PENENTUAN KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PRODUKSI
PUPUK ABC PADA CV.XYZ DUSUN SEBOTU
KABUPATEN SANGGAU
DAPOT SAMUEL SIAHAAN
Prodi Teknik Industri, Universitas Tanjungpura
Email :
[email protected]Abstract costs by 10% and the increase in variable costs by
CV. XYZ start production of fertilizers Star in 20% with a capital loan of 20% and 30%.
February 2010 until October of 2011 with total Keywords: Financial Feasibility Analysis, Net
production and turnover of as much as 3360 units, or Present Value, Internal Rate Of Return, Payback
approximately 168 tons. After that the fertilizer Period, Return On Investmen, Break Even Point.
production standstill owing Reviewed Reviewed
fertilizer sales results taken away by one of the 1. Pendahuluan
employees of CV. XYZ. The cessation of production Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi
of fertilizers stars resulted in a loss of Rp.
ekspor Indonesia yang cukup penting sebagai
81,711,319, - on the CV. XYZ. After the vacuum
during ± 5 years, CV. XYZ planning to produce
penghasil devisa negara sesudah minyak dan
fertilizers star back in 2016. Based on these gas. Bahkan, mulai tahun 2006 Indonesia
problems, then to reproduce the star fertilizer needed mampu mengejar Malaysia yang sebelumnya
to improve the financial feasibility analysis clappers peringkat pertama dalam urusan minyak sawit.
that would be obtained by CV. XYZ for more leverage Tahun 2009 Indonesia merupakan negara
and can cover the losses it had suffered, which is produsen dan eksportir minyak sawit terbesar di
valued at RP. 81,711,319, -. dunia dengan jumlah produksi tahun 2009
The method used in analyzing the financial feasibility sebesar 20,9 juta ton minyak sawit.
of the business of production of fertilizers stars Provinsi Kalimantan Barat memiliki 13
consist of: NPV (Net presnt Value), IRR (Internal
kabupaten dan di setiap kabupaten terdapat
Rate of Return), PP (Payback Period), ROI (Return
On Investment), BEP (Break Even Point) and
banyak perkebunan kelapa sawit. Hampir setiap
analysis sensitivity such as sensitivity analysis of the kabupaten yang terdapat di Kalimantan Barat
decline in sales (10%), the sensitivity analysis the memiliki perkebunan kelapa sawit. Kabupaten
increase in fixed costs (10%) and sensitivity analysis Sanggau merupakan kabupaten yang memiliki
of variable costs increase (20%). lahan perkebunan terluas ke-2 dengan luas
Results of the determination of the financial 258.483 Ha setelah Kabupaten Ketapang
feasibility of fertilizer production enterprises using dengan luas 339.790 Ha.
the star with the provisions of the loan capital by Dengan luasnya lahan perkebunan sawit
20%, 30% and 40% financially feasible to be pada Kabupaten Sanggau, tentunya
implemented again by CV. XYZ. Dilaksanakanya
menyebabkan konsumsi pupuk yang tidak
back with fertilizer business stars, CV. XYZ can
restore back losses amounting to Rp. 81,711,319, -
sedikit. Keberadaan pupuk yang beredar untuk
who had suffered on fertilizer production stars the provinsi Kalimantan Barat sangatlah terbatas
period of 2010 through 2011. A sensitivity analysis dan juga mahal. Kuota pupuk bersubsidi pada
that goes into the category is feasible only on tahun 2013 dan 2014hanya sebesar 4000 ton
sensitivity sales decline of 10% with a capital loan of dan 2300 ton untuk Kabupaten Sanggau. Hal ini
20% and 30%, a sensitivity increase variable cost of menyebabkan kekurangan pasokan pupuk dan
20% with a capital loan of 20% and 30%, the mengakibatkan para petani sawit lokal tidak
combined sensitivity of the drop in sales and the mampu memupuk lahan yang mereka miliki,
increase in fixed costs by 10% with a capital loan of belum lagi masalah keaslian dari pupuk yang
20%, the combined sensitivity of the increase in fixed
dijual oleh reseller.
27
Hal-hal seperti inilah yang mendorong kembali dana tersebut dalam kurun waktu yang
berdirinya CV. XYZ untuk memproduksi Pupuk telah ditentukan, juga menilai apakah usaha
Abc yang merupakan pupuk semi organik guna tersebut dapat untuk dikembangkan selanjutnya.
membantu meningkatkan persediaan pupuk bagi
para petani sawit lokal sehingga dapat Investasi dan Reinvestasi
melakukan pemupukan pada kebun sawit yang Secara umum investasi dapat diterjemahkan
mereka miliki dan dapat menghasilkan buah menjadi “penanaman modal” seperti halnya
yang lebih berkualitas. CV. Bioatani ini dalam bidang keilmuan (pendidikan, training),
didirikan pada tahun 2010 yang berlokasi di pembelian emas, tanah, bangunan, surat-surat
Dusun Sebotu, Kecamatan Parindu, Kabupaten berharga dan juga saham.
Sanggau, Kalimantan Barat. Biaya
CV. XYZ hanya mampu memproduksi Menurut Soekartawi (2006) biaya tetap
pupuk abc selama 21 bulan. Pada bulan ke-22 pada umum nya diartikan sebagai biaya yang
pupuk abc tidak lagi dapat diproduksi jumlahnya relatif tetap dan terus dikeluarkan
dikarenakan modal biaya dan hasil penjualan walaupun tingkat produksi berkurang atau
dibawa kabur oleh salah seorang karyawan. bartambah. Sedangkan biaya variabel adalah
Akibat dari berhentinya produksi Pupuk Abc biaya yang dikeluarkan berdasarkan jumlah
tersbut, maka CV. XYZ menderita kerugian barang atau jasa yang diproduksi.
yang bernilai Rp. 81.711.319,-. Nilai kerugian Arus Kas (Cashflow)
tersebut didapat dari pembukuan keuangan Arus kas (cash flow) merupakan laporan
pada tahun 2011. kas yang disusun untuk menunjukkan perubahan
Setelah ± 5 tahun vakum, CV. XYZ kini yang terjadi pada aliran kas masuk dalam satu
mulai merencanakan untuk memproduksi pupuk periode tertentu dengan menunjukkan dari mana
abc guna merealisasikan kembali tujuan sumber-sumber kas yang masuk dan kamana
didirikanya CV. XYZ dan menutup kerugian saja penggunaan-penggunaanya.
yang pernah dialami. Bertolak dari latar Arus Masuk (Inflow)
belakang permasalahan di atas ,maka peneliti Cash inflow adalah arus kas yang terjadi
tertarik untuk melakukan penelitian dengan dari kegiatan transaksi yang melahirkan
mengambil judul: ”Penentuan Kelayakan keuntungan pada kas (penerimaan kas).
FinansialPada Usaha Produksi Pupuk Abc (Studi Arus Keluar (Outflow)
Kasus Pada CV. XYZ Dusun Sibotu, Kabupaten Cash outflow adalah arus kas yang terjadi
Sanggau)” guna meningkatkan kentungan yang dari kegiatan transaksi yang mengakibatkan
akan diperoleh oleh CV. XYZ agar lebih beban pengeluaran kas.
maksimal dan dapat menutup kerugian yang Net Present Value (NPV)
telah diderita oleh CV. XYZ. Menurut Wijaya (2011) metode (Net
Present Value) dapat digunakan untuk
2. Teori Dasar
menetukan apakah suatu rencana usaha dapat
Analisis Kelayakan Finansial
meraih keuntungan dalam periode waktu
Analisis kelayakan finansial merupakan
analisis.
penelitian yang dilakukan secara mendalam
Rumus NPV adalah sebagai berikut:
guna menentukan kelayakan dari suatu jenis 𝐂𝐅𝐭
usaha yang akan dijalankan. Jika usaha tersebut 𝐍𝐏𝐕 = 𝐧𝐭=𝟏 − 𝐈𝟎
(𝟏+𝐊)𝐭
dapat menghasilkan lebih besar dari pada biaya
yang dikeluarkan untuk menjalankan usaha,
Internal Rate of Return (IRR)
maka usaha tersebut dapat dikatakan layak.
Menurut Umar (2005) IRR adalah
Analisis kelayakan finansial bertujuan untuk perhitungan yang digunakan untuk mencari
penentuan dalam perencanaan investasi dengan tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang
menghitung biaya dengan cara membandingkan dari arus kas yang diharapkan pada masa yang
antara pengeluaran dan pendapatan, seperti
akan datang, atau penerimaan kas dengan
ketersediaan dana, modal yang diperlukan pengeluaran investasi awal. Menurut
dalam investasi, kemampuan untuk membayar
28
Prawirokusumo (1990) untuk mencari tingkat pada satu bagian saja, sedangkan yang lain
bunga dapat menggunakan rumus sebagai dianggap tetap.
berikut: Analisis sensitivitas dilakukan untuk
meninjau kembali analisis kelayakan suatu usaha
𝐍𝐏𝐕′ yang telah dilakukan. Tujuan dari analisis
𝐈𝐑𝐑 = 𝐢′ + 𝐍𝐏𝐕′ − 𝐍𝐏𝐕"
(𝐢" − 𝐢′)
sensitivitas adalah untuk mengkaji sejauh mana
perubahan unsur-unsur dalam aspek finansial
Payback Period (PP) terhadap apa yang dipilih.
Payback period merupakan periode waktu
yang diperlukan untuk mengembalikan seluruh 3. Hasil Penelitian
pengeluaran yang digunakan untuk investasi Penentuan kelayakan finansial pada
awal. Aliran kas bersih adalah selisih produksi pupuk abc merupakan perhitungan dan
pendapatan terhadap pengeluaran per tahun. analisis yang berdasarkan pada harga riil yang
Periode pengembalian biasanya dinyatakn dalam telah dilaksanakan sebelumnya pada tahun 2010
jangka waktu per tahun (Soeharto, 1999). Satuan oleh CV. XYZ dan terhenti pada tahun 2011.
waktu menjadi syarat utama dalam perhitungan Saat ini CV. XYZ akan memproduksi pupuk abc
payback period. Hasil dari perhitungan payback yang sempat terhenti.
period tidak boleh melebihi dari syarat umur Dengan adanya analisis finansial akan
ekonomis suatu usaha yaitu selama 40 tahun. memberikan gambaran penilaian kinerja serta
Rumus payback period adalah sebagai berikut: prospek dari produksi pupuk abc yang akan
dibangun kembali. Analisis finansial dapat
𝐚 − 𝐛 membantu CV. XYZ dalam memberikan
𝐏𝐏 = 𝐧 + 𝐗 𝟏 𝐭𝐚𝐡𝐮𝐧
𝐜 − 𝐛 informasi sejauh mana produksi pupuk abc dapat
menghasilkan keuntungan serta membantu
Return On Investment (ROI) dalam menentukan langkah-langkah untuk
Menurut Kasmir dan Jafar (2008), ROI menghadapi perubahan-perubahan pada biaya
merupakan rasio yang menunjukkan hasil dan penurunan penjualan yang mungkin terjadi.
(return) atas jumlah aktiva yang digunakan Struktur Biaya
dalam perusahaam atau suatu ukuran tentang Biaya yang digunakan dalam pembuatan
efisiensi manajemen. Rumus dari ROI adalah pupuk abc pada CV. XYZ ini meliputi
sebagai berikut: reinvestasi yang bercermin pada komponen-
𝐑𝐎𝐈 komponen dari biaya investasi awal yang pernah
𝑲𝒆𝒖𝒏𝒕𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒓𝒂𝒕𝒂 − 𝒓𝒂𝒕𝒂 𝒑𝒆𝒓 𝒕𝒂𝒉𝒖𝒏
= 𝐗 𝟏𝟎𝟎% dilakukan oleh CV. Biaotani sebelumnya, biaya
𝐈𝐧𝐯𝐞𝐬𝐭𝐚𝐬𝐢 tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable
cost) berdasarkan data keuangan tahun 2010-
Break Even Point (BEP)
Soeharto (1999) menyatakan bahwa break 2011 juga penambahan jumlah tenaga kerja.
event point adalah titik dimana biaya produksi
sama dengan pendapatan. Titik impas
menunjukkan bahwa tingkat produksi telah
menghasilkan pendapatan yang sama besarnya
dengan biaya produksi yang dikeluarkan.
Dengan asumsi bahwa harga penjualan per unit
produksi adalah konstan.
Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas bertujuan untuk
mengetahui seberapa peka kelayakan usaha
terhadap perubahan pada tiap-tiap bagian dari
tahapan analisis usaha. Untuk mengukur
perubahan yang terjadi maka perlu diasumsikan
bahwa perubahan-perubahan yang terjadi hanya Investasi dan Reinvestasi
Tabel 1. Renvestasi Pada CV. XYZ
29
No Uraian
Biaya Total Biaya
Reinvestasi Jumlah Reinvestasi
Tabel 3. Arus Keluar (Outflow) Sebelum Pajak
(Rp) (Rp per Tahun.
1 Bumi Bangunan 195,500,000 195,500,000 Angsuran
a. Lahan - Biaya Pokok
Tahun Biaya
Persentase Variabel dan Total (Rp)
b. Gudang 108,000,000 1 108,000,000 ke Tetap (Rp)
(Rp) Bunga
c. Atap Penjemuran 31,500,000 1 31,500,000 (Rp)
1 297,741,600 165,516,000 42,082,400 505,340,000
d. Mess Karyawan 56,000,000 1 56,000,000
2 312,628,680 165,516,000 38,642,602 516,787,282
2 Pra Investasi - - 3 328,260,114 165,516,000 35,202,804 528,978,918
a. Surat Izin Usaha - - 4 344,673,120 165,516,000 31,763,006 541,952,125
b. Biaya Riset - - 5 361,906,776 165,516,000 28,323,208 555,745,984
20%
3 2,150,000 2,150,000 6 380,002,114 165,516,000 0 545,518,114
Mesin dan Alat
7 399,002,220 165,516,000 0 564,518,220
a. Mesin Giling - 1 -
8 418,952,331 165,516,000 0 584,468,331
b. Alat Bakar 1,300,000 1 1,300,000 9 439,899,948 165,516,000 0 605,415,948
c. Mesin Genset - 1 - 10 461,894,945 165,516,000 0 627,410,945
850,000 1 850,000 1 297,741,600 165,516,000 63,123,599 526,381,199
d. Mesin Jahit Karung
2 312,628,680 165,516,000 57,963,902 536,108,582
4 Peralatan Lainya 264,000 592,000 3 328,260,114 165,516,000 52,804,206 546,580,320
a. Timbangan - 1 - 4 344,673,120 165,516,000 47,644,509 557,833,628
b. Cangkul 82,000 3 246,000 5 361,906,776 165,516,000 42,484,812 569,907,587
30%
c. Sekop 82,000 3 246,000 6 380,002,114 165,516,000 0 545,518,114
7 399,002,220 165,516,000 0 564,518,220
d. Penggaruk 100,000 1 100,000
8 418,952,331 165,516,000 0 584,468,331
e. Terpal - 10 - 9 439,899,948 165,516,000 0 605,415,948
5 Akomodasi - - 10 461,894,945 165,516,000 0 627,410,945
a. Mobil - - 1 297,741,600 165,516,000 84,164,799 547,422,399
2 312,628,680 165,516,000 77,285,203 555,429,883
b. Motor Karyawan -
3 328,260,114 165,516,000 70,405,607 564,181,721
Total Biaya Reinvestasi 198,242,000 4 344,673,120 165,516,000 63,526,012 573,715,131
5 361,906,776 165,516,000 56,646,416 584,069,191
40%
Berdasarkan tabel 1 menunjukan bahwa tidak 6
7
380,002,114
399,002,220
165,516,000
165,516,000
-
-
545,518,114
564,518,220
semua komponen dari investasi awal pada tahun 8 418,952,331 165,516,000 - 584,468,331
9 439,899,948 165,516,000 - 605,415,948
2010 yang mendapat reinvestasi. Dapat dilihat 10 461,894,945 165,516,000 - 627,410,945
bahwa reinvestasi hanya terjadi pada rebuild
gudang dengan nilai Rp. 108.000.000,- rebuild
atap penjemuran senilai Rp. 31.500.000, rebuild Berdasarkan Tabel 3. dapat diketahui bahwa
mess karyawan senilai Rp. 56.000.000,-, total pengeluaran CV. XYZ per tahun didapat
pembelian kembali alat bakar seharga Rp. dari penjumlahan antara biaya variabel, biaya
1.300.000,-, mesin jahit karung Rp. 850.000,-, tetap, angsuran pokok dan bunga.
dan peralatan lainya seperti: cangkul, sekop, dan
penggaruk dengan total Rp. 592.000,-. Tabel 4. Tabel Cash Flow per Periode
Perhitungan Aliran Kas CV. XYZ Persentase
Tahun
Ke
Laba
Sebelum
Pajak
(RP)
Discount
Factor
Present
Value (Rp)
Pajak (Rp)
Tabel 2. Arus Masuk (In Flow) per periode
Tahun Produksi / Penjualan / 1 118,660,000 15,425,800 0.9281 95,809,003
2 138,412,718 17,993,653 0.8613 103,719,567
ke Tahun Tahun (Rp) 3 158,981,082 20,667,541 0.7994 110,563,777
1 3120 Unit 624,000,000 4 180,405,875 23,452,764 0.7419 116,439,629
5 202,729,916 26,354,889 0.6885 121,436,908
2 3276 Unit 655,200,000 20%
6 250,881,581 32,614,605 0.639 139,471,142
3 3440 Unit 687,960,000 7 271,701,460 35,321,190 0.593 140,181,361
8 293,562,333 38,163,103 0.5504 140,566,345
4 3612 Unit 722,358,000 9 316,516,249 41,147,112 0.5108 140,656,483
5 3792 Unit 758,475,900 10 340,617,862 44,280,322 0.4741 140,479,801
1 97,618,801 12,690,444 0.9281 78,819,820
6 3982 Unit 796,399,695 2 119,091,418 15,481,884 0.8613 89,241,150
7 4181 Unit 836,219,680 3 141,379,680 18,379,358 0.7994 98,322,839
4 164,524,372 21,388,168 0.7419 106,189,207
8 4390 Unit 878,030,664 5 188,568,313 24,513,881 0.6885 112,953,989
30%
9 4610 Unit 921,932,197 6 250,881,581 32,614,605 0.639 139,471,142
7 271,701,460 35,321,190 0.593 140,181,361
10 4840 Unit 968,028,807 8 293,562,333 38,163,103 0.5504 140,566,345
9 316,516,249 41,147,112 0.5108 140,656,483
10 340,617,862 44,280,322 0.4741 140,479,801
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat proyeksi total 1 76,577,601 9,955,088 0.9281 61,830,638
2 99,770,117 12,970,115 0.8613 74,762,734
arus masuk dari penjualan pupuk abc pada tahun 3 123,778,279 16,091,176 0.7994 86,081,902
4 148,642,869 19,323,573 0.7419 95,938,785
pertama adalah Rp. 624.000.000,- dan terus 5 174,406,709 22,672,872 0.6885 104,471,070
40%
6 250,881,581 32,614,605 0.639 139,471,142
mengalami peningkatan setiap tahun. 7 271,701,460 35,321,190 0.593 140,181,361
8 293,562,333 38,163,103 0.5504 140,566,345
9 316,516,249 41,147,112 0.5108 140,656,483
10 340,617,862 44,280,322 0.4741 140,479,801
30
Analisis Kelayakan Finansial 20% Modal 441.800.040,-, nilai IRR 21,1% yang lebih besar
Pinjaman dari discount factor(7,75%). Nilai PP 4,60 tahun
Tabel 5. Hasil Analisis Kelayakan Finansial atau 4 tahun 7 bulan 1 minggu. Tingkat
20% Modal Pinjaman
NPV IRR PP ROI BEP Unit BEP Rupiah
persentase pengembalian investasi (ROI) yang
544,736,034 28.2% 3.73 70.6% 2,527 161,968 dinilai sangat baik yaitu, sebesar 65,2%. BEP
Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa dengan unit pada tahun pertama sebanyak 2.737 unit dan
menggunakan modal pinjaman sebesar 20%, BEP rupiah pada tahun pertama sebesar Rp.
layak untuk dilaksanakan. Hal tersebut terbukti 175.456,- per unit.
dari nilai NPV yang tidak negatif yaitu Rp.
544.736.034,-, nilai IRR 28,2% yang lebih besar Analisis Sensitivitas
dari discount factor (7,75%). Nilai PP 3,73 Analisis sesnsitifitas merupakan analisis yang
tahun atau 3 tahun 8 bulan 3 minggu. Tingkat memiliki tujuan untuk mengetahui seberapa
persentase pengembalian investasi (ROI) yang peka kelayakan usaha pupuk abc terhadap inflasi
dinilai sangat baik yaitu, sebesar 70,6%. BEP yang akan mempengaruhi aliran kas CV. XYZ.
unit pada tahun pertama sebanyak 2.527 unit dan
BEP rupiah pada tahun pertama sebesar Rp. Tabel 8. Hasil Analisis Sensitivitas Penurunan
161.968,- per unit. Penjualan 10%.
Persentase NPV IRR PP ROI BEP Unit BEP Rupiah
20%
Analisis Kelayakan Finansial 30% Modal 30%
234,703,426
183,235,429
12.5%
9.3%
5.62
5.36
46.2%
43.5%
2,527
2,632
161,968
168,712
Pinjaman 40% 131,767,432 6.4% 7.01 40.8% 2,737 175,456
Tabel Tabel 6. Hasil Analisis Kelayakan
Finansial 30% Modal Pinjaman Berdasarkan tabel 8 analisis sensitivitas
NPV IRR PP ROI BEP Unit BEP Rupiah penurunan penjualan 10% dengan modal
493,268,037 24.6% 4.13 67.9% 2,632 168,712
pinjaman sebesar 20% dan 30% dinyatakan
Berdasarkan table 6 hasil analisis kelayakan layak untuk dilaksanakan sedangkan analisis
finansial 30% modal pinjaman di atas dapat sensitivitas modal pinjaman 40% dinyatakan
dilihat bahwa dengan menggunakan modal tidak layak karena nilai IRR sebesar 6,4% lebih
pinjaman sebesar 30%, layak untuk kecil dari nilai discount factor (7,75%).
dilaksanakan. Hal tersebut terbukti dari nilai
Tabel 9. Hasil Analisis Sensitivitas
NPV yang tidak negatif yaitu Rp. 493.268.037,-,
Peningkatan Biaya Tetap.
nilai IRR 24,6% yang lebih besar dari discount Persentase NPV IRR PP ROI BEP Unit BEP Rupiah
factor (7,75%). Nilai PP 4,13 tahun atau 4 tahun 20% 54,687,708 3.1% 7.57 31.6% 2,973 190,597
1 bulan 2 minggu. Tingkat persentase 30% 3,219,711 0.2% 7.45 28.9% 3,079 197,341
pengembalian investasi (ROI) yang dinilai 40% -48,248,286 -2.5% 8.30 26.1% 3,184 204,085
sangat baik yaitu, sebesar 67,9%. BEP unit pada
tahun pertama sebanyak 2.632 unit dan BEP Berdasarkan Tabel 9 analisis sensitivitas
rupiah pada tahun pertama sebesar Rp. 168.712,- peningkatan biaya tetap sebesar 10% dengan
per unit. modal pinjaman sebesar 20%, 30% dan 40%
dinyatakan tidak layak untuk dilaksanakan
Analisis Kelayakan Finansial 40% Modal dikarenakan nilai NPV pada pinjaman modal
Pinjaman 40% negatif dan nilai IRR pada ke-3 jenis modal
Tabel 7. Hasil Analisis Kelayakan Finansial pinjaman jauh dibawah nilai discount factor
40% Modal Pinjaman (7,75%).
NPV IRR PP ROI BEP Unit BEP Rupiah
441,800,040 21.1% 4.60 65.2% 2,737 175,456
Berdasarkan tabel 7dapat dilihat bahwa dengan
menggunakan modal pinjaman sebesar 40%,
layak untuk dilaksanakan. Hal tersebut terbukti
dari nilai NPV yang positif yaitu, sebesar Rp.
31
Persentase NPV IRR PP ROI BEP Unit BEP Rupiah
Tabel 10. Hasil Analisis Sensitivitas
20% 202,619,767 11.1% 5.89 43.2% 2,824 181,054
Peningkatan Biaya Variabel.
Persentase NPV IRR PP ROI BEP Unit BEP Rupiah 30% 151,151,770 7.9% 5.62 40.5% 2,930 187,798
20% 40% 99,683,773 5.0% 7.32 37.8% 3,035 194,542
248,871,916 13.2% 5.49 47.3% 2,824 181,054
30% 197,403,919 10.0% 5.24 44.6% 2,930 187,798
40% 145,935,922 7.1% 6.88 41.9% 3,035 194,542
Berdasarkan Tabel 13 analisis sensitivitas
peningkatan biaya tetap 10% dan peningkatan
Berdasarkan Tabel 10 analisis sensitivitas biaya variabel 20% dengan modal pinjaman
peningkatan biaya variabel sebesar 20% dengan sebesar 20% dan 30% dinyatakan layak untuk
modal pinjaman sebesar 20% dan 30% dilaksanakan, sementara analisis sensitivitas
dinyatakan layak untuk dilaksanakan, sementara modal pinjaman 40% dinyatakan tidak layak
analisis sensitivitas modal pinjaman 40% karena nilai IRR sebesar 5,0%, lebih kecil dari
dinyatakan tidak layak karena nilai IRR sebesar nilai discount factor (7,75%).
7,1% lebih kecil dari nilai discount factor
(7,75%). Tabel 14. Hasil Analisis Sensitivitas Penurunan
Penjualan, Peningkatan Biaya Tetap dan Biaya
Tabel 11. Hasil Analisis Sensitivitas Penurunan Variabel.
Persentase NPV IRR PP ROI BEP Unit BEP Rupiah
Penjualan dan Peningkatan Biaya Tetap.
Persentase NPV IRR PP ROI BEP Unit BEP Rupiah 20% -107,412,841 -6.4% 10.67 18.8% 2,824 181,054
20% 30% -158,880,838 -9.0% 11.73 16.1% 2,930 187,798
188,451,276 10.4% 6.04 42.1% 2,527 161,968
30% 40% -210,348,835 -11.3% 13.16 13.4% 3,035 194,542
136,983,279 7.2% 5.77 39.4% 2,632 168,712
40% 85,515,283 4.3% 7.48 36.6% 2,737 175,456
Berdasarkan Tabel 14 analisis sensitivitas
Berdasarkan Tabel 11 analisis sensitivitas peningkatan biaya tetap sebesar 10% dengan
penurunan penjualan dan peningkatan biaya modal pinjaman sebesar 20%, 30% dan 40%
tetap dengan masing-masing persentase sebesar dinyatakan tidak layak untuk dilaksanakan
10% menggunakan modal pinjaman sebesar dikarenakan nilai NPV masing-masing adalah
20% dinyatakan layak untuk dilaksanakan, negatif dan nilai IRR pada ke-3 jenis modal
sementara analisis sensitivitas modal pinjaman pinjaman sangat jauh dibawah tingkat nilai
30% dan 40% dinyatakan tidak layak karena discount factor (7,75%).
nilai IRR sebesar 7,2% dan 4,3% lebih kecil dari
nilai discount factor (7,75%). Untuk perhitungan 4. Kesimpulan
sensitivitas penurunan penjualan dan 1. Usaha pupuk abc dengan ketentuan
peningkatan biaya tetap dengan masing-masing menggunakan modal pinjaman sebesar 20%,
persentase sebesar 10%. 30% dan 40% layak secara finansial untuk
dilaksanakan kembali oleh CV. XYZ. Hal
Tabel 12. Hasil Analisis Sensitivitas Penurunan tersebut dinilai layak karena nilai NPV
Penjualan dan Peningkatan Biaya Variabel. masing-masing sesuai dengan syarat
Persentase NPV IRR PP ROI BEP Unit BEP Rupiah
ketentuan NPV > Rp. 0, yaitu sebesar Rp.
20% -61,160,691 -3.5% 9.54 23.0% 2,824 181,054 544.736.034,-, Rp. 493.268.037,- dan Rp.
30% -112,628,688 -6.1% 9.55 20.2% 2,930 187,798
40%
441.800.040,-. Nilai IRR masing-masing
-164,096,685 -8.5% 11.55 17.5% 3,035 194,542
sebesar 28,2%, 24,6% dan 21,1%, lebih
Dari Tabel 12analisis sensitivitas penurunan besar dari discount factor(7,75%). PP
penjualan 10% dan peningkatan biaya variabel masing-masing selama 3 tahun 8 bulan 3
20% dengan modal pinjaman sebesar 20%, 30% minggu , 4 tahun 1 bulan 2 minggu dan 4
dan 40% dinyatakan tidak layak untuk tahun 7 bulan 1 minggu. Tingkat persentase
dilaksanakan karena nilai NPV masing-masing pengembalian (ROI) masing-masing sebesar
adalah negatif dan nilai IRR masing-masing jauh 70,6%, 67,9% dan 65,2% yang dinilai sangat
dibawah tingkat nilai discount factor (7,75%). baik. BEP unit masing-masing pada tahun
pertama adalah sebanyak 2.527 unit, 2.632
Tabel 13. Hasil Analisis Sensitivitas unit dan 2.737 unit dan BEP rupiah masing-
Peningkatan Biaya Tetap dan Biaya Variabel. masing pada tahun pertama sebesar Rp.
32
161.968,- per unitRp. 168.712,- per unit dan kelayakan finansial peningkatan biaya
Rp.175.456,- per unit. variabel sebesar 20% pada modal
2. Dengan dilaksanakanya kembali usaha pinjaman 40% dinyatakan tidak layak
pupuk abc, CV. XYZ dapat mengembalikan untuk dilaksanakan karena nilai IRR
kembali kerugian senilai Rp. 81.711.319,- lebih kecil dari tingkat discount factor,
yang pernah diderita pada produksi pupuk yaitu senilai 7,1%.
abcperiode tahun 2010 sampai dengan 2011, e. Gabungan sensitivitaspenurunan
baik itu menggunakan modal pinjaman 20%, pejualan dan peningkatan biaya tetap
30% maupun 40%.. sebesar 10%
3. Hasil dari analisis sensitivitas kelayakan Hasil perhitungan sensitivitas kelayakan
finansial adalah sebagai berikut: finansial gabungan dari penurunan
a. Sensitivitas penurunan pejualan sebesar penjualan dan peningkatan biaya tetap
10% sebesar 10% pada modal pinjaman 20%
Hasil perhitungan sensitivitas kelayakan dinilai layak untuk dilaksanakan karena
finansial penurunan penjualan sebesar nilai NPV tidak negatif yaitu, sebesar
10% pada modal pinjaman 20% dan Rp. 188.451.276,-, nilai IRR sebesar
30% dinilai layak karena terbukti dari 10,4% yang lebih besar dari discount
nilai NPV sebesar Rp. 234.703.426,- factor.SedangkanHasil perhitungan
dan Rp. 183.235.429,-, nilai NPV sensitivitas kelayakan finansial
tersebut sesuai dengan syarat ketentuan, gabungan dari penurunan penjualan dan
yaitu NPV > 0. Kemudian nilai IRR peningkatan biaya tetap sebesar 10%
lebih besar dari nilai discount pada modal pinjaman 30% dan 40%
factor,yiutu sebesar 12,5% dan 9,3% dinilai tidak layak karena nilai IRR lebih
dan sesuai dengan syarat yang berlaku. kecil dari tingkat discount factor, yaitu
Sedangkan hasil perhitungan sensitivitas senilai 7,2% dan 4,3%.
kelayakan finansial penurunan f. Gabungan sensitivitaspenurunan
penjualan sebesar 10% pada modal pejualan sebesar 10% dan peningkatan
pinjaman 40% dinyatakan tidak layak biaya variabel sebesar 20%
karena nilai IRR sebesar 6,4% lebih Hasil perhitungan sensitivitas kelayakan
kecil dari nilai discount factor. finansial gabungan dari penurunan
b. Sensitivitas peningkatan biaya tetap penjualan sebesar 10%dan peningkatan
sebesar 10% biaya variabel sebesar 20% pada modal
Hasil perhitungan sensitivitas kelayakan pinjaman 20%, 30% dan 40% dinilai
finansial peningkatan biaya tetap tidak layak karena nilai NPV dan IRR
sebesar 10% dinilai tidak layak karena yang negatif yaitu sebesar Rp. -
ninai IRR pada modal pinjaman 20% 61.160.691,-, Rp. -112.628.688,- dan
dan 30% lebih kecil dari tingkat nilai Rp. -164.096.685,- juganilai IRR
discount factor, sedangkan pada modal sebesar -3,5%, -6,1% dan -,65% yang
pinjaman 40% nilai NPV dan IRR jauh lebih kecil dari discount factor.
adalah negatif. g. Gabungan sensitivitaspeningkatan biaya
c. Sensitivitas peningkatan biaya variabel tetap sebesar 10% dan peningkatan
sebesar 20% biaya variabel sebesar 20%
d. Hasil perhitungan sensitivitas kelayakan Hasil perhitungan sensitivitas kelayakan
finansial peningkatan biaya variabel finansial gabungan dari peningkatan
sebesar 20% pada modal pinjaman 20% biaya tetap sebesar 10%dan peningkatan
dan 30% dinilai layak karena nilai NPV biaya variabel sebesar 20% pada modal
yang tidak negatif yaitu sebesar Rp. pinjaman 20% dan 30% dinilai layak.
248.871.916,- dan Rp. 197.403.919,-, Hal tersebut terbukti dani nilai NPV
nilai IRR sebesar 13,2% dan 10,0% tidak negatif yaitu sebesar Rp.
yang lebih besar dari discount factor. 202.619.767,- dan Rp. 151.151.770,-
Sedangkan hasil perhitungan sensitivitas juga nilai IRR sebesar 11,1% dan 7,9%
33
yang lebih besar dari discount SMP Gembala Baik Pontianak dan lulus pada
factor.Sedangkan hasil perhitungan tahun 2005. Penulis kemudian melanjutkan
sensitivitas kelayakan finansial pendidikan menengah atas di SMA N 7
gabungan dari peningkatan biaya tetap Pontianak dan lulus pada tahun 2008. Penulis
sebesar 10%dan peningkatan biaya melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi pada
variabel sebesar 20% pada modal tahun 2008 di Universitas Tanjungpura, pada
pinjaman 40% tidak layak untuk program studi Teknik Industri, jurusan Teknik
dilaksanakan karena nilai IRR sebesar Elektro, Prodi Teknik Industri Fakultas Teknik
5,0% lebih kecil dari tingkat discount sampai pada tahun 2015 mendapatkan gelar
factor. Sarjana Teknik.
h. Gabungan sensitivitas penurunan
penjualan sebesar 10%, peningkatan
biaya tetap sebesar 10% dan
peningkatan biaya variabel sebesar 20%.
Hasil perhitungan sensitivitas kelayakan
finansial gabungan dari penurunan
penjualan sebesar 10%, peningkatan
biaya tetap sebesar 10%dan peningkatan
biaya variabel sebesar 20% pada modal
pinjaman 20%, 30% dan 40% dinilai
tidak layak untuk dilaksanakan. Hal itu
terbukti dari nilai NPV yang negatif,
yaitu sebesar Rp. -107.412.841,-, Rp. -
158.880.838,- dan Rp. -210.348.835,-.
Nilai IRR yang sangant jauh lebih
rendah dari tingkat discount factor,yaitu
-6,4%, -9,0% dan -11,3%.
Referensi
[1] Kasmir dan Jakfar. 2008. Studi Kelayakan
Bisnis, Edisi Kedua, Kencana Prenada
Media Group, Jakarta.
[2] Prawirokusomo. S. 1990. Ilmu Usahatani.
BPEE, Jakarta.
[3] Soeharto Imam. 1999. Manajemen
Proyek. Erlangga, Jakarta
[4] Soekartawi. 2006. Analisis Usaha Tani, UI-
Press, Jakarta.
[5] Umar, Husein. 2005. Studi Kelayakan Bisnis
Edisi 3. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Biografi
Dapot Samuel Siahaan lahir di Pontianak pada
tanggal 23 Oktober 1990 Anak tunggal dari
Bapak Oskar Siahaan dan Ibu Derma Marpaung.
Penulis memulai pendidikan dasar di SD
Immanuel Pontianak dan lulus pada tahun 2002,
kemudian melanjutkan pendidikan menengah di
34