See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.
net/publication/347517679
Pengetahuan Perawat Terhadap Teknik Komunikasi SBAR di Satu Rumah Sakit
di Indonesia Barat
Article in JURNAL KEPERAWATAN RAFLESIA · November 2020
DOI: 10.33088/jkr.v2i2.558
CITATIONS READS
0 93
6 authors, including:
Lia Kartika Edson Kasenda
Universitas Pelita Harapan Universitas Pelita Harapan
12 PUBLICATIONS 47 CITATIONS 1 PUBLICATION 0 CITATIONS
SEE PROFILE SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Lia Kartika on 21 December 2020.
The user has requested enhancement of the downloaded file.
Pengetahuan Perawat Terhadap Teknik Komunikasi SBAR di Satu
Rumah Sakit di Indonesia Barat
Meilandy Watulangkow1, Nadya Nalendra Sigar2, Rumiris Manurung3,
Lia Kartika4*, Edson Kasenda5
1,2,3,4,5
Fakultas Keperawatan Universitas Pelita Harapan, Tangerang, Indonesia
*
[email protected] Abstract
Patient safety is the main thing in client’s the treatment process. Nurses' knowledge or cognitive
abilities are fundamental for nurses to carry out their duties and responsibilities. SBAR's effective
communication technique consisting of Situation, Background, Assessment, Recommendation is
known to minimize the possibility of errors in communication. This study aims to identify the
description of nurses' knowledge of SBAR communication techniques. This study used a
quantitative descriptive design, which was conducted from May to July 2019. The population in
this study were all nurses who served in the inpatient room. The sampling technique used total
sampling and involved 50 respondents. Knowledge is measured using an instrument about nurses'
knowledge of effective SBAR communication techniques, valid with a Cronbach Alpha reliability
of 0.851. Univariate data analysis showed that more than half of the respondents, 26 nurses
(52%), had high knowledge of SBAR communication techniques. Collaborative efforts between
educational institutions and hospitals on training and simulation of SBAR communication
techniques are necessary to support client safety. Further research is needed to explore the
relationship between characteristics, attitudes, and motivation with SBAR implementation.
Keywords: knowledge, nurse, SBAR communication technique
Abstrak
Keselamatan pasien merupakan hal yang utama selama klien menjalani proses perawatan.
Pengetahuan atau kemampuan kognitif perawat menjadi hal yang mendasar untuk perawat
mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Teknik komunikasi efektif SBAR yang
terdiri dari Situation, Background, Assessment, Recommendation diketahui dapat meminimalkan
kemungkinan kesalahan dalam berkomunikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
gambaran pengetahuan perawat terhadap teknik komunikasi SBAR. Penelitian ini menggunakan
desain deskriptif kuantitatif yang dilaksanakan bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2019.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat yang berdinas di ruang rawat inap. Teknik
sampling total sampling digunakan dan melibatkan 50 responden. Pengetahuan diukur
menggunakan instrumen tentang pengetahuan perawat akan teknik komunikasi efektif SBAR
yang valid dengan reliabilitas Alpha Cronbach 0,851. Analisis data univariat menunjukkan bahwa
lebih dari setengah responden yaitu sebanyak 26 perawat (52%) memiliki pengetahuan yang
tinggi mengenai teknik komunikasi SBAR. Upaya kolaboratif antara institusi pendidikan dan
rumah sakit akan pelatihan dan simulasi teknik komunikasi SBAR perlu dilakukan guna
mendukung keselamatan klien. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menelusuri hubungan
antara karakteristik, sikap, dan motivasi dengan pelaksanaan teknik komunikasi SBAR.
Kata kunci: pengetahuan, perawat, teknik komunikasi, SBAR
Jurnal Keperawatan Raflesia, Volume 2 Nomor 2, November 2020
ISSN: (p) 2656-6222, (e) 2657-1595 DOI 10.33088/jkr.v2i2.558
Available online: https://jurnal.poltekkes-kemenkes-bengkulu.ac.id/index.php/jkr
81
82 | Jurnal Keperawatan Raflesia, Volume 2 Nomor 2, November 2020
PENDAHULUAN permasalahan klien; Background meliputi
informasi yang relevan dan singkat yang
Perawat merupakan petugas kesehatan berhubungan dengan situasi; Assessment
yang mempunyai peran penting sebagai yaitu apa yang perawat temukan dan
advokat dan pemberi asuhan keperawatan pikirkan mengenai analisis dan konsiderasi
untuk setiap klien dari setiap latar belakang atas kondisi klien; Recommendation
etnik dan agama (Smith, 2019). Peran merujuk kepada apa yang perawat lakukan
penting lainnya yang dimiliki perawat yaitu untuk dilakukan atau disarankan
meningkatkan dan mempertahankan selanjutnya (Leonard, 2018). Teknik
kesehatan klien serta membantu komunikasi Situation, Background,
mengedukasi klien mengenai pengobatan Assessment, Recommendation (SBAR)
yang sedang dijalaninya serta bertanggung menjadi alat komunikasi yang handal dan
jawab dalam hal mengambil keputusan valid (Shahid & Thomas, 2018).
mengenai pelayanan yang akan diberikan
bersama dengan tenaga kesehatan lain Implementasi SBAR meminimalisasi
(Mulyana, 2013). kejadian merugikan, meningkatkan
komunikasi di antara penyedia layanan
Komunikasi efektif merupakan unsur kesehatan, serta promosi keselamatan
utama dalam keselamatan pasien (Achrekar pasien di rumah sakit (Shahid & Thomas,
et al., 2016). Kesalahan dalam 2018). Teknik SBAR membantu perawat
berkomunikasi dapat berdampak pada dalam memiliki komunikasi yang mudah
keselamatan pasien selama pasien dan terfokus selama proses serah terima
menjalani proses perawatan (Shahid & pada waktu pergantian dinas. Pelaksanaan
Thomas, 2018). Unsur dari komunikasi SBAR saat serah terima shift yang
efektif yaitu akurat, tepat waktu, jelas, dilakukan di samping tempat tidur klien
lengkap, serta mudah dipahami penerima akan memfasilitasi komunikasi efektif
informasi sehingga dapat mengurangi antara perawat dan mendukung
kesalahan dalam komunikasi serta dapat keselamatan klien (Achrekar et al., 2016).
meningkatkan keselamatan pasien Studi menunjukkan bahwa implementasi
(Supinganto & Mulianingsih, 2015). teknik komunikasi SBAR di area perawatan
Komunikasi efektif mempunyai aspek anestesi terbukti meningkatkan komunikasi
ketepatan, kejelasan bahasa maupun antar tenaga professional, meningkatkan
informasi dalam konteks yang sesuai, iklim atau suasana kondusif akan keamanan
alurnya sistematis, serta budaya. dan keselamatan klien serta menurunkan
Komunikasi tidak efektif dapat angka kejadian yang disebabkan kesalahan
menimbulkan resiko saat memberikan dalam berkomunikasi (Randmaa et al.,
asuhan keperawatan kepada pasien 2014).
(Supinganto & Mulianingsih, 2015).
Sudresti, Mustriwati, dan Kamayani (2017)
Situation, Background, Assessment, and menyatakan bahwa penatalaksanaan
Recommendation atau dikenal dengan komunikasi SBAR pada tenaga kesehatan
SBAR merupakan sebuah teknik khususnya perawat berada pada kategori
komunikasi. SBAR terdiri dari Situation kurang. Dalam menyebutkan Situation
yaitu sebuah pernyataan padat terhadap hanya 39,53%, dalam menyebutkan
Watulangkow, dkk, Pengetahuan Perawat Terhadap Teknik Komunikasi SBAR | 83
Background hanya 10,47%, dalam Populasi dalam penelitian ini merupakan
menyebutkan Assessment 22,09%, dan staf perawat yang bekerja di ruang rawat
dalam menyebutkan Recommendation inap di satu rumah sakit swasta di Indonesia
hanya 27,91%. Komunikasi yang kurang bagian Barat. Teknik pengambilan sampel
dapat menimbulkan dampak negatif kepada menggunakan teknik total sampling yang
klien. Informasi yang tidak lengkap, tidak melibatkan 50 perawat. Instrumen yang
akurat atau bermakna ambigu dapat digunakan terdiri dari 2 bagian. Bagian
mengarah ke kejadian salah pemberian pertama mencakup data demografi
terapi, kesalahan prosedur, penundaaan diantaranya: usia, jenis kelamin, tingkat
pemeriksaan diagnostik yang secara pendidikan, dan pengalaman bekerja
keseluruhan dapat memberi efek yang tidak sebagai perawat. Bagian kedua terdiri dari
diharapkan (Health Insurance Portability beberapa pertanyaan untuk mengukur
and Accountability Act, 2020). variabel pengetahuan tentang komunikasi
SBAR. Kuesioner dikembangkan secara
Pengkajian data awal dan observasi di satu mandiri menggunakan teori SBAR
rumah sakit di Indonesia bagian Barat Achrekar et al., (2016). Nilai batas kategori
mendapatkan data bahwa delapan dari pengetahuan tinggi dan pengetahuan
sepuluh staf menerapkan teknik rendah menggunakan nilai rerata karena
komunikasi SBAR. Perawat distribusi data normal. Instrumen yang
mengungkapkan kenyataan di lapangan dikembangkan ini telah melalui uji validitas
bahwa implementasi teknik komunikasi dan reliabilitas dengan Cronbach Alpha
SBAR ini memakan waktu yang lama dan 0.851.
tidak terarah sehingga masih kerap terjadi
miskonumikasi antar perawat dan dokter. Penelitian telah mendapatkan persetujuan
Miskomunikasi yang terjadi yaitu dalam dari Komite Etik Fakultas Keperawatan
bentuk ketidakjelasan waktu pelaksanaan Universitas Pelita Harapan dan disetujui
tindakan, waktu pelaksanaan pemeriksaan dengan No.
laboratorium atau pemeriksaan diagnostik. 002/RCTC_EC/R/SHPLBANGKA/VI/201
lainnya. Peneliti juga mendapatkan 9. Setelah persetujuan etik dan surat ijin
informasi dari pihak rumah sakit bahwa penelitian dari rumah sakit, peneliti
belum pernah ada studi internal terkait melakukan pengumpulan data dengan
mutu mengenai teknik komunikasi SBAR. melakukan kontrak waktu dan tempat
Berdasarkan uraian ini, peneliti tertarik dengan perawat rawat inap. Peneliti
untuk meneliti karakteristik dan gambaran memberikan penjelasan penelitian kepada
pengetahuan perawat terhadap teknik responden terkait topik penelitian, tujuan
komunikasi SBAR di satu rumah sakit di penelitian, hak, dan petunjuk pengisian
Indonesia bagian Barat. kuesioner. Responden yang sudah
menyetujui akan menandatangani informed
METODE consent dan mengisi kuesioner dengan
kisaran waktu tujuh sampai dengan sepuluh
Penelitian ini menggunakan desain menit. Pengolahan data dan analisis
deskriptif kuantitatif yang berlangsung univariat dengan teknik uji deskriptif
pada bulan Mei sampai dengan Juli 2019.
84 | Jurnal Keperawatan Raflesia, Volume 2 Nomor 2, November 2020
dilakukan menggunakan sistem
komputerisasi. Tabel 2. Gambaran Pengetahuan
Responden terhadap Teknik Komunikasi
SBAR di Satu Rumah Sakit di Indonesia
Bagian Barat (n=50)
HASIL
Kategori n Persentase (%)
Penelitian ini melibatkan 50 responden di Tinggi 26 52
satu rumah sakit swasta di Indonesia bagian Rendah 24 48
Barat. Tabel 1 akan memaparkan
karakteristik responden berdasarkan usia, Tabel 2 menunjukkan bahwa lebih dari
jenis kelamin, tingkat pendidikan dan setengah responden yaitu sebanyak 26
pengalaman kerja. responden (52%) memiliki tingkat
pengetahuan yang tinggi mengenai teknik
komunikasi SBAR.
Tabel 1. Karakteristik Responden di Satu
Rumah Sakit Indonesia bagian Barat
Tahun 2020 (n=50) PEMBAHASAN
Karakteristik n Persentase (%)
Usia (tahun) Hasil penelitian menunjukkan sebagian
21-35 45 90 besar usia perawat berada di rentang usia
36-45 5 10 21-35 tahun yaitu sebanyak 90%. Hal ini
> 45 0 0 dapat terjadi karena rumah sakit swasta di
Jenis Kelamin Indonesia bagian Barat ini merupakan
Pria 5 10 rumah sakit yang dalam masa berkembang,
Wanita 45 90 yaitu 6 tahun, sehingga sumber daya
Tingkat Pendidikan manusia masih terdiri dari perawat yang
Diploma III 21 42
baru lulus. Pelatihan dan contoh atau role
Sarjana 2 4
model dari perawat senior dapat
Ners 27 54
membentuk perawat usia dewasa muda
Pengalaman Kerja (tahun)
memiliki pemahaman yang baik tentang
1–2 22 44
3 -5 17 34 teknik komunikasi SBAR. Hal ini sejalan
>6 11 22 dengan Thomas dan Kunzmann (2014)
yang menuliskan bahwa kebijaksanaan
Tabel 1 memaparkan bahwa akan hal mendasar dalam hidup tergantung
responden didominasi perawat yang berusia dari relevansi antara masalah normative dan
diantara 21 – 35 tahun yaitu sebanyak 45 usia. Sehingga setiap fase kehidupan
responden (90%) dan berjenis kelamin memiliki kesempatan untuk mendapatkan
perempuan sebanyak 45 responden (90%). kebijaksanaan selama seorang individu
Lebih dari setengah responden merupakan berkenan dan secara aktif terlibat dalam
Ners yaitu sebanyak 27 responden (54%). setiap tantangan hidupnya.
Data juga menunjukkan bahwa hanya
sekitar 11 responden (22%) yang memiliki Responden juga didominasi oleh perawat
pengalaman bekerja sebagai perawat diatas yang berjenis kelamin perempuan yaitu
6 tahun. sebanyak 45 responden (90%). Seperti yang
Watulangkow, dkk, Pengetahuan Perawat Terhadap Teknik Komunikasi SBAR | 85
sudah diketahui masyarakat awam bahwa dengan lulusan Ners Keperawatan
profesi perawat masih identik dengan melaksanakan teknik komunikasi SBAR di
gender perempuan. Sejalan dengan hal ini, area tahapan Background dengan kategori
perawat masih dikenal dengan sebuah baik yaitu sebanyak 23 responden (95,8%).
pekerjaan yang dilakukan oleh perempuan
karena perempuan memiliki sifat yang suka Temuan penelitian ini menunjukkan lebih
merawat, rendah hati, mau mengorbankan dari setengah responden yaitu sebanyak 26
diri, pekerja keras, dan memiliki kepedulian responden (52%) memiliki pengetahuan
terhadap sesama (Ozdemir, Akansel, dan yang tinggi. Walau masih jauh dari target
Tunk 2008). Di sisi lain, pakar menuliskan mutu rumah sakit yaitu sejumlah 85%,
bahwa keperawatan adalah tentang caring peneliti berasumsi bahwa hal ini adalah hal
dan perasaan empati, namun sifat ini tidak yang baik dan berpotensi untuk mengurangi
mengarah secara eksklusif ke jenis kelamin kejadian kesalahan saat serah terima
perempuan (Williams, 2017). dengan perawat di shift berikutnya. Hal ini
sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
Hasil studi lain terkait dengan tingkat menunjukkan bahwa 58 orang (79%)
pendidikan perawat di rumah sakit responden memiliki pengetahuan yang baik
menunjukkan hasil bahwa lebih dari tentang teknik komunikasi SBAR (Irawati
setengah responden adalah Ners & Maurissa 2015). Hasil dalam penelitian
Keperawatan (54%). Peneliti berasumsi ini sejalan dengan penelitian sebelumnya
bahwa keberadaan Ners Keperawatan di yaitu lebih dari setengah responden
sebuah rumah sakit perlu ditingkatkan. memiliki pengetahuan tinggi tentang
komunikasi SBAR yaitu sebanyak 29
Peneliti juga menemukan bahwa sebanyak perawat (51.8%). Peneliti menyarankan
44% responden memiliki pengalaman kerja untuk diadakannya penyegaran kembali
di rentang 1-2 tahun. Peneliti berpendapat yang dilakukan secara periodik kepada
bahwa kondisi ini menjadi tantangan untuk perawat pelaksana tentang pelaksanaan
para perawat dapat memahami lebih lanjut dokumentasi komunikasi SBAR untuk
tentang teknik komunikasi SBAR karena meningkatkan keamanan pasien (Mariani,
pengalaman yang cukup akan et al., 2015). Studi dari Jiang et al. (2020)
meningkatkan pengetahuan perawat turut menuliskan bahwa perawat yang
tentang teknik komunikasi SBAR. Perihal mengikuti pelatihan SBAR memiliki
ini sejalan dengan definisi pengetahuan kenaikan nilai yang signifikan
adalah sebuah fakta atau kondisi dibandingkan dengan perawat yang tidak
mengetahui sesuatu melalui hubungan atau mengikuti pelatihan teknik komunikasi
keterkaitan (Merriam Webster, 2020). Studi SBAR. Dalam pelaksanaannya
terkini dari Jiang et al. (2020) turut Sulistyawati dan Haryuni (2019) supervisi
menyatakan bahwa latar belakang kepala ruangan memiliki pengaruh
pendidikan memiliki hubungan yang terhadap kualitas timbang terima informasi
bermakna dengan pengetahuan terkait menggunakan teknik komunikasi SBAR.
teknik komunikasi SBAR. Hal ini didukung Peneliti menganjurkan agar kepala ruangan
dengan temuan penelitian oleh Kamil melakukan supervisi terhadap kemampuan
(2017) yang menuliskan bahwa perawat komunikasi perawat di ruang rawat inap.
86 | Jurnal Keperawatan Raflesia, Volume 2 Nomor 2, November 2020
bermanfaat dalam pelaksanaan serah terima
Peneliti berpendapat bahwa responden informasi dengan perawat berikutnya.
yang memiliki pengetahuan yang tinggi
yaitu responden yang mengikuti pelatihan Perawat perlu memperhatikan beberapa hal
keperawatan tentang teknik komunikasi dalam mengimplementasikan teknik
SBAR di masa orientasi perawat baru. komunikasi SBAR. Kusumaningsih dan
Lebih lanjut lagi pengetahuan akan teknik Monica (2019) dalam studinya
komunikasi SBAR juga dapat diterima menganjurkan agar perawat tidak
melalui informasi dari atasan, rekan menjelaskan informasi di dekat pasien
sekerja, media informasi dan pengalaman dengan suara yang lantang. Perawat juga
kerja perawat yang lain (Kamil, 2017). diharapkan menggunakan bahasa yang
Studi terkini menunjukkan bahwa faktor dipahami oleh klien atau tidak
yang mempengaruhi kesuksesan teknik menggunakan bahasa yang baku serta tidak
komunikasi SBAR adalah dukungan dari lupa untuk memperkenalkan diri kepada
pimpinan rumah sakit dan kepala ruangan, klien saat melakukan teknik komunikasi
pengetahuan dan komitmen seluruh SBAR. Hidajah dan Harnida (2017) turut
perawat juga staf lain seperti kolaborasi juga menuliskan bahwa rumah sakit dapat
dengan dokter atau petugas kesehatan melakukan beberapa upaya untuk
lainnya (Simamora & Fathi, 2019). meningkatkan komunikasi efektif antara
lain dengan cara pemberian modul tentang
Informasi tentang komunikasi SBAR komunikasi efektif dan pelatihan
ternyata tidak hanya didapatkan dari komunikasi kepada perawat di ruangan. Hal
pengalaman kerja. Institusi pendidikan ini bertujuan untuk dapat meningkatkan
yang memberikan simulasi tentang teknik mutu pelayanan keperawatan di ruang
komunikasi SBAR kepada mahasiswa rawat inap.
sarjana ternyata memberikan pengaruh
yang baik. Sun dan Goo (2019) menyatakan Selain kebermanfaatan dari teknik
bahwa program edukasi melalui skenario komunikasi SBAR, penelitian
dan bermain peran efektif untuk menunjukkan bahwa terdapat keterbatasan
meningkatkan pengetahuan dan efikasi diri penggunaan teknik komunikasi SBAR
mahasiswa keperawatan tentang teknik untuk klien dengan riwayat perjalanan
komunikasi SBAR. Lebih lanjut lagi, studi medis dan perencanaan keperawatan yang
terkini menunjukkan bahwa teknik kompleks khususnya dalam tatanan
komunikasi SBAR sebagai perangkat keperawatan kritis (Shahid & Thomas,
komunikasi turut meningkatkan 2018). Implementasi perangkat SBAR ini
kepercayaaan diri mahasiswa keperawatan membutuhkan pelatihan yang khusus untuk
selama berkomunikasi dengan perawat semua staf pelaksana agar teknik
senior, dan petugas kesehatan lainnya komunikasi ini benar-benar dapat dipahami
(Stevens et al., 2020). Penelitian oleh dengan baik. Struktur dari bentuk
Achrekar et al. (2016) menuliskan bahwa komunikasi membutuhkan penyesuaian
sebagian besar perawat (79%) perawat di dengan perubahan kultur dari semua
ruang rawat inap mengungkapkan bahwa penyedia layanan kesehatan (Shahid &
teknik komunikasi SBAR sangat Thomas, 2018).
Watulangkow, dkk, Pengetahuan Perawat Terhadap Teknik Komunikasi SBAR | 87
KESIMPULAN Handover di ruang rawat inap RSPS.
NersMid, 72–81.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih Health Insurance Portability and
dari setengah responden memiliki Accountability Act. (2020). Effects of
pengetahuan yang tinggi terhadap teknik Poor Communication in Healthcare.
Health Insurance Portability and
komunikasi SBAR. Peneliti berharap agar Accountability Act.
institusi pendidikan dapat memperdalam https://www.hipaajournal.com/effects-of-
konsep tentang teknik komunikasi SBAR poor-communication-in-healthcare/
ini dan memfasilitasi mahasiswa
keperawatan bersimulasi menggunakan Irawati, & Maurissa, A. (2015). Pengetahuan
teknik komunikasi ini sehingga dapat perawat terhadap teknik komunikasi
SBAR di rsud dr. Zainoel Abidin Banda
mendukung kesiapan mahasiswa menjadi Aceh. 1–5.
perawat professional di masa yang akan
datang. Perawat di tatanan klinik Jiang, N., Luo, X., Zhou, Y., Huang, J., Zhao,
W., Liu, Q., Yang, Y., Zhang, S., & Deng,
diharapkan tetap konsisten menerapkan
X. (2020b). A Study on the Knowledge of
teknik komunikasi SBAR ini selama proses SBAR of Clinical Nurses in Hospital
serah terima pasien untuk mendukung Blood Glucose Management. American
keselamatan pasien. Kolaborasi dengan Journal of Nursing Science, 9(4), 225.
https://doi.org/10.11648/j.ajns.20200904.
pihak rumah sakit juga diperlukan untuk 19
dapat memberikan pelatihan kepada
perawat novice dan penyegaran kepada Kamil, H. (2017). Pelaksanaan komunikasi
SBAR di rumah sakit umum daerah
perawat ruangan tentang simulasi teknik Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
komunikasi SBAR agar dapat mencapai Fakultas Keperawatan, 2(3).
standar mutu rumah sakit yaitu sekitar 85%.
Kusumaningsih, D., & Monica, R. (2019).
Rekomendasi untuk peneliti selanjutnya Hubungan komunikasi SBAR dengan
adalah meneliti hubungan karakteristik, pelaksanaan timbang terima perawat di
sikap dan motivasi perawat dengan ruang rawat inap rsud dr. A. Dadi
Tjokrodipo bandar Lampung tahun 2019.
pelaksanaan teknik komunikasi SBAR agar Indonesian Journal of Health
komunikasi tetap efektif dan keselamatan Development, 1(2), 25–35.
klien terjamin.
Leonard, M. (2018). SBAR Tool: Situation-
Background-Assessment-
DAFTAR PUSTAKA Recommendation. IHI - Institute for
Healthcare Improvement.
http://www.ihi.org/resources/Pages/Tools
Achrekar, M., Murthy, V., Kanan, S., Shetty,
/sbartoolkit.aspx
R., Nair, M., & Khattry, N. (2016).
Introduction of Situation, Background,
Mariani, P. D., S, I. W., & L, E. (2015). Analisis
Assessment, Recommendation into
Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan
Nursing Practice: A Prospective Study.
Komunikasi SBAR dalam Rekam Medis
Asia-Pacific Journal of Oncology
Terintegrasi Ruang Rawat inap III Rumah
Nursing, 3(1), 45.
Sakit Panti Rapih Yogyakarta Februari-
https://doi.org/10.4103/2347-
maret 2014. Jurnal Kesehatan, 2(2), 66–
5625.178171
72.
Hidajah, U., & Harnida, H. (2017). Peran
Merriam Webster. (2020). Knowledge |
Komunikasi SBAR dalam Pelaksanaan
88 | Jurnal Keperawatan Raflesia, Volume 2 Nomor 2, November 2020
Definition of Knowledge. Merriam- (COPING), 5, 73–80.
Webster Dictionary.
https://www.merriam- Sulistyawati, W., & Haryuni, S. (2019).
webster.com/dictionary/knowledge Supervisi tentang Komunikasi SBAR
(Situation, Background, Assesmen and
Mulyana, D. S. (2013). Analisis Penyebab Recommendation) Berpengaruh terhadap
Insiden Keselamatan Pasien oleh Perawat Kualitas Handover Pasien di Ruang
di Unit Rawat Inap Rumah Sakit X Rawat Inap Rumah Sakit. Care : Jurnal
Jakarta. Universitas Indonesia, 3. Ilmiah Ilmu Kesehatan, 7(1), 19.
https://doi.org/10.33366/jc.v7i1.1111
Ozdemir, A., Akansel, N., & Tunk, G. (2008).
Gender and career: Female and Male Sun, L. O., & Goo, N. Y. (2019). The
Nursing Students. Perceptions of Male Relationship among Knowledge of
Nursing Role in Turkey. Health Science SBAR, Attitudes towards SBAR, and
Journal, 2(3), 133–161. Critical thinking Disposition for Nursing
Students. Journal of Digital Convergence,
Randmaa, M., Mårtensson, G., Swenne, C. L., 17(9), 213–220.
& Engström, M. (2014). SBAR Improves https://doi.org/10.14400/JDC.2019.17.9.
Communication and Safety Climate and 213
Decreases Incident Reports Due to
Communication Errors in an Anaesthetic Supinganto, A., & Mulianingsih, M. (2015).
Clinic: A Prospective Intervention Study. Identifikasi Komunikasi Efektif SBAR
BMJ Open, 4(1), 1–8. (Situation, Background, Assessment,
https://doi.org/10.1136/bmjopen-2013- Recommendation) Di RSUD Kota
004268 Mataram. Jurnal Keperawatan
(Publikasi).
Shahid, S., & Thomas, S. (2018). Situation,
Background, Assessment, Thomas, S., & Kunzmann, U. (2014). Age
Recommendation (SBAR) Differences in wisdom-related
Communication Tool for Handoff in knowledge: Does the age relevance of the
Health Care – A Narrative Review. Safety task matter? Journals of Gerontology -
in Health, 4(1), 1–9. Series B Psychological Sciences and
https://doi.org/10.1186/s40886-018- Social Sciences, 69(6), 897–905.
0073-1 https://doi.org/10.1093/geronb/gbt076
Simamora, R. H., & Fathi, A. (2019). The Williams, R. (2017). Why are there so few male
Influence of Training Handover Based nurses? The Guardian.
SBAR Communication for Improving https://www.theguardian.com/healthcare-
Patients Safety. Indian Journal of Public network/2017/mar/01/why-so-few-male-
Health Research and Development, 10(9), nurses
1280–1285. https://doi.org/10.5958/0976-
5506.2019.02755.4
Smith, Y. (2019). Roles of a Nurse. News
Medical Life Sciences.
https://www.news-
medical.net/health/Roles-of-a-Nurse.aspx
Stevens, N., McNiesh, S., & Goyal, D. (2020).
Utilizing an SBAR Workshop With
Baccalaureate Nursing Students to
Improve Communication Skills. Nursing
Education Perspectives, 41(2), 117–118.
Sudresti, N., Mustriwati, K. A., & Kamayani,
M. O. (2017). Hubungan Penggunaan
Komunikasi SBAR dengan Kualitas
Pelaksanaan Bedside Handover.
Community of Publishing in Nursing
View publication stats