0% found this document useful (0 votes)
161 views7 pages

Artikel Ilmiah PLP Andri Kurniawan, Muhammad Erfan Fatahillah Pendidikan Bahasa Inggris

This document discusses using the Quizlet application to train students' English speaking skills. It begins by outlining issues with English proficiency and education quality in Indonesia based on international assessments. It then notes similar problems exist for students in class XI IPA 1 at a high school in Kuantan Hilir Seberang. The author proposes a modified version of Quizlet called MTQ to address these issues. MTQ would utilize Quizlet's features to train students' vocabulary, grammar, pronunciation, fluency and ability to express ideas in English beyond just vocabulary. The document describes the methodology as literature review and data collection to analyze whether MTQ could effectively train students' speaking skills.

Uploaded by

Rahmi Yunita
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
161 views7 pages

Artikel Ilmiah PLP Andri Kurniawan, Muhammad Erfan Fatahillah Pendidikan Bahasa Inggris

This document discusses using the Quizlet application to train students' English speaking skills. It begins by outlining issues with English proficiency and education quality in Indonesia based on international assessments. It then notes similar problems exist for students in class XI IPA 1 at a high school in Kuantan Hilir Seberang. The author proposes a modified version of Quizlet called MTQ to address these issues. MTQ would utilize Quizlet's features to train students' vocabulary, grammar, pronunciation, fluency and ability to express ideas in English beyond just vocabulary. The document describes the methodology as literature review and data collection to analyze whether MTQ could effectively train students' speaking skills.

Uploaded by

Rahmi Yunita
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 7

MTQ (MODIFIKASI TEKNOLOGI QUIZLET) DALAM MELATIH KEMAMPUAN

SPEAKING SISWA KELAS XI IPA 1 SMAN 1 KUANTAN HILIR SEBERANG

Drs. Masyhur, M. Ed1), Emi Yusnita S.Pd2), Andri Kurniawan3), Muhammad Erfan Fatahillah4).

1. FKIP, Universitas Riau (Drs. Masyhur, M. Ed) email: [email protected]


2. SMAN 1 Kuantan Hilir Seberang (Emi Yusnita S. Pd) email: [email protected]
3. FKIP, Universitas Riau (Andri Kurniawan) email: [email protected]
4. FKIP, Universitas Riau (Muhammad Erfan Fatahillah) email:
[email protected]

Abstract

Sustainable Development Goals (SDGs) is a program to face the global issues set by the United Nations of
General Assembly in 2015. One of its pillar is human development, and education is one the aspects related to
human development. Some data about the quality of Indonesian education show that Indonesia is still facing many
problems. Data from PISA in 2018, for instance show that Indonesia students aged 15-16 always ranked bottom 10.
Another data related to Indonesian’s English skills also show similar story. Current data from EPI released by EF
English Global indicate that Indonesia ranked 61 st of 100 countries surveyed in terms of their adult English
proficiency. In other hand, SMAN 1 Kuantan Hilir Seberang’s XI IPA 1 class also has same problem. Majority of
the students still lack vocabulary, grammar, pronunciation and fluency. Considering these data, here the writer
proposes and idea named MTQ (Quizlet Modified Technology) as one of the solutions to solve the problem faced by
Junior and Senior Highschool especially for SMAN 1 Kuantan Hilir Seberang’s XI IPA 1 class in training their
speaking skills. This article aims to see whether writer’s idea could train students’ speaking skills by doing a
literature survey and comparing the data from internet, journal and others sources. The result is writer believes that
MTQ could train students’ speaking skills even improve it.
Keywords: Quizlet, Modification, XI IPA 11, English, Training

Pendahuluan
Sustainable Development Goals atau yang disingkat SDGs adalah tujuan pembangunan
berkelanjutan yang berisikan 17 tujuan dan 169 target dan mempunyai batas waktu tertentu (UNDP,
2015). Di dalam program ini terdapat 3 pilar utama dari 17 tujuan pada SDGs, yaitu: Pembangunan
Manusia, Pembangunan Ekonomi Sosial, serta Pembangunan Lingkungan. Terkhusus pada pilar pertama
yang didalamnya terdapat aspek pendidikan, maka, pembicaraan mengenai Pembangunan Manusia tidak
akan pernah lepas dari pembahasan tentang situasi dan kualitas pendidikan yang ada saat ini. (Sonny
Harry B. Hamardi, 2015). Selanjutnya, berbicara tentang kualitas pendidikan, Indonesia merupakan salah
satu negara yang menduduki peringkat bawah di dunia. Menurut studi PISA (Program for International
Student Assesment) yang dilakukan oleh oleh OECD (Organisation for Economic Co-operation and
Development) terhadap remaja dengan rentang umur 15-16 setiap tiga tahun sekali mengumumkan bahwa
Indonesia di tahun 2012, 2015 dan 2018 terus menduduki peringkat 10 terbawah di dunia (oecd.org).
Selain rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia, Ada hal lain yang juga menarik perhatian
yaitu kemampuan berbahasa Inggris. Seperti yang telah diumumkan pada tahun 2017 oleh Steve Crooks
yang merupakan Direktur Penelitian Pendidikan dan Pengembangan di EF English Global, bahwa mereka
telah menyurvei orang-orang berumur 18 tahun keatas tentang kemampuan berbahasa Inggris, dan
Indonesia menduduki peringkat 39 dari 80 negara yang disurvei secara global (Tribunnews.com). Lalu,
pada tahun 2018 masih dengan lembaga yang sama mengumumkan bahwa Indonesia menduduki
peringkat 51 dari 88 negara di dunia (Tribunnews.com). Selanjutnya, pada tahun 2019 Indonesia kembali
turun dengan menduduki peringkat 61 dari 100 negara (EF.com). Padahal, kemampuan berbahasa Inggris
sangatlah dibutuhkan di era ini terlebih lagi speaking skill yang bertujuan untuk meningkatkan
komunikasi yang bersifat interaktif, membantu siswa untuk bisa mengekspresikan dirinya dalam bahasa
Inggris tanpa adanya kesalahpahaman dan membantu siswa untuk mempersiapkan diri dalam persaingan
dunia global (Thornbury, 2017)

Jika diteliti lebih lanjut, dapat disimpulkan bahwa terdapat keterkaitan antara beberapa suvei
diatas. Karena, anak-anak yang berumur 15-16 pada tahun 2012 dan 2015 (Yang pada saat itu merupakan
objek survei PISA) sudah berumur lebih dari 18 tahun pada tahun 2018 dan 2019, yang berarti mereka
juga ikut bertanggung jawab atas survei EF yang terbaru terhadap rendahnya kemampuan berbahasa
Inggris masyarakat Indonesia. Tak bisa dipungkiri, keterlibatan siswa kedalam rendahnya kualitas
pendidikan pada saat itu juga ikut andil dalam hasil survei yang dilakukan oleh EF tersebut.

Disisi lain, SMAN 1 Kuantan Hilir Seberang juga memiliki masalah yang serupa. Tepatnya di
kelas XI IPA 1, mayoritas peserta didik masih mempunyai masalah dengan kosa kata, tata bahasa,
pengucapan, ide yang hendak disampaikan, serta kelancaran dalam berbicara dengan Bahasa Inggris.
Dari pemaparan diatas, penulis menawarkan solusi yang bernama MTQ (Modifikasi Teknologi Quizlet)
sebagai salah satu solusi untuk membantu melatih kemampuan Speaking Skills peserta didik tingkat SMP
dan SMA dalam hal ini terfokus pada kelas 11 SMAN 1 Kuantan Hilir Seberang yang memiliki
kemampuan berbicara dalam Bahasa Inggris yang rendah. MTQ (Modifikasi Teknologi Quizlet)
merupakan inovasi dalam bidang pendidikan yang memanfaatkan aplikasi belajar Bahasa Inggris yang
bernama Quizlet. Quizlet merupakan sebuah aplikasi belajar Bahasa Inggris untuk meningkatkan kosa
kata Bahasa Inggris dengan memanfaatkan flashcard sebagai salah satu fitur didalamnya. Namun, kali ini
penulis memanfaatkan aplikasi ini untuk meningkatkan speaking skills bukan hanya dari segi kosa kata,
tapi dari berbagai segi. Aplikasi ini dipilih karena memiliki ukuran yang ringan yakni 10 MB dan
mempunyai fitur-fitur yang mendukung ide penulis dalam modifikasi untuk melatih kemampuan
speaking skills peserta didik 11 SMAN 1 Kuantan Hilir Seberang.

Bahan dan Metode


Tahapan penemuan ide dilakukan dengan cara observasi terhadap permasalahan faktual yang ada
dilapangan terhadap kualitas pendidikan Indonesia khususnya pada mata pelajaran bahasa inggris.
Observasi juga dilakukan dengan cara menghimpun dan kemudian membandingkan data-data dari survei
instansi terkemuka di dunia mengenai kualitas pendidikan, profisiensi kemampuan berbahasa inggris di
Indonesia dan di SMAN 1 Kuantan Hilir Seberang khususnya kelas XI IPA 1. Hal-hal tersebut kemudian
dijadikan bahan tambahan dan rujukan dalam keterkaitan hasil observasi yang dilakukan di lapangan.
Hasil observasi yang telah dilakukan akan menjadi bahan dalam merumuskan masalah yang sebenarnya
terjadi dalam objek penelitian, yang kemudian penulis merumuskan ide serta gagasan yang dapat menjadi
solusi dalam menjawab permasalahan yang ada. Penemuan ide atau gagasan didasarkan atas konsep-
konsep terkemuka dan pemikiran kreatif penulis.
Untuk merealisasikan ide/gagasan tersebut, penulis terlebih dahulu mengumpulkan data dari
sumber-sumber kepustakaan yang relevan. Data yang telah dihimpun kemudian dianalisis untuk
menjawab permasalahan yang ada dan kemudian dilakukan perumusan cara penyelesaian masalah melalui
gagasan yang ditemukan penulis. Setelah dirumuskannya penyelesaian masalah melalui gagasan, yang
kemudian penulis menarik simpulan dan merekomendasikan saran berdasarkan hasil yang didapatkan
dalam penyelesaian masalah tersebut.
Metode yang dilakukan dalam menemukan dan merealisasikan ide berupa Quizlet. MTQ
(Modifikasi Teknologi Quizlet) adalah metode studi pustaka berdasarkan survey literatur serta
penelusuran di internet. Bahan yang dapat dijadikan sumber data adalah buku, jurnal, artikel dan sumber
lainnya yang sejenis (Nabilah, Lubis 2007). Sugiyono (dalam Wahyu, 2015: 50), menjelaskan bahwa
studi kepustakaan berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya
dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti, selain itu studi kepustakaan sangat
penting dalam melakukan penelitian, hal ini dikarenakan penelitian tidak akan lepas dari literatur–
literatur Ilmiah.
Tahapan studi pustaka yang dilakukan penulis dimulai dengan menghimpun data dari sumber
internet dan kunjungan ke perpustakaan. Data dan sumber yang dihimpun adalah data yang relevan
terhadap penelitian penulis. Setelah data dan sumber referensi dianggap telah cukup, penulis kemudian
membaca dan menganalisis sumber data yang telah ditemukan. Hasil bacaan dan analisis kemudian
diintegrasikan dan dihubungkan pada permasalahan yang ada, yang bertujuan menemukan gagasan atau
ide dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Analisis dan penemuan ide/gagasan dalam
menyelesaikan permasalahan kemudian dituliskan dalam bentuk artikel ilmiah.

Hasil dan Pembahasan

Media berasal dari kata “medium” yang berarti “mediator” atau “penyampai.” Media adalah
sesuatu yang digunakan dalam proses penyampaian (Azhari Arsyad, 2011). Wilbur Schram (2010) juga
berpendapat bahwa media adalah salah satu teknologi yang digunakan demi kepentingan belajar.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa media adalah sesuatu yang biasanya
digunakan oleh manusia untuk menyampaikan sesuatu dengan tujuan proses belajar dan membuat
manusia lebih mudah mengerti apa yang telah disampaikan.
Penggunaan teknologi khususnya aplikasi dalam belajar Bahasa Inggris adalah sesuatu yang
umum. Berdasarkan jurnal Sudjana dan Rivai in Muntaha (2018) yang berjudul peran ponsel pintar dalam
belajar Bahasa Inggris bagi mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris IAIN Surakarta, menyatakan bahwa
pemanfaatan media untuk belajar Bahasa Inggris terutama yang memanfaatkan teknologi dapat
memotivasi, membuat nyaman dan membuat suatu materi belajar lebih mudah untuk dipahami. Bukan
hanya itu, pemanfaatan teknologi juga dapat membuat peserta didik lebih fokus belajar di dalam kelas
class (Arsyad, 2010). Berbicara tentang aplikasi belajar Bahasa Inggris, Quizlet adalah salah satu aplikasi
yang biasanya digunakan untuk belajar Bahasa Inggris terutama untuk meningkatkan kosa kata. Tapi,
Quizlet dapat dimodifikasi sehingga menjadi aplikasi yang dimanfaatkan untuk melatih speaking skills
peserta didik. Speaking adalah salah satu cara untuk mengekspresikan dan mengomunikasikan sesuatu
secara oral. Gert and Hans in Efrizal (2012) mengatakan bahwa speaking adalah kalimat yang diproduksi
oleh pembicara dengan niat untuk dimengerti dan keberhasilan dari belajar bahasa baru dapat dilihat dari
speaking skills. Namun, ada beberapa kesulitan yang dialami oleh kebanyakan peserta didik dalam belajar
Bahasa Inggris:
a) Kurangnya kosa kata.
b) Kurangnya ide yang ingin disampaikan.
c) Tata bahasa yang buruk.
d) Pengucapan yang buruk.
e) Kurangnya kepercayaan diri peserta didik.
Mengacu pada masalah diatas, penulis mencoba untuk menawarkan solusi dengan melihat pada data yang
disajikan dibawah. Penelitian ini dilakukan oleh Hasyim Asyari terhadap 23 mahasiswa Pendidikan
Bahasa Inggris dengan tujuan untuk mengetahui apakah story telling dapat membantu meningkatkan
speaking skills atau tidak. Penelitian ini dilakukan 2 kali putaran sehingga menghasilkan data post-test I
dan post-test II. Berikut aktivitas yang dilakukan di dalam kelas selama penelitian tersebut:
1. Pendidik meminta peserta didik untuk duduk dalam kelompok yang beranggotakan 5 orang.
2. Pendidik membagikan teks berbahasa Inggris kepada peserta didik
3. Pendidik meminta peserta didik untuk fokus pada teks yang telah dibagikan selagi pendidik
membaca dan menerjemahkan modul tersebut.
4. Pendidik meminta peserta didik untuk berdiskusi mengenai isi dari teks menggunakan bahasa
mereka sendiri dalam 7 menit. (menggunakan Bahasa Inggris)
5. Selama peserta didik mendiskusikan teks yang diberikan, pendidik berkeliling kelas untuk
mengawasi agar tidak terjadi keributan sembari menjawab pertanyaan peserta didik mengenai kosa
kata yang tidak mereka ketahui ketika membaca teks.
6. Pendidik meminta peserta didik untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka dalam 3 menit.
7. Pendidik memberikan review terhadap presentasi yang telah ditampilkan oleh peserta didik.
Dari cara yang telah diterapkan diatas, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Table 1. Hasil English Speaking test

Pre-Test Post-Test I Post-Test II


M

Mahasiswa yang lulus KKM

Mahasiswa yang lulus KKM


MKKus lulngyaa swasiah

Aspek yang
dinilai

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Pemahaman 0 5 1 5 3 34. 0 3 7 5 8 56. 0 1 2 9 1 86.


0 7% 5% 1 9%
Kelancaran 6 7 5 5 0 21. 0 5 5 7 6 56. 0 2 3 9 9 78.
7% 5% 2%
Kosa Kata 4 3 6 7 3 43. 0 4 4 1 5 65. 0 0 4 1 8 82.
5% 0 2% 1 6%
Tata Bahasa 1 6 4 2 1 13 0 5 6 8 4 52. 0 2 3 1 7 78.
0 % 1% 1 2%
Pengucapan 7 6 4 4 2 26 0 6 5 5 7 52. 0 1 2 1 8 86.
% 1% 2 9%
Sumber: (Zuhriyah, 2017)

Dari tabel diatas, dapat kita simpulkan bahwa peserta didik yang berhasil melewati KKM pada
post-test I kurang dari 75% yang artinya, putaran pertama gagal. Namun, pada putaran kedua, persentase
peserta didik yang lulus mencapai lebih dari 75% yang artinya putaran kedua dapat dikatakan berhasil dan
peserta didik dapat meningkatkan speaking skills mereka dengan storytelling.
Modifikasi Teknologi Quizlet juga mengusung konsep dan cara yang sama yang telah dilakukan
oleh Hasyim Asyari dalam penelitiannya yang menggunakan storytelling dalam meningkatkan speaking
skills peserta didik. Namun bedanya penulis memanfaatkan Quizlet yang cara pemakaiannya telah
dimodifikasi sedemikian rupa agar memiliki beberapa keunggulan. Berikut aktivitas di dalam kelas
dengan menggunakan MTQ:
1. Pendidik meminta peserta didik untuk duduk dalam kelompok yang beranggotakan 5 orang
(disesuaikan dengan jumlah peserta didik).
2. Pendidik memberikan setiap kelompok tema berbeda yang nantinya akan dipresentasikan di
depan kelas.
3. Pendidik meminta peserta didik untuk membuka aplikasi Quizlet di gawai masing-masing dan
mencari kategori kata yang sesuai dengan tema kelompok di aplikasi tersebut.
4. Pendidik memberi peserta didik waktu 5-7 menit untuk berdiskusi tentang tema yang mereka
dapatkan dengan bantuan Quizlet.
5. Setelah waktu habis, pendidik meminta peserta didik untuk maju berkelompok dan
mempresentasikan hasil diskusinya mengenai tema yang telah diberikan selama 3-5 menit.
6. Pendidik memberikan umpan balik pada peserta didik.

Dengan cara-cara diatas, penulis percaya MTQ dapat melatih peserta didik untuk meningkatkan
speaking skills karena MTQ memiliki beberapa keunggulan:
1. Pemanfaatan aplikasi Quizlet
Aplikasi ini menyediakan kolom pencarian kategori kata yang berfungsi membantu
peserta didik untuk menambah kosa kata sesuai dengan tema yang diberikan pendidik. Misal,
tema yang didapat peserta didik adalah education maka, ketika peserta didik menuliskan kata
education pada kolom pencarian lalu akan muncul semua kata yang terkait dengan education.
Bukan hanya menyediakan berbagai macam kategori kata, di Quizlet kita juga bisa melihat
terjemahan kata serta cara menyebutkan kata tersebut. Hal ini tentu memudahkan peserta didik
untuk menambah kosa kata serta memperbaiki pengucapannya dalam rangka melatih speaking
skills.
2. Pemberian tema
Pemberian tema mempunyai tujuan agar peserta didik mempunyai landasan ide yang
akan disampaikan. Karena kebanyakan orang tidak dapat berbahasa Inggris karena tidak tahu apa
yang ingin disampaikan. Dibantu juga oleh Quizlet, diharapkan peserta didik lebih mudah
mengerucutkaan ide dan dapat berbicara dalam Bahasa Inggris dengan teratur sesuai tema.
3. Storytelling secara berkelompok
Dengan cara ini, diharapkan dapat mengatasi ketidakpercayaan diri peserta didik dalam
berbicara menggunakan Bahasa Inggris yang disebabkan kekhawatiran akan kesalahan tata
bahasa atau pengucapan. Karena, selain dibantu Quizlet dalam memperkaya kosa kata dan
pengoreksian pengucapan kata, dengan membentuk kelompok juga dapat membuat peserta didik
mengoreksi satu sama lain sehingga meminimalisir terjadinya kesalahan dalam berbicara
menggunakan Bahasa Inggris.
4. Umpan balik pendidik
Hal ini bertujuan untuk ikut membantu mengoreksi peserta didik baik itu dari segi tata
bahasa, pengucapan, dll.
Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa:


1. Quizlet adalah salah satu aplikasi yang digunakan untuk meningkatkan kosa kata Bahasa Inggris,
namun dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dapat melatih speaking skills peserta didik.
2. MTQ menggunakan storytelling sebagai bagian dari modifikasi cara penggunaan aplikasi yang
telah terbukti dapat meningkatkan speaking skills peserta didik.

Berdasarkan penelitian diatas, dapat disarankan bahwa:


1. MTQ direkomendasikan kepada pendidik di dalam kelas XI IPA 1 SMAN 1 Kuantan Hilir
Seberang untuk melatih speaking skills peserta didik dengan dapat ditindaklanjuti sebagai bahan
penelitian untuk mengetahui sejauh mana efektifitas gagasan yang diberikan.
2. MTQ direkomendasikan kepada pendidik SMAN 1 Kuantan Hilir Seberang sebagai wawasan
tentang aktivitas- aktivitas dan variasi pada pembelajaran Speaking yang menggunakan Quizlet.

Daftar Pustaka

Falahudin, I 2014, ‘Pemanfaatan Media dalam Pembelajaran’, Lingkar Widyaiswara, Vol 1, No. 4, dilihat
15 Februari 2020, <http://www.juliwi.com>.
Hendra Gunawan, 2016, Kemampuan Bahasa Inggris Masyarakat Indonesia Masih Rendah, tribunnews,
dilihat 5 Februari 2020, <http://www.m.tribunnews.com>.
Ii, B. A. B., Teori, A. D., Kemampuan, K., & Kritis, B. (2011). No Title. (1991), 13–48.
Journal, L. T. (2018). Language and Language Teaching Journal http://e-
journal.usd.ac.id/index.php/LLT Sanata Dharma University, Yogyakarta, Indonesia. 21(1), 94–103.
Mahnun, N 2012, 'Media Pembelajaran (Langkah-langkah Pemilihan Media dan Implementasinya dalam
pembelajaran', Jurnal Pemikiran Islam, Vol. 37, No. 1, hh 27-33
Mochammad Dipa, 2017, Indeks Kecakapan Bahasa Inggris, Indonesia Peringkat 39 dari 80 Negara,
Wartakota Tribunnews, dilihat 5 Maret 2020, <http://www.m.tribunnews.com>.
Muntaha, M. (2018). Peran Penggunaan Smartphone Dalam Belajar Bahasa Inggris Pada Mahasiswa
Jurusan Pendidikan Bahasa InggrisIAIN Surakarta. (October), 0–31.
https://doi.org/10.13140/RG.2.2.11334.52809

Sanavi, R. V., & Tarighat, S. (2014). Critical Thinking and Speaking Proficiency : A Mixed-method
Study. (October 2016). https://doi.org/10.4304/tpls.4.1.79-87
Shiwei, A. N., Sanmin, W. A. N., & Xiaojian, L. I. (2017). 安士伟 1 , 万三敏 2 , 李小建 3. 4(2),
1676–1683.
Suhoyo, Y., Kedokteran, F., Gadjah, U., & Yogyakarta, M. (2012). Konsep inovasi strategi pendidikan di
institusi pendidikan kedokteran. 1(2), 1–75.
Zaini, M., & Rezeki, A. (2018). Hasil Belajar dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMA pada
Pembelajaran Biologi Menggunakan Model Inkuiri Learning Results and Critical Thinking Skills
SMA On Biology Learning Using Inquiry Model. 11(2006).
Zubaidah, S., & Malang, U. N. (2017). Keterampilan abad ke-21: keterampilan yang diajarkan melalui
pembelajaran. (June).
Zuhriyah, M. (2017). 6wru\whoolqj wr ,psuryh 6wxghqwv¶ 6shdnlqj 6nloo. 10(1), 119–134.

You might also like