Pengantar Fisiologi Sistem
Respirasi
Dr. Susy Olivia
TOPIK PEMBAHASAN
• Fungsi respirasi
• Mekanisme Pernapasan
• Ventilasi Pulmonal
• Pertukaran gas
• Transport O2 dan CO2 di darah dan jaringan
• Pengaturan Respirasi
RUJUKAN
• Sherwood L. Human physiology: from cell to systems.
7th ed. Canada Thomson Publishing Inc. Canada; 2010.
• Ganong F. Review of medical physiology. 24ded. San
Fracisco: The McGraw-Hill Companies; 2012
• Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical physiology.
12th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders ;2011
• Silverthorn DU. Human Physiology: An Integrated
Approach.6thed. Pearson Education;2014
• Tortora GJ, Derrickson B. Principles of Anatomy and
Physiology. 12thed. John Wiley & Sons, Inc:2009
• Sembulingan K, Sembulingan P. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Ed 5. Jakarta 2013. 139
Functions of Respiratory System
• Exchange of gases between atmosphere and the blood
• Homeostatic regulation of body pH
• Protection from inhaled pathogens and irritating substances
• Lungs contain lymphocytes, plasma cells and macrophages
• Vocalization
• Loss of water and heat from body
• It enhances venous return ( Respiratory pump)
• The nose as a part of respiratory system, serves as the organ of smell
• Lungs synthesize certain prostaglandins, histamine, heparin and
kallekrein
• Pulmonary capillary endothelial cells contain Angiotensin converting
enzyme
• Lungs act as reservoir of blood
• Lungs synthesize surfactant
• Pulmonary vessels can trap fat cells, small clots and detached cancer
cells and thus prevent their entry into systemic circulation
• General function is to obtain O2 for use by the
body’s cells and to eliminate the CO2 the body
cells produce
• Encompasses two separate but related processes
– Internal respiration :Refers to metabolic processes
carried out within the mitochondria, which use O2 and
produce CO2, while deriving energy from nutrient
molecules
– External respiration
Chapter 13 The Respiratory System
Human Physiology by Lauralee Sherwood ©2007 Brooks/Cole-Thomson Learning
Respiratory System
Pulmonary circulation:
Right ventricle →
pulmonary trunk →
lungs → pulmonary
veins → left atrium
Ventilation
External Respiration
Circulation
Internal Respiration
Cellular Respiration
Figure 17-1
4 Tahap Respirasi:
Tahap 1 (ventilasi)
Keluar masuk udara dari paru →
pertukaran udara atmosfir &
alveoli
Terjadi akibat proses mekanik →
bernafas / ventilasi
Kerja ventilasi bergantung pada
kebutuhan metabolisme uptake
O2 dan pengeluar CO2
Tahap 2 (difusi)
Terjadi pertukaran O2 dan CO2
pada alveoli dengan darah di
kapiler paru melalui proses difusi
Tahap 3 (transportasi)
Darah mengangkut O2 dan CO2
antara paru dengan jaringan tubuh
lainnya
Tahap 4
Pertukaran O2 dan CO2 antara
darah dengan sel jaringan secara
difusi di sepanjang perdarahan
kapiler sistemik
PROSES RESPIRASI :
1. VENTILASI PARU.
2. DIFUSI O2 DAN CO2.
3. TRANSPOR O2 DAN CO2.
4. REGULASI RESPIRASI.
Keadaan norma l:
FREK. NAFAS dewasa 12 - 20 KALI/ menit
inspirasi berlangsung 2 detik, ekspirasi 3 detik
Frekuensi pernapasan bisa berubah ubah
Basics of the Respiratory System
Functional Anatomy
• What structural aspects must be considered in the process of
respiration?
– The conduction portion
– The exchange portion
– The structures involved with
ventilation
• Skeletal & musculature
• Pleural membranes
• Neural pathways
• All divided into
– Upper respiratory tract
• Entrance to larynx
– Lower respiratory tract
• Larynx to alveoli (trachea
to lungs)
Hidung
Sistem saluran udara
Faring
(conducting zone)
Laring
Pembagian Sistem
Trakea
Bronkus primer
Pernapasan
Bronkus kecil
Bronkioulus
Brokiolus terminalis
Bronkioulus respiratorius *
Sistem alveol
(respiratory zone)
Duktus alveolaris
Saccus alveolaris
Alveolus
Sherwood.Ed 6th. Sistem Respirasi
Udara nafas masuk lubang hidung /mulut
Ke Faring, Laring, Trakea
Trakea
Bronkus primer
Kanan Kiri
Paru Kanan
Bronkus Kecil
Bronkiolus
Bronkiolus Terminalis
Bronkiolus respiratorius
Duktus Alveolaris
Sakus Alveolaris
Alveolus
13
Branching of
the Airways
As branching becomes more numerous the wall thins out. Alveoli design
allows for increased surface area.
( 20 – 23 ) kali percabangan
+/- 1 Juta Br. Terminalis
Pada orang dewasa : +/- 300 Juta Alveoli
Kedua Paru : 200 – 600 Juta
Percabangan
Luas Penampang Saluran Udara
Kecepatan Aliran Udara di Alveoli
Trakea s/d Br. Terminalis
- Fungsi hanya sebagai saluran
- Br. Repiratorius sudah ada Alveoli fungsi saluran dan pertukaran gas
- Saluran Udara dari hidung sampai Br. Terminalis selalu terbuka
15
Bronkus
- Dinding Cabang Bronkus yang
lebih kecil:
- Otot Polos
- Tulang Rawan (spiral terputus-
putus)
- Bronkiolus berdiameter sama
atau lebih kecil dari 1 mm
- Ada otot polos (Persarafan
otonom) dan peka terhadap
zat kimia dan hormon
tertentu mengakibatkan
Bronkokonstriksi atau
- - Bronkodilatasi
Mengatur Jumlah Udara yang
masuk
• Bronkiolus kecil dindingnya sedikit mengandung
tulang rawan , banyak otot polos dipengaruhi
SSO (sistem saraf otonom):
– Simpatis : bronkodilatasi ( pelebaran
bronkiolus)
– Parasimpatis : bronkokontriksi ( penyempitan
bronkiolus), tahanan jalan napas meningkat
Bronkiolus ini peka terhadap hormon dan zat
kimia lokal ( O2 dan CO2)
• Pada orang normal diameter saluran udara cukup
besar → tahanan jalan napas rendah → terjadi aliran
udara keluar dan masuk
• Aliran udara keluar dan masuk terhambat → saluran
napas diameter mengecil → tahanan jalan napas
meningkat (bronkokontriksi ):
– Mukus yang kental
– Alergi
– Parasimpatis
– Edema dinding bronkus
• Tahanan jalan napas menurun (bronkodilatasi) :
– Simpatis
– Kadar CO2 lokal meningkat
The Bronchi and Subdivisions: The Bronchial Tree
Alveol
Alveoli
- Sekumpulan kantong udara berdinding tipis, 1 lapis sel epitel alveol type I
berbentuk gepeng
- Diantara sel type I ada sel Alveol; type II yang mensekreksi surfaktan (
Surface-active substances ) = kompleks fosfolipoprotein yang membantu
pengembangan jaringan paru.
Didalam Lumen Alveol terdapat
- Sel makrofag
- Limfosit
- Mast – cell ( Heparin )
- Lipid
- Histamin / Polipeptida : reaksi alergi
Di dinding antara 2 Alveol yang bersebelahan terdapat Pori
(Minute Pores of Kohn )
Pertukaran udara antara alveol = ventilasi kolateral
21
Tiap Alveol dikelilingi jalinan kapiler paru
membentuk keranjang kapiler disekitar alveol
Endotel kapiler paru dengan membran alveol
membentuk membran alveol kapiler ( membran
respirasi )
Difusi O2 dan CO2 antar udara alveol dan darah
kapiler paru
22
O2 dan CO2 melewati membran alveoli ke kapiler
dengan proses difusi
The Plural Membranes
The relationship between the pleural sac and the lung
Pleural fluid reduces friction and
protects the lungs
Figure 17-3
Proses Inspirasi dan Ekspirasi
Tekanan Penting pada proses Ventilasi
1. Tekanan atmosfir
2. Tekanan intrapulmo/intra alveol
3. Tekanan intrapleura
4. Tekanan Transmural
Prinsip Udara mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan
rendah
27
Pressures Important in Ventilation
Chapter 13 The Respiratory System
Human Physiology by Lauralee Sherwood ©2007 Brooks/Cole-
Thomson Learning
Intrapulmonary and intrapleural pressure
Tekanan yang penting pada proses ventilasi :
1. Tekanan atmosfer :
• Tekanan atmosfer= 760mmHg
• Dipengaruhi ketinggian diatas permukaan laut,
2. Tekanan intraalveolus (intrapulmonal) :
• Tekanan di dalam alveolus
• Tekanan ini berhubungan dengan tekanan atmosfer
( alveol berhubungan langsung dengan udara luar
melalui saluran udara yang hampir selalu terbuka)
• Perubahan tekanan yang kecil → dapat
menyebabkan udara masuk atau keluar alveol
sampai tekanan sama dengan tekanan atmosfer
3. Tekanan intrapleura (tekanan intratoraks,
Donders) :
– Tekanan dalam kantung pleura
– Tidak berhubungan dengan tekanan atmosfer
– Tekanan ini tidak akan mencapai
keseimbangan dengan tekanan atmosfer atau
intra alveoler, karena :
– Rongga pleura tertutup dan tidak ada
hubungan langsung dengan udara luar
maupun paru-paru
– Tekanan ini saat istirahat =756 mmHg
(subatmosferik).
4. Tekanan transmural :
• Tekanan transmural dinding dada : perbedaan
tekanan atmosfer dengan tekanan intrapleura
• Tekanan atmosfer > tekanan intrapleura, tekanan
mendorong ke dalam > tekanan ke arah luar ,
maka dinding dada cenderung
menciut/terkompresi
• Tekanan transmural dinding paru : perbedaan tekanan
intraalveol dengan tekanan intrapleura.
» Tekanan intraalveol> tekanan intrapleura maka
di dinding paru gaya yang menekan keluar >
gaya yang menekan kedalam
Pressure in the Pleural Cavity
The pull on the walls creates a pressure lower than atmospheric-
allowing air to move in and keep the lung from collapsing.
Pneumothorax results in collapsed lung that can not function
normally
Figure 17-12a
• Jaringan paru terletak pada rongga dada
• Rongga dada :
– 12 pasang tulang rusuk berhubungan
sternum ( anterior)
– Vertabrae torakalis ( posterior)
– Inferior : diafragma
• Bentuk dan luas rongga dada dapat diubah-
ubah melalui :
– kontraksi otot-otot interkostalis dan
diafragma , yang menggerakkan tulang
rusuk dan mengubah diafragma
Movement of the Diaphragm
Movement of the Rib Cage during
• Rib Inspiration
movement
increases or
decreases
the width of
the rib cage.
Anatomy of the Respiratory Muscles
Chapter 13 The Respiratory System
Human Physiology by Lauralee Sherwood ©2007 Brooks/Cole-Thomson Learning
Inspirasi :
• Proses masuknya udara kedalam paru
• Tekanan alveol lebih rendah daripada tekanan
atmosfer
• Proses aktif , karena terjadi kontraksi otot-otot
pernapasan inspirasi
• Inspirasi ada 2 macam :
– inspirasi tenang :
• diafragma dan m. intercostalis eksternus
– Inspirasi paksa ( sesak napas, olah raga ):
menggunakan otot inspirasi tambahan (
M.sternocleidomastoideus, M.pectoralis mayor-
minor, dll
• Diafragma :
– Istirahat :Diafragma berbentuk kubah
menjulang kedalam rongga dada
– Kontraksi dipengaruhi n. frenikus dari C3-C5
medula spinalis
• Inspirasi tenang :
• Diafragma turun mendatar 1,5 cm →
pembesaran dimensi vertikal rongga dada
sekitar 75%
• Kontraksi M. interkostalis eksternus :
–Iga-iga akan terangkat ke atas lateral
dan sternum ke anterior atas sehingga
diameter anteroposterior dan diameter
lateral rongga dada membesar 25%
Ekspirasi :
• Ekspirasi tenang merupakan proses pasif:
– Keadaan normal
– Relaksasi dari otot-otot inspirasi utama , terjadi
bersamaan dengan awal ekspirasi
– Daya recoil paru ( jaringan paru yang teregang akan
kembali ke posisi semula) menarik dinding dada
kembali keadaan semula
• Pada sesak napas →ekspirasi paksa (aktif) :
– Kontraksi otot-otot ekspirasi ( M. intercostalis
internus, otot-otot abdomen)
– Membantu mengurangi volume rongga dada dan
toraks
SEQUENCE OF EVENTS DURING INSPIRATION
NEURAL IMPULSE
DIAPHRAGM AND INSPIRATORY INTERCOSTAL MUSCLE CONTRACT
THORAX EXPANDS
Pintrapleura BECOMES MORE SUBATMOSPHERIC
TRANS PULMONARY PRESSURE ↑
LUNGS EXPAND
PALV BECOMES SUBATMOSPHERIC
AIR FLOWS INTO ALVEOLI
SEQUENCE OF EVENTS DURING EXPIRATION
DIAPHRAGM AND INSPIRATORY INTERCOSTALS STOP CONTRACTING
CHEST WALL MOVES INWARD
PIntrapleura BACK TOWARD PREINSPIRATION VALUE
TRANSPULOMONARY PRESSURE BACK TOWARD PREINSPIRATION VALUE
LUNGS RECOIL TOWARD PREINSPIRATION SIZE
AIR IN ALVEOLI BECOMES COMPRESSED
PALV BECOMES GREATER THAN PATM
AIR FLOWS OUT OF LUNGS
Ekspirasi tenang :
• Relaksasi otot-otot inspirasi → tekanan intrapleura
meningkat → daya recoil paru → tekanan intraalveol
meningkat (+1mmHg) → udara keluar dari paru
• Ekspirasi aktif :
– Kontraksi otot-otot ekspirasi , otot-otot abdomen (M.
rektus abdominalis , M transversus abdominis ) →
tekanan intrabdomminal ↑→ Isi rongga perut
terdorong ke atas → Diafragma terdorong ke
atas
– Kontraksi M.interkostalis eksternus → iga-iga
tertarik ke bawah dalam → memperkecil dimensi
transversal rongga dada
Airway Resistance
• Primary determinant of resistance to airflow is the
radius of the conducting airway
• Autonomic nervous system controls contraction of
smooth muscle in walls of bronchioles (changes the
radii)
• Chronic obstructive pulmonary disease abnormally
increases airway resistance
– Expiration is more difficult than inspiration
– Diseases
• Chronic bronchitis
• Asthma
• Emphysema
Chapter 13 The Respiratory System
Human Physiology by Lauralee Sherwood
©2007 Brooks/Cole-Thomson Learning
• Pada orang sehat :
– Diameter sistem saluran udara cukup besar →
tahanan relatif rendah
– Tahanan saluran udara rendah → perbedaan
tekanan sebesar 1-2 mmHg, cukup menjamin
terjadinya aliran udara ke dalam dan keluar
paru
• Seperti aliran darah pada pembuluh darah :
– Bergantung pada perbedaan tekanan (P)
– Tahanan (R)
• Hal ini berlaku pada aliran udara dalam paru
F= dP/R
– F = aliran udara
– dP= Perbedaan tekanan atmosfer dan
tekanan intraalveol
– R = Tahanan jalan napas, ditentukan
diameter saluran napas
Menguraikan peran daya rekoil jaringan paru dan
'compliance' paru berkaitan dengan sifat elastisitas
jaringan paru, serta berbagai faktor yang
mempengaruhinya.
Elastisita Jaringan Paru (Recoil dan Compliance)
Daya Recoil : Kemampuan untuk kembali ke bentuk
semula sesudah diregangkan
→ Mengembalikan volume paru ke resting level
Compliance : Kemudahan jaringan paru untuk
diregang dinyatakan sebagai hubungan antara
volume paru dengan perubahan tekanan intra pulmo
dinyatakan sebagai :
V / P = ……. L /cm H2O
56
Faktor yang mempengaruhi Compliance
1. Volume paru saat pengukuran :
Makin besar volume paru, makin kecil compliance
2. Perubahan elastisitas jaringan paru :
iritasi jaringan paru (paru fibrosis)→ compliance paru
menurun
3. Tahanan jalan nafas :
Edema dan kongesti paru (peningkatan tahanan jalan
napas → compliance paru menurun
4. Tegangan permukaan alveol
57
ALVEOLAR SURFACE TENSION
•Alveolar fluid surrounds air in alveoli → exerts tension (surface tension)
Tegangan permukaan cairan pada alveol cenderung mengecilkan ukuran alveolus
•Lowered by Surfactant
•Great surface tension tend to collapse the lung
Dua alveol dengan
ukuran berbeda ,
tegangan permukaan
sama, berhubungan
dengan saluran
pernapasan sama.
Alveol kecil cenderung
kolaps karena memiliki
tekanan untuk kolaps
> dibandingkan yang
besar
Mengalirkan udara ke
alveol yang besar
Surface Tenstion and Surfactant
Surface tension is created by the thin fluid layer
between alveolar cells and the air
Surfactant :mixture containing proteins and
phospholipids that reduces surface tension.
– Increased surface tension would cause the
alveolar walls to stick to each other
• Newborn respiratory distress syndrome
– Premature babies may have inadequate
surfactant concentrations making difficult for
them to breathe
Tegangan permukaan alveol ditentukan surfaktan.
– Surfaktan menurunkan tegangan permukaan
pada saat alveol mengempis → agar paru
lebih mudah mengembang→ compliance
paru meningkat.
– Surfaktan berkurang→ compliance paru
menurun
– Surfaktan mencegah paru agar tidak kolaps
Molekul Surfaktan adalah sekresi sel epitel
type II diantara molekul-molekul air
• Ekspirasi: Waktu alveol mengempis
→molekul surfaktan menurunkan tegangan
permukaan → jadi alveol tidak kolaps pada
akhir ekspirasi
• Inpirasi: alveol mengembang → molekul
surfaktan saling menjauh → tegangan
permukaan alveol naik untuk melawan
regangan alveol yang berlebihan, mencegah
alveol pecah, pada akhir inspirasi
63
Faktor lain untuk
mempertahankan
kestabilan alveolus :
Interdependence (saling
ketergantungan ) antara
alveol yang bersebelahan
Menguraikan beban kerja pernapasan pada keadaan
normal serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Work of Breathing
• Normally requires 3% of total energy
expenditure for quiet breathing
• Lungs normally operate at about “half full”
• Work of breathing is increased in the following
situations
– When pulmonary compliance is decreased
– When airway resistance is increased
– When elastic recoil is decreased
– When there is a need for increased ventilation
Chapter 13 The Respiratory
System
Human Physiology by Lauralee
Sherwood ©2007 Brooks/Cole-
Description Average
Lung Volumes and Capacities Value
Tidal volume (TV) Volume of air entering or leaving lungs 500 ml
during a single breath
Inspiratory reserve Extra volume of air that can be maximally 3000 ml
volume (IRV) inspired over and above the typical resting
tidal volume
Inspiratory capacity Maximum volume of air that can be 3500 ml
(IC) inspired at the end of a normal quiet
expiration (IC =IRV + IV)
Expiratory reserve Extra volume of air that can be actively 1000 ml
volume (ERV) expired by maximal contraction beyond the
normal volume of air after a resting tidal
volume
Residual volume Minimum volume of air remaining in the 1200 ml
(RV) lungs even after a maximal expiration
Chapter 13 The Respiratory System
Human Physiology by Lauralee Sherwood ©2007 Brooks/Cole-
Thomson Learning
Lung Volumes and Capacities
Description Average Value
Functional residual Volume of air in lungs at end of 2200 ml
capacity (FRC) normal passive expiration
(FRC = ERV + RV)
Vital capacity (VC) Maximum volume of air that can 4500 ml
be moved out during a single
breath following a maximal
inspiration (VC = IRV + TV + ERV)
Total lung capacity (TLC) Maximum volume of air that the 5700 ml
lungs can hold (TLC = VC + RV)
Forced expiratory Volume of air that can be expired
volume in one second during the first second of
(FEV1) expiration in a VC determination
Chapter 13 The Respiratory System
Human Physiology by Lauralee Sherwood ©2007 Brooks/Cole-Thomson Learning
Ventilation
Pemeriksaan Fungsi Paru
1. Spirometer biasa
TV, IRV, ERV, IC, VC
2. Spirometer + Pengatur kecepatan pencatatan
- Volume ekspirasi Paksa ( Forced Expiratory
Volume )
FEV 1 detik ➔ 83 % VC
FEV 3 detik ➔ 97 % VC
3. M.B.C ( Maximal Breathing Capacity ) :
Volume pernafasan semenit pada pernafasan
sekuat-kuatnya dan secepat-cepatnya.
125 – 170 L / menit
70
Menentukan Gangguan Ventilasi
Kelainan Ventilasi :
- Penyakit Paru Obstruktif
- Penyakit Paru Restriktif
Obstruktif : Penyempitan / penyumbatan saluran
udara nafas
Tahanan jalan udara meningkat
FEV 1 dan MBC turun
Restriktif : Kemampuan Paru mengembang terhambat
Kelainan Restriktif ditandai dengan penurunan
Compliance paru , VC, MBC
71
Pulmonary Ventilation
• Minute ventilation
• Volume of air breathed in and out in one
minute
Pulmonary ventilation = tidal volume x respiratory rate
(ml/min) (ml/breath) (breaths/min)
12 x 500 ml/menit = 6000 ml / menit
Chapter 13 The Respiratory
System
Human Physiology by Lauralee
Sherwood ©2007 Brooks/Cole-
Alveolar Ventilation
• More important than pulmonary ventilation
• Volume of air exchanged between the
atmosphere and the alveoli per minute
• Less than pulmonary ventilation due to
anatomic dead space
– Volume of air in conducting airways that is useless
for exchange
– Averages about 150 ml in adults
Alveolar ventilation = (tidal volume – dead space) x
respiratory rate
(500 – 150) x 12 = 4200 ml/menit
Chapter 13 The Respiratory System
Human Physiology by Lauralee Sherwood ©2007 Brooks/Cole-Thomson Learning
Effect of Different Breathing Patterns on Alveolar
Ventilation
Chapter 13 The Respiratory
System
Human Physiology by Lauralee
Sherwood ©2007 Brooks/Cole-
Ruang Rugi
• Dibedakan dalam ruang rugi anatomi dan
ruang rugi fisiologi
• Ruang rugi anatomis: Ruangan dari hidung
/ mulut sampai dengan Br. Terminalis
- Tidak terlibat pada pertukaran gas
- Hanya berfungsi sebagai saluran
– Normal 150 ml
• Ruang Rugi Fisiologi =
Ruang Rugi Anatomi + Ruang Rugi Alveoler
(Alveol yang tidak berfungsi)
75
Memahami mekanisme yang mendasari
proses terjadinya difusi gas antara udara
alveol dan darah kapiler paru, cara
pengukuran kapasitas difusi paru, serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Gas Exchange
• At both pulmonary capillary and tissue capillary
levels, gas exchange involves simple diffusion of O 2
and CO2 down partial pressure gradients
Chapter 13 The Respiratory System
Human Physiology by Lauralee Sherwood ©2007 Brooks/Cole-Thomson
Learning
Pertukaran gas dalam paru :
• Berlangsung pada tingkat alveol -kapiler dan jaringan -kapiler
• Proses difusi pasif : perpindahan molekul dari tekanan/konsentrasi
tinggi ke tekanan/konsentrasi rendah
• Difusi berlangsung :
– Alveol-kapiler
– Jaringan-kapiler
• Komposisi gas dalam atmosfer :
– N2 :78,06 %
– O2 : 20,98 %
– CO2 : 0,04 %
• Komposisi gas tersebut → tekanan partial gas :
– PO2 : 158 mmHg
– PCO2 : 0,3 mmHg
– PH2O : 5,7mmHg
– PN2 : 596 mmHg
• Faktor-faktor yang mempengaruhi proses difusi gas :
– Suhu : Suhu ↑ kecepatan difusi ↑
– Beda tekanan/konsentrasi gas : Makin besar
perbedaan tekanan maka kecepatan difusi
meningkat, pada keadaan olahraga
– Tebal membran : makin tebal membran , makin
sukar berdifusi
– Berat molekul gas
– Luas permukaan membran alveolus : makin luas
permukaan membran , kecepatan difusi
meningkat.
– Daya larut gas dalam air : makin mudah larut ,
makin cepat difusi pada fase yang mengandung
air
3 Fase Proses Difusi Gas (Antara udara Alveol dan
darah kapiler paru)
a. Fase gas
b. Fase Membran
c. Fase Cairan
80
• Fase gas :
– Luas penampang total saluran udara dari trakea
sampai alveol makin besar
– aliran udara hanya sampai Duktus Alveolaris,
dalam alveol gerakan molekul gas dan
pencampuran gas dengan cara difusi.
– Gas dengan BM rendah bergerak lebih cepat,
Fase membran :
Udara dalam alveol dipisahkan dari darah dalam pembuluh kapiler
paru oleh membran alveol –kaplier. Lapisan membran sangat tipis.
Pada keadaan tertentu membran dapat tebal :
Pertambahan jaringan fibrosa atau peningkatan sel-sel epitel
alveol
Penumpukan lemak pada dinding pembuluh kapiler paru
Edema dalam jaringan interstisiel antara membran alveol dan
membran kapiler
Fase cairan :
– O2 mendifusi ke cairan (Plasma), kemudian ke eritrosit dan
berikatan dengan HB, kecepatan difusi bergantung kepada daya
larut dan BM gas. CO2 lebih mudah larut dalam air dari pada O2
Kecepatan difusi tergantung daya larut dan berat molekul gas
Daya larut CO2 dalam air lebih 24,3 lebih besar dibandingkan
daya larut O2.
Gas Exchange in the Lungs
• Gas exchange occurs by diffusion across the respiratory
membrane in the alveoli
• Oxygen diffuses from the alveolar air into the blood
– Alveolar air PO2 = 104 mmHg
– Pulmonary capillaries PO2 = 40 mmHg
• Carbon dioxide diffuses from the pulmonary capillary
blood into the alveolar air
– Pulmonary capillaries PCO2 = 46 mmHg
– Alveolar air PCO2 = 40 mmHg
Gas Exchange in Respiring Tissue
• Gas partial pressures in systemic capillaries
depends on the metabolic activity of the
tissue
• Oxygen concentrations
– Systemic arteries PO2 = 100 mmHg
– Systemic veins PO2 = 40 mmHg
• Carbon dioxide concentrations
– Systemic arteries PCO2 = 40 mmHg
– Systemic veins PCO2 = 46 mmHg
Oxygen and Carbon Dioxide Exchange Across Pulmonary and Systemic Capillaries
Caused by Partial Pressure Gradients
Chapter 13 The Respiratory System
Human Physiology by Lauralee Sherwood ©2007 Brooks/Cole-Thomson Learning
Transport O2 dan CO2
Terutama dilakukan eritrosit sebab
mengandung Hb .
- Hb mengikat O2 dikapiler paru dan dilepaskan
dijaringan
- Hb dapat mengikat CO2 yang diproduksi
jaringan dan dilepaskan di paru
86
The Hemoglobin-Oxygen Dissociation Curve
Hb Saturation
• Full saturation
– All four heme groups of the Hb molecule in the blood are bound to
O2
• Partial saturation
– Not all of the heme groups are bound to O2
• Hb saturation is largely determined by the PO2 in the
blood
• At normal alveolar PO2 (104 mm Hg), Hb is 97.5 - 98%
saturated
Oxygen-Hemoglobin
Dissociation Curve at Rest
Hemoglobin dan Transport Oxygen
.
• Kurva disosiasi bisa bergeser :ke kanan atau ke kiri
• Pada tekanan parsial yang lebih rendah,
hemoglobin akan melepaskan oxygen, kurva
bergeser ke kanan
• Pergeseran kurva ke kiri, terjadi karena
peningkatan pH, penurunan carbon dioxide, atau
penurunan temperatur sebagai hasil dari
peningkatan kemampuan hemoglobin untuk
mengikat oksigen
Shifting the Curve
Alkalosis.
Acidosis, exercising muscle
pH PCO2
Temp.
[DPG]
CO2 Transport and Cl- Movement
Memahami mekanisme pengendalian
pernapasan normal serta berbagai faktor yang
mempengaruhi pernapasan.
Respiratory control system
Pusat mekanisme pengaturan pernapasan :
• Pernapasan spontan (otomatis ) :
– batang otak yaitu : pons dan medulla
oblongata dan jaras-jarasnya berjalan dibagian
ventral dan lateral medula spinalis
• Pusat pengaturan pernapasan volunter (dibawah
kemampuan) :
– korteks serebri dan impulsnya disalurkan
melalui traktus kortikospinalis menuju motor
neuron saraf pernapasan
Neural
Control Of
Breathing
Voluntary Autonomic
Cerebral Medullary Pontine
cortex Centers Centers
Dorsal Ventral Pneumotaxic Apneustic
Respiratory Respiratory Center Center
Group Group
Control of Respiration
• Respiratory centers in brain stem establish a rhythmic breathing pattern
– Medullary respiratory center
• Dorsal respiratory group (DRG)
– Mostly inspiratory neurons
– neuron I (inspirasi), secara periodik melepaskan impulse dengan
frekuensi 12-15/menit Serat-serat saraf yang keluar dari neuron I
sebagian besar berakhir di motor neuron medula spinalis akan
mempersarafi otot-otot inspirasi
• Ventral respiratory group (VRG)
– Inspiratory neurons
– Expiratory neurons
– Pre-Bötzinger complex
• Widely believed to generate respiratory rhythm
– Pneumotaxic center
• Sends impulses to DRG that help “switch off” inspiratory neurons
• Dominates over apneustic center
Control of Respiration
– Apneustic center
• Prevents inspiratory neurons from being switched off
• Provides extra boost to inspiratory drive
– Hering-Breuer reflex
• Triggered to prevent overinflation of the lungs
– Chemical factors that play role in determining
magnitude of ventilation
• PO2
• PCO2
• H+
Chapter 13 The Respiratory System
Human Physiology by Lauralee Sherwood ©2007 Brooks/Cole-Thomson
Learning
Peripheral Chemoreceptors
• Carotid bodies are located in the carotid sinus
• Aortic bodies are located in the aortic arch
Chapter 13 The Respiratory
System
Human Physiology by Lauralee
Sherwood ©2007 Brooks/Cole-
Influence of Chemical Factors on Respiration
Chapter 13 The Respiratory System
Human Physiology by Lauralee Sherwood ©2007 Brooks/Cole-Thomson Learning
Negative feedback mechanism by which changes in PCO2
and blood pH regulate ventilation.