ADHESI TANAH - METAL PADA BERBAGAI TINGKAT
PERUBAHANKEPADATANDANKADARAIRTANM
(Soil - Metal Adhesion Due To the Variation of Soil Compactness and The
Soil Moisture Content)
Gatot ~ramuhadi' dan Eduard Narnaken !Sembiringl
Abstract
Soil, as the nature body, is very important in supporting the live perpetuity of
the living creatures. In farm machinery and equipment application for soil tilling,
soil also affects the goal of the soil tillage activities.
When the soil tillage equipment and machinery are to be applied in the field.
there will Qe interaction among the traction device, the blade, and the soil. The
soil, which is used as a machine supporter, must have a certain consistency.
Consistency is the degree of cohesion and adhesion among soil partides and soil
mass resistance to the variation of shape by pressure and sfrengU, that affected
the soil deformation.
The objective of the research was to study the soil - metal adhesion due to the
variation of soil compactness and the soil moisture content.
Resutts of the research showed that soil - metal adhesion increased by the
increasing of soil moisture content from 39.3% to 82.2 %, but it decnraS8d by the
increasing of soil compactness from 0.47 g/cc to 0.05 g/cc. THe soil-metal
adhesion decreased and deceased again by the increasing of the soil moisture
content until it reached a very wet or saturated conditions of the soil.
Soil strength was much more affected by the soil - metal adhesion than by the
soil-metal friction. Friction phase, adhesion phase, and lubrication phase occurred
-
when the soil moisture content reached r 40.8 %, 40.8 82.2 %, and 2 82.2 %
respectively. The adhesion showed a high value when the soil moisture content
reached the adhesion phase.
Keywords : adhesion, friction, soil compactness, and soil moisture twnteni
PENDAHULUAN kekuatan tanah rnenjadi penentu
keberhasilan pembangunan konstruksi
Tanah, sebagai tubuh alam, sangat suatu bangunan karena tanah
berperan dalam menopang dipandang sebagai tempat berdiri
kelangsungan hidup makhluk hidup. Di tegaknya suatu bangunan.
bidang budidaya pertanian, tanah amat Dabm penerapan alat dan mesin
berperanan dalam ha1 penyediaan pertanian untuk mengotah tanah maka
unsur hara dan sebagai tempat tanah juga menjadi penentu bethasil
tumbuhnya tanaman, dimana tidaknya kegiatan pengolahan tanah.
dikehendaki tanah mempunyai struktur Untuk dapat rnenerapkan aiat dan
remah atau kondisi gembur agar mesin pengdah tanah maka harus
tanaman &pat tumbuh dengan baik. diketahui berirpa sebenarnya gaya-
Di bidang teknik sipil pertanian, gaya reaksi tanah pada saat alat dan
1
Staf Pengajar Jurusan Teknik Pertanian, f akultas Teknologi Pertanian, IPB Bogor
Vol. 15. No. 2.Ayustus 2001
rnesin Wsebut digunakan, sehingga tanah primer, seperti diameter butiran,
perlu diketahui berapa kekuatan specific gravity, distribusi partikel tanah,
tanahnya. kadar air dan distribusi partikel, dan
Pada saat suatu alat dan mesin sekunder (sifat dinamik tanah), seperti
pengolah tanah diaplikasikan di lahan gaya geser, kompresibilitas, kohesi dan
maka akan ada hubungan interaksi adhesi. Bekker (1957) membuat
antara tanah dengan permukaan sistematisasi hubungan kinej a mesin
kontak bagian penggerak mesin dan faktor-faktor mekanik tanah.
(traction device) dan bagian permukaan Tanah yang digunakan sebagai
kontak alat pengolah tanah yang landasan 1 tumpuan bagi mobilitas
memotong tanah. Suatu studi atau mesin hams mempunyai konsistensi.
kajian yang secara khusus membahas Konsistensi tanah adalah derajat kohesi
mengenai hubungan antara tanah dan adhesi di antara partikel-partikel
dengan mesin adalah teramekanik tanah dan ketahanan massa tanah
(terramechanics). terhadap perubahan bentuk oleh
Sudah banyak laporan mengenai tekanan dan berbagai kekuatan yang
suatu kinerja penarikan (tractive mempengaruhi bentuk tanah
performance) dan tahanan jalan (Darmawijaya, 1980).
(running resistance) dari kendaraan- Efek lengas tanah temadap
kendaraan yang biasa dioperasikan di besarnya kohesi dan adhesi dalam
luar jalan (off-road vehicles). Namun konsistensi tanah dapat dilihat pada
demikian, interaksi antara mesin-mesin Gambar 1.
tersebut dengan suatu permukaan
tanah atau kondisi tanah tertentu tidak
secara lengkap dijelaskan, meskipun
interaksi tersebut merupakan salah
satu faktor penting bagi kinej a mesin.
Hal ini berkaiin dengan kompleksitas,
ketidakseragaman dan keragaman
sifat-sifat tanah (Oida, 1992).
Kinerja penarikan dan jalan (tractive
and running performance) kendaraan
"off-mad, seperti traktor, sangat
dipengaruhi oieh kondisi landasan
(ground) dan spesifikasi mesinnya, Gambar 1. Diagram skematik efek
seperti bobot, jenis roda, tekanan ban, lengas (kadar air) tanah tetttadap dua
dan sebagainya (Oida, 1992). komponen pokok konsistensi tanah
Faktor-faktor tanah atau landasan (Kohnke, 1968)
(ground) yang mempengaruhi kinerja
mesin dapat diklasifikasikan ke dalam Gaya kohesi ialah gaya tarik
dua kategori. Pertama adalah sifat-sifat menarik sesama zarrah (partikel tanah)
fisik tanah, seperti diameter butiran akibat selaput lengas, sedang gaya
tanah, specfic gravity, distribusi partikel adhesi ialah gaya tarik menarik fasa
tanah, kadar air, nisbah hampa (void cair di permukaan fasa padat. Gaya
ratio) d m pemeab17itas. Kedua adalah kohesi bervariasi tergantung ukuran
kedudukan atau kondisi landasan, dan bentuk zarrah serta tebal tipis
seperti ketidakrataan, tinggi guludan, selaput lengas antar zarrah (Baver,
kemiringan, lebar dan dalam alur, air, 1956). Dapat pula dikatakan bahwa
kedalaman lumpur, gulma atau adhesi ialah daya lekat antar partikel
rerumputan dan vegetasi (Oida, 1992). heterogen dan zat-zat kimia
Nichols (1031) rnembagi sifat-&at penyusunnya dalam tanah.
tanah menjadi dua, yaitu sifat-sifat
58
NIKAN PERTANTAN
Diantara gaya-gaya yang bekerja (1) perinukaan licin, dan (2) pmukaan
pada permukaan kontak antara dua kasar (tidak licin). Dalam hal gesek;wr
blok padatan (Mid body) yang berbeda juga diienal dua rrwmm, yaitu : (a)
materialnya terdapat suatu gaya yang gesem kering (gesekan -1,.
sering diperlukan untuk menark dan dan @) gesekan basah (gesd<an
memisahkan kedua padatan tersebut. cairan).
Gaya tarik menarik antara dua material Ketika dua Mok tanah bergerak
yang berbeda dinamakan adhesi (Gill berlawanan satu dengan yang lainnya
dan Vanden Berg, 1967). Menurut rmka gaya-gaya beraksi pada kedua
standard ISTVS (International Society perfnukaan kontak Wok tersebut. Di
for Terrain-Vehide systems) sini beriaku Hukum Coulomb tentang
-
disebutkan bahwa adhesi (Ca) ialah gesekan, tetapi gaya-gaya gesek alami
tahanan geser antara tanah dan secara tepat bekrm 6iWahui (Gill dan
material lainnya ketika tekanan luar Vanden Berg. 1967). Rosedur umum
yang diaplikasikan bemilai nol. yang digunakan untuk memisahkan
Pengukuran adhesi didasarkan atas gaya-Qaya yang bekerja
pengukuran serempak ketiga thadap permukaan dan tangensiai
parameter, yaitu : (1) tegangan gesek, tefhadap permukaan sebagaimana
(2) pergerakan tangensial tanah pada ditunjukkan aleh persamaan (2) dan
sisi-sisi yang berhadapan, dan (3) Gambar 2.
beban normal di permukaan. Payne
dan Fwntaine (1954) p = FM = tan y.................... -. (2)
memvisualisasikan adhesi tanah
sebagai suatu parameter tambahan dimana :
dalam suatu persamaan gesekan p = koefisien gesek antara tanah
antara tanah dan metal, seperti terlihat CWPn tanah
pada persamaan (1). F =gayagesektangensial-ap
pemrukaafl
S' = C, + a tan 8............... (1) N = gaya normal yang tegak lwus
dimana : temadap-
S' = tegangan geser tanah v = -mFm/r
Ca= adhesi
a = tegangan normal
6 = sudut gesek antara tanah dan
metal
TUJUAN
Penelitian bertujuan untuk rnenelaah
"Adhesi Tanah - Metal pada Berbagai
Tingkat Perubahan Kepadatan dan
Kadar Air Tanah". Adapun tanah yang
dijadikan objek penelitian adalah tanah
Latosol di Darmaga, Bogor, sedangkan Garnbar 2. Gaya nomal dan gaya
metal berupa pelat besi baja (steel). gesek di antara dua Mdc tanah
( G I dan Vanden Berg, 1967)
PENDEKATAN TEORMS Untuk m m g g e d b n blok tanah
bagian atas maka suahr gaya haws
Pada perrnukaan dua buah benda diaptiii. Besamya gaya yang
yang bersentuhan maka terdapat dua diaplikasikan tersebut hams lebih besar
kemungkinan (Pakpahan, 1982). yaitu : dari gaya F sebelum memulai
Val. 15, No. 2, Acrustus 2001
pwgerakan, sehingga p rnerupakan Haines (1925) rnernperagakan
suatu parameter persamaan yang pentingnya adhesi pada gesekan luncur
bwhubungan dengan gayagaya .metal-tanah pada persamaan (4).
selama pergerakan suatu Mok tanah di F
atas Wok tanah lainnya. Koefisien ,U' = - = tan 6 ...................... (4)
gesek p sebagai suatu sifat dinarnik N
tanah.
dimana :
Koefisien gesek p jangan sarnpai
,d = koefisien gesek luncur
dikacaukan oleh sudut gesek dalam (4
dalam persamaan (3) untuk kohesi, ,gays yang menyebabkan
peluncuran
karena kedua persarnaan ini
N = gaya normal pada permukaan
rnenggambarkan fenomena yang
luncur
berbeda.
6 = sudut gesek antara tanah dan
metal
dirnana :
Haines (1925) mengukur gaya yang
r = tegangan geser tanah (kuat geser diperlukan untuk rnenarik suatu
tanah) peluncur di atas tanah-tanah yang
C = kohesi tanah (kekohesifan tanah) berbeda dengan suatu k i n kadar
a = tegangan normal lengas yang lebar. Haines juga
4 = sudut gesek antar taneh (sudut menghitung koefisien gesekan luncur
gesek dalam) nyata p', yang secara khas ditunjukkan
dalam Gambar 3.
Persamaan (3) menggambarkan
ketwtuhan suatu massa tanah akibat
geseran yang baru saja tejadi. Setelah
kP#unftrhan h@di maka pemkaan
yang patah 1 retak menghasilkan dua
massa tanah yang m a . Kedua
rnassa tanah tersebut dapat diwaikan
sebagai blok-blok tanah, dan
pergerakan Mok-blok tanah tersebut
relatif antara satu dengan yang lainnya
sepanjang permthan yang dinyatakan
sebagai gpsekm pehm@m, gepefti
tertulis peda persamaan (2). Kedua
model maBematika di atas adalah Gambar 3. PWgaruh kadar lengas
sangat -a, oleh karena tidak akan tanah terhadap koefisien gesek tanah
mungkin kedua nhi gesekaMya sarna. (Haines, 1925)
Sayangnya, anterra p. dan 4 biianya Iaiasanya
dgan prosedw percobaan Pada umumnya, kuwa-kwa
yang sama s e h i i a tidak dapat tersebut dapat dijelaskan berdasarkan
dipisahkan secara nyata, dan prinsip-prinsip adhesi. Pada tanah
kebingungan serSng w a d i ketika nilai- kering maka awal kuwa bagiin datar
nilai tersebut diaplikasilcan untuk disain. sesuai dengan koefisien gesekan
Gaya-gaya adhesif antara tanah dan luncur Yang sesungguhnya,
beberapa material lainnya ditentukan sebagaimana ditunjukkan dalam
oleh selaput-selaput tipis lengas. persarnaan (2). Apabila air
Tegangan lengas dan tegangan ditambahkan maka selaput-selaput tipis
permukaan cairan tanah mumxll untuk lengas berada di antara peluncur dan
rnenjelaskan karakteristik gaya-gaya tanah, sehingga adhesi bertarnbah.
adhesi (Gill dan V;Elltden Berg, t967). Haines (1925) tidak mengukur
pertambahan gaya adhesif dan tubuh tanah dan material lainnya
pertambahan beban normal, namun seperti baja dan karet, dan juga antara
menghitung koefisien gesekan luncur tubuh-tubuh tanah yang bdek8tan.
yang nyata d,sebagaimana dinyatakan Suatu elemen kecil permukaan tersebut
dalam persamaan (4). dapat dipandang sebagai suatu batas
Selama sudut geseknya sama dan antara dua padatan. Kadang-kadang
kurva-kurva beban normal versus gaya ha1 itu merupakan pergerakan
gesek berperilaku sangat dekat dengan (perpindahan) ,rdatif dalam elemen
asal, maka disimpulkan bahwa adhesi permukaan tersebut, tiiak terjadi pada
beraksi ketika ada suatu beban normal saat yang lain, tetapi umumnya
yang diaplikasikan, dan kenyataan terdapat suatu tegangan yang bekerja
menunjukkan bahwa adhesi ekuivalen pada elemen permukaan di antara dua
dengan beban-beban normal yang tubuh tersebut. Komponen tmgensial
diaplikasikan pada berbagai bobot tegangan tersebut adalah tegangan
dalam kisaran tegangan tengas tanah geser akibat gesekan pada elemen
rendah. . permukaan tersebut.
Nichds (1931) telah tegangan getrer tersebut timbul bila
mengklasifikasikan fase-fase umum terjadi pergerakan relatif yang cukup.
gesekan tanah. Fase-fase tersebut Kadangkadang pergerakan relatif
sangat ditentukan oleh kadar lengas tersebut tidak besar dan tegangan
tanah, sebagaimana terlihat dalam geser tersebut relatif bernilai rendah.
Gambar 4. Sebaliknya, apabila suatu tegangan
geser kecil diaplikasikan, rnaka suatu
pergerakan relatif yang kecit akan
terjadi dan letaknya akan dipulihkan.
Aplikasi suatu tegangan geser yang
lebih besar mengawati suatu
pergerakan relatif yang kemudian
berlanjut.
Gambar 4. Fase-fase umum gesekan
tanah untuk mengidentifikasikanreaksi-
reaksi tanah pada berbagai kadar
lengas tanah (Nichols, 1931)
Berdasarkan Wasifikasi Nichds Garnbar 5. Tegangan-tegangan pada
(1931) maka fase gesekan diperoleh suatu elemen permukaan tanah yang
ketika tanah dalam keadaan kering. melunwr sepanjang suatu material
Apabila lengasnya ditambah maka (Kooien dan Kuipers. 1983)
adhesi mulai narnpak dan koefisien
gesek bertambah. Fase adhesif Pada Gambar 5 ditunjukkan suatu
diperoleh ketika ada cukup air yang tegangan geser r yang didesak oleh
menyebabkan adhesinya tinggi tetapi suatu material pada suatu tubuh tanah.
tidak cukup untuk menyediakan Tegangan total S rnempunyai suatu
permukaan air bebas.
Dalam pengolahan tanah dan komponen normal 0,.Ketika terjadi
pergerakan relatii yang signifikan di
lalulintas lapang, permukaan-
permukaan batas terjadi antara tubuh- dalam antarmuka, maka tegangan
geser I muncul. Tegangan geser ini
Vol. 15. No. 2. Aaustus 2001
akan ditunjukkan sebagai tegangan Kadar air (lengas) tanah
luncur G. Diasumsikan bahwa elemen memungkinkan berpengaruh besar
pemkaan tetap tak berubah terhadap terhadap perilaku gesekan. Secara
tanah. kasar, hukum gesekan diinterpretasikan
Sfat-sifat gesekan untuk suatu secara matematis dengan
perrnukaan batas biasanya diukur menggunakan persamaan (6) dan
dengan cara mengukur 5 pada secara fisik dengan melihat Gambar 7
berbagai nilai a, yang berbeda-beda. befikut ini.
Pada umumnya, t, pada suatu momen
tertentu dapat diperkirakan dengan
menggunakan persarnaan (5). atau
lebih akurat dengan menggunakan
persamaan (6).
dimana : Garnbar 7. Peranan air tanah di dalam
= koefisien gesek antara tanah dan gesekan antara tanah dan matdaf
metal (Koolen dan Kuipers, 1983)
a = adhesi tanah - metal
fl = koefisien gesek antara tanah dan
metal yang sesungguhnya METODA P E N E L M
Koolen dan Kuipers (1983) A Waktu dan Tempat Penelitian
rnenyebutkan bahwa ada beberapa Penelitian dilaksanakan mulai bulan
metode pengukuran karakteristik Januari 2001 hingga Februari 2001 di
gesekan tanah - material, Laboratorium Teknik Mesin Budiiaya
sebagaimana ditunjukkan dalam Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian,
Gambar 6, yaitu : (a) metode plat, (b) Fateta, IPB, Bogor.
metode cincin, (c) metode cakram, (d)
rnetode papan luncur (sled method), B. Metoda PengukuranAdhesi
dan (e) metode gigi garpu / taji (tine Analog dengan penentuan kohesi
method). tanah maka penentuan adhesi dapat
diiakukan dengan rnenerapkan Teori
M O W yang didasarkan atas hubungan
fungsional antara tegangan normal (a)
dan tegangan geser (S'), seperti terlihat
dalam Gambar 8.
Gambar 6. Metode-metode pengukuran
karakteristik gesekan tanah-
material(Koolen dan Kuipers, 1983)
normal yang menekan *adatan
tersebut secara bersama-sama". -
Hukum Coulomb di atas dapat
diilustrasikan dalam Gambar 9. \
Gambar 9. liustrasi Hukum Cwlornb
(Gaya tangensial T melawan tahanan
gesek untuk pekrncuran blok-blok
padatan datar di atas yang lainnya
adalah pqxmional dengan gaya
normal N yang bekerja pada bidang,
sehingga Uiperdeh T = pN, dimana p
adalah koefisien gesek)
Gambar 8. Tegangan-tegangan tanah
dilukiskan dalam bentuk lingkaran Mohr Atas dasar analogi di atas, rnaka
(a) dan hubungan antara tegangan sudut 6 sering disebut sebagai sudut
normal dan tegangan geser dalam gesek tanah-mel (angle of soil-metal
sampul Mohr (b) friction), sedangkan Ca, yang
mentpakan perpotongan antara sumbu
Sekumpulan tegangan hanya tegangan geser dan garis sampul Mohr,
mampu menyebabkan peluncuran pada digambarkan sebagai tegangan geser
material yang berbeda dan kedudukan yang diperlukan untuk menyebabkan
ini diplot sebagai suatu ketompok peluncuran (sliding) pada beban normal
lingkaran Mohr, sebagaimana nol, dan sering disebut sebagai adhesi
ditunjukkan dalam Gambar 8(b). tanah. Hubungan keempat parameter,
Apabila ditarik garis
lingkaran-lingkaran tersebut,
singgung
maka
.
yakni S', Ca a. dm 6, secara umum
diekspresikan pada persamaan (1).
&an terbentuk suatu sampul garis Penentuan keernpat parameter di
singgung lingkaran sehingga akan atas dapat dilakukan dengan cara
dapat diketahui tegangan geser melakukan pengukuran menggunakan
tanahnya. Kelinieran hubungan u dan alat uji geser langsung (direct shear
S' menunjukkan bahwa tahanan gesek apparatus). Dengan menggunakan alat
tubuh tanah adalah analog dengan tersebut, seperti tediiat pada Gambar
Hukum COULOMB untuk gesekan 10, rnaka suatu tubuh tanah akan
peluncuran tubuh tanah dengan metal. mendapat tegangan normal, a, dan
Hukum Coulomb : "Tahanan gesek d i i s e r dengan tegangan geser
dari suatu tegangan tangensial, yang sebesar S'.
cendentng untuk meluncurkan satu
blok padatan datar di atas yang lainnya,
adalah sebanding dengan tegangan
Vol. 15. No. 2.Aaustus 2001
tanah, dan jenis tanah atau tekstur
tanahnya.
C. Alat dan Bahan
1. Peralatan uji geser langsung yang
terdiri atas bagian-bagian :
a. kotak geser
b.pemberi beban normal
c. pengukur beban @roving ring) +
2 strain gages di sisi luar dan sisi
dalam ring
d. pengukur geseran
Gambar 10. Direct shear apparatus e. peralatan geser
untuk menentukan adhesi tanah-metal 2. Peralatan pembuat contoh tanah,
berupa tabung ring + silinder pejal
Ketika tegangan normal pendorong tanah
diaplikasikan dan tanah pada bidang 3. Neraca l timbangan analitis
geser digeser dengan laju penggeseran 4. Peralatan pengukur kadar air tanah
konstan, maka selama penggeseran 5. Ayakan 0 2 mm
tersebut tanah akan terdeformasi dan 6. Dongkrak hidrolis
tegangan geser tanah akan semakin 7. Bridge box + handy strain meter
besar hingga suatu saat mencapai 8. Pencatat waktu (stopwatch)
tegangan geser tertinggi (maksimum) 9. Plat metal datar (landasan
hingga akhimya tanah tidak mampu lagi permukaan bidang geser tanah -
melawan gaya geser, yang ditanda~ metal) terbuat dari bahan besi baja,
dengan menurunnya tegangan geser (steel) berukuran 15 x 15 x 2.5 cm
tanah. dengan karakteristik sifat mekanik :
Perlakuan pembebanan dengan nilai modulus elastisitas geseran
tegangan normal yang semakin besar sebesar 79300 ~ l m r n * , berat
akan menghasilkan tegangan geser volume 0.0000768 ~ l m m ~dan ,
maksimum yang semakin besar koefisien ekspansi linier 0.0000117
sehingga diperoleh beberapa pasangan mm/(mm OC)(Spotts, 1985)
hasil pembebanan a dan S'rnax, 10. Gdas ukur
selanjutnya pasangan-pasangan 11. Contoh tanah kering udara (jenis
tersebut dibuat kurva sehingga tanah Latosol) dari lahan Kebun
membentuk suatu kurva garis linier dan Percobaan Leuwikopo, Darrnaga
mengikuti bentuk persamaan (1). dengan karakteristik tanahnya
Berdasarkan kurva tersebut maka adalah : fraksi liat 31.38 %, debu
dapat ditentukan nilai Ca dan 6. 24.68 %, dan pasir 43.94 % (kelas
Penentuan nilai Ca dan 6 dapat pula tekstur clay loam), batas cair 80.82
ditempuh dengan menggunakan %, batas plastis 43.96 %, dan
analisis regresi linier sederhana. indeks plastisitas 36.86 OO
/
Penentuan adhesi tanah dapat (Sembiring dan Sapei, 1998)
dilakukan pada berbagai jenis
permukaan biiang geser material non- D. Prosedur Pengukuran
tanah dengan cara mengganti material
non-tanah tersebut dengan yang Kaliberasi alat uji geser langsung
lainnya. Perlakuan penentuan adhesi Oleh karena alat uji geser langsung
tanah yang lain juga bisa dilakukan yang digunakan ini adalah alat uji geser
dengan mengubah-ubah tingkat tangsung hasil modiikasi sehingga bisa
kepadatan tanah, tingkat kadar air digunakan untuk meryjukur kohesi dan
adhesi. maka perlu dilakukan kaliberasi
aWr hesil pmguhrannya
sesuai w n d&uMa yang
sebenamya. Uibeclegi twssbut
dilaku3ran mtuk men n
s k a t a y ~ w r g ~ p g d a ~ ~
pembebanan (R) d s w beban
sektansmya. Di bggian sisi sebeCah
dalam dan luar dari ring tersebut
dilek-n strain gages, sehingga t#rda
saat dakukan Icaliberasi dipwdh
dua model h a 1 pej?gukwan, y.9itu : (1)
h&l pengukwan skala pmvhg nirg(R)
versus beban [bed), dan (2) trsrsil
pengukuran reemgan gm&g -n'ng
versus beban. m n g a n paving dng
terbgca pada i m m n handy &sin
meter a m satuan micro strain (p).
Adapun hasil Wiberasi prodng ring
yang telah dilakukan dapat dilihat pada (b)
Tabel 1 dan Gambar 11. OMnbar 11. Hasil kalibmd skala (a)
dan rega~gan @)-rSrrg
-
Tabel 7 . Hasil kaliberasi pembebanan
proving ring alat uji geser langsung UMik mmb& suatu Pcmdisi
-
contd\tar\ehyang--iSi
kePSlng (-
wmd-m
--
-- -
defMvl m
tmcaar*berbeda.~Bua*
-
~ r x m # r t a n 8 h ~ s a m a
~ ~ a i r ~ d a t r k
(EetKmg -1
hinggamencapaikelinggian-
Yans Sedanekan.
w
membuat contoh tanah lmbbot isi
yangberbedaberlcadaraL~rama,maka
dua ateu lebih ambh tanatr bedxhot
Perlakuan Percobaan sama d i dengan air yang
Untuk mengetahui adhesi tanah- sama banyaknya kemudian dWm
metal pada berbagai tingkat perubahan densan -P Yaw
kepadatan dan kadar air tanah maka berbedaAiatpenekanUmt0tlt;anah
sebelum dilakukan pengukuran adhesi tersebut adalah dongkrak hidrdis.
terlebih dahulu diiakukan pemadatan
terhadap contoh tanah dengan tingkat Cam Pengukmn
kepadatan tertentu, kemudian diukur Pengukuran adhesi tamh-mW
kadar airnya. Contoh tanah yang dewan menggwrakan t;q'i geser
hendak diberi perlakuan tersebut mgsung yang ditempuh derrgan
adalah contoh tanah blos saringan sebagai berikut :
(ayakan) 0 2 mm. 1.Buat contoh tanah den* perlakuan
percobaan seperti di atas @obd isi
icering !anah sama, berkadar ak
berbeda, dan bobot isi kering beda.
berkadar air sama)
tanah nomor 1 nilai konstanta p e m b k m m (k) =
n bbung ring 0.7305 kg/skala R dan atrru k =
0.0699 kgpe
, dMmsi (diameter 10.Pengukuran dihentikan ketika nisi R
ktgS (A), vdume m u r u n sebanyak minimal 5 bli
abasis basah (W)(SBn penurunan
a%lsis k&hg (wdb)contoh M w h 11.Witong tegangan Wser (S' ) n
nomor 2 wntuk Gap perJakuan wrws : S' = R.WA, ditna~a A =
4.Tmhskan sbobot 4si bolsah (pt) dan vhtEI2
bobat isi k d n g (pd) tiap contoh tanah 12.f~ntukanSmax tiap kurva S' vs 7"s
nmor 2 lint& S' pgda o0.210.5,l 0
5. Letakkanlmasukkan mntoh tanah 13.8uat Wwls hubunpan S'max vs o
nomor 2 ke d&rn kotak geser dengan menggttnekan mgtode
6.Set pengukur beban proving ring (R) regresi Hnir sedemana sdthgga
pada deformasi = 0 diperaleh suatu garis Iwus, dan
7.Beri beban normal (o) sebanyak diperoleh n W atWTesi tanah (Ca) dan
minimal 3 macam, supaya bisa dibuat sudut gesek tzmdwmM (ti).
kurva linier gntara tegangan normal
(a) dan geser (S' ), yaitu :
a. 0.2 ~ c m(00.2)t HASlL DAN PEMWWMAN
b. 0.5kSdcm (~0.5)
c. 1.o kglcm2( ~ 1 . 0 ) Pengukuran perubahan a d k i
Okh k a m &meter contoh tanah tanah pada berbagai tingkat kepadatan
nomor 2 dakh sebesar 6.35 cm dan kadar air tanah dengan
maka untuk memberika? tegangan menggwrarican aiat uji geser langsung
normal sebesar 0.2 kg/cm diperlukan dilakukan pada berbagai perlakuan
beban normal seberat 6.33 kg, terhadap contoh tanah, yaitu pada
15.84 kg unbk 0.5,ks/cm2. dan 31.67 bobot isi kermg tanah sama bfkedar
kg untuk 1.0 kglcm air tanah berbeda dan berbobot isi
8.Beri beban geser dengan laju kering beda berkadar air tanah sama.
pembebanan 2 %/menit. Adapun variasi atau kombinasi
Oleh karena alat uji geser langsung perlakuan percobaan tersebut dapat
ini mempunyai laju pembenanan 2 dilihat pada Tabel 2, sedanglcirn hasil
kali lebii besar darl alat uji geser percobaan beserta has4 andisisnya
langsung konvensional (standard dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.
sebesar 1 %Inenit) maka
pengukuran deformasi atau Tabd 2. Kombinasi perlakuan bobot isi
dspla~nt penggeseran kering dm kadar air tanah
(peluncuran) tanah di atas
permukaan bidang geser sukar
dilakukan (karena pembacaannya
terlampau cepat), sehingga untuk itu
diatasi dengan cara membaca beban
ukur (R) tiap waktu geser (TS) 10
detik dengan asumsi bahwa
displacement tanah tiap 10 detik
tersebut adalah s m a
9.C-t &ban ukur proving ring (R)
pada sefiap waktu 10 detik dengan
IPY&LIRC1--M- I
Cwuwmumrn-mum
urn rue r
an or pr ur
-Ur~(YYI1OYOtC)
14- ml
ru...,..
.. .
Gambar 12. Kurva hubungan bobot isi kering tanah dengan adhesi dan friksi pada
kisaran Wdar air tanah basis kerhg sebesar 18.7 % hingga 139.2 % (a), dan kurva
hubungan kadar air tanah dasar kering dengan adhesi dan friksi pada k i i a n
bobat isi kering tanah sebesar 0.47 hingga 1.23 g/cc (b)
-
Tabel 5. Adhesi dan friksi tanah metal serta tegangan geser tanah pada bobot
isi kering tanah sebesar 0.47 glcc hingga 1.23 glcc
A-A 0.47 82.2 0.3309 0.9085 0.5126 0.7852 1 1.2394
A-B 0.58 139.2 0.1383 0.7261 0.2835 0.5014 1 0.8644
-
Tabel 6. Adhesi dan friksi tanah metal serta tegangan geser tanah pada
kadar air tanah basis kering sebesar 18.7 % hingga 139.2 %
PARAMETER TERUKUR
pembocaan skaia W a n
proving ring p u l a
S',.. (kglcmz ) ataa&arer
pembacaan regangan
(strain) proving ring pada
Tabel 4. Persarnaan garis dan koefisiendeterminasi Milanalisis ragtesi iiiier
Untuk mengetahui perubahan kepadatan tanahnya naik dad 0.47 glcc
adhesi tanah pada berbagai tingkat himgga 0.95 glcc. Namun, ketika
petubahan kepadatan dan kadar air I<epadatan tanahnya dinaikkan lagi
tanah maka dibuat k u ~ ahubungan hingga 1.23 g/cc maka adhesm ju a
antara bobot isi kering tanah versus naik lagi h -i 0.1685 kglcmp aP :
adhesi pada kiiaran kadar air tertentu, yang sama juga diikuti pada pola
dan kurva hubungan antara kadar air hubungan antara kepadatan tanah dan
tanah versus adhesi pada kisaran kuat geser tanah (S'), s8bagahana
bobot isi kering tertentu pula, ditunjukkan dalam Tabd 5. Apabila
sebagaimana ditunjukkan dalam Tabel d i i i n dengan gesekan (friksi) yang
5 dan Tabel 6, serta Gambar 12. timbul antara tanah dan metal rnaka
Adhesi tanah-rnetal berindikasi ketika kepadatan tanahnya dinaikkan
menurun ketika kepadatan tanah dad 0.47 hingga 1.23 kg/cm2 d i i o k h
meningkat dari 0.47 hingga 1.23 glcc frSksi (tan 6) yang menurun dari 0.9085
pada k i i r a n kadar air tanah basis hihgga0.2589.
kering sebesar 18.7 % hingga 139.2 %i
P e n m a n adhesi dari 0.3309 kglcm
hingga 0.0759 kg/cm2 terjadi ketika
NIKAN PERTANIAN
Ketika kadar air tanah meningkat Di lain hal, pola naik twunnya
dari 18.7% hingga 82.2% pada kisaran adhesi akibat berubahnya tingkat
bobot isi kering tanah sebesar 0.47 kepadatan dan kadar air tanah, juga
kg/cm2 hingga 1-23 kglcm2, diikuti oleh pola naik tummya fr#csi,
menunjukkan bahwa adhesi tanah - meskipun tidak begitu tegas. M i
metal berindikasi naik dari 0.0759 adhesi menurun maka hal ini
kg/cm2hingga 0.3309 kg/cm2. Narnun, menunjukkan semak'm lemahnya gaya
ketika kadar air tanahnya dinaikkan lagi tarik rnenarik antara tanah dan metal
hingga 139.2% rnaka adhesinya justru pada bidang geser sehingga gesekan
turun hingga 0.1383 kg/cm2. Hal ini yang timbul antam tanah dan metal
sesuai dengan keterangan yang juga semakin berkurang; begitu pula
disampaikan oleh Kohnke (1968) dalam sebaliknya. Hal ini temyata berperilaku
Gambar 1, yaitu adhesi akan meningkat sama dengan pda fase-fase umum
ketika kadar air tanahnya dinaikkan dari gesekan tanah yang dikemukakan oleh
kondisi lembab ke basah, namun akan Nichols (1931). s e b a g a i i a terlihat
menurun hingga hilang (tak ada adhesi dalam Gambar 4. Apabila diakurkan
lagi) ketika kadar air tanahnya antam kuwa dalam Gambar 12(a) dan
dinaikkan hingga kondiii tanahnya k u m dalm Gambar 4, rnaka akan
amat basah, atau apaia$i jenuh. Pda nampak jelas kesamaan perilaku
yang sama juga diikuti pada pda kuwanya. h i dianggap bahwa fase
hubungan antara kadar air tanah dan friksi terjadi ketika M a r air tanahnya I
kuat geser tanah (S'), sebagaimna 40.8 %, fase Mhesi ketW<a kadar air
diinjukkan d a m Tabel 6. Apabila tanahnya 40.8 - 82.2%, dan fase
dikaitkan dengan gesekan (friksi) yang lubrikasi ketika W a r air tanahnya 2
tirnbul antara tanah dan metal rnaka 82.2 %. Pada fase friksi maka friksi
ketika kadar air tanahnya diiikkan dari lebih berperanan dalam menentukan
40.8 hingga 82.2% diperdeh friksi (tan besarnya kuat geser tanah dibanding
6) yang naik dari 0.2589 hingga 0.9085. adhesi. Hal ini t r i diliat dengan
Kecenderungan naiknya friksi akibat adanya friksi sebesar 0.4237 ,
bertambahnya kadar air tanah sedangkan adhesinya hanya sebesar
mengikuti pola naiknya adhesi pada 0.1290 kglun2. Pada fase adhesi maka
kacler air tanah tersebut. adhesi rneningkat cukup tinggi, yaitu
Dengan mengkaji fenomena- dari 0.1685 kgkm2 hingga 0.3309
fenomena yang terjadi ketika kg/cm2 dimana friksi juga meningkat
kepadatan dan kadar air tanah sangat tinggi dari 0.2589 hingga
ditingkatkan maka dapat dikernukakan 0.9085. Ketika mencapai fase lubrikasi
bahwa ketika kepadatan tanah maka adhesinya mulai menurun; begiiu
dinaikkan dari 0.47 hingga 0.95 glcc pula friksinya. Hal ini disebabkan
menyebabkan adhesinya turun, dan karma bertambahnya kadar air tanah
adhesi akan meningkat ketika kadar air akan menambah banyaknya selaput
tanah dimaikkan dari 40.8 % hingga tipis lengas di antara tanah dan metal
82.2 %; begii pula kuat geser yang bertindak seolaholah seperti
tanahnya. Pola hi tidak diikuti oleh pelumas, s e h i i akan mengurangi
besarnya gesekan (friksi) antara tanah friksi dan adhesi deh karena
dan metal. Dengan demikian, menurunnya koefisii gesek dan
terungkap bahwa ketika kepadatan dan terganggunya gaya tarik rnenarik antara
kadar air tanahnya ditingkatkan maka tanah dan metal tersebut.
besarnya kuat geser tanah (S') akan Pola naiknya adhesi pada kisaran
lebih banyak dipengaruhi oleh besamya kadar air dari 40.8 hingga 82.2 %
adhesi tanah - metal dibanding ternyata juga bersesuaian dengan
pengaruh besarnya friksi antara tanah kondisi kadar air tanah dari batas
dan metal tersebut. plastis hingga batas cair untuk tanah
Vol. 15. No. 2.
Dmnaga yaitu sebesar 43.96 DAFTAR PUSTAKA
8482 % (Sembiring dan Sapei,
hi berarti bahwa adhesi tanah - A.S.T.M. 1952. Symposium on the
k d l a i tinggi pada fase adhesi, D i Shear T d n g of Sods.
y a b k e t i i kohesi tanah sudah Spec.Tech.Pub. 131. 87pp..
melemah hingga sebelum banyak Ptriaddphia, USA
selaput tipis lengas rnenydimuti di Baver, LD., W.H. Gardner, and W.R.
permukaan kontak tanah - metal. Gardner. 1956. Soil Physics. 3rd
Edition. John WiHey & Sons, Irrc.
New York
Bekker, M.G. 1957. Theory of Land
Kesirnpulan yang bisa dikemukakan Locomotion. 520 pp. Ann Arbor,
unhrk mengetahui perubahan adhesi Michian
rnetal-tanah Lato& Darmaga pada Darmawijaya, M.I. 1980. Klasifikasi
berbagai tingkat perubahan kepadatan Tanah. BPTK, Bandung
d m kadar air tanah, yaitu : Gill, W.R.. and G.E. VandenBerg.
1. Adhesi tanah - metal meningkat 1967. Soil Dynamics in Tillage and
dengan meningkatnya kadar air teneh Tractiorl8. Agriculture Handbook
dari 39.3% hingga 82.2%. m u n No.316. &.Rers.Ser., USDA
menurun dengan menmghtnya Haines, W.B. 1925. Skdiez in the
kepadatan tanah dari 0.47 hingga 0.95 Physid Roperties of soh. i.
glcc. Kenaikan adhesi tsrsebut tejadi Mechanical Properties Concerned
ketika kadar air tanah Wsebut in Cultivation. Jwr. Agr. Sci. 15 :
diasumshn telletak pada kondisi -
178 200
tanah lernbab hingga basah, Kohnke, Helmut. 1968. Soil Physics.
sebagaimana Yaw -ah McGrawHill Book Company, New
diungkapkan deh Kohnke (1968) York
-
2. Adhesi tanah metal akan semakin Koolen, A.J., and H. Kuipers. 1983.
menurun dengan rneningkatnya kadar Agricultural Soil
air tanah hingga rnencapai kondisi arnat Springer-Vertag, Berlin W i g .
basah atau jenuh, oleh karena semakm Gennany
banyaknya selaput tipis lengas (water Nichds. M.L. 1931. The Dynamic
film) di antara tanah dan metal yang Pmpehs of Soil. II. Soil and
rnenyebabkan sernakin berkurangnya Metal Friction. Agric. EngiR(3ering.
-
gaya tarik mnarik tanah metal 12 : 321 -324
3. Kekuatan geser tanah (S') lebih Oida, Akira. 1992. Terramechanics.
banyak dipengaruhi oleh besarnya Dep. of Agric. Engineering, Faculty
adhesi tanah - metal dibanding oleh of Agricultwe, Kyoto University,
besarnya friksi (gesekan) antara tanah Japan
dan metal Pakpahan, D. 1982. Statika dan
4. Fase friksi hasil percobaan temadap Dinarnika. Jurusan Keteknikan
tanah Latosol ini terjadi ketika kadar air Pertaniin. Fakultas Teknologi
tanahnya s 40.8 %, fa- adhesi ketika Pertani, lnstitut Pertanian Bogor
kadar air tanahnya 40.8 - 82.2 %, dan Payne. P.C.J., and E.R. Fountaine.
fase lubrikasi ketika kadar air tanahnya 1954. The Mechanism of Scouring
2 822 %. Adhesi meningkat c u m for Curtivation Implements. Natl.
tinggi ketika kadar air tanahnya Inst. Agr. Engin. Tech. Memo. 116,
mencapai fase adhesi. 11P~ .
Sembiring, E.N., dan A. Sapei. 1998.
Model Rhedogi dan Kekuatan
Tanah Latosol dan Podzdik Merah
Kuning pada Perubahan Kadar Air
dan Densitas Tanah. Laporan
Akhir Penelitian Dasar Nomor : 13
I PPlPD I 199711997. Fakultas
Tekndogi Pertanian, IPB
Spotts, M.F. 1985. Design of
Machine Elements. 6th Edition.
Prentice-Hall, Inc. Englewood
Cliffs, New Jersey 07632, USA