Estimasi Sumberdaya Untuk Data Dengan Distribusi Lognormal Pada Endapan Urat Emas Gunung Pongkor Dengan Pendekatan Geostatistik
Estimasi Sumberdaya Untuk Data Dengan Distribusi Lognormal Pada Endapan Urat Emas Gunung Pongkor Dengan Pendekatan Geostatistik
ABSTRACT
This study aims to determine the method of estimation and data processing are suitable to the
lognormal distribution data. Data obtained from the assay data of gold vein mineralization from
Gunung Pongkor, West Java. Data provided are relatively only a few or not proportionate to the
volume of mineral bodies, range of space (average 50 m to the north), as well as lognormal
distribution data. Data collection was enlarged by conducting composites within 1 m, resulting in
828 points. Furthermmineral, the data is divided into the data without a top cut and the data with
a top cut, for the benefit to estimate data also has been transformated into logarithm. Variogram
modeling performed on each data to get a geostatistical parameters. The estimation method that
used are methods such as of Ordinary Kriging (OK), Lognormal Ordinary Kriging (OLK) and
Sichel's t-estimator. The criteria used suitably is the correlation coefficient value estimation results
with actual levels valued mmineral than 0.6. Assumptions for the best method is the method that
has the best accuracy between the regression line with line bisector and for the method that has a
variance estimation is a method which has an average smallest variance estimation. The cumulative
distribution curve estimation results show the difference in the results of the estimates using the
data without a top cut and the data with a top cut. This research resulted in the values of the
correlation coefficient from the three methods are mmineral than 0.6. The most appropriate
regression line with a line bisektor is Lognormal Ordinary Kriging method (OLK) both use the data
without a top cut and the data with a top cut and the average of smallest variance estimation is a
method of Ordinary Kriging (OK) that use data with the top cut.
Pada penelitian ini dilakukan pengolahan data Jakarta melalui Bogor dan Leuwiliang sejauh ±
yaitu data tanpa top cut dan data dengan top cut, 100 Km. Secara geografis, IUP Eksplorasi terletak
kemudian data tersebut digunakan untuk pada koordinat 106o 30’ 01’’ hingga 106o 35’ 38’’ BT
mengestimasi blok pada badan bijih menggunakan dan 6o 36’ 37,2’’ hingga 6o 48’ 11’’ LS.
metode Ordinary Kriging (OK), Ordinary
Lognormal Kriging (OLK dan Sichel’s t-
estimator. Sebelum diestimasi dilakukan validasi
terhadap hasil estimasi, tujuannya adalah untuk
mengetahui apakah hasil estimasi dari metode
tersebut cocok dengan kadar sebenarnya.
Dengan memvalidasi hasil estimasi dan
selanjutnya menaksir kadar blok dengan
memperhatikan teknik - teknik yang ada dalam
geostatistik, sehingga diperoleh perhitungan
sumberdaya emas yang lebih akurat. Untuk itu
dalam penelitian ini mengangkat judul “Estimasi
Sumberdaya untuk Data Dengan Distribusi
Lognormal pada Endapan Urat Emas Gunung
Pongkor dengan Pendekatan Geostatistik”.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kondisi Umum Daerah Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan pada salah satu
urat emas yang ada di Pongkor (Gambar 1).
Pertambangan emas Pongkor merupakan bagian
dari UBPE (Unit Bisnis Pertambangan Emas) PT
Aneka Tambang dengan menggunakan tambang
bawah tanah. Secara administratif, lokasi UBPE
Pongkor terletak di dalam wilayah Kecamatan
Nanggung, Leuwiliang dan Cigudek, Kabupaten Gambar 2. Peta Geologi lokal Gunung Pongkor yang
menggambarkan sistem urat dan batuan penyusunnya, struktur
Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pencapaian lokasi ini patahan dan kaldera (Modifikasi dari Milesi dkk.1999)
dapat dilakukan melalui perjalanan darat dari
Gambar 1. Daerah Penelitian, a. Peta Indonesia disertai distribusi endapan (angka tonase Au) b. Geologi regional
daerah penelitian. (Modifikasi dari Milesi dkk, 1999)
Mineralisasi umumnya dikontrol oleh struktur berupa logaritma natural, dimana data Z(x)
membentuk sistem urat. Sistem urat di tambang ditransformasi menjadi ln Z(x) ataupun logaritma
pongkor terdiri dari sembilan urat kuarsa-adularia- biasa, dimana nilai Z(x) ditransformasi menjadi log
karbonat kaya mangan oksida dan limonit, tetapi Z(x).
miskin mineral-mineral sulfide. Urat-urat ini Dalam penelitian ini nilai individual Z(x)
memiliki panjang antara 740-2700 meter, dengan ditransformasi ke dalam logaritma biasa yaitu nilai
ketebalan beberapa meter dan kedalaman dapat Z(x) ditransformasi menjadi Y(x), dengan:
mencapai 200 meter, memotong tiga satuan 𝑌(𝑥) = log (𝑍(𝑥))
vulkanik utama yang membentuk suatu kipas. Dengan 𝜇 dan 𝜎 2 adalah rata-rata dan varians
𝑌(𝑥)
Back transformation untuk menentukan nilai
rata-rata dan varians Z(x) dari data Y(x) adalah:
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 (𝑍(𝑥)) = 𝐸(𝑍𝑥 )
1
Gambar 3. Pemodelan badan bijih urat emas 𝐸(𝑍𝑥 ) = Antilog [𝜇 + 𝜎 2 ]
2
Semivariogram merupakan suatu metode yang (Modifikasi dari P.A Down, 1982)
berfungsi untuk menganalisis data secara 3). Metode Penaksiran
geostatistik. Data yang dekat dengan titik yang a. Ordinary Kriging
ditaksir memiliki kecenderungan nilai yang lebih
mirip dibandingkan dengan data yang lebih jauh. Ordinary Kriging merupakan metode estimasi
Variogram dihitung dengan menghitung yang tidak memperhatikan nilai rata-rata sampel.
perbedaan rata-rata antar dua titik sampel dengan Pada prinsipnya, misalkan terdapat n sampel pada
jarak tertentu. posisi 𝑍(𝑥𝑖 ) untuk menaksir kadar Z pada blok R,
Secara praktis variogram eksperimental dihitung dengan menggunakan ordinary kriging adalah:
𝑛
dengan: ∗
𝑍𝑂𝐾 (𝑅) = ∑ 𝜆𝑖 ∙ 𝑧(𝑥𝑖 )
∑𝑁𝑖=1[𝑧(𝑥𝑖 ) − 𝑧(𝑥𝑖+ℎ )]
2 𝑖=1
𝛾(ℎ) =
2𝑁(ℎ) Untuk mendapatkan harga estimasi yang tidak
Dimana: bias, maka jumlah faktor bobot dibuat sama
𝛾(ℎ) = Variogram untuk arah tertentu dari jarak h dengan 1, dengan persamaan:
𝑛
h = 1𝑑, 2𝑑, 3𝑑, 4𝑑 (d = jarak rata-rata antar
∑ 𝜆𝑖 = 1
conto) 𝑖=1
𝑧(𝑥𝑖 ) = nilai kadar pada titik 𝑥𝑖
Persyaratan bahwa jumlah 𝜆𝑖 yang tidak
𝑧(𝑥𝑖+ℎ ) = data pada titik yang berjarak h dari 𝑥𝑖 diketahui adalah satu, dapat didekati dengan
𝑁(ℎ) = jumlah pasangan data pertolongan suatu lagrange multiplier 𝑣. Dengan
2). Distribusi Lognormal cara ini diharapkan perbedaan Z dan Z* adalah
nol. Selanjutnya sistem persamaan linier (kriging
Distribusi lognormal, yaitu logaritma nilai
sistem) untuk mendapatkan faktor bobot 𝜆𝑖 dapat
individual perconto memiliki distribusi normal.
ditulis sebagai berikut:
Pada penggunaan distribusi lognormal, nilai 𝑛
individual Z(x) ditransformasi ke dalam nilai ∑ 𝜆𝑗 𝛾(𝑆𝑖 , 𝑆𝑗 ) + 𝑣 = 𝛾̅ (𝑥𝑖 , 𝑅)
logaritma. Tipe logaritma yang digunakan dapat 𝑗=1
a. b. c.
d. e. f.
Gambar 4. Scater plot korelasi dan regresi linier garis merah = regresi linier, biru = garis bisektor (a. OK dengan top cut, b. OK tanpa
top cut, c. OLK dengan top cut, d. OLK tanpa top cut, e. Sichel dengan top cut, f. Sichel tanpa top cut.)
a
b.
b
c.
c
d.
d
e.
e 0 (ppm2)
c. Sichel
Gambar 9 menunjukan distribusi frekuensi
kumulatif hasil estimasi dan varians estimasi dari
metode Sichel. Terlihat bahwa secara umum hasil
estimasi Sichel tanpa top cut memiliki nilai yang
lebih tinggi dibandingkan dengan hasil estimasi
Sichel dengan top cut.
REFERENSI