277 2tsysdt
277 2tsysdt
277 2tsysdt
2002
ABSTRACT
SINURAT A. P., T. PURWADARIA, M. H. TOGATOROP, T. PASARIBU, I. A. K. BINTANG, S. SITOMPUL and J. ROSIDA. 2002.
Responses of broilers to Aloe vera bioactives as feed additive: The effect of different forms and levels of bioactives on
performances of broilers. JITV 7(2): 69-75.
Feed additives are commonly used in poultry feed as growth promotors or to improve feed efficiency. Previous results
showed that Aloe vera bioactives could improve feed efficiency in broilers. Therefore, a further study was designed in order to
obtain optimum doses and application methods of bioactives for broiler chickens. Aloe vera was prepared in different forms
(fresh gel, dry gel, fresh whole leaf or dry whole leaf). The aloe was supplemented into the feed with concentrations of 0.25; 0.5
and 1 g/kg (equal to dry gel). Standard diets with or without antibiotics were also included as control. The diets were fed to
broilers from day old to 5 weeks and the performances were observed. Results showed that the aloe-bioactives did not
significantly (P>0.05) affect final body weight of broilers as compared with the control. Supplementation of 0.25 g/kg fresh gel,
0.25 and 1.0 g/kg dry gel significantly improved feed convertion by 4.7; 4.8 and 8.2%, respectively as compared with the
control. This improvement was a result of reduction in feed intake or dry matter intake without reducing the weight gain.
However, supplementation of whole aloe leafs could not improve feed convertion in boilers. It is concluded that the bioactives of
Aloe vera could be used as feed supplement to improve feed efficiency in broilers with no deleterious effect on weight gain,
carcass yield, abdominal fat levels and internal organs. The effective concentrations of aloe gell as a feed supplement based on
dry matter convertion were from 0.25 g/kg fresh gel, 0.25 and 1.0 g/kg dry gel.
Key words: Broilers, feed efficiency, feed additives, Aloe vera
ABSTRAK
SINURAT A. P., T. PURWADARIA, M. H. TOGATOROP, T. PASARIBU, I. A. K. BINTANG, S. SITOMPUL dan J. ROSIDA. 2002. Respon
ayam pedaging terhadap penambahan bioaktif tanaman lidah buaya dalam ransum: Pengaruh berbagai bentuk dan dosis bioaktif
tanaman lidah buaya dalam ransum terhadap performans ayam pedaging. JITV 7(2): 69-75.
Pakan imbuhan atau feed additive sudah umum digunakan untuk memacu pertumbuhan dan meningkatkan efisiensi pakan
pada ternak. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa lidah buaya dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pakan pada
ayam pedaging. Oleh karena itu, dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui dosis dan cara yang paling baik untuk
pemanfaatan bioaktif tanaman dalam ransum ayam pedaging. Lidah buaya (LB) dipersiapkan dalam bentuk gel segar, gel kering,
daun (campuran gel dan kulit daun) segar dan daun kering. LB kemudian dicampur dengan pakan dengan konsentrasi 0,25; 0,5
dan 1 g/kg (setara gel kering). Ransum kontrol (K) dan K + antibiotik juga dibuat sebagai pembanding. Ransum diberikan pada
DOC ayam pedaging selama 5 minggu. Hasil menunjukkan bahwa pemberian bioaktif tanaman setiap perlakuan tidak nyata
(P>0,05) menyebabkan peningkatan bobot hidup akhir, bila dibandingkan dengan kontrol. Pemberian gel segar 0,25 g/kg, gel
kering 0,25 dan 1,0 g/kg menyebabkan perbaikan konversi pakan masing-masing 4,7; 4,8 dan 8,2%, bila dibandingkan dengan
kontrol. Perbaikan konversi pakan dengan pemberian LB terjadi melalui penurunan jumlah konsumsi ransum, tanpa menurunkan
pertambahan bobot hidup. Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa ada potensi penggunaan bioaktif LB untuk digunakan
sebagai pakan imbuhan untuk memperbaiki nilai konversi pakan, tanpa mempengaruhi persentase karkas, kandungan lemak
abdomen dan bobot organ dalam pada ayam pedaging. Berdasarkan konversi bahan kering konsentrasi LB yang efektif
digunakan dalam ransum adalah pemberian gel segar 0,25 g/kg, gel kering 0, 25 dan 1,0 g/kg. Pemberian bioaktif dalam bentuk
daun LB tidak dapat memperbaiki konversi pakan.
Kata kunci: Ayam pedaging, konversi pakan, imbuhan pakan, lidah buaya
69
SINURAT et al.: Respon ayam pedaging terhadap penambahan bioaktif tanaman lidah buaya
PENDAHULUAN
Penyediaan dan pemberian pakan dalam usaha
peternakan unggas merupakan masalah pokok yang
perlu
mendapat
perhatian
dan
pengamanan.
Peningkatan efisiensi pakan adalah salah satu upaya
yang dapat ditempuh melalui pemberian suatu bahan
atau zat suplemen atau imbuhan pakan. Pakan imbuhan
atau feed additive adalah zat atau bahan yang
ditambahkan ke dalam pakan yang dapat meningkatkan
kesehatan ternak dan proses pemanfaatan gizi pakan
oleh ternak, tetapi bukan merupakan zat gizi atau
"nutrients". Imbuhan pakan sudah umum digunakan
dalam usaha peternakan unggas modern. Imbuhan ini
dimaksudkan untuk memacu pertumbuhan atau
meningkatkan produktivitas ternak dan meningkatkan
efisiensi dengan mengurangi populasi mikroorganisme
pengganggu (patogen) atau meningkatkan populasi
mikroorganisme yang menguntungkan di dalam saluran
pencernaan ternak. Salah satu pakan imbuhan yang
sangat umum dan luas digunakan adalah dengan
pemberian antibiotik pada tingkat subterapik. Sekitar 30
jenis antibiotik sudah disetujui penggunaannya oleh
negara maju seperti oleh American Food and Drug
Administration untuk digunakan pada ternak (GILL dan
BEST, 1998), dan beberapa diantaranya lazim digunakan
dalam pakan unggas. Antibiotik mengikis dinding sel
dan mengurangi populasi bakteri di dalam saluran
pencernaan sehingga meningkatkan ketersediaan zat
gizi ransum yang dicerna dan memacu pertumbuhan
ternak (WALTON, 1977).
Akhir-akhir ini, beberapa negara maju (terutama
negara di Eropa) mulai mempertanyakan resiko
penggunaan antibiotik dalam pakan terhadap kesehatan
manusia yang memakan produk ternak tersebut
(ANONYMOUS, 1999; MELLOR, 2000; BARTON dan
HART, 2001). Bahkan beberapa negara seperti Swedia
dan Denmark sudah melarang penggunaan antibiotik
sebagai feed additive. Thailand, salah satu negara di
ASEAN sedang mempelajari kemungkinan menerapkan
pelarangan penggunaan antibiotik dalam pakan sebagai
pemacu pertumbuhan (HERTRAMPF, 1999; MELLOR,
2000).
Di Indonesia, tanaman sudah banyak dimanfaatkan
sebagai bahan obat-obatan secara tradisonal untuk
manusia. Disamping itu juga dikenal banyak jenis
ramuan
atau jamu yang
berkhasiat untuk
mempertahankan kesehatan tubuh dan pengobatan
penyakit. Bahkan jamu juga sudah digunakan untuk
ternak (ANONYMOUS, 2000). Jamu tersebut umumnya
merupakan campuran dari berbagai tanaman yang
diramu berdasarkan pengetahuan atau pengalaman
masyarakat secara turun temurun, yang mungkin tidak
didasarkan pada informasi atau kajian ilmiah. Hal ini
membuktikan bahwa tanaman tertentu mengandung zat
yang disebut 'bioaktif' yang dapat berfungsi untuk hal-
70
Tabel 1. Performans ayam pedaging dengan pemberian lidah buaya pada umur 135 hari
Perlakuan
Konversi ransum
2216
1,90bcd
Kontrol (K)
1168,2
K + antibiotik
1182,3ab
2264a
1,93bc
1219,9a
2205a
1,81cd
1191,5ab
2228a
1,87bcd
1189,6ab
2067bc
1,74d
1189,1bc
2187ab
1,84cd
1194,0bc
2234a
1,88bcd
1147,3
2218
1,94bc
1118,3bc
2032c
1,83cd
1084,9c
2131abc
1,97bc
1083,1c
2143abc
1,98bc
1117,6bc
2079bc
1,86cd
1103,0bc
2258a
2,05ab
2243
2,08a
0,003
0,0006
1079,2
0,0014
Huruf yang berbeda diatas nilai pada kolom yang sama berbeda nyata (P<0,05)
71
SINURAT et al.: Respon ayam pedaging terhadap penambahan bioaktif tanaman lidah buaya
Tabel 2. Konsumsi bahan kering dan konversi bahan kering ayam pedaging dengan pemberian lidah buaya umur 1 35 hari
Perlakuan
Kontrol (K)
K + antibiotik
1959abc
1,677abc
100,0
ab
101,8
2006
1,708
1945abc
1,597bc
95,2
1979ab
1,662abc
99,1
1825
1,539
1950abc
1,643abc
98,0
1973ab
1,662abc
99,1
abc
ab
1969
1,718
102,4
1781d
1,598bc
cd
1856
1,712
ab
102,1
1816d
1,678abc
100,1
1813d
1,623abc
96,8
abc
105,5
103,9
1952
1881bcd
1,743ab
0,0001
0,0338
1,770
Huruf yang berbeda diatas nilai pada kolom yang sama berbeda nyata (P<0,05)
95,3
72
91,8
Tabel 3. Bobot karkas, lemak abdomen dan organ dalam ayam yang diberi lidah buaya
Perlakuan
Kontrol (K)
Bobot karkas
(g/e)
Bobot usus
(g)
Panjang usus
(cm)
Bobot lemak
abdomen (g/e)
843
34,48
189
32,16
27,14
18,67
868,8
41,43
197
33,65
28,50
24,55
893
37,45
199,6
37,50
24,63
22,60
948,6
35,44
185,2
27,45
27,54
21,95
894,2
44,18
182,8
36,66
25,60
23,57
862,4
40,40
188,2
36,08
27,54
21,67
910,4
36,83
193,4
33,25
26,68
24,18
K + antibiotik
855
38,36
192
34,04
26,94
24,96
815,2
38,47
182
32,18
26,06
21,62
834
34,84
179,2
34,55
24,97
20,59
849,4
33,15
164,2
30,46
25,55
19,95
829,4
41,07
201,6
30,49
24,87
19,99
873
39,74
189
35,24
27,45
20,23
745,8
35,05
169,4
32,03
23,37
21,21
73
SINURAT et al.: Respon ayam pedaging terhadap penambahan bioaktif tanaman lidah buaya
Tabel 4 . Persentase karkas, hati, rempela, lemak abdomen dan tebal usus ayam pedaging yang diberi lidah buaya
Perlakuan
Karkas (%)
Hati (%)
Rempela (%)
Kontrol (K)
66,6
2,55
2,14
1,47
0,18
K + antibiotik
65,8
2,53
2,16
1,89
0,21
68,0
2,86
1,88
1,71
0,19
67,7
1,95
1,97
1,57
0,19
65,6
2,70
1,89
1,72
0,25
66,7
2,81
2,12
1,69
0,21
73,2
2,68
2,15
1,94
0,19
67,3
2,68
2,12
1,95
0,20
65,6
2,57
2,09
1,76
0,21
69,2
2,84
2,08
1,69
0,19
67,6
2,43
2,02
1,59
0,20
68,2
2,52
2,05
1,64
0,20
67,9
2,73
2,13
1,55
0,21
61,8
2,67
1,92
1,77
0,21
0,128
0,465
0,637
0,967
0,183
DAFTAR PUSTAKA
ANONYMOUS. 1983. Aloe vera, The Miracle Plant. Anderson
Books, Inc, California.
74
75