Perencanaan Lumpur Pemboran Berbahan Das Ec8af90b
Perencanaan Lumpur Pemboran Berbahan Das Ec8af90b
ABSTRACT
Y Field is a field that located on Sumatera Island. That located at Jambi Province precisely. This
X well which will be drilled is a development wells at Y field. All of the draw well in this Y Field is an
onshore wells. This X well shall be drilled using water-based mud. This water-based mud is used because it
is cheaper and more economical than using oil-based. But, this mud needs tobe added an additive because
the water-based mud has a deficiency in controlling the formations of clay. Planning of mud system for X
well is using method of the offset wells, that is using around of wells data to be used as a comparison. This
first X well drilled for hole section 26” by size of casing 20” with depth up to 150 ft and mud which used
is type of gel/water. And then it is continued with hole section 17 ½” by size of casing 13 3/8” with
continuing the former mud of drilling in hole section 26”. The depth starts from 150 ft until 1000 ft. The
next hole section is 12 ¼” by size of casing 9 3/8” which a depth that starts from 1000ft until 4100 ft and
using new of mud with polymer mud. Last hole section 8 ½” without casing and using polymer mud to
continuing the previous drilling from the depth of 4100 ft until 4900 ft. Problem that faces by this draw
well is the presence of faults and high pressure at depths below 1000 ft, so it needs to be prepared LCM
(Loss Control Material) and Jumbo Bag to overcome the occurrence of kick.
Keyword: mud, offset wells, and kick
PENDAHULUAN
Lapangan Y merupakan lapangan minyak yang c. Menahan Serbuk Bor Selama Sirkulasi
dimiliki oleh PT. SAMUDRA ENERGY yang Dihentikan
terletak di propinsi Jambi. Sumur “X” diusulkan d. Menjaga dan Mengimbangi Tekanan
sebagai sumur pengembangan. Sumur “X” dirancang
Formasi
untuk menguras cadangan minyak dari Formasi
Talang Akar (TAF). e. Melindungi Dinding Lubang Bor
f. Mendinginkan Dan Melumasi Pahat dan
RUMUSAN MASALAH Rangkaian Bor
g. Menahan sebagai Berat Rangkaian
Permasalahan dalam penelitian ini adalah adanya Pemboran dan Casing
formasi dimana terdapat tekanan tinggi dan adanya h. Mengantarkan Daya Hidrolika ke Pahat
patahana yang dapat berpotensi kick dan loss. i. Mencegah dan Menghambat Laju Korosi
Permasalahan ini dapat dilihat dari sumur sekitarnya
j. Media Data Logging
atau disebut dengan offset wells. Selain untuk
mengetahui masalah yang akan terjadi, offset wells Diharapkan semua fungsi lumpur diatas dapat
juga berfungsi sebagai acuan propertis lumpur yang berjalan sesuai dengan kondisi formasi yang akan
akan digunakan, berat lumpur, dan jenis lumpur dibor, karena program pemboran dikatakan berhasil
dalam merancang sumur X. Untuk mengatasi jika fungsi lumpur bisa memberikan hasil optimum
permasalahan tekanan tinggi maka digunakan material dan dapat mengatasi segala kendala selama proses
pemberat seperti barite dan CaCO3. pemboran dengan biaya yang seekonomis mungkin.
TEORI DASAR
Sirkulasi Lumpur ( Circulating System)
Fungsi Lumpur Pemboran
Lumpur yang dipakai dalam sistem
pemboran disirkulasi dari atas permukaan sampai ke
Penggunaan lumpur pemboran adalah dalam permukaan. Dengan adanya sirkulasi lumpur
sebagai fluida yang berperan untuk mencapai maka lumpur bercampur dengan cutting dibersihkan
keberhasilan suatu program pemboran. Sifat-sifat sehingga lumpur dapat digunakan kembali untuk
lumpur pemboran harus dapat memberikan keamanan bersirkulasi.
pada laju pemboran. Penggunaan lumpur yang sering Urutan lumpur yang disirkulasi dari atas
dijumpai di lapangan yang akan menjadi obyek untuk permukaan sampai ke dalam permukaan adalah
proyek pemboran dengan pertimbangan tersedianya sebagai berikut : Mud tank – Suction Line – Mud
biaya yang akan dianggarkan untuk penggunaan dan pump – Discharge Line – Stand Pipe Manifold –
perawatan lumpur. Dimana pengeluaran harus sesuai Stand Pipe – Rotary Hose – Swivel – Kelly – Drill
dengan perencanaan dan effisiensi jika dilakukan Pipe – Drill Collar – Drill Bit - Nozzle – Annulus –
penggunaan lumpur dengan fungsi yang dibutuhkan. Seller – Flow Line – Sheal Shaker - Sand Tank –
Dengan demikian diperoleh penggunaan lumpur yang Solid Control Equipment – Mud Tank.
efisien dan ekonomis agar fungsi lumpur dapat
berjalan secara optimal. Fungsi dari lumpur pemboran
tersebut adalah :
a. Membersihkan Dasar Lubang
b. Mengangkat Serbuk Bor (Cutting) ke
Permukaan
Berikut adalah gambaran dari sirkulasi Pada pemboran, setiap lapangan mempunyai formasi
lumpur : yang mempuyai sifat yang berbeda-beda. Utuk itu,
lumpur pemboran juga mempunyai jenis yag
berbeda-beda juga yag disesuaikan dengan jenis
lapisan formasi pada saat pemboran berlangsung,
sehingga lumpur yang digunakan merupakan lumpur
yang terbaik dan paling ekonomis. Adapun jenis-
jenis lumpur pemboran antara lain:
kestabilan lumpur ini. Untuk mengontrol untuk mengembalikan keseimbangan yang telah ada
viskositas, menaikan gel strength, mengurangi sebelumnya dengan cara mendorong lapisan batuan
efek kontaminan air dan mengandung filtrate loss kearah lubang bor. Masalah yang sering terjadi adalah
perlu ditambahkan zat-zat kimia. Fungsi oil base kick, gumbo, pipe sticking, dan gugur formasi.
mud didasarkan pada kenyataan bahwa filtratnya
adalah minyak karena itu tidak akan PERHITUNGAN
menghidratkan shale atau clay yang sensitif baik
terhadap formasi biasa maupun formasi produktif Perencanaan desain lumpur sumur X ini dilakukan
(juga untuk completion mud). Fungsi terbesar dengan korelasi dan evaluasi offset wells. Sumur
adalah pada completion dan work over sumur. disekitarnya ini dimanfatkan untuk mengetahui
Kegunaan lain adalah untuk melepaskan drill pipe keadaaan formasi yang akan ditembus. Dengan
yang terjepit, mempermudah pemasangan casing mengethaui keadaan formasi apa saja yang akan
dan liner. Oil base mud ini harus ditempatkan ditembus pada saat pemboran, maka dapat dikatahui
pada masalah – masalah yang akan terjadi pada pemboran
suatu tanki besi untuk menghindarkan tersebut.
kontaminasi air. Rig harus dipersiapkan agar tidak Litologi Batuan
kotor dan mengurangi bahaya api.
Lumpur Bor Berbahan Dasar Udara Litologi batuan yang akan ditembus pada pemboran
sumur X ini adalah formasi Muara Enim, formasi air
Digunakan untuk daerah-daerah dengan formasi benakat, formasi gumai, formasi baturaja, dan
keras dan kering dengan gas atau udara dipompakan formasi Talang Akar.
pada annulus, namun cara ini tidak dapat digunakan
pada pemboran wild cat atau eksplorasi. Keuntungan Berdasarkan program ini didapat juga data besar
cara ini adalah penetration rate yang besar, tetapi volume lumpur tiap trayek sebagai berikut:
adanya formasi air dapat menyebabkan bit balling
(bit dilapisi cutting / padatan-padatan) dan pipe
sticking yang merugikan, juga pada tekanan formasi Trayek
Trayek Trayek
Trayek
yang besar tidak dibenarkan menggunakan cara ini, Description 17 12
26" 8 1/2"
namun sebaliknya untuk formasi yang bertekanan 1/2" 1/4"
rendah.Telah dibuktikan dengan data-data dari Interval start, ft 0 150 1,000 4,100
lapangan dan laboratorium, bahwa udara dan gas Interval end, ft 150 1,000 4,100 4,900
merupakan drilling fluid yang lebih baik Length, ft 150 850 3100 800
dibandingkan cairan seperti lumpur, dalam hal Salvage, bbl - 400 - 1200
penetration rate, maupun dalam menanggulangi lost Surface, bbl 600 600 800 800
circulation dan untuk well completion. Penggunaan Casing, bbl - 60 175 260
gas alami membutuhkan pengawasan yang ketat pada Open hole +
bahaya api. Lumpur jenis ini juga baik untuk 145 370 600 75
washout, bbl
komplesi pada zone – zone dengan tekanan rendah. Maintenance, bbl 145 400 600 200
Masalah Pemboran yang Berkaitan Dengan Lost to formation,
50 200 400 200
Lumpur bbl
Cuttings, bbl 50 100 200 200
Masalah yang ada dalam pemboran terjadi Lost SCE, bbl 50 200 200 300
dikarenakan kestabilan formasi terganggu saat
Dump, bbl 150 300 450 300
dilakukannya pemboran. Dalam hal ini lumpur bor
Est. Volume
berfungsi untuk menjaga agar formasi yang dibor treated, BBL
1190 1830 3425 1135
mendekati keadaan stabil, sehingga masalah yang Mud consumption,
terjadi dapat diminimalisir. Kestabilan formasi yang 7.93 2.15 1.10 1.42
BBL/ft
terganggu berasal dari gangguan terhadap tegangan
tanah (earth stress) di sekitar lubang bor yang Lubang 26”
disebabkan oleh pembuatan lubang itu sendiri. Pada lubang 26” menggunakan jenis lumpur gel/ water.
Tegangan tanah bersama tekanan formasi berusaha Lumpur ini digunakan karena kedalaman
banyaknya kandungan yang dipakai pada bentonite karena xanthan gum tidak
lumpur serta kedalaman trayek yang sangat bereaksi dengan reservoir sehingga tidak
merusak reservoir.
panjang.
3. Pada zona reservoir sumur X terdapat
Jenis lumpur ini juga dilanjutkan pada tekanan tinggi sehingga menggunakan MW
trayek 8 ½ inch. Karena pada kedalaman ini dinaikkan menjadi 12.6 sampai 13.8 ppg
juga merupakan zona reservoir. Kedalaman 4. Biaya material lumpur termurah terdapat
yang dibor sepanjang 800 ft dari kedalaman 4100 pada trayek 26 inch yaitu sebesar 7919.96
USD dengan biaya perfeet sebesar 52.8
ft sampai 4900 ft. Pada kedalaman ini sudah tidak
USD dan biaya perbarrel sebesar 6.6 USD.
lagi menggunakan casing. Tekanan tinggi terjadi
5. Biaya material termahal terdapat pada
pada kedalaman ini dengan data pore pressure
trayek
sebesar 3516.24 psi, sehingga berat jenis lumpur
12 ¼ inch yaitu sebesar 140,000 USD
ditambah menjadi 12.6 sampai 13.8 ppg dengan
dengan biaya perfeet 44.5 USD dan biaya
penambahan material barite dan CaCO3. Biaya
perbarrel 41 USD
yang dikeluarkan pada trayek ini sebesar 32,302
6. Material pemberat untuk zona bertekanan
USD dengan biaya perfeet sebesar USD dan
tinggi menggunakan campuran barite dan
biaya perbarrel sebesar 25 USD. CaCO3 untuk menghasilkan kualitas
Berdasarkan zona yang terlihat dari lumpur low solid non dispersed.
sumur X maka dapat terlihat pada zona non
reservoir memakai lumpur gel/water dan zona
reservoir menggunakan lumpur polimer. Biaya
DAFTAR PUSTAKA
kebutuhan material total lumpur adalah sebesar
199,241.964 USD. Tekanan tinggi terletak
1. Badu, K, “Lumpur Pemboran” Jilid I, Cepu,
pada zona reservoir sehingga
1998
2. Devi, Theresa Kusuma, “ Perencanaan
kandungan lumpur diberi tambahan barite dan CaCO3 Program Lumpur Pemboran Pada Sumur
untuk menaikkan berat jenis lumpur. Windy AC-11Lapangan Windy CNOOC SES
Penggunaan campuran barite dan CaCO3 Ltd.”, Tugas Akhir – Teknik Perminyakan,
adalah untuk menghasilkan lumpur dengan Jakarta, 2014.
kandungan low solid non dispersed. Apabila 3. Drilling Mud Handbook, NL Baroid,1979.
pemberat hanya menggunakan barite maka 4. Drilling Mud-Formulation, Selection &
kandungan solid dalam lumpur akan sangat besar dan Maintance. PT Anugrah Gatur Abadi.
dapat merubah sifat rheologi lumpur ditambah barite Depok.
juga mudah terdispersi. Maka digunakan CaCO3 6. Fauzi, Akhmad, “Perencanaan Program
karena kandungannya mampu soluble dengan HCl Lumpur Pemboran Pada Sumur “PMB-P3”
sehingga sehingga mengurangi kadar solid. CaCO3 Lapangan Sumbagsel Pertamina EP”,
dipakai untuk menaikan MW sampai sebesar 11.6 Tugas Akhir- Teknik Perminyakan, Jakarta,
ppg setelah itu baru ditambahkan barite untuk 2012.
mencapai MW yang diinginkan. 7. Iswarjit, “Perencanaan Lumpur Pemboran
Berbahan Dasar Minyak Berdasarkan
KESIMPULAN Analisa Laboratorium Pada Sumur “X”
Lapangan “Y”,Tugas Akhir – Teknik
Dari data – data dan pembahasan dari perencanaan Perminyakan , Jakarta , 2012.
ini lumpur pemboran dapat diambil kesimpulan, 8. Mukti, Nazimudin dan Rini Setiati,
sebagai berikut : “Panduan Metode Penulisan Ilmiah”,
1. Pada zona non reservoir menggunakan Universitas Trisakti, Jakarta, 2009.
bentonite sebagai bahan dasar lumpur dan 9. Rubiandini R S., Rudi. “Diktat Kuliah
pada zona reservoir menggunakan lumpur Teknik Dan Alat Pemboran”. Penerbit ITB.
polimer dengan bahan dasar xanthan gum 10. Rubiandini R S., Rudi, “Teknik Operasi
2. Penggunaan xanthan gum untuk zona Pemboran Edisi 1”. Penerbit ITB, 2012.
reservoir lebih baik daripada menggunakan 11. Rubiandini R S., Rudi, “Teknik Pemboran