Analisis Modal Kerja Dan Profitabilitas Pt. Berau Coal Energy TBK
Analisis Modal Kerja Dan Profitabilitas Pt. Berau Coal Energy TBK
Rachmaniah
ABSTRACT
The use of working capital should be managed as effectively as possible so that the
profitability of the company can be improved. Working capital management in a company is
considered successful when working capital according to established standards, so as not to cause
advantages or disadvantages and can provide a satisfactory ratio. Ratio analysis of the company's
working capital is necessary to know and interpolate the short-term financial position of the company
and examine the efficiency and use of working capital in the company. The formulation of the
problem in this research is whether the increase of working capital turnover, the increase of inventory
turnover and the increase of cash turnover is followed by the increase of profitability (Return On
Equity) of PT. Berau Coal Energy Tbk. This study aims to analyze the increase of working capital
turnover, inventory turnover, cash turnover on corporate profitability of PT. Berau Coal Energy Tbk.
The hypothesis in this research is the increase of working capital turnover, the increase of inventory
turnover and the increase of cash turnover followed by profitability of PT. Berau Coal Energy Tbk.
The data analysis used is comparative analysis. Analysis conducted in this study there are 4
stages of work-capital rotation analysis (Turnover Capital Turnover), inventory turnover (Inventory
Turnover), cash turnover (Cash Turnover) and analysis tool to measure profitability of PT. Berau
Coal Energy Tbk is Return on Equity (ROE).
The results revealed that of the three calculated turnover analysis is the turnover of working
capital, inventory turnover and cash turnover, only inventory turns are able to predict profitability
(ROE). The increase in inventory turnover is followed by an increase in profitability (ROE), but the
increase in working capital turnover and cash turnover is not followed by an increase in ROE.
The ratio of working capital turnover, inventory turnover and cash turnover not
simultaneously have an effect on profitability, then the company must know the other ratios that can
affect profitability. For the next researcher is suggested to use other variable beside variable of cash
turnover, inventory turnover and cash turnover as variable affecting profitability.
Pendahuluan
A. Latar Belakang selalu memerlukan dana, baik untuk
Perusahaan melakukan berbagai aktivitas membiayai kegiatan operasional sehari-hari
untuk tetap hidup, berkembang dan maupun membiayai investasi jangka panjang.
mempertahankan serta meningkatkan tingkat Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan dalam
keuntungan atau laba operasional perusahaan mengelola dana yang dimiliki tergantung pada
sehingga mencapai tujuan yang telah efisiensi pengelolaan dana yang ada dalam
ditetapkan. Setiap aktivitas yang dilaksanakan perusahaan.
Penggunaan modal kerja harus dikelola seefektif mungkin agar profitabilitas
perusahaan dapat ditingkatkan. Kebijakan Laba (Rugi) PT Berau Coal Energy Tbk
perusahaan dalam mengelola jumlah modal Laba (Rugi)
No Tahun
secara tepat akan mengakibatkan keuntungan, Dalam Jutaan Rupiah
sedangkan akibat dari penanaman modal kerja 1 2010 Rp. 619.834
yang kurang tepat akan mengakibatkan 2 2011 Rp. 133.816
kerugian. Analisis rasio terhadap modal kerja 3 2012 Rp. (179.510)
perusahaan pun sangat perlu dilakukan untuk 4 2013 Rp. (170.658)
mengetahui dan menginterprestasikan posisi 5 2014 Rp. (84.900)
keuangan jangka pendek perusahaan serta Sumber : PT Berau Coal Energy
meneliti efisiensi dan penggunaan modal kerja Tbk, 2009 - 2015
dalam perusahaan. Dengan kata lain, Enam tahun terakhir terjadi penurunan
pengelolaan modal kerja ini berpengaruh pada laba bersih setelah pajak pada PT Berau Coal
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan Energy Tbk. Pada akhir periode tahun 2009 PT
keuntungan (profitabilitas). Perusahaan yang Berau Coal Energy Tbk mendapatkan laba
dikatakan memiliki tingkat profitabilitas tinggi bersih setelah pajak sebesar Rp.
berarti tinggi pula penggunaan modal kerja 853.713.000.000 pada tahun 2010 hingga 2011
yang digunakan perusahaan tersebut. mengalami penurunan yang cukup tajam.
Dalam menjalankan aktivitasnya sehari- Kerugian perusahaan terjadi pada tahun 2012.
hari, PT Berau Coal Energy Tbk dituntut untuk Pada tahun 2014 perusahaan masih menderita
mempunyai modal kerja yang cukup. Modal kerugian walupun jumlah kerugian lebih kecil
kerja pada PT Berau Coal Energy Tbk jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
digunakan untuk membiayai kegiatan PT Berau Coal Energy Tbk. diharapkan
operasional perusahaan seperti membayar gaji terus mengelola modal kerjanya untuk
karyawan, pembelian mesin, dan lain-lain. membiayai kegiatan operasi perusahaan
Dana atau uang yang telah keluar untuk sehari- hari, seperti membayar upah buruh,
membiayai operasi sehari-hari berputar gaji pegawai, pelunasan kewajiban jangka
kembali masuk ke perusahaan melalui hasil pendek yang segera jatuh tempo dan
penjualan-penjualan batubara. Dengan sebagainya. Dimana uang atau dana yang telah
penjualan tersebut perusahaan diharapkan digunakan itu diharapkan akan dapat kembali
memperoleh keuntungan atau laba yang akan lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu
digunakan lagi sebagai modal kerja yang relatif pendek melalui kegiatan
perusahaan untuk periode selanjutnya. perusahaannya. Tinggi rendahnya tingkat
perputaran modal kerja akan mempengaruhi
tingkat laba atau
profitabilitas perusahaan, dengan demikian yang diinginkan perusahaan tercapai.
manajemen perusahaan dituntu untuk Berdasarkan uraian diatas, maka penulis
menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan tertarik meneliti lebih lanjut dengan judul
penelitian “Pengaruh Perputaran Modal Kerja Manajemen keuangan menurut Sutrisno
Terhadap Profitabilitas Perusahaan Pada PT (2003: 3) adalah sebagai semua aktivitas
Berau Coal Energy Tbk.“. perusahaan yang berhubungan dengan usaha-
usaha mendapatkan dana perusahaan dengan
DASAR TEORI
biaya yang murah serta usaha untuk
A. Manajemen Keuangan
menggunakan dan mengalokasikan dana
1. Pengertian Manajemen Keuangan
tersebut secara efisien.
Manajemen keuangan merupakan salah
Dari uraian diatas dapat disimpulkan
satu fungsi operasional perusahaan yang
bahwa manajemen keuangan adalah usaha-
sangat penting disamping fungsi operasional
usaha pengelolaan secara optimal dana-dana
lainnya seperti manajemen pemasaran,
yang akan digunakan untuk membiayai segala
manajemen operasi, dan lain sebagainya.
aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan.
Fuad (2002: 92) menjelaskan manajemen
2. Fungsi Manajemen Keuangan
merupakan suatu proses yang melibatkan
Riyanto (2001:6) berpendapat bahwa
kegiatan perencanaan, peng-organisasian,
fungsi pembelanjaan atau manajemen
pengarahan dan pengendalian yang dilakukan
keuangan mencakup dua hal: pertama; fungsi
untuk mencapai sasaran perusahaan melalui
menggunakan dana atau mengalokasikan dana
pemanfaatan sumber daya manusia dan
yang dalam pelaksanaannya menejer keuangan
sumber daya lainnya.
harus mengambil keputusan investasi, kedua;
Sundjaja (2002: 34) menjelaskan
fungsi memperoleh dana yang dalam
keuangan merupakan ilmu dan seni dalam
pelaksanaannya menejer keuangan harus
mengelola uang yang mempengaruhi
mengambil keputusan pendanaan.
kehidupan setiap orang dan setiap organisasi.
3. Laporan Keuangan
Keuangan berhubungan dengan proses,
Laporan keuangan menurut Baridwan
lembaga, pasar, dan instrumen yang terlibat
(2007: 17) adalah ringkasan dari suatu proses
dalam transfer uang diantara individu maupun
pencatatan yang merupakan ringkasan dari
antara bisnis dan pemerintah.
transaksi-transaksi keuangan yang terjadi
selama tahun buku yang bersangkutan.
Pengertian laporan keuangan menurut
Standar Akuntansi Keuangan (2002:2)
menyatakan bahwa laporan keuangan meliputi
neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan
posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam
berbagai cara seperti misalnya sebagai laporan
arus kas atau laporan arus dana), catatan dan a. Neraca
laporan lain serta materi penjelasan merupakan Pengertian neraca menurut Munawir
bagian integral dari laporan keuangan. (2004: 13) adalah laporan keuangan yang
sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu unit usaha untuk suatu periode
dari suatu saat tertentu. tetentu.
Kasmir (2008: 28) juga mendefinisikan c. Laporan Perubahan Modal
neraca (balance sheet) merupakan laporan Laporan perubahan modal menurut
yang menunjukkan posisi keuangan Kasmir (2008: 29) merupakan laporan yang
perusahaan pada tanggal tertentu. Arti dari berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki
posisi keuangan dimaksudkan adalah posisi pada saat ini.
jumlah dan jenis aktiva (harta) dan pasiva Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
(kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan. laporan perubahan modal menjelaskan
Dari definisi diatas dapat disimpulkan perubahan posisi modal dan sebab-sebab
bahwa neraca adalah laporan keuangan yang terjadinya perubahan modal pada perusahaan
menjelaskan tentang aktiva dan pasiva suatu tersebut.
perusahaan pada periode tertentu. d. Laporan Arus Kas
b. Laporan Laba Rugi Kasmir (2008: 29) mendefinisikan
Kasmir (2008: 29) mengemukakan tentang laporan arus kas merupakan laporan
laporan laba rugi (income statement) yang menunjukkan semua aspek yang
merupakan laporan keuangan yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik
menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam yang berpengaruh langsung atau yang tidak
suatu periode tertentu. langsung terhadap kas.
James C. Van Horne (2005: 30) Pengertian diatas dapat disimpulkan
mendefinisikan laporan laba rugi yaitu bahwa laporan arus kas adalah laporan yang
ringkasan pendapatan dan biaya perusahaan disusun untuk memberikan gambaran arus kas
selama periode tertentu diakhiri dengan laba masuk dan arus kas keluar.
atau rugi pada periode tersebut. e. Pemakai Laporan Keuangan
Pengertian diatas dapat disimpulkan Dwi Prastowo dan Rifka Julianty (2005:
bahwa laporan laba rugi adalah suatu laporan 90) menjelaskan mengenai pemakai laporan
yang menunjukkan keuntungan yang diperoleh keuangan diantaranya sebagai berikut:
1. Investor
2. Kreditor (pemberi pinjaman)
3. Pemasok dan kreditor usaha lainnya
4. Shareholders (para pemegang saham)
5. Pelanggan
6. Pemerintah
7. Karyawan
8. Masyarakat.
dilakukan dengan menggunakan perbandingan modal dari pemilik. (Sawir 2008 : 18).
yang di buat oleh penulis adalah satu analisa : 98) bahwa indikasi pengelolaan modal kerja
untuk mengetahui efektivitas modal kerja yang baik adalah adanya efisiensi modal kerja
perusahaan dalam melaksanakan operasinya. yang dilihat dari perputaran modal kerja.
1. Modal kerja adalah keseluruhan dana yang Makin pendek periode perputarannya, makin
untuk menghasilkan pendapatan ( laba ) modal kerja makin tinggi dan perusahaan
dalam periode tersebut ( Djarwanto 2001: makin efisien yang pada akhirnya rentabilitas
semakin baik. Munawir (2007 : 85)
mengemukakan bahwa profitabilitas suatu
perusahaan dapat diukur dengan
menghubungkan antara keuntungan atau laba
yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan
dengan kekayaan/ asset yang digunakan untuk
menghasilkan keuntungan (operating assets).
Model pengukuran yang dipakai yaitu Return
On Equity (ROE). Setiap
elemen dalam modal kerja meliputi kas dan persediaan dalam suatu periode akuntansi
(dalam perjalanan usaha) akan mengalami perputaran modal kerja adalah
perputaran. Semakin tinggi perputaran modal perbandingan antara penjualan dan modal
kerja semakin cepat dana atau kas yang kerja.
dinvestasikan dalam modal kerja kembali 2. Perputaran Persediaan (Inventory
menjadi kas, hal itu berarti keuntungan Turnover) adalah untuk mengetahui
perusahaan dapat lebih cepat dapat diterima seberapa cepat perusahaan memperoleh
yang selanjutnya akan mempengaruhi tingkat kembali modal dari kebijakan persediaan.
profitabilitas dari perusahaan. Indikator pengukuran dari variabel
D. Hipotesis perputaran persediaan adalah
Berdasarkan uraian rumusan masalah dan perbandingan antara harga pokok
dasar teori maka dapat dirumuskan hipotesa penjualan dan persediaan rata-rata.
dalam penelitian ini jika : 3. Perputaran Kas (Cash Turnover) adalah
H1 : Kenaikan perputaran modal kerja untuk mengetahui tingkat ketersediaan kas
diikuti dengan kenaikan untuk membayar tagihan dan biaya.
profitabilitas PT. Berau Coal Indikator pengukuran dari variabel
Energy Tbk perputaran kas adalah perbandingan antara
H2 : Kenaikan perputaran persediaan penjualan bersih dan rata-rata kas.
diikuti dengan kenaikan 4. Profitabilitas perusahaan (Return On
profitabilitas PT. Berau Coal Equity) dianggap sebagai variabel terikat,
Energy Tbk yang mengukur tingkat penghasilan bersih
H3 : Kenaikan perputaran kas diikuti yang diperoleh dari total equitas
dengan kenaikan profitabilitas perusahaan. Indikator pengukuran
PT.Berau Coal Energy Tbk profitabilitas perusahaan (ROE) adalah
perbandingan laba bersih dan ekuitas.
Metode Penelitiaan B. Jangkauan Penelitian
A. Definisi Operasional Penelitian ini akan di fokuskan pada
Definisi operasional dalam penelitian ini kinerja keuangan analisi perputaran modal
adalah sebagai berikut : kerja, analisis perputaran persediaan, analisis
1. Perputaran Modal Kerja (Working Capital peputaran kas dan profitabilitas dengan
Turnover) adalah untuk melihat mengambil data modal kerja, persediaan kas,
bagaimana tingkat perputaran modal kerja laba dan ekuitas selama lima tahun dari tahun
perusahaan. Indikator pengukuran dari 2010 hingga tahun 2014. Yang
variabel menitikberatkan pada laporan keuangan Laba
Rugi PT. Berau Coal Energy Tbk.
C. Alat Analisis dan Pengujian Hipotesis analisis perbandingan dengan prosedur sebagai
1. Alat Analisis berikut :
Analisis data yang digunakan adalah a. Menghitung perputaran modal kerja,
perputaran kas, perputaran persediaan Harga Pokok Penjualan
IT = Rata-rata persediaan
dengan menggunakan alat analisis modal
kerja sebagai berikut :
3. Perputaran Kas (Cash Turnover)
1. Perputaran Modal Kerja (Working
Perputaran kas menurut Bambang
Capital Turnover)
Riyanto (2011 : 95) adalah perbandingan
Rasio ini menurut Munawir (2007 :
antara penjualan dengan jumlah kas rata-
80) menunjukkan hubungan antara modal
rata.
kerja dengan penjualan dan menujukkan
Perputaran kas dalam penelitian ini
banyaknya penjualan yang dapat
diukur dengan menggunakan rumus :
diperoleh perusahaan (jumlah rupiah)
CT Penjualan Bersih
untuk tiap rupiah modal kerja. = Rata – Rata Kas
Perputaran Modal kerja dalam b. Menghitung profitabilitas
Return On Equity menurut Sawir (2000 :
17) adalah rasio untuk mengetahui
kemampuan manajemen dalam menghasilkan
net income ditinjau dari sudut equity capital-
nya. Rasio ini diukur dengan menggunakan
rumus :
Laba Bersih X
ROE = Ekuitas 100 %
penelitian ini diukur dengan menggunakan c. Melakukan analisis perbandingan
rumus : Metode analisis data yang digunakan
Penjualan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
WCT = (Aktiva Lancar - Utang
Lancar) analitis, yaitu metode dengan cara
mengumpulkan data dan mendeskriptifkan
Turnover)
Perputaran persediaan menurut Hasil Penelitian
Munawir (2002:77) menujukkkan berapa Pada penelitian ini data laporan keuangan
kali persediaan dijual dan diganti dalam yang digunakan oleh penulis yaitu data dari
waktu satu mengindikasikan bahwa periode tahun 2010 sampai 2014 diperoleh dari
tingkat penjualan yang tinggi pada Indonesia Stock Exchange yang diakses
rumus :
Data Keuangan PT. Berau Coal Energi
tahun 2010-2014
Data Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Keuangan 2010 2011 2012 2013 2014
Penjualan
1.055.257 1.657.430 1.531.063 1.424.854 1.366.463
($)
Aktiva
954.630 1.049.404 1.123.826 990.363 866.649
Lancar ($) 2. Analisis Perputaran Kas PT.Berau Coal
Utang
Lancar ($) 649.421 797.288 936.525 940.122 1.287.872
Harga Energy
Pokok
Penjualan
686.221 958.584 1.024.380 1.099.278 1.090.073 Rekapitulasi Perhitungan Perputaran Kas
($)
Persediaan
32.112 29.705 38.911 39.707 24.748 tahun 2010-2014
Akhir ($)
Persediaan Data Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
17.953 32.112 29.705 38.911 39.707 Keuan 2010 2011 2012 2013 2014
Awal ($)
Kas Awal gan
279.550 457.268 520.272 364.047 408.149
($) Penjua 1.055. 1.657.4 1.531.0 1.424.8 1.366.4
Kas Akhir lan ($) 257 30 63 54 63
457.268 520.272 364.047 408.149 339.462
($) 279.5 457.26 520.27 364.04 408.14
Kas
Laba
Awal 50 8 2 7 9
(rugi) 68.861 160.819 (179.510) (170.658) (84.900)
bersih ($) ($)
Ekuitas Kas 457.2 520.27 364.04 408.14 339.46
386.546 523.982 242.272 80.151 (41.890) Akhir 68 2 7 9 2
($)
($)
Sumber : Laporan Keuangan PT. Berau Coal
Rata-
368.4 488.77 442.16 386.09 373.80
rata
Energy Tbk. 09 0 0 8 6
kas ($)
Perput
2,86 3,39 3,46 3,69 3,66
aran
Analisis dan Pembahasan Kas kali kali kali kali kali
Selisih 2010- 2011- 2013- 2013-
A. Analisis WCT 2011 2012 2012 2014
mengal mengal mengal mengal
Analisis yang dilakukan dalam penelitian ami ami ami ami
- kenaik kenaik kenaik penuru
ini ada 4 tahap yaitu sebagai berikut: an an an nan
sebesar sebesar sebesar sebesar
1. Analisis Modal Kerja PT.Berau Coal 0,53 0,07 0,23 -0,03
kali kali kali kali
Energy Tbk.
Rekapitulasi Perhitungan Perputaran Modal
3. Analisis Perputaran Persediaan (IT)
Kerja tahun 2010-2014
PT.Berau Coal Energy
Data
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Rekapitulasi Perhitungan Perputaran
Keuan
2010 2011 2012 2013 2014
gan
Penjua 1.055. 1.657.4 1.531.0 1.424.8 1.366.4 Persediaan tahun 2010-2014
lan ($) 257 30 63 54 63
Aktiva Data Tahu Tahun Tahun Tahun Tahun
954.6 1.049.4 1.123.8 990.36 866.64 Keuan n 2011 2012 2013 2014
Lancar
30 04 26 3 9 gan 2010
($)
Utang Harga
649.4 797.28 936.52 940.12 1.287.8 Pokok 686.2 958.58 1.024.3 1.099.2 1.090.0
Lancar
21 8 5 2 72 Penjual 21 4 80 78 73
($)
Perput an ($)
aran Persedi
Modal 3,46 6,57 8,17 28,36 -3,24 aan 32.11
kali kali kali kali kali 29.705 38.911 39.707 24.748
Kerja Akhir 2
(WCT) ($)
2010- 2011- 2013- 2013- Persedi
Selisih 2011 2012 2012 2014 aan 17.95
- 32.112 29.705 38.911 39.707
WCT mengal mengal mengal mengal Awal 3
ami ami ami ami ($)
Persedi
aan
25.03
Rata- 30.909 34.308 39.309 32.228
3
Rata
($)
Perputa
ran
Persedi
27,41 31,01 29,86 27,97 33,82 perusahaan pada suatu periode tertentu.
kali kali kali kali kali
aan
(IT) Semakin besar rasio perputaran modal kerja
Selisih 2011- 2011- 2011-
IT
2010-
2010 2010 2010 maka semakin baik suatu perusahaan dimana
4. Analisis 2011
mengal mengal mengal
mengal
ami ami ami persentase modal kerja yang ada mampu
ami
- kenaika kenaika penuru
kenaika
n n nan menghasilkan jumlah penjualan tertentu.
n
sebesar sebesar sebesar
sebesar
-1,15 -1,89 5,85 Perhitungan perputaran modal kerja PT. Berau
3,6 kali kali kali kali
Coal Energy memberikan gambaran bahwa
perputaran modal kerja perusahaan tersebut
mengalami kenaikan setiap tahunnya kecuali
pada tahun 2014. Kenaikan angka perputaran
modal kerja cukup bertahap dari tahun ke
Profitabilitas PT.Berau Coal
tahun
dan yang paling besar kenaikan tingkat
Energy Tbk
perputaran modal kerja adalah pada tahun
Rekapitulasi Return of Equity (ROE)
2013 yaitu naik sebesar 20,19 kalijika
tahun 2010 – 2014 dibandingkan dengan perputaran modal kerja
Tahu Laba(rug Ekuitas RO Keterang tahun 2012 sehingga dapat disimpulkan bahwa
n i) bersih ($) E an
($) (%) perputaran modal kerja PT. Berau Coal Energy
2010 68,861 386,54 18 -
Tbk mengalami kondisi yang membaik dari
6
tahun 2010 hingga 2014 mengalami kondisi
2011 160,819 523,98 31 ROE naik
yang memburuk di tahun 2014.
2
Hasil studi ini secara empiris, memberi arti
2012 (179,510 242,27 (74) ROE
bahwa semakin cepat working capital turnover
) 2 turun
ratio berputar maka semakin banyak penjualan
2013 (170,658 80,151 (213 ROE
yang berhasil dilakukan dan semakin besar
) ) turun
keuntungan yang dapat diraih perusahaan
2014 (84,900) (41,89 203 ROE naik
sehingga dapat meningkatkan profitabilitas.
0)
Perputaran modal kerja untuk mengukur
berapa kali modal kerja tersebut berputar
B. Pembahasan dalam satu periode, karena sangat berpengaruh
1. Perputaran Modal Kerja PT. Berau Coal terhadap peningkatan profitabilitas.
Energy Tbk Pengaruh working capital turnover yang
Perputaran Modal Kerja merupakan signifikan mengindikasikan bahwa semakin
perbandingan antara penjualan dengan jumlah tinggi rasio perputaran modal kerja semakin
keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki suatu tinggi profitabilitas perusahaan yang akan
meningkatkan nilai perusahaan (saham). Pada rata- rata memiliki perputaran modal kerja yang
penelitian ini PT. Berau Coal Energy Tbk. tinggi sehingga memiliki hubungan yang positif
terhadap profitabilitas. Periode perputaran persediaan ini perlu
2. Perputaran Kas Pt. Berau Coal Energy diperhatikan untuk mengetahui berapa lama
Tbk waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk
Perputaran kas merupakan perbandingan menghabiskan persediaan dalam proses
antara penjualan dengan jumlah kas rata-rata. produksinya. Hal ini dikarenakan semakin
Perputaran kas menunjukkan kemampuan kas lama periode perputaran persediaan, maka
dalam menghasilkan pendapatan sehingga semakin banyak biaya yang harus dikeluarkan
dapat dilihat berapa kali uang kas berputar oleh perusahaan untuk menjaga agar
dalm satu periode tertentu. Semakin tinggi persediaan di gudang tetap baik.
perputaran kas ini akan semakin baik karena Perputaran persediaan PT.Berau Coal Energy
ini berarti semakin tinggi efisiensi penggunaan Tbk., tahun 2010 hingga 2014 relatif stabil
kasnya dan keuntungan yang diperoleh akan pada angka 27,41 kali – 33,82 kali. Kondisi ini
semakin besar pula. memberikan gambaran bahwa PT.Berau Coal
Perputaran kas PT. Berau Coal Energy Tbk Energy Tbk., mampu mengelola persediaannya
tahun 2010 hingga 2014 mengalami kenaikan dengan baik pada kisaran 2-3 kali per bulan
walaupun tidak terlalu signifikan. Perputaran artinya tidak ada persediaan yang tersimpan
kas tahun 2011 mengalami kenaikan dari tahun lama karena persediaan yang ada selalu
sebelumnya (2010) yaitu sebesar 3,39 kali. berhasil dijual kepada konsumen.
Kenaikan ini terus berlanjut pada tahun 4. Profitabilitas PT.Berau Coal Energy Tbk
selanjutnya hingga 2013, lalu mengalami Salah satu indikator profitabilitas suatu
penurunan sedikit pada tahun 2014 yaitu dari perusahaan adalah ditunjukkan oleh besarnya
3.69 kali menjadi 3,66 kali. Ini berarti Return On Equity (ROE) perusahaan yang
kemampuan kas dalam menghasilkan bersangkutan. Pada umumnya investor akan
pendapatan mengalami peningkatan setiap mempertimbangkan penanaman investasi
tahunnya. Hal ini menunjukkan peningkatan sahamnya dalam suatu perusahaan dengan
kemampuan PT.Berau Coal Energy Tbk. melihat besarnya ROE, karena ROE tersebut
dalam mempertahankan tingkat likuiditasnya menyatakan seberapa jauh kemampuan
dan membiayai kegiatan operasionalnya. perusahaan dalam membayar kembali
3. Perputaran persediaan PT.Berau Coal penarikan dana yang dilakukan investor.
Energy Tbk. Rekapitulasi Return on Equity (ROE)
tahun 2010 – 2014 menunjukkan rasio ekuitas
PT. Berau Coal Energy Tbk mengalami rasio
kenaikan dari 0,18 pada tahun 2010 menjadi
0,31 pada tahun 2011 ini menunjukkan
peningkatan keefisienan perusahaan dalam mengala
mi
mengelola seluruh ekuitasnya untuk kenaikan
Sumber : Data Diolah, 2016
memperoleh pendapatan. Namun terjadi
penurunan pada tahun 2012 dan 2013 karena Tingkat perputaran modal kerja,
ketidak mampuan manajemen perusahaan perputaran kas dan perputaran persediaan akan
dalam menggunakan ekuitasnya untuk selalu mempengaruhi jumlah penjualan yang
menghasilkan laba. Kenaikan ROE terjadi dihasilkan, pada saat perputaran mengalami
pada tahun 2014 menjadi 2.03 karena peningkatan atau penurunan maka akan
kemampuan perusahaan untuk mengurangi memberikan pengaruh terhadap profitabilitas.
jumlah kerugian secara signifikan dari tahun Pada tabel 5.25 di atas, diketahui bahwa
sebelumnya. PT. Berau Coal Energy Tbk. mengalami
5. Perputaran Modal Kerja, Perputaran fluktuasi yang cukup dinamis baik dari
Kas, Perputaran Persediaan dan ROE perputaran modal kerja, persediaan, kas dan
Kondisi perputaran modal kerja, ROE. Perputaran modal kerja, kas dan
perputaran kas, perputaran persediaan dan persediaan di tahun 2011 mengalami kenaikan
ROE PT. Berau Coal Energy Tbk. tersaji dibanding tahun sebelumnya. Kondisi serupa
dalam tabel berikut ini juga terjadi pada ROE dimana ROE tahun
: 2011 lebih baik dibanding tahun sebelumnya.
Rekapitulasi Perputaran Modal Kerja, Ini berarti ketiga variabel perputaran mampu
Persediaan, Kas dan ROE PT.Berau menghasilkan profitabilitas yang lebih baik.
Coal Energy Tbk.
Perputar Perputar Pada tahun 2012 kenaikan perputaran
an an Perputar
Tahu
Modal Persedia an Kas
ROE Keterang hanya terjadi pada modal kerja dan kas.
n (%) an
Kerja an (CT)
(WCT) (IT) Perputaran persedian mengalami penurunan
-
2010 3,46 x 27,41 x 2,86 x 0,18 yang juga diikuti dengan penurunan ROE. Ini
WCT †, berarti bahwa hanya perputaran persediaan
IT † ,
2011 6,57 x 31,01 x 3,39 x 0,31 CT yang mampu memprediksi penurunan ROE.
†, ROE
mengala Kondisi yang sama terjadi kembali di
mi
kenaikan
tahun 2013 dimana kenaikan perputaran hanya
WCT †,
IT $, terjadai pada modal kerja dan kas, sedangkan
(0,7 CT
2012 8,17 x 29,86 x 3,46 x
4) †, ROE perputaran persediaan mengalami penurunan
mengala
mi
penuruna
yang diikuti oleh penurunan ROE. Ini berarti
n
WCT †,
perputaran persediaan memiliki kemampuan
IT $,
CT
memprediksi penurunan ROE pada periode
(2,1
2013 28,36 x 27,97 x 3,69 x
3) †, ROE waktu tertentu.
mengala
mi
Pada tahun 2014 terjadi penurunanpenuruna
yang penurunan perputaran kas. Pada periode
n
sangat drastis pada modal kerja dikarenakan
WCT $, tersebut perputaran persediaan justru
senior notes yang harus dibayar dengan jumlah mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
12 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan perputaran persediaan ini diikuti
Kewajiban tersebut menyebabkan perputaran dengan kenaikan ROE. Ini berarti perputaran
modal kerja menjadi negatif diikuti dengan persediaan mampu memprediksi ROE.
Kesimpulan atas. Bagi peneliti selanjutnya disarankan
Berdasarkan hasil analisis dan menggunakan variabel lain selain variabel
pembahasan disimpulkan sebagai berikut : perputaran kas, perputaran persediaan dan
1. Kenaikan perputaran modal kerja tidak perputaran kas sebagai variabel yang
diikuti dengan kenaikan profitabilitas PT. mempengaruhi profitabilitas.
Berau Coal Energy Tbk, sehingga hipotesis
Daftar Pustaka
pertama ditolak.
Arikunto, 1998 . Prosedur Penelitian : Suatu
2. Kenaikan perputaran persediaan diikuti
Pendekatan Praktek
dengan kenaikan profitabilitas PT. Berau
Bambang Riyanto. 2001. Dasar-Dasar
Coal Energy Tbk, sehingga hipotesis
Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta
kedua diterima.
: BPFE UGM.
3. Kenaikan perputaran kas tidak diikuti
Baridwan, Z. 2008. Intermediate Accounting.
dengan kenaikan profitabilitas PT. Berau
Edisi Kedelapan. Cetakan Kedua.
Coal Energy Tbk, sehingga hipotesis
Yogyakarta : Penerbit BPFE.
ketiga ditolak.
Djarwanto. 2001. Pokok-Pokok Analisis
Saran
Laporan Keuangan. Yogyakarta :
Rasio perputaran modal kerja,
Penerbit BPFE.
perputaran persediaan dan perputaran kas tidak
Dwi Prastowo dan Rifka Julianty. 2005.
secara serentak memiliki pengaruh terhadap
Analisis Laporan Keuangan (Konsep
profitabilitas, maka perusahaan haruslah
dan Aplikasi). Edisi Kedua, Yogyakarta :
mengetahui rasio lainnya yang dapat
UPP AMP YKPN.
mempengaruhi profitabilitas selain rasio di
Esra dan Apriweni. 2002. Manajemen Modal
Kerja. Jurnal Ekonomi Perusahaan.
STIE IBII.
Fuad, M. 2002. Pengantar Bisnis, Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama
Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen
Keuangan. Jakarta : Kencana
Marihot Manullang dan Dearlina Sinaga.
2005. Pengantar
Manajemen Keuangan.Yogyakarta:
ANDI
Martono dan Harjito. 2004. Manajemen
Keuangan. Yogyakarta : Ekonosia
Munawir S. 2004. Analisis Laporan
Keuangan. Edisi Keempat, Cetakan
Kesebelas. Yogyakarta : Penerbit Liberty
Rahardjo, Budi. 2007. Keuangan
dan Akuntansi untuk Manajer
Non Keuangan Reksohadiprodjo, Sukanto.
1999. Dasar–dasar Manajemen, Edisi Kedua,.
Yogyakarta :
BPFE.
Riyanto, B. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan
Perusahaan. Yogyakarta : BPFE.
Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan
Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat.
Cetakan Pertama. Yogyakarta: Penerbit
BPFE,
Sawir Agnes, 2001, Analisis Kinerja dan
Perencanaan Keuangan Perusahaan.
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sawyer, Lawrence B., Mortimer A.
Dittenhofer and James H. Scheiner.
(2005). Internal Auditing, Edisi ke-5.
diterjemahkan oleh Desi Adhariani,
Jakarta: Salemba Empat.
Sundjaja, S Ridwan dan Inge Barlian, 2002.
Manajemen Keuangan Satu, Edisi
Keempat. Jakarta : Prenhallindo.
Sutrisno. 2003. Manajemen Keuangan (Teori,
Konsep, dan Aplikasi). Edisi Pertama,
Cetakan Kedua.