0% found this document useful (0 votes)
67 views19 pages

SGD 14 LBM 2 Pertemuan Ke 2 M.komaruddinnur

A 37-year-old woman presented with a lump and ulcer on her left neck that had been increasing in size over the past month. Her mother had a history of chronic cough. On examination, the doctor found an enlarged lymph node on the left side of the neck that was erythematous and had pus and necrotic tissue. The doctor considered bacterial and mycobacterial infections as possible causes and decided to perform a bacteriological examination of the pus and an excisional biopsy to help make a diagnosis.

Uploaded by

Arifyafi
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
67 views19 pages

SGD 14 LBM 2 Pertemuan Ke 2 M.komaruddinnur

A 37-year-old woman presented with a lump and ulcer on her left neck that had been increasing in size over the past month. Her mother had a history of chronic cough. On examination, the doctor found an enlarged lymph node on the left side of the neck that was erythematous and had pus and necrotic tissue. The doctor considered bacterial and mycobacterial infections as possible causes and decided to perform a bacteriological examination of the pus and an excisional biopsy to help make a diagnosis.

Uploaded by

Arifyafi
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as DOCX, PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 19

Nama : M.

Komaruddinnur
NIM : 30101800103

LBM 2 TROPIS SGD 14

A 37-year old woman presents to the type C clinic with a chief complain of a lump and ulcer
with nodule on her left neck. A month ago, the lump is about the size of mung bean. It is
increasing in size and with nodule painless and without fever. The patient denies having a
chronic cough, food and drug allergy. Her mother has a history of a chronic cough and under
medication in primary health center. Her general status is moderate pain without febrile, an
enlarged lymph node colli sinistra, painless. Dermatological status in colli sinistra region:
0.5x0.3 in diameter and erythemateous (livide), uneven edges, with pus and necrotic tissue.

The doctor who examined considers several possible diseases due to bacterial and
mycobacterium infections. Thus, he decides to order a bacteriological examination of the pus
and the possibility of finding acid-fast bacilli (AFB) and perform a exisional biopsy.

STEP 1
1. Livide : warna kemerahan atau kebiruan akibat abses yang pecah menjadi fistel kemudian
meluas menjadi ulkus
2. Pus :
- berasal dari vesikel yang isinya sel radang, jika pecah cairannya akan beruba nanah
- Suatu cairan hasil proses peradangan yang terbentuk dari sel leukosit yang bercampur
dg bakteri
3. Excisional biopsy : pengangkatan seluruh jaringan digunakan untuk pemeriksaan
histopatologis
4. AFB(acid fast bacilli) : nama lain M.TB yg ditemukan dalam px Ziehl Nelson, berbentuk
basil/batang dan tahan thd asam. Memantau efektifitas dari pengobatan

STEP 2
1. Why a lump and ulcer with nodul was founded in the left neck?
2. What is relation between mother history of symptom and the patient?
3. Why do the nodule not hurt and without fever?
4. Why the patient get eritematouses ulcer/livide ?
5. Why the doctor suggested the patient to bacterial examination and excisional biopsy?

6. What is the etiologic of the scenario?


Nama : M.Komaruddinnur
NIM : 30101800103

7. What is the sign and symptom of scenario?


8. Mention the classification of the disorder!
9. What the diagnosis and dd of scenario?
10. What are the possible diseases of the case in the scenario?
11. What is the pathogenesis and patofisiology of the scenario?
12. What is the supporting exam of the scenario?
13. What is the treatment of the scenario?
14. What is prognosis and complication of the scenario?
STEP 3

1. Why a lump and ulcer with nodul was founded in the left neck?
M.TB masuk sal napasmasuk ke alveolusdifagositosis oleh makrofag, tapi
kuman lebih mendominasi m.TB bereplikasi di makrofag kuman menyebar ke
kelenjar limfe regionalinflamasi di saluran limfe(limfangitis) dan kelenjar
limfe(limfadenitis)periadenitis KGB membesarabses dingin abses dingin
mecah menjadi fistel ulcer
Tidak nyeri dan tidak demam

2. What is relation between mother history of symptom and the patient?


M.TB menular lewat droplet dan airborn dari ibunya ke anaknya. Kemungkinan
anaknya tertular bakteri dari ibunya.
Inokulasi bisa endogen eksogen, bisa menular lewat kulit juga tanpa lewat droplet
sehingga tidak ada batuk kronis

3. Why do the nodule not hurt and without fever?


Tidak demam karena proses inflamasi tidak selalu ada 5 tanda tanda cardinal, jika
hanya 1 tanda cardinal saja sudah dapat dikatakan proses inflamasi.
Tidak nyeri

4. Why the patient get eritematouses ulcer/livide ?


Abses pecah menjadi fistel, meluas menjadi ulkus. Disekitar ulkus jaringannya
kekurangan oksigen sehingga terdapat warna kebiruan
Ulkus terdapat di epidermis, jika inflamasi akan menimbulkan makrofagtimbul
ROS(reactive oksigen spesies) yg dikeluarkan sitokin inflamasikulit butuh oksigen
yg banyak, tetapi kulit tdk mendapat suplai oksigen yg tercukupitimbul kebiruan

5. Why the doctor suggested the patient to bacterial examination and excisional biopsy?
Excisional bipsy :
stadium limfadenitis TB susah didiagnosis, sehingga dilakukan biopsy untuk
membedakan dg penyakit keganasan KGB yg lainnya.
Untuk mengetahui ada kuman apa dijaringan tersebut, untuk penegakan diagnosis.
Dilakukan dijaringan yg merasa sakit yg ukurannya <2cm
Bacterial examination :
- Untuk mengetahui jenis kuman, menggunakan pengecatan ZN, sampel dari dasar
ulkusnya dan dibiakkan dimedia LJ  ditemukan bakteri Mycobacterium
Tuberculosis
Nama : M.Komaruddinnur
NIM : 30101800103

- 5 sediaan : px mikroskopis dilakukan didaerah KGB


Kultur ditemukan bakteri dlm 8 minggu  + TB
Binatang percobaan(marmot) krn susunan anatoinya hamper sama dg manusia ->
Percobaan resistensi
Percpbaan biokimia
6. What is the etiologic of the scenario?
Mycobacterium tuberculosis
m. atipikal :
- gol 1 : fotokromogen(ada pigmen jika ada cahaya)
- gol 2 : strokokromogen ( pigmen terlihat jika tanpa cahaya_
- gol 3 :non fotokromogen
- gol 4 : rapid grower (tumbuh dlm bbrp hasil)
M. Buvi : susu yg belum dipasteurisasi

7. What is the sign and symptom of scenario?


Manifestasi klinis :
Skrofuloderma ditemukan pembesarakan KGB di leher(colli sinistra), dibagian aksila,
dsn lipat paha. Jika dileher tempat masuknya dari tonsil, port de entri apex
pulmo(ketiak), lipat paha(ekstremitas bawah).
3 KGB membesar  penyebaran M.TB lewat darah(hematogen)

limfadenitis
berkelompok maupun soliter tanpa disertai rasa sakit.
Dasar masa pada kulit mengalami perlunakan tidak
serentak, konsistensinya kenyal dan mengakibatkan

8. What the diagnosis and dd of scenario?


Dx : tuberculosis kutis
DD :
- TB kutis milliaris
- Skrofuloderma : 3 predileksi KGB. Di leher : tanda khas ( tidak ada demam). Di
axilla : adanya hidradenitis sukratifa (infx kelenjar apokrin). Lipat paha : ada gejala
demam
- Pils burry
- Lupus vulgaris : lesi yg eritem dan ada hub dg M.TB
- Kusta : dikarenakan M.leprae ( basil tahan asam)
Kutaneus tuberculosis (without inflammation), secondary atau primary

9. What are the possible diseases of the case in the scenario?


Dilihat dari inflamasinya, dg pengecatan
- TB kutis primer : menimbulkan luka kecil krn ada limfadenitis, pustule dan ulkus, da
nada reaksi tuberculin, hanya di bagian limfe
Tb kutis milliaris : ada papul, pus, dapat menyebar ke seluruh badan, reaksi tuberculin
negative

10. What is the pathogenesis and patofisiology of the scenario?


Pathogenesis :
Nama : M.Komaruddinnur
NIM : 30101800103

Lesi di leher, berasal dari tonsil atau paru paru. Di daerah KGB banyak kelenjar
limfe, bakteri dari paru berindah ke leher adenitis (peradangan di  periadenitis
( perlengketan kelenjar) melunak dan membentuk abses dingin pecah jadi
fistel meluas jd ulkus ( linier, irregular, terdapat trowongan dibawahnya, merah
kebiruan,) mongering mjd krusta berwarna kekuningan
Patofisiologi :
M.TB masuk ke saluran napas menyebar ke KGBlimfadenitis tuberculosis tanpa
tanda2 TB paru KGB menyebarperiadenitis(perlekatan KGB dg jar di
sekitarnya) KGB melunak abses dingin abses akan mecah fistel (fistel
meluas berbentuk panjang dan tidak teraut, berwarna merah kebiruan/livide) 
meluas menjadi ulkus ulkus yg mongering krusta berwatna kekuningan diats
siktrik terdapat jebatan kulit ( skin bridge )

11. Mention the classification of the disorder!


Inokulasi Tuberculosis kutis primer : tuberculosis chancre ( menyebabkan luka kecil)
Tuberculosis sekunder :
Skrofuloderma, tb milliaris, tb kutis verukosa, tb kutis gumosa, tb kutis orifisialis,
lupus vulgaris

12. What is the supporting exam of the scenario?


Px bakteriologis : diambil sampel dari sputum atau ulkus. Pewarnaan ZN( Ziehl
Nelson)
Kultur bakteri : media LJ
PCR : diambil dari biopsy eksisional,
Histopatologis : ditemukan sel sel radangan dan nekrosis kaseosa
FNAB : biopsy menggunakan jarum kecil
Px tes mantox : di kulit disuntikkan tuberculin  ada indurasi  tes mantoux +. Pada
anak2 dibawah 5 tahun

13. What is the treatment of the scenario?


Non medikamentosa : istirahat dg isolasi diri agar tidak menularkan
Medikamentosa : sama spt TB paru
OAT ( INH, rifampisin, pirazinamid, streptomisin, etambutol)
TB kutis menggunakan OAT dg kategori 3 : 2HRZ, 6HE

14. What is prognosis and complication of the scenario?


Prognosis : baik apabila menjalankan terapi teratur, kebersihan lingkungan bagus
Komplikasi : infeksi sekunder dari balteri lain
Nama : M.Komaruddinnur
NIM : 30101800103

STEP 4

STEP 5 dan 6 Belajar mandiri

STEP 7

1. Why a lump and ulcer with nodul was founded in the left neck?
M. TB masuk sal napasmasuk ke alveolusdifagositosis oleh makrofag, tapi
kuman lebih mendominasi m.TB bereplikasi di makrofag kuman menyebar ke
kelenjar limfe regionalinflamasi di saluran limfe(limfangitis) dan kelenjar
limfe(limfadenitis)periadenitis KGB membesarabses dingin abses dingin
mecah menjadi fistel ulcer
Tidak nyeri dan tidak demam

Jawaban STEP 7

Skrofuloderma terjadi akibat penjalaran perkontinuitatum dari organ di bawah kulit


yang telah diserang Mycobacterium, paling sering berasal dari kelenjar getah bening,
namun dapat juga berasal dari sendi, tendon, cairan sinovial dan tulang. Gambaran
klinik berupa limfadenitis berkelompok maupun soliter tanpa disertai rasa sakit.
Dasar masa pada kulit mengalami perlunakan tidak serentak, konsistensinya kenyal
dan mengakibatkan perlunakan (abses dingin), kemudian abses mengalami supurasi,
Nama : M.Komaruddinnur
NIM : 30101800103

pecah dan membentuk ulkus linier dan tidak teratur, di sekitarnya berwarna merah
kebirubiruan (livide).
Buku Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI

Awal mula muncul sebagai Limfadenitis Tb (peradangan pd kelenjar getah bening yg


krn infeksi)  pembesaran KGB, awalnya hanya beberapa KGB yg diserang semakin
lama semakin banyak yg diserang  kelenjar mengalami perlunakan (dg konsistensi
kenyal dan lunak)  abses pecah  luka borok dan fistel (keluarkan cairan bening-
purulen)  muara fistel meluas  ulkus (khas : memanjang dan tdk teratur, dinding
tepi bergaung dg warna disekitarnya merah kebiruan, jaringan dasar granulasi tdk
beraturan dan tertutup oleh pus).
Kuliah Skill dr.Pasid Harlisa, Sp.KK

Tepat di bawah dagu terdapat kgb. submentalis, di bawah mandibula ialah kgb.
submandibularis. Di sekitar muskulus stemokleodomastoideus terdapat kgb.
servikalis superfisialis dan profunda. Aliran getah bening dari daerah hidung, farings,
dan tonsil ditampung oleh kgb. submandibularis kemudian ke servikalis profunda,
karena itu bagi skrofulodenna di leher kuman dapat masuk dari tonsil. Demikian pula
aliran getah bening paru akan menuju ke kgb. tersebut.

Pada daerah lipat paha secara klinis terdapat 3 golongan kgb. Jika antara spina iliaka
anterior superior dan simfisis dibagi menjadi dua bagian yang sama, maka di bagian
lateral terletak kgb. inguinalis lateralis, sedangkan di bagian medial terdapat kgb.
inguinalis medialis. Yang ketiga adalah kgb. femoralis yang terletak di trigonum
femoralis.

Kgb. yang menampung getah bening dari daerah ekstremitas bawah ialah kgb.
Inguinalis lateralis dan kgb. femoralis. Selain itu kgb. inguinalis lateralis juga
menampung getah bening dari kulit di perut di bawah umbilikus dan dari daerah
bokong. 

Kgb. di aksila merupakan kelenjar regional untuk ekstremitas atas serta dada dan
punggung. Pada skrofuloderma di lipat paha yang diserang ialah kgb. inguinalis
lateralis dan femoralis karena port d'entree biasanya terletak di ekstremitas bawah.
Kgb. inguinalis medialis merupakan kelenjar regional bagi genitalia eksterna karena
itu pada skrofuloderma biasanya tidak membesar. Pada stadium lanjut dapat
membesar akibat penjalaran dari kgb. inguinalis lateralis.
Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI
Nama : M.Komaruddinnur
NIM : 30101800103

2. What is relation between mother history of symptom and the patient?


M.TB menular lewat droplet dan airborn dari ibunya ke anaknya. Kemungkinan
anaknya tertular bakteri dari ibunya.
Inokulasi bisa endogen eksogen, bisa menular lewat kulit juga tanpa lewat droplet
sehingga tidak ada batuk kronis

Jawaban STEP 7

Dicurigai bahwa ibunya menderita TBC karena adanya batuk kronis, jika seorang
penderita penyakit TBC berbicara, meludah, batuk atau bersin, maka kuman-kuman
TBC yang berada di dalam paru-parunya akan menyebar ke udara dan dapat terhirup
oleh orang lain yang berada di sekitar penderita.  Dalam waktu satu tahun, 1 orang
penderita TBC dapat menularkan penyakitnya pada 10 sampai 15 orang di sekitarnya.

Pada saat terjadi infeksi pertama bakteri TBC, mayoritas orang tidak mengalami
gejala-gejala.  Dalam waktu satu tahun setelah terinfeksi TBC, sekitar 5%
orang akanmengalami penyakit TBC (penyakit TBC aktif).  95% orang memasuki
periode infeksi yang tidak aktif, yang disebut periode latent.  Berarti walaupun orang
terinfeksi TBC, dia tidak merasa sakit, dan tidak dapat menularkan bakteri TBC pada
orang lain.  Orang ini mungkin menderita penyakit TBC pada masa depan.  Hal ini
lebih mungkin jika seorang terinfeksi TBC memiliki sistem kekebalan kurang fit
(mis. menderita AIDS).  Bila dia sudah mengalami penyakit TBC, dia dapat
menularkan TBC pada orang lain. 
Patofisiologi, Diagnosis, dan Klasifikisasi Tuberkulosis. Retno Asti Werdhani

Cara infeksi ada 6 macam :


o Penjalaran langsung ke kulit dari organ di bawah kulit yang telah dikenai
penyakit tuberkulosis, misalnya skrofuloderma.
o lnokulasi langsung pada kulit sekitar orifisium alat dalam yang dikenai
penyakit tuberkulosis, misalnya tuberkulosis kutis orifisialis.
o Penjalaran secara hematogen, misalnya tuberkulosis kutis miliaris.
o Penjalaran secara limfogen, misalnya lupus vulgaris.
o Penjalaran langsung dari selaput lendir yang sudah diserang penyakit
tuberkulosis, misalnya lupus vulgaris.
Nama : M.Komaruddinnur
NIM : 30101800103

o Kuman langsung masuk ke kulit, jika ada kerusakan kulit dan resistensi
lokalnya telah menurun, contohnya tuberkulosis kutis verukosa.
Buku Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI

3. Why do the nodule not hurt and without fever?


Tidak demam karena proses inflamasi tidak selalu ada 5 tanda tanda cardinal, jika
hanya 1 tanda cardinal saja sudah dapat dikatakan proses inflamasi.
Tidak nyeri

Jawaban STEP 7
Cold abses : pasien tidak mengeluhkan demam dan nyeri, karena Mycrobacteriumnya
dapat merusak dari system saraf perifer, kemudian karena perjalanan penyakitnya yg
sudah kronis sehingga tubuh sudah punya fokal infeksi sehingga tubuh sudah
mengenali mycrobacteriumnya dan reaksi inflamasi tidak akan terasa termasuk
demam dan nyeri
Kuliah Skill dr.Pasid Harlisa, Sp.KK

4. Why the patient get eritematouses ulcer/livide ?


Abses pecah menjadi fistel, meluas menjadi ulkus. Disekitar ulkus jaringannya
kekurangan oksigen sehingga terdapat warna kebiruan
Ulkus terdapat di epidermis, jika inflamasi akan menimbulkan makrofagtimbul
ROS(reactive oksigen spesies) yg dikeluarkan sitokin inflamasikulit butuh oksigen
yg banyak, tetapi kulit tdk mendapat suplai oksigen yg tercukupitimbul kebiruan

5. Why the doctor suggested the patient to bacterial examination and excisional biopsy?
Excisional bipsy :
stadium limfadenitis TB susah didiagnosis, sehingga dilakukan biopsy untuk
membedakan dg penyakit keganasan KGB yg lainnya.
Untuk mengetahui ada kuman apa dijaringan tersebut, untuk penegakan diagnosis.
Dilakukan dijaringan yg merasa sakit yg ukurannya <2cm
Bacterial examination :
- Untuk mengetahui jenis kuman, menggunakan pengecatan ZN, sampel dari dasar
ulkusnya dan dibiakkan dimedia LJ  ditemukan bakteri Mycobacterium
Tuberculosis
- 5 sediaan : px mikroskopis dilakukan didaerah KGB
Kultur ditemukan bakteri dlm 8 minggu  + TB
Binatang percobaan(marmot) krn susunan anatoinya hamper sama dg manusia ->
Percobaan resistensi
Percpbaan biokimia
6. What is the etiologic of the scenario?
Mycobacterium tuberculosis
m. atipikal :
- gol 1 : fotokromogen(ada pigmen jika ada cahaya)
Nama : M.Komaruddinnur
NIM : 30101800103

- gol 2 : strokokromogen ( pigmen terlihat jika tanpa cahaya_


- gol 3 :non fotokromogen
- gol 4 : rapid grower (tumbuh dlm bbrp hasil)
M. Buvi : susu yg belum dipasteurisasi

Jawaban STEP 7
Etiologi :
Penyebab utama tuberkulosis kutis di ialah Mycobacterium tuberculosis berjumlah
91,5%. Sisanya (8.5%) disebabkan oleh mikobakteria atipikal yang terdiri atas
golongan II atau skotokromogen, yakni M. scrofulaceum (80%) dan golongan IV atau
rapid growers (20%) M. bovis dan M. avium belum pernah ditemukan, demikian pula
mikobakteria golongan lain.

Menurut Klasifikasi Runyon (1959) kuman tersebut dibagi menjadi 4 golongan.*


 Golongan I : Fotokromogen
Koloni dapat membentuk pigmen, bila mendapat cahaya, misalnya M. marinum
dan M. kansasii.
 Golongan II : Skotokromogen
Koloni dapat membentuk pigmen dengan atau tanpa cahaya, misalnya M.
scrofulaceum.
 Golongan Ill : Nonfotokromogen
Koloni tidak dapat atau sedikit membentuk pigmen, walaupun mendapat cahaya
contohnya M. avium-intracellulare dan M. ulcerans.
 Golongan IV : Rapid Growers
Koloni tumbuh dalam beberapa hari, misalnya M. fortuitum dan M. abscessus.
Buku Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI

7. What is the sign and symptom of scenario?


Manifestasi klinis :
Skrofuloderma ditemukan pembesarakan KGB di leher(colli sinistra), dibagian aksila,
dsn lipat paha. Jika dileher tempat masuknya dari tonsil, port de entri apex
pulmo(ketiak), lipat paha(ekstremitas bawah).
3 KGB membesar  penyebaran M.TB lewat darah(hematogen)

Jawaban STEP 7
UKK
- Skrofuloderma ditemukan pembesarakan KGB di leher(colli sinistra)
- Ulcer : kerusakan kulit (epidermis dan dermis) yang memiliki dasar,
dinding, tepi dan isi.
Nama : M.Komaruddinnur
NIM : 30101800103

- Nodule : penonjolan padat di atas permukaan kulit, berbatas tegas,


- berukuran lebih dari 1 cm.
- Erythemateous : efloresensi primer yang hanya berupa perubahan warna kulit
menjadi merah tanpa perubahan bentuk
- Necrosis occurs with formation of a cavity filled with liquefied debris and PMNs
Atlas Berwarna Saripati Penyakit pada kulit
Andrew’s Disease of the skin Clinical Dermatology Twelfth Edition

8. What the diagnosis and dd of scenario?


Dx : tuberculosis kutis
DD :
- TB kutis milliaris
- Skrofuloderma : 3 predileksi KGB. Di leher : tanda khas ( tidak ada demam). Di
axilla : adanya hidradenitis sukratifa (infx kelenjar apokrin). Lipat paha : ada gejala
demam
- Pils burry
- Lupus vulgaris : lesi yg eritem dan ada hub dg M.TB
- Kusta : dikarenakan M.leprae ( basil tahan asam)
Kutaneus tuberculosis (without inflammation), secondary atau primary

Jawaban STEP 7
DX : TB kutis akibat infeksi endogen  Skrofuloderma
Nama : M.Komaruddinnur
NIM : 30101800103

DD :
Pembeda Tuberculosis Hidraadenitis Limfogranuloma
Cutis Supurativa (HS) Venerum (LGV)
Definisi tuberculosis pada Penyakit menular seksual Infeksi kelenjar apokrin
kulit
Etiologi M. Tb, M. Bovis, Staphylococcus Aureus Chlamydia Trachomatis
M. Scrofulaceum, Sub type L1, L2, L3
M. Avium, M.
Atypical
Predileksi Leher, Axilla, Lipatan : Axilla, Inguinal, Vagina dan
Inguinal Mammae, Paha, Perianal Penis
UKK Nodul, fistule, Oklusi folikel Papul, Nodul, ulkus,
ulkus, eritem tidak comedolike, inflamasi eritem dan nyeri, serta
nyeri kronis berulang, permukaan panas. 
discharge mukopurulen, fistule  jaringan parut
eritem dan skar progresif.
Nyeri Tidak Ya, nyeri persisten Ya
Demam Tidak Tidak/Ya Ya, gejala sistemik lain :
fever, malaise, weight
loss, and fatigue
Gambaran
Klinis
Nama : M.Komaruddinnur
NIM : 30101800103

Tatalaksan Obat Tuberculosis, Kortikosteroid, Operasi, Azythromycin (1g once


a Topikal : Kompres Antibiotik oral, weekly, oral)
antibiotik, Isotretinoin. Ciprofloxacine (700 mg
salep/cream Erythromycin (250-500 2x/sehari, oral)
mg qid)Tetracycline Doxycycline (100 mg
(250-500 mg 2x/sehari, oral)
qid)Minocycline (100 mg Erythromycin (500 gr
2x sehari) 4x/hr, oral)

- Hidradenitis Supuratif
Keluhan sama hanya saja terjadi di aksila
- Gomasiphilis
- Sporotrikotis
Nodul subkutan dengan tanda tanda peradanga. Penjalarannya lewat KGB
- Limfogranuloma Venorum,
Terjadi peradangan akut dengan demam. Predileksinya di kgb di ingunal yang media
- Infeksi Mikrobakteria Atipikal
Mikobakteria atipikal merupakan kuman tahan asam yang agak lain sifatnya
dibandingkan dengan M. tuberculosis, yakni patogenitasnya rendah, pada pembiakan
umumnya membentuk pigmen, dan tumbuh pada suhu kamar.

9. What are the possible diseases of the case in the scenario?


Dilihat dari inflamasinya, dg pengecatan
- TB kutis primer : menimbulkan luka kecil krn ada limfadenitis, pustule dan ulkus, da
nada reaksi tuberculin, hanya di bagian limfe
Tb kutis milliaris : ada papul, pus, dapat menyebar ke seluruh badan, reaksi tuberculin
negative
Jawaban STEP 7
Pembeda Tuberculosis Hidraadenitis Limfogranuloma
Cutis Supurativa (HS) Venerum (LGV)
Definisi tuberculosis pada Penyakit menular seksual Infeksi kelenjar apokrin
kulit
Etiologi M. Tb, M. Bovis, Staphylococcus Aureus Chlamydia Trachomatis
M. Scrofulaceum, Sub type L1, L2, L3
M. Avium, M.
Atypical
Predileksi Leher, Axilla, Lipatan : Axilla, Inguinal, Vagina dan
Inguinal Mammae, Paha, Perianal Penis
UKK Nodul, fistule, Oklusi folikel Papul, Nodul, ulkus,
ulkus, eritem tidak comedolike, inflamasi eritem dan nyeri, serta
Nama : M.Komaruddinnur
NIM : 30101800103

nyeri kronis berulang, permukaan panas. 


discharge mukopurulen, fistule  jaringan parut
eritem dan skar progresif.
Nyeri Tidak Ya, nyeri persisten Ya
Demam Tidak Tidak/Ya Ya, gejala sistemik lain :
fever, malaise, weight
loss, and fatigue
Gambaran
Klinis

Tatalaksan Obat Tuberculosis, Kortikosteroid, Operasi, Azythromycin (1g once


a Topikal : Kompres Antibiotik oral, weekly, oral)
antibiotik, Isotretinoin. Ciprofloxacine (700 mg
salep/cream Erythromycin (250-500 2x/sehari, oral)
mg qid)Tetracycline Doxycycline (100 mg
(250-500 mg 2x/sehari, oral)
qid)Minocycline (100 mg Erythromycin (500 gr
2x sehari) 4x/hr, oral)
Buku Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI

10. What is the pathogenesis and patofisiology of the scenario?


Pathogenesis :
Lesi di leher, berasal dari tonsil atau paru paru. Di daerah KGB banyak kelenjar
limfe, bakteri dari paru berindah ke leher adenitis (peradangan di  periadenitis
(perlengketan kelenjar) melunak dan membentuk abses dingin pecah jadi fistel
meluas jd ulkus ( linier, irregular, terdapat trowongan dibawahnya, merah
kebiruan,) mongering mjd krusta berwarna kekuningan
Patofisiologi :
M.TB masuk ke saluran napas menyebar ke KGBlimfadenitis tuberculosis tanpa
tanda2 TB paru KGB menyebarperiadenitis(perlekatan KGB dg jar di
sekitarnya) KGB melunak abses dingin abses akan mecah fistel (fistel
meluas berbentuk panjang dan tidak teraut, berwarna merah kebiruan/livide) 
meluas menjadi ulkus ulkus yg mongering krusta berwatna kekuningan diats
siktrik terdapat jebatan kulit ( skin bridge )

Jawabaan STEP 7
Pathogenesis:
M. tuberculosis masuk melalui saluran pernapasan limfosit T bereaksi dengan
antigen M. tuberculosis yang disajikan pada permukaan APC  sel T mengeluarkan
limfokin, interleukin, dan interferon  aktivasi antigen MHC II dan IL-2 pada
limfosit T  akumulasi makrofag dan pembentukan granuloma  M. tuberculosis
Nama : M.Komaruddinnur
NIM : 30101800103

berkembang biak dalam sitoplasma makrofag  menyebar secara limfogen ke


kelenjar getah bening regional makrofag infiltrasi membentuk sel tuberkel epiteloid
 limfadenitis  KGB melunak dan membentuk abses  abses tidak diinsisi dan
pecah  abses dingin yang tidak nyeri
Daerah skrofuloderma di leher port de entry di tonsil atau paru, kalau di ketiak port de
entry di apex pleura
Buku Intisari Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
Jurnal Diagnosis Skrofuloderma dan Tuberkulosis Kutis Verukosa pada
Seorang Pasien

Patofisiologi
Lesi skrofuloderma awalnya berupa pembesaran beberapa kelenjar limfe yang tidak
nyeri tanpa tanda radang akut, kemudian makin banyak kelenjar limfe yang
membesar dan berkonfluensi. Selain limfadenitis terjadi juga periadenitis yang
menyebabkan perlekatan kelenjar limfe dengan jaringan sekitarnya. Kelenjar tersebut
akan mengalami perlunakan menjadi lunak dan kenyal (abses dingin). Abses dapat
pecah dan membentuk fistel, kemudian menjadi ulkus yang memanjang dan tidak
teratur. Kulit di sekitar ulkus berwarna merah kebiruan, dinding ulkus bergaung,
dasar ulkus berupa jaringan granulasi tertutup oleh pus seropurulen, jika mengering
akan terbentuk krusta berwarna kuning. Ulkus dapat sembuh menjadi sikatrik yang
memanjang dan tidak teratur.

Djuanda, Adhi, Tuberkulosis kutis, Dalam Djuanda, Adhi., IlmuPenyakit Kulit


dan Kelamin. FK UI. Jakarta. 2005. Pages: 64-72

Dias, M. F. R. G., Bernardes Filho, F., Quaresma, M. V., Nascimento, L. V. do,


Nery, J. A. da C., & Azulay, D. R. (2014). Update on cutaneous tuberculosis.
Anais Brasileiros de Dermatologia, 89(6), 925–938. doi:10.1590/abd1806-
4841.20142998

11. Mention the classification of the disorder!


Inokulasi Tuberculosis kutis primer : tuberculosis chancre ( menyebabkan luka kecil)
Tuberculosis sekunder :
Skrofuloderma, tb milliaris, tb kutis verukosa, tb kutis gumosa, tb kutis orifisialis,
lupus vulgaris

Jawaban STEP 7
KLASIFIKASI
Klasifikasi tuberkulosis kutis menurut Pillsburry :
Tuberkulosis Kutis Sejati
Tuberkulosis kutis sejati berarti kuman penyebab terdapat pada kelainan kulit disertai
gambaran histopatologis yang khas.

a. Tuberkulosis kutis primer


Inokulasi tuberkulosis primer (tuberkulous chancre)
Nama : M.Komaruddinnur
NIM : 30101800103

TBC kutis primer terjadi karena infeksi eksogen pada penderita yang belum pernah
terpapar dengan M. Teubercukosis dan tidak mempunyai imunitas terhadap kuman TB.

b. Tuberkulosis kutis sekunder


TBC kutis sekunder merupakan reinfeksi baik lokal maupun sistemik pada individu yang
pernah terinfeksi dengan kuman TB sebelumnya.
- Tuberkulosis kutis miliaris
Jenis ini timbul akibat perluasan secara hematogen pada penderita TB yang mempunyai
imunitas jelek, paling sering pada penderita HIV/AIDS. Biasanya dijumpai pada bayi dan
anak-anak, juga bisa pada dewasa.
- Skrofuloderma
Skrofuloderma timbulnya akibat penjalaran per kontinuitatum dari organ dibawah kulit
yang telah diserang penyakit tuberkulosis. Sering berasal dari KGB, juga dapat berasal
dari sendi dan tulang.
- Tuberkulosis kutis verukosa
Infeksi pada jenis ini terjadi secara eksogen, jadi kuman langsung masuk ke dalam kulit,
oleh karena itu tempat predileksinya berada pada tungkai bawah, kaki dan yang
tersering yaitu di lutut. Pada penderita tuberkulosis aktif dapat mengalami autoinokulasi
dari sputumnya.
- Tuberkulosis kutis gumosa
Tuberkulosis kutis ini terjadi akibat penjalaran secara hematogen, biasanya dari paru.
Kelainan kulit berupa guma, yakni infitrat subkutan, sirkumskrip dan kronis, kemudian
melunak dan bersifat destruktif.
- Tuberkulosis kutis orifisialis
Disebut juga tuberkulosis kutis ulserosa. Lokasinya disekitar orifisium dan terjadi akibat
berkontak langsung dengan sputum, feses atau urin yang mengandung kuman.
Predileksinya pada mulut, sekitar anus dan genitalia. Timbulnya bentuk ini disebabkan
kekebalan yang sangat kurang. Berupa ulkus dengan dinding yang bergaung dan
sekitarnya livid.
- Lupus Vulgaris
Timbul pada penderita dengan imunitas baik dan pernah terinfeksi kuman tuberkulosis.
Dapat terjadi karena perluasan limfogen atau hematogen dari lesi skrofuloderma atau
vaksinasi BCG. Mempunyai gambaran klinis yang berupa kelompok nodus eritematosa
yang berubah warna menjadi kuning pada tes diaskop (apple jelly colour).
Buku Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI

12. What is the supporting exam of the scenario?


Px bakteriologis : diambil sampel dari sputum atau ulkus. Pewarnaan ZN( Ziehl
Nelson)
Kultur bakteri : media LJ
PCR : diambil dari biopsy eksisional,
Histopatologis : ditemukan sel sel radangan dan nekrosis kaseosa
FNAB : biopsy menggunakan jarum kecil
Px tes mantox : di kulit disuntikkan tuberculin  ada indurasi  tes mantoux +. Pada
anak2 dibawah 5 tahun
Nama : M.Komaruddinnur
NIM : 30101800103

Jawaban STEP 7
Pemeriksaan penunjang
1. Tuberculin Skin Test (TST)  tidak terlalu bermakna, karena tes tuberculin akan me
mberikan arti pada penderita <5tahun,namun jika hasilnya positif hanya berarti perna
h atau sedang menderita TBC.
Protein M.tuberculosis (tuberculin) disuntikkan intradermal sebanyak 5U (0,1 ml) di
bagian anterior lengan. Reaksi maksimal terjadi 48 jam setelah disuntikkan. Reaksi
positif berupa indurasi eritema batas tegas ukuran diameter lebih dari 10 mm. Pada
pasien infeksi HIV, diameter lesi ≥5mm sudah dinyatakan positif. Pada pasien yang
sudah pernah mendapat vaksin BCG, diameter lesi ≥15 mm dinyatakan positif. Hasil
tes positif terjadi 2-3 minggu setelah infeksi.Hasil tes tuberkulin positif tergantung
pada imunitas host.
o Pembengkakan (Indurasi) : 0–4mm,uji mantoux negatif.
Arti klinis : tidak ada infeksi Mikobakterium tuberkulosa.
o Pembengkakan (Indurasi) : 3–9mm,uji mantoux meragukan.
Hal ini bisa karena kesalahan teknik, reaksi silang dengan Mikobakterium
atipik atau setelah vaksinasi BCG.
o Pembengkakan (Indurasi) : ≥ 10mm,uji mantoux positif.

2. Pemeriksaan Histopatologi
Sediaan pemeriksaan histopatologi berasal dari biopsi lesi kulit. Pada skrofuloderma
akan terlihat Tuberkel granuloma, dikelilingi tepi nekrosis, netrofil, dan eosinofil
3. Pemeriksaan Basil Tahan Asam
Pemeriksaan mikroskopik untuk menemukan bakteri tahan asam dilakukan dengan
pewarnaan spesimen kulit menggunakan Ziehl- Neelsen. Hasil positif bila ditemukan
104 bakteri per millimeter. Hasil pemeriksaan bakteri tahan asam ini dapat
mengklasifikasikan tuberkulosis kutis menjadi multibasiler dan pausibasiler.
4. Pemeriksaan Kultur
Media yang digunakan untuk kultur adalah Egg-Based Media/Lowenstein Jensen dan
media agar semisintesis (Middlebrook 7H10 dan 7H11). Hasil kultur dengan media
solid terlihat pada minggu ke-4 sampai ke-8. Hasil kultur positif pada tuberkulosis
kutis multibasiler, sedangkan tidak semua kasus tuberkulosis kutis pausibasiler hasil
kulturnya positif
5. Pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR)
Pemeriksaan ini bisa mendeteksi fragmen DNA M. tuberculosis; sangat cocok pada
tuberkulosis kutis dengan jumlah bakteri tahan asam sedikit yang tidak terdeteksi
dengan pemeriksaan mikroskop menggunakan pewarnaan Ziehl-Neelsen dan
pemeriksaan kultur. Pemeriksaan PCR juga cocok digunakan pada pasien
immunocompromised (infeksi HIV). Pemeriksaan sangat spesifik sehingga bisa
membedakan antigen M.tuberculosis dengan mikobakterium lainnya
Nama : M.Komaruddinnur
NIM : 30101800103

6. Pemeriksaan Serologi
Pemeriksaan ini untuk mendeteksi antibodi yang terbentuk akibat infeksi
tuberkulosis. Pemeriksaan QFT-G menggunakan antigen protein M.tuberculosis yaitu
ESAT-6 dan CFP-10. Pada pemeriksaan ini diukur kadar IFN-γ yang terbentuk
setelah 16-24 jam sebagai respons terhadap antigen tersebut. Pemeriksaan lain yang
lebih sensitif adalah T-SPOT® yang mengukur IFN-γ yang diproduksi oleh sel T.
7. Biopsy
Berdasarkan banyaknya bakteri tahan asam yang ditemukan melalui pemeriksaan mik
roskop biopsi kulit dengan pewarnaan Ziehl-Nielsen, tuberkulosis kutis dapat dibedak
an menjadi bentuk multibasiler dan pausibasiler. Pada tuberkulosis kutis multibasiler
ditemukan banyak basil tahan asam; yang termasuk tipe multibasiler adalah tuberkulo
sis inokulasi primer, skrofuloderma, tuberkulosis orifisialis, tuberkulosis miliaris akut,
dan tuberkulosis gumosa. Pada tuberkulosis kutis pausibasiler sangat jarang ditemuk
an basil tahan asam, mikroorganisme sangat sulit diisolasi; yang termasuk tipe pausib
asiler adalah tuberkulosis verukosa, lupus vulgaris, dan tuberkulid
Putu Indah Andriani.2014. Pendekatan Klinis Infeksi Tuberculosis pada Kulit

8. What is the treatment of the scenario?


Non medikamentosa : istirahat dg isolasi diri agar tidak menularkan
Medikamentosa : sama spt TB paru
OAT ( INH, rifampisin, pirazinamid, streptomisin, etambutol)
TB kutis menggunakan OAT dg kategori 3 : 2HRZ, 6HE

Jawaban STEP 7
- Non medikamentosa
Keadaan umum diperbaiki, misalnya keadaan gizi dan anemia.
- Medikamentosa
Prinsip pengobatan tuberkulosis kutis sama dengan tuberkulosis paru. Untuk
mencapai hasil yang baik, hendaknya diperhatikan syarat berikut ini.
Nama : M.Komaruddinnur
NIM : 30101800103

o Pengobatan harus dilakukan secara teratur tanpa terputus agar tidak cepat
terjadi resistensi.
o Pengobatan harus dalam kombinasi, maksudnya sama dengan butir satu.
Dalam kombinasi tersebut INH disertakan, karena obat tersebut bersifat
bakterisidal, harganya murah dan efek sampingnya langka. Sedapat-dapatnya
dipilih paling sedikit 2 obat yang bersifat bakterisidal.
Kriteria penyembuhan pada skrofuloderma ialah: semua fistel dan ulkus telah
menutup, seluruh kelenjar getah bening mengecil (kurang daripada 1 cm dan
berkonsistensi keras), dan sikatriks yang semula eritematosa menjadi tidak
eritematosa lagi. LED dapat dipakai sebagai pegangan untuk menilai
penyembuhan pada penyakit tuberkulosis. Jika terjadi penyembuhan LED
akan menurun dan menjadi normal. Daftar obat antituberkulosis yang terdapat
di Indonesia dicantumkan pada tabel. Yang bersifat bakterisidal ialah INH
(H), rifampisin (R), pirazinamid (Z), dan streptomisin (S), sedangkan
etambutol (E) bersifat bakteriostatik.

Buku Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UI

9. What is prognosis and complication of the scenario?


Prognosis : baik apabila menjalankan terapi teratur, kebersihan lingkungan bagus
Komplikasi : infeksi sekunder dari balteri lain

- Jawaban STEP 7
Prognosis dari penyakit ini baik jika pengobatan dilakukan secara teratur
o Prognosis quo ad vitam  bonam,
Karena tidak ditemukan tanda-tanda komplikasi
Nama : M.Komaruddinnur
NIM : 30101800103

o Prognosis quo ad functionam  bonam


Karena fungsi tubuh yang terkena tidak terganggu
o Prognosis quo ad sanationam  bonam,
Karena penyakit ini tidak mengganggu kehidupan social penderita

You might also like