BLOK BIOMEDIK I
Tahun ajar 2018/2019
SUMBER ENERGI
KONTRAKSI OTOT
Ika Yustisia
Departemen Biokimia
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
Email: [email protected]
Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa
akan mampu:
Memahami sumber energi bagi proses kontraksi
otot dan jalur-jalur metabolismenya
Sasaran Pembelajaran
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa
akan mampu:
1. Menjelaskan karakteristik serabut otot tipe I
2. Menjelaskan karakteristik serabut otot tipe II
3. Menjelaskan hubungan tipe serabut otot
dengan potensi metaboliknya
4. Menjelaskan struktur dan fungsi mioglobin
5. Menjelaskan sumber bahan bakar metabolisme
energi pada otot
Sasaran Pembelajaran
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa
akan mampu:
6. Menjelaskan jalur kreatin fosfat
7. Menjelaskan jalur glikolisis anaerobik
8. Menjelaskan jalur oksidatif
9. Menjelaskan metabolisme energi pada otot dalam
keadaan istirahat
10.Menjelaskan metabolisme energi pada otot dalam
keadaan puasa dan starvasi
11.Menjelaskan metabolisme energi pada otot saat
beraktivitas (berolahraga)
Sasaran Pembelajaran
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini mahasiswa
akan mampu:
12.Menjelaskan regulasi hormon dalam
metabolisme energi pada otot
13.Menjelaskan metabolisme energi pada otot
saat puasa dan starvasi
14.Menjelaskan metabolisme energi pada otot
saat beraktivitas (berolahraga)
15.Menjelaskan peran organ lain dalam
metabolisme energi pada otot
Petunjuk khusus
Setelah mempelajari materi ini hingga
akhir, mahasiswa diminta membuat
daftar istilah sulit dan mencari
pengertiannya menggunakan Kamus
Kedokteran
Pendahuluan
• Otot merupakan jaringan yang mampu
mengubah energi potesial (energi kimia)
menjadi energi kinetik (=energi mekanik)
• Otot merupakan jaringan dengan persentase
terbesar penyusun tubuh manusia
– < 25% massa tubuh saat lahir
– > 40% massa tubuh saat usia dewasa
– < 30% massa tubuh saat usia tua
• Sel otot terdiri atas 3 tipe: otot polos, otot
rangka, otot jantung
Serabut otot
Otot rangka terdiri atas dua tipe serat:
• Tipe I (slow-twitch fibers = slow-oxidative
fibers)
• Tipe II (fast-twitch fibers)
– Tipe IIa
– Tipe IIb
Serabut otot
• Otot terdiri atas campuran serabut tipe I dan II,
namun tergantung pada fungsinya, satu jenis otot
dapat memiliki salah satu tipe serabut dengan
persentase yang lebih banyak
• Serabut tipe I lebih dominan pada otot-otot
pembentuk postur tubuh seperti otot psoas dan
soleus
• Serabut tipe II lebih dominan pada otot-otot yang
berperan pada gerakan yang kuat dan cepat/ tiba-
tiba contoh otot paha dan otot-otot ekstraokuler
pada mata
Serabut otot
Mioglobin
• Hemoprotein sitoplasmik yang
terdiri atas satu rantai polipeptida
dengan panjang 154 asam amino
• Diekspresikan oleh sel otot jantung
dan sel otot rangka terutama
serabut tipe I
• Memiliki struktur dan fungsi yang
mirip dengan hemoglobin
– Mengikat O2 secara reversibel
– Memfasilitasi transport O2 dari sel
darah merah menuju mitokondria sel
otot
– Berperan sebagai tempat penyimpan
O2
Serabut otot
Serabut otot
Metabolisme energi pada otot
• Otot rangka menggunakan banyak bahan
bakar untuk membentuk ATP
• Bahan bakar tersebut adalah:
– Kreatin fosfat
– Glukosa darah
– Glikogen
– Asam lemak
– Asam amino (alanin, aspartat, glutamat, valin,
leusin, dan isoleusin)
– Badan keton
Metabolisme energi pada otot
• Untuk mengubah bahan bakar
menjadi ATP otot rangka
menggunakan 3 jalur metabolisme:
1. Jalur kreatin fosfat
2. Jalur glikolisis anaerobik
3. Jalur oksidatif
Metabolisme energi pada otot
-- Jalur oksidatif
Kreatin fosfat
• Kreatin fosfat yang tersedia di dalam otot ± 20 mmol/ kg
• Jalur ini aktif pada keadaan otot membutuhkan energi
yang besar dalam waktu singkat (6 – 20 detik)
– Contoh: olahraga angkat berat, lari jarak pendek
• Kreatin fosfat merupakan senyawa yang tidak stabil
• Secara spontan membentuk struktur siklik yang disebut
kreatinin
• Kreatinin selanjutnya diekskresikan melalui urin
• Jumlah kreatinin yang diekskresikan melalui urin setiap
harinya bersifat konstan tergantung pada massa otot
tubuh seseorang
• Dapat digunakan untuk menilai fungsi ekskretori ginjal
Kreatin fosfat
Glikolisis anaerobik
• ATP diproduksi melalui jalur anaerobik dengan
glukosa sebagai sumber energi
• Glukosa diperoleh dari darah dan glikogen otot
• Merupakan sumber energi yang penting bagi otot
pada 20 detik hingga 2 menit pertama saat
seseorang melakukan olahraga berat
• Jalur ini tidak menggunakan oksigen dan
menghasilkan asam laktat sebagai produk akhir
metabolisme
• Penumpukan asam laktat menurunkan pH
intraseluler otot dan memicu terjadinya kelelahan
Glikolisis anaerobik
Jalur oksidatif
• Sel-sel otot dapat
mengoksidasi
glikogen, glukosa,
asam lemak, asam
amino, dan badan
keton untuk
menghasilkan ATP -- Jalur oksidatif
Ringkasan
Metabolisme energi pada otot saat
istirahat dan beraktivitas (olahraga)
Metabolisme energi pada otot
saat istirahat dan kondisi kenyang
• Bahan bakar yang digunakan otot saat istirahat
sangat bergantung pada kadar glukosa, asam amino,
dan asam lemak di dalam darah
• Pada fase postabsorptif (kondisi kenyang), sel otot
menggunakan asam lemak sebagai sumber bahan
bakar menggunakan jalur oksidatif sebagai sumber
energi
• Glukosa darah akan diubah menjadi glikogen otot
(glikogenesis)
• Asam amino akan dirangkai membentuk protein
otot
Metabolisme energi pada otot saat
istirahat dan beraktivitas (olahraga)
Metabolisme energi pada otot
saat istirahat dan kondisi kenyang
• Bahan bakar yang digunakan otot saat istirahat
sangat bergantung pada kadar glukosa, asam amino,
dan asam lemak di dalam darah
• Pada fase postabsorptif (kondisi kenyang), sel otot
menggunakan asam lemak sebagai sumber bahan
bakar menggunakan jalur oksidatif sebagai sumber
energi
• Glukosa darah akan diubah menjadi glikogen otot
(glikogenesis)
• Asam amino akan dirangkai membentuk protein
otot
Metabolisme energi pada otot
saat puasa dan starvasi
Early fasting state
Metabolisme energi pada otot
saat puasa dan starvasi
Starvasi
Metabolisme
energi pada otot
saat beraktivitas (olahraga)
Metabolisme energi pada otot saat olahraga
Peran hormon dalam regulasi
metabolisme energi pada otot
• Hormon berperan dalam meregulasi suplai
nutrien menuju ke otot terutama saat
beraktivitas (olahraga)
• Konsentrasi insulin plasma menurun saat
olahraga berat
• Glukagon cenderung meningkat pada aktivitas/
olahraga berat dan lama
• Hormon yang paling penting dalam meregulasi
metabolisme otot saat beraktivitas adalah
katekolamin (norepinefrin dan epinefrin)
– Meningkat 10 – 20 kali saat olahraga berat
Peran organ lain dalam menunjang
metabolisme energi pada otot
Siklus Cori dan siklus alanin dalam
metabolisme energi pada otot
Siklus Cori
Siklus alanin
Peran organ lain dalam menunjang
metabolisme energi pada otot
Metabolisme energi pada otot dan peran organ lain saat seseorang
berlari maraton: A. Berada di garis start; B. Setelah 10 menit berlari
Peran organ lain dalam menunjang
metabolisme energi pada otot
Metabolisme energi pada otot dan peran organ lain saat seseorang
berlari maraton: C. Setelah 2 jam berlari; D. Tiba di garis finish
Referensi
1. Lieberman M, Marks A, Peet A. (2013). Marks’ basic
medical biochemistry a clinical approach 4thed.
Philadelphia: Wolter Kluwer
2. Meisenberg G, Simmons WH. (2012). Principles of
medical biochemistry 3rd ed. Philadelphia: Elsevier
Saunders
3. Scanlon VC, Sanders T (2015). Essentials anatomy
and physiology 7th. Philadelphia: FA Davis Company.
4. Animasi:
https://www.youtube.com/watch?v=m0UiYgnWaU
8