0% found this document useful (0 votes)
99 views10 pages

Perencanaan Lumpur Pemboran Berbahan Das Ec8af90b

This document summarizes the planning of drilling mud for well X in oil field Y located in Jambi Province, Sumatra, Indonesia. The well will be drilled using water-based mud due to its lower cost compared to oil-based mud. The mud system will be planned based on offset well data in the field. Several hole sections will be drilled to 4,900 feet depth using different mud types and additives to control formation pressure and prevent drilling issues like kicks. Problems faced may include faults and high pressure below 1,000 feet requiring loss circulation materials and other preparations.

Uploaded by

Hastin Dwi Utami
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
0% found this document useful (0 votes)
99 views10 pages

Perencanaan Lumpur Pemboran Berbahan Das Ec8af90b

This document summarizes the planning of drilling mud for well X in oil field Y located in Jambi Province, Sumatra, Indonesia. The well will be drilled using water-based mud due to its lower cost compared to oil-based mud. The mud system will be planned based on offset well data in the field. Several hole sections will be drilled to 4,900 feet depth using different mud types and additives to control formation pressure and prevent drilling issues like kicks. Problems faced may include faults and high pressure below 1,000 feet requiring loss circulation materials and other preparations.

Uploaded by

Hastin Dwi Utami
Copyright
© © All Rights Reserved
We take content rights seriously. If you suspect this is your content, claim it here.
Available Formats
Download as PDF, TXT or read online on Scribd
You are on page 1/ 10

Jurnal Petro 2017 P-ISSN : 1907-0438

VOLUME VI No. 4, DESEMBER 2017


http://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/petro E-ISSN : 2614-7297

PERENCANAAN LUMPUR PEMBORAN BERBAHAN DASAR AIR


PADA SUMUR X LAPANGAN Y
Andreas Junianto1 ,Cahaya Rosyidan1 , dan Bayu Satyawira1
1Petroleum Engineering Department, FTKE, Universitas Trisakti

ABSTRACT
Y Field is a field that located on Sumatera Island. That located at Jambi Province precisely. This
X well which will be drilled is a development wells at Y field. All of the draw well in this Y Field is an
onshore wells. This X well shall be drilled using water-based mud. This water-based mud is used because it
is cheaper and more economical than using oil-based. But, this mud needs tobe added an additive because
the water-based mud has a deficiency in controlling the formations of clay. Planning of mud system for X
well is using method of the offset wells, that is using around of wells data to be used as a comparison. This
first X well drilled for hole section 26” by size of casing 20” with depth up to 150 ft and mud which used
is type of gel/water. And then it is continued with hole section 17 ½” by size of casing 13 3/8” with
continuing the former mud of drilling in hole section 26”. The depth starts from 150 ft until 1000 ft. The
next hole section is 12 ¼” by size of casing 9 3/8” which a depth that starts from 1000ft until 4100 ft and
using new of mud with polymer mud. Last hole section 8 ½” without casing and using polymer mud to
continuing the previous drilling from the depth of 4100 ft until 4900 ft. Problem that faces by this draw
well is the presence of faults and high pressure at depths below 1000 ft, so it needs to be prepared LCM
(Loss Control Material) and Jumbo Bag to overcome the occurrence of kick.
Keyword: mud, offset wells, and kick

Jurnal Petro  Desember, Th, 2017 116


Jurnal Petro 2017 P-ISSN : 1907-0438
VOLUME VI No. 4, DESEMBER 2017
http://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/petro E-ISSN : 2614-7297

PENDAHULUAN

Lapangan Y merupakan lapangan minyak yang c. Menahan Serbuk Bor Selama Sirkulasi
dimiliki oleh PT. SAMUDRA ENERGY yang Dihentikan
terletak di propinsi Jambi. Sumur “X” diusulkan d. Menjaga dan Mengimbangi Tekanan
sebagai sumur pengembangan. Sumur “X” dirancang
Formasi
untuk menguras cadangan minyak dari Formasi
Talang Akar (TAF). e. Melindungi Dinding Lubang Bor
f. Mendinginkan Dan Melumasi Pahat dan
RUMUSAN MASALAH Rangkaian Bor
g. Menahan sebagai Berat Rangkaian
Permasalahan dalam penelitian ini adalah adanya Pemboran dan Casing
formasi dimana terdapat tekanan tinggi dan adanya h. Mengantarkan Daya Hidrolika ke Pahat
patahana yang dapat berpotensi kick dan loss. i. Mencegah dan Menghambat Laju Korosi
Permasalahan ini dapat dilihat dari sumur sekitarnya
j. Media Data Logging
atau disebut dengan offset wells. Selain untuk
mengetahui masalah yang akan terjadi, offset wells Diharapkan semua fungsi lumpur diatas dapat
juga berfungsi sebagai acuan propertis lumpur yang berjalan sesuai dengan kondisi formasi yang akan
akan digunakan, berat lumpur, dan jenis lumpur dibor, karena program pemboran dikatakan berhasil
dalam merancang sumur X. Untuk mengatasi jika fungsi lumpur bisa memberikan hasil optimum
permasalahan tekanan tinggi maka digunakan material dan dapat mengatasi segala kendala selama proses
pemberat seperti barite dan CaCO3. pemboran dengan biaya yang seekonomis mungkin.

TEORI DASAR
Sirkulasi Lumpur ( Circulating System)
Fungsi Lumpur Pemboran
Lumpur yang dipakai dalam sistem
pemboran disirkulasi dari atas permukaan sampai ke
Penggunaan lumpur pemboran adalah dalam permukaan. Dengan adanya sirkulasi lumpur
sebagai fluida yang berperan untuk mencapai maka lumpur bercampur dengan cutting dibersihkan
keberhasilan suatu program pemboran. Sifat-sifat sehingga lumpur dapat digunakan kembali untuk
lumpur pemboran harus dapat memberikan keamanan bersirkulasi.
pada laju pemboran. Penggunaan lumpur yang sering Urutan lumpur yang disirkulasi dari atas
dijumpai di lapangan yang akan menjadi obyek untuk permukaan sampai ke dalam permukaan adalah
proyek pemboran dengan pertimbangan tersedianya sebagai berikut : Mud tank – Suction Line – Mud
biaya yang akan dianggarkan untuk penggunaan dan pump – Discharge Line – Stand Pipe Manifold –
perawatan lumpur. Dimana pengeluaran harus sesuai Stand Pipe – Rotary Hose – Swivel – Kelly – Drill
dengan perencanaan dan effisiensi jika dilakukan Pipe – Drill Collar – Drill Bit - Nozzle – Annulus –
penggunaan lumpur dengan fungsi yang dibutuhkan. Seller – Flow Line – Sheal Shaker - Sand Tank –
Dengan demikian diperoleh penggunaan lumpur yang Solid Control Equipment – Mud Tank.
efisien dan ekonomis agar fungsi lumpur dapat
berjalan secara optimal. Fungsi dari lumpur pemboran
tersebut adalah :
a. Membersihkan Dasar Lubang
b. Mengangkat Serbuk Bor (Cutting) ke
Permukaan

117 Jurnal Petro  Desember, Th, 2017


Jurnal Petro 2017 P-ISSN : 1907-0438
VOLUME VI No. 4, DESEMBER 2017
http://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/petro E-ISSN : 2614-7297

Berikut adalah gambaran dari sirkulasi Pada pemboran, setiap lapangan mempunyai formasi
lumpur : yang mempuyai sifat yang berbeda-beda. Utuk itu,
lumpur pemboran juga mempunyai jenis yag
berbeda-beda juga yag disesuaikan dengan jenis
lapisan formasi pada saat pemboran berlangsung,
sehingga lumpur yang digunakan merupakan lumpur
yang terbaik dan paling ekonomis. Adapun jenis-
jenis lumpur pemboran antara lain:

Lumpur Bor Berbahan Dasar Air (Water Based


Mud)

Lumpur bor yang paling sering digunakan adalah


lumpur berbahan dasar air (98%). Susunan lumpur
bor yang terdiri atas macam-macam kombinasi dan
jumlah air tawar atau asin, tanah liat dan bahan-bahan
kimia lainnya harus disesuaikan dengan keadaan
Sifat Fisik Lumpur Pemboran lubang bawah tanah. Lumpur berbahan dasar air
biasanya menggunakan air tawar, ha ini dikarenakan
Sifat fisik lumpur sangat berpegaruh terhadap air tawar lebih mudah di dapat, khususnya pada
fungsi lumpur itu sendiri. Oleh karena itu, Sifat-sifat pengeboran di darat (onshore). Penggunaan lumpur
tersebut memerlukan perhatian dalam pemonitoran berbahan dasar air dengan air asin biasanya dilakukan
dan pengontrolan untuk menjaga fungsi-fungsi pada pengeboran lepas pantai (offshore) dan sedikit
tertentu dalam operasi pemboran. Komposisi dari dari pengeboran di darat. Pada saat pengeboran,
lumpur pemboran akan menentukan sifat-sifat fisik apabila menemui lapisan yang keras (lapisan dengan
dan performance dari lumpur itu sendiri. Sifat-sifat daya penyerapan yang rendah), lumpur bor yang
fisik dari lumpur pemboran adalah berat jenis, encer dang kurang padat dapat dipakai. Sedangkan
viskositas, plastic viskosity, yield point, gel strength, pengeboran pada lapisan bertekanan tinggi (lapisan
fluid loss, dan tebal ampas. dengan daya penyerapan yang tinggi) lumpur bor
Sifat Kimia Lumpur Pemboran yang berat dipakai utuk mengatur tekanan-tekanan
lapisan karena dapat menyebabkan terjadinya kick,
Sifat kimia lumpur pemboran merupakan tingkat Lumpur berbahan dasar air adalah jenis lumpur yang
reaktifitas lumpur terhadap kondisi formasi yang sering digunakan, hal ini dikarenakan lumpur ini
ditembus, terutama berkaitan dengan kandungan murah perawatanya, mudah pemakaiannya dan dapat
kimiawi partikel-partikelnya. Seperti sifat fisik membentuk lapisa filtrat untuk melindungi lubang.
lumpur, sifat kimia juga sangat menentukan Kelemahan lumpur berbahan dasar air ini adalah
fungsi lumpur, karena performance lumpur dapat dapat mengotori lapisan formasi sehingga dalam
berubah dengan adanya pengaruh dari efek kimia proses logging hasil yang didapatkan tidak maksimal
partikelnya. Perubahan sifat kimia yang tidak dan juga kurang cocok untuk formasi aktif yaitu
sesuai maksud tujuan pemboran akan menyulitkan formasi dimana mudah sekali untuk mengembang
pengontrolan lumpur sehingga treatment terhadap apabila becampur dengan air.
sifat kimia harus selalu diperhatikan selama
sirkulasi dilakukan. Semua sifat kimia diharapkan
mempu memberikan keuntungan yang menunjang Lumpur Bor Berbahan Dasar Minyak (Oil Based
fungsi lumpur pemboran. Sifat kimia dari lumpur Mud)
pemboran adalah padatan, Alkalinity, Pf dan Mf,
kesadahan total, ph, dan salinitas. Lumpur ini mengandung minyak sebagai fasa
kontinunya. Komposisinya diatur agar kadar airnya
rendah (3-5% volume). Relatif lumpur ini tidak
Jenis Lumpur Pemboran sensitif terhadap kontaminan. Tetapi airnya adalah
kontaminan karena memberi efek negatif bagi
118 Jurnal Petro  Desember, Th, 2017
Jurnal Petro 2017 P-ISSN : 1907-0438
VOLUME VI No. 4, DESEMBER 2017
http://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/petro E-ISSN : 2614-7297

kestabilan lumpur ini. Untuk mengontrol untuk mengembalikan keseimbangan yang telah ada
viskositas, menaikan gel strength, mengurangi sebelumnya dengan cara mendorong lapisan batuan
efek kontaminan air dan mengandung filtrate loss kearah lubang bor. Masalah yang sering terjadi adalah
perlu ditambahkan zat-zat kimia. Fungsi oil base kick, gumbo, pipe sticking, dan gugur formasi.
mud didasarkan pada kenyataan bahwa filtratnya
adalah minyak karena itu tidak akan PERHITUNGAN
menghidratkan shale atau clay yang sensitif baik
terhadap formasi biasa maupun formasi produktif Perencanaan desain lumpur sumur X ini dilakukan
(juga untuk completion mud). Fungsi terbesar dengan korelasi dan evaluasi offset wells. Sumur
adalah pada completion dan work over sumur. disekitarnya ini dimanfatkan untuk mengetahui
Kegunaan lain adalah untuk melepaskan drill pipe keadaaan formasi yang akan ditembus. Dengan
yang terjepit, mempermudah pemasangan casing mengethaui keadaan formasi apa saja yang akan
dan liner. Oil base mud ini harus ditempatkan ditembus pada saat pemboran, maka dapat dikatahui
pada masalah – masalah yang akan terjadi pada pemboran
suatu tanki besi untuk menghindarkan tersebut.
kontaminasi air. Rig harus dipersiapkan agar tidak Litologi Batuan
kotor dan mengurangi bahaya api.
Lumpur Bor Berbahan Dasar Udara Litologi batuan yang akan ditembus pada pemboran
sumur X ini adalah formasi Muara Enim, formasi air
Digunakan untuk daerah-daerah dengan formasi benakat, formasi gumai, formasi baturaja, dan
keras dan kering dengan gas atau udara dipompakan formasi Talang Akar.
pada annulus, namun cara ini tidak dapat digunakan
pada pemboran wild cat atau eksplorasi. Keuntungan Berdasarkan program ini didapat juga data besar
cara ini adalah penetration rate yang besar, tetapi volume lumpur tiap trayek sebagai berikut:
adanya formasi air dapat menyebabkan bit balling
(bit dilapisi cutting / padatan-padatan) dan pipe
sticking yang merugikan, juga pada tekanan formasi Trayek
Trayek Trayek
Trayek
yang besar tidak dibenarkan menggunakan cara ini, Description 17 12
26" 8 1/2"
namun sebaliknya untuk formasi yang bertekanan 1/2" 1/4"
rendah.Telah dibuktikan dengan data-data dari Interval start, ft 0 150 1,000 4,100

lapangan dan laboratorium, bahwa udara dan gas Interval end, ft 150 1,000 4,100 4,900

merupakan drilling fluid yang lebih baik Length, ft 150 850 3100 800
dibandingkan cairan seperti lumpur, dalam hal Salvage, bbl - 400 - 1200
penetration rate, maupun dalam menanggulangi lost Surface, bbl 600 600 800 800
circulation dan untuk well completion. Penggunaan Casing, bbl - 60 175 260
gas alami membutuhkan pengawasan yang ketat pada Open hole +
bahaya api. Lumpur jenis ini juga baik untuk 145 370 600 75
washout, bbl
komplesi pada zone – zone dengan tekanan rendah. Maintenance, bbl 145 400 600 200
Masalah Pemboran yang Berkaitan Dengan Lost to formation,
50 200 400 200
Lumpur bbl
Cuttings, bbl 50 100 200 200
Masalah yang ada dalam pemboran terjadi Lost SCE, bbl 50 200 200 300
dikarenakan kestabilan formasi terganggu saat
Dump, bbl 150 300 450 300
dilakukannya pemboran. Dalam hal ini lumpur bor
Est. Volume
berfungsi untuk menjaga agar formasi yang dibor treated, BBL
1190 1830 3425 1135
mendekati keadaan stabil, sehingga masalah yang Mud consumption,
terjadi dapat diminimalisir. Kestabilan formasi yang 7.93 2.15 1.10 1.42
BBL/ft
terganggu berasal dari gangguan terhadap tegangan
tanah (earth stress) di sekitar lubang bor yang Lubang 26”
disebabkan oleh pembuatan lubang itu sendiri. Pada lubang 26” menggunakan jenis lumpur gel/ water.
Tegangan tanah bersama tekanan formasi berusaha Lumpur ini digunakan karena kedalaman

119 Jurnal Petro  Desember, Th, 2017


Jurnal Petro 2017 P-ISSN : 1907-0438
VOLUME VI No. 4, DESEMBER 2017
http://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/petro E-ISSN : 2614-7297

lubang yang dangkal (150ft) dan bukan dalam


kategori reservoir, sehingga tidak perlu memerlukan Material yang dibutuhkan pada lubang 17 1/2” adalah
polimer. Pada lubang 26” terdapat masalah yang sebagai berikut:
berpotensi beserta antisipasinya adalah sebagai
berikut:
 Sticky clay : Menambahkan air untuk
menurunkan viskositas
 Bit balling : Menggunakan mud detergent
untuk mengurangi daya lengket dari clay.
 Sloughing : Menaikan MW dengan
penambahan material pemberat seperti barite

Berdasarkan data volume lumpur , maka kebutuhan


material pemberat pada lubang 26” sebagai berikut:

Maka biaya yang dibutuhkan pada setiap barrel dan


perfeetnya pada trayek 17 ½ “ adalah sebagai berikut.
 Biaya per feet = Total Cost : Kedalaman
= 21,024 USD : 850 ft
= 25 USD

 Biaya per barrel = Total Cost : Vol. Total


Berdasarkan tabel kebutuhan material, maka biaya = 21,024 USD : 1830 bbl
yang dibutuhkan pada setiap barrel dan perfeetnya = 11.5 USD
pada trayek 16” adalah sebagai berikut : Lubang 12-1/4”
 Biaya per feet = Total Cost : Kedalaman
Pada lubang ini sudah memasuki daerah reservoir dan
= 7,920 USD: 150 ft
memiliki tekanan tinggi serta memiliki
= 52.8 USD
patahan.Lubang ini adalah lubang terpanjang yaitu
 Biaya per barrel = Total Cost : Vol. Total
dari kedalaman 1000ft sampai 4100 ft. Lumpur yang
= 7,920 USD : 1190 bbl
digunakan pada lubang ini adalah lumpur jenis
= 6.6 USD
polimer. Lumpur menggunakan aditif-aditif dalam
pembentukan lumpur. Masalah yang berpotensi
Lubang 17-1/2” terjadi pada lubang ini berserta antisipasinya adalah
sebagai berikut:
Pada lubang ini lumpur yang dipakai merupakan  Swelling : penambahan KCL secara
lumpur lanjutan dari lubang 26” yaitu lumpur jenis perlahan, misal sebanyak 3% kemudian
gel/water. Lumpur hanya ditambahkan material apabila masih terjadi swelling tambahkan
pemberat. Permasalahan yang berpotensi terjadi pada menjadi 6%.
lubang ini juga sama pada lubang 26” sehingga  Sloughing : Menaikan mud weight secara
dibuat antisipasi yang sama. Kedalaman lubang ini perlahan hingga mencapai berat yang
sampai pada kedalaman 100ft. dibutuhkan untuk menahan tekanan formasi
 Loss of circulation : LCM pill (Mic
Cellulosic Fiber C dan Mic Cellulosic Fiber
F)
 Gas problem : penggunaan zinc carbonate
bila gas H2S, kandungan gas dalam lumpur
diatasi dengan menaikan mud weight,
kandungan gas dalam bentuk busa dalam
120 Jurnal Petro  Desember, Th, 2017
Jurnal Petro 2017 P-ISSN : 1907-0438
VOLUME VI No. 4, DESEMBER 2017
http://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/petro E-ISSN : 2614-7297

lumpur dihilangkan dengan


menggunakan degasser.
Berikut adalah kebutuhan material lumpur lubang 8
½” :
Berikut ini merupakan kebutuhan material lumpur
pada lubang 12 ¼” :

Maka biaya yang dibutuhkan untuk material lumpur


lubang 8 ½” sebagai berikut:
 Biaya per feet = Total Cost : Kedalaman
= 32,302: 800 ft
= 40.4 USD
 Biaya per barrel = Total Cost : Vol.Total
= 32,302 USD : 800 bbl
Maka biaya yang dibutuhkan pada setiap barrel dan = 25 USD
perfeetnya pada trayek 12 ¼” adalah sebagai berikut.
 Biaya per feet = Total Cost : Kedalaman
= 140,000 USD : 3100 ft Kebutuhan Total Material
= 45 USD
Berdasarkan kebutuhan material untuk tiap-tiap
 Biaya per barrel = Total Cost : Vol. Total trayek, maka total keseluruhan dari material lumpur
= 140,000 USD : 3425 bbl sumur X sebagai berikut:
= 41 USD
Lubang 8-1/2”
Pada lubang 8 ½” menggunakan lumpur dari
pemboran sebelumnya (12 ¼”) yaitu lumpur polimer.
Kedalaman lubang dari 4100 ft sampai 4900 ft. Pada
lubang ini terdapat tekanan tinggi dan juga adanya
patahan.Lumpur yang dipakai termasuk kategori
lumpur berat karena sudah melebihi MW 11.6 ppg.

121 Jurnal Petro  Desember, Th, 2017


Jurnal Petro 2017 P-ISSN : 1907-0438
VOLUME VI No. 4, DESEMBER 2017
http://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/petro E-ISSN : 2614-7297

Pemboran sumur dimulai dengan trayek


26 inch dengan casing 20 inch. Interval kedalaman
dari
0 sampai 150 ft. Lumpur yang digunakan adalah
berjenis gel/water dengan mud weight 8.6 sampai
8.9 ppg. Digunakan lumpur gel/water karena
pada kedalaman ini formasi cenderung rapuh.
Lumpur dengan jenis ini mampu membuat
faktor skin dan menahan dinding agar tidak
runtuh. Lumpur ini juga dipilih dengan alasan
karena pada kedalaman ini bukan zona
reservoir serta kedalaman yang masih
dangkal. Pada trayek ini mengeluarkan biaya
yang paling murah yaitu dengan biaya total
sebesar
7919.96 USD dengan biaya perfeet sebesar 52.8
USD dan biaya perbarrel sebesar 6.6 USD.
Setelah casing 20 inch terpasang
maka dilanjutkan dengan trayek 17 ½ inch
sepanjang 850 ft dari kedalaman 150 ft sampai
1000 ft. Casing yang dipakai pada kedalaman
ini sebesar 13 3/8 inch.
Lumpur yang dipakai berasal dari lumpur bekas
pemboran sebelumnya yaitu jenis gel/water
namun
dengan menambahkan mud weight menjadi
8.9sampai 9.7 ppg. Biaya total pada trayek
ini sebesar 21,024 USD dengan biaya
HASIL DAN PEMBAHASAN perfeet sebesar 25 USD dan biaya perbarrel
sebesar 11.5 USD.
Perencanaan program lumpur pemboran
pada sumur X dilakukan dengan menganalisa sumur Trayek berikutnya adalah sebesar 12
offset yang sudah di bor dan berada di dekat sumur ¼ inch sepanjang 3100 ft dari kedalaman
ini. Data sumur offset dipakai menjadi acuan dalam 1000 ft sampai 4100 ft dan dilanjutkan
pengambilan keputusan untuk pemakaian kandungan dengan pemasangan casing 9 3/8 inch.
atau material lumpur yang akan digunakan tiap-tiap Lumpur yang dipakai pada kedalaman ini
section. Sedikitnya data dari sumur offset sangat
adalah lumpur jenis polimer. Bentonite
berpengaruh dalam pengambilan keputusan. Analisa
sumur offset yang didapat adalah masalah-masalah sudah tidak dipakai lagi pada kedalaman ini
yang dapat terjadi ketika proses pemboran, karena sudah memasuki zona reservoir.
mengetahui zona atau formasi yang akan dibor juga Pemilihan xanthan gum lebih baik pada
mendapatkan sifat fisik lumpur yang akan dipakai zona reservoir karena polimer xanthan gum
untuk pemboran sumur X. Selain itu juga diketahui tidak bereaksi dengan clay sehingga tidak
adanya tekanan tinggi dari nilai pore pressure yang
merusak reservoir dan mengurangi
akan ditembus yaitu ketika mencapai zona reservoir.
Perencanaan pemboran dilakukan menjadi formation damage. Pada kedalaman ini
empat trayek dan mud properties dari keempat trayek berat jenis lumpur dinaikkan menjadi 9.7
tersebut tidak ada yang berubah dari pemboran sampai 12.6 ppg dengan penambahan
sebelumnya. Mud properties pada pemboran barite dan CaCO3. Biaya yang dikeluarkan
sebelumnya sudah dianggap yang terbaik sehingga pada trayek ini sebesar 140,000 USD
tidak perlu diganti keseluruhan. Hanya yang
dengan biaya perfeet 44.5 USD dan biaya
membedakan adalah ketika sudah mencapai zona
reservoir berat jenis lumpur berubah. perbarrel 41USD. Trayek ini merupakan
trayek dengan biaya termahal karena
122 Jurnal Petro  Desember, Th, 2017
Jurnal Petro 2017 P-ISSN : 1907-0438
VOLUME VI No. 4, DESEMBER 2017
http://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/petro E-ISSN : 2614-7297

banyaknya kandungan yang dipakai pada bentonite karena xanthan gum tidak
lumpur serta kedalaman trayek yang sangat bereaksi dengan reservoir sehingga tidak
merusak reservoir.
panjang.
3. Pada zona reservoir sumur X terdapat
Jenis lumpur ini juga dilanjutkan pada tekanan tinggi sehingga menggunakan MW
trayek 8 ½ inch. Karena pada kedalaman ini dinaikkan menjadi 12.6 sampai 13.8 ppg
juga merupakan zona reservoir. Kedalaman 4. Biaya material lumpur termurah terdapat
yang dibor sepanjang 800 ft dari kedalaman 4100 pada trayek 26 inch yaitu sebesar 7919.96
USD dengan biaya perfeet sebesar 52.8
ft sampai 4900 ft. Pada kedalaman ini sudah tidak
USD dan biaya perbarrel sebesar 6.6 USD.
lagi menggunakan casing. Tekanan tinggi terjadi
5. Biaya material termahal terdapat pada
pada kedalaman ini dengan data pore pressure
trayek
sebesar 3516.24 psi, sehingga berat jenis lumpur
12 ¼ inch yaitu sebesar 140,000 USD
ditambah menjadi 12.6 sampai 13.8 ppg dengan
dengan biaya perfeet 44.5 USD dan biaya
penambahan material barite dan CaCO3. Biaya
perbarrel 41 USD
yang dikeluarkan pada trayek ini sebesar 32,302
6. Material pemberat untuk zona bertekanan
USD dengan biaya perfeet sebesar USD dan
tinggi menggunakan campuran barite dan
biaya perbarrel sebesar 25 USD. CaCO3 untuk menghasilkan kualitas
Berdasarkan zona yang terlihat dari lumpur low solid non dispersed.
sumur X maka dapat terlihat pada zona non
reservoir memakai lumpur gel/water dan zona
reservoir menggunakan lumpur polimer. Biaya
DAFTAR PUSTAKA
kebutuhan material total lumpur adalah sebesar
199,241.964 USD. Tekanan tinggi terletak
1. Badu, K, “Lumpur Pemboran” Jilid I, Cepu,
pada zona reservoir sehingga
1998
2. Devi, Theresa Kusuma, “ Perencanaan
kandungan lumpur diberi tambahan barite dan CaCO3 Program Lumpur Pemboran Pada Sumur
untuk menaikkan berat jenis lumpur. Windy AC-11Lapangan Windy CNOOC SES
Penggunaan campuran barite dan CaCO3 Ltd.”, Tugas Akhir – Teknik Perminyakan,
adalah untuk menghasilkan lumpur dengan Jakarta, 2014.
kandungan low solid non dispersed. Apabila 3. Drilling Mud Handbook, NL Baroid,1979.
pemberat hanya menggunakan barite maka 4. Drilling Mud-Formulation, Selection &
kandungan solid dalam lumpur akan sangat besar dan Maintance. PT Anugrah Gatur Abadi.
dapat merubah sifat rheologi lumpur ditambah barite Depok.
juga mudah terdispersi. Maka digunakan CaCO3 6. Fauzi, Akhmad, “Perencanaan Program
karena kandungannya mampu soluble dengan HCl Lumpur Pemboran Pada Sumur “PMB-P3”
sehingga sehingga mengurangi kadar solid. CaCO3 Lapangan Sumbagsel Pertamina EP”,
dipakai untuk menaikan MW sampai sebesar 11.6 Tugas Akhir- Teknik Perminyakan, Jakarta,
ppg setelah itu baru ditambahkan barite untuk 2012.
mencapai MW yang diinginkan. 7. Iswarjit, “Perencanaan Lumpur Pemboran
Berbahan Dasar Minyak Berdasarkan
KESIMPULAN Analisa Laboratorium Pada Sumur “X”
Lapangan “Y”,Tugas Akhir – Teknik
Dari data – data dan pembahasan dari perencanaan Perminyakan , Jakarta , 2012.
ini lumpur pemboran dapat diambil kesimpulan, 8. Mukti, Nazimudin dan Rini Setiati,
sebagai berikut : “Panduan Metode Penulisan Ilmiah”,
1. Pada zona non reservoir menggunakan Universitas Trisakti, Jakarta, 2009.
bentonite sebagai bahan dasar lumpur dan 9. Rubiandini R S., Rudi. “Diktat Kuliah
pada zona reservoir menggunakan lumpur Teknik Dan Alat Pemboran”. Penerbit ITB.
polimer dengan bahan dasar xanthan gum 10. Rubiandini R S., Rudi, “Teknik Operasi
2. Penggunaan xanthan gum untuk zona Pemboran Edisi 1”. Penerbit ITB, 2012.
reservoir lebih baik daripada menggunakan 11. Rubiandini R S., Rudi, “Teknik Pemboran

123 Jurnal Petro  Desember, Th, 2017


Jurnal Petro 2017 P-ISSN : 1907-0438
VOLUME VI No. 4, DESEMBER 2017
http://trijurnal.lemlit.trisakti.ac.id/index.php/petro E-ISSN : 2614-7297

dan Praktikum” Penerbit ITB.


12. Rubiandini R S., Rudi. “Perancangan
Pemboran”, Penerbit ITB.
13. Sadiya, Robani. “Diktat Kuliah Teknik
Lumpur Pemboran”. Jakarta, Trisakti.
14. Christian, Stefanus. 2012. Lumpur
Pemboran.
http://stefanuschristian121190.blogspot.co
m/2012/11/lumpur-pemboran_1805.html
(diakses tanggal 10 Oktober 2014)
15. Pangea, Rhoe. 2009. Geologi Regional
Cekungan Sumatera Selatan. http://viq-
pangea.blogspot.com/2009/06/geologi-
regional-cekungan-sumatera.html (diakses
tanggal 29 November 2014)
16. http://belajar-
geologi.blogspot.com/2011/11/stratigrafi-
cekungan-sumatera-selatan.html (diakses
tanggal 29 November 2014)
17. http://www.samudraenergy.com/history.htm l
(diakses tanggal 10 November 2014)
18. http://www.samudraenergy.com/asset-
portfolio.html (diakses tanggal 10
November 2014)
19. http://www.scribd.com/doc/156326916/mas
alah-dalam-pemboran (diakses tanggal 10
Oktober 2014)

124 Jurnal Petro  Desember, Th, 2017

You might also like