Analisis Integrasi Pasar Spasial Komoditi Pangan Antar Provinsi Di Indonesia Arnanto, Sri Hartoyo, Wiwiek Rindayati
Analisis Integrasi Pasar Spasial Komoditi Pangan Antar Provinsi Di Indonesia Arnanto, Sri Hartoyo, Wiwiek Rindayati
136-157 Vol 3 No 2
ABSTRACT
Food prices stabilization through the food production and trade to fulfillment
consumption in terms of both availability and accessibility food is government major
problem. Government’s ability to determine an appropriate pricing policy depends on
market structure, behavior and effectiveness. Trade barriers and market failure
reduction, improved access information would make market integration effective and
efficient. This study aims to analyze the market integration and the price transmission
elasticity that occurs between regions in Indonesia. Using Ravallion integration analysis
and a span from 2009 to 2013 on 33 provinces retail prices data in Indonesia to capture
level integration and price transmission between regions. The results showed in the rice
shows that Jakarta and South Sulawesi region is becoming the leading market and
Jakarta for sugar market those integrated with most areas in Indonesia. Sugar and rice
have a better degree of integration than soya. Integration analysis with Ravallion models
cannot explain two areas integrated or not. It is necessary to study towards further for
East Java in terms of either regional autonomy policy or any market failure that occurs in
order to find a policy solution to be more integrated.
Key words : Food, Market integration, Ravallion model
berbeda (Gambar 1). Untuk komoditi gula, integrasi spasial menggunakan harga riil
nilai koefisien variasi terendah terdapat di komoditi yang diteliti yaitu beras, gula dan
Kepulauan Riau dengan 0.0671 dan nilai kacang kedelai sedangkan yang dianalisis
tertinggi Sulawesi Barat 0.3307. Apabila adalah 33 provinsi di Indonesia, sementara
dibandingkan dengan Jawa Timur sebagai periode analisis dalam penelitian ini adalah
produsen gula terbesar di Indonesia dengan tahun 2009 s/d tahun 2013. Metode analisis
koefisen 0.1130, kemampuan Sulawesi yang digunakan adalah analisis integrasi
Barat sebagai daerah konsumen dalam menggunakan model ravallion yaitu
meredam fluktuasi sangat rendah. Nilai metode yang digunakan untuk mengetahui
koefisien variasi memperlihatkan integrasi spasial antar provinsi di
perbedaan kemampuan provinsi dalam Indonesia. Provinsi yang dijadikan acuan
meredam fluktuasi harga serta perbedaan menggunakan data daerah yang memiliki
kemampuan daerah dalam mencari supply tingkat produksi, konsumsi dan nilai
komoditi pangan ketika permintaan tinggi. perdagangan yang menjadi perhatian dari
Dari kajian Worldbank tentang pemerintah yaitu Jawa Barat, Jawa Timur,
pengembangan sektor perdagangan tahun Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Sumateras
2011 meneliti mengenai integrasi spasial Selatan, Lampung dan DKI Jakarta..
komoditi kedelai, jagung, beras, gula dan
minyak goreng. Menyimpulkan bahwa Model Ravallion
untuk komoditas yang menerima banyak Model Ravallion (1986) telah
intervensi dari pemerintah seperti beras digunakan secara luas, dikembangkan, dan
tingkat integrasinya akan sedikit lebih didiskusikan dalam analisis integrasi pasar.
tinggi. Tingkat integrasi spasial antar Secara umum model persaman matematik
provinsi cukup signifikan sebagaimana yang dikembangkan oleh Heytens (1986),
ditunjukan pergerakan harga bersama yang adalah sebagai berikut.:
kuat, pada komoditi gula mempunyai R = f (P1, P2, P3, ..., Pn, Xi) …….(1)
angka 83 % pasangan pasar provinsi Pi = fi (R, Xi), i = 2,.....,n ……... (2)
terintegrasi, beras 76 % pasangan Dalam hal ini n pasar provinsi
terintegrasi, minyak goreng 30 % pasangan dengan harga P; R adalah harga dileading
terintegrasi, jagung 28 % pasangan market (pasar acuan). Xi adalah factor
terintegrasi dan komoditi kedelai 26 % musiman dan faktor-faktor lain yang
pasangan pasar provinsi terintegrasi. mungkin mempengaruhi harga di pasar i
Berdasarkan latar belakang dan (termasuk leading market dan pasar di
identifikasi serta rumusan masalah yang daerah lainnya). Karena persamaan (1) dan
telah diuraikan maka tujuan dari penelitian (2) hanya mengukur harga pada waktu
ini adalah menganalisa integrasi pasar sekarang, maka memasukkan pengaruh
yang terjadi antar wilayah di Indonesia dan time lag pada harga akan memberikan
menganalisis besaran elastisitas transmisi struktur yang lebih dinamis. Namun jika
perubahan harga didaerah akibat periode lag terlalu panjang model akan
perubahan harga di pasar acuan serta menjadi rumit, sehingga diasumsikan
melihat dimanakah daerah yang menjadi harga pada tiap-tiap pasar hanya memiliki
pasar acuan untuk ketiga komoditi satu fase lag. Secara lebih spesifik
tersebut. persamaan model Ravallion dalam studi ini
dapat ditulis sebagai berikut:
METODE PENELITIAN Pt = aiPt-1+bi0Rt+bi1Rt-1+ciXt+εt ...(3)
untuk i = 1, 2, ...., n
Dalam menghindari pembahasan
Persamaan (3) sensitif terhadap
melebihi tujuan penelitian, maka diberikan
terjadinya multikolinieritas ketika harga
batasan penelitian. Untuk pengujian
pasar di provinsi dan acuan berkorelasi ini b2 merupakan ukuran derajat perubahan
kuat. Menduga dalam bentuk pembedaan harga di pasar acuan yang ditransmisi ke
pertama (first difference) akan mengurangi pasar regional. Parameter ini mengukur
pengaruh multikolinieritas karena (Rt–Rt-1) integrasi jangka panjang dan nilai yang
dan (Pt–Pt-1) biasanya berkorelasi lemah diharapkan adalah sama atau dekat dengan
dibandingkan Rt dan Pt. Transformasi ini 1. Jika nilai koefisien b2 sama dengan satu
akan menghasilkan: (b2 = 1), maka kedua pasar terintegrasi
Pt-Pt-1 = aiPt-1-Pt-1+bi0Rt+bi1Rt-1+ciXt+ εt sempurna dalam jangka panjang.
(4) Perbedaaan diantara kedua indikator ini
adalah bahwa b2 menunjukkan berapa
Jika diasumsikan bahwa deret
persen perubahan harga yang terjadi di
waktu di pasar lokal (P) dan di pasar acuan
pasar acuan ditransmisikan ke pasar
(R) mempunyai pola musiman yang sama,
provinsi lainnya.
sehingga tidak perlu memasukkan peubah
.
dummy untuk musiman (Xt). Maka
Dalam pendekatan ini, hipotesis integrasi
persamaan menjadi:
jangka pendek dirumuskan sebagai
Pt-Pt-1 = aiPt-1-Pt-1+bi0Rt+bi1Rt-1+ εt ….(5)
berikut:
Kemudian disederhanakan menjadi
H0 : b1 = 0
Pt= b1Pt-1+ b2(Rt-Rt-1)+ b3Rt-1+ εt ……(6)
Untuk uji statistik digunakan:
Secara umum, persamaan (6) b 0
menunjukkan bagaimana harga di suatu thitung = 1
S (b1 )
pasar (pasar acuan) mempengaruhi
pembentukan harga di pasar lain (pasar Bila hipotesis nol ditolak artinya pasar
lokal) dengan mempertimbangkan tidak terintegrasi dalam jangka pendek.
pengaruh harga pada waktu tertentu (t) Untuk integrasi jangka panjang
dengan harga pada pada waktu sebelumnya dirumuskan hipotesis:
(t-1). Penetapan harga pada waktu H0 : b2 = 1
sebelumnya (t-1) dalam rentang waktu Nilai thitung diperoleh dari:
tertentu bertujuan untuk melihat fluktuasi b 1
thitung = 2
harga yang terjadi. Untuk menunjukkan S (b2 )
pengaruh harga masa lalu pasar provinsi Bila hipotesis nol ditolak berarti pasar
dan harga masa lalu pasar acuan terhadap tidak terintegrasi pada jangka panjang.
pembentukkan harga produsen di pasar
regional pada waktu tertentu digunakan
Index of Market Connection (IMC). IMC HASIL DAN PEMBAHASAN
dikembangkan oleh Timmer (1986) yang
didefinisikan sebagai rasio koefisien pasar Integrasi Jangka Pendek Pasar Beras di
provinsi dengan koefisien pasar acuan, Indonesia
yaitu: Analisis integrasi pasar pada
b1 komoditi beras menggunakan 8 provinsi
IMC = ………………… (7) sebagai pasar acuan yaitu Jawa Barat, Jawa
b3 Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan,
Menurut Timmer (1986), IMC Sumateras Selatan, Lampung dan DKI
dengan nilai kurang dari satu Jakarta. Sedangkan provinsi lainnya
mengindikasikan terjadinya integrasi sebagai pasar local yang diasumsikan
jangka pendek. Secara umum, jika nilai mengacu harga terhadap pasar acuan. Nilai
IMC semakin mendekati nol maka koefisien IMC menunjukan bahwa
semakin tinggi derajat integrasi. Dalam hal integrasi jangka pendek tidak terjadi
Sulawesi Selatan terintegrasi terhadap dapat diartikan bahwa apabila harga beras
Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara, di Sulawesi Selatan naik sebesar 1 persen
Sumatera Selatan, dan DKI Jakarta. maka harga di Jawa Barat akan naik
Dengan nilai b2 tertinggi yaitu Jawa Barat sebesar 0,924 persen dan Jawa tengah akan
0,924 dan terendah Jawa Tengah 0,736. Ini naik sebesar 0,736 persen.
DKI Jakarta sebagai provinsi acuan lebih dari 1 bulan periode untuk
dan sebagai daerah yang deficit terhadap menyesuaikan. Hasil tersebut sesuai
beras memiliki nilai b2 yang terbukti dengan penelitian Tahir dan Riaz (1997)
signifikan terhadap daerah produsen. yang menyatakan bahwa penyesuain harga
Jakarta terintegrasi dengan Jawa Barat, pada komoditas pertanian umumnya
Jawa Tengah, Sumatera Utara dan memerlukan waktu, hal tersebut
Sumatera Selatan. Nilai tertinggi yaitu disebabkan oleh perbedaan intervensi
dengan Jawa Barat 0,921 dan terendah pemerintah dalam pengelolaan pasca
dengan Sumatera Selatan 0,625. Hubungan panen dan ancaman terhadap kekurangan
perdagangan dengan Jawa Barat sebagai pasokan bahan pangan.
provinsi yang paling dekat dengan Jakarta Nilai koefisen b2 pada lampiran 1
menyebabkan integrasi terjadi diantara sebagai hasil regresi menunjukan bahwa
kedua daerah tersebut. Nilai 0,921 dalam jangka panjang hampir semua
memperlihatkan bahwa harga beras di provinsi acuan terintegrasi dengan provinsi
Jawa Barat sebagai lumbung padi nasional lainya. Dari lampiran terlihat bahwa
lebih dipengaruhi oleh harga di konsumen provinsi Jakarta dan Sulawesi Selatan
di Jakarta, bila harga di Jakarta nilai 1 merupakan provinsi yang terbukti
persen maka harga di Jawa Barat akan naik signifikan terhadap daerah lainnya. Nilai
sebesar 0,921 persen. Jakarta sebagai b2 pada Jakarta sebagai acuan terlihat
provinsi acuan dalam jangka panjang mendekati nilai 1 bahkan pada Riau
terintegrasi dengan 25 daerah lainnya memiliki nilai yang lebih dari 1 (1,080) hal
namun dalam jangka pendek nilai IMC ini berarti apabila harga di Jakarta naik 1%
menunjukan angka yang tinggi, hal ini maka harga di Riau akan naik lebih dari
disebabkan bahwa harga memerlukan 1,080 persen pada jangka panjang. Jarak
yang dekat dengan daerah acuan akan perdagangan maupun akses informasi.
memperlihatkan nilai yang baik hal ini Sebagai daerah acuan pada periode
terlihat dari Banten dimana nilai b2 sebesar penelitian Jawa Timur memiliki kegagalan
0,828 dengan Jawa Barat sebagai acuan, pasar yakni dapat berupa kebijakan
0,840 dengan Jawa Tengah dan 0,949 perdagangan ataupun rendahnya akses
dengan Jakarta memperlihatkan bahwa informasi yang tidak mendukung
arus perdagangan diantara daerah tersebut terjadinya pasar persaingan sempurna
menyebabkan adanya integrasi jangka dengan daerah lainnya. Kelebihan supply
panjang. yang terjadi di Jawa Timur tidak dengan
Sebagai daerah produsen yang baik disalurkan ke daerah kekurangan
surplus tidak semua daerah acuan memiliki pasokan atau kelebihan demand.
arus perdagangan dengan daerah lainnya Hasil integrasi jangka panjang
yang defisit, jarak ekonomis dapat memperlihatkan daerah mana yang
dijadikan alasan kenapa daerah surplus terintegrasi dan tidak terintegrasi, Gambar
tidak mau berdagang dengan daerah 14 memperlihatkan bahwa komoditi beras
defisit. Hal ini dapat terlihat pada provinsi memiliki daerah yang terintegrasi cukup
yang tidak terintegrasi dengan kedelapan luas. Dapat disimpulkan bahwa pulau
provinsi acuan yaitu adalah NTT, Sumatera dan pulau Jawa dapat dengan
Gorontalo, Kalimantan Tengah, baik menerima perubahan harga dari
Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, daerah acuan. Sedangkan pulau
Maluku dan Maluku Utara. Jarak Kalimantan, Sulawesi dan Papua terlihat
ekonomis yang jauh terhadap pasar acuan tidak terintegrasi dengan baik. Perubahan
menyebabkan pasangan provinsi tersebut harga di daerah acuan tidak
tidak terintegrasi dengan daerah yang ditransmisiskan dengan baik oleh
dijadikan acuan dalam penelitian. pulau-pulau tersebut.
Yang menarik adalah provinsi Bila melihat baik nilai IMC
Jawa Timur, sebagai daerah penghasil maupun uji statistic b2 yang melihat
beras terbesar ke dua di Indonesia dengan adanya integrasi baik jangka pendek
total produksi mencapai 12,049 juta ton maupun jangka panjang terlihat bahwa
pada tahun 2013 tidak memperlihatkan pada komoditi beras Jakarta dan Sulawesi
nilai IMC maupun b2 yang baik. Kedua Selatan merupakan daerah yang menjadi
nilai tersebut membuktikan bahwa Jawa daerah acuan utama. Kedua daerah
Timur tidak tergintegrasi baik sebagai tersebut terintegrasi dengan sebagian besar
daerah acuan maupun daerah pengikut. wilayah di Indonesia, dan terbukti menjadi
Sebagai daerah acuan provinsi ini tidak daeraha acuan bagi provinsi lainnya di
terintegrasi dengan 32 provinsi lainnya, Indonesia. Hal ini berbeda dengan hasil
baik dalam jangka pendek maupun jangka penelitiuan Bustaman (2013) dimana
panjang. Sedangkan sebagai pengikut Jawa Jakarta, Jawa Barat dan Sumatera Utara
Timur juga tidak terintegrasi dengan ke 7 merupakan provinsi acuan utama.
provinsi acuan lainnya. Harga di Jawa
Timur sebagai daerah yang tercukupi Integrasi Jangka Pendek Pasar Gula di
kebutuhan berasnya tidak terpengaruh oleh Indonesia
daerah acuan, Jawa Timur hanya Analisis integrasi pasar pada
dipengaruhi oleh harga pada periode komoditi gula menggunakan 8 provinsi
sebelumnya. Sebagai daerah surplus, sebagai pasar acuan sedangkan provinsi
seharusnya Jawa Timur dapat menjadi lainnya sebagai pasar local yang mengacu
daerah yang terintegrasi dengan berbagai harga terhadap pasar acuan. Nilai koefisien
daerah yang terkoneksi baik secara IMC dari yang disajikan pada Lampiran 1
memperlihatkan bahwa integrasi jangka dan Lampung, nilai Jawa Timur terhadap
pendek secara umum terintegrasi diantara Lampung, nilai Lampung terhadap Jawa
provinsi acuan dengan nilai mendekati nol. Timur pada Lampiran 2 menunjukan angka
Integrasi secara kuat dalam jangka pendek kurang dari 1. Perubahan harga pada ketiga
terjadi pada pasangan Jawa Timur terhadap daerah acuan dan daerah produsen terbesar
Lampung, Jawa Tengah terhadap Jawa di Indonesia sangat berkaitan dalam jangka
Timur dan Lampung, serta Lampung pendek.
terhadap Jawa Timur. Perubahan harga di Nilai IMC menunjukan derajat
ketiga daerah acuan ini saling berkaitan, integrasi spasial diantara daerah yang
akses informasi yang baik dari ketiga diteliti, daerah acuan sebagai daerah
daeah produsen ini membuat konektifitas produsen dan diasumsikan sebagai daerah
pasar diantara ketiganya berlangsung yang surplus akan mempengaruhi harga di
dengan baik. daerah yang defisit. Keterintegrasian harga
Hubungan integrasi jangka pendek jangka pendek disebut juga keterkaitan
pada ketiga daerah produsen terbesar di pasar dalam menjelaskan bagaimana para
Indonesia dapat disimpulkan terintegrasi pelaku pemasaran berhasil
secara kuat dalam jangka pendek. Nilai b3 menghubungkan pasar-pasar yang secara
dalam lampiran 2 memperlihatkan bahwa geografis terpisah melalui aliran informasi
nilai Jawa Timur terhadap Lampung dan komoditi. Derajat integrasi yang kuat
sebesar 0,597, Jawa Tengah terhadap Jawa diperlihatkan dengan nilai IMC yang
Timur sebesar 0,572, terhadap Lampung kurang dari 1 terlihat pada Jawa Timur
sebesar 0,509, nilai Lampung terhadap terhadap Jambi, Kalimantan Barat, Banten
Jawa Timur sebesar 0,511. Angka b3 ini dan Bangka Belitung. Provinsi Lampung
menunjukan bahwa bila ada perubahan terhadap Jambi, Sumatera Selatan,
harga sebesar 1 rupiah di pasar acuan akan Bengkulu dan Bangka Belitung. Jawa
menyebabkan harga dari daerah produsen Tengah terhadap Bengkulu, NTB, Bangka
sebagai pengikut berubah sebesar nilai b3 Belitung dan Sulawesi Barat. Jawa Barat
rupiah pada periode berikutnya. Atau terhadap Banten, Sumatera Utara terhadap
apabila harga gula di Jawa Timur berubah Bengkulu dan NTB, Jakarta terhadap
sebesar 1 rupiah pada bulan sekarang maka Bengkulu dan Bali, Kalimantan Selatan
Lampung akan berubah sebesar 0,597 terhadap Aceh, Jambi, Sumatera Selatan,
rupiah pada bulan berikutnya. BengkuluNTB, Kalimantan Barat,
Sebagai provinsi produsen gula Kalimantan Tengah dan Bangka Belitung,
tebu terbesar di Indonesia, Jawa Timur Gorontalo terhdap NTB dan Sulawesi
menjadi provinsi acuan dalam penentuan Tengah.
harga bagi provinsi produsen lainnya. Jawa Bila melihat IMC dimana nilainya
Timur sebagai daerah produsen terbesar kurang dari 1 dan terbukti terintegrasi
tebu yang memiliki luas areal tebu sebesar dengan kuat terlihat bahwa jarak yang
69,57 persen pada tahun 2011 memiliki dekat dengan daerah acuan akan
derajat integrasi jangka pendek yang baik menghasilkan nilai IMC yang baik. Jarak
dengan daerah lainnya. Sebagai pasar yang dekat akan menyebabkan terjadinya
acuan daerah Jawa Timur, Jawa Tengah proses perdagangan diantara keduanya dan
dan Lampung merupakan pasar acuan memnyebabkan proses terjadinya harga
yang saling berkaitan. Nilai IMC yang akan lebih baik. Nilai IMC yang baik juga
kurang dari 1 memperlihatkan bahwa terdapat pada pasangan analisis yang
hubungan ketiga daerah ini terintegrasi memiliki jarak yang jauh dan tidak adanya
secara kuat dalam jangka pendek. Nilai proses perdagangan, hal ini bisa terjadi
IMC Jawa Tengah terhadap Jawa Timur dengan adanya proses perolehan informasi
tidak terjadi perdagangan, integrasi pasar Sulawesi Tenggara, Papua, Maluku Utara,
terjadi oleh karena kemudahan akses Sulawesi Barat dan Papua Barat tidak
informasi. terintegrasi dengan daerah acuan. Kelima
Integrasi jangka panjang yang provinsi tersebut setelah diuji statistic
terdapat pada provinsi Jakarta sebagai disimpulkan tidak terintegrasi dengan
daerah acuan, dalam uji t-statistik delapan provinsi acuan. Hasil uji integrasi
memperlihatkan bahwa semua provinsi jangka panjang dengan b2=1 menunjukan
terintegrasi kecuali NTT, Papua, Papua bahwa tidak tolak hypothesis nol (Ho)
Barat dan Kepulauan Riau. Nilai uji yakni tidak terintegrasi dalam jangka
t-statistik b2 memperlihatkan integrasi panjang. Dapat dikatakan bahwa efisiensi
terjadi pada 28 pasangan dengan angka pemasaran komoditi gula belum terjadi
signifikan 5 persen, nilai ini menunjukan pada kelima provinsi tersebut, kurangnya
bahwa Jakarta sebagai terbukti signifikan akses informasi menyebabkan tidak
sebagai daerah acuan dalam pembentukan terjadinya integrasi spasial (Firdaus dan
harga di hampir seluruh daerah di Gunawan, 2012).
Indonesia untuk komoditi gula. Walaupun Transmisi harga gula di Indonesia
dalam jangka pendek yang dibuktikan nilai pada Gambar 15 memperlihatkan bahwa
IMC Jakarta tidak berpengaruh dalam wilayah Indonesia Bagian Timur
pembentukan harga, namun hal ini merupakan wilayah yang kurang
berbanding terbalik dimana Jakarta terintegrasi dengan daerah acuan.
sebagai daerah defisit gula atau Perubahan harga di daerah acuan tidak
memperoleh gula dari daerah produsen ditrasnmisikan dengan baik ke daerah
lebih mempengaruhi proses pembentukan Papua, Sulawesi dan sebagian dari
harga di provinsi lainnya dalam jangka Kalimantan. Hubungan yang kurang baik
panjang. Perbandingan Jakarta diuji antara daerah tersebut dengan pulau Jawa
sebagai daerah pengikut dan sebagai acuan yang merupakan daerah konsumen
memperlihatkan bahwa harga gula di terbesar di Indonesia dan daerah yang
Jakarta dalam jangka panjang lebih berpengaruh dalam pembentukan harga di
dipengaruhi oleh harga pada periode Indonesia kurang diinformasikan ke
sebelumnya dan harga Jakarta lebih daerah timur Indonesia. Hubungan
mempengaruhi harga di daerah lainnya. perdagangan maupun akses dalam
Jadi dalam jangka panjang proses memperoleh informasi masih sangat
stabilisasi harga gula nasional lebih efektif rendah antara daerah acuan dengan daerah
apabila harga gula di Jakarta stabil. tersebut menyebabkan kurangnya tingkat
Pasar gula Indonesia yang saling terintegrasi. Transmisi harga yang terjadi
terintegrasi dari seluruh provinsi yang ada pada Indonesia Bagian Timur sesuai
hanya dapat terjadi apabila terdapat dengan penelitian Issac dan Yeboah (2012)
hubungan perdagangan maupun adanya bahwa daerah dengan tingkat
akses informasi yang terkoneksi baik antar insfrastruktur yang kurang baik akan
daerah. Jika terdapat kegagalan pasar maka memperlihatkan tingkat integrasi yang
efisiensi pemasaran dan informasi tidak rendah pula.
terjadi sehingga integrasi antar daerah
tidak akan efektif berlangsung. Integrasi Integrasi Jangka Pendek Pasar Kedelai
jangka panjang pada produk gula di Indonesia
menunjukan bahwa masih terdapat daerah Analisis integrasi pasar pada
atau provinsi yang tidak terhubung ataupun komoditi kedelai menggunakan 8 provinsi
terintegrasi secara lemah. Pada Lampiran 2 sebagai pasar acuan yaitu Jawa Barat, Jawa
dapat dilihat bahwa provinsi NTT, Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan,
Sumateras Selatan, Lampung dan DKI pasca panen serta jarak antar pasar
Jakarta sedangkan provinsi lainnya sebagai produsen dan konsumen yang
pasar local yang mengacu harga terhadap menyebabkan perlunya waktu untuk
pasar acuan. Hasil perhitungan mencapai kesetimbangan sehingga
menunjukan nilai IMC pada pasangan diperlukan waktu lebih dari sebulan untuk
daerah Jawa Timur terhadap Jawa Tengah menyesuaikan (Tahir dan Riaz, 1997). Hal
mempunyai nilai sebesar 1,001 angka ini tersebut yang menyebabkan integrasi
mendekati angka 1 dimana dapat jangka pendek pada komoditi kedelai tidak
disimpulkan kedua daerah memiliki terjadi dimana dari perhitungan nilai IMC
integrasi jangka pendek. Sedangkan nilai mencapai lebih dari 1.
IMC untuk daerah yang lain
memperlihatkan bahwa tidak terjadi Integrasi Jangka Panjang Pasar Kedelai
integrasi jangka pendek pada komoditi di Indonesia
kedelai pada delapan daerah acuan di
Integrasi jangka panjang yang
Indonesia. Derajat integrasi pada Tabel 3 terjadi diantara daerah acuan kedelai di
menunjukan hubungan antara delapan Indonesia dapat dilihat di Lampiran 3,
pasar acuan kedelai di Indonesia dengan memperlihatkan bahwa hanya terjadi
duapuluh empat daerah lainnya. Hasil integrasi di beberapa daerah yang diuji.
regresi memperlihatkan bahwa nilai IMC Provinsi Jawa Timur dengan Jawa Tengah
lebih dari 1 membuktikan bahwa harga terbukti terintegrasi dalam jangka panjang
kedelai tidak terintegrasi antara daerah dengan nilai b2 sebesar 0,258 namun nilai
acuan dan daerah lainnya. b2 tidak signifikan sehingga dapat
Kedelai merupakan produk yang disimpulkan Jawa Timur tidak
sangat penting untuk mencukupi berpengaruh terhadap pembentukan harga
kebutuhan protein nabati bagi penduduk di di Jawa Tengah. Integrasi yang terjadi
Indonesia, data BPS menyebutkan bahwa antara Jakarta dengan Jawa Tengah dengan
produksi kedelai di Indonesia mencapai nilai b2 mendekati angka 1
angka 974 512 ton pada tahun 2009 turun memperlihatkan bahwa perubahan harga di
menjadi 779 992 ton pada tahun 2013 Jakarta akan ditransformasikan lebih baik
sedangkan angka impor menunjukan 1 314 oleh Jawa Tengah. Perubahan harga
619 ton pada tahun 2009 naik menjadi 1 kedelai di Jakarta sebesar 1 persen pada
785 384 ton pada tahun 2013. Intervensi jangka panjang akan ditransmisikan ke
pasar oleh pemerintah dalam rangka Jawa Tengah dengan perubahan harga
stabilisasi harga dan pemenuhan sebesar 0,969 persen, dengan nilai yang
permintaan pasar dalam negeri dilakukan mendekati 1 memperlihatkan bahwa
dengan mengimpor lebih dari 70 persen transmisi harga di Jakarta dapat diserap
kebutuhan kedelai. dengan baik oleh Jawa Tengah sebagi
Dari analisis integrasi spasial antar provinsi produsen.
provinsi di Indonesia terlihat bahwa Uji t-stastistik nilai b2 pada
hubungan perdagangan kedelai antar Lampiran 3, Lampung sebagai daerah
daerah dapat dikatakan buruk, tataniaga
acuan memperlihatkan terintegrasi dengan
kedelai dalam negeri terlihat belum 9 daerah pengikut yaitu Jawa Barat,
berjalan dengan efektif. Integrasi pasar Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara,
jangka pendek komoditi pertanian sangat Bangka Belitung, Sulawesi Barat, Papua
jarang sekali terjadi, hal ini diseebabkan Barat dan Kepulauan Riau. Nilai b2 pada
oleh perbedaan tingkat intervensi Jawa Barat menunjukan angka 0,924 yaitu
pemerintah, struktur permintaan dari berarti bahwa dalam jangka panjang
daerah produsen, perbedaan teknologi perubahan harga sebesar 1 persen di
Lampung akan direspon oleh Jawa Barat di Indonesia hanya terjadi di 11 provinsi di
sebesar 0,924 persen. Integrasi jangka Indonesia, sedangkan 22 provinsi lainnya
panjang yang terjadi diantara produsen menunjukan nilai uji t yang tidak
kedelai di Indonesia memperlihatkan signifikan dan tidak terintegrasi dengan
bahwa hanya terjadi integrasi di beberapa daerah acuan yang diteliti.
daerah yang diuji. Integrasi pasar kedelai
Timmer PC. 1986. Getting Prices Right – Edition. Cornell University Press.
The Scope and Limits of Agricultural Ithaca.
Price Policy. Ithaca, NY: Cornell Pemerintah Republik Indonesia. 2014.
University Press Undang-undang Negara Republik
Tomek W. Robinson KL. 1990. Indonesia Nomor 7 Tahun 2014
Agricultural Product Prices. Third tentang Perdagangan. Jakarta (ID):
Sekretariat Negara.
Provinsi Pengikut b1 b2 b3 IMC b2-1 b1 b2 b3 IMC b2-1 b1 b2 b3 IMC b2-1 b1 b2 b3 IMC b2-1
Jawa Barat 0.876a 0.358a 0.134b 6.55 0.642 d 0.730a 0.768a 0.283a 2.58 0.232 d 0.832a 0.924a 0.203c 4.09 0.076
Jawa Timur 0.925a 0.344a 0.072 12.77 -0.656d 0.900a 0.510a 0.100 9.04 0.490 d 0.985a 0.210 0.019 52.15 0.790 d
Jawa Tengah 0.877a 0.738a 0.118 7.41 -0.262 d 0.842a 0.424a 0.161b 5.25 0.576 d 0.935a 0.736a 0.075 12.46 0.264
Sulawesi Selatan 0.830a 0.268a 0.143a 5.80 -0.732 d 0.920a 0.067 0.073a 12.59 0.933 d 0.824a 0.222a 0.156a 5.29 0.778 d
Sumatera Utara 0.777a 0.477a 0.230a 3.38 -0.523d 0.735a 0.268 0.288a 2.55 0.732 d 0.737a 0.285 0.283a 2.61 0.715 d 0.823a 0.802a 0.218a 3.77 0.198
Sumatera Selatan 0.927a 0.583a 0.068 13.64 -0.417d 0.931a 0.001 0.070 13.21 0.999 d 0.938a 0.645a 0.062 15.24 0.355 d 0.858a 0.870a 0.156 5.50 0.130
Lampung 0.906a 0.319a 0.081 11.15 -0.681d 0.839a 0.309b 0.148b 5.67 0.691 d 0.894a 0.303b 0.097c 9.26 0.697 d 0.964a 0.500b 0.035 27.40 0.500 d
Jakarta 0.773a 0.523a 0.235a 3.29 -0.477 d 0.902a 0.234b 0.109b 8.28 0.766 d 0.830a 0.465a 0.184a 4.51 0.535 d 0.895a 0.857a 0.132a 6.80 0.143
Sumatera Barat 0.958a 0.584a 0.045 21.11 -0.416 d 0.934a 0.286 0.079 11.88 0.714 d 0.951a 0.385a 0.058 16.45 0.615 d 0.968a 0.635c 0.040 24.07 0.365
Kalimantan
0.936a 0.092 0.058 16.05 -0.908d 0.962a -0.373 0.037 26.23 1.373 d 0.939a 0.027 0.059 15.90 0.973 d 0.925a 0.114 0.085 10.91 0.886
Selatan
Aceh 0.797a 0.640a 0.210a 3.79 -0.360d 0.878a 0.068 0.136b 6.43 0.932 d 0.817a 0.400c 0.199a 4.10 0.600 d 0.767a 0.574b 0.291a 2.64 0.426
Riau 0.753a 0.582c 0.279a 2.70 -0.418 0.612a 0.112 0.465a 1.32 0.888 d 0.723a 0.076 0.330a 2.19 0.924 d 0.805a 0.575 0.266b 3.03 0.425
Jambi 0.727a 0.353b 0.288a 2.53 -0.647 d 0.766a 0.451a 0.260a 2.95 0.549 d 0.663a 0.467a 0.369a 1.80 0.533 d 0.882a 0.817a 0.150 5.87 0.183
Bengkulu 0.803a 0.597a 0.178b 4.51 -0.403 d 0.835a 0.414b 0.157b 5.32 0.586 d 0.749a 0.706a 0.237a 3.16 0.294 0.793a 0.960a 0.224b 3.54 0.040
Yogyakarta 0.813a 0.717a 0.167b 4.87 -0.283 d 0.835a 0.584a 0.156b 5.36 0.416 d 0.680a 0.996a 0.299a 2.27 0.004 0.849a 0.908a 0.162c 5.25 0.092
Bali 0.909a 0.393a 0.087 10.50 -0.607 d 0.842a 0.277a 0.159a 5.29 0.723 d 0.865a 0.590a 0.134b 6.45 0.410 d 0.906a 0.937a 0.106 8.57 0.063
NTB 0.854a 0.440a 0.118c 7.24 -0.560 d 0.862a 0.095b 0.119b 7.25 0.905 d 0.804a 0.473a 0.166b 4.86 0.527 d 0.692a 1.312a 0.297a 2.33 -0.312 d
NTT 0.973a 0.111 0.023 42.69 -0.889 d 0.965a 0.005 0.031 30.76 0.995 d 0.968a 0.190 0.028 34.86 0.810 d 0.962a 0.430a 0.038 25.59 0.570 d
Gorontalo 0.932a 0.084 0.055 17.06 -0.916 d 0.899a 0.135 0.086 10.49 0.865 d 0.929a 0.258 0.059 15.62 0.742 d 0.935 0.005a 0.063 14.73 0.995 d
Kalimantan Barat 0.943a 0.154b 0.063 15.07 -0.846 d 0.929a 0.094c 0.082a 11.39 0.906 d 0.918a 0.197b 0.093b 9.92 0.803 d 0.978b 0.282a 0.029a 33.58 0.718 d
Kalimantan
0.934a -0.080 0.063 14.84 1.080 d 0.830a 0.021a 0.163a 5.09 0.979 d 0.944a 0.020 0.055a 17.06 0.980 d 0.937 0.124 0.071a 13.19 0.876 d
Tengah
Kalimantan Timur 0.750a 0.231a 0.247a 3.04 0.769 d 0.868a 0.149a 0.139a 6.26 0.851 d 0.696a 0.039 0.313a 2.22 0.961 d 0.831a 0.704b 0.200a 4.15 0.296
Sulawesi Utara 0.821a 0.431a 0.181a 4.53 0.569 d 0.816a 0.138a 0.197a 4.15 0.862 d 0.702a 0.329a 0.315a 2.23 0.671 d 0.831a 0.832a 0.205b 4.06 0.168
Sulawesi Tengah 0.720a 0.224b 0.261a 2.76 0.776 d 0.782a 0.038a 0.215a 3.63 0.962 d 0.678a 0.006 0.315a 2.15 0.994 d 0.817a 0.183 0.207b 3.94 0.817 d
Sulawesi
0.845a 0.156 0.129a 6.53 0.844 d 0.876a 0.100a 0.110a 7.98 0.900 d 0.796a -0.002 0.178a 4.46 1.002 d 0.847a 0.541b 0.153b 5.52 0.459
Tenggara
Maluku 0.975a 0.080 0.020 48.70 0.920 d 0.939a 0.043c 0.053c 17.86 0.957 d 0.968a 0.176c 0.027 35.84 0.824 d 0.973a 0.193 0.026 37.96 0.807 d
Papua 0.943a -0.148 0.070 13.45 1.148 d 0.951a -0.322 0.066 14.43 1.322 d 0.950a -0.278 0.066 14.40 1.278 d 0.940a 0.560 0.086 10.90 0.440 d
Banten 0.676a 0.828a 0.305a 2.22 0.172 d 0.860a 0.412b 0.141b 6.09 0.588 d 0.786a 0.840a 0.211a 3.72 0.160 0.797a 1.199a 0.230a 3.47 -0.199
Bangka Belitung 0.527a 0.516a 0.519a 1.01 0.484 d 0.893a 0.320b 0.126c 7.07 0.680 d 0.645a 0.486a 0.408a 1.58 0.514 d 0.819a 0.758a 0.240b 3.41 0.242
Maluku Utara 0.927a 0.093 0.075 12.35 0.907 d 0.909a 0.120c 0.098 9.31 0.880 d 0.939a 0.077 0.065 14.36 0.923 d 0.959a 0.031 0.052 18.38 0.969 d
Sulawesi Barat 0.930a 0.164 0.067 13.88 0.836 d 0.848a 0.002a 0.153 5.54 0.998 d 0.892a 0.170 0.108 8.26 0.830 d 0.934a 0.609b 0.074 12.60 0.391
Papua Barat 0.908a 0.044 0.102 8.88 0.956 d 0.892a -0.180b 0.127 7.02 1.180 d 0.905a 0.017 0.111 8.16 0.983 d 0.941a 0.145 0.079 11.84 0.855 d
Kepulauan Riau 0.958a 0.546a 0.034 28.13 0.454 d 0.941a 0.164 0.055 17.18 0.836 d 0.949a 0.528a 0.045 21.05 0.472 d 0.956a 0.819a 0.042 22.80 0.181
Provinsi Pengikut b1 b2 b3 IMC b2-1 b1 b2 b3 IMC b2-1 b1 b2 b3 IMC b2-1 b1 b2 b3 IMC b2-1
Jawa Barat 0.963a 0.318a 0.039 24.92 0.682 d 0.899a 0.596a 0.114 7.87 0.404 d 0.926a 0.308b 0.088 10.52 0.692 d 0.749a 0.921a 0.245a 3.06 0.079
Jawa Timur 0.948a 0.170 0.050 19.05 0.830 d 0.990a 0.001 0.013 75.70 0.999 d 0.851a 0.265b 0.164 5.19 0.735 d 0.924a 0.369b 0.072 12.87 0.631
Jawa Tengah 1.011a 0.166 -0.008129.96 0.834 d 0.991a 0.562a 0.009 113.42 0.438 d 0.938a 0.245b 0.071 13.25 0.755 d 0.896a 0.734a 0.097 9.26 0.266
Sulawesi Selatan 0.962a 0.160a 0.034 28.67 0.840 d 0.886a 0.285a 0.108a 8.23 0.715 d 0.956a 0.149b 0.045a 21.05 0.851 d 0.903a 0.452a 0.080c 11.28 0.548
Sumatera Utara 0.854a 0.407b 0.168b 5.09 0.593 d 0.813a 0.167 0.220a 3.70 0.833 d 0.827a 0.892a 0.171b 4.83 0.108
Sumatera Selatan 1.004a 0.242b 0.001 1,027 0.758 d 0.987a 0.073 0.020 50.23 0.927 d 0.917a 0.625a 0.075 12.25 0.375
Lampung 0.988a 0.117 0.009106.94 0.883 d 0.966a 0.079 0.033 29.19 0.921 d 0.906a 0.484a 0.079 11.49 0.516
Jakarta 0.965a 0.341a 0.038 25.64 0.659 d 0.912a 0.389a 0.104a 8.79 0.611 d 0.947a 0.287a 0.067 14.23 0.713 d
Sumatera Barat 0.969a 0.787a 0.032 29.91 0.213 0.968a 0.334 0.038 25.69 0.666 d 0.924a 0.411b 0.100 9.27 0.589 d 0.953a 0.923a 0.049 19.65 0.077
Kalimantan Selatan 0.942a -0.278 0.053 17.83 1.278 d 0.933a 0.216 0.068 13.67 0.784 d 0.912a 0.362 0.093 9.77 0.638 d 0.914a 0.164 0.078 11.67 0.836
Aceh 0.900a 0.683a 0.102 8.79 0.317 d 0.665a 0.527a 0.387a 1.72 0.473 d 0.938a 0.420b 0.078 12.09 0.580 d 0.846a 0.836a 0.155b 5.44 0.164
Riau 0.694a 1.226a 0.337a 2.06 -0.226 0.829a 0.533 0.215a 3.85 0.467 0.601a 0.549c 0.516a 1.16 0.451 0.722a 1.080b 0.304a 2.37 -0.080
Jambi 0.887a 0.331a 0.118 7.51 0.669 d 0.877a 0.276c 0.146c 6.00 0.724 d 0.860a 0.323b 0.170b 5.07 0.677 d 0.794a 0.565a 0.211a 3.77 0.435
Bengkulu 0.806a 0.273b 0.172b 4.68 0.727 d 0.888a 0.484a 0.113 7.86 0.516 d 0.842a 0.194 0.164b 5.12 0.806 d 0.822a 0.863a 0.155a 5.29 0.137
Yogyakarta 1.027a 0.089 -0.023 a43.89 0.911 d 0.922a 0.552a 0.077 11.97 0.448 d 0.932a 0.181 0.070 13.27 0.819 d 0.854a 0.735a 0.126a 6.78 0.265
Bali 0.922a 0.276a 0.073 12.71 0.724 d 0.955a 0.429a 0.046 20.65 0.571 d 0.949a 0.249c 0.056 16.98 0.751 d 0.909a 0.635a 0.083 10.91 0.365
NTB 0.882a 0.185c 0.094c 9.36 0.815 d 0.875a 0.556a 0.113 7.76 0.444 d 0.944a 0.135 0.054 17.45 0.865 d 0.830a 0.744a 0.133b 6.26 0.256
NTT 0.991a -0.093 0.008123.42 1.093 d 0.963a 0.373a 0.033 28.85 0.627 d 0.997a 0.239b 0.004 247.99 0.761 d 0.962a 0.126 0.031 30.59 0.874
Gorontalo 0.896a 0.121 0.082 10.94 0.879 d 0.947a -0.078 0.049 19.46 1.078 d 0.923a 0.172 0.070 13.14 0.828 d 0.924a 0.456a 0.058 15.82 0.544
Kalimantan Barat 0.983a 0.015 0.019 50.56 0.985 d 0.987a 0.171b 0.017 58.26 0.829 d 0.946a 0.071 0.068a 13.94 0.929 d 0.927a 0.300a 0.076 12.16 0.700
Kalimantan Tengah 0.874a 0.144 0.113a 7.76 0.856 d 0.934a -0.051 0.070 13.30 1.051 d 0.907a 0.124 0.099a 9.20 0.876 d 0.846a 0.127 0.138a 6.14 0.873
Kalimantan Timur 0.900a 0.227a 0.098c 9.22 0.773 d 0.873a 0.053 0.142a 6.14 0.947 d 0.895a 0.273a 0.120a 7.46 0.727 d 0.842a 0.502a 0.152b 5.55 0.498
Sulawesi Utara 0.820a 0.317a 0.177b 4.63 0.683 d 0.896a 0.278b 0.117b 7.63 0.722 d 0.890a 0.216c 0.127 6.99 0.784 d 0.829a 0.560a 0.167a 4.97 0.440
Sulawesi Tengah 0.765a 0.323a 0.214a 3.57 0.677 d 0.852a -0.063 0.158a 5.39 1.063 d 0.830a 0.217b 0.182a 4.55 0.783 d 0.736a 0.351a 0.240a 3.07 0.649 d
Sulawesi Tenggara 0.857a 0.089 0.116b 7.36 0.911 d 0.890a -0.103 0.105b 8.49 1.103 d 0.865a 0.280b 0.129a 6.71 0.720 d 0.857a 0.284 0.116b 7.40 0.716 d
Maluku 0.942a 0.017 0.046 20.38 0.983 d 0.985a 0.130 0.012 81.82 0.870 d 0.963a 0.027 0.034 28.24 0.973 d 0.971a 0.081 0.022 43.32 0.919 d
Papua 0.940a 0.038 0.071 13.28 0.962 d 0.923a 0.125 0.100 9.26 0.875 d 0.967a 0.176 0.052 18.58 0.824 d 0.940a -0.272 0.072 13.05 1.272 d
Banten 0.921a 0.363a 0.075 12.23 0.637 d 0.776a 0.591a 0.237a 3.27 0.409 d 0.918a 0.424a 0.092a 9.96 0.576 d 0.731a 0.949a 0.246a 2.97 0.051
Bangka Belitung 0.952a 0.250b 0.054 17.65 0.750 d 0.824a 0.168 0.219b 3.77 0.832 d 0.924a 0.485a 0.098 9.38 0.515 d 0.757a 0.764a 0.260a 2.91 0.236
Maluku Utara 0.977a -0.039 0.025 39.62 1.039 d 0.975a 0.269 0.028 34.83 0.731 d 0.868a 0.023 0.152a 5.70 0.977 d 0.921a 0.083 0.079 11.66 0.917 d
Sulawesi Barat 0.838a 0.034 0.151a 5.55 0.966 d 0.940a 0.120 0.065 14.52 0.880 d 0.916a -0.044 0.091 10.04 1.044 d 0.921a 0.235 0.074 12.51 0.765 d
Papua Barat 0.921a 0.462b 0.087c10.61 0.538 d 0.922a 0.039 0.098 9.38 0.961 d 0.892a -0.016 0.137 6.49 1.016 d 0.921a 0.264 0.086 10.77 0.736
Kepulauan Riau 0.955a 0.068 0.038 25.18 0.932 d 0.965a 0.199 0.032 30.46 0.801 d 0.964a 0.389a 0.035 27.53 0.611 d 0.949a 0.445b 0.042 22.71 0.555 d
Provinsi Acuan Jawa Barat Jawa Timur Jawa Tengah Sulawesi Selatan
Provinsi Pengikut b1 b2 b3 IMC b2-1 b1 b2 b3 IMC b2-1 b1 b2 b3 IMC b2-1 b1 b2 b3 IMC b2-1
Jawa Barat 0.679a 0.534a 0.353a 1.923 -0.466 d 0.718a 0.541a 0.303a 2.369 -0.459 d 0.722a 0.513a 0.296a 2.441 -0.487 d
Jawa Timur 0.770a 0.802a 0.210b 3.674 -0.198 0.415a 0.987a 0.572a 0.726 -0.013 0.837a 0.505a 0.159b 5.280 -0.495 d
Jawa Tengah 0.893a 0.606 0.100 8.897 -0.394 d 0.540a 0.824a 0.471a 1.147 -0.176 d 0.903a 0.426a 0.097 9.331 -0.574 d
Sulawesi Selatan 0.627a 0.903a 0.352a 1.781 -0.097 0.747a 0.697a 0.262a 2.850 -0.303 d 0.773a 0.755a 0.230a 3.366 -0.245
Sumatera Utara 0.795a 0.668a 0.200c 3.970 -0.332 d 0.675a 0.759a 0.349a 1.935 -0.241 d 0.769a 0.896a 0.242a 3.186 -0.104 0.863a 0.464a 0.143 6.047 -0.536 d
Sumatera Selatan 0.692a 0.672a 0.297 2.329 -0.328 d 0.623a 0.674a 0.398a 1.566 -0.326 d 0.701a 0.751a 0.309a 2.268 -0.249 d 0.701a 0.417a 0.307 2.281 -0.583 d
Lampung 0.830a 0.693a 0.155a 5.338 -0.307 d 0.401a 0.604a 0.597a 0.672 -0.396 d 0.478a 0.676a 0.509a 0.939 -0.324 d 0.836a 0.440a 0.160b 5.220 -0.560 d
Jakarta 0.689a 0.534a 0.322a 2.136 -0.466 d 0.674a 0.406a 0.370a 1.822 -0.594 d 0.704a 0.498a 0.328a 2.145 -0.502 d 0.788a 0.345a 0.234a 3.364 -0.655 d
Aceh 0.788a 0.584a 0.228a 3.455 0.416 d 0.737a 0.780a 0.309a 2.389 -0.220 d 0.752a 0.837a 0.285a 2.641 -0.163 0.770a 0.421a 0.263a 2.927 -0.579 d
Sumatera Barat 0.871a 0.752 0.126 6.911 0.248 d 0.526a 0.724a 0.510a 1.030 -0.276 d 0.627a 0.808a 0.392a 1.600 -0.192 d 0.889a 0.501a 0.116c 7.636 -0.499 d
Riau 0.696a 0.750a 0.317a 2.195 -0.250 0.718a 0.638a 0.322a 2.227 -0.362 d 0.738a 0.673a 0.293a 2.521 -0.327 d 0.835a 0.497a 0.184b 4.548 -0.503 d
Jambi 0.794a 0.504a 0.202a 3.935 -0.496 d 0.507a 0.538a 0.528a 0.960 -0.462 d 0.593a 0.668a 0.425a 1.395 -0.332 d 0.819a 0.340a 0.189a 4.338 -0.660 d
Bengkulu 0.792a 0.611a 0.194a 4.086 -0.389 d 0.429a 0.591a 0.582a 0.737 -0.409 d 0.473a 0.706a 0.525a 0.901 -0.294 d 0.798a 0.380a 0.201a 3.969 -0.620 d
Yogyakarta 0.812a 0.766 0.170a 4.779 -0.234 0.693a 0.830a 0.305a 2.271 -0.170 d 0.738a 0.885a 0.255a 2.901 -0.115 0.900a 0.604a 0.096a 9.352 -0.396 d
Bali 0.624a 0.667a 0.363 1.718 -0.333 d 0.488a 0.507a 0.541a 0.902 -0.493 d 0.488a 0.511a 0.529a 0.922 -0.489 d 0.716a 0.363a 0.292 2.451 -0.637 d
NTB 0.898a 0.660a 0.094 9.576 -0.340 d 0.622a 0.684a 0.380a 1.636 -0.316 d 0.674a 0.767a 0.320a 2.106 -0.233 d 0.902a 0.449a 0.097a 9.290 -0.551 d
NTT 0.816a 0.308a 0.189a 4.309 -0.692 d 0.766a 0.295a 0.262a 2.919 -0.705 d 0.788a 0.307a 0.232a 3.393 -0.693 d 0.796a 0.249 0.221 3.599 -0.751 d
Gorontalo 0.783a 0.567a 0.213 3.672 -0.433 d 0.527a 0.479a 0.507a 1.039 -0.521 d 0.597a 0.647a 0.422a 1.416 -0.353 d 0.800a 0.309a 0.209 3.821 -0.691 d
Kalimantan Barat 0.832a 0.311 0.153c 5.443 -0.689 d 0.723a 0.626a 0.274a 2.634 -0.374 d 0.716a 0.628a 0.275a 2.609 -0.372 0.828a 0.420a 0.166b 4.982 -0.580 d
Kalimantan Tengah 0.611a 0.943a 0.363a 1.682 -0.057 0.646a 0.731a 0.362a 1.785 -0.269 d 0.699a 0.717a 0.302a 2.318 -0.283 d 0.598a 0.758 0.399a 1.498 -0.242 d
Kalimantan Selatan 0.684a 0.951a 0.286 2.391 -0.049 0.728a 0.830a 0.270a 2.696 -0.170 0.739a 0.826a 0.254a 2.904 -0.174 0.726a 0.803 0.264 2.751 -0.197 d
Kalimantan Timur 0.768a 0.972a 0.225a 3.412 -0.028 0.617a 0.790a 0.408a 1.510 -0.210 d 0.704a 0.825a 0.308a 2.286 -0.175 0.759a 0.660a 0.249a 3.048 -0.340 d
Sulawesi Utara 0.676a 0.867a 0.320a 2.113 -0.133 0.727a 0.495a 0.296a 2.455 -0.505 d 0.755a 0.493a 0.261a 2.892 -0.507 d 0.708a 0.696a 0.306a 2.311 -0.304 d
Sulawesi Tengah 0.840a 0.599a 0.161a 5.226 -0.401 d 0.673a 0.489a 0.357a 1.885 -0.511 d 0.717a 0.541a 0.302a 2.373 -0.459 d 0.873a 0.456a 0.136a 6.420 -0.544 d
Sulawesi Tenggara 0.656a 0.558a 0.332a 1.978 -0.442 d 0.633a 0.296b 0.388a 1.632 -0.704 d 0.648a 0.327b 0.364a 1.779 -0.673 d 0.697a 0.565 0.310a 2.247 -0.435 d
Maluku 0.804a 0.644 0.207 3.890 -0.356 d 0.643a 0.491a 0.410a 1.567 -0.509 d 0.633a 0.490a 0.412a 1.536 -0.510 d 0.867a 0.405 0.149 5.811 -0.595 d
Papua 0.826a 0.345a 0.204 4.053 -0.655 d 0.859a 0.306a 0.181a 4.760 -0.694 d 0.869a 0.409a 0.164a 5.309 -0.591 d 0.844a 0.288 0.193 4.367 -0.712 d
Banten 0.339a 0.718a 0.656a 0.518 -0.282 d 0.630a 0.475a 0.402a 1.567 -0.525 d 0.659a 0.468a 0.364a 1.811 -0.532 d 0.534a 0.508a 0.491a 1.087 -0.492 d
Bangka Belitung 0.773a 0.575a 0.222a 3.479 -0.425 d 0.439a 0.664a 0.597a 0.736 -0.336 d 0.464a 0.803a 0.558a 0.832 -0.197 d 0.850a 0.448a 0.156b 5.431 -0.552 d
Maluku Utara 0.717a 0.407a 0.308a 2.331 -0.593 d 0.727a 0.395a 0.324a 2.246 -0.605 d 0.751a 0.478a 0.289a 2.594 -0.522 d 0.733a 0.279 0.308 2.376 -0.721 d
Sulawesi Barat 0.624a 0.506b 0.380 1.640 -0.494 d 0.560a 0.319 0.487a 1.152 -0.681 d 0.499a 0.155 0.543a 0.918 -0.845 d 0.707a 0.516a 0.313 2.259 -0.484 d
Papua Barat 0.901a 0.318a 0.110c 8.172 -0.682 d 0.833a 0.175 0.202a 4.115 -0.825 d 0.833a 0.214 0.198a 4.202 -0.786 d 0.913a 0.239b 0.104b 8.768 -0.761 d
Kepulauan Riau 0.981a 0.267c 0.011 91.365 -0.733 d 0.972a 0.260b 0.021 46.757 -0.740 d 0.975a 0.357a 0.017 56.161 -0.643 d 0.969a 0.171c 0.023 41.646 -0.829 d
....................Lanjutan Lampiran 2
Provinsi Acuan Sumatera Utara Sumatera Selatan Lampung Jakarta
Provinsi Pengikut b1 b2 b3 IMC b2-1 b1 b2 b3 IMC b2-1 b1 b2 b3 IMC b2-1 b1 b2 b3 IMC b2-1
Jawa Barat 0.592a 0.404a 0.417a 1.420 -0.596 d 0.742a 0.576a 0.270a 2.743 -0.424 d 0.812a 0.630a 0.209a 3.886 -0.370 d 0.677a 0.810a 0.314a 2.157 -0.190
Jawa Timur 0.559a 0.703a 0.411 1.363 -0.297 d 0.754a 0.806a 0.233b 3.236 -0.194 0.492a 0.895a 0.511a 0.963 -0.105 0.692a 0.980a 0.273a 2.536 -0.020
Jawa Tengah 0.761a 0.699a 0.228 3.337 -0.301 d 0.881a 0.656a 0.116 7.602 -0.344 d 0.702a 0.752a 0.306b 2.292 -0.248 d 0.823a 0.877a 0.160c 5.144 -0.123
Sulawesi Selatan 0.666a 0.621a 0.322a 2.071 -0.379 d 0.704a 0.672a 0.291a 2.416 -0.328 d 0.813a 0.740a 0.195b 4.170 -0.260 0.707a 0.928a 0.268a 2.635 -0.072
Sumatera Utara 0.895a 0.656a 0.105 8.524 -0.344 d 0.868a 0.806a 0.141 6.151 -0.194 0.794a 1.018a 0.194a 4.100 0.018
Sumatera Selatan 0.624a 0.537a 0.369 1.688 -0.463 d 0.760a 0.866a 0.255a 2.982 -0.134 0.627a 1.022a 0.348b 1.799 0.022
Lampung 0.707a 0.631a 0.273 2.587 -0.369 d 0.777a 0.777a 0.211a 3.677 -0.223 d 0.795a 1.043a 0.180a 4.403 0.043
Jakarta 0.710a 0.439a 0.305a 2.327 -0.561 d 0.688a 0.554a 0.335a 2.053 -0.446 d 0.817a 0.655a 0.209a 3.900 -0.345 d
Aceh 0.786a 0.750a 0.235a 3.344 -0.250 d 0.692a 0.732a 0.344a 2.010 -0.268 d 0.712a 0.708a 0.340a 2.095 -0.292 d 0.726a 0.806a 0.286a 2.542 -0.194
Sumatera Barat 0.664a 0.688a 0.337 1.968 -0.312 d 0.929a 0.721a 0.071 13.079 -0.279 d 0.731a 0.875a 0.290b 2.519 -0.125 0.848a 1.004a 0.143b 5.914 0.004
Riau 0.683a 0.564a 0.337a 2.026 -0.436 d 0.813a 0.681a 0.203b 4.004 -0.319 d 0.715a 0.707a 0.328a 2.181 -0.293 d 0.731a 0.908a 0.272a 2.684 -0.092
Jambi 0.662a 0.506a 0.336a 1.969 -0.494 d 0.774a 0.688a 0.230b 3.368 -0.312 d 0.401a 0.807a 0.644a 0.623 -0.193 d 0.801a 0.941a 0.187b 4.279 -0.059
Bengkulu 0.538a 0.527a 0.438a 1.229 -0.473 d 0.737a 0.719a 0.255b 2.891 -0.281 d 0.541a 0.877a 0.470a 1.151 -0.123 d 0.775a 0.999 0.202b 3.846 -0.001
Yogyakarta 0.654a 0.769a 0.321a 2.033 -0.231 d 0.893a 0.606a 0.100 8.914 -0.394 d 0.852a 0.704a 0.148 5.754 -0.296 0.823a 0.856a 0.155c 5.322 -0.144
Bali 0.601a 0.496a 0.392 1.536 -0.504 d 0.632a 0.567a 0.370a 1.707 -0.433 d 0.595a 0.603a 0.431a 1.380 -0.397 d 0.417a 1.020a 0.546a 0.764 0.020
NTB 0.757a 0.555a 0.228a 3.321 -0.445 d 0.888a 0.622a 0.107 8.270 -0.378 d 0.605a 0.811a 0.398a 1.520 -0.189 d 0.870a 0.915a 0.115c 7.598 -0.085
NTT 0.724a 0.195c 0.286a 2.532 -0.805 d 0.751a 0.375a 0.265a 2.835 -0.625 d 0.702a 0.449a 0.334a 2.099 -0.551 d 0.836a 0.631a 0.163b 5.132 -0.369 d
Gorontalo 0.687a 0.471a 0.312 2.200 -0.529 d 0.719a 0.580a 0.286a 2.511 -0.420 d 0.412a 0.681a 0.633a 0.650 -0.319 d 0.729a 0.819a 0.257b 2.837 -0.181
Kalimantan Barat 0.700a 0.423a 0.277a 2.530 -0.577 d 0.783a 0.650a 0.204b 3.843 -0.350 d 0.701a 0.708a 0.297a 2.361 -0.292 0.762a 0.798a 0.208b 3.654 -0.202
Kalimantan Tengah 0.548a 0.608 0.430a 1.275 -0.392 d 0.572a 0.791a 0.416a 1.375 -0.209 0.755a 0.849a 0.251b 3.007 -0.151 0.673a 1.026a 0.296a 2.271 0.026
Kalimantan Selatan 0.537a 0.671 0.429 1.252 -0.329 d 0.663a 0.698a 0.318a 2.083 -0.302 d 0.747a 0.768a 0.253b 2.947 -0.232 0.712a 0.873a 0.254a 2.803 -0.127
Kalimantan Timur 0.565a 0.693a 0.431a 1.312 -0.307 d 0.762a 0.700a 0.241b 3.160 -0.300 d 0.703a 0.813a 0.318a 2.210 -0.187 0.707a 0.976a 0.276a 2.565 -0.024
Sulawesi Utara 0.648a 0.374a 0.354a 1.832 -0.626 d 0.636a 0.465a 0.375a 1.696 -0.535 d 0.775a 0.633a 0.245a 3.162 -0.367 d 0.716a 0.923a 0.272a 2.634 -0.077
Sulawesi Tengah 0.739a 0.450a 0.266a 2.782 -0.550 d 0.807a 0.502a 0.201a 4.021 -0.498 d 0.741a 0.623a 0.284a 2.609 -0.377 d 0.822a 0.791a 0.172c 4.770 -0.209 d
Sulawesi Tenggara 0.560a 0.200 0.431a 1.301 -0.800 d 0.602a 0.454a 0.400a 1.506 -0.546 d 0.636a 0.520a 0.386a 1.651 -0.480 d 0.644a 0.765a 0.333a 1.937 -0.235
Maluku 0.694a 0.433 0.327 2.120 -0.567 d 0.709a 0.490a 0.319a 2.226 -0.510 d 0.652a 0.603a 0.402a 1.622 -0.397 d 0.715a 0.845a 0.290a 2.464 -0.155
Papua 0.816a 0.346 0.218 3.739 -0.654 d 0.845a 0.388a 0.189a 4.465 -0.612 d 0.894a 0.508a 0.137b 6.512 -0.492 d 0.856a 0.715a 0.162b 5.272 -0.285 d
Banten 0.595a 0.400a 0.410a 1.452 -0.600 d 0.550a 0.627a 0.465a 1.181 -0.373 d 0.765a 0.603a 0.258a 2.961 -0.397 d 0.602a 0.979a 0.383a 1.571 -0.021
Bangka Belitung 0.712a 0.635a 0.286a 2.487 -0.365 d 0.740a 0.674a 0.263b 2.815 -0.326 d 0.453a 0.829a 0.585a 0.774 -0.171 0.698a 0.852a 0.285a 2.445 -0.148
Maluku Utara 0.658a 0.289b 0.376a 1.749 -0.711 d 0.728a 0.491a 0.307a 2.376 -0.509 d 0.703a 0.519a 0.354 1.984 -0.481 d 0.710a 0.775a 0.304a 2.336 -0.225
Sulawesi Barat 0.579a 0.215a 0.433a 1.337 -0.785 d 0.598a 0.468b 0.424a 1.410 -0.532 d 0.477a 0.446b 0.583 0.818 -0.554 d 0.531a 0.654b 0.461b 1.151 -0.346
Papua Barat 0.882a 0.275b 0.135b 6.531 -0.725 d 0.904a 0.307b 0.112c 8.049 -0.693 d 0.837a 0.476a 0.199 4.206 -0.524 d 0.906a 0.638a 0.101c 8.977 -0.362 d
Kepulauan Riau 0.969a 0.313a 0.022 44.424 -0.687 d 0.987a 0.291b 0.006 176.603 -0.709 d 0.978a 0.460a 0.015 65.617 -0.540 d 0.976a 0.614a 0.013 75.068 -0.386 d
Provinsi Pengikut b1 b2 b3 IMC b2-1 b1 b2 b3 IMC b2-1 b1 b2 b3 IMC b2-1 b1 b2 b3 IMC b2-1
Jawa Barat 0.952a 0.142 0.060 15.82 -0.858 d 0.957a 0.025 0.055 17.34 -0.975 d 0.970a 0.161 0.036 27.23 -0.839 d
Jawa Timur 0.982a 0.037 0.012 82.73 -0.963 d 0.933a 0.032 0.065 14.29 -0.968 d 0.987a 0.008 0.008 120.19 -0.992 d
Jawa Tengah 0.777a 0.060 0.182 4.28 -0.940 d 0.494a 0.258 0.491a 1.01 -0.742 d 0.843a 0.129 0.137 6.16 -0.871 d
Sulawesi Selatan 0.926a 0.264 0.066 13.95 -0.736 d 0.892a 0.049 0.116a 7.71 -0.951 d 0.911a 0.085 0.098a 9.33 -0.915 d
Sumatera Utara 0.917a 0.334a 0.066b 13.93 -0.666 d 0.997a 0.505a 0.004 221.82 -0.495 d 0.956a 0.071 0.043 22.30 -0.929 d 0.982a -0.028 0.016 62.83 -1.028 d
Sumatera Selatan 0.771a 0.297a 0.204a 3.78 -0.703 d 0.826a 0.100 0.184b 4.49 -0.900 d 0.843a 0.276a 0.171 4.92 -0.724 d 0.921a 0.022 0.079 11.65 -0.978 d
Lampung 0.918a 0.226a 0.062c 14.87 -0.774 d 0.966a 0.229c 0.030 32.22 -0.771 d 0.948a 0.036 0.047 20.16 -0.964 d 1.004a 0.073 -0.006 177.87 -0.927 d
Jakarta 0.884a -0.140 0.109c 8.14 -1.140 d 0.948a -0.071 0.057 16.59 -1.071 d 0.973a 0.225a 0.032 30.82 -0.775 d 0.990a 0.012 0.011 92.09 -0.988 d
Aceh 0.800a 0.407a 0.201a 3.98 -0.593 d 0.927a 0.175 0.086 10.75 -0.825 d 0.944a 0.041 0.067 14.08 -0.959 d 0.923a 0.378 0.084c 10.99 -0.622 d
Sumatera Barat 0.902a 0.310a 0.085 10.64 -0.690 d 0.936a -0.029 0.065 14.37 -1.029 d 0.921a 0.091 0.083 11.05 -0.909 d 0.943a 0.052 0.055 17.25 -0.948 d
Riau 0.915a 0.123 0.072 12.64 -0.877 d 0.873a 0.193 0.130 6.73 -0.807 d 0.894a 0.067 0.110 8.14 -0.933 d 0.968a 0.266 0.028 34.98 -0.734 d
Jambi 0.853a 0.400a 0.122b 7.00 -0.600 d 1.001a 0.302c 0.000 3,166.36 -0.698 d 0.962a 0.083 0.038 25.26 -0.917 d 0.960a 0.134 0.037 26.05 -0.866 d
Bengkulu 0.964a -0.144 0.027 35.39 -1.144 d 0.933a 0.080 0.062 15.05 -0.920 d 0.902a 0.089 0.095c 9.48 -0.911 d 0.980a -0.202 0.014 67.75 -1.202 d
Yogyakarta 0.835a 0.159 0.132b 6.31 -0.841 d 0.918a 0.134 0.077 11.88 -0.866 d 0.945a 0.082 0.051 18.40 -0.918 d 0.963a -0.049 0.031 31.06 -1.049 d
Bali 0.785a 0.271 0.189b 4.16 -0.729 d 0.820a 0.354 0.188b 4.37 -0.646 d 0.853a 0.078 0.156 5.47 -0.922 d 0.881a 0.436 0.114 7.74 -0.564 d
NTB 0.909a 0.239b 0.073 12.39 -0.761 d 1.028a 0.271 -0.023 45.60 -0.729 d 0.997a 0.066 0.006 159.47 -0.934 d 0.997a 0.164 0.005 193.01 -0.836 d
NTT 0.937a -0.093 0.062b 15.04 -1.093 d 0.924a -0.176 0.088 10.55 -1.176 d 0.840a 0.094 0.197a 4.25 -0.906 d 0.942a -0.084 0.061 15.49 -1.084 d
Gorontalo 0.575a 0.787b 0.489a 1.18 -0.213 d 0.755a 1.200c 0.335a 2.25 0.200 0.779a 0.462c 0.307b 2.54 -0.538 d 0.861a -0.268 0.173 4.97 -1.268 d
Kalimantan Barat 0.935a 0.226a 0.049b 18.93 -0.774 d 0.860a 0.236 0.132b 6.51 -0.764 d 0.959a 0.028 0.036 26.40 -0.972 d 0.990a -0.004 0.005 187.74 -1.004 d
Kalimantan Tengah 0.987a 0.043 0.005 182.83 -0.957 d 0.976a 0.019 0.019 51.63 -0.981 d 0.971a 0.007 0.025 39.25 -0.993 d 0.974a 0.036 0.019 51.51 -0.964 d
Kalimantan Selatan 0.914a 0.024 0.075b 12.22 -0.976 d 0.973a -0.049 0.028 35.02 -1.049 d 0.967a -0.006 0.035 27.59 -1.006 d 0.965a -0.102 0.034 28.73 -1.102 d
Kalimantan Timur 0.905a 0.150 0.088c 10.24 -0.850 d 0.967a 0.131 0.036 26.81 -0.869 d 0.925a 0.078 0.084 11.08 -0.922 d 0.909a 0.180b 0.093b 9.79 -0.820 d
Sulawesi Utara 0.786a 0.397b 0.203a 3.87 -0.603 d 0.872a 0.608c 0.145 6.02 -0.392 d 0.873a 0.048 0.146a 5.99 -0.952 d 0.914a 0.021 0.089c 10.23 -0.979 d
Sulawesi Tengah 0.891a 0.201 0.127c 7.04 -0.799 d 0.713a -0.018 0.405a 1.76 -1.018 d 0.721a 0.243 0.402a 1.80 -0.757 d 0.831a 0.507a 0.220a 3.78 -0.493 d
Sulawesi Tenggara 0.872a 0.414b 0.144c 6.06 -0.586 d 0.927a -1.161a 0.094 9.91 -2.161 d 0.940a 0.052 0.082 11.45 -0.948 d 0.906a 0.136 0.116c 7.85 -0.864 d
Maluku 0.837a 0.189 0.180 4.65 -0.811 d 0.608a 0.176 0.527a 1.15 -0.824 d 0.683a 0.261a 0.434a 1.57 -0.739 d 0.797a 0.143 0.248 3.22 -0.857 d
Papua 0.852a 0.124 0.203b 4.19 -0.876 d 0.955a 0.349 0.076 12.52 -0.651 d 0.950a 0.039 0.085 11.17 -0.961 d 0.950a 0.088 0.078 12.19 -0.912 d
Banten 0.895a 0.230b 0.090c 9.89 -0.770 d 0.896a 0.318c 0.106 8.42 -0.682 d 0.881a -0.018 0.123a 7.14 -1.018 d 0.952a 0.059 0.045 21.23 -0.941 d
Bangka Belitung 0.883a 0.384a 0.094c 9.42 -0.616 d 0.958a 0.162 0.039 24.67 -0.838 d 0.958a 0.052 0.040 23.93 -0.948 d 0.981a 0.119 0.015 63.35 -0.881 d
Maluku Utara 0.923a -0.205 0.118 7.82 -1.205 d 0.911a -0.489 0.160c 5.71 -1.489 d 0.929a -0.026 0.130 7.15 -1.026 d 0.929a -0.062 0.117 7.94 -1.062 d
Sulawesi Barat 0.874a 0.331 0.136b 6.42 -0.669 d 0.897a 0.488 0.134b 6.69 -0.512 d 0.860a -0.468a 0.183a 4.70 -1.468 d 0.958a 0.232 0.051 18.70 -0.768 d
Papua Barat 0.904a 0.296a 0.113 8.02 -0.704 d 0.807a 0.584a 0.294b 2.75 -0.416 d 0.844a 0.838a 0.239c 3.53 -0.162 d 0.968a 0.108 0.046 20.87 -0.892 d
Kepulauan Riau 0.842a 0.417a 0.126b 6.66 -0.583 d 1.023a 0.177 -0.018 55.28 -0.823 d 0.993a 0.958a 0.011 91.20 -0.042 d 0.974a 0.170c 0.025 39.58 -0.830 d
Provinsi Pengikut b1 b2 b3 IMC b2-1 b1 b2 b3 IMC b2-1 b1 b2 b3 IMC b2-1 b1 b2 b3 IMC b2-1
Jawa Barat 0.915a 0.775a 0.109c 8.36 -0.225 0.931a 0.188c 0.082 11.40 -0.812 d 0.857a 0.924a 0.190 4.52 -0.076 0.798a 0.248 0.222b 3.59 -1.248 d
Jawa Timur 0.966a 0.293a 0.032 30.01 -0.707 d 1.022a 0.016 0.026 39.89 -0.984 d 0.960a 0.245c 0.041 23.67 -0.755 d 0.985a 0.035 0.011 91.41 -1.035 d
Jawa Tengah 0.642a 0.358 0.363a 1.77 -0.642 d 0.846a 0.443a 0.139a 6.10 -0.557 d 0.616a 0.333 0.406a 1.52 -0.667 d 0.730a 0.969a 0.238a 3.07 -0.031
Sulawesi Selatan 0.929a 0.102 0.080 11.64 -1.102 d 0.952a 0.022 0.049 19.28 -0.978 d 0.906a 0.484 0.111a 8.13 -0.516 d 0.889a 0.035 0.110b 8.08 -0.965 d
Sumatera Utara 0.909a 0.217a 0.082a\c 11.03 -0.783 d 0.880a 0.556a 0.126a 6.98 -0.444 d 0.916a -0.22b 0.073b 12.49 -1.226 d
Sumatera Selatan 0.725a 0.764a 0.303a 2.40 -0.236 0.710a 0.072 0.331a 2.15 -0.928 d 0.797a 0.137 0.196a 4.06 -0.863 d
Lampung 0.956a 0.318a 0.040 23.61 -0.682 d 1.004a 0.012 0.006 169.07 -0.988 d 0.911a -0.098 0.074c 12.31 -1.098 d
Jakarta 0.973a -0.291c 0.032 30.71 -1.291 d 0.994a 0.047 0.007 144.55 -0.953 d 0.912a -0.223 0.105 8.72 -1.223 d
Aceh 0.836a 0.347 0.204b 4.11 -0.653 d 0.887a 0.309a 0.127 6.96 -0.691 d 0.690a 0.328 0.401a 1.72 -0.672 d 0.883a -0.288 0.128a 6.89 -1.288 d
Sumatera Barat 0.878a 0.534a 0.133b 6.62 -0.466 d 0.899a 0.216a 0.101a\b 8.93 -0.784 d 0.875a 0.448b 0.142b 6.15 -0.552 d 0.842a -0.326a 0.151a 5.58 -1.326 d
Riau 0.860a 0.413b 0.149 5.79 -0.587 d 0.925a 0.187a 0.072 12.92 -0.813 d 0.786a 0.295 0.241a 3.27 -0.705 d 0.857a 0.016 0.135b 6.36 -0.984 d
Jambi 0.970a 0.628a 0.031 31.32 -0.372 d 0.983a 0.227a 0.014 67.98 -0.773 d 0.888a 0.676a 0.122 7.29 -0.324 0.854a -0.121 0.133b 6.43 -1.121 d
Bengkulu 0.968a 0.373b 0.029 33.05 -0.627 d 0.959a 0.045 0.035 27.20 -0.955 d 0.962a -0.045 0.037 26.33 -1.045 d 0.941a -0.121 0.050 18.88 -1.121 d
Yogyakarta 0.842a 0.471a 0.157a 5.36 -0.529 d 0 .908a 0.273a 0.082 11.14 -0.727 d 0.683a 0.402c 0.330a 2.07 -0.598 d 0.858a 0.174 0.123b 6.98 -0.826 d
Bali 0.818a 0.299 0.199a 4.12 -0.701 d 0.846a 0.247c 0.155a 5.47 -0.753 d 0.761a -0.202 0.270a 2.82 -1.202 d 0.652a -0.120 0.333a 1.96 -1.120 d
NTB 0.982a 0.539a 0.021 47.78 -0.461 d 1.022a 0.088 0.018 56.17 -0.912 d 0.963a 0.547a 0.042 23.11 -0.453 d 0.922a 0.048 0.070 13.21 -1.048 d
NTT 0.933a 0.032 0.081a 11.54 -0.968 d 0.947a 0.052 0.059c 16.18 -0.948 d 0.938a -0.180 0.077b 12.21 -1.180 d 0.935a 0.105 0.069b 13.53 -0.895 d
Gorontalo 0.741a 1.172b 0.369a 2.01 0.172 0.779a 0.273 0.289b 2.70 -0.727 d 0.557a 2.085a 0.661a 0.84 1.085 0.605a 0.356 0.493a 1.23 -0.644 d
Kalimantan Barat 0.887a 0.372a 0.111c 7.98 -0.628 d 0.964a 0.095 0.029 33.37 -0.905 d 0.885a 0.461a 0.119b 7.45 -0.539 d 0.941a -0.094 0.049 19.03 -1.094 d
Kalimantan Tengah 0.991a 0.083 0.001 1,024 -0.917 d 0.989a 0.035 0.003 287.15 -0.965 d 0.986a 0.069 0.008 120.67 -0.931 d 0.985a -0.040 0.008 125.79 -1.040 d
Kalimantan Selatan 0.800a 0.203c 0.213a 3.75 -0.797 d 0.909a 0.145b 0.089a 10.18 -0.855 d 0.845a -0.236 0.172a 4.91 -1.236 d 0.912a 0.007 0.083b 10.97 -0.993 d
Kalimantan Timur 0.937a 0.422a 0.072 13.02 -0.578 d 0.970a 0.128 0.030 31.98 -0.872 d 0.873a 0.322 0.153b 5.71 -0.678 d 0.840a -0.091 0.163a 5.16 -1.091 d
Sulawesi Utara 0.829a 0.957a 0.202b 4.10 -0.043 d 0.848a 0.325a 0.163b 5.19 -0.675 d 0.750a 0.718b 0.308a 2.43 -0.282 0.794a -0.48b 0.214a 3.71 -1.483 d
Sulawesi Tengah 0.881a 0.085 0.172a 5.12 -0.915 d 0.933a 0.425b 0.084 11.06 -0.575 d 0.845a -0.078 0.236b 3.59 -1.078 d 0.824a 0.092 0.227b 3.64 -0.908 d
Sulawesi Tenggara 0.955a 0.165 0.063 15.16 -1.165 d 0.931a 0.015 0.090 10.38 -0.985 d 0.918a 0.698b 0.120 7.62 -0.302 0.817a 0.112 0.224b 3.64 -0.888 d
Maluku 0.822a 0.356 0.245a 3.36 -0.644 d 0.864a 0.410a 0.168a 5.14 -0.590 d 0.818a 0.332 0.260a 3.14 -0.668 d 0.791a 0.376 0.255a 3.10 -1.376 d
Papua 0.944a 0.410 0.099 9.55 -0.590 d 0.955a 0.188 0.072 13.26 -0.812 d 0.917a 0.602 0.150c 6.12 -0.398 d 0.933a -0.174 0.102 9.10 -1.174 d
Banten 0.941a 0.315b 0.063 14.95 -0.685 d 0.974a 0.138a 0.024 40.75 -0.862 d 0.835a 0.504a 0.185b 4.53 -0.496 d 0.871a -0.177 0.121b 7.17 -1.177 d
Bangka Belitung 0.955a 0.609a 0.043 22.16 -0.391 d 0.975a 0.245a 0.020 49.41 -0.755 d 0.894a 0.783a 0.112 8.01 -0.217 0.865a -0.058 0.119a 7.26 -1.058 d
Maluku Utara 0.934a 2.24a 0.123 7.60 -3.243 d 0.942a 0.097 0.098 9.60 -0.903 d 0.929a 0.258 0.138 6.71 -0.742 d 0.924a 0.252 0.124 7.46 -0.748
Sulawesi Barat 0.865a 0.362 0.182b 4.76 -0.638 d 0.900a -0.047 0.126c 7.15 -1.047 d 0.837a 1.218b 0.229a 3.66 0.218 0.845a -0.88a 0.184a 4.59 -1.881 d
Papua Barat 0.904a 0.538a 0.145 6.24 -0.462 d 1.046a 0.050 0.064 16.26 -0.950 d 0.880a 0.695a 0.188a 4.68 -0.305 1.047a -0.64a 0.059 17.68 -1.645 d
Kepulauan Riau 0.941a 0.823a 0.061 15.42 -0.177 d 0.950a 0.162 0.048 19.92 -0.838 d 0.902a 0.671a 0.106 8.48 -0.329 0.956a -0.488b 0.042 23.01 -1.488 d
a nyata pada taraf 1%
b nyata pada taraf 5 %
c nyata pada taraf 10 %
d nyata pada taraf 5 % (uji t-statistik dari t-table = 1.96)/pasar tidak terintegrasi