Pengaruh Tingkat Penambahan Bioaktif Lidah Buaya Terhadap Produksi Telur Ayam
Pengaruh Tingkat Penambahan Bioaktif Lidah Buaya Terhadap Produksi Telur Ayam
Pengaruh Tingkat Penambahan Bioaktif Lidah Buaya Terhadap Produksi Telur Ayam
2005
ABSTRACT
BINTANG, I.A.K., A.P. SINURAT and T. PURWADARIA. 2005. The effect of aloe vera bioactive level as feed additive on the egg
performances of laying hens. JITV 10(2): 85-89.
A study on the use of aloe vera bioactives as feed additive in layer ration was conducted. One hundred and twenty pullets
strain Isa Brown were allocated into 5 treatments with 6 replicates and 4 birds/replicate. The treatments were: control,
control+antibiotic (50 ppm zinc bacitracin), and control+ aloe vera at three levels (0.25; 0.50 and 1.00 g/kg). The treatments
were conducted in a completely randomized design. Parameter measured were first initial body weight, age at 1st lay, feed intake,
egg weight, hen day (%HD) and feed conversion ratio. The results showed that antibiotic and aloe vera used as additive for 9
months production did not significantly (P<0.05) affect all parameter measured, except feed intake of hens fed diet containing
0.5 g/kg aloe vera was significantly (P<0.05) higher than control. The addition of aloe vera at 1.0 g/kg significantly (P<0.05)
reduced the feed intake as compared with the control, aloe vera 0.25 and 0.50 g/kg. The used of aloe vera (1.00 g/kg) produced
egg weight significantly (P<0.05) higher than the control, and feed conversion ratio was significantly (P<0.05) better than the
control and aloe vera (0.25 g/kg). It is concluded that the best treatment was the diet with aloe vera level at 1.00 g/kg. This
treatment improved feed efficiency 8.40%.
Key Words: Bioactive, Egg Production, Layer
ABSTRAK
BINTANG, I.A.K., A.P. SINURAT dan T. PURWADARIA. 2005. Pengaruh tingkat penambahan bioaktif lidah buaya terhadap produksi
telur ayam. JITV 10(2): 85-89.
Suatu penelitian dilakukan untuk menguji tingkat penambahan bioaktif lidah buaya sebagai imbuhan pakan ayam petelur.
Seratus dua puluh (120) ekor ayam petelur strain Isa Brown dibagi 5 perlakuan x 6 ulangan masing-masing 4 ekor per ulangan.
Kelima perlakuan adalah ransum kontrol, kontrol + antibiotik (50 ppm Zn-basitrasin) serta ransum kontrol+ lidah buaya kering
pada 3 level (0,25; 0,50 dan 1,00 g/kg). Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Penduga yang diamati adalah
bobot hidup awal, umur pertama bertelur, konsumsi ransum, bobot telur, hen day (% HD) dan konversi ransum. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penambahan antibiotik dan lidah buaya dalam ransum selama 9 bulan produksi tidak menunjukkan hasil
yang berbeda nyata (P>0,05) terhadap parameter yang diamati, kecuali konsumsi ransum yang mendapat lidah buaya 0,50 g/kg
nyata (P<0,05) lebih tinggi dibandingkan dengan kontrol. Pemberian lidah buaya 1,00 g/kg nyata (P<0,05) menyebabkan
konsumsi ransum yang lebih rendah dibandingkan dengan yang diberi antibiotik, lidah buaya 0,25 dan 0,50 g/kg. Penggunaan
lidah buaya 1,00 g/kg menghasilkan bobot telur yang nyata (P<0,05) lebih tinggi daripada kontrol dan konversi ransum nyata
(P<0,05) lebih rendah dari kontrol dan lidah buaya 0,25 g/kg. Disimpulkan bahwa perlakuan terbaik adalah pemberian lidah
buaya 1,00 g/kg dengan perbaikan konversi ransum 8,40%.
Kata Kunci: Bioaktif, Produksi Telur, Ayam
PENDAHULUAN
Dalam usaha peternakan intensif, biaya pakan
merupakan komponen biaya produksi terbesar. Harga
pakan yang tinggi sudah sering dikemukakan sebagai
penyebab kerugian pada peternakan unggas, karena
sebagian besar pakan yang digunakan masih diimpor
seperti jagung 1.109.253 ton, tepung daging dan tulang
20.806 ton serta bungkil kedelai 450.340 ton (FAO,
2003). Oleh karena itu berbagai usaha dilakukan untuk
meningkatkan efisiensi pakan pada usaha peternakan.
85
BINTANG et al.: Pengaruh tingkat penambahan bioaktif lidah buaya terhadap produksi telur ayam
86
Kontrol
Kontrol + antibiotik
1,55
1,55
135
136
bc
0,25
0,50
1,00
1,55
1,55
1,56
136
ab
103,06
105,93
78,82
83,31
(100)
(106)
ab
133
133
107,38
100,58c
80,45
82,09
81,15
(102)
(104)
(103)
104,61
ab
ab
ab
57,66a
55,28
56,17
Konversi ransum
2,38a
2,29ab
2,30a
2,29ab
2,18b
(100)
(96,22)
(96,64)
(96,22)
(91,60)
56,67
57,40
87
BINTANG et al.: Pengaruh tingkat penambahan bioaktif lidah buaya terhadap produksi telur ayam
88
KESIMPULAN
Penambahan antibiotik dan bioaktif lidah buaya
dalam ransum selama 9 bulan produksi dapat
meningkatkan produksi telur dan bobot telur sehingga
menghasilkan konversi ransum yang lebih rendah atau
lebih efisien dibandingkan dengan kontrol. Perlakuan
yang mendapat lidah buaya 1,0 g/kg memberikan nilai
terbaik dengan perbaikan konversi ransum 8,4% lebih
rendah (lebih efisien) dibandingkan dengan kontrol.
DAFTAR PUSTAKA
BARTON, M.D. and W.S. HART. 2001. Public health risks:
Antibiotic Resistance-A Review. Asian Aust. J. Anim.
Sci. 14: 414-422.
BINTANG, I.A.K., A.P. SINURAT, T. PURWADARIA, M.H.
TOGATOROP, J. ROSIDA, H. HAMID dan SAULINA. 2001.
Pengaruh pemberian bioaktif dalam lidah buaya (Aloe
vera) terhadap penampilan ayam broiler. Pros. Seminar
Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.
Bogor.17-18 September 2001. Puslitbang Peternakan
Bogor. hlm. 574-581.
DIREKBUSARAKOM, S., Y. EZURA, M. YOSHIMIZU and A.
HERUNSALEE. 1998. Efficacy of Thai traditional herbs
extracts against fish and shrimp pathogen bacteria. Fish
Pathol. 33: 347-441.
FAO. 2003. FAO Year Book Trade. Roma Italy.
GILL, S. and P. BEST. 1998. Antibiotic resistance in USA:
Scientist to look more closely. Feed Intern. 19: 16-17.
GILL, C. 1999. More science behind botanicals: Herbs and
plant extract as growth enhancers. Feed Intern. 20: 2023.
HERTRAMPF, J. 2001. Alternative anti bacterial performance
promoters. Poult. Int. 40: 50-55.
LEE, M.H., H.J. LEE and P.D. RYU. 2001. Public health risks.
Chemical and antibiotic residues. Asian Aust. J. Anim.
Sci. 14: 297-446.
MELLOR, S. 2000. Alternative to antibiotics. Feed Mix.
Special Edition. Nopember 2000. hlm. 6-8.
PASARIBU, T., A.P. SINURAT, T. PURWADARIA, S. SITOMPUL, J.
ROSIDA dan S.I.W. RAKHMANI. 2004. Pengaruh
pemberian bioaktif lidah buaya (Aloe vera) dan
antrakinon terhadap produksi ayam petelur. Pros.
Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.
Bogor 4-5 Agustus 2004. Puslibang Peternakan, Bogor.
hlm. 486-490.
PURWADARIA, T., M.H. TOGATOROP, A.P. SINURAT, J. ROSIDA,
S. SITOMPUL, H. HAMID dan. T PASARIBU. 2001.
Identifikasi zat aktif beberapa tanaman (lidah buaya,
nimba dan bangkudu) yang potensial. Laporan Balai
Penelitian Ternak, Bogor.
89