Seminar Nasional Manajemen (SENIMA) 2016 – Universitas Negeri Surabaya
(UNESA)
MEMAKNAI ETIKA BISNIS BERBASIS KEARIFAN LOKAL PADA SENTRA
INDUSTRI TAHU KOTA KEDIRI
Diah Ayu Septi Fauji
Manajemen FE UNPGRI Kediri
Email :
[email protected] Tri Wahyuningsih
Email :
[email protected] Kusuma Wardani
Email:
[email protected] Abstract
This study aims to get the meaning of local wisdom implementation in ethics of bussiness. This study
applied a qualitative approach with a model case study and interview as the data collection technique. A single case
study approach was choosen because data from one “Tahu”centra industries was enough to achieve the research
objective. The research objective was to find out the problem of implementation local wisdom value. Therefore,
descriptive practice oriented research was conducted. Data were gathered through observation and open interview
with owner of “Tahu” centra industries.
The finding shows local wisdom value can be implemented at Tahu centra industries eventhough the owner
recoqnize there implemented only in a few transaction. Transaction of business equation based on local wisdom
value becomemore valeable becausewe can get the meaning of “Guyub Rukun” and the “Guyub Rukun”do not be a
barrier business. We have to dignify local wisdom value to achieve good governance principles. The limited of this
study is data collection only gathered from one sentra industries. In addition, the real observation about
participant’s activities is limited only several transactions. However ,this study raises two interesting problems to
think about implementation local wisdom value: exploration local genius and alternative local wisdom mind set in a
ethics of business management. Thereby,the local wisdom value could be well implemented in business management.
Keywords: Local Wisdom Value,Bussiness Ethics
Menurut Sartini (2004) kearifan local adalah
PENDAHULUAN gagasan – gagasan setempat yang bersifat bijaksana, penuh
Etika pada intinya mempelajari perilaku dan kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh
tindakan seorang dan kelompok atau lembaga yang dianggap anggota masyarakatnya. Kearifan local terbentuk sebagai
baik dan tidak baik. Menurut Agoes dan Ardana (2009) inti keunggulan budaya masyarakat setempat maupun kondisi
dari etika manusia utuh adalah keseimbangan pada (1) geografis dalam arti luas. Kearifan local merupakan produk
kepentingan pribadi, kepentingan masyarakat, dan budaya masa lalu yang patut secara terus menerus dijadikan
kepentingan tuhan;((2) keseimbangan modal materi,media pegangan hidup. Meskipun bernilai local tetapi nilai yang
social, dan modal spiritual;(3) kebahagiaan lahir (duniawi), terkandung didalamnya dianggap sangat universal.
kesejahteraan masyarakat, dan kebahagiaan batin atau Apabila dalam usahanya memupuk keuntungan atas
surgawi; serta keseimbangan antara hak(individu) dengan bisnis yang digelutinya menimbulkan gejala social yang
kewajiban kepada masyarakat dan Tuhan. Semakin manusia merugikan masyarakat, maka secara social perusahaan akan
memahami etika dalam berbisnis, maka semakin baik pula berhadapan dengan masyarakat,apakah itu masayarakat luas
implementasi etika berbisnisnya. maupun mereka yang terlibat didalam perusahaan. Bisnis
yang berkelanjutan adalah selain perusahaan mengupayakan
meraih keuntungan, perusahaan harus memperhatikan
1
Seminar Nasional Manajemen (SENIMA) 2016 – Universitas Negeri Surabaya
(UNESA)
dampak usahanya terhadap lingkungan dan KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN
mempertanggungjawabkan usahanya kepada masyarakat HIPOTESIS
(Savitz& Weber dalam Fauzi et al 2013). Banyak kasus etika
Etika Dimensi Bisnis dan Good Governance
yang terpublish maupun tidak terjadi di Indonesia. Misalnya
Etika pada intinya mempelajari perilaku dan
kasus PT.Freeport Indonesia tentang pembayaran upah para
tindakan seseorang dan kelompok atau lembaga yang
pekerja yang dituding tidak sinkron dengan kesepakatan
dianggap baik atau tidak baik. Menurut Agoes dan Ardana
,kemudian kasus penggunaan borak dalam makanan.
(2009) inti dari etika manusia utuh adalah keseimbangan
Pelanggaran dari segi prinsip kewajaran dalam etika dan kian
pada (1) kepentingan pribadi, kepentingan masyarakat, dan
terkikisnya kearifan pelaku ukm local dalam proses
kepentingan tuhan; (2) keseimbangan modal materi, modal
produksi,pemasaran produk serta manajemen resiko mereka
social, dan modal spiritual;(3) kebahagiaan lahir (duniawi),
dengan benar. Dari kasus tersebut kearifan local memiliki
kesejahteraan masyarakat, dan kebahagiaan batin atau
andil dalam berperilaku bisnis. Pertanggung jawaban usaha
surgawi;serta keseimbangan antara hak (inividu) dengan
yang dijalankan oleh perusahaan baik skala besar maupun
kewajiban kepada masyarakat dan Tuhan.
kecil terhadap masyarakat menuntut adanya penghargaan
Etis tidaknya bisnis meliputi dimensi ekonomi, etika,
pada nilai – nilai kearifan local, sehingga ada keharmonisan
hukum, social dan spiritual. Dimensi ekonomi memandang
antara usaha, masyarakat, lingkungan dan Tuhan.
bisnis sebagai kegiatan produktif untuk mencari keuntungan.
Penelitian kearifan local dalam bidang bisnis telah
Aktivitas bisnis dalam merealisasikan keuntungan harus bisa
dilakukan oleh beberapa peneliti(Hanif et al 2013,Wibowo
dipertanggungjawabkan sehingga tidak merugikan
2014). Temuan Hanif et al(2013) menunjukkan grup restoran
masyarakat dan tidak merusak lingkungan didalamnya harus
padang X memiliki keunikan tersendiri dalam tata kelolanya.
ada prinsip –prinsip etika yang meliputi kejujuran dalam
System bagi hasil terlaksana dengan baik dengan
melakukan proses produksi,pemasaran (dimensi etis).
mengutamakan prinsip Good Governance. Piti(uang) satu
Dimensi hukum mensyaratkan perusahaan harus tunduk pada
rupiah adalah milik bersama, sehingga mengikat perilaku
peraturan perundangan yang berlaku dalam suatu Negara.
mereka untuk bekerjasama untuk mencapai tujuan
Sebagai dimensi social, perusahaan harus bisa menghasilkan
organisasi. Wibowo (2014) menelaah kearifan local lumbung
barang dan jasa yang diperlukan oleh masyarakat.
desa atau bank padi sebagai social safety nets bagi
Menurut National Committee on Governance
masyarakat pedesaan dengan nilai gotong royong dan
(NCG,2006) mempublikasikan Kode Indonesia tentang Tata
mengutamakan tujuan kemakmuran bersama melalui
Kelola Perusahaan yang baik yang meliputi lima prinsip
peningkatan good governance.
utama yaitu :transparansi,
Penelitian ini berusaha untuk mencari makna
akuntabilitas,responsbilitas,independensi, dan kesetaraan.
kearifan local terutama dalam pelaksanaan
Kelima prinsip tersebut berjalan secara integral. Transparansi
produksi,pemasaran dan juga manajemen resiko di Sentra
artinya kewajiban bagi pengelola untuk menjalankan prinsip
Industri Tahu Kota Kediri. Perbedaan penelitian ini dengan
keterbukaan dalam proses keputusan dan penyampaian
penelitian sebelumnya adalah penelitian ini menjelaskan
informasi kepada semua pemangku kepentingan.
implikasi hasil jika pelaksanaan sebuah manajemen bisnis
Akuntabilitas adalah prinsip dimana para pengelola
dilandasi dengan nilai kearifan lokal dan jika suatu proses
berkewajiban untuk membina system akuntasi yang efektif
terjadi dengan mengabaikan nilai kearifan local. Harapannya
untuk menghasilkan laporan keuangan yang bisa dipercaya.
adalah agar dapat digali nilai kearifan local untuk memberi
Responbilitas merupakan prinsip dimana para pengelola
makna pada aktivitas bisnis yang kita jalankan dan
wajib memberikan pertanggung jawaban atas semua
persamaan konsep manajemen yang selama ini telah kita
tindakan dalam mengelola perusahaan kepada para
terapkan sehingga bisnis yang berjalan tidak saja
pemangku kepentingsn sebagai wuud kepercayaan yang
mengembangkan sisi ekonomi, social dan masyarakat serta
diberikan kepadanya. Independensi yaitu keadaan dimana
bertanggungjawab kepada Tuhan, namun juga mampu
pengelola dalam mengmbil keputusan bersifat professional,
mengembangkan kebudayaan luhur bangsa.
mandiri, bebas dari konflik kepentingan dan bebas dari
tekanan mana pun yang bertentangan dengan perundang –
undangan dan prinsip – prinsip pengelolaan yang sehat.
Kesetaraan mengandung arti para pengelola memperlakukan
semua pemangku kepentingan secara adil dan setara, baik
pemangku kepentingan primer(pemasok, pelanggan,
2
Seminar Nasional Manajemen (SENIMA) 2016 – Universitas Negeri Surabaya
(UNESA)
karyawan, dan pemodal) maupun pemangku kepentingan Tetapi dalam teori perubahan masyarakat seperti
sekunder(pemerintah, masyarakat, dan yang lainnya). yang dikatakan oleh Emile Durkheim yaitu “ Perubahan
Kearifan Lokal Jawa dalam Bisnis social terjadi sebagai hasil dari factor – factor ekologis dan
Kearifan local (local wisdom) dapat dipahami demografis, yang mengubah kehidupan masyarakat dari
sebagai gagasan – gagasan local yang bersifat bijaksana, kondisi tradisional yang diikat solidaritas mekanistik
penuh kearifan dan bernilai yang tertanam dan diikuti oleh kedalam kondisi masyarakat modern yang diikat oleh
warga masyarakatnya(Kartawinata,2011). Dalam konsep soidaritas organistik”. Jadi sangat dimungkinkan pola
antropologi, kearifan local dikenal pula sebagai pengetahuan kehidupan yang agraris menjadi masyarakat industrial atau
setempat, atau kecerdasan setempat, yang menjadi dasar masyarakat bisnis.
identitas kebudayaan. Hal ini pula yang terjadi di Kota Kediri yang
Tujuan kearifan local memiliki orientasi pada aspek masyarakatnya mulai melirik dunia usaha yang dirasa lebih
lahir dan batin meliputi semua aspek kehidupan yaitu dalam menjanjikan secara financial. Terbukti dengan tumbuhnya
kaitannya dengan ekonomi, politik, religious, social dan sentra – sentra industry di Kota Kediri misalnya sentra
sebagainya. Sementara itu, orientasi lahir yang mendasari industry Tahu, sentra industry tenun ikat, sentra industry
budaya “luar” didasarkan pada kapitalisme, individualism, pembudidayaan ikan hias dan lain- lain.
dan intelektualisme(Suratno dan Heniy,2009). Suratno dan
Heniy(2009) menjelaskan perlunya mengkaji kembali
apakah budaya”luar” lebih sesuai dengan kehidupan dan METODE PENELITIAN
erlunya masyarakat memiliki pemahaman yang utuh
terhadap kodrat atau jati diri seseorang sebagai makhluk Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pribadi, makhluk social, dan makhluk ciptaan Tuhan. Oleh dengan pendekatan kualitatif dengan model study kasus dan
sebab itu, setiap tindakan manusia harus selalu berorientasi wawancara sebagai teknik pengumpulan data. Metode
pada hasil yang mampu memberikan kenikmatan secara lahir kualitatif digunakan dalam penelitian ini untuk
terlebih secara batin. Kearifan local adalah budaya luhur mengeksplorasi pengertian yang lebih baik mengenai
yang mendukung teori etika dan akan menghasilkan fenomena. Kelebihan dari metode kualitatif adalah
kecerdasan local dalam berkarya. Etika bisnis yang harus kemampuan menganalisa lingkungan secara natural(Sekaran
dimilikioleh pebisnis yang paling utama adalah kejujuran, 2003). Crosswell (2010) menjelaskan ada lima tipe
fairness. Jadi bisnis yang baik perlu memiliki good ethics. penelitian kualitatif yaitu studi fenomenologi, studi
Seperti yang sudah disinggung diatas nilai etis yang etnografi, grounded theory qualitative research, studi
berbasis kearifan local khususnya kearifan local jawa biografi, dan studi kasus (case study).
seringkali merupakan hambatan bagi orang jawa dalam Penelitian ini menggunakan studi kasus dan bersifat
berbisnis. Etika jawa dianggap tidak cocok dipakai sebagai single case study. Paradigma yang digunakan dalam
dasar etika dalam berbisnis. Melihat etika “isin” atau penelitian ini menggunakan paradigm interpretif
sungkan tentunya sangat tidak cocok dalam bisnis. Bukankah memfokuskan pada pola piker, etika, dan perilaku manusia
dalam bisnis orang tidak boleh mengedepankan “isin”? dianggap sebagai suatu tindakan yang melibatkan niat,
Begitu pula dengan tuntutan untuk hidup rukun “Guyub kesadaran, dan alas an tertentu yang tergantung pada makna
Rukun” bukankah bisa menjadi penghalang dalam berbisnis. interpretasi manusia dalam memahami dan memandang
Dua hal tersebut seakan – akan menegaskan bahwa etika fenomena social (Bungin,2007).
jawa tidak bisa dijadikan dasar dalam (ber)bisnis. Populasi yang pada penelitian ini meliputi
Melihat hal yang ada diatas mungkin bisa akan pengusaha ukm di sentra industry Kota Kediri.Sampel yang
semakin menegaskan bahwa orang Jawa dengan etika dipilih adalah pengusaha jawa di sentra industry Tahu Kota
hidupnya tersebut tidak mungkin bisa menjadi pebisnis atau Kediri sejumlah 10 orang karena sentra tersebut merupakan
berbisnis. Tetapi yang perlu kita lihat kembali adalah etika sentra industry dengan pengusaha asli jawa terbanyak di
jawa tersebut sudah tumbuh sebelum orang jawa mengenal Kota Kediri. Dari sampel tersebut sudah dapat menemukan
dunia bisnis. Etika tersebut tumbuh ketika masyarakat jawa permasalahan yang diangkat pada penelitian ini serta dapat
masih bergelut dalam dunia agraris. Mau tidak mau orang menemukan implementasi nilai kearifan local yang dipakai
jawa juga berhadapan dengan dunia bisnis, walau memang oleh para pengusaha di sentra industry tahu Kota Kediri.
ada kelompok orang jawa yang sebisa mungkin memang Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
tidak mau bersentuhan dengan dunia bisnis, misalnya berorientasi praktik (practice-oriented research) karena
kelompok Samin yang hidup berkembang di daerah Blora , bertujuan memberi kontribusi pengalaman untuk mencari
Rembang, Pati.
3
Seminar Nasional Manajemen (SENIMA) 2016 – Universitas Negeri Surabaya
(UNESA)
solusi atau mengklarifikasi penerapan proses manajemen untung(laba). Yang penting podo mlakune(sama
bisnis melalui pemahaman kearifan local oleh pelaku ukm di jalannya).
sentra industry tahu kota Kediri. Penelitian ini dilakukan 2. Prinsip “ Ana Rego ana rupo”( ada harga ada
tanpa perlu menemukan dan menguji hipotesis, dengan bentuk kualitas)
pertimbangan penentuan hipotesis akan membatasi Pengusaha Tahu di Sentra Industri tahu Kota Kediri
penelitian, padahal penulis bermaksud mengeksplorasi sepakat untuk memproduksi barang berkualitas. Hal
pemahaman dan kendala penerapan nilai – nilai kearifan ini berdasarkan hasil wawancara terbuka pada forum
local itu sendiri pada praktik manajemen bisnis. Triangulasi diskusi sebagai berikut: Sambil duduk –duduk di
data dilakukan dengan membandingkan interview dengan teras rumah salah satu pengusaha tahu salah satu
data observasi. Triangulasi juga dilakukan dengan pengusaha tahu berbicara “ awak e dewe (kita) g
membandingkan hasil temuan dengan teori. usah ngundakne rego(menaikan harga) kalo pas
harga kedelai naik, ukuran tahu ne ae yang
dikurangi. Pengusaha lainnya menyahut “ iyo lha
HASIL DAN PEMBAHASAN tiwas lek diundakne regone malah g payu(iya, itu
lebih baik daripada tidak laku kalau harga
dinaikkan)” lalu sambil manggut – manggut
ETIKA PADA PRAKTIK MANAJEMEN BISNIS
pengusaha lain memberi tanda bahwa mereka
BERBASIS KEARIFAN LOKAL
sepakat.
Kota Kediri terkenal dengan Kota Tahu, banyak
3. Prinsip” Rejeki sing Ngatur Gusti”
industry tahu yang ada baik itu dimiliki oleh orang keturunan
Meskipun dalam satu gang banyak yang menjadi
tionghoa ataupun orang jawa asli. Bagi orang jawa
pengusaha tahu, namun para pengusaha tahu
khususnya para pelaku ukm di Sentra industry tahu Kota
meyakini bahwa Rejeki dari Tuhan tidak akan
Kediri, kebahagiaan bukan hanya ditentukan dengan
tertukar dan segala rejekinya akan diterima dengan
banyaknya harta. Kebahagiaan yang sangat besar nilainya
bahagia. Hal ini didasarkan pada hasil wawancara
dan tidak dapat diukur orang per orang adalah ketentraman
dengan para pengusaha tahu tersebut yang
hidup.
menyatakan:” Rejeki itu yang ngatur yang
1. Prinsip “Guyub Rukun” membangun produk
Kuasa,meskipun berdampingan usahanya ya tetep
unggul dalam satu desa
ada rejekinya”.
Prinsip “Guyub Rukun”antar sesama produsen tahu,
ETIKA PADA PRAKTIK MANAJEMEN RISIKO
maupun produsen dengan pengecer dalam urusan
BISNIS DENGAN NILAI BUDAYA LOKAL.
berdagang tidak selamanya mengganggu
1. Prinsip “Gemi, Nastiti lan Ngati –ati” sebagai
keberlangsungan usaha mereka. Bagi seorang
bagian dari praktik Manajemen Risiko
produsen yang juga seorang pedagang dalam bahasa
Prinsip “ Gemi, Nastiti lan Ngati – ati” juga
jawa disebut dengan “bakul” mendapat saudara atau
diterapkan oleh para pengusaha tahu yang asli jawa.
rekanan dihitung sebagai laba. Karena dengan
,”Gemi”yang berarti bertindak irit dan hati – hati
adanya rekanan pengusaha dibidang yang sama dan
dalam memakai sesuatu yang baik barang atau
juga pengecer tersebut mereka merasa dibantu. Hal
uang.”Nastiti” artinya adalah teliti sekali.”Ngati-ati”
ini didasarkan pada hasil wawancara dengan
artinya berhati – hati. Sebuah sikap mengenai kehati-
pengusaha X yang mengemukakan bahwa “ Saya itu
hatian dalam menggunakan uang sesuai dengan
seneng kalau ada teman yang juga mau berjualan
kebutuhan yang memang diperlukan. Ketelitian dan
tahu, karena saya kadang kelabakan kalau nerima
kehati- hatian dalam bekerja akan membuat
pesenan banyak tapi saya ngga bisa produksi
pekerjaan yang dilakukan tidak dilakukan secara
banyak(sambil menyeruput kopi) akhirnya saya
sembrono. Prinsip ketelitian dan kehati – hatian
ambil dari teman saya yang sama –sama bikin tahu
sangat diperlukan dalam menjalankan bisnis, ini
itu. Masih dengan duduk bersandar pengusaha
ditunjukkan “pada sikap yang tidak gegabah dalam
tersebut melanjutkan pembicaraanya” Lha kalau
mengambil keputusan , sekecil apapun keputusan
saya sama pedagang dipasar yang jualan tahu saya,
itu. Kesalahan dalam mengambil keputusan akan
saya juga sangat berterimakasih, wong saya juga
berdampak bagi kemajuan bisnis”.
dibantu menghabiskan tahu saya. Meskipun kalau
saya nitip ke pedagang di pasar itu ada aturan
mainnya sendiri. Tapi saya ya tetep dapat
4
Seminar Nasional Manajemen (SENIMA) 2016 – Universitas Negeri Surabaya
(UNESA)
2. Prinsip “Tata ,Titi,Titis dan Tatas “ sebagai DAFTAR PUSTAKA
upaya mengatur usaha dengan teliti, tepat dan
Bertens.K. (2000). Pengantar Etika Bisnis.Yogyakarta :
tuntas.
Kanisius.
Prinsip “tata, titi” ini berarti menata atau mengatur
dengan teliti. Titis artinya tepat sasaran. “Tatas”
Bungin, B. (2007). Analisis Data Kualitatif: Pemahaman
artinya selesai dengan baik. Secara harfiah berarti
Filosofis dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model
mengatur pekerjaan dengan teliti supaya bisa tepat
Aplikasi. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
sasaran dan bisa diselesaikan dengan baik. Dunia
bisnis tanpa ada perencanaan yang baik dan teliti
Cresswell, J.W. (2010). Research Design Pendekatan
tidak akan mampu untuk sampai pada sasaran atau
Kualitatif, Kuantitatif,dan Mixed. Terjemahan dari
tujan yang hendak dicapai, dan itu berarti pekerjaan
Research Design Qualitative, Quantitative ,dan Mixed
tidak akan bisa selesai dengan tepat waktu dan
Methods Approaches .Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
selesai dengan baik. Hal ini juga disadari oleh para
pengusaha tahu di Kota Kediri. Sebelum melakukan
Covey,S.R. (2006). The 8thHabit. Alih bahasa oleh Wandi
pekerjaan yang lain, pekerjaan terdahulu
S.Brata dan Zein Isa.Jakarta: Penerbit Gramedia
diselesaikan terlebih dahulu.
Pustaka Utama.
Indrawati ,Siti Wuryan.(2007).Identifikasi Nilai – Nilai
KESIMPULAN Kearifan Lokal (Local Wisdom) Dalam Permainan
Tradisional Etnis Sunda. Jakarta: Universitas
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Indonesia.
nilai – nilai kearifan local dapat diterapkan dalam bisnis
khususnya praktik praktik manajemen bisnis dan manajemen Makkulau,M.Farid W.(2012).Kearifan Lokal Bugis dalam
risiko. Nilai kearifan local yang diterapkan dalam transaksi Manajemen Perusahaan. Kompasiana.com. Diunduh
bisnis perusahaan diharapkan bisa menjadi pilihan 6 September 2016.
alternative perusahaan untuk menjaga keharmonisan hidup
bermasyarakat terutama bagi perusahaan yang tumbuh di Pitoyo,D. (2008) “ Tuna Satak Bathi Sanak” (Kearifan Jawa
lingkungan masyarakat jawa. Penelitian ini mendukung teori Dalam Etika Bisnis. Jurnal Filsafat. 2 Agustus 2008.
etika dan nilai etis jawa sebagai hakikat manusia. Penelitian
ini memberikan nilai pembeda yaitu adanya “ Guyub Suseno, F.M. (1997).Nilai Budaya Jawa dan Etika Bisnis.
Rukun”,”Rejeki sing Ngatur Gusti” yang tidak bisa diungkap Driyakarya
dalam manajemen konvensional. Selain itu, penelitian
mendukung penelitian sebelumnya (Hanief et al 2013, Titik,S. (2014). Memaknai Kearifan Lokal Pada Perusahaan
Wibowo 2014) yaitu menghargai nilai kearifan local menuju Keluarga. Harta(Sugih Tanpa Bndha)=
tata kelola yang baik dalam perusahaan. Utang(Tulung- Tinulung)+ Modal(Tuna Satak Bathi
Keterbatasan penelitian ini adalah hasil penelitian Sanak)+ Ketentraman Ati. Dipresentasikan pada
tidak bisa digeneralisasikan secara umum. Nilai kearifan SNA 17 Mataram, Lombok. Universitas Mataram
local masih mungkin dikembangkan dengan eksplorasi 24-27 September 2014.diunduh dari
indicator penilaian yang bisa dibandingkan melalui multiple http//multiparadigma.lecture.ub.ac.id
case study . Penelitian mendatang perlu mengeksplorasi
dimensi guyub rukun dan rejeki sing ngatur Gusti sehingga
dapat menjelaskan kecerdasan local (local genius) karena
budaya jawa yang seringkali dianggap berseberangan dengan
dunia bisnis ternyata memiliki nilai – nilai etis yang bisa
dieksplorasi untuk dirumuskan menjadi system nilai bagi
(ber) bisnis ataupun menjadi tambahan bagi nilai etika bisnis
yang telah ada.