Jurnal Online Keperawatan Indonesia
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN POST OP APENDIKSITIS
DENGAN FOKUS STUDI RESIKO INFEKSI DI RUANG CEMPAKA 1
RSUD KABUPATEN TEMANGGUNG
Anik Tri Subekti1, Sunarko2
DIV Keperawatan Magelang, Poltekkes Kemenkes Semarang
Email:
[email protected] ABSTRAK
Appendicitis or inflammation of the intestine generally occurs due to problems with digestion or in the diet
and the habit of eating food carelessly without seeing and sorting whether the food is good for consumption
or not. Appendixitis is an inflammation of the intestine or inflammation of the verniform appendix which is
episodic and can occur for a long time. Appendixitis can occur due to food blockage that occurs in the
intestine which results in the formation of solid objects (masses) of worms at the ends of the umbilies which
can cause obstructed fecal blood flow in the area where the blockage occurs. This blockage is usually
formed due to hardened food, the mucus in the intestines jerking, due to blood clots, or it can be caused by
a small tumor that occurs in the intestine. There is a blockage coupled with an infection in the intestinal
tract, it will cause inflammation of the tuft of the worm which is called an appendix. If someone has
appendicitis, surgery must be performed immediately so that dangerous complications do not occur, after
that an aoendictomy is carried out, there is a high level of infection risk in Lukz, if not done properly it will
cause an infection that will cause complications and even cause death. (Hidayatullah, 2014). Methods: This
writing uses descriptive data collection methods with case descriptions and uses a nursing process
approach by focusing on one of the important problems in selected cases, namely nursing care for
appendixitis clients with a focus on infection risk studies. Results: The provision of nursing care to clients
with Post Op Appendixitis with the Risk of Infection showed different results after giving the intervention
according to the client's verbal and nonverbal responses. Kesimpualan: providing nursing care to clients
tailored to the client's response as long as given nursing care.
Keywords: Nursing Care; Appendixitis; Risk of Infection.
Jurnal Online Keperawatan Indonesia Mei, 2021, Vol: No:
Jurnal Online Keperawatan Indonesia
1. PENDAHULUAN Kedua adalah appendiksitis rekurens,
Appendisitias atau peradangan pada usus appendiksitis rekurens merupakan jika ada riwayat
umumnya terjadi di karenakan oleh masalah nyeri yang yang berulang diperut kanan bawah
pada pencernaan atau pada pola makan dan yang akan mendorong dilakukannya apendiktomi.
kebiasaan makan makanan yang sembarangan Kelainan ini terjadi apabila serangan appensiksitis
tanpa melihat dan memilah apakan makanan akut pertama kali sembuh dengan spontan.
tersebut baik untuk di konsumsi atau tidak. Namun, apendiksitis tidak akan pernah kembali
kebentuk aslinya karena terjadi fibrosis dan
Appendiksitis merupakan peradangan jaringan parut.
pada usus atau peradangan pada appendiks
verniformis yang bersifat episodic dan dapat Ketiga appendiksitis kronis yang memiliki
hilang timbul dalam waktu yang lama. semua gejala riwayat nyeri perut kanan bawah
Appendiksitis atau biasa disebut dengan usus lebih dari dua minggu, radang kronik apendiks
buntu merupakan peradangan yang diakibatka secara makropik dan lumen apendiks, adanya
oleh infeksi pada usus buntu atau umbau jaringan parut dan ulkus lama dimukosa dan
cacing (apendiks). Usus buntu sebenarnya infiltrasu sel inflamasi kronik), dan keluhan
adalah sekum (cecum). Infeksi ini dapat menghilanh setelah dilakukan apendiktomi.
mengakibatkan peradangan akut yang akan
memerlukan tindakan pembedahan dengan Pada laki-laki kasus appendicitis ini lebih
segera agar tidak terjadi komplikasi yang banyak terjadi dari pada perempuan terutama
umunya akan berbahaya (Win Dejan et al. pada usia 20-30 tahun (Sjamsuhidayat, 2010).
2005). Pada penelitian Anggi Patranita Nasution di
RSUD Dokter Soedarso Pontianak menunjukkan
Klasifikasi appendiksitis dapat dibagi bahwa dari 100 penderita apendiksitis paling
menjadi 3 yaitu ; appendiksitis akut dengan banyak ditemukan pada perempuan yaitu
gejala radang mendadak umbai cacing yang sebanyak 54 orang (54%) dan laki-laki sebanyak
memberikan tanda setempat, disertai maupun 46 orang (46%). Selain itu pada penelitian dari
tidak disertai rangsangan peritoneum local. Marisa di RSUD Tugurejo Semarang
Appendiksitis akut ini merupakan penyebab menunjukkan bahwa apendiksitis akut lebih
nyeri tersering nyeri abdomen akut dan banyak pada perempuan yaitu 64,2%, sedangkan
memerlukan tindakan pembedahan segera jumlah kasus pada laki-laki lebih sering terjadi
untuk mencegah komplikasi yang umumnya pada apendiksitis perforasi.
berbahaya (Sjamsuhidahjat, 2010).
Appendiksitis akut merupakan infeksi yang Appendiksitis akut merupakan kasus yang
disebabkan oleh bakteria. Dan factor plaing sering terjadi dalam bidang bedah
pencetusnya adalah sumbatan lumen apendiks. abdomen. Rata-rata 7% dari populasi di dunia
Selain itu hyperplasia jaringan limfe, fikalit menderita apendiksitis dalam hidupnya
( tinja/batu), tumor apendiks, dan cacing (Agrawal, 2008).
askaris yang dapat menyebabkan sumbatan
dan juga erosi mukosa apendiks karena Menurut WHO (Worls Health Organization),
parasite (E.histolytica). insiden yang terjadi akibat apendisitis di Asia
pada tahun 2004 adalah 4,8% penduduk dari total
populasi. Menurut Departemen Kesehatan RI di
2
Jurnal Online Keperawatan Indonesia Mei, 2021, Vol: No:
Jurnal Online Keperawatan Indonesia
Indonesia pada tahun 2006, kasus berlanjut, tekanan yang akan menyebabkannya
appendiksitis menduduki urutan keempat terus meningkat. Hal itu akan menyebabkan
penyakit terbanya setelah dyspepsia, gastritis, obstruksi vena edema bertambah dan bakteri
dan duodenitis dengan jumlah pasien rawan akan menembus dinding. Peradangan yang
inap sebanyak 28.040. selain itu, pada tahun disebabkan tersebut akan meluas dan mengenai
2008 insiden apendiksitis di Indonesia perikktoneum setempat sehingga menimbulkan
menempati urutan yang paling tinggi si anta nyeri di daerah kanan bawah pada abdomen.
kasus kegawatan pada abdomen lainnya.
Ketika aliran arteri terganggu maka akan
Appendiksitis dapat terjadi karena adanya menjadikan infark dinding appendiks yang
penyumbatan makanan yang terjadi pada usus diikuti dengan gangrene. Stadium ini disebut
yang menggakibatkan terbentuknya benda dengan appendiksitis gangrenosa. Bila dinding
padat (massa) cacing di ujung umbai yang yang terjadi rapuh itu pecah maka akan terjadi
dapat menyebabkan aliran darah keluar appendiksitis disfungsi.
kotoran yang terhambat pada daerah yang
terjadi penyumbatan. Sumbatan ini biasanya Dalam melakukan pemeriksaan apendiksitis,
terbentuk karena makanan yang mengeras, sering terjadi kesulitas dikarenakan ada beberapa
lender yang ada pada usus mengentak, pasien yang menunjukkan gejala dan tanda yang
dikarenakan pembekuan darah, atau dapat di tidak khas, sehingga kan menyebabkan
sebabkan karena tumor kecil yang terjadi kesalahan dalam melakukan pemeriksaan dan
pada usus. Adanya sumbatan yang ditambah akan menyebabkan terjadinya perforasi dan
dengan adanya infeksi pada saluran usus angka morbilitas sehingga dapat memperbutuk
maka akan menyebabkan radang pada umbai prognosis dari penyakit itu sendiri. Untuk tanda
cacing yang disebut dengan usus buntu. dan geljala yang sering muncul pada pasien
dengan appendiksitis adalah perpindanya nyeri
Appendiksitis biasanya disebabkan oleh dari ulu hati ke perut kanan bawah, mual-
penyumbatan lumen apendiks oleh muntah, anoreksia, nyeri lepas, demam diatas
hyperplasia folikel limfoid, fekalit, benda 37,50 C.
asing, sstruktur karena fibrosis akibat
peradangan sebelumnya atau neoplasma. Untuk menujang dalam melakukan diagnosis
Obstruksi ini menyebabkan mucus yang apendisitis, maka diperlukannya anamnesis dan
diproduksi mukosa mengalami bendungan, pemeriksaan fisik untuk memegang peranan
semakin lama mucus tersebut akan makin utama dengan akurasi 76-80%, pada kasus yang
banyak, namun elastisitas dinding apendiks terjadi perforasi tidak hanya dilakukan anamnesa
mempunyai keterbatasan sehingga dan pemeriksaan fisik saja. Namun, dilakukan
menyebabkan penekanan pada tekanan pemeriksaan penujang yang dapat dilakukan
intralumen. Tekanan yang meningkat tersebut seperti Ultrasonography (USG), dan computed
akan menghambat alisan limfe yang Tomography (CT) Scan. Namun, pemeriksaan
mengakibatkan edema, diapedesis bakteri, ini jarang dilakukan sikarenakan biaya yang
dan ulserasi mukosa. Pada saat tersebut sangat mahal dan tidak semua unit kesehatan
terjadi lah appendiksitis akut fokal yang memiliki alat tersebut (Brunicardi, 2010). Selain
ditandai oleh nyeri epigastrum. itu pemeriksaan penunjang lainya yang dapat
dilakukan adalah dengan melakukan
Pada appendiksitis suparatif akut akan pemeriksaan laboratorium yaitu dengan
menyebabkan sekresu mucus yang terus melakukan pemeriksaan hitung jumlah leucosit
Jurnal Online Keperawatan Indonesia Mei, 2021, Vol: No:
Jurnal Online Keperawatan Indonesia
shift to the left. Pemeriksaan ini dapat melakukan pengkajian asuhan keperawatan klien
menunjang pada pasien dnegan apensiksitis dnegan resiko infeksi pada post op apendiksitis.
akut. Pemeriksaan ini dapat dilakukan di Merumuskan diagnose asuhan keperawatan klien
puskesmas karena harganya erjangkau dan dengan resiko infeksi pada post op apendiksitis.
sederhana. Pada kasus apendiksitis akut Menyusun rencana asuhan keperawatan klien
umumnya jumlah leukosit akan meningkat dengan resiko infeksi pada post op apendiksitis.
sekitar 10.000-18.000µ1. Pada umunyal, Melakukan implementasi asuhan keperawtan
jumlah leukosit lebih dari 18.000µ1 akan klien dnegan resiko infeksi pada post op
menunjukkan telah terjadi perforasi dan apendiksitis. Melakukan evaluasi asuhan
peritonitis (Brunicardi, 2010). keperawatan klien dengan resiko infeksi pada
post op apendiksitis.
Jika seseorang mengalami usus buntu
maka harus segera dilakukan tindakan 2. METODE PENELITIAN
pembedahan agar tidak terjadi komplikasi Penulisan ini menggunakan metode
yang berbahaya, setela itu baru dilakukan pengumpulan data deskriptif dengan pemaparan
aoendiktomi adanya tingkat resiko infeksi kasus dan menggunakan pendekatan proses
yang tinggi pada luka, jika tidak dilakukan keperawatan dengan menfokuskan pada salah
tindaka secara benar akan menyebabkan satu masalah penting dalam kasus yang dipilih
infeksi yang akan menyebabkan komplikasi yaitu asuhan keperawatan pada klien
bahkan akan menyebabkan kematian. appendiksitis dengan focus studi resiko infeksi.
(Hidayatullah, 2014). Maka, diperlukannya
perawatan luka operasi dengan baik dan Penelitian ini dilakukan pada tanggal 22-24
benar agar tidak menyebabkan infeksi. Januasi 2020. Penelitian ini dilakukan di ruang
Cempaka 1 RSUD Kabupaten Temanggung.
Berdasarkan masalah diatas resiko infeksi Dalam penelitian ini menggunakan satu
adalah masalah yang harus diatasi, maka responden, diagnose medis appendiksitis, klien
apabila masalah resiko infeksi ini tidak segera dengan diagnose keperawatan risiko infeksi.
ditanggani akan berkibat fatal dan dapat Pengumpulan data pada laporan hasil kasus ini
terjadi infeksi, cara mengatasi masalah ini menggunakan wawancara kepada klien, keluarga
maka perlunya perawatan luka operasi setiap dan perawar, observasi secara pada klien,
hari dengan menggunakan SOP yang sesuai pemeriksaan fisik secara langsung. Subyek dalam
untuk mengurangi masakah resiko infeksi penelitian ini adalah klien dengan Post Op
yang akan terjadi pada klien. Berdasarka hal Appendiksitis dengan focus studi Resiko Infeksi.
ini peneliti tertarik untuk melakukan Laporan
Kasus pada Asuhan Keperawatan Pada Klien 3. HASIL
Post Op Apendiksitis Dengan Fokus Studi Pemberian asuhan keperawatan pada klien
Resiko Infeksi Studi Kasus Di Rsud Post Op Appendiksitis dengan Resiko Infeksi
Kabupaten Temanggung. yang menunjukkan hasil yang berbeda setelah
dilakukan pemberian intervensi sesuai dengan
Tujuan umum hasil penelitian ini yaitu respon verbal dan nonverbal klien.
memberikan Asuhan Keperawatan Klien
Post Op Apendiksitis dengan Fokus Studi Klien bernama Tn. H, umur 38 tahun, klien
Resiko Infeksi di ruang empaka 1 RSUD berjenis kelamin laki-laki, beragama islam, klien
Kabupaten Temanggung. merupakan orang asli suku jawa, klien bekerja
sebagai petani dan pendidikan terakhir SMA.
Tujuan khusus hasil penelitian ini yaitu Klien masuk RSUD Kabupaten Temanggung
4
Jurnal Online Keperawatan Indonesia Mei, 2021, Vol: No:
Jurnal Online Keperawatan Indonesia
pada tanggal 20 Januari 2020 dengan dilakukan berdasarkan yang telah dilakukan
diagnose medis Apendisitis. kepada Tn. H pada tanggal 24 Januari 2020 ,
peneliti menyusun tujuan dan rencana tindakan
Alasan masuk Tn. H dibawa ke RSUD keperawatan untuk mengatasi masalah resiko
Kabupaten Temanggung oleh keluarganya infeksi yang berhubungan prosedur invasif
karena klien merasakan nyeri pada bagian adalah sebagai berikut. Tujuannya yaitu klien
perut kanan bawah yang awalnya hanya bebas dari tanda-tanda gejala infeksi dan dapat
dirasakan pada pusar sejak 1 hari sebelum menunjukkan kemampuan untuk mencegah
dibawa ke rumah sakit. Setelah sampai di timbulnya infeksi.
rumah sakit dan sudah dilakukan
pemeriksaan klien akan dilakukan Dari masalah yang telah ditemukan pada
pembedahan pada perut bagian kanan bawah. klien, peneliti membuat beberapa rencana
tindakan keperawatan yang akan dilakukan pada
Berdasarkan pengkajian pada tanggak 24 Tn. H antara lain; monitor tanda dan gejala
Januari 2020 pukus 07.00 WIB pada Tn. H infeksi sistemik dan local, batasi jumlah
didapatan data sebagai berikut : Data pengunjung yang akan masuk ruangan, ajarkan
Subjektif (DS) klien mengatakan nyeri pada cara menghindari infeksi, memberikan perawatan
daerah bagian kanan bawah. Klien luka pada area luka, dan kombinasi pemberian
menyatakan nyeri pada bagian perut sebelah obat anti nyeri. Setelah dilakukan tindakan
kanan bawah yang pada awalnya dirasakan keperawatan klien mengatakan nyeri pada bagian
dari bagian pusar. Klien juga mengeluh mual perut agak mendingan setelah di berikan obat
muntah, klien mengatakan sakit saat di tekan analgetik. Klien mengatakan senang saat nyeri
dank klien mengatakan tidak berani pada bagian perut tidak terasa, klien mengatakan
digunakan untuk bergerak karena takut jika sudah tidak terasa ingin mual dan muntah. Data
bekas jahitannya akan rusak atau keluar Objektif : klien Nampak agak rileks dan nyaman
darah. Data Objektif (DO) klien tampak saat diberikan perawatan luka pada daerah
kesakitan saat dikaji pada bagian abdomen, jahitan, tanda kemerahan sudah agak berkurang,
terdapat bekas luka jahitan, terdapat nyeri luka pada bagian jahitan sudah agak bagus
tekan pada bagian perut dengan ekspresi namun masih basah. Analisa : nyeri dan
kesakitan dan berwarna kemerahan pada kemerahan di sekitar kulit bekas jahitan sudah
bagian jahitan. Klien mengatakan sulit tidur agak berkurang setelah diberikan obat dan
karena merasakan nyeri pada bagian perawatan luka dengan benar. Perencanaan :
abdomen. melaporkan kondisi klien dan dianjurkan untuk
melanjutkan intervensi.
Maka diagnosa keperawatan yang
didapat berdasarkan pengkajian yang telah Evaluasi pada Tn. H maka diperoleh data
dilakukan kepada Tn. H yaitu resiko Infeksi subjektif : klien mengatakan sudah agak relaks
berhubungan dengan prosedur invasif. setelah dilakukan perawatan luka. Data
Objektif : sudah tidak tampak edema, klien
Tindakan keperawatan yang akan Nampak rileks dan nyaman, luka pada bekas
dilakukan berdasarkan pengkajian yang telah jahitan nampak bagus.
Jurnal Online Keperawatan Indonesia Mei, 2021, Vol: No:
Jurnal Online Keperawatan Indonesia
4. PEMBAHASAN Ruang Mawar RSUD Jombang)” , hasil
Berikut bab pembahasan dalam penelitian penelitiannya menunjukkan bahwa pada
ini akan membahas mengenai hasil analisa kasus nya didapatkan pengkajian data
penelitian serta temuan yang berkaitan subyektif dan data objektif yang menunjang
dnegan proses asuhan keperawatan pada Tn. diagnose keperawatan Resiko Infeksi
H dengan Resiko Infeksi di bangsal Cempaka berhubungan dengan prosedur invasive,
1 RSUD Kabupaten Temanggung. perencanaan keperawatan atau intervensi
Pembahasan difokuskan pada aspek proses dengan NOC diagnose ke-satu Pengetahuan:
asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, control infeksi, menyembuhkan luka: primer
analisa data, perumusan masalah, perencaaan dan pemberian analgetik, Implementasi dan
tindakan keperawatan, pelaksanaan tindakan evaluasi masing-masing dilakukan selama
keperawatan, hingga evaluasi yang dikaitkan tiga hari.
dengan masalah appendiksitis. Resiko infeksi
pada pasien post op appendiksitis Dari hasil penelitian tersebut maka
diharapakan mendapat bantuan dan perawatan peneliti mrmilih untuk selalu melakukan
yang intensif, karena resiko infeksi pada pengakajian hingga evaluasi untuk
memberikan asuhan keperawatan yang sesuai.
appendiksitis merupakan salah satu
Asuhan keperawatan dari pengkajian hingga
kegawatdaruratan yang harus segera di tolong evaluasi sangat di butuhkan untuk
agar tidak terjadi komplikasi. Menurut memberikan tindakan yang sesuai. Peneliti
Hutabarat & Putra, 2026 kegawatdaruratan memperoleh temuan yaitu setelah dilakukan
adalah keadaan yang mngancam nyawa yang asuhan keperawatan yang baik dan benar
harus dilakukan tindakan segera untuk pada bagian bekas luka jahitan sangat
menghindari kecacatan bahkan kematian berpengaruh pada kesembuhan dan dapat
korban. Jadi, resiko infeksi pada klien post op mengatasi masalah.
appendiksitis sangat berbahaya jika tidak Bagian pembahasan memaparkan hasil
dilakukan perawatan luka dengan baik dan pengolahan data, menginterpretasikan
pemberian obat analgetik dengan baik. penemuan secara logis, mengaitkan dengan
sumber rujukan yang relevan. [Times New
Dalam penelitian terkait perawatan pada Roman, 12, normal], spasi 1. Format gambar
pasien resiko infeksi post operasi, terdapat png/jpg .
beberapa penelitian yang masih ada 5. SIMPULAN
hubungannya dengan penelitian ini : Pemberian asuhan keperawatan kepada
klien disesuaikan dengan respons klien
Penelitian yang dilakukan oleh Susi
selama diberi asuhan keperawatan. Sebelum
Susanti, Arif Wijaya, Bambang Tutuko
dilakukan tindakan pada Tn. H klien
dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Tn.
mengatakan merasakan nyeri pada daerah
M dengan masalah resiko infeksi pada kasus
bekas luka jahitan post operasi. Klien juga
Post Op Apendiksitis(Laporan Kasus di
mengeluh mual muntah, klien mengatakan
Jurnal Online Keperawatan Indonesia Mei, 2021, Vol: No:
Jurnal Online Keperawatan Indonesia
sakit saat di tekan dank klien mengatakan
tidak berani digunakan untuk bergerak karena
takut jika bekas jahitannya akan rusak atau Herdman, T. Heatheer dan Kamitsusu,
keluar darah. Shigemi. (2018). NANDA-1 Diagnosa
Keperawatan (Definisi dan Klasifikasi)2018-
Setelah dilakuakan asuhan keperawatan 2020. Jakarta : EGC
pada Tn. H dengan intervensi yang sesuai
dengan kondisi klien, peneliti mengganggap Kardiyudiani, Ni Ketit dan Suranti, Brigitta.
lebih efektif karena dengan pemberian asuhan (2018). Keperawatan Medical Bedh. Yogyakarta:
keperawatan yang baik dan benar akan Elsevier
mengurangi resiko infeksi pada klien, dan
Moorhead, Sue Dkk.(2018). Nursing Outcome
adanya perubahan pada sebelum dan setelah
Classification (NOC) edisi 1. United Kingdom:
dilakukan tindakan keperawatan.
Elsaiver
Maka dari penelitian ini dapat
Nurarif, Huda Amin dan Kusuma, Hardhi.
disimpulkan bahwa pemberian asuhan
keperawatan yang sesuai dan benar dari (2015).Aplikasi Asuhan Keperawatan jilid
pengkajian hingga evaluasi dapat mengurangi 1.Yogyakarta: MediAction
resiko infeksi pada klien post operasi
appendiksitis. Pearce, Enelyn, C. (2013). Anatomi dan fisiologi
untuk paramedic. Jakarta: Gramedia Pratama
6. REFERENSI Utara
Bullechek, Gloria M. (2018). Nursing
Interventions Clasification (NIC) edisi 6. Susanti, Susi., Tutuko, Bambang., Wijaya, Arif.
(2016). Asuhan Keperawatan pada Tn “M”
United Kingdom Elsevier
dengan Masalah Resiko Infeksi pada Kasus Post
Op Apendiksitis (Laporan Kasus di Ruang
Mawar RSUD Jombang). Jurnal Kepeerawatan,
11(2), 57-62.
Jurnal Online Keperawatan Indonesia Mei, 2021, Vol: No: