Becton Dickinson and Needle Sticks
A. Tentang Perusahaan
Becton Dickinson (BD) didirikan pada tahun 1897 oleh Maxwell W. Becton dan
Fairleigh Dickinson S, dua orang pengusaha Amerika. BD adalah sebuah perusahaan
teknologi medis. Produknya berupa alat alat kesehatan; perlengkapan dan mesin yang
menunjang kesehatan; dan vaksin dan serum yang digunakan untuk memperbaiki dan
meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat. BD juga melakukan penelitian dan
pengembangan atas produknya agar semakin hari semakin baik kualitas dan
penggunaannya oleh masyarakat. BD berkantor pusat di Amerika Serikat dan
memiliki kantor di lebih dari 50 negara di seluruh dunia .
B. Kasus BD
- Tahun 1980 – 1981 : Ada berita bahwa banyak perawat terluka akibat jarum suntik
yang telah digunakan
- Tahun 1984 – 1985 : Penderita AIDS mulai bertambah & mengancam pengguna
jarum suntik
- Pada 23-12-1986 : US paten no. 4.631.057 diberikan untuk alat suntik yang aman
atas nama Norma Sampson (perawat) dan Charles B. Mitchell (engineering)
- Tahun 1986 : Becton Dickinson membeli hak paten alat suntik dari N. Sampson &
CB. Mitchell
- Tahun 1988 : Becton Dickinson hanya menjual jarum suntik berukuran 3cc (Safety-
Lok Syringe) seharga 50 dan 75 sen dan harga alat suntik biasa 8 sen
- Tahun 1991 : Harga Safety-Lok Syringe turun menjadi 13-20 sen
- Tahun 1992
Seorang perawat (Maryann Rockwood) di San Diego terkontaminasi AIDS
setelah tertusuk jarum suntik yang diproduksi Becton Dickinson dan ia
melakukan tuntutan kepada Becton Dickinson
OSHA (Occupational safety and Health Administration) & FDA (Food and
Drug Administration) menekankan penggunaan alat suntik aman yang
diproduksi oleh Becton Dickinson. Hal ini merusak pemasaran alat suntik
standar Becton Dickinson
Becton Dickinson mengirimkan 3 orang eksekutifnya ke Washington DC utk
menemui petinggi FDA secara pribadi. FDA memutuskan agar rumah sakit
dan dokter tidak diharuskan membeli alat suntik yang aman
Becton Dickinson membuat alat suntik yang aman (Safety-Lok Syringe)
untuk semua ukuran (1cc, 3cc, 5cc, dan 10cc)
- Tahun 1994 : Analisis organisasi nirlaba ECRI membuktikan bahwa Safety-Lok
Syringe produksi Becton Dickinson kurang aman
- Tahun 1996 : Group Purchasing Organization (GPO) yang mengadakan pembelian
alat suntik untuk rumah sakit telah bekerja sama dengan Becton Dickinson selama
7,5 tahun (USD 1,8 miliar). GPO akan dikenakan penalti cukup besar bila
melanggar kontrak kerja dengan Becton Dickinson
- Perkembangan alat suntikan
Tahun
Keterangan
1994 1999 2001
Safety Lok Syringe - Sedikit lebih
aman dari bentuk
Tidak
standar
- Ranking lebih Tidak layak direkomendasi-
rendah dibanding kan
produk -produk
aman lainnya
Retractable Vanishpoint Alat suntik Alat suntik
teraman (ranking teraman (ranking
tertinggi) tertinggi)
- Tahun 2001 :
Safety-Lok diubah rating-nya menjadi ”not recommended” & Vanishpoint
tetap meraih rating tertinggi sebagai alat suntik yang aman. Akan tetapi,
penjualan Vanishpoint di pasar tidak berjalan baik karena terhalang oleh
kerjasama GPO dengan Becton Dickinson
OSHA melalui Needlestick Safety & Prevention Act akhirnya meminta
rumah sakit untuk menggunakan alat suntik yang aman, namun tidak
menyebutkan secara spesifik. Safety-Lok sudah distok oleh kebanyakan
rumah sakit anggota GPO
Retractable menggugat Premier, Novation, dan Becton Dickinson karena
melanggar hukum antitrust dan membahayakan konsumen & pekerja
kesehatan melalui monopoli yang telah dilakukan
- Tahun 2003 : Premier & Novation menyelesaikan gugatan ini dengan mengizinkan
anggotanya membeli dari Retractable apabila menginginkannya
- Tahun 2004 : Becton Dickinson menyelesaikan masalah ini dengan membayar
denda USD 100 juta sebagai kompensasi kerugian Retractable
- Selama 6 tahun kontrak antara GPO dengan Becton Dickinsonmenghalangi
produsen alat suntik lain menjual ke rumah sakit dan ribuan pekerja kesehatan
terinfeksi jarum suntik setiap tahunnya.
C. Kaitannya dengan Teori
D. Tiga teori yang berbeda untuk kewajiban etika dari manufaktur untuk
menyeimbangkan antara kewajiban konsumen terhadap dirinya sendiri dan
kewajiban manufaktur terhadap konsumen, yaitu: the contractual theory, the due
care theory, dan the social cost theory.
a. The Contractual Theory:
Hubungan antara perusahaan bisnis dengan konsumenya secara
esensial adalah hubungan kontraktual dan kewajiban moral
perusahaan bisnis terhadap konsumennya.
Ketika konsumen membeli suatu produk berarti secara suka rela
kosumen tersebut sudah memasuki sebuah “ sales contract” dengan
perusahaan.
Kewajiban moral dasar yang harus dilakukan produsen adalah
menyediakan konsumen suatu produk yang sudah sesuai dengan
tuntutan produk secara jelas.
Penjual membuat kualitas produknya dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu: reliability, service life, maintainability, dan safety.
b. The Due Care Theory:
Produsen memiliki keahlian dan pengetahuan yang lebih besar
sehingga memiliki kewajiban untuk menempuh langkah apa saja yang
penting untuk meyakinkan bahwa ketika produk diluncurkan dari
pabrik dalam komdisi yang seaman mungkin dan konsumen
mempunyai hak untuk kepastian tersebut.
Tanggung jawab produsen harus meliputi 3 hal :
1) Desain ð bertanggung jawab terhadap item dan mengadakan
penelitian dan percobaan yang cukup ekstensif untuk
menghindari risiko yang mungkin akan timbul dalam
penggunaan produk
2) Produksi ð menghilangkan bagian–bagian yang rusak,
mengidentifikasi kelemahan yang terlihat selama produksi
3) Informasi ð adanya intruksi yang jelas dan mudah di
mengerti, peringatan dari setiap bahaya yang terlibat dalam
penggunaan produk tersebut
c. The Social Cost Theory:
Produsen seharusnya membayar biaya terhadap segala kerugian dan
mempunyai kewajiban terhadap semua risiko meskipun kerugian
tersebut timbul di luar kerusakan dari produk yan tidak bisa
diperkirakan atau pun dihilangkan