakan persamaan parabolic
(A.Hool&W.S Kinne, 1943):
4 . 𝑓. 𝑥
Yn = 𝑙2 (𝐿 − 𝑥 ) (2)
dengan:
Yn = panjang kabel penggantung,
x = bentang jembatan yang ditinjau,
f = tinggi lengkungan jembatan, dan
L = bentang jembatan.
3. Menentukan panjang tiap segmen elemen Gambar 2 Lokasi Perencanaan Jembatan
struktur lengkung dengan persamaan Kali Elo (sumber:maps.google.com)
sebagai berikut (A.Hool& W.S Kinne,1943) :
𝑆𝑛 = √∆𝑌 2 + 𝑥 2 (3)
dengan:
Sn = panjang tiap segmen elemen busur
4.3 Tahapan Penelitian
A
Adapun tahapan perencanaan penyelesain
tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Menentukan spesifikasi dan konfigurasi
Oke
struktur jembatan,
2. Menghitung beban yang bekerja pada
jembatan sesuai dengan SNI-1725-2016,
3. Menganalisis dan mendesain struktur Perencanaan detail
jembatan dengan program SAP 2000 V.20 sambungan
dan program Microsoft Excel 2016,
4. Melakukan kontrol hasil analisis dan
desain dari program SAP 2000 V.20
Penggambaran detail
menggunakan perhitungan manual, jembatan rencana
5. Pembahasan dan
6. Menyimpulkan hasil.
Langkah-langkah penyelesaian tugas akhir ini Kesimpulan
digambarkan dalam bentuk flow chart pada
Gambar 3.

START FINISH

Gambar 3 Flowchart Penyusunan Tugas


Akhir
Pengumpulan data
dan Studi literatur
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Umum
Preliminary Design Desain ulang sturktur atas jembatan Kali Elo
dengan menggunakan konstruksi baja
pelengkung tipe tied arch bridge. Analisis
Analisis pembebanan sesuai SNI 1725-2016
menggunakan Ms. Excel
struktur menggunakan program Ms.Excel
2016 dan SAP 2000 v.20.
5.2 Perencanaan awal Struktur lengkung
Pemodelan jembatan dan analisis struktur Untuk menetukan tinggi lengkungan jembatan
jembatan menggunakan SAP 2000 V.20 digunakan persamaan sebagai berikut:
Syarat : 15 ≤ 𝑓𝐿 ≤ 14
1 1
f = x L = x 80 m = 20 m
5 4
Data yang diperoleh :
direncanakan f = 20 m
1.Momen dengan: f = tinggi pelengkung jembatan
2.Gaya geser Tidak Oke
3.Gaya aksial L = panjang bentang jembatan
4. Jenis Profil
5.3 Perencanaan Awal Dimensi Struktur
Utama
Perencanaan Struktur Atas Jembatan 5.3.1 Menentukan Tinggi Tampang
Lengkung Struktur Utama
1. Tinggi tampang (t)
1 ℎ 1
Syarat : ≤ ≤
70 𝐿 60
1 1
Kontrol desain t = xL= x 80 m = 1.3 m
60 60
Direncanakan t = 1.3 m

A
tetap, aksi sementara dan aksi lingkungan
Direncanakan h = 1.3 m serta perhitungan tulangan memanjang dan
1 tulangan susut. Aksi tetap merupakan berat
b=2xh
1 sendiri struktur dan beban mati tambahan, aksi
= 2 x 1.3 = 0.6 m sementara merupakan beban truk “T”,
b = 0.6 m sedangkan aksi lingkungan merupakan gaya
angin. Berikut adalah hasil perencanaan
penulangan slab jembatan pada gambar 7.

Gambar 4 Dimensi Boks Pelengkung

Gambar 7 Penulangan Slab Lantai


jembatan
Gambar 5 Dimensi Boks Tie Beam
Diasumsikan profil Boks hasil desain sudah 5.6 Desain Gelagar Memanjang
difabrikasi jadi tidak mengitung kebutuhan las Gelagar memanjang akan didesain sebagai
pada penampang profil. struktur komposit antara gelagar memanjang
dengan pelat lantai. Dari hasil analisis SAP
5.4 Perencanaan Trotoar
2000 v.20 didapat momen maksimum pada
Trotoar merupakan lantai yang menahan gelagar memanjang sebesar 111,749 kNm dan
beban hidup maupun beban sendiri dari gaya geser maksimum sebesar 105,758 kN.
pejalan kaki. Berikut merupakan hasil 1. Parameter penampang komposit
perhitungan tulangan perencanaan trotoar
pada gambar 6.

Gambar 8 Distribusi Tegangan Plastis


Gelagar Komposit
h = 300 mm Ix = 129700000 mm4
b = 200 mm Iy = 18683191 mm4
tw = 9 mm rx = 126,9474 mm
tf = 14 mm ry = 48,1816 mm
Sx = 864657 mm3 Zx = 967264 mm3
Gambar 6 Penulangan Trotoar
Sy = 186831 mm3 Zy = 285508 mm3
5.5 Perencanaan Pelat Lantai hw = 272 mm A = 8048 mm2
Perhitungan lantai jembatan meliputi analisis
Aw = 2448 mm2
beban lantai jembatan yang meliputi aksi
Sx = 10423636 mm3 Sy = 1022695.7 mm3
2. Tahanan momen lentur gelagar komposit
ho = 872 mm Zx = 11948208 mm3
Menurut RSNI T-03-2005 Ps. 8.2.1 lebar
hw = 844 mm Zy = 1597392 mm3
efektif sayap beton:
2
1 1 A = 35376 mm
x panjang balok = x 250 = 50 cm ≤ 500 cm
5 5 Aw = 13504 mm2
Jarak antar balok = 125 cm
12 x tebal pelat = 12 x 20 = 240 cm 2. Karakteristik penampang
Maka lebar efektif penampang komposit Konstanta torsi:
ditentukan berdasarkan nilai minimum dari J
1 1
= 2 𝑏 𝑡𝑓 3 + (ℎ − 2. 𝑡𝑓 ) 𝑡𝑤 3
3 3
persyaratan lebar efektif di atas, yaitu 50 cm. = 9478208 mm4
Diasumsikan sumbu netral jatuh pada pelat Konstanta warping:
beton, sehingga kuat tekan pada pelat beton 𝐼𝑦 ℎ𝑤 2
Iw =
sebesar gaya tarik pada profil baja: 4
= 2,65 x 1013 mm6
Besar kuat lentur nominal balok komposit Modulus geser
adalah G = 80000 MPa
Modulus Elastisitas
Mn = Cs(H- ȳ+0,5ts)+Cs(H- ȳ-0,5df) E = 200000 MPa
= 108710 (300-142,717 + 0,5x200) + 108710 Tegangan leleh baja
(300 - 142,717 - 0,5x1,874) fy = 290 Mpa
= 561,534 kNm Tegangan residual pada pelat sayap
ФMn = 0,9 x 561,534 fr = 70 Mpa
3. Kuat nominal lentur berdasarkan
= 505,380 kNm
pengaruh tekuk lateral
ФMn ≥ Mu Panjang gelagar melintang L = 9000 mm
505,380 kNm ≥ 111,749 kNm (Memenuhi) 𝐸
3. Kapasitas geser profil Lp = 1,76 ry √
𝑓𝑦
Vn = 0,6 x fy x Aw x Cv 200000
= 1,76 x74,9 √
290
= 0,6 x 290 x 8048 x 1 = 3461,869 mm
= 425,952 kN 𝜋 𝐸.𝐺.𝐽.𝐴
X1 = .√ = 15601,73 N/mm2
Kontrol kuat geser profil terhadap kuat 𝑆𝑥 2

geser ultimit: 𝑆𝑥 2 𝐼𝑤
X2 = 4. ( ) . = 1,31 x 10-4 N/mm2
𝐺.𝐽 𝐼𝑦
фVn ≥ Vu
0,9 x 425,952 kN ≥ 105,758 kN Lr
𝑋1
= ry . [ ] . √1 + √1 + 𝑋2. 𝑓𝐿 2
𝑓𝐿
386,356 kN ≥ 105,758 kN (Memenuhi)
=65,851
4. Kontrol lendutan
15601,73
∆Terjadi (SAP 200) < ∆ Ijin .[ ] . √1 + √1 + 1,31 x 10−4 . 2202
220

0,0014 m < 0,03 m (Memenuhi) = 8992,16 mm


Karena L > Lr maka tergolong (bentang panjang)
5.7 Desain Gelagar Melintang 12,5 𝑀𝑎𝑥
Dari hasil analisis SAP 2000 v.20 didapat Cb = ≤ 2,3
2,5 𝑀𝑚𝑎𝑥+3𝑀𝐴+4𝑀𝐵+3 𝑀𝑐
momen maksimum pada gelagar melintang
=
sebesar 2363,789 kNm dan gaya geser 12,5 𝑥 2363,789
≤ 2,3
maksimum sebesar 1168,751 kN. (2,5𝑥2363,789 )+(3𝑋 1587.647)+(4𝑥 2363,789)+(3 𝑥 1587.647)
= 1,19 ≤ 2,3 ( ok)
1. Parameter penampang Mn = Mcr < Mp
h = 900 mm Ix = 4691000000 mm4
𝜋 2
b = 300 mm Iy = 153400000 mm4 Mcr = Cb. √𝐸 𝐼𝑦 𝐺𝐽 + (𝜋𝐸 ) 𝐼𝑦 𝐼𝑤
𝐿 𝐿
tw = 18 mm rx = 364.1342 mm
tf = 34 mm ry = 65.8513 mm
=1,19. 2708,906 kNm dan gaya geser maksimum
200000.153400000.80000.9478208 +
𝜋
√ 𝜋.200000 2
sebesar 735.518 kN.
9000 ( ) 153400000.2,65 x 1013
9000 1. Parameter penampang
= 2718,72 kNm
Mn = 2718,72 < 33464,980 kNm (Memenuhi) h = 1200 mm Ix = 2550000000 mm4
b = 600 mm Iy = 8477000000 mm4
Kontrol kapasitas lentur profil:
tw = 40 mm rx = 430.6548 mm
фMn ≥ Mu
tf = 40 mm ry = 248.1997 mm
0,9 x 2718,72 ≥ 2363,789 kNm Sx = 42532978 mm3 Sy = 28255289 mm3
2446,848 kNm ≥ 2363,789 kNm (Memenuhi) Zx = 11948208 mm 3
Zy = 32288000 mm3
4. Cek terhadap gaya geser gelagar hw = 1120 mm
melintang A = 37600 mm2
Nilai maksimum perbandingan tinggi Aw = 4880 mm2
terhadap tebal badan ( h / tw ) adalah:
hw/tw = 844 / 18
= 46,222 Kontrol kapasitas lentur profil:
фMn ≥ Mu
Hitung koefisien tekuk geser pelat badan
5 0,9 x 26533,353 kNm ≥ 2708,906 kNm
kn = 5 + 𝑎 2
( ) 23880,018 kNm ≥ 2708,906 kNm (Memenuhi)
ℎ𝑤

5
=5+
(
9000 2
)
Kontrol kuat geser profil terhadap kuat geser
844
ultimit
= 5,042
ФVn ≥ Vu
Batas perbandingan tinggi terhadap tebal 0,9 x 7795,2 ≥ 878,906 kN
ditentukan sebagai berikut: 7015,68 kN ≥ 878,906 kN (Memenuhi)
𝑘𝑛 𝐸
hw / tw ≤ 1,10 √ Cek kuat tarik nominal terhadap kuat tarik
𝑓𝑦
ultimit:
5,042 𝑥 200000
46,222 ≤ 1,10 √ фNn ≥ Nu
290

46,222 ≤ 64,869 (Memenuhi) 0,85 x 39904 ≥ 11748,407 kN


33918,4 kN ≥ 11748,407 kN (Memenuhi)
Didapat nilai hw / tw < 1,10 √𝑘𝑓𝑛𝐸 , maka nilai
𝑦

kuat geser untuk gelagar memanjang 5.8 Desain Struktur Pelengkung


sebesar: Dari hasil analisis SAP 2000 v.20 didapat gaya
aksial tekan struktur pelengkung sebesar
Vn = 0,6. fy.Aw.Cv
17393,151 kN, momen maksimum pada tie
= 0,6 x 290 x 14976 x1 beam sebesar 2709,296 kNm dan gaya geser
= 2605,241 kN maksimum sebesar 472,84 kN.
Kontrol kuat geser profil terhadap kuat
1.Parameter penampang
geser ultimit h = 1300 mm Ix = 3116000000 mm4
b = 600 mm Iy = 910500000 mm4
фVn ≥ Vu
tw = 40 mm rx = 462.637 mm
0,9 x 2605,824 kN ≥ 1168,751 kN
tf = 40 mm ry = 250.066 mm
2345,241 kN ≥ 1168,751 kN (Memenuhi) Sx = 47943467 mm3 Sy = 30349511 mm3
Zx = 60008000 mm3 Zy = 34528000 mm3
5.7 Desain Tie Beam
hw = 844 mm
Dari hasil analisis SAP 2000 v.20 didapat gaya
A = 145600 mm2
aksial tarik tie beam sebesar 11037,036 kN,
momen maksimum pada tie beam sebesar Aw = 48800 mm2
Kontrol kapasitas tekan profil terhadap tekan Jumlah baut yang digunakan:
ultimit: Untuk badan gelagar memanjang
фNn ≥ Nu Vu = 105.758
34280,508 kN ≥ 17393,151 kN (Memenuhi) n = Vu / фVn
= 105.758 /142,08 = 1.488 baut = 4 baut
5.9 Desain Balok Pengaku Jadi jumlah baut yang digunakan sebanyak 4
Dari hasil analisis SAP 2000 v.20 didapat gaya buah untuk menahan kapasitas gaya terbesar
aksial tarik sebesar 825,134 kN dan aksial yang bekerja pada komponen struktur gelagar
tekan 655,366 kN pada balok pengaku memanjang.
horizontal, momen maksimum pada balok
pengaku horizontal sebesar 271,469 kNm dan
gaya geser maksimum 51,028 kN.
1. Parameter penampang
h =350 mm Ix = 4691000000 mm4
b = 350 mm Iy = 153400000 mm4
tw = 12 mm rx = 364.1342 mm
tf = 19 mm ry = 65.8513 mm
Gambar 9 Sambungan Antar Gelagar
Sx = 10423636 mm 3
Sy = 1022695.7 mm 3
Memanjang dengan Gelagar Melintang
3
ho = 872 mm Zx = 11948208 mm
hw = 844 mm Zy = 1597392 mm3 6. KESIMPULAN DAN SARAN
A = 35376 mm2 6.1 Kesimpulan
Aw = 13504 mm2 Dari hasil analisis dan desain yang telah
Cek kuat tarik nominal terhadap kuat tarik dilakukan, disimpulkan hasil sebagai berikut
ultimit: ini:
1. Profil dan dimensi komponen yang
ФNn ≥ Nu digunakan untuk struktur atas jembatan
4448,484 kN ≥ 825,134 kN (Memenuhi) pelengkung baja adalah sebagai berikut:
a. Gelagar memanjang menggunakan
5.10 Desain Kabel Penggantung WF 300.200.9.14.
Perencanaan kabel penggantung jembatan b. Gelagar melintang menggunakan WF
menggunakan tention roads Macalloy 520 900.300.18.34
(M76). c. Balok Tie Beam menggunakan Boks
fy = 520 MPa baja 1200.600.40.40.
fu = 660 MPa d. Balok Pelengkung menggunakan
Ø kabel = 72 mm Bosk baja 1300.600.40.40.
Berat kabel penggantung = 32 kg/m e. Balok Pengaku menggunakan WF
Minimum breaking load = 2520 kN 350.350.12.19.
Kontrol kelansingan kabel penggantung: 2. Pelat lantai kendaraan dalam perancangan
L/d ≤ 500 mm jembatan mengunakan pelat beton
20000/72 ≤ 500 mm bertulang dengan tebal plat beton
277,777 mm ≤ 500mm
bertulang 200 mm. Tulangan Terpasang
Kontrol kekuatan batang penggantung
Nn ≤ Nu arah melintang D16-100 dan arah
2520 kN ≤ 1407,06 kN (Memenuhi memanajang D-13-100.
3. Penggantung lantai kendaraan
5.11 Desain Sambungan Baut menggunakan produk dari Macalloy 520
5.11.1 Sambungan Gelagar Memanjang Bar System dengan tipe M76 berdiameter
Dengan Gelagar melintang Ø72 mm. Minimum breaking load = 2520
Dengan nilai tahan geser dan tarik baut kN > Nu =1407,06 kN
nominal terfaktor sebesar: 4. Tipe sambungan menggunakan tipe tumpu
фVn = 0,75 x 189,44 dan mutu pelat penyambung BJ 37
= 142,08 kN
6.2 Saran
Dari hasil analisis dan desain yang telah
dilakukan, penulis mencantumkan beberapa
saran yaitu bahwa:
1. Dalam penelitian ini hanya mendesain
struktur atas jembatan, sehingga untuk
penelitian selanjutnya untuk mendesain
struktur bawah jembatan.
2. Dalam penelitian ini tidak mencakup
perhitungan biaya, sehingga diperlukan
penelitian lanjutan untuk
memperhitungkan biaya.

DAFTAR PUSTAKA
A Hool, George, S. B dan W. S. Kinne, B S,
(1943), Moveable Long-Span Steel
Bridges, New York dan London,
McGraw-Hill Book Company, Inc
Badan Litbang PU Departemen Pekerjaan
Umum. 2016. SNI 2725-2016, Standar
Pembebanan Untuk Jembatan, Penerbit
Bina Marga. Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional. 2005. RSNI T
03-2005. Perencanaan Struktur Baja
Untuk Jembatan. BSN. Jakarta.
Badan Litbang PU Departemen Pekerjaan
Umum. 2005. RSNI T-02-2005,
Standar Pembebanan Untuk Jembatan,
Penerbit Bina Marga. Jakarta.
Struyk, H.J., Veen dan V.D KHCW. 1995.
Jembatan, Terjemahan oleh
Soemargono. PT. Pradnya Paramita.
Jakarta.

You might also like