0% found this document useful (0 votes)
74 views12 pages

Jurnal Model Pembelajaran

The document discusses using the Index Card Match learning model to improve student achievement in social studies for 8th grade students. It involved two action research cycles with students. The results showed an increase in student learning abilities and achievement percentages from the initial to later cycles, indicating the model was effective in improving social studies learning outcomes.

Uploaded by

Irman Arsyad
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
74 views12 pages

Jurnal Model Pembelajaran

The document discusses using the Index Card Match learning model to improve student achievement in social studies for 8th grade students. It involved two action research cycles with students. The results showed an increase in student learning abilities and achievement percentages from the initial to later cycles, indicating the model was effective in improving social studies learning outcomes.

Uploaded by

Irman Arsyad
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 12

Nomor 27 Tahun XXII April 2020

ISSN 1907 – 3232

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INDEX CARD MATCH SEBAGAI


UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII C
SMP NEGERI 1 TAMPAKSIRING SEMESTER II
TAHUN PELAJARAN 2018/2019

NI NYOMAN SOKA
NIP. 19621108 198301 2 002
TEMPAT TUGAS : SMP NEGERI 1 TAMPAKSIRING

ABSTRACT
So that knowledge can be used by children in everyday life. All activities
undertaken by students in learning are directed to find and find out for themselves what is
learned to be useful and meaningful for life in student growth and development, so that it
is expected to foster an attitude of confidence and self-supervision so that can improve
student achievement. therefore the purpose of this class action research conducted on
students of class VIII C in SMP Negeri 1 Tampaksiring in Semester II of the 2018/2019
academic year is to find out whether the application of the Index Card Match learning
model can improve student achievement. This class action research involves students of
class VIII C as the subject of research conducted in two cycles through the stages of
planning, implementation, observation and reflection. Learning achievement test is a tool
used to collect data on research results which are then analyzed using descriptive
analysis.
The results obtained from the results of this study indicate an increase in the ability
of students to follow the learning process from an initial average of 67.81 increased to
72.81 in the first cycle and increased to 80.93 in the second skilus, with early learning
completeness 37.50% at the first cycle increased to 68.75% and in the second cycle
increased to 93.75%. The conclusion that can be drawn from these results is the
application of the Index Card Match learning model in the implementation of the learning
process capable of increasing the social learning achievement of students of class VIII C
of SMP Negeri 1 Tampaksiring.

Keywords: Index Card Match Learning Method, Learning Achievement

ABSTRAK
Agar pengetahuan dapat dimanfaatkan anak dalam kehidupan sehari-hari Seluruh
aktivitas yang dilakukan siswa dalam pembelajaran diarahkan untuk mencari dan
menemukan sendiri dari sesuatu yang dipelajari untuk dapat berguna dan bermakna bagi
kehidupan dalam tumbuh kembang siswa, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan
sikap percaya diri dan mewawas diri sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa. oleh
karena itu tujuan dilakukan penelitian tindakan kelas ini pada siswa kelas VIII C di SMP
Negeri 1 Tampaksiring pada Semester II tahun pelajaran 2018/2019 adalah untuk
mengetahui apakah penerapan model pembelajaran Index Card Match dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa. penelitian tindakan kelas ini melibatkan siswa kelas
VIII C sebagai subjek penelitian yang dilakukan dalam dua siklus melalui tahapan
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Tes prestasi belajar merupakan alat
yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil penelitian yang selanjutnya dianalisis
dengan menggunakan analisis deskriptif.
Hasil yang diperoleh dari hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan
kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dari rata-rata awal 67,81
meningkat menjadi 72,81 pada siklus I danmeningkat menjadi 80,93 pada skilus II,
dengan ketuntasan belajar awal 37,50% pada siklus I meningkat menjadi 68,75% dan
pada siklus II meningkat menjadi 93,75%. simpulan yang dapat diambil dari hasil
tersebut adalah penerapan model pembelajaran Index Card Match dalam pelaksanaan

78
Nomor 27 Tahun XXII April 2020
ISSN 1907 – 3232

proses pembelajaran mampu meningkatkan prestasi belajar IPS siswa kelas VIII C SMP
Negeri 1 Tampaksiring.
Kata kunci: Metode Pembelajaran Index Card Match, Prestasi Belajar

PENDAHULUAN kebenaran agar mereka tidak melakukan


Peran ganda seorang guru yaitu perbuatan yang menyimpang dari ajaran
sebagai pengajar sekaligus sebagai agama.
pendidik. Dalam rangka Kompentensi merupakan
mengembangkan tugas atau peran perpaduan pengetahuan, keterampilan,
gandanya maka guru memiliki nilai dan sikap yang di refleksikan
persyaratan kepribadian sebagai guru dalam kebiasaan berpikir dan bertindak,
yaitu: Suka bekerja keras, demokratis, (Ashan, 1981) mengemukakan bahwa
penyayang, menghargai kepribadian kompetensi diartikan sebagai
peserta didik, sabar, memiliki pengetahuan, keterampilan, dan
pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang dikuasai oleh
pengalaman yang bermacam-macam, seseorang yang telah menjadi bagian
perawakan menyenangkan dan dari dirinya, sehingga ia dapat
berkelakuan baik, adil dan tidak melakukan perilaku-perilaku kognitif,
memihak, toleransi, mantap dan stabil, efektif dan psikomotorik dengan sebaik-
ada perhatian terhadap persoalan peserta baiknya.
didik, lincah, mampu memuji, perbuatan Berdasarkan hasil pengamatan
baik dan menghargai peserta didik, dan pengalaman bahwa kegiatan belajar
cukup dalam pengajaran, mampu mengajar pendidikan IPS pada
memimpin secara baik. umumnya selalu menjadi kurang
Tugas guru tidak terbatas pada menarik bagi siswa karena dianggap
memberikan informasi kepada murid sebagai pelajaran yang membosankan
namun tugas guru lebih konprehensif yang memerlukan latihan-latihan banyak
dari itu. Selain mengajar dan membekali yang monoton, sehingga membuat
murid dengan pengetahuan, guru juga murid jauh semakin jenuh.
harus menyiapkan mereka agar mandiri Demi tercapainya tujuan tersebut,
dan memberdayakan bakat murid di maka guru memegang peranan penting.
berbagai bidang, mendisiplinkan moral Oleh sebab itu guru di sekolah tidak
mereka, membimbing hasrat dan hanya sekedar mentransferkan sejumlah
menanamkan kebajikan dalam jiwa ilmu pengetahuan kepada murid-
mereka. Guru harus menunjukkan muridnya, tetapi lebih dari itu terutama
semangat persaudaraan kepada murid dalam membina sikap dan ketrampilan
serta membimbing mereka pada jalan mereka. Untuk membina sikap murid di

79
Nomor 27 Tahun XXII April 2020
ISSN 1907 – 3232

sekolah, dari sekian banyak guru bidang sebagai peneliti mengupayakannya


studi, guru bidang studi agamalah yang menjadikan sebuah penelitian tindakan
sangat menentukan, sebab pendidikan kelas yang terdokumentasi secara baik
agama sangat menentukan dalam hal dengan judul: Penggunaan Model
pembinaan sikap siswa karena bidang Pembelajaran Index Card Match Sebagai
studi agama banyak membahas tentang Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar
pembinaan sikap, yaitu mengenai aqidah IPS Pada Siswa Kelas VIII C SMP
dan ahlak.Tingkat penguasaan siswa Negeri 1 Tampaksiring Semester II
terhadap materi pelajaran biasanya Tahun Pelajaran 2018/2019.
dinyatakan dengan nilai. Pada hasil Model pembelajaran pada
belajar mata pelajaran IPS yang dasarnya merupakan bentuk
dilakukan pada observasi awal pembelajaran yang tergambar dari awal
menunjukkan rendahnya tingkat sampai akhir yang disajikan secara khas
penguasaan siswa terhadap materi oleh guru. Dengan kata lain, model
pelajaran dengan bukti nilai rata-rata pembelajaran merupakan bungkus atau
siswa hanya mencapai 67,81. Rata-rata bingkai dari penerapan suatu
ini jauh di bawah KKM mata pelajaran pendekatan, model, dan teknik
IPS SMP Negeri 1 Tampaksiring yaitu pembelajaran. Model pembelajaran
73. Index Card Match atau mencari
Untuk meningkatkan penguasaan pasangan merupakan salah satu
siswa terhadap materi pelajaran, penulis alternatif yang dapat diterapkan untuk
berupaya melaksanakan perbaikan meningkatkan motivasi  belajar siswa.
pembelajaran melalui penerapan metode Penerapan model pembelajaran ini
pembelajaran yang cocok dan sesuai dimulai dari teknik, yaitu siswa disuruh
dengan mata pelajaran yang diajarkan. mencari pasangan kartu yang merupakan
Sesuai teori, ada banyak metode dan jawaban atau soal yang dipegang. Siswa
strategi yang mungkin bisa diterapkan diharapkan mampu mencari pasangan
untuk mengatasi masalah tersebut. kartunya sebelum batas waktu yang
Namun dalam hal ini peneliti lebih ditentukan. Siswa yang dapat
tertarik untuk menerapkan model mencocokkan kartunya lebih cepat akan
pemberlajaran Index Card Match untuk diberi poin. 
memperbaiki dan meningkatkan prestasi Adapun tujuan model Index Card
belajar siswa. Match ini adalah untuk melatih siswa
Agar dapat dijadikan bahan acuan agar lebih cermat dan lebih kuat
bagi siswa, guru, dan sekolah maka guru pemahamannya terhadap suatu materi

80
Nomor 27 Tahun XXII April 2020
ISSN 1907 – 3232

pokok. Selain tujuan diatas Index Card 2. Peneliti menulis pertanyaan tentang
Match juga digunakan untuk materi yang telah diberikan
mengarahkan atensi siswa terhadap sebelumnya yang telah dipersiapkan.
materi yang dipelajarinya dan cukup Setiap kartu satu pertanyaan dan
menyenangkan digunakan untuk jawaban. 
mengulangi meteri pembelajaran yang 3. Kocok semua kartu sehingga akan
telah diberikan sebelumnya.  tercampur antara soal dan jawaban. 
Index Card Match merupakan model 4. Bagi setiap siswa satu kartu,
yang digunakan pembelajaran aktif sebagian siswa akan mendapatkan
dengan jalan meninjau ulang materi soal dan jawaban.
degan ciri-ciri: 5. Minta siswa untuk mencari
1. Model ini menggunakan kartu. pasangannya. Jika sudah ada yang
2. Kartu dibagi menjadi dua yang menemukan pasangannya, mintalah
berisi satu pertanyaan dan satu untuk siswa untuk duduk berdekatan. 
jawaban. 6. Setelah siswa menemukan pasangan
3. Model ini dilakukan dengan dan duduk berdekatan, minta setiap
cara berpasangan. pasangan secara bergantian
4. Setiap pasangan membacakan membacakan soal yang diperoleh
pertanyaan dan jawaban. dengan suara keras kepada temannya.
Fungsi Model Index Card Match adalah Selanjutnya soal tersebut dijawab
sebagai berikut : oleh pasangannya.
1. Agar siswa lebih cermat dalam Sintak model pembelajaran Index Card
pembelajaran. Match adalah sebagai berikut:
2. Siswa akan lebih mudah dalam 1. Guru membuat kartu sebanyak
memahami suatu materi. jumlah siswa, membuat 30 buah
3. Siswa tidak merasakan kejenuhan kartu, dari kartu tersebut 15 berisi
dalam pembelajaran. pertanyaan dan15 lagi
4. Siswa lebih semangat dalam berisi jawaban. 
menerima pelajaran. 2. Guru menjelaskan kepada siswa
Langkah-langkah Model Pembelajaran bagaimana penggunaan
Index Card Match model pembelajaran Index Card
1. Peneliti membuat potongan kartu Match, dan menjelaskan sedikit
sejumlah siswa dalam kelas dan kartu tentang akhlaq tercela. 
tersebut dibagi menjadi dua 3. Guru membagi kartu kepada
kelompok. siswa, sehingga masing-masing

81
Nomor 27 Tahun XXII April 2020
ISSN 1907 – 3232

siswa mendapatkan satu kartu yang pengetahuan, sikap dan keterampilan


berisi soal dan jawaban.  yang dicapai siswa dalam kegiatan
4. Guru menyuruh siswa mencari belajar mengajar.
pasangan yang cocok dengan Djamarah (1994:23)
kartu yang dipegang sesuai dengan mendefinisikan prestasi belajar sebagai
nomor yang tertera dalam hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan
kartu tersebut.  yang mengakibatkan perubahan dalam
5. Setelah menemukan diri individu sebagai hasil dari aktivitas
pasangannya, guru menyuruh siswa dalam belajar. Kalau perubahan tingkah
untuk duduk berdekatan, mintalah laku adalah tujuan yang mau dicapai
setiap asangan secara dari aktivitas belajar, maka perubahan
bergantian membacakan soal yang tingkah laku itulah salah satu indikator
diperoleh dengan suara yang keras yang dijadikan pedoman untuk
kepada teman-teman lainya. mengetahui kemajuan individu dalam
Selanjutnya soal tersebut dijawab segala hal yang diperolehnya di sekolah.
oleh pasangannya.  Dengan kata lain prestasi belajar
6. Kemudian diadakan evaluasi merupakan kemampuan-kemampuan
diakhir pertemuan untuk yang dimiliki oleh siswa sebagai akibat
mengetahui bagaimana motivasi perbuatan belajar atau setelah menerima
belajar siswa dengan menggunakan pengalaman belajar, yang dapat
model pembelajaran Index Card dikatagorikan menjadi tiga ranah, yakni
Match, dengan memberikan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
pertanyaan yang tidak jauh beda Dengan mengkaji hal tersebut di
dengan yang ada di dalam kartu. atas, maka faktor-faktor yang dapat
Prestasi belajar mempunyai arti mempengaruhi prestasi belajar menurut
dan manfaat yang sangat penting bagi Purwanto (2000: 102) antara lain: (1)
anak didik, pendidik, orang tua/wali faktor yang ada pada diri organisme itu
murid dan sekolah, karena nilai atau sendiri yang dapat disebut faktor
angka yang diberikan merupakan individual, seperti
manifestasi dari prestasi belajar siswa kematangan/pertumbuhan, kecerdasan,
dan berguna dalam pengambilan latihan, motivasi, dan faktor pribadi, (2)
keputusan atau kebijakan terhadap siswa faktor yang ada diluar individu yang
yang bersangkutan maupun sekolah. disebut faktor sosial., seperti faktor
Prestasi belajar merupakan kemampuan keluarga/keadaan rumah tangga, guru
siswa yang dapat diukur, berupa dan cara mengajamya, alat-alat yang

82
Nomor 27 Tahun XXII April 2020
ISSN 1907 – 3232

dipergunakan dalam belajar-mengajar, relasi siswa dengan siswa, disiplin


lingkungan dan kesempatan yang sekolah, pelajaran dan waktu sekolah,
tersedia dan motivasi sosial. Dalam standar pelajaran, keadaan gedung,
penelitian ini factor ke 2 yaitu factor metode belajar dan tugas rumah. Faktor
yang dari luar seperti guru dan cara masyarakat antara lain: kegiatan siswa
mengajarnya yang akan menentukan dalam masyarakat, mass media, teman
prestasi belajar siswa. Guru dalam hal bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.
ini adalah kemampuan atau kompetensi Peningkatan prestasi belajar yang
guru, pendidikan dan lain-lain. Cara penulis teliti dalam hal ini dipengaruhi
mengajarnya itu merupakan factor oleh factor ekstern yaitu metode
kebiasaan guru itu atau pembawaan guru mengajar guru.
itu dalam memberikan pelajaran.Juga Model pembelajaran Index Card
dikatakan oleh Slamet (2003:54-70) Match menuntut kegiatan intelektual
bahwa faktor-faktor yang yang tinggi, memproses apa yang
mempengaruhi belajar banyak jenisnya, mereka telah dapatkan dalam pikirannya
tetapi dapat digolongkan menjadi dua untuk menjadi sesuatu yang bermakna.
golongan saja, yaitu faktor intern dan Mereka diupayakan untuk lebih
faktor ekstem. Faktor intern diklasifikasi produktif, mampu membuat analisa,
menjadi tiga faktor yaitu: faktor membiasakan mereka berpikir kritis,
jasmaniah, faktor psikologis dan faktor dapat mengingat lebih lama, materi yang
kelelahan. Faktor jasmaniah antara lain: telah mereka pelajari. Model ini juga
kesehatan, cacat tubuh. Faktor bisa diupayakan untuk pengembangan
psikologis antara lain: intelegensi, kemampuan akademik, menghindarkan
perhatian, minat, bakat, motif, siswa belajar dengan hapalan, dapat
kematangan, kesiapan. Faktor kelelahan memberikan tambahan kemampuan
antara lain: kelelahan jasmani dan untuk dapat mengasimilasikan dan
rohani. Sedangkan faktor ekstern mengakomodasikan informasi, serta
digolongkan menjadi tiga faktor yaitu: menuntut latihan-latihan khusus untuk
faktor keluarga, faktor sekolah, faktor mempertinggi daya ingat dengan
masyarakat. Faktor keluarga antara lain: berlatih untuk dapat menemukan sendiri
cara orang tua mendidik, relasi antara sesuatu yang penting dalam materi yang
keluarga, suasana rumah tangga dan diberikan. Dengan cara kerja yang
keadaan ekonomi keluarga. Faktor sedemikian rupa sudah dapat diyakini
sekolah antara lain: metode mengajar, bahwa metode ini akan dapat
kurikulum, relasi guru dengan siswa, memecahkan masalah yang ada.

83
Nomor 27 Tahun XXII April 2020
ISSN 1907 – 3232

Hasil penelitian Magfirutullah tercapai (Suharsimi Arikunto,


(2011), yang berjudul penerapan Model Suhardjono, Supardi, 2006:67).
Pembelajaran Index Card Match pada Dalam melaksanakan penelitian,
siswa kelas VII C SMP di kota rancangan merupakan hal yang sangat
Palangkaraya menunjukkan bahwa penting untuk disampaikan. Tanpa
prestasi belajar siswa setelah rancangan, bisa saja alur penelitian akan
menggunakan Model Pembelajaran ngawur dalam pelaksanaannya. Untuk
Index Card Match lebih baik dari pada penelitian ini penulis memilih rancangan
dengan menggunakan model penelitian tindakan yang disampaikan
pembelajaran Think Pair Share. oleh Arikunto, Suharsumi 2007 seperti
Persamaan penelitian diatas dengan terlihat pada gambar berikut:
penelitian tindakan kelas yaitu
menerapkan Model Pembelajaran Index
Card Match dapat meningkatkan prestasi
belajar Bahasa Indonesia siswa kelas
VII C. Perbedaan penelitian diatas yaitu
membandingkan penelitian Model
Pembelajaran Index Card Match dengan
think pair share. Penelitian
Magfirutullah mengukur minat siswa
sedangkan peneliti mengukur prestasi Gambar: 01 Alur Penelitian Tindakan
kelas
belajar siswa.
Prosedur PTK.
METODE PENELITIAN
1. Perencanaan
Penelitian yang dilakukan
Pada tahap ini peneliti membuat
termasuk penelitian tindakan. Oleh
RPP, berkonsultasi dengan teman
karenanya, rancangan yang khusus
sejawat membuat instrumen.. Pada
untuk sebuah penelitian tindakan sangat
tahap menyusun rancangan
diperlukan. Penelitian tindakan
diupayakan ada kesepakatan antara
didasarkan pada filosofi bahwa setiap
guru dan sejawat. Rancangan
manusia tidak suka atas hal-hal yang
dilakukan bersama antara peneliti
statis, tetapi selalu menginginkan
yang akan melakukan tindakan
sesuatu yang lebih baik. Peningkatan
dengan guru lain yang akan
diri untuk hal yang lebih baik ini
mengamati proses jalannya tindakan.
dilakukan terus menerus sampai tujuan
Hal tersebut untuk mengurangi unsur
subjektivitas pengamat serta mutu

84
Nomor 27 Tahun XXII April 2020
ISSN 1907 – 3232

kecermatan pengamatan yang Tahapan ini dimaksudkan untuk


dilakukan. mengkaji secara menyeluruh
2. Pelaksanaan Tindakan tindakan yang telah dilakukan,
Tahap pelaksanaan tindakan berdasarkan data yang telah
dilakukan dengan pembelajaran di terkumpul, kemudian dilakukan
kelas.Pada tahap ini guru peneliti giat evaluasi guna menyempurnakan
melakukan tindakan menggunakan tindakan berikutnya. Refleksi dalam
metode Card Sort berbantuan alat PTK mencakup analisis, sintesis, dan
peraga.Rancangan tindakan tersebut penilaian terhadap hasil pengamatan
sebelumnya telah dilatih untuk dapat atas tindakan yang dilakukan. Jika
diterapkan di dalam kelas sesuai terdapat masalah dari proses refleksi
dengan skenarionya.Skenario dari maka dilakukan proses pengkajian
tindakan diupayakan dilakspelajaran ulang melalui siklus berikutnya yang
dengan baik dan wajar. meliputi kegiatan: perencanaan
3. Pengamatan atau observasi ulang, tindakan ulang, dan
Tahap ini sebenarnya berjalan pengamatan ulang shingga
bersamaan dengan saat pelaksanaan. permasalahan dapat teratasi.
Pengamatan dilakukan pada waktu Pengumpulan data dalam
tindakan sedang berjalan, jadi, penelitian ini menggunakan tes prestasi
keduanya berlangsung dalam waktu belajar. Tes prestasi belajar berupa tes
yang sama. Pada tahap ini,guru yang soal isian maupaun esay. Untuk
bertindak sebagai peneliti melakukan menganalisis data hasil penelitian ini
pengamatan dan mencatat semua hal digunakan metode deskriptif. Untuk data
yang diperlukan dan terjadi selama kuantitatif dianalisis dengan mencari
pelaksanaan tindakan berlangsung. mean, median, modus, membuat interval
Pengumpulan data ini dilakukan kelas dan melakukan penyajian dalam
dengan menggunakan tes prestasi bentuk tabel dan grafik.
belajar yang telah tersusun, termasuk Indikator keberhasilan penelitian
juga pengmatan secara cermat yang diusulkan dalam penelitian ini
pelaksanaan skenario tindakan dari pada siklus I dan II mencapai nilai rata-
waktu ke waktu serta dampaknya rata 75,00 dengan ketuntasan belajar
terhadap proses dan hasil belajar 85%. dengan KKM yang ditetapkan
anak. untuk mata pelarajan IPS pada SMP
4. Refleksi Negeri 1 Tampaksiring adalah 73.
HASIL DAN PEMBAHASAN

85
Nomor 27 Tahun XXII April 2020
ISSN 1907 – 3232

Hasil Penelitian belum giat dalam mengikuti proses


Hasil yang diperoleh dari kegiatan awal pembelajaran oleh karena itu peneliti
Deskripsi yang dapat disampaikan harus lebih giat lagi melakukan
untuk perolehan data awal sebagai pembelajaran pada siklus berikutnya.
indikator yang dituntut yaitu minimal Pada siklus II
siswa mampu mencapai ketuntasan Dengan tindakan yang sangat
belajar dengan nilai sama atau melebihi maksimal dan pelaksanaan yang betul-
KKM. KKM yang dipatok berdasarkan betul mengikuti kebenaran teori sesuai
ketentuan yang disepakati oleh dewan dengan model pembelajaran eksperimen
Guru dan Komite untuk mata pelajaran dalam pembelajaran IPS SMP Negeri 1
IPS adalah 73,00. Data yang diperoleh Tampaksiring, dimana hasil yang
menunjukkan hanya 12 orang siswa diperoleh pada siklus II ini ternyata
yang tuntas diantaranya 4 orang yang Hasil belajar IPS meningkat secara
melampaui KKM dan 8 orang setara signifikan dengan nilai rata-rata 80,93
dengan KKM, secara klasikal jumlah dan ketuntasan belajarnya adalah
nilai diperoleh adalah 2170 dengan rata 93,75%. Dari keseluruhan jumlah siswa
rata kelas adalah 67,81 atau hanya yaitu 32 orang siswa 30 orang siswa
37,50% yang tuntas dari 32 siswa telah mampu melampaui nilai KKM
dikelas VIII C pada Semester II tahun yaitu 73.
pelajaran 2018/2019. Data tersebut Semua hasil yang diperoleh dari
menunjukkan rendahnya prestasi belajar awal, siklus I dan siklus II dipaparkan
siswa kelas VIII C pada proses dalam bentuk tabel dan grafik seperti
pembelajaran awal. Kekurangan yang berikut:
ada adalah akibat pembelajaran yang Tabel 01: Tabel Data Prestasi Belajar
Siswa kelas VIII C SMP
dilukan masih bersifat konfensional,
Negeri 1 Tampaksiring
kurang alat peraga dan kurang inovatif.
Hasil pada siklus I
Perkembangan kemampuan siswa
pada siklus I adalah hanya 22 siswa atau
68,75% yang memperoleh nilai sesuai
dengan KKM di sekolah ini. Sedangkan Grafik 01: Grafik Histogram Prestasi
Belajar IPS siswa kelas VIII
yang lainnya yang berjumlah 10 siswa
C semester II tahun
atau 31,25% belum mampu mencapai pelajaran 2018/2019 SMP
Negeri 1 Tampaksiring
KKM yang dituntut. Data tersebut
menunjukkan siswa-siswa tersebut

86
Nomor 27 Tahun XXII April 2020
ISSN 1907 – 3232

belum mampu melaksanakannya sesua


alur teori yang benar.
Pada siklus ke II perbaikan
prestasi belajar siswa diupayakan lebih
maksimal dengan peneliti membuat
Pembahasan perencanaan yang lebih baik,
Data awal yang diperoleh dengan menggunakan alur dan teori dari model
rata-rata 67,81 menunjukkan bahwa Index Card Match dengan benar dan
kemampuan anak/siswa dalam mata lebih maksimal. Peneliti giat memotivasi
pelajaran IPS masih sangat rendah siswa agar giat belajar, memberi arahan-
mengingat kriteria ketuntasan belajar arahan, menuntun mereka untuk mampu
siswa untuk mata pelajaran ini di SMP menguasai materi pelajaran pada mata
Negeri 1 Tampaksiring adalah 73,00. pelajaran IPS lebih optimal. Akhirnya
Dengan nilai yang sangat rendah seperti dengan semua upaya tersebut peneliti
itu maka peneliti mengupayakan untuk mampu meningkatkan prestasi belajar
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada siklus II menjadi rata-rata
anak/siswa menggunakan model Index 80,93. Upaya-upaya yang maksimal
Card Match. Akhirnya dengan tersebut menuntun kepada penelitian
penerapan model Index Card Match bahwa model Index Card Match mampu
yang benar sesuai teori yang ada, meningkatkan prestasi belajar IPS siswa
peningkatan rata-rata prestasi belajar kelas VIII C SMP Negeri 1
anak/siswa pada siklus I dapat Tampaksiring.
diupayakan dan mencapai rata-rata PENUTUP
72,81. Namun rata-rata tersebut belum Simpulan
maksimal karena hanya 22 siswa Dengan mengetahui
memperoleh nilai di atas KKM bahwapemicu rendahnya prestasi belajar
sedangkan yang lainnya belum ada pada faktor-faktor seperti metode
mencapai KKM. Sedangkan prosentase yang digunakan guru, sehingga
ketuntasan belajar mereka baru penggunaan atau penggantian metode
mencapai 68,75%. Hal tersebut terjadi konvensional menjadi metode-metode
akibat penggunaan model Index Card yang sifatnya konstruktivis sangat
Match belum maksimal dapat dilakukan diperlukan, akibatnya peneliti mencoba
disebabkan penerapan model tersebut model pembelajaran Index Card Match
baru dicobakan sehingga guru masih dalam upaya untuk dapat memecahkan
permasalahan yang ada di sekolah.

87
Nomor 27 Tahun XXII April 2020
ISSN 1907 – 3232

Berdasar pada rendahnya prestasi a. Dari data awal ada 20 siswa


belajar siswa yang disampaikan pada mendapat nilai di bawah KKM pada
latar belakang masalah, penggunaan siklus I menurun menjadi 10 siswa
model pembelajaran Index Card Match dan siklus II ada 2 siswa mendapat
diupayakan untuk dapat menyelesaikan nilai dibawah KKM
tujuan penelitian ini yaitu untuk b. Dari rata-rata awal 67,81 naik
mengetahui peningkatan prestasi belajar menjadi 72,81 pada siklus I dan pada
siswa. Seberapa besar peningkatan yang siklus II naik menjadi 80,93.
dicapai sudah dipaparkan dengan jelas c. Dari data awal siswa yang tuntas
pada akhir analisis. Dari hasil penelitian hanya 12 orang sedangkan pada
dan semua data yang telah disampaikan siklus I menjadi lebih banyak yaitu
tersebut, tujuan penelitian yang 22 siswa dan pada siklus II menjadi
disampaikan sudah dapat dicapai. Untuk cukup banyak yaitu 30 siswa.
menjawab tujuan penelitian yaitu Dari semua data pendukung
pencapaian kenaikan prestai belajar pembuktian pencapaian tujuan
siswa dapat dilihat bukti-bukti yang pembelajaran dapat disampaikan bahwa
sudah disampaikan. model pembelajaran Index Card Match
dapat memberi jawaban yang
diharapkan sesuai tujuan penelitian ini.
Semua ini dapat dicapai adalah akibat
kesiapan dan kerja keras peneliti dari
sejak pembuatan proposal, review hal-
hal yang belum bagus bersama teman-
teman guru, penyusunan kisi-kisi dan
instrumen penelitian, penggunaan sarana
trianggulasi data sampai pada
pelaksanaan penelitian yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Siti, dkk. 2008. Perkembangan
dan Konsep Dasar
Pengembangan Siswa Usia
Dini. Jakarta: Universitas
Terbuka.

Amri, Sofan. 2013. Peningkatan Mutu


Pendidikan SMP dan
Menengah. Jakarta: PT.
Prestasi Pustakaraya.

88
Nomor 27 Tahun XXII April 2020
ISSN 1907 – 3232

Andriani, Umi dan Rani Nuraeni. 2008.


Mencocok, Menempel dan
Mewarnai. Jakarta: Erlangga
for Kids.

Arikunto, Suharsimi; Suhardjono;


Supardi. 2006. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta: PT
Bumi Aksara.

Badan Standar Nasional Pendidikan.


2007. Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 41 Tahun
2007. Jakarta: BSNP.

Charuer, Kathy, dkk. 2005. Permainan


Berbasis Sentra
Pembelajaran. Beltsuillee,
MD 20705: Translation
Copyright 2005 by Penerbit
Erlangga.

Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-Teori


Belajar. Jakarta: Penerbit
Erlangga.

Daryanto. 1999. Evaluasi Pendidikan.


Rineka Cipta: Jakarta.

Depdiknas, 2003c.Sistem Penilaian


Kelas SMP, SMP, SMA dan
SMK. Dirjen Dikdasmen
Tendik.

Depdiknas. 2008. Pengolahan dan


Analisis Data Penelitian.
Jakarta: Direktorat Tenaga
Kependidikan Dirjen PMPTK.

Depdiknas. 2009. Supervisi Akademik.


Jakarta. Direktorat Tenaga
Kependidikan Dirjen PMPTK.

89

You might also like