Underpricing Ketika Initial Public Offering (Ipo)
Underpricing Ketika Initial Public Offering (Ipo)
OFFERING (IPO)
Tahun 2009-2013)
NASKAH PUBLIKASI
Oleh :
2015
i
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
UNDERPRICING KETIKA INITIAL PUBLIC
OFFERING (IPO)
(Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2009-2013)
Program StudiAkuntansiFakultasEkonomidanBisnis
UniversitasMuhammadiyah Surakarta
Email: [email protected]
ABSTRACT
Underpricing is a phenomenon Initial Public Offering (IPO) which often
occur in the capital market and has been proven by researchers in many
countries. Underpricing occurs when the price of shares in the primary market is
lower than the share price in the secondary market on the first day and the
positive difference between the price of secondary market shares by the share
price on the primary market at the time of the IPO is known as initial return or a
positive return for investors. Initial return is a benefit shareholders because of the
difference in price of shares purchased on the primary market with the selling
price of the relevant shares in the secondary market. This study was conducted by
researchers because the two pricing mechanism common stock of the price
differences between the same shares on the primary market and the secondary
market. This study aimed to analyze the factors affecting the level of underpricing.
This research was conducted at the Indonesian Stock Exchange (BEI), which is
the company doing an IPO in 2009 until 2013. Underpricing as measured by
initial return is the dependent variable in this study. While the independent
variable in this study is the underwriter reputation, auditor reputation, return on
assets (ROA), and the level of leverage.
The population used in this study is a company listed on the Indonesia
Stock Exchange (BEI) during the years 2009-2013. Sampling method by
purposive sampling according to criteria that have been determined. Total sample
as many as 67 companies. Data analysis techniques used in this research is
multiple linear regression analysis.
Results of this study indicate that: (1) The underwriter reputation effect on
underpricing, with a significance level of 0.021 <α 0.05. (2) The auditor
reputation effect on underpricing, with a significance level of 0.000 <α 0.05. (3)
return on assets (ROA) affect the underpricing, with a significance level of 0.015
<α 0.05. (4) the level of leverage effect on underpricing, with a significance level.
Keywords: underpricing, underwriter reputation, return on assets (ROA), and
leverage levels.
iii
ABSTRAKSI
iv
A. PENDAHULUAN akibat tidak terjualnya saham-saham
yang ditawarkan, terutama dalam
Perusahaan memiliki berbagai tipe penjaminan full commitment
alternatif sumber pendanaan, baik karena dalam tipe penjaminan ini
yang berasal dari dalam maupun dari pihak underwriter akan membeli
luar perusahaan. Salah satu alternatif saham yang tidak laku terjual.Upaya
pendanaan dari luar perusahaan yang dilakukan underwriter untuk
adalah melalui mekanisme mencegah tidak terjualnya saham-
penyertaan yang umumnya dilakukan saham emiten dengan melakukan
dengan menjual saham perusahaan negosiasi dengan emiten agar harga
kepada publik atau sering dikenal saham tersebut tidak terlalu tinggi.
dengan go public. Dalam proses go
public, sebelum diperdagangkan di Apabila dalam penentuan
pasar sekunder, saham terlebih harga saham pada pasar perdana atau
dahulu dijual di pasar primer atau hargasaat IPO lebih rendah
sering disebut pasar perdana. dibandingkan dengan harga
Penawaran saham secara perdana ke penutupan pada hari pertama yang
publik melalui pasar perdana ini terjadi di pasar sekunder, maka
dikenal dengan istilah initial public terjadilah underpricing. Sebaliknya,
offering (IPO) selanjutnya saham apabila harga saat IPO secara
dapat diperjualbelikan pada pasar signifikan lebih tinggi dibandingkan
sekunder di bursa efek. dengan harga yang terjadi di pasar
sekunder pada hari pertama, gejala
Penentuan harga saham yang ini disebut dengan
akan ditawarkan pada saat IPO overpricing.Underpricing terjadi
merupakan faktor penting, baik bagi disaat harga saham di pasar perdana
emiten maupun underwriter karena lebih rendah dibanding harga saham
berkaitan dengan jumlah dana yang di pasar sekunder dan selisih positif
akan diperoleh emiten dan risiko antara harga saham dipasar sekunder
yang akan ditanggung oleh dengan harga saham di pasar
underwriter. Jumlah dana yang perdana pada saat IPO dikenal
diterima emiten adalah perkalian dengan istilah initial return atau
antara jumlah saham yang return positif bagi investor. Initial
ditawarkan dengan harga per saham, return adalah keuntungan yang
sehingga semakin tinggi harga per didapat pemegang saham karena
saham maka dana yang diterima akan perbedaan harga saham yang dibeli
semakin besar. Hal ini di pasar perdana dengan harga jual
mengakibatkan emiten seringkali saham yang bersangkutan di pasar
menentukan harga saham yang dijual sekunder.
pada pasar perdana dengan membuka
penawaran harga yang tinggi, karena Penelitian ini mereplikasikan
menginginkan pemasukan dana penelitian yang dilakukan oleh
semaksimal mungkin. Sedangkan (Risqi dan Harto, 2013). peneliti
underwriter sebagai penjamin emisi mengubah variabel independen
berusaha untuk meminimalkan risiko dengan menghilangkan return on
agar tidak mengalami kerugian equity (ROE) dan menambahkan
1
variabel return on assets (ROA) dari adalah underwriter (agen) dan
penelitian yang dilakukan oleh emiten (prinsipal). Beberapa
(Prastica, 2012). Berdasarkan uraian penjelasan mengenai penyebab
di atas, maka peneliti tertarik untuk terjadinya fenomena underpricing
melakukan penelitian dengan judul menunjukkan bahwa harga saham
“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR pada penawaran perdana yang realtif
YANG MEMPENGARUHI rendah disebabkan adanya asimetri
UNDERPRICING KETIKA informasi di pasar perdana
INITIAL PUBLIC OFFERING (Trisnawati, 1998). Dalam hal ini
(IPO) (Studi Empiris pada underwriter memiliki informasi yang
Perusahaan yang Terdaftar di lebih baik mengenai permintaan
Bursa Efek Indonesia Periode saham yang dimiliki emiten,
2009-2013)”. dibanding emiten itu sendiri. Kondisi
asimetri informasi inilah yang
Tujuan Penelitian menyebabkan terjadinya
underpricing dimana underwriter
Penelitian ini mempunyai tujuan merupakan pihak yang memiliki
sebagai berikut: kelebihan informasi dan
1. Untuk menguji adanya pengaruh menggunakan ketidaktahuan emiten
reputasi underwriter terhadap untuk memperkecil resiko saham
underpricing ketika Initial Public yang tidak terjual, sehingga emiten
Offering (IPO). harus menerima harga yang murah
2. Untuk menguji adanya pengaruh pada penawaran perdananya
reputasi auditor terhadap (underpricing). 2) Teori Signaling
underpricing ketika Initial Public (Signaling Theory): menyatakan
Offering (IPO). bahwa perusahaan yang berkualitas
3. Untuk menguji adanya pengaruh baik dengan sengaja akan
Return on Assets (ROA) terhadap memberikan sinyal pada pasar,
underpricing ketika Initial Public dengan demikian pasar diharapkan
Offering (IPO). dapat membedakan perusahaan yang
4. Untuk menguji adanya pengaruh berkualitas baik dan buruk. Pada saat
tingkat leverage berpengaruh melakukan penawaran umum, calon
terhadap underpricing ketika investor tidak sepenuhnya dapat
Initial Public Offering (IPO). membedakan perusahaan yang
berkualitas baik dan buruk, sehingga
B. LANDASAN TEORI DAN emiten dan penjamin emisi dengan
PERUMUSAN HIPOTESIS sengaja akan memberikan sinyal
positif kepada pasar. Melalui diskon
LANDASAN TEORI harga penawaran sahamnya saat IPO,
menunjukkan bahwa emiten
Beberapa teori yang dapat memiliki posisi keuangan yang
menjelaskan fenomena underpricing bagus kerena mereka berani
di pasar perdana yaitu: 1) Teori mengambil resiko atas kerugian
Agensi: pihak yang berperan sebagai penawaran harga saham perdananya
agen dan prinsipal pada kasus dan mampu memulihkan kerugian
underpricing secara berturut-turut yang dialaminya saat proses IPO.
2
Pada saat proses IPO terjadi hipotesis pertama yang diajukan
asymmetric information antara issuer sebagai berikut:
dan calon investor. Untuk mengatasi
permasalahan asymmetric H1: Reputasi underwriter
information tersebut, issuer akan berpengaruh terhadap
memberikan sinyal dengan underpricing ketika initial
melakukan underpricing dan public offering (IPO) di BEI.
menahan sebagian saham yang
ditawarkan (fractional holding). 2. Reputasi Auditor
PERUMUSAN HIPOTESIS Reputasi auditor merupakan
tanggung jawab seorang auditor
1. Reputasi Underwriter untuk tetap menjaga kepercayaan
publik dan menjaga nama baik
Penjamin emisi merupakan auditor sendiri serta KAP tempat
salah satu unit usaha dari perusahaan auditor tersebut bekerja dengan
efek yang membantu dan melakukan mengeluarkan opini yang sesuai
penjaminan atas emisi baik saham dengan keadaan perusahaan yang
maupun obligasi. Underwriter sebenarnya (Verdiana dan Utama,
merupakan pihak yang mengetahui 2013). Auditor yang berkualitas akan
atau memiliki informasi pada pasar dihargai dipasaran dalam bentuk
modal, sedangkan emiten adalah peningkatan permintaan jasa audit
pihak yang tidak mengetahui pasar dan auditor yang memiliki reputasi
modal (Rock, 1986) (dalam yang tinggi maka akan
Trisnaningsih, 2005).Dalam proses mempertahankan reputasinya dengan
IPO, underwriter bertanggung jawab memberikan kualitas audit yang
atas penjualan saham. Apabila ada tinggi pula.
saham yang masih tersisa, maka Dalam penelitian yang
underwriter berkewajiban untuk dilakukanoleh (Ratnasari dan
membelinya.Underwriter yang Hudiwinarsih, 2013) membuktikan
mempunyai reputasi biasanya lebih bahwa reputasi auditor berpengaruh
berpengalaman dan lebih profesional signifikan terhadap underpricing
dalam menangani IPO perusahaan. saham. Dengan demikian hipotesis
Sehingga pemilihan underwriter kedua yang diajukan sebagai berikut:
yang berkualitas akan memberikan
keyakinan lebih bagi investor akan H2: Reputasi auditor berpengaruh
keberhasilan IPO perusahaan dan terhadap underpricing ketika
underwriter yang berkualitas akan initial public offering (IPO) di
mengurangi tingkat underpricing. BEI.
Penelitian yang dilakukanoleh
(Ratnasari dan Hudiwinarsih, 2013) 3. Return On Assets (ROA)
membuktikan bahwa reputasi
underwriter berpengaruh signifikan ROA adalah suatu rasio
terhadap pengungkapan penting untuk mengukur kemampuan
underpricing. Dengan demikian perusahaan dengan investasinya (aset
yang dimiliki) untuk mendapatkan
3
laba (Ghozali dan Mansur, 2002). Syahyunan, 2014) yang
Tingkat profitabilitas merupakan menunujukkan bahwa debt to equity
informasi tingkat keuntungan yang ratio (DER) berpengaruh signifikan
dicapai atau informasi mengenai positif terhadap underpricing.
efektivitas operasional Dengan demikian hipotesis keempat
perusahaan.ROA dihitung dengan yang diajukan sebagai berikut :
perbandingan antara laba bersih
dengan total aset. H4: Tingkat leverage berpengaruh
Dalam penelitian yang terhadap underpricing ketika
dilakukan oleh (Prastica, 2012) yang initial public offering (IPO) di
membuktikan bahwa return on assets BEI.
(ROA) berpengaruh signifikan
terhadap tingkat underpricing saham C. METODE PENELITIAN
perusahaan yang melakukan Initial
Public Offering (IPO) di Bursa Efek Populasi dalam penelitian ini
Indonesia. Dengan demikian yaitu sebanyak 115 perusahaan yang
hipotesis ketiga yang diajukan go public yang tercatat di Bursa Efek
sebagai berikut: Indonesia (BEI) yang melakukan
penawaran saham perdana (IPO)
H3: Return on Assets (ROA) tahun 2009-2013 melalui
berpengaruh terhadap www.idx.co.id. Dalam penelitian ini
underpricing ketika initial data yang digunakan Data laporan
public offering (IPO) di BEI. keuangan serta data harga saham
penawaran, harga saham harian
4. Tingkat Leverage perusahaan yang melakukan IPO di
Bursa Efek Indonesia periode 2009-
Rasio ini merupakan pengujian 2013, data tersebut didapatkan dari
yang baik bagi kekuatan keuangan Pojok BEJ UNS dan melalui ICMD
perusahaan. Dalam penelitian ini (Indonesian Capital Market
digunakan Debt to Equity ratio Directory) dari tahun 2010-2014.
(DER). DER merupakan ukuran Pengambilan sampel dengan
yang paling mendasar dalam menggunakan metode purposive
keuangan perusahaan. Rasio ini sampling, dimana pengambilan
merupakan pengujian yang baik bagi sampel berdasarkan kriteria-kriteria
kekuatan keuangan perusahaan. tertentu. Kriteria-kriteria tersebut
Tujuan DER adalah untuk mengukur meliputi:
besaran dana dalam membuat neraca 1) Perusahaan yang go public di
dan membuat perbandingan antara BEI pada Januari 2009-
dana yang diberikan pemilik dan Desember 2013 yang sahamnya
dana yang dipinjam. Dalam mengalami underpricing.
menghitung DER dalam penelitian 2) Tersedia data harga saham
ini akan manggunakan metode perdana dan data harga
perbandingan total hutang dengan penutupan pada hari pertama.
ekuitas. 3) Data yang dibutuhkan tersedia
Dalam penelitian yang secara lengkap memenuhi semua
dilakukan oleh (Astuti dan
4
variabel yang digunakan tahun 2009-2013, diperoleh nilai
dalampenelitianuntukdianalisis. rata-rata sebesar 6,6660 dan
D. HASIL PENELITIAN DAN standar deviasi sebesar 5,96585.
PEMBAHASAN Jumlah return on asset (ROA)
terkecil adalah -5,42 dan terbesar
1. StatistikDeskriptif 26,64.
Tabel 4.1 e. Tingkat leverage (LEV) yang
Statistik Deskriptif diukur dari sampel penelitian
tahun 2009-2013, diperoleh nilai
N Minimum Maximum Mean Std. Daviation
UND 67 0,01 1,29 0,3084 0,25576
rata-rata sebesar 1,2258 dan
UDW 67 0,00 1,00 0,1940 0,39844 standar deviasi sebesar 1,15691.
AUD 67 0,00 1,00 0,4179 0,49694 Jumlah leverage (Debt to Equity
ROA 67 -5,42 26,64 6,6660 5,96585
LEV 67 0,08 5,05 1,2258 1,15691 Ratio) terkecil adalah 0,08 dan
Valid N 67 terbesar mencapai 5,05.
listwise
Sumber : data sekunder
2. Uji Asumsi Klasik
diolah, 2015(Terlampir)
a. Uji Normalitas
Hasil output SPSS ver.21
Tabel 4.2
tampilan pada tabel menunjukkan
bahwa jumlah sampel (N) adalah 67 Hasil Uji Normalitas
Asymp.
perusahaan, dengan deskripsi data Model K–S Sig. (2- Kriteria Kesimpulan
tailed)
untuk masing-masing variabel Unstandardized 0,850 0,466 P>0,05 Berdistribusi
dijelaskan sebagai berikut: Residual Normal
a. Underpricing (UND) yang
diukur dari sampel penelitian Sumber : data sekunder
tahun 2009-2013, diperoleh nilai diolah, 2015(Terlampir)
rata-rata sebesar 0,3084 dan Berdasarkan hasil
standar deviasi sebesar 0,25576. tersebut menunjukkan bahwa
Jumlah underpricing terkecil nilai signifikansi pengujian
adalah 0,01 dan terbesar diperoleh sebesar 0,466 yang
mencapai 1,29. lebih besar dari 0,05. Hal ini
b. Reputasi underwriter (UDW) berarti data tersebut memenuhi
yang diukur dari sampel syarat untuk berdistribusi
penelitian tahun 2009-2013, normal.
diperoleh nilai terkecil sebesar b. Uji Multikolinearitas
0,00, nilai terbesar 1,00 dengan Tabel 4.3
nilai rata-rata sebesar 0,1940 dan Hasil Uji Multikolinearitas
standar deviasi 0,39844. Variabel Tolerance VIF Interpretasi
c. Reputasi auditor (AUD) yang 0,967 1,034
Bebas
UDW Multikolinearitas
diukur dari sampel penelitian Bebas
tahun 2009-2013, diperoleh nilai AUD 0,926 1,080 Multikolinearitas
Bebas
terkecil sebesar 0,00, nilai ROA 0,846 1,183 Multikolinearitas
terbesar 1,00 dengan nilai rata- Bebas
LEV 0,895 1,117 Multikolinearitas
rata sebesar 0,4179 dan standar
deviasi 0,49694. Sumber : data sekunder
d. Return on asset (ROA) yang diolah, 2015(Terlampir)
diukur dari sampel penelitian
5
Dari tabel diatas, dapat tersebut berada diantara du dan
diketahui bahwa underwriter, 4-du (1,7327<1,943<2,2673)
reputasi auditor, ROA, tingkat hal ini berarti tidak ada
leverage nilai tolerance > 0,10 masalah autokorelasi.
dan VIF (Variance Inflation
Factor) < 10. Maka dapat 3. AnalisisRegresi Linier
disimpulkan bahwa dari Berganda
variabel independen penelitian \Tabel 4.6
ini tidak terjadi Hasil Regresi
multikolinearitas. Variabel Koefisien t Sig Keterangan
hitung
(Consta
c. Uji Heteroskedastisitas nt) 0,587 9,892 0,000
Tabel 4.4 SIZE Berpengaruh
-0,152 -2,371 0,021
Hasil Uji CR Berpengaruh
-0,260 -4,967 0,000
Heteroskedastisitas Berpengaruh
Variabel T Sig Kriteria Keterangan DER -0,011 -2,502 0,015
Bebas Berpengaruh
UDW -1,001 0,321 p >0,05 ROA -0,053 -2,307 0,024
Heteroskedastisitas
Bebas F 10,574
AUD -1,244 0,218 p >0,05 Tingkat Signifikansi Uji F 0,000
Heteroskedastisitas
Bebas Adjusted R Square 0,367
ROA 0,219 0,827 p >0,05
Heteroskedastisitas Sumber : data sekunder
Bebas
LEV -1,763 0,083 p >0,05
Heteroskedastisitas diolah, 2015(Terlampir)
Sumber : data sekunder Berdasarkan pengujian diatas
diolah, 2015(Terlampir) dapat diperoleh persamaan regresi
Berdasarkan data diatas sebagai berikut:
dapat dilihat bahwa hasil UND= 0,587 - 0,152
perhitungan dari masing- UDW- 0,260 AUD - 0,011 ROA-
masing variabel menunjukkan 0,053 LEV + ε
bahwa level signifikan > 0,05. Dimana angka diatas dapat
Sehingga dapat disimpulkan dijelaskan sebagai berikut:
bahwa penelitian ini bebas dari a. Koefisien regresi reputasi
gejala heteroskedastisitas dan underwriter (UDW) diperoleh
layak digunakan dalam analisis nilai negatif sebesar -0,152
regresi linier berganda. artinya jika kenaikan satu satuan
reputasi underwriter maka akan
d. Uji Autokorelasi menyebabkan penurunan
Tabel 4.5 underpricing sebesar 0,152
Hasil Uji Autokorelasi dengan asumsi variabel yang
Nilai du D-W 4-du Kesimpulan lain tetap.
1,7327 1,943 2,2673 Bebas
autokorelasi b. Koefisien regresi reputasi
Sumber: data diolah, auditor (AUD) diperoleh -0,260,
2015(Terlampir) dengan arah negatif yang berarti
Hasil uji autokorelasi jika kenaikan satu satuan
diperoleh sebesar 1,943. reputasi auditor maka akan
Sedangkan nilai du diperoleh menyebabkan penurunan
dari tabel sebesar 1,7327. underpricing sebesar 0,260
Dengan demikian nilai DW
6
dengan asumsi variabel yang determinasi adjusted R2 diperoleh
lain tetap. sebesar 0,367. Hal ini berarti bahwa
c. Koefisien regresi return on 36,7% underpricing ketika initial
assets (ROA) diperoleh -0,011, public offering bisa dijelaskan oleh
dengan arah negatif yang berarti reputasi underwriter (UDW),
bahwa jika kenaikan satu satuan reputasi auditor (AUD), return on
variabel return on assets maka assets (ROA) dan tingkat leverage
akan menyebabkan penurunan (LEV), sedangkan 63,3%
underpricing sebesar 0,011 underpricing ketika initial public
dengan asumsi variabel yang offering dapat dijelaskan oleh
lain tetap. variabel lainnya.
d. Koefisien regresi tingkat
leverage (LEV) diperoleh - 6. Uji t
0,053, dengan arah negatif yang
berarti jika kenaikan satu satuan a. Berdasarkan tabel uji t hasil
tingkat leverage maka akan pengolahan SPSS ver.21
menyebabkan penurunan reputasi underwriter (UDW)
underpricing sebesar 0,053 mempunyai nilai t hitung -2,371
dengan asumsi variabel yang > t tabel 1,669 dan nilai
lain tetap. signifikansi sebesar 0,021 ≤
0,05. Sehingga dapat
4. Uji F disimpulkan H0 ditolak, artinya
koefisien reputasi underwriter
Dari hasil uji ANOVA atau F (UDW) berpengaruh secara
test pada tabel menunjukkan bahwa statistik signifikan terhadap
F hitung 10,574 dengan tingkat underpricing ketika initial
signifikan 0,000. Karena tingkat public offering (IPO).
signifikansi 0,000 jauh lebih kecil b. Berdasarkan tabel uji t hasil
dari 0,05, maka model regresi sudah pengolahan SPSS ver.21
fit dan dapat dipakai untuk reputasi auditor (AUD)
memprediksi underpricing ketika mempunyai nilai t hitung -4,967
initial public offering. Artinya > t tabel 1,669 dan nilai
reputasi underwriter (UDW), signifikansi sebesar 0,000 ≤
reputasi auditor (AUD), return on 0,05. Sehingga dapat
assets (ROA) dan tingkat leverage disimpulkan H0 ditolak, artinya
(LEV) secara bersama-sama koefisien reputasi auditor (AUD)
berpengaruh terhadap underpricing berpengaruh secara statistik
ketika initial public offering (IPO) signifikan terhadap underpricing
maka model yang dirumuskan sudah ketika initial public offering
sesuai dengan yang diteorikan. (IPO).
5. UjiKoefisienDeterminasi(R2) c. Berdasarkan tabel uji t hasil
pengolahan SPSS ver.21 return
Dari perhitungan koefisien on assets (ROA) mempunyai
determinasi menggunakan program nilai t hitung -2,502 > t tabel
SPSS ver.21 menunjukkan bahwa 1,669 dan nilai signifikansi
besarnya nilai koefisien adjusted sebesar 0,015 ≤ 0,05. Sehingga
7
dapat disimpulkan H0 ditolak, underpricing ketika initial public
artinya koefisien return on offering (IPO). Hal ini ditunjukkan
assets (ROA) berpengaruh dari nilai signifikansi sebesar 0,015
secara statistik signifikan lebih kecil dari 0,05. Jadi, hipotesis
terhadap underpricing ketika yang diajukan diterima. Hasil ini
initial public offering (IPO). sejalan dengan penelitian yang
d. Berdasarkan tabel uji t hasil dilakukan oleh (Riyadi, 2014)dan
pengolahan SPSS ver.21 tingkat (Prastica, 2012). Tingkat leverage
leverage (LEV) mempunyai (LEV) berpengaruh terhadap
nilai t hitung -2,307 > t tabel underpricing ketika initial public
1,669 dan nilai signifikansi offering (IPO). Hal ini ditunjukkan
sebesar 0,024 ≤ 0,05. Sehingga dari nilai signifikansi sebesar 0,024
dapat disimpulkan H0 ditolak, lebih kecil dari 0,05. Jadi, hipotesis
artinya koefisien tingkat yang diajukan diterima. Hasil ini
leverage (LEV) berpengaruh sejalan dengan penelitian yang
secara statistik signifikan dilakukan oleh (Astuti dan
terhadap underpricing ketika Syahyunan, 2014) dan (Wulandari,
initial public offering (IPO). 2012).
E. KESIMPULAN F. SARAN
8
Terhadap UnderpricingPada Hanafi, M. 2004. Manajemen
Saham Perusahaan Yang Keuangan. Yogyakarta: BPFE.
Melakukan Initial Public
OfferingDi Bursa Efek Hanafi, Mamduh M dan Abdul
Indonesia. Jurnal: Fakultas Halim. 2009. Analisis Laporan
Ekonomi Universitas Sumatera Keuangan. Yogyakarta: UPP
Utara. STIM YKPN.
9
Ditawarkan, Financial Rusdin. 2006. Pasar Modal : Teori,
Leverage, Dan Profitabilitas Masalah, dan Kebijakan dalam
Terhadap Underpricing Saham Praktik. Bandung: Alfabeta.
Yang IPO Di BEI Periode
2007-2011. Jurnal : Fakultas Sandhiaji, Bram Nugroho. 2004.
Ekonomi Universitas Negeri “Analisis Faktor-Faktor yang
Padang. Mempengaruhi Tingkat
Underpricing pada Penawaran
Prastica, Yurena. 2012. Faktor-faktor Umum Perdana (IPO) Periode
yang Mempengaruhi Tingkat Tahun 1996-2002”. Tesis.
Underpricing pada Saat Semarang: Universitas
Penawaran Umum Saham Diponegoro.
Perdana. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Akuntansi. Vol. 1, Supriadi, Deri Alambudiarti. 2010.
No. 2, Maret 2012. Pengaruh Karakteristik
Perusahaan Terhadap
Ratnasari, Anggita dan Gunasti Kelengkapan Pengungkapan
Hudiwinarsih. 2013. Analisis Laporan Keuangan Pada
Pengaruh Informasi Keuangan, Perusahaan Otomotif Yang
Non-Keuangan serta Ekonomi Terdaftar Di Bursa Efek
Makro terhadap Underpricing Indonesia. Skripsi: Universitas
pada Perusahaan ketika IPO. Pembangunan Nasional
Jurnal Buletin Studi Ekonomi, Veteran Jakarta.
Vol. 18, No. 2, Agustus 2013.
Tambunan, Andi Porman. 2007.
Risqi, Indita Azisia dan Puji Harto. Menilai Harga Saham Wajar.
2013. Analisis Faktor-faktor Cetakan ke-7. Jakarta: PT Elex
yang Mempengaruhi Media Komputindo.
Underpricing Ketika Initial
Public Offering (IPO) di Bursa Trisnawati, Rina. 1998. Pengaruh
Efek Indonesia. Jurnal ISSN: Informasi Prospektus Pada
2337-3806. Vol. 2, Nomor 3, Return Saham di Pasar
Halaman 1-7. Perdana. Kumpulan Makalah
Simposium Nasional Akuntansi
Riyadi, Ricky. 2014. Pengaruh II. Malang.
Reputasi Underwriter, Ukuran
Perusahaan, Umur Perusahaan, Trisnaningsih, Sri. 2005. Analisis
Profitabilitas Terhadap Faktor-faktor yang
Underpricing Saham Pada Mempengaruhi Tingkat
Penawaran Umum Perdana Underpricing pada Perusahaan
(Ipo) Di Bursa Efek Indonesia Go public di Bursa Efek
(Bei) Periode 2009 – 2012. Jakarta. Jurnal Akuntansi dan
Jurnal:Jurusan Manajemen Keuangan, Vol. 4, no. 2,
Fakultas Ekonomi, Universitas September 2005, Halaman 195-
Riau. 210.
Verdiana, Komang Anggita dan I
Made Karya Utama. 2013.
10
“Pengaruh Reputasi Auditor, Volume 2, Nomor 1, Januari
Disclosure, Audit Client 2014 : 27 – 39. ISSN : 2337 –
Tenure pada Kemungkinan 3997.
Pengungkapan Opini Audit
Going Concern”. E-Jurnal http//:www.idx.co.id
Akuntansi ISSN: 2302-8556. http//:www.yahoofinance.com
Universitas Udayana 5.3 :530- Peraturan BAPEPAM-LK dan
543. Peraturan Bursa Efek.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun
Witjaksono, Lydia Soeryadjaya. 1995 tentang Pasar Modal.
2012. Analisis Faktor-faktor
Keuangan yang Mempengaruhi
Fenomena Underpricing pada
Perusahaan Sektor Keuangan
yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia 2002-2010. Jurnal
Berkala Ilmiah Mahasiswa
Akuntansi. Vol. 1, No. 1,
Januari 2012.
Wulandari, Afifah. 2012. Analisis
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Underpricing
Pada Penawaran Umum
Perdana (Ipo) (Studi Kasus
Pada Perusahaan Go Publik
Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2006-2010).
Jurnal.
Yolana, Chastina dan Dwi Martani.
2005. Variabel-variabel yang
Mempengaruhi Fenomena
Underpricing pada Penawaran
Saham Perdana di BEJ tahun
1994-2001. Simposium
Nasional Akuntansi VII Solo.
15-16 September 2005.
Zuhafni. 2014. Analisis Faktor-
Faktor Yang Berpengaruh
Terhadap Underpricing Dalam
Initial Public Offering (IPO)
Pada Kelompok Perusahaan
Keuangan Dan Non Keuangan
Di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
E-Jurnal Apresiasi Ekonomi
11