0% found this document useful (0 votes)
51 views7 pages

UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN SALAM (Syzygium Polyanthum) - Kitosan Nanopartikel 1% Terhadap Bakteri

1. The study aimed to determine the increased antibacterial effects of salam leaf extract (Syzygium polyanthum) mixed with 1% chitosan nanoparticles against Streptococcus mutans bacteria. 2. Salam leaf extract at concentrations of 50%, 75%, and 100% were mixed with 1% chitosan nanoparticles at a 1:1 ratio and tested for antibacterial activity using the disc diffusion method. 3. Statistical analysis showed that salam leaf extract at 100% concentration with 1% chitosan nanoparticles was the most effective at inhibiting Streptococcus mutans bacteria growth at 13.45 ± 0.2881 mm.

Uploaded by

fitrafauziah
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
51 views7 pages

UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN SALAM (Syzygium Polyanthum) - Kitosan Nanopartikel 1% Terhadap Bakteri

1. The study aimed to determine the increased antibacterial effects of salam leaf extract (Syzygium polyanthum) mixed with 1% chitosan nanoparticles against Streptococcus mutans bacteria. 2. Salam leaf extract at concentrations of 50%, 75%, and 100% were mixed with 1% chitosan nanoparticles at a 1:1 ratio and tested for antibacterial activity using the disc diffusion method. 3. Statistical analysis showed that salam leaf extract at 100% concentration with 1% chitosan nanoparticles was the most effective at inhibiting Streptococcus mutans bacteria growth at 13.45 ± 0.2881 mm.

Uploaded by

fitrafauziah
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 7

UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) –

KITOSAN NANOPARTIKEL 1% TERHADAP BAKTERI


Streptococcus mutans
Zuhendi Arifan Siagian1, Habibah Wulandarena Hosaina2, Mellisa Sim3
Universitas Prima – Medan
Fakultas Kedokteran Gigi
e-mail: [email protected]

ABSTRACT

Nowadays antibacterial substances are many in meticulous, either chemical or natural compounds to inhibit the
development of bacteria. The Salam leaf extract (Syzygium polyanthum) and chitosan nanoparticles have been
widely anti-bacterial "Streptococcus mutans", so many researchers have developed such substances to achieve
the maximum effect of their antibactericidal substance. This research has a purpose to see an increase in the
effects of Salam leaf extract – Kitosan nanoparticle 1% against the growth of Streptococcus mutans bacteria.
The process of maceration was done on the leaf extract and its concentration was changed to 50%, 75% and
100%, mixing with chitosan nanoparticles 1% with a ratio of 1:1. Disc diffusion test method ( Kirby-Bauertest)
to see the effectiveness of antibacterial. Statistical test One way ANOVA showed significant number p > 0.05
with the results of Salam leaf extract concentration 100%, 75% and 50% - chitosan naoparticle 1% in inhibiting
the growth of Streptococcus bacteria is 13.45 ± 0.2881 mm, 12.67 ± 0.2733 mm and 11.52 ± 0.4070 mm. Salam
leaf extract - chitosan nanoparticles have a strong antibacterial effect on the "Streptococcus Mutans" bacteria
of each group The research done, the highest effect of the concentration of leaf extract concentrations 100% -
nanoparticles chitosan 1% by 13.45 mm.
Keywords: salam leaf (Syzygium polyanthum); chitosan nanoparticles 1%; antibacterial.

ABSTRAK

Dewasa ini bahan antibakteri banyak di teliti, baik senyawa kimia ataupun alami untuk menghambat
perkembangan bakteri. Ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum) dan kitosan nanopartikel banyak menjadi
bahan penghambat antibakteri ”Streptococcus mutans” yang adekuat, sehingga banyak peneliti mengembangkan
bahan tersebut agar mendapatkan efek maksimal dari bahan antibakterinya. Penelitian ini memiliki tujuan untuk
melihat peningkatan efek ekstrak daun salam - Kitosan Nanopartikel 1% terhadap pertumbuhan bakteri
Streptococcus mutans. Proses maserasi di lakukan pada ekstrak daun salam kemudian konsentrasinya di ubah
menjadi 50%, 75% dan 100%, pencampuran dengan kitosan nanopartikel 1% dengan perbandingan 1:1. Metode
uji disc diffusion (Tes Kirby-Bauer) untuk melihat efektifitas antibakteri. Uji statistik one way ANOVA
menunjukan angka yang signifikan p>0,05 dengan hasil ekstrak daun salam konsentrasi 100%, 75% dan 50% -
kitosan naopartikel 1% dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans adalah 13,45 ± 0,2881
mm, 12,67 ± 0,2733 mm dan 11,52 ± 0,4070 mm. Maka ekstrak daun salam - Kitosan nanopartikel mempunyai
efek antibakteri yang kuat terhadap bakteri “Streptococcus mutans” dari setiap grup penelitian yang di lakukan,
efek tertinggi konsentrasi ekstrak daun salam 100% - nanopartikel kitosan 1% sebesar 13,45 mm.
Kata Kunci: daun salam (Syzygium polyanthum); kitosan nanopartikel 1%; antibakteri.

PENDAHULUAN berperan besar bagi kesehatan dan kesejahteraan


Rongga mulut adalah pintu utama di dalam seseorang.(1)
proses pencernaan. Segala jenis bentuk makanan dan Karies gigi adalah masalah yang paling sering
minuman akan di proses di dalam rongga mulut dialami oleh kebanyakan orang, biasanya di sebabkan
dengan bantuan gigi, lidah dan saliva yang saling oleh bakteri Streptococcus mutans dan merupakan
berhubungan. Maka dari itu rongga mulut sangat penyakit yang sangat sering terjadi di Indonesia.
Menurut catatan Riset Kesehatan Dasar(2), prevalensi
Jurnal Ilmiah Pannmed (Pharmacyst, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dental Hygiene)
Vol. 15 No.2 Mei – Agustus 2020

nasional tentang permasalahan gigi dan mulut mekanisme masuknya zat ke dalam sel sehingga
sebanyak 45,3 % di masyarakat. menyebabkan metabolisme bakteri terganggu.
Untuk mengatasi masalah karies gigi obat
antibakteri alternatif mulai sering di teliti dan di Berdasarkan pada uraian dan penjelasan yang
temukan aktivitas antibakterinya. Senyawa telah di lakukan di atas pada eksperimen tentang
antimikroba dapat berbentuk senyawa kimia sintetik efektivitas antibakteri daun salam (Syzygium
(anorganik) maupun produk alami (organik). Daun polyanthum) dan nanopartikel kitosan secara terpisah
salam (Syzygium polyanthum) merupakan salah satu terhadap bakteri gram positif maupun garam negatif.
jenis tanaman obat yang memiliki antimikroba yang Sehingga peneliti ingin melakukan sebuah penelitian
baik.(3) tentang efek kitosan nanopartikel 1% - ekstrak daun
Menurut penelitian Hakim(4) senyawa- salam (Syzygium polyanthum) menggunakan
senyawa kimia pada daun salam yang bisa menjadi konsentrasi 50%, 75%, 100% pada pertumbuhan
efek antimikroba adalah senyawa fhenol, quinone, bakteri Streptococcus mutans (gram positif).
flavonoid, coumarin, minyak atsiri, teroenoid, lectin,
polypeptida, alkaloid, polyamine, isothiocyanate, METODE
thiosulfinate, glucoside dan polyacetylene. Pada Bentuk penelitian ini adalah penelitian
penelitian Aldhaher(5) uji untuk menentukan senyawa eksperimental laboratorium secara in vitro dengan
kimia aktif sebagai efek antibakteri menggunakan rancangan penelitian post test only control group
pengujian fitokimia. design. Pengolahan data untuk melihat hasil
Selain dari tumbuhan, bahan nanopartikel dari penelitian ini menggunakan program komputer SPSS
hewan juga banyak dikembangkan sebaga antibakteri dengan uji one way ANOVA dan korelasi Pearson.
salah satunya adalah nanomaterial kitosan. Penelitian ini dilaksanakan di beberapa tempat yaitu
Suherman(6) dalam penelitianya menyatakan bahwa Herbarium Medanense, Laboratorium Fitokimia dan
kitosan, yang berasal dari cangkang hewan laut Mikrobiologi farmasi USU dan Laboratorium
adalah polisakarida yang di dapat dari proses akhir Pengujian Obat, Makanan dan Kosmetik UII.
deasetilasi kitin. Kitosan lebih reaktif dari kitin dan Alat dan bahan yang di gunakan yaitu
lebih mudah di buat dalam bentukan serbuk, pasta, timbangan analitik, blender, tanur, timbangan digital,
film dan serat. Kitosan memiliki senyawa-senyawa kaca toples, oven, rotary evaporator, gelas ukur,
yang mampu merusak membrane sel untuk beaker glass, erlenmeyer, pipet tetes, pipet volume,
membunuh bakteri dan memiliki batang pengaduk, cakram, jangka sorong, vial,
sifat penyembuhan, tidak beracun, ekonomis, bio sonikator, cawan penguap, cawan petri, tabung reaksi,
kompatibel, dapat dibiodegradasi dan dapat plat tetes, jarum ose, bunsen, kertas whatman,
tercampur dalam larutan. Sedangkan nanopartikel magnetic stirrer, autoklaf, inkubator, spatula, labu
kitosan memiliki beragam kelebihan seperti tidak ukur, corong kaca, neraca analisis, almunium foil,
beracun, selama penggunaan stabil, lebar permukaan homogenizer, kitosan bubuk (Fnakosi Co.,Ltd)
yang tinggi dan bisa di jadikan matriks untuk deasetilsi 90%, bakteri Streptococcus mutans, daun
berbagai jenis obat dan ekstrak tanaman.(7) salam (Syzygium polyanthum), etanol 70%, etanol
Penelitian tentang aplikasi kitosan dalam 96%, pelarut etanol, natrium tripolifosfat 0,1%,
ukuran nano banyak di lakukan dan di kembangkan. surfaktan, nutrian borth, DMSO, larutan asam,
Dalam pembuatannya ada beberapa cara yang dapat cakram kertas, asam oleat, aquades, CH3COOH,
di gunakan, di antaranya semprotan elektro, mikro- kloroform, kapas, kertas saring, media MHA
emulsi, gelasi ionik, dan difusi pelarut emulsi. Dari (Mueller Hinton Agar).
berbagai metode diatas, metode yang paling sering di
gunakan adalah metode gelasi ionik dengan Pengumpulan dan Penyiapan Sampel
crooslinker tripolifosfat (TPP) dikarenakan Sampel berupa daun salam (Syzygium
pengerjaan yang sederhana dan tingkat toksiknya polyanthum) diperoleh dari budidaya medan johor.
lebih rendah.(8) Hasil penelitian dari Aliasghari(9) Sebelum diteliti lebih lanjut, sampel diidentifikasi di
preparasi menggunakan metode glasi ionik di dapati Laboratorium herbarium medanense Universitas
zona hambat yang cukup besar terhadap bakteri Sumatra Utara, Medan, setelah itu sampel dibersihkan.
streptococcus mutans, S.salivarius, S.sobarinus dan
S.sanguis yaitu dengan rata-rata zona hambat kitosan Pembuatan Sampel Ekstrak Daun Salam
nanopartikel sebanyak 15,16 mm, 14,5 mm, 14 mm Pembentukan ekstrak daun salam (Syzygium
dan 15,67 mm. polyanthum) berdasarkan penelitian Mozartha(11)
Perbedaan zona hambat juga di pengaruhi sampel daun salam disortir dan di jemur di bawah
mekanisme penghambatannya, penelitian yang di sinar matahari dan di ambil serbuknya sebanyak 600g.
lakukan Rochima(10) penghambatan oleh nanopartikel Pembuatran ekstrak dengan cara maserasi dengan
kitosan terhadap bakteri S.aureus dengan cara memakai larutan etanol 96%. Pembuatan ekstraksi di
pembentukan membran polimer di permukaan sel buat dengan melakukan perendaman 600
sehingga menghambat nutrisi masuk ke dalam sel,
sedangkan pada E.coli dengan cara mengganggu
Zuhendi Arifan Siagian Uji Antibakteri...

g daun salam yang di keringkan dan berbentuk serbuk Preparasi Ekstrak Daun Salam - Kitosan
ke dalam larutan lebih kurang 24 jam selama 5 hari Nanopartikel
lalu disortir memakai kertas saring.lalu hasil maserat Satu mililiter larutan ekstrak daun salam
di masukkan kedalam rotary evaporator dengan suhu konsentrasi 50% di campurkan dengan satu milliliter
40ºC. Filtrat yang didapatkan lalu diuapkan dengan larutan nanopartikel kitosan 1%, kemudian satu
memakai inkubator dengan sampai didapatkan milliliter ekstrak daun salam konsentrai 75% di
ekstrak pekat dari daun salam. campurkan dengan satu milliliter larutan naopartikel
Uji fitikomia berdasarkan penelitian kitosan 1%, dan satu mililiter larutan ekstrak daun
Mamay(12) dilakukan dengan metode skrining salam konsentarsi 100% di campurkan satu milliliter
menggunakan pereaksi secara kualitatif, untuk larutan nanopartikel kitosan 1%.(14))
melihat ada atau tidak partikel bioaktif yang terdapat
pada ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum). Uji Antivbakteri
Adapun uji fitokimia yang di lakukan adalah uji Uji antibakteri dilakukan berdasarkan penilitian
alkaloid, flavonoid, steroid dan terpenoid, saponin, Tammi(15) dengan menggunakan bakteri
fenolik, tannin. Streptococcus mutans. Kitosan nanopartikel
dilarutkan kedalam asam asetat 1% dengan gabungan
Pembuatan Kitosan Nanopartikel 1% - Na-TPP ekstrak daun salam 50%, 75%, 100%. Kemudian
0,1% kertas cakram whatman 42 dimasukkan kedalam
Metode ini merupakan penelitian Bangun(13) berbagai konsentrasi kitosan nanopartikel tersebut dan
larutan kitosan di siapkan sebanyak 0.2 g dalam asam diletakkan kedalam medium NA yang telah
asetat sebanyak 20 ml dengan menggunakan mengandung bakteri Streptococcus mutans. Plate
magnetik stirrer selama 8 jam. Sonikasi selama 40 kemudian dimasukan ke dalam inkubator dengan
menit. Larutan natrium tripolipospat 0,01 g di siapkan waktu 24 jam dan dengan temperatur 37 ºC. Daya
dalam akuades 10 ml mengguanakan magnetik stirrer antibakteri yang terjadi ditentukan dengan
selama 8 jam. Sonikasi selama 40 menit. menghitung lingkaran zona hambatan pertumbuhan
Ditambahakan larutan natrium tripolipospat 0,1 % ke dengan memakai jangka sorong.
dalam larutan kitosan 1 % tetes demi tetes dengan
menggunakan spuit 1 mL (kecepatan penetesan 15 HASIL
tetes/menit) dengan perbandingan kitosan : natrium Hasil uji fitokimia yang di lakukan pada
tripolipospat = 2:1 distirre selama 8 jam, sonikasi ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum) dapat di
selama 45 menit. Sampel nanopartikel kitosan dalam lihat pada table 1 dimana data yang di dapat dalam
bentuk cairan di ukur dengan memakai alat PSA bentuk kualitatif.
(Particle Size Analyzer) menggunakan teknik Tabel 1. Golongan Senyawa Ekstrak Daun Salam
Dynamic Light scattering. (Syzygium polyanthum).

Tabel 1 Golongan Senyawa Ekstrak Daun Salam (Syzygium polyanthum)


Nama Sampel Alkaloid Flavonoid Glikosida Saponin Tanin Triterpen/ Steroid

Daun Salam
(Syzygium - + + + + +
polyanthum)
Keterangan : + = Positif
- = Negatif

Dari hasil di atas ekstrak daun salam Dari tabel diatas setelah di lakukan pengujian
(Syzygium polyanthum) positif mengandung menggunakan alat Particle Size Analyzer didapati
Flavonoid, Glikosida, Saponin, Tanin, dan ukuran kitosan nanopartikel 1% adalah 101,5 nm
Triterpen/Steroid. Sementara ekstrak daun salam dengan metode Dynamic Light scattering.
(Syzygium polyanthum) negatif mengandung Alkaloid. Hasil pengujian efek antibakteri nanopartikel
Tabel 3.2 Hasil uji Particle Size Analyzer Kitosan kitosan 1% - ekstrak daun salam (Syzygium
Nnaopartikel 1% menggunakan HORIBA Scientific polyanthum) konsentrasi 50%, 75% dan 100%
SZ-100. pada perkembangan bakteri Streptococcus mutans
Nama Parame Satuan Hasil Metode dilakukan dengan metode disc diffusion (Tes Kirby-
Sampel ter uji Uji Bauer) untuk mencari diameter zona hambatnya.
Kitosan Nano Nm 101,5 Dynamic Hasil uji ini dapat di perhatikan pada tabel 3 berikut.
nanoparti partikel Light
kel 1% scattering
Keterangan: nm (nano meter)

171
Jurnal Ilmiah Pannmed (Pharmacyst, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dental Hygiene)
Vol. 15 No.2 Mei – Agustus 2020

Tabel 3. Nilai Diameter Zona Hambat Nanopartikel Kitosan 1% dan Ekstrak Daun Salam (Syzygium
polyanthum) dalam Menghambat Perkembangan Bakteri Streptococcus mutans.
Diameter Zona Hambat (mm)
Bahan Uji Konsentrasi Mean±SD
1 2 3 4 5 6
Nano 100% 13,5 13,2 13,7 13,6 13,0 13,7 13,45±0,2881
partikel 12,2 12,7 12,9 12,8 12,9 12,5 12,67±0,2733
75%
Kitosan 1% 10,9 11,9 12,0 11,4 11,6 11,3 11,52±0,4070
dan Ekstrak 50%
Daun Salam
Kontrol
positif
Ekstrak daun 100% 13,2
salam
75% 12,3
Nano 50% 10,9
partikel
Kitosan 1% 9,9

Berdasarkan tabel 3 diatas menunjukkan


bahwa mean ± SD diameter zona hambat
nanopartikel kitosan 1% - ekstrak daun
salam (Syzygium polyanthum) konsentrasi 100%, 75%
dan 50% di dalam menghambat perkembanagn bakteri
Streptococcus mutans adalah 13,45 ± 0,2881 mm,
12,67 ± 0,2733 mm dan 11,52 ± 0,4070 mm.
Sementara ukuran zona hambat terhadap kontrol
positif yaitu ekstrak daun salam (Syzygium
polyanthum) konsentrasi 100%, 75% ,50% dan Gambar 1 Hasil zona hambat kontrol positif Kitosan
nanopartikel kitosan 1% adalah 13,2 mm; 12,3 mm; nanopartikel 1% terhadap bakteri Streptococcus
10,9 mm dan 9,9 mm. mutans.
Uji one way ANOVA digunakan untuk melihat
efek antibakteri nanopartikel kitosan 1% dan
ekstra daun salam (Syzygium polyanthum) pada
perkembangan bakteri Streptococcus mutans. Data uji
one way ANOVA selengkapnya dapat di perhatikan
pada tabel 4 berikut.

Tabel 4. Hasil Uji One Way ANOVA


Bahan uji Mean SD p value
Nanopartikel Gambar 2 Hasil zona hambat kontrol positif ekstrak
Kitosan 1% dan daun salam (Syzygium polyanthum) konsentrasi 50%,
Ekstrak Daun 75% dan 100% terhadap bakteri Streptococcus
Salam mutans.
100% 13,45 0,2881
75% 12,67 0,2733 0,000*
50% 11,52 0,4070
*
Signifikan
Berdasarkan data uji statistik one way
ANOVA pada tabel 4 diatas menunjukkan
bahwasanya hasil signifikansi p=0,000 (p<0,05).
Berdasarkan hasil ini terdapat efek antibakteri
nanopartikel kitosan 1% dan ekstrak daun salam
(Syzygium polyanthum) terhadap perkembangan
bakteri Streptococcus mutans.
Zuhendi Arifan Siagian Uji Antibakteri...

kitosan itu sendiri sudah memiliki efek antibakteri


yang baik, hasil uji Particle Size Analyzer
menunjukkan ukuran kitosan nanopartikel 1% dengan
deasetilsi 90% pada penelitian ini sebesar 101,5 nm.
Pada penelitian Amaliah(16) dengan deasetilsi 85,98 %
dan menggunakan metode yang sama dengan rpm
yang berbeda di dapati hasil sebesar 330 nm.
Perbedaan yang terjadi di akibatkan oleh perbedaan
kecepatan pengadukan serta jenis kitosannya.
Gambar 3 Hasil zona hambat pada ekstrak daun salam Hasil penelitian didapatkan efek antibakteri
(Syzygium polyanthum) konsentrasi 50%, 75% dan 100% terendah adalah pada konsentrasi ekstrak daun salam
- kitosan nanopartikel 1% terhadap bakteri (Syzygium polyanthum) 50% - kitosan nanopartikel 1%
Streptococcus mutans. dengan daerah hambatan sebesar 11,52 mm pada
perkembangan bakteri Streptococcus mutans.
Selanjutnya, dilakukan analisa data Sedangkan efek antibakteri tertinggi di dapati pada
menggunakan uji korelasi Pearson, hasil pengukuran ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum) dengan
uji korelasi Pearson selengkapnya dapat di perhatikan konsentrasi 100% - kitosan nanopartikel 1% dengan
pada tabel 5 di bawah ini. lingkaran daerah hambat sebesar 13,42 mm, hal ini
bisa disimpulkan dengan terdapat adanya daerah
Tabel 5. Uji korelasi Pearson bening yang terbentuk di seputar kertas cakram pada
Korelasi setiap konsentrasi yang diberikan. Diperkuat dengan
Jumlah Pearson P arah hubungan korelasi yang positif yang artinya
(r) semangkin besar konsentrasi ekstrak daun salam
Ekstrak daun (Syzygium polyanthum) - kitosan nanopartikel 1%
salam semangkin besar zona hambatnya.
konsentrasi 50%, Pengujian efek antimikroba pada penelitian ini
0,930 0,000* memakai teknik difusi agar dan diperoleh diameter
75% dan 100% – 18
Kitosan zona hambat kitosan nanopartikel 1% - ekstrak daun
nanopartikel 1% salam (Syzygium polyanthum) konsentrasi 100%, 75%,
*
Signifikan 50% adalah 13,45 mm, 12,67 mm, 11,52 mm.
Sedangkan hasil penelitian Komowal(17) dengan
Berdasarkan uji korelasi Pearson tentang metode yang sama menggunakan ekstrak lengkuas
hubungan ekstrak daun Salam (Syzygium polyanthum) putih (Alpinia galangal, (L.) Willd) dan kitosan yang
konsentrasi 50%, 75% dan 100% – Kitosan berbeda di dapati hasil zona hambat untuk ekstrak 50%
nanopartikel 1% terhadap diameter zona hambat dengan zona hambat sebesar 10 mm, sedangkan
dalam menghambat perkembangan bakteri gabungan keduanya di dapati hasil zona hambat
Streptococcus mutans diperoleh nilai hasil p=0,000 sebesar 22,5 mm. Ada berbagai aspek yang
dan nilai hasil r=0,930. menyebabkan perbedaan zona hambat antibakteri di
antaranya adalah ukuran partikel dari nanopartikelnya.
Sementara untuk hasil dari ekstrak murni,
PEMBAHASAN
Penelitian ini adalah penelitian eksperimental diameter zona hambat ekstrak daun salam (Syzygium
laboratorium secara in vitro memakai post test only polyanthum) konsentrasi 50%, 75%, 100% adalah
control group design. Adapun maksud dari penelitian 10,9 mm, 12,3 mm, 13,2 mm dengan metode difusi.
ini yaitu untuk melihat pengaruh dari nanopartikel Hasil ini lebih kecil dari hasil penelitian yang
(5)
kitosan 1% - ekstrak daun salam (Syzygium dilakukan oleh Aldaher dengan metode yang sama
polyanthum) di dalam menghambat perkembangan membuktikan bahwasanya ekstrak etanol daun salam
bakteri Streptococcus mutans. menggunakan konsentrasi 20%, 30%, 40% dan 60%
Data hasil uji fitokimia yang di lakukan memiliki daerah hambat dengan diameter sebesar
terhadap ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum) 13,06 mm; 14,88 mm; 16,98 mm dan 20,4 mm dan
di dapati positif flavonoid, glikosida, saponin, tanin mayoritas kekuatan daya antibakteri bahan uji
dan triterpen/steroid hasil ini sama dengan hasil uji dikategorikan kuat. Perbedaan hasil zona hambat pada
yang di lakukan oleh Mamay(12) yang menyatakan ekstrak yang sama salah satunya dapat di sebabkan
bahwa ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum) oleh proses pengeringan dan lokasi daun salamnya.
positif memiliki senyawa flavonoid, tannin dan Untuk hasil uji kitosan nanopartikel 1%
saponin. Sementara itu senyawa Alkaloid pada dengan metode difusi di dapati diameter zona hambat
ekstrak daun salam (Syzygium polyanthum) di dapati dengan ukuran 9,9 mm terhadap bakteri
(18)
hasilnya negatif. Streptococcus mutans, penelitian Magani
Penelitian ini juga menggunakan kitosan 1% membuktikan kitosan nanopartikel 1% didapati hasil
yang di ubah ukuranya menjadi nanopartikel dimana daerah hambatan sebesar 9,81 mm terhadap bakteri
Staphylococcus aureus, sementara pada kitosan

173
Jurnal Ilmiah Pannmed (Pharmacyst, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dental Hygiene)
Vol. 15 No.2 Mei – Agustus 2020

nanopartikel 2% di dapati zona hambat sebesar 5,56 antibakteri didapati hasil terendah pada ekstrak daun
mm. Perbedaan ini bisa terjadi di akibatkan kitosan 1% salam (Syzygium polyanthum) konsentrasi 50% -
lebih sedikit kitosanya dari pada 2% sehingga Kitosan nanopartikel 1% dan efek antibakteri tertinggi
mempengaruhi ke kentalannya. Dari data diatas di didapati pada ekstrak daun salam (Syzygium
dapati kekuatan daya antibakteri penilitian ini adalah polyanthum) konsentrasi 100% - kitosan nanopartikel
kuat, ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan 1% pada bakteri streptococcus mutans.
oleh Davis dan Stout (1971) dalam Rastina(19) 10-20
mm dikategorikan kuat. DAFTAR PUSTAKA
Penelitian ini telah membuktikan bahwa
nanopartikel kitosan 1% - ekstrak daun salam 1. Supari IH, Leman MA, Zuliari K. Efektivitas
(Syzygium polyanthum) konsentrasi 50%, 75%, 100% antibakteri ekstrak biji bengkuang (Pachyrrhizus
mempunyai pengaruh antimikroba terhadap bakteri erosus) terhadap pertumbuhan Streptococcus
Streptococcus mutans. Didukung oleh hasil kolerasi mutans secara in vitro. J Pharmacon. 2016 Agu;
Pearson yang menyatakan bahwa ada hubungan yang 5:3-39.
berarti diantara konsentrasi ekstrak daun salam 2. Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) (2018). Badan
(Syzygium polyanthum) - kitosan nanopartikel 1% Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
dengan diameter hambat dalam penghambatan Kementerian Republik Indonesia
pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans dengan tahun2018.Availableat:http://www.depkes.go.id/re
tingkat keeratan sangat kuat. sources/download/infoterkini/materi_rakorpop_20
Arah hubungan korelasi positif yang artinya 18/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf (diakses juli
semakin besar ukuran ekstrak daun salam (Syzygium 2019).
polyanthum) – Kitosan nanopartikel 1%, semakin 3. Evendi A. Uji fitokimia dan anti bakteriekstrak
tinggi juga diameter hambatnya sehingga semakin daun salam (Syzygium polyanthum) terhadap
baik efek antibakteri bahan uji untuk menghambat bakteri Salmonella typhi dan Escherichia coli
perkembangan bakteri Streptococcus mutans. secara invitro. J Mahakam Medical Laboratory
Keadaan ini berbanding lurus dengan hasil penelitian Technology. 2017 May; 2:1-9.
Qudsi(20) yang menyatakan semakin besar konsentrasi 4. Hakim RF, Fakhrurrazi, Feriza W. Pengaruh air
kitosan maka semakin luas daerah hambat yang rebusan daun salam (Eugenia polyantha wight)
didapat. terhadap pertumbuhan Enterococcus faecalis. J
Seperti terlihat berdasarkan data penelitian ini Syiah Kuala Dentistry Society. 2016; 1 (1): 21- 28.
bahwa kombinasi ekstrak daun Salam (Syzygium 5. Aldhaher ZA, Merzha WM, et al. Effectiveness of
polyanthum) konsentrasi 100% - Kitosan nanopartikel Bay Leaves Aqueous Extract on Streptococcus
1% terbukti lebih berpotensial dalam menahan Mutans In Comparision To Chlorhexidine
perkembangan bakteri Streptococcus mutans Gluconate. J Pharmacy and Biological Science.
dibandingkan dengan ekstrak daun Salam (Syzygium 2017 Agu 28; 12 (4): 12-16. Doi: 10.9790/3008-
polyanthum) konsentrasi 75% dan 50% – kitosan 1204081216.
nanopartikel 1%, serta kontrol positif (ekstrak daun 6. B-S, Latif M, Dewi S, T-R. Potensi kitosan kulit
salam konsentrasi 50%, 75% dan 100% dan kitosan udang vannemei (Litopenaeus vannamei) sebagai
nanopartikel 1%). antibakteri terhadap Staphylococccus epidermidis,
Pengujian antibakteri bahan uji terhadap Pseudomonas aeruginosa, Propionibacterium
Streptococcus mutans ini dilakukan secara agnes, dan Escherichia coli dengan metode difusi
keseluruhan tanpa memisahkan senyawa - senyawa cakram kertas. J Ilmu Farmasi. 2018 Apr; 14:1-
aktif yang terkandung didalamnya, sehingga tidak 127.
dapat di ketahui zat aktif manakah yang sangat 7. Nugraheni PS, et, al. Comparison of formulation
berkontribusi dalam memberikan efek antimikroba methods to produce nano-Chitosan as inhibitor
tersebut. Maka dari itu, harus dilakukan penelitian agent for bacterial growth. J Engineering and
lanjutan secara in-vivo, sehingga kombinasi ekstrak technological Sciences. 2019 Jun; 51(3):430-
daun salam (Syzygium polyanthum) dapat digunakan 441.DOI: 10.5614/J.eng.technol.sci.2019.51.3.9.
secara klinis sebagai antibakteri dalam penghambatan 8. Reningtyas R, Octavianto MR, Septiyansi R. Efek
pertumbuhan Streptococcus mutans. penambahan nano kitosan terhadap aktivitas anti
bakteri dan ketuaan warna dari kain katun yang
KESIMPULAN dicelup dengan ekstrak biji Bixa Orellana. 2019
Berdasarkan dari data hasil penelitian dan Apr 25; 4:1-8.
pembahasan yang diperoleh terdapat kesimpulan yaitu, 9. AlisghariA, Khorasgani MR, et al. Evaluation of
terdapat efek kitosan nanopartikel 1% - ekstrak daun antibacterial efficiency of chitosan and chitosan
salam (Syzygium polyanthum) konsentrasi 50%, 75% nanoparticles on cariogenic streptococci: an in
dan 100% dalam memperlambat pertumbuhan bakteri vitro study. J Microbiol. 2016 Apr; 8 (2): 93-100.
Streptococcus mutans sebesar 11,52 mm, 12,67 mm, Available at: http://ijm.tums.ac.ir.
13,45 mm. Hasil perbandingan efektivitas 10. Rochima E, Fiyanih E, et al. Efek penambahan
Zuhendi Arifan Siagian Uji Antibakteri...

suspense nanokitosan pada edible coating terhadap


aktivitas antibakteri. JPHPI. 2018 Apr 17; 21:1-
136. Doi: 10.17844/jphpi.v21i1.21461. Available
at: journal.ipb.ac.id/index.php/jphp.
11. Mozharta M, Silvia P, Sujatmika B. Perbandingan
aktivitas antibakteri ekstrak curcuma zedoaria dan
bahan irigasi natrium hipokralit 2.5% terhadap
Enterococcus faecalis. J Material
Kedokteran Gigi. 2019 May 01; 8(1): 22-29.
12. Mamay, Mutmaina GN, Sopinah S. Uji antibakteri
ektrak etanol daun salam (Syzygium polyanthum)
dataran tinggi dan rendah terhadap pertumbuhan
Salmonella sp. 2018 Apr 21; 212-215.
13. Bangun H, Tandiono S, Arianto A. Preparation
and evalution of chitosan-tripolyphosphate
nanoparticles suspension as an antibacterial agent.
J Applied Pharmaceutical Science. 2018 Nov 11;
8(12):147-156.DOI: 10.7234/JAPS.2018.81217.
14. Rismana E, Kusumaningrum S, Bangun O, Nizar,
Marhamah. Pengujian aktivitas antiacne
nanopartikel kitosan – ekstrak buah Manggis
(Gsrcinia mangostana). Media Libangkes. 2014
Jan 30; 24 No. 1: 19-27.
15. Tammi A, Apriliana E, et al. Potensi ekstrak daun
salam (Syzygium polyanthum [Wight.] Walp.)
sebagai antibakteri terhadap Staphylococcus
aureus secara in vitro. J Agromedicine Unila. 2018
Des; 5:2-566.
16. Amaliyah M, Ngadiwiyana, et al. Antibacterial
activity of cinnamic acid – chitosan encapsulation.
J Kimia Sains dan Aplikasi. 2018 Jan 31; 21(1):8-
12.
Availableat:http//ejournal.undip.ac.id/index.php.
17. Kumowal S, Fatimawali, Jayanto I. Uji aktivitas
antibakteri nanopartikel ekstrak lengkuas putih
(Alpinia galangal (L.) Willd) terhadap bakteri
Klebsiella pneumonia. J. Ilmiah Farmasi. 2019
Nov; 8(4):263-272.
18. Magani AK, Tallei TE, Kolondam BJ. 2020. Uji
antibakteri nanopartikel kitosan terhadap
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli. Journal Blos Logos. 2020 Jan 23;
10;1-12.
19. Rastina M, Sudarwanto, dan I Wientarsih.
Aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun kari
(Murraya koenigii) terhadap Staphylococcus
aureus, Escherichia coli, dan Pseudomonas sp. J
Kedokteran Hewan. 2015 Sep; 9(2).
20. Qudsi DCM, Sudjari dan Rahayu SI. Perbandingan
evektivitas kitosan (2-Acetamido-2-Deoxy-D-
Glukopiranose) dan nano kitosan terhadap
pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis secara
in vitro. Majalah kesehatan FKUB. 2015. 2
(4):229-
240.Availabelat:http://majalahfk.ub.ac.id/index.ph
p/mkfkub (diakses: September2019).

175

You might also like