0% found this document useful (0 votes)
88 views14 pages

Abstrak Pak Iskandar

This document summarizes a study on the design of fish cracker packaging using the Kansei Engineering method. The study aims to develop attractive packaging for fish crackers sold in Samarinda City, Indonesia to increase consumer purchases. The Kansei Engineering method involves collecting consumer feelings through interviews, distributing questionnaires to select feeling words, and determining preferred packaging designs based on conjoint analysis of feeling words. The results of the study showed that consumers preferred fish cracker packaging made of plastic, using digital printing labels with more than three colors on the label.

Uploaded by

Priyankaandra
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
88 views14 pages

Abstrak Pak Iskandar

This document summarizes a study on the design of fish cracker packaging using the Kansei Engineering method. The study aims to develop attractive packaging for fish crackers sold in Samarinda City, Indonesia to increase consumer purchases. The Kansei Engineering method involves collecting consumer feelings through interviews, distributing questionnaires to select feeling words, and determining preferred packaging designs based on conjoint analysis of feeling words. The results of the study showed that consumers preferred fish cracker packaging made of plastic, using digital printing labels with more than three colors on the label.

Uploaded by

Priyankaandra
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 14

Vol. 7, No.

2, Desember 2019 ISSN: 2338-7750

Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta


Yogyakarta
Jurnal Hlm. ISSN:
Vol. 7 No. 2 Desember
REKAVASI 1-67 2019 2338-7750
Jurnal REKAVASI, Vol. 7, No. 2, Desember 2019, 47-58 ISSN: 2338-7750

DAFTAR ISI

PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM ANTRIAN PELAYANAN PERBAIKAN SEPEDA


MOTOR DI HONDA MITRA UTAMA CIREBON 1-7
Ganang Sasongko, Endang Widuri Asih, Cyrilla Indri Parwati
USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS DRUMBAND MENGGUNAKAN
METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING DAN 5S 8-14
Sandra Nur Irrawan, Risma A. Simanjuntak, Muhammad Yusuf
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI RENTAL & INVENTARIS ALAT MULTIMEDIA
BERBASIS WEB MENGGUNAKAN METODE CUSTOMER RELATIONSHIP
15-24
MANAGEMENT
Hawariy Amiinul Ummah, Imam Sodikin, Joko Susetyo
ANALISIS BEBAN KERJA FISIK DAN BEBAN STRES KERJA PENGEMUDI BUS TRANS
JOGJA PT. JOGJA TUGU TRANS 25-32
Anand Cainantoro, Titin Isna Oesman, Winarni
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN EVA BOUTIQUE DENGAN METODE SWOT DAN
QSPM 33-40
Ihsan Prayudi, Petrus Wisnubroto, Joko Susetyo
USULAN PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK DENGAN METODE SEVEN TOOLS DAN
KAIZEN SEBAGAI UPAYA MENGENDALIKAN TINGKAT KERUSAKAN PRODUK DI PT
41-46
PRI ADHI HUSADA
Afwan Butanil, Winarni, Muhammad Yusuf
PERANCANGAN KEMASAN KERUPUK IKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE
KANSEI ENGINEERING 47-58
Lina Dianati Fathimahhayati, Chaidir Ilham Halim, Dharma Widada
ANALISIS SISTEM RELIABILITY PADA MESIN EXTRUDER 90 PROSES EXTRUSSION
PADA PT.X DENGAN PENDEKATAN RELIABILITY BLOCK DIAGRAM 59-67
Rifda Ilahy Rosihan
Jurnal REKAVASI, Vol. 7, No. 2, Desember 2019, 47-58 ISSN: 2338-7750

PERANCANGAN KEMASAN KERUPUK IKAN DENGAN


MENGGUNAKAN METODE KANSEI ENGINEERING
Lina Dianati Fathimahhayati, Chaidir Ilham Halim, Dharma Widada
Program Studi Teknik Industri
Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman
Jl. Sambaliunng No.9 Kampus Gunung Kalua Samarinda
E-mail: [email protected]

ABSTRACT

Fish Crackers is a typical food of Samarinda City which is made from cork fish, and its texture
resembles crackers. Fish crackers sold in Samarinda City are packaged simply, which is directly
packed using plastic, and minimal information is contained on the packaging label. So that researchers
will conduct further studies to be carried out for the development of attractive fish crackers and
attractive packaging in order to increase consumer purchasing power. Packaging development in
accordance with the wishes of consumers is done with the help of Kansei engineering methods. Kansei
engineering method is a method of design and development based on consumer feelings to find out the
desired design. The kansei engineering method is carried out in several stages, namely, collecting
kansei words from the results of interviews, then distributing the semantic differential I questionnaire to
select the word kansei and continuing with the spread of the semantic differential II questionnaire Then
do conjoint analysis to determine the packaging design based on the word kansei. The results of this
study are the packaging desired by consumers made from plastic, using digital printing labels, and
using more than three colors on the label.

Keywords: Fish Crackers, Packaging, Kansei word, Kansei Engineering, Conjoint Analysis

INTISARI

Kerupuk Ikan merupakan makanan khas Kota Samarinda yang berbahan dasar ikan gabus, dan
teksturnya menyerupai kerupuk. Kerupuk ikan yang dijual di Kota Samarinda dikemas secara
sederhana, yaitu langsung dikemas menggunakan plastik, dan minim informasi yang terdapat pada label
kemasan. Sehingga peneliti akan melakukan studi lebih lanjut untuk dilakukan pengembangan terhadap
kemasan kerupuk ikan yang menarik dan diniminati agar meningkatkan daya beli konsumen.
Pengembangan kemasan yang sesuai dengan keinginan konsumen dilakukan dengan bantuan metode
kansei engineering. Metode kansei engineering merupakan metode perancangan dan pengembangan
berdasarkan perasaan konsumen untuk mengetahui desain yang diinginkan. Metode kansei engineering
dilakukan dengan beberapa tahap yaitu, pengumpulan kata kansei dari hasil wawancara, kemudian
penyebaran kuesioner semantic differential I untuk menyeleksi kata kansei dan dilanjutkan dengan
penyebaran kuesioner semantic differential II untuk mengetahui desain kemasan berdasarkan kata
kansei. Hasil dari penelitian ini adalah kemasan yang diinginkan oleh konsumen berbahan Plastik,
menggunakan label digital printing, dan menggunakan lebih dari tiga warna pada label.

Kata kunci: Kerupuk Ikan, Kemasan, Kata Kansei, Kansei Engineering, Analisis Konjoin

PENDAHULUAN
Kalimantan Timur khususnya di kota Samarinda terdapat banyak Usaha Kecil dan Menengah
(UKM), salah satunya UKM Dapur Etam. Produk yang dihasilkan UKM ini ialah kerupuk
ikan yang diolah dengan bahan utama yaitu ikan gabus yang di pasarkan di daerah Samarinda.
Pada awal berdirinya UKM Dapur Etam memiliki penjualan yang terbilang baik dan stabil,
namun seiring berjalanya waktu kerupuk ikan olahan UKM Dapur Etam ini mulai mengalami
penurunan drastis, hal ini di sampaikan langsung oleh pemilik UKM Dapur Etam. Mengenai
rasa pihak UKM juga pernah menanyakan langsung kepada konsumen dan respon dari
konsumen mengatakan bahwa tidak ada masalah mengenai rasanya, hanya saja produk dari
UKM Dapur Etam ini kurang dikenal di masyarakat.
47
Jurnal REKAVASI, Vol. 7, No. 2, Desember 2019, 47-58 ISSN: 2338-7750

Ikan gabus merupakan salah satu ikan potensial yang memiliki kandungan gizi dan albumin
yang cukup tinggi. Menurut Supriyanto (2003), menyebutkan bahwa ikan gabus sangat kaya
akan albumin, salah satu jenis protein penting. Albumin di perlukan tubuh manusia setiap hari,
ikan tersebut memiliki protein yang sangat tinggi, ikan ini merupakan sumber albumin bagi
penderita hipoalbumin (rendah albumin) dan luka

Kerupuk Ikan yang dijual di Kota Samarinda saat ini dikemas secara sederhana, kurang
menarik dan minim informasi. Bahan kemasan yang digunakan pada umumnya yaitu plastik
kemasan PET (polyethylene terephthalate) dengan ciri kuat (tidak mudah robek), berwarna
jernih (transparan) dan aman untuk makanan. Kemasan merupakan instrument penting dalam
suatu produk dikarenakan kemasan merupakan hal utama yang secara langsung dapat dilihat
dan dinilai oleh konsumen. Berdasarkan observasi awal terhadap 20 orang, 17 atau 85%
diantaranya menyatakan perlu adanya pengembangan terhadap kemasan kerupuk ikan saat ini.

Daya tarik kemasan suatu produk tidak dapat terlepas dari kemasannya. Kemasan merupakan
“pemicu” karna ia, lengsung berhadapan dengan konsumen. Oleh karna itu, kemasan harus
dapat mempengaruhi keinginginan konsumen untuk kemudian memberikan suatu respon yang
baik atau positif dalam membeli produk. Tujuan akhir dari pengemasan adalah untuk
menciptakan penjualan (Wirya, 1999). Kemasan seringkali disebut sebagai “the silent sales-
man/gril” karna mewakili ketidakhadiran pelayan dalam menunjukan kualitas produk. Untuk
itu, kemasan harus mampu meyampaikan pesan lewat komunikasi informatif, seperti halnya
komunikasi antara penjual dengan pembeli. Bahkan para pakar pemasaran menyebut desain
kemasan sebagai pesona produk (the product charm), sebab kemasan memang berada di akhiir
suatu proses alur produksi yang tidak saja untuk memikat mata (eye-cathing) tetapi juga untuk
pemakaian (usage attractiveness). (Junaidi, 2009).

Menurut Kotler & Phillip (1996) kemasan diklasifikasikan menjadi 3 berdasarkan kontak
terhadap produk. Adapun klasifikasi kemasan berdasarkan kontak produk yaitu :
1. Kemasan primer, yaitu kemasan yang langsung mewadahi atau membungkus bahan
pangan. Misalnya kaleng susu, botol minuman, bungkus tempe.
2. Kemasan sekunder, yaitu kemasan yang fungsi utamanya melindungi kelompok-
kelompok kemasan lain. Misalnya kotak karton untuk wadah susu dalam kaleng, kotak
kayu untuk buah yang dibungkus, keranjang tempe dan sebagainya.
3. Kemasar tersier, yaitu kemasan untuk mengemas setelah kemasan primer, sekunder
atau tersier. Kemasan ini digunakan untuk pelindung selama pengangkutan. Misalnya
jeruk yang sudah dibungkus, dimasukkan ke dalam kardus kemudian dimasukkan
kedalam kotak dan setelah itu ke dalam peti kemas.

Menurut Kotler (2003) pengemasan merupakan kegiatan merancang dan membuat wadah atau
bungkus sebagai suatu produk, sedang menurut Swastha (1999) mengatakan kemasan
(packaging) adalah kegiatan-kegiatan yang bersifat umum dan perencanaan barang yang
melibatkan penentuan bentuk atau desain pembuatan bungkus atau kemasan suatu barang. Jadi
dapat dikatakan bahwa kemasan adalah suatu kegiatan merancang dan memproduksi bungkus
suatu produk yang meliputi desain bungkus dan pembuatan bungkus produk tersebut.

Perancangan dan pengembangan terhadap kemasan sangatlah penting untuk meningkatkan


daya tarik terhadap konsumen agar lebih tertarik untuk membeli. Perancangan dan
pengembangan terhadap kemasan bisa dilakukan berdasarkan kreatifitas produsen atau pun
dari keinginan konsumen. Salah satu metode yang dapat dilakukan untuk melakukan
pengembangan terhadap kemasan kerupuk ikan berdasarkan emosi dan keinginan konsumen
ialah dilakukannya perancangan dan pengembangan menggunakan metode kansei engineering.

Kansei engineering merupakan teknologi yang menterjemahkan suatu perasaan dan citra
(image) pelanggan atau konsumen tentang suatu produk yang kemudian di terjemah kan ke
dalam elemen-elemen desain atau dengan bahasa lain adalah teknologi yang berorientasi pada
pelanggan untuk pengembangan produk dengan berbasis pada ilmu komputer (Nagamachi,

48
Jurnal REKAVASI, Vol. 7, No. 2, Desember 2019, 47-58 ISSN: 2338-7750

1995). Menurut Chen et al. (2015), dalam bahasa jepang, Kansei, berhubungan dengan
sensitivitas perasaan atau impresi serta emosi. Kansei Engineering di definisikan sebgai sistem
translasi dari suatu gambaran perasaan menjadi komponen riil suatu desain Nagamachi (1995).

Berdasarkan permasalahan diatas, maka dilakukan penelitian dan pengembangan kemasan


kerupuk ikan untuk meningkatkan daya beli serta daya tarik konsumen dengan menggunakan
kansei engineering. Sehingga perlu dilakukan perancangan kemasan kerupuk ikan berdasarkan
emosi dan keinginan kosumen. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan daya tarik serta
daya jual produk kerupuk ikan terhadap konsumen.

BAHAN DAN METODE


Tahap-tahap dalam melakukan kegiatan penelitian ini secara umum dijelaskan yaitu:
1. Tahap Persiapan
a. Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan dengan observasi awal dan studi literatur yang
berhubungan dengan penelitian khususnya mengenai kansei engineering.
b. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dilakukan untuk mengidentifikasi kemasan kerupuk ikan untuk
mengetahui apakah kondisi kemasan produk yang ada saat ini dapat dirancang
kembali agar lebih menarik, praktis dan disukai oleh konsumen.
c. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keinginan konsumen terhadap kemasan
kerupuk ikan.
d. Batasan Masalah
Batasan masalah digunakan untuk menjaga konsistensi isi dan pembahasan penelitian.
2. Tahap Pengumpulan Data
a. Data Primer
Data primer diperoleh dari hasil wawancara dan kuesioner. Wawancara dilakukan
untuk mendapatkan kata kansei. Kuesioner semantic differential I untuk menyeleksi
kata kansei hasil wawancara yang akan digunakan di kuesioner semantic differential
II. Kuesioner semantic II untuk mengetahui desain kemasan yang diinginkan
konsumen.
b. Data Sekunder
Data sekunder pada penilitian ini yaitu pengumpulan contoh kemasan sejenis. Tujuan
dari pengumpulan contoh kemasan sejenis yaitu untuk digunakan di kuesioner
semantic differential II. Data sekunder didapatkan dari internet, jurnal dan produk
saingan sejenis.
c. Penentuan Teknik Penarikan Sampel
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling
purposif.
d. Penentuan Jumlah Responden
Penentuan jumlah responden dilakukan untuk mendapatkan jumlah dari sampel atau
perwakilan dari populasi. Populasi dalam penelitian ini tidak diketahui, karena jumlah
pelanggan yang tidak tetap. Nilai p atau estimasi proporsi tidak diketahui maka
digunakan nilai p yang tertinggi yaitu 0,5, tingkat kepercayaan yang digunakan adalah
95% (nilai Z/2 pada tabel z = 1,96) dan tingkat error sebesar 10%. Perhitungan untuk
jumlah sampel dapat dilihat sebagai berikut:
, , - ,
n =
,
= 96,04
= 97 responden
Berdasarkan hasil perhitungan, jumlah responden yang diperlukan adalah 97
responden. Jumlah kuesioner yang disebar pada penelitian ini yaitu 100.
3. Tahap Pengolahan Data
a. Pengelompokan Kata Kansei Hasil Wawancara
Tujuan dari pengelompokkan agar kata kansei yang sama atau mirip disatukan
49
Jurnal REKAVASI, Vol. 7, No. 2, Desember 2019, 47-58 ISSN: 2338-7750

menjadi kata kansei baru yang dapat mewakili kelompok kata kansei lama.
b. Penyusunan Kuesioner Semantic Differential I
Kata kansei merupakan pernyaataan di kuesioner semantic differential I. Kata kansei
yang sudah dikelompokkan kemudian dimasukkan ke dalam kuesioner semantic
differential I dan diberi penilaian skala 7.
c. Penyebaran Kuesioner Semantic Differential I
Tujuan dari penyebaran kuesioner untuk mengetahui kata kansei yang mewakili
perasaan responden, yang nantinya kata kansei digunakan dalam kuesioner semantic
differential II, dan untuk melakukan perancangan kemasan yang baru. Responden
yang akan dimintai pendapat merupakan orang yang mengetahui maupun pernah
membeli kerupuk ikan, baik itu kerupuk ikan olahan dapur etam maupun olahan
produsen lainya, untuk itu peneliti mencari responden dengan menemui tempat-tempat
jual beli yang ramai akan masyarakat contohnya seperti pasar, toko-toko sembako, dan
toko-toko oleh-oleh Samarinda.
d. Uji Validitas
Kegunaan Uji Validitas yaitu untuk mengevaluasi sehingga didapatkan kata kansei
yang lebih valid. Dalam penelitian ini uji validitas dibantu dengan menggunakan
software statistik dengan teknik korelasi dengan koefisien product moment pearson.
e. Uji Reliabilitas
Penelitian memerlukan data yang reliabel agar mendapatkan hasil yang sesuai. Dalam
penelitian ini perhitungan dibantu dengan menggunakan software statistik dengan
rumus alpha cronbach.
f. Penyusunan Kuesioner Semantic Differential II
Kuesioner semantic differential II bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kata
kansei terhadap beberapa stimuli gambar. Kuesioner semantic differential II berisi
tentang kata kansei dan stimuli gambar yang didapatkan dari data sekunder.
g. Penyebaran Kuesioner Semantic Differential II
Penyebaran kuesioner semantic differential II diberikan kepada responden yang sudah
mengetahui kemasan dari kerupuk ikan. Tujuan dari penyebaran kuesioner untuk
mengetahui perangkingan atau penilaian responden terhadap suatu stimuli gambar
yang disandingkan dengan kata kansei. Pemberian nilai didasarkan dari kesesuain
dengan kata kansei, semisal terdapat kata kansei aman – bahaya kemudian
disandingkan dengan beberapa stimuli gambar, pemberian nilai 1 menandakan stimuli
gambar menurut responden aman, ketika ada 9 gambar stimuli kemudian gambar
diberikan nilai 9 berarti menandakan menurut responden bahaya dan seterusnya sesuai
dari jumlah stimuli gambar.
4. Tahap Analisis Data dan Pembahasan
Pada tahapan ini akan dianalisis hubungan anatara kata kansei dengan masing masing-
masing item dan kategori desain yang telah dirangking oleh konsumen pada hasil
kuesioner yang kedua. Tahapan analisis konjoin ini menggunakan prosedur generated
orthogonal design dimana perhitungan dan analisis dibantu dengan menggunakan software
statistik. Setelah mendapatkan data, dilanjutkan dengan mendesain kemasan yang
diinginkan oleh responden berdasarkan dari hasil analasis konjoin.
5. Tahap Penutup
Pada tahapan penutup berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan diperoleh berdasarkan
hasil analisis yang telah dilakukan yang didasarkan pada tujuan penelitan. Sedangkan
saran berfungsi sebagai acuan dalam pengembangan untuk penelitian selanjutnya dengan
melengkapi kekurangan yang ada pada penelitian ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengumpulan Kata Kansei
Dari proses wawancara kepada 100 orang responden didapatkan 44 kata kansei yang dapat
dilihat pada Tabel 1.

50
Jurnal REKAVASI, Vol. 7, No. 2, Desember 2019, 47-58 ISSN: 2338-7750

Tabel 1. Kata Kansei Berdasarkan Hasil Wawancara


Kata Kansei Kata Kansei
Jumlah Jumlah
No Hasil No Hasil
Orang Orang
Wawancara Wawancara
Logo mudah Berbeda dari yang
1 2 23 5
diingat lain
2 Simpel 1 24 Bahan awet 3
3 Mudah disimpan 2 25 Polos 1
Susunan kerupuk
4 Ada Komposisi 2 26 2
rapi
Ada Logo
5 2 27 Pengemasan rapi 3
halalnya
Tidak mudah
6 Unik 2 28 1
robek
7 Beragam warna 4 29 Tidak berbahaya 3
Bisa digunakan Bahan kemasan
8 2 30 1
kembali baik
9 Mudah diingat 4 31 Tulisan jelas 1
Bahan mudah Ada alamat
10 1 32 4
terurai produksi
11 Sekali pakai 2 33 Desain sederhana 3
Banyak atribut
12 Cetakan logo rapi 1 34 1
desain
13 Bayank animasi 1 35 Warna mencolok 2
14 Berkarakter 3 36 Ada izin usaha 5
Penggunaan Keterangan
15 2 37 3
warna yang baik kadarluarsa
Memiliki logo Nomor telp
16 5 38 4
tersendiri produksi
Memiliki
17 2 39 Aman 2
pegangan
Dapat dibuka-
18 Kedap air 1 40 3
tutup
Tidak banyak
19 Minim warna 1 41 kerutan pada 4
kemasan
20 Warna cerah 2 42 Pengemasan rapi 1
21 Biasa 2 43 Kedap udara 3
22 Desain mencolok 1
Jumlah total 100

Pengelompokkan Kata Kansei Hasil Wawancara


Kata kansei yang didapatkan dikelompokkan menjadi 8 perbandingan kata kansei yang
diperoleh dari penelitian terdahulu dan jurnal yang dimodifikasi. Delapan perbandingan
pasang kata kansei yaitu informatif - tidak informatif, praktis - tidak praktis, aman - bahaya,
unik - umum, berwarna-warni - polos, sederhana - kompleks, ramah lingkungan - tidak ramah
lingkungan dan rapi - tidak rapi Mu‟alim & Hidayat, 2014). Pengolompokkan kata kansei
menjadi delapan perbandingan pasang kata kansei dapat dilihat pada Tabel 2.

51
Jurnal REKAVASI, Vol. 7, No. 2, Desember 2019, 47-58 ISSN: 2338-7750

Tabel 2. Pengelompokkan Kata Kansei Berdasarkan Hasil Wawancara


Kata Kansei Kata Kansei
Kata Kansei Kata Kansei
Mewakili Mewakili
No Hasil No Hasil
Hasil Hasil
Wawancara Wawancara
Wawancara Wawancara
1 Tulisan jelas 24 Unik
Logo mudah di Logo tidak
2 25
ingat berlebihan Unik – Umum
Berbeda dari
3 Ada izin usaha 26
yang lain
4 Ada komposisi 27 Polos
Informatif –
Ada logo
5 Minim 28 Beragam warna
halalnya
informatif
Ada alamat
6 29 Minim warna
produksi
Keterangan
7 30 Warna cerah Berwarna-
kadarluarsa
warni – Polos
Nomor telp Penggunaan
8 31
produksi warna yang baik
Ada pegangan Variasi warna
9 32
tangan tidak berlebihan
Dapat dibuka dan Praktis –
10 33 Warna mencolok
ditutup Tidak praktis
11 Mudah di simpan 34 Desain sederhana
12 Simpel 35 Mudah diingat
Sederhana –
Bahan kemasan Banyak atribut
13 36 Kompleks
yang baik desain
14 Tidak berbahaya 37 Banyak animasi
Bisa digunakan
15 Aman 38
Aman – kembali
Ramah
Tidak mudah Bahaya
16 39 Sekali pakai lingkungan –
robek
Tidak ramah
Bahan mudah
17 Kedap udara 40 lingkungan
terurai
18 Kedap air 41 Bahan awet
Memiliki logo
19 42 Pengemasan rapi
tersendiri
Tidak banyak
20 Desain mencolok 43 kerutan pada
kemasan
Rapi – Tidak
Sama seperti Unik – Umum
rapi
21 kemasan lain 43 Cetakan logo rapi
sejenis
Susunan krupuk
22 Berkarakter 44
rapi
23 Biasa 45 Pengemasan rapi

52
Jurnal REKAVASI, Vol. 7, No. 2, Desember 2019, 47-58 ISSN: 2338-7750

Penyusunan dan Penyebaran Kuesioner Semantic Differential I


Tahapan penyusunan kuesioner SD I dilakukan setelah mendapatkan kata kansei dari hasil
wawancara. Kata kansei dimasukkan ke dalam kuesioner sebagai pernyataan, dan
menggunakan skala semantic differential I (skala 7). Kuesioner pertama disebarkan kepada
100 orang responden. Responden akan diminta memberi nilai pada pernyataan yang sesuai
dengan keinginannya. Hasil dari kuesioner semantic differential I akan digunakan pada
kuesioner semantic differential II.
Uji Validitas
Butir pernyataan dikatakan valid jika nilai koefisien korelasi pearson product moment > r-
tabel. Tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 5% dan nilai r-tabel dari kuesioner yang
dapat digunakan sebanyak 100 kuesioner yaitu r-tabel (0,05;100-2) = r-tabel (0,05;98) = 0,197.
Hasil pengujian validitas menunjukkan bahwa 8 pasang pernyataan memiliki nilai koefisien
korelasi pearson product moment lebih besar daripada r-tabel sehingga dikatakan valid. Maka
8 butir pernyataan tersebut dapat dimasukkan ke uji selanjutnya yaitu uji reliabilitas.

Uji Reliabilitas
Pernyataan pada kuesioner dikatakan reliabel atau andal ketika nilai alpha cronbach > nilai r.
Nilai r yang digunakan dalam uji reliabilitas yaitu 0,600. Hasil uji reliabilitas menunjukkan
bahwa atribut pernyataan keseluruhan dalam kuesioner adalah reliabel karena nilai dari alpha
cronbach yang didapatkan sebesar 0,706 (lebih besar daripada nilai r). Sedangkan untuk nilai
Cronbach’s Alpha if Item Deleted pada masing-masing atribut juga lebih besar daripada nilai r
sehingga reliabel, artinya masing-masing atribut yang terdapat di kuesioner konsisten dan
dapat dipercaya.

Penyusunan Kuesioner Semantic Differential II


Pada tahap ini, kata kansei yang sudah lulus uji validitas dan reliabilitas disandingkan dengan
stimuli sampel produk. Berikut ini merupakan langkah-langkah untuk mendapatkan stimuli
sampel produk:
1. Penentuan Item dan Kategori
Penentuan item dan kategori digunakan untuk membentuk kombinasi sampel yang
nantinya sebagai obyek kuesioner yang kedua. Pengkategorian item didasarkan pada
penelitian Salomon, et al. (2015) yang sudah dimodifikasi. Pada item material semua
kategori merupakan kemasan standing pouch (kemasan yang dapat berdiri jika
diletakkan). Item material yang digunakan adalah yang khusus untuk makanan, pada
kategori plastik menggunakan plastik jenis low density polyethylene (LDPE), pada
kategori alumunium foil menggunakan jenis alumunium fleksibel yang khusus untuk
makanan dan pada kategori kombinasi plastik dan alumunium foil menggunakan bahan
LDPE pada bagian depan kemasan dan alumunium foil berjenis fleksibel pada bagian
belakang kemasan. Klasifikasi elemen-elemen desain produk pada penelitian ini dapat
dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Item dan Kategori Desain Kemasan Kerupuk Ikan


No Item No Kategori
1 Plastik
1 Bahan kemasan 2 Alumunium Foil
3 Plastik dan Alumunium Foil
1 Hitam-putih
2 Warna label 2 Tiga warna cerah
3 Lebih dari tiga warna cerah
1 Print kemasan
3 Jenis label 2 Digital printing
3 Card paper

2. Penentuan Kartu Konsep


Kartu konsep merupakan kombinasi atau stimuli dari item dan kategori. Tujuan dari kartu
53
Jurnal REKAVASI, Vol. 7, No. 2, Desember 2019, 47-58 ISSN: 2338-7750

konsep yaitu untuk memudahkan mencari gambar berdasarkan dari kombinasi item dan
kategori. Item yang digunakan ada 3 dengan masing-masing item mempunyai 3 kategori.
Sehingga jumlah maksimal stimuli yang dapat digunakan yaitu 27 kombinasi dan jumlah
stimuli minimum yaitu 7. Stimuli adalah kombinasi dari kategori item desain yang satu
dengan kategori item desain lainnya. Perancangan stimuli produk atau kartu konsep
dilakukan dengan bantuan software statistik. Penjabaran kartu konsep berdasarkan output
dari hasil software statistik dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Penjabaran Kartu Konsep


No Material Warna Label
1 Plastik dan alumunium foil Hitam-putih Digital printing
2 Plastik Lebih dari tiga warna cerah Digital pritinng
3 Alumunium foil Lebih dari tiga warna cerah Card paper
4 Alumunium foil Tiga warna cerah Digital printing
5 Plastik dan alumunium foil Lebih dari tiga warna cerah Print Kemasan
6 Alumunium foil Hitam-putih Print Kemasan
7 Plastik dan Alumunium foil Tiga warna cerah Card paper
8 Plastik Hitam-putih Card paper
9 Plastik Tiga warna cerah Print Kemasan

Setelah mendapatkan kombinasi item dan kategori di kartu konsep, kemudian mencari
gambar yang didasarkan kartu konsep. Gambar didapatkan dari observasi kemasan
makanan di internet, pesaing dan buku. Penyusunan kuesioner semantic differential II
berisi kata kansei dan gambar. kuesioner semantic differential II bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara masing-masing kansei word dengan image subyek tentang
masing-masing stimuli sampel produk. Sehingga kata kansei yang sudah didapatkan
disandingkan dengan gambar, yang kemudian dilakukan penilaian (perangkingan) oleh
responden.

Penyebaran Kuesioner Semantic Differential II


Responden diminta untuk menilai masing-masing sampel yang ada. Penilaian didasarkan pada
kesesuain gambar dengan kata kansei, penilaian dilakukan dengan cara merangking dari 1
sampai 9. Pada kuesioner ini, responden menilai stimuli sampel produk terhadap masing-
masing kata kansei. Nilai rata-rata masing-masing gambar sampel terhadap kata kansei dari
penilaian responden kemudian dihitung, yang selanjutnya akan digunakan sebagai data input
dalam proses analisa konjoin.

Pembahasan dan Analisis


Analisis pada penelitian ini menggunakan hasil dari analisis konjoin. Hasil analisis konjoin
berdasarkan dari hasil kuesioner semantic differential II yang merupakan hasil penilaian
konsumen terhadap kemasan yang disukai dengan menggunakan kata kansei (hasil kuesioner
semantic differential I) yang disandingkan dengan beberapa gambar hasil stimuli kemasan.
Analisis hasil konjoin dapat dilihat dari masing-masing kata kansei dan kesimpulan dari
seluruh hasil kata kansei. Berdasarkan hasil analisa konjoin, didapatkan hasil analisa masing-
masing kata kansei yang dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Analisa Masing-Masing Kata Kansei


Kata Kansei
Elemen Desain Informatif Minim Informatif
Plastik dan Alumunium
Bahan Plastik, Aluminium foil
Foil
Label Digital Printing Print Kemasan, Card paper
Lebih dari tiga warna
Warna Tiga warna cerah, dan hitam putih
cerah
54
Jurnal REKAVASI, Vol. 7, No. 2, Desember 2019, 47-58 ISSN: 2338-7750

Tabel 5. Analisa Masing-Masing Kata Kansei lanjutan


Elemen Desain Praktis Tidak Praktis
Alumunium Foil, Plastik
Bahan Alumunium Foil
dan Plastik
Card Paper, Digital
Label Print Kemasan
Printing
Tiga warna cerah, dan lebih dari
Warna Hitam-putih
tiga warna cerah
Elemen Desain Aman Bahaya
Leihh dari tiga warna
Warna hitam putih, tiga warna cerah
cerah
Plastik dan Alumunium
Bahan Alumunium Foil, Plastik
Foil
Label Digital Printing Print Kemasan, Card paper
Elemen Desain Unik Umum
Lebih dari tiga warna
Warna Hitam putih, tiga warna cerah
cerah
Alumunium Foil, Plastik
Bahan Alumunium Foil
dan Plastik
Label Digital Printing Print Kemasan, Card paper
Elemen Desain Bewarna-Warni Polos
Plastik, Plastik dan Alumunium
Bahan Alumunium Foil,
Foil
Print Kemasan, Digital
Label Card paper
Printing
Lebih dari tiga warna
Warna Hitam putih, tiga warna cerah
cerah
Elemen Desain Sederhana Kompleks
Print Kemasan, Card
Label Digital Printing
paper
Alumunium Foil, Plastik
Bahan Plastik,
dan Alumunium Foil
Hitam putih, tiga warna
Warna Lebih dari tiga warna cerah
cerah
Elemen Desain Ramah Lingkungan Tidak Ramah Lingkungan
Warna Lebih dari tiga warna Hitam putih, tiga warna cerah
Label Digital Printing Print Kemasan, Card paper
Alumunium Foil, Plastik dan
Bahan Plastik
Alumunium Foil
Elemen Desain Rapi Tidak Rapi
Alumunium Foil, Plastik
Bahan Plastik
dan Alumunium Foil
Print Kemasan, Digital
Label Card paper
Printing
Lebih dari tiga warna
Warna Hitam putih, tiga warna cerah
cerah

Berdasarkan hasil analisa konjoin, hubungan antara kata kansei dan elemen desain dapat
55
Jurnal REKAVASI, Vol. 7, No. 2, Desember 2019, 47-58 ISSN: 2338-7750

dianalisa. Proses menganalisa masing-masing item dan masing-masing kategori yang


mempengaruhi image (citra) kata kansei dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Kesimpulan Hasil Analisa Konjoin


Selisih
Elemen Importance
Kategori Kansei Kansei
Desain (%)
Kiri Kanan
Plastik 0,372
Alumunium Foil -0,080
Bahan 32,931%
Plastik dan Alumunium -0,291
Foil
Hitam-putih 0,138
Tiga warna cerah 0,575
Warna 37,477%
Lebih dari tiga warna -0,713
cerah
Print Kemasan 0,070
Label 29,593% Digital Printing -0,564
Card paper 0,494
Constant 5,000
Pearson 0,804
Correlation Coefficient
Kendall 0,556
Pearson 0,005
Significance
Kendall 0,019

Berdasarkan Tabel 6, importance kemasan kerupuk ikan berdasarkan kata kansei (kansei kiri –
kansei kanan) yang pertama adalah item Warna sebanyak 37,477%, yang kedua adalah Bahan
sebanyak 32,931% dan yang ketiga adalah Label sebanyak 29,593%. Analisa masing-masing
kata kansei dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Analisa Masing-Masing Kata Kansei (Kansei Kiri – Kansei Kanan)


Kata Kansei
Elemen Desain Kansei Kiri Kansei Kanan
Lebih dari tiga warna
Warna Hitam-putih, Tiga warna cerah
cerah
Alumunium Foil, Plastik
Bahan Plastik
dan Alumunium Foil
Label Digital Printing Print Kemasan, Card paper

Kemasan yang diinginkan oleh konsumen yaitu kemasan yang memiliki image kutub kiri dan
sebagai spesifikasi yang dominan terhadap keseluruhan kata kansei yaitu memiliki Warna
lebih dari tiga warna cerah, berbahan Plastik dan mempunyai Label Digital printing.

Desain Kemasan Kerupuk Ikan


Keinginan konsumen dalam bentuk kata kansei merupakan penentu dalam mengambil
keputusan desain kemasan kerupuk ikan yang baru. Desain yang akan dibuat terbentuk dari
banyaknya nilai-nilai terbesar dari masing-masing item yang sering muncul. Item yang
memiliki nilai tertinggi adalah bahan plastik, warna lebih dari dari tiga warna cerah, dan label
digital printing. Terpilihnya kategori dan item di atas merupakan perwakilan dari kata kansei
yang terpilih dan berpengaruh besar terhadap citra konsumen, sehingga diperoleh kombinasi
desain kemasan dari kategori item yang terpilih yaitu kemasan kerupuk ikan dengan bahan
plastik dan dengan label digital printing dan warna label lebih dari tiga wana cerah. Desain
kemasan kerupuk ikan tampak depan, tengah dan belakang dapat dilihat pada Gambar 1.

56
Jurnal REKAVASI, Vol. 7, No. 2, Desember 2019, 47-58 ISSN: 2338-7750

Gambar 1. Desain Kemasan Kerupuk Ikan Tampak Depan, Tengah dan Belakang

Hasil desain pada Gambar 1 merupakan gabungan dari beberapa item dan kategori yang
terpilih untuk mewakilkan kata kansei yang dianggap penting oleh konsumen yaitu informatif,
praktis, aman, unik, berwarna-warni, sederhana, ramah lingkungan dan rapi. Dari sekian kata
kansei tersebut kemudian dihasilkan suatu desain kemasan kerupuk ikan yang dibentuk
melalui pendekatan kansei engineering.

Desain label kemasan memuat beberapa unsur butir kata kansei yang mengarah pada kategori
informatif, diantaranya yaitu ada komposisi dan logo halal, cetakan logo rapi, terdapat alamat
produksi, tulisan jelas, ada izin usaha, ada nomor telepon produksi, ada keterangan kadaluarsa,
memiliki logo tersendiri, warna cerah. Kemudian pada bagian bahan kemasan juga memuat
beberapa butir kata kansei yang diwakilkan oleh beberapa kategori kata kansei diantaranya
yaitu desain sederhana kedap udara, dapat dibuka-tutup, tidak mudah robek, memiliki
pegangan, bahan kemasan baik dan aman. Selanjutnya untuk bagian warna pada label juga
memuat beberapa butir kata kansei diantaranya yaitu warna cerah, penggunaan warna yang
baik (warna yang cerah namun detail informasi masih dapat terbaca), dan beragam warna. Dari
berbagai himpunan beberapa kata kansei tersebut dibuat sebuah desain kemasan berdasarkan
item dan kategori yang terpilih sehingga diperoleh suatu desain kemasan kerupuk ikan yang
ada saat ini. Desain label kemasan kerupuk ikan dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Desain Label Kemasan Kerupuk Ikan

Desain label kemasan kerupuk ikan saat ini merupakan hasil yang diperoleh dari komponen-
komponen kata kansei yang terpilih melalui proses wawancara dan kuesioner. Adapun detail
dari label kerupuk ikan yang digunakan adalah kerupuk ikan gabus, digunakan untuk
memperjelas bahan utama yang di gunakan dalam produk ini. Produksi dapur etam, digunakan
untuk memperjelas dan mencantumkan nama UKM yang memproduksi produk tersebut.
Adanya gambar tungku api digunakan sebagai logo dari kemasan kerupuk ikan yang
menggambarkan dapur secara tradisional. Alamat produksi dicantumkan agar konsumen

57
Jurnal REKAVASI, Vol. 7, No. 2, Desember 2019, 47-58 ISSN: 2338-7750

mengetahui letak/tempat produksi dari UKM dapur etam. Logo halal dicantumkan untuk
memperjelas bahwa produk yang dijual UKM dapur etam tersebut aman dikonsumsi bagi umat
yang beragama Islam. Komposisi dari produk dicantumkan dalam label bertujuan agar
konsumen mengetahui detail bahan dari produk. Terdapat nomor izin usaha pada label agar
menambah kepercayaan konsumen terhadap UKM dikarenakan UKM tersebut telah memiliki
izin usaha. Terdapat panduan kadaluarsa dari produk tersebut untuk membantu konsumen
mengetahui kapan jangka waktu agar produk tersebut aman untuk dibeli dan dikonsumsi.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian elemen desain yang diinginkan oleh konsumen yaitu bahan
sebesar 32,931%, label sebesar 29,593% dan warna sebesar 37,477%. Pada kategori bahan
item yang diinginkan konsumen yaitu plastik sebesar -0,080, dengan warna yang diinginkan
kosumen yaitu lebih dari dua warna cerah sebesar -0,713 dan label yang diinginkan konsumen
yaitu digital printing sebesar -0,564. Sketsa desain kemasan kerupuk ikan hasil pendekatan
kansei engineering, memiliki spesifikasi yang paling dominan dalam pembentukan citra atau
image kansei. Spesifikasi yang diinginkan konsumen yaitu berbahan plastik, berlabel digital
printing, dan memilliki warna lebih dari tiga warna cerah.

DAFTAR PUSTAKA
Swastha, B 1999, Manajemen Pemasaran Modern, Edisi Ketiga Yogyakarta, Liberty.
Chen, MC, Chang, KC, Hsu, CL & Xiao, JH 2015, Applying a Kansei Engineering-based
Logistics Service Design Approach to Developing International.
Junaidi, HM 2009, Desain kemasan Untuk UKM, Materi Pelatihan Pengembangan Klinik
Kemasan Produk UKM Jawa Timur, Dinas Perindustrian dan Perdangangan Jatim-LPPM
ITATS.
Kotler 2003, Manajemen Pemasaran, Edisi sebelas. Jakarta : PT. Indeks.
Kotler & Phillip 1996, Manajemen Pemasaran, Edisi Ketiga, Jilid I dan II, Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Mu‟alim & Hidayat, R 4, „Re-Design Kemasan dengan Menggunakan Kansei
Engineering‟, Jurnal Al-Azhar Indonesia Seri Sains dan Teknologi, Volume 2, Nomor 4,
halm. 215-223.
Nagamachi, M 1995, „Kansei Engineering: A New Ergonomic Consumer Oriented
Technology For Product Development‟, International Journal of Industrial Ergonomics,
Volume 15, halm.3-11.
Salomon, LL, Kosasih, W & Saputra, NL , „Strategi Pengembangan Plastic Shopping Bag
Berdasarkan Preferensi Konsumen dengan Pendekatan Metode Kansei Engineering‟,
Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer, Volume 4, Nomor 14.
Supriyanto, E 2003, Penyembuhan Luka Dengan Ikan Gabus, Fakultas Perikanan, Universitas
Brawijaya, Malang.
Wirya, I 1999, Menang Bersaing Melalui Kemasan, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.

58

You might also like