0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
15 tayangan17 halaman

FP Manusia & Pendidikan

Makalah ini membahas hubungan antara manusia dan pendidikan dalam perspektif filosofis, mencakup hakikat manusia, tugas dan fungsi manusia dalam pendidikan, serta pengembangan sumber daya manusia. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan wawasan mendalam tentang peran pendidikan dalam mengembangkan potensi individu. Selain itu, makalah ini juga mengajak pembaca untuk memahami tujuan dan metode pendidikan yang ideal.

Diunggah oleh

ahmadcholid1168
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
15 tayangan17 halaman

FP Manusia & Pendidikan

Makalah ini membahas hubungan antara manusia dan pendidikan dalam perspektif filosofis, mencakup hakikat manusia, tugas dan fungsi manusia dalam pendidikan, serta pengembangan sumber daya manusia. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan wawasan mendalam tentang peran pendidikan dalam mengembangkan potensi individu. Selain itu, makalah ini juga mengajak pembaca untuk memahami tujuan dan metode pendidikan yang ideal.

Diunggah oleh

ahmadcholid1168
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 17

MAKALAH

MANUSIA DAN PENDIDIKAN


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Filsafat Pendidikan
Dosen Pengampu : M. Anwar Idris, M.Ag

Disusun Oleh :
DINDA YULIANTIDAHLIA
WINDI KHOIRIYATI

INSTITUT AGAMA ISLAM NAHDLATUL ULAMA`


BANGIL
FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2025
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya, makalah dengan judul "Manusia dan Pendidikan" dapat
diselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Filsafat Pendidikan dan diharapkan dapat memberikan wawasan serta
pengetahuan yang lebih mendalam mengenai hubungan antara manusia dan
pendidikan dalam pandangan filosofis.

Dalam makalah ini, kami membahas berbagai aspek penting seperti


hakekat manusia, tugas dan fungsi manusia, pengembangan sumber daya manusia
dalam perspektif filosofi, hakekat pendidikan, eksistensi pendidikan dalam
pengembangan fitrah manusia, serta hakekat pengembangan metode pendidikan.
Pembahasan ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang komprehensif
mengenai peran pendidikan dalam kehidupan manusia serta kontribusinya dalam
pengembangan potensi individu.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai
pihak demi penyempurnaan makalah ini di masa mendatang.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan makalah ini. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menjadi tambahan pengetahuan
serta bahan diskusi yang berharga.

Bangil, 13 Maret 2025

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................II

DAFTAR ISI..........................................................................................................III

1.1 Latar Belakang..........................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5

1.3 Tujuan........................................................................................................5

BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................6

2.1 Hakikat manusia menurut pandangan filosofis.........................................6

2.2 Tugas dan fungsi manusia dalam konteks Pendidikan..............................8

2.3 Filosofi pendidikan memandang pengembangan sumber daya manusia. .9

2.4 Hakikat pendidikan mencakup pemahaman tentang tujuan dasar...........10

2.5 Eksistensi pendidikan mempengaruhi perkembangan potensi individu..11

2.6 Hakikat pengembangan metode pendidikan yang efektif dalam perspektif


filosofi................................................................................................................12

BAB 3 PENUTUP.................................................................................................16

3.1 Kesimpulan..............................................................................................16

3.2 Saran........................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17

III
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu aspek fundamental dalam kehidupan


manusia yang berperan penting dalam perkembangan individu dan masyarakat.
Melalui pendidikan, manusia dapat mengembangkan kemampuan intelektual,
moral, dan sosial mereka. Filosofi pendidikan memainkan peran kunci dalam
memahami hakikat manusia dan pendidikan, serta hubungan antara keduanya.
Dalam pandangan filosofis, pendidikan tidak hanya berfungsi sebagai sarana
transfer pengetahuan, tetapi juga sebagai wahana untuk mengembangkan potensi
dan fitrah manusia secara utuh. Oleh karena itu, penting untuk mengeksplorasi
konsep-konsep filosofis yang mendasari hubungan antara manusia dan
pendidikan, guna mencapai pemahaman yang lebih mendalam mengenai tujuan
dan metode pendidikan yang ideal.

4
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa hakikat manusia menurut pandangan filosofis?


2. Bagaimana tugas dan fungsi manusia dalam konteks pendidikan?
3. Bagaimana filosofi pendidikan memandang pengembangan sumber daya
manusia?
4. Apa hakikat pendidikan dan bagaimana perannya dalam pengembangan
fitrah manusia?
5. Bagaimana eksistensi pendidikan mempengaruhi perkembangan potensi
individu?
6. Apa hakikat pengembangan metode pendidikan yang efektif dalam
perspektif filosofi?

1.3 Tujuan

1. Untuk memahami hakikat manusia dalam pandangan filosofis.


2. Untuk mengkaji tugas dan fungsi manusia dalam konteks pendidikan.
3. Untuk menganalisis pandangan filosofi pendidikan terhadap
pengembangan sumber daya manusia.
4. Untuk mengidentifikasi hakikat pendidikan dan perannya dalam
pengembangan fitrah manusia.
5. Untuk mengevaluasi pengaruh eksistensi pendidikan terhadap
perkembangan potensi individu.
6. Untuk merumuskan hakikat pengembangan metode pendidikan yang
efektif dalam perspektif filosofi.

7.

5
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat manusia menurut pandangan filosofis

Hakikat manusia adalah topik yang telah lama menjadi perhatian utama dalam
filsafat. Berbagai pandangan filosofis telah muncul sepanjang sejarah untuk
menjelaskan apa yang membuat manusia menjadi manusia, sifat dasar manusia,
serta tujuan eksistensi manusia. Berikut adalah penjelasan rinci mengenai hakikat
manusia menurut pandangan filosofis:

1. Pandangan Klasik
Plato melihat manusia sebagai makhluk yang terdiri dari dua unsur utama,
yaitu jiwa dan tubuh. Menurutnya, jiwa manusia adalah esensi yang sejati,
sedangkan tubuh hanya merupakan penjara bagi jiwa. Plato berpendapat
bahwa jiwa manusia berasal dari dunia ide yang sempurna dan abadi,
sementara tubuh manusia berasal dari dunia materi yang fana dan tidak
sempurna. Oleh karena itu, tujuan hidup manusia adalah untuk mencapai
pengetahuan yang sempurna dan kembali ke dunia ide melalui
kontemplasi dan filsafat.1
Aristoteles Berbeda dengan Plato, Aristoteles melihat manusia sebagai
makhluk yang terdiri dari jiwa dan tubuh yang tidak dapat dipisahkan.
Menurut Aristoteles, jiwa adalah bentuk (form) yang memberi kehidupan
pada tubuh (matter). Ia menganggap manusia sebagai "animal rationale",
yaitu makhluk hidup yang memiliki kemampuan berpikir rasional.
Aristoteles juga menekankan bahwa tujuan hidup manusia adalah untuk
mencapai eudaimonia atau kebahagiaan sejati melalui pengembangan
kebajikan dan kehidupan yang baik.
2. Pandangan Abad Pertengahan
Agustinus Pada abad pertengahan, filsafat Kristen mempengaruhi
pandangan tentang hakikat manusia. Agustinus mengajukan pandangan
bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Tuhan (Imago Dei).
Menurutnya, manusia memiliki kemampuan rasional dan moral yang
1
Plato, The Republic, Book VII.

6
mencerminkan sifat-sifat Tuhan. Selain itu, Agustinus menekankan
pentingnya kehendak bebas dan tanggung jawab moral manusia dalam
mencapai keselamatan melalui iman dan kasih.2
3. Pandangan Modern
René Descartes, seorang filsuf rasionalis, memperkenalkan konsep
dualisme antara jiwa dan tubuh. Ia terkenal dengan cogito, ergo sum (saya
berpikir, maka saya ada), yang menunjukkan bahwa kesadaran adalah
esensi dari eksistensi manusia. Menurut Descartes, jiwa manusia adalah
substansi yang berpikir dan berbeda dari tubuh yang merupakan substansi
yang meluas. Ia percaya bahwa kemampuan berpikir dan kesadaran adalah
hakikat sejati manusia.3
Immanuel Kant melihat manusia sebagai makhluk moral yang memiliki
kemampuan rasional untuk membuat keputusan berdasarkan prinsip-
prinsip etis yang universal. Ia mengajukan konsep imperatif kategoris,
yang menyatakan bahwa manusia harus bertindak sesuai dengan hukum
moral yang dapat diterima secara universal. Menurut Kant, kemampuan
rasional dan moral inilah yang membedakan manusia dari makhluk lain .
4. Pandangan Kontemporer
Jean-Paul Sartre seorang filsuf eksistensialis, menekankan bahwa
manusia adalah makhluk yang memiliki kebebasan untuk menentukan
keberadaannya sendiri. Menurutnya, eksistensi mendahului esensi, yang
berarti bahwa manusia tidak memiliki hakikat tetap pada saat dilahirkan,
tetapi membentuk dirinya sendiri melalui pilihan dan tindakan. Kebebasan
ini membawa tanggung jawab besar bagi manusia untuk menentukan
makna hidupnya sendiri.4
Martin Heidegger juga seorang eksistensialis, melihat manusia sebagai
makhluk yang ada-di-dunia (Being-in-the-world) yang selalu terhubung
dengan lingkungannya. Ia menekankan pentingnya pemahaman tentang
keberadaan dan keterlemparan manusia dalam dunia yang penuh dengan
kemungkinan dan keterbatasan. Menurut Heidegger, hakikat manusia

2
Agustinus, Confessions, Book XIII.
3
René Descartes, Meditations on First Philosophy, Meditation II.
4
Jean-Paul Sartre, Existentialism is a Humanism.

7
adalah keberadaan yang autentik yang dicapai melalui pemahaman yang
mendalam tentang diri dan dunia.

2.2 Tugas dan fungsi manusia dalam konteks Pendidikan

- Tugas manusia dalam Konteks Pendidikan


1. Sebagai Pembelajar
Manusia memiliki tugas utama untuk belajar dan mengembangkan
pengetahuan serta keterampilan sepanjang hidup. Pendidikan formal
dan informal menyediakan wadah bagi individu untuk mengeksplorasi
berbagai bidang ilmu dan keterampilan. Proses pembelajaran ini
membantu manusia memahami dunia di sekitarnya, mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, dan memecahkan masalah.
2. Sebagai Pendukung dan Pendorong Pendidikan
Manusia juga memiliki tugas untuk mendukung dan mendorong proses
pendidikan, baik melalui peran sebagai orang tua, pendidik, atau
anggota masyarakat. Tugas ini mencakup memberikan dukungan
moral dan finansial, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif,
serta memotivasi individu lain untuk mengejar pendidikan. Dalam
konteks ini, tugas manusia adalah memastikan akses pendidikan yang
adil dan merata bagi semua individu.
3. Sebagai Pelestari dan Penerus Pengetahuan
Manusia bertanggung jawab untuk melestarikan dan meneruskan
pengetahuan dan budaya kepada generasi berikutnya. Ini mencakup
peran sebagai pendidik, peneliti, dan penulis yang mendokumentasikan
dan mengajarkan pengetahuan yang telah dikumpulkan. Melalui
pendidikan, nilai-nilai budaya dan sejarah dapat diteruskan dan
dihormati oleh generasi mendatang.
- Fungsi manusia dalam Konteks Pendidikan
1. Mengembangkan Potensi Diri
Pendidikan berfungsi sebagai alat untuk mengembangkan potensi diri
manusia. Melalui pendidikan, individu dapat mengeksplorasi minat
dan bakat mereka, serta mengembangkan keterampilan yang

8
diperlukan untuk mencapai tujuan hidup. Fungsi ini melibatkan
berbagai aspek, termasuk pengembangan intelektual, emosional, dan
sosial.
2. Membentuk Karakter dan Moral
Pendidikan berperan penting dalam membentuk karakter dan moral
individu. Melalui pendidikan, manusia belajar tentang nilai-nilai etika
dan prinsip-prinsip moral yang penting untuk kehidupan
bermasyarakat. Pendidikan membantu individu memahami tanggung
jawab sosial mereka dan mengembangkan sikap yang positif terhadap
diri sendiri dan orang lain.
3. Menghasilkan Warga Negara yang Bertanggung Jawab
Salah satu fungsi utama pendidikan adalah menghasilkan warga negara
yang bertanggung jawab dan berkontribusi positif dalam masyarakat.
Pendidikan mengajarkan tentang hak dan kewajiban sebagai warga
negara, serta pentingnya partisipasi aktif dalam kehidupan sosial dan
politik. Melalui pendidikan, manusia belajar untuk menjadi anggota
masyarakat yang beretika, demokratis, dan berdaya saing.

2.3 Filosofi pendidikan memandang pengembangan sumber daya manusia

Pengembangan sumber daya manusia adalah salah satu aspek penting yang
dibahas dalam filosofi pendidikan. Filosofi pendidikan memandang
pengembangan sumber daya manusia sebagai proses yang holistik dan
berkesinambungan, yang mencakup aspek intelektual, emosional, sosial, dan
moral. Berikut adalah penjelasan rinci mengenai pandangan filosofi pendidikan
terhadap pengembangan sumber daya manusia:

1. Pengembangan Intelektual
Pengembangan intelektual adalah aspek utama dari pendidikan yang
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan
kreatif individu. Filsuf seperti John Dewey menekankan pentingnya
pendidikan yang berpusat pada peserta didik, di mana proses pembelajaran
didasarkan pada pengalaman nyata dan interaksi sosial. Dewey percaya
bahwa pendidikan harus mempersiapkan individu untuk menghadapi

9
tantangan kehidupan nyata dan mengembangkan kemampuan berpikir
yang fleksibel dan adaptif.
2. Pengembangan Emosional
Pengembangan emosional mencakup kemampuan untuk memahami dan
mengelola emosi, serta membangun hubungan yang positif dengan orang
lain. Pendidikan yang efektif harus memperhatikan aspek emosional
peserta didik dan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung
perkembangan emosional yang sehat. Filsuf seperti Jean-Jacques Rousseau
dalam karyanya Emile menekankan pentingnya pendidikan yang
memberikan kebebasan kepada anak untuk mengeksplorasi dan
mengembangkan diri tanpa tekanan eksternal yang berlebihan.
3. Pengembangan Sosial
Pengembangan sosial melibatkan pembentukan keterampilan sosial dan
moral yang diperlukan untuk berinteraksi dengan orang lain dan
berkontribusi dalam masyarakat. Pendidikan harus mengajarkan nilai-nilai
seperti kerja sama, toleransi, dan keadilan. Filsuf seperti Paulo Freire
menekankan pentingnya pendidikan sebagai alat pembebasan yang
membantu individu memahami konteks sosial mereka dan berperan aktif
dalam menciptakan perubahan sosial yang positif.

2.4 Hakikat pendidikan mencakup pemahaman tentang tujuan dasar

Hakikat pendidikan adalah konsep yang mencakup pemahaman tentang tujuan


dasar pendidikan itu sendiri. Pendidikan memiliki tujuan yang luas dan beragam,
yang melibatkan berbagai aspek perkembangan individu dan masyarakat. Berikut
adalah penjelasan rinci mengenai hakikat pendidikan dan tujuan dasarnya:

1. Pengembangan Moral dan Etika


Pendidikan juga bertujuan untuk membentuk karakter dan moral individu.
Pendidikan harus membantu peserta didik memahami nilai-nilai etika yang
universal dan mengembangkan integritas serta tanggung jawab moral.
Immanuel Kant dalam karyanya Groundwork for the Metaphysics of
Morals menekankan pentingnya pendidikan moral yang berlandaskan pada
prinsip rasionalitas dan otonomi individu.

10
2. Pengembangan Potensi Diri
Tujuan pendidikan adalah membantu individu mengembangkan potensi
diri mereka secara optimal. Pendidikan harus memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka, serta
mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai tujuan
hidup. Abraham Maslow dalam teorinya tentang hierarki kebutuhan
menekankan pentingnya aktualisasi diri sebagai puncak dari
perkembangan manusia.
3. Pemberdayaan Individu
Pendidikan juga bertujuan untuk memberdayakan individu agar mereka
dapat menjadi agen perubahan dalam masyarakat. Pendidikan harus
membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang diperlukan untuk berpartisipasi aktif dalam kehidupan sosial,
ekonomi, dan politik. Martha Nussbaum dalam karyanya tentang
kemampuan manusia menekankan pentingnya pendidikan yang
mengembangkan kemampuan individu untuk berkontribusi secara
bermakna dalam masyarakat.

2.5 Eksistensi pendidikan mempengaruhi perkembangan potensi individu

Eksistensi pendidikan memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap


perkembangan potensi individu. Pendidikan berfungsi sebagai sarana untuk
mengembangkan berbagai aspek kemampuan dan karakter individu, yang
mencakup aspek intelektual, emosional, sosial, dan moral. Berikut adalah
penjelasan rinci mengenai bagaimana eksistensi pendidikan mempengaruhi
perkembangan potensi individu:

1. Pengembangan Kognitif
Pendidikan memainkan peran penting dalam pengembangan kemampuan
kognitif individu, seperti kemampuan berpikir kritis, analitis, dan kreatif.
Melalui proses pembelajaran formal, individu diperkenalkan dengan
berbagai konsep dan pengetahuan yang memungkinkan mereka untuk
memahami dunia di sekitar mereka dengan lebih baik. Pendidikan juga
mendorong individu untuk mengeksplorasi dan mengembangkan

11
keterampilan kognitif yang diperlukan untuk memecahkan masalah dan
membuat keputusan yang tepat.5
2. Pengembangan Emosional
Pendidikan juga berperan dalam pengembangan emosional individu.
Melalui interaksi dengan guru dan teman sebaya, individu belajar untuk
memahami dan mengelola emosi mereka dengan lebih baik. Pendidikan
membantu individu mengembangkan keterampilan sosial dan emosional,
seperti empati, pengendalian diri, dan kemampuan berkomunikasi secara
efektif. Lingkungan pendidikan yang mendukung dan inklusif dapat
membantu individu merasa dihargai dan diterima, yang pada gilirannya
dapat meningkatkan kesejahteraan emosional mereka.
3. Pemberdayaan Individu
Salah satu tujuan utama pendidikan adalah memberdayakan individu agar
mereka dapat mencapai potensi maksimal mereka. Pendidikan membekali
individu dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
menghadapi tantangan hidup dan mencapai tujuan pribadi dan profesional
mereka. Dengan memperoleh pendidikan yang baik, individu memiliki
kesempatan untuk meningkatkan taraf hidup mereka dan berkontribusi
pada kemajuan masyarakat secara keseluruhan.
4. Pengembangan Potensi Khusus
Pendidikan juga berfungsi sebagai alat untuk mengidentifikasi dan
mengembangkan potensi khusus yang dimiliki oleh setiap individu.
Melalui berbagai program dan kurikulum yang disesuaikan, pendidikan
dapat membantu individu mengeksplorasi minat dan bakat mereka dalam
bidang-bidang tertentu, seperti seni, olahraga, sains, atau teknologi.
Dengan memberikan dukungan dan kesempatan yang tepat, pendidikan
dapat membantu individu mencapai kesuksesan dan kebahagiaan dalam
bidang yang mereka tekuni.

2.6 Hakikat pengembangan metode pendidikan yang efektif dalam perspektif


filosofi

5
John Dewey, How We Think.

12
Hakikat pengembangan metode pendidikan yang efektif merupakan topik penting
dalam filosofi pendidikan. Metode pendidikan yang efektif harus mampu
memenuhi kebutuhan individu dan masyarakat, serta menciptakan lingkungan
belajar yang kondusif untuk perkembangan potensi peserta didik. Berikut adalah
penjelasan rinci mengenai hakikat pengembangan metode pendidikan yang efektif
dalam perspektif filosofi:

1. Pendekatan Konstruktivis
Pendekatan konstruktivis menekankan peran aktif peserta didik dalam
membangun pengetahuan mereka sendiri. Dalam perspektif ini,
pembelajaran dianggap sebagai proses yang melibatkan interaksi antara
peserta didik dengan lingkungan dan orang lain. Jean Piaget, seorang
pionir dalam teori konstruktivis, mengajukan konsep bahwa pengetahuan
dibangun melalui proses asimilasi dan akomodasi. Sementara itu, Lev
Vygotsky menekankan pentingnya interaksi sosial dan peran bahasa dalam
perkembangan kognitif. Metode pendidikan yang efektif berdasarkan
pendekatan konstruktivis mendorong peserta didik untuk terlibat dalam
pengalaman belajar yang bermakna dan relevan dengan kehidupan
mereka.6
2. Pendekatan Humanistik
Pendekatan humanistik berfokus pada pengembangan potensi individu
secara holistik, yang mencakup aspek intelektual, emosional, dan sosial.
Pendekatan ini menekankan pentingnya memahami kebutuhan dan minat
peserta didik serta menciptakan lingkungan belajar yang mendukung
perkembangan diri mereka. Carl Rogers, seorang tokoh dalam psikologi
humanistik, mengajukan konsep "belajar yang berpusat pada peserta didik"
yang menekankan pentingnya hubungan yang positif antara pendidik dan
peserta didik. Abraham Maslow, dengan teori hierarki kebutuhannya,
menekankan pentingnya pemenuhan kebutuhan dasar sebelum individu
dapat mencapai aktualisasi diri.7
3. Pendekatan Eksperiensial
6
Jean Piaget, The Psychology of Intelligence; Lev Vygotsky, Mind in Society: The Development of
Higher Psychological Processes.
7
Carl Rogers, Freedom to Learn; Abraham Maslow, Motivation and Personality.

13
Pendekatan eksperiensial, yang dipelopori oleh David Kolb, menekankan
pentingnya pengalaman langsung dalam proses pembelajaran. Menurut
Kolb, pembelajaran adalah proses yang melibatkan siklus pengalaman
konkret, refleksi, konseptualisasi abstrak, dan eksperimen aktif. Metode
pendidikan yang efektif berdasarkan pendekatan ini mendorong peserta
didik untuk belajar melalui pengalaman langsung, yang memungkinkan
mereka menghubungkan teori dengan praktik dan mengembangkan
keterampilan yang relevan.8
4. Pendekatan Montessori
Pendekatan Montessori, yang dikembangkan oleh Maria Montessori,
menekankan pentingnya lingkungan yang disiapkan dengan baik dan
pembelajaran mandiri. Dalam pendekatan ini, peserta didik diberikan
kebebasan untuk mengeksplorasi dan belajar secara mandiri dengan
bantuan alat peraga dan material yang disiapkan. Pendidik berperan
sebagai fasilitator yang membantu peserta didik menemukan minat mereka
sendiri dan mengembangkan keterampilan melalui eksplorasi dan praktik
langsung.9
5. Pendekatan Freirean
Pendekatan Freirean, yang dikembangkan oleh Paulo Freire, menekankan
pentingnya pendidikan sebagai alat pembebasan dan transformasi sosial.
Freire mengkritik model pendidikan tradisional yang bersifat top-down
dan mengajukan konsep "pendidikan dialogis" yang melibatkan interaksi
aktif antara pendidik dan peserta didik. Metode pendidikan yang efektif
berdasarkan pendekatan ini mendorong peserta didik untuk menjadi agen
perubahan dalam masyarakat dengan memahami konteks sosial mereka
dan berperan aktif dalam menciptakan perubahan yang positif.10
6. Pendekatan Teknologi Pendidikan
Dalam era digital, teknologi pendidikan memainkan peran penting dalam
pengembangan metode pendidikan yang efektif. Teknologi dapat
digunakan untuk menciptakan lingkungan belajar yang interaktif dan

8
David Kolb, Experiential Learning: Experience as the Source of Learning and Development.
9
Maria Montessori, The Montessori Method.
10
Paulo Freire, Pedagogy of the Oppressed.

14
adaptif, yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan gaya belajar
individu. Teknologi juga memungkinkan akses terhadap sumber daya
pendidikan yang lebih luas dan mendukung pembelajaran kolaboratif
melalui platform daring. Filsuf seperti Seymour Papert menekankan
pentingnya integrasi teknologi dalam pendidikan untuk mendukung
perkembangan kognitif dan kreativitas peserta didik.11

11
Seymour Papert, Mindstorms: Children, Computers, and Powerful Ideas.

15
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari enam penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa


pendidikan memainkan peran krusial dalam perkembangan
manusia. Filsafat pendidikan memberikan landasan yang
komprehensif mengenai hakikat manusia, tugas dan fungsi manusia
dalam pendidikan, serta pengembangan sumber daya manusia.
Pendidikan tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk transfer
pengetahuan, tetapi juga sebagai sarana untuk mengembangkan
potensi intelektual, emosional, sosial, dan moral individu. Melalui
pendekatan yang konstruktif dan holistik, pendidikan dapat
menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan individu
secara utuh dan harmonis.
Berbagai pendekatan filosofis, seperti konstruktivis,
humanistik, eksperiensial, Montessori, Freirean, dan teknologi
pendidikan, memberikan pandangan yang beragam tentang
bagaimana metode pendidikan yang efektif dapat dikembangkan.
Pendekatan-pendekatan ini menekankan pentingnya partisipasi
aktif peserta didik, hubungan yang positif antara pendidik dan
peserta didik, pengalaman langsung, kebebasan belajar, pendidikan
dialogis, serta integrasi teknologi dalam pendidikan. Kesemuanya
bertujuan untuk menciptakan proses pendidikan yang mendukung
pengembangan potensi individu secara maksimal.

3.2 Saran

Pendidik harus mendapatkan pelatihan dan pengembangan


profesional. Pendidik yang terlatih dengan baik dapat menciptakan
lingkungan belajar yang mendukung dan memotivasi peserta didik
untuk mencapai potensi maksimal mereka.

16
DAFTAR PUSTAKA

Dewey, J. (1916). Democracy and Education. New York, NY: Macmillan.

Freire, P. (1970). Pedagogy of the Oppressed. New York, NY: Continuum.

Gardner, H. (1983). Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences. New


York, NY: Basic Books.

Goleman, D. (1995). Emotional Intelligence. New York, NY: Bantam Books.

Kant, I. (1998). Groundwork for the Metaphysics of Morals (M. Gregor, Trans.).
Cambridge, UK: Cambridge University Press.

Kohlberg, L. (1981). The Philosophy of Moral Development. New York, NY:


Harper & Row.

Kolb, D. (1984). Experiential Learning: Experience as the Source of Learning and


Development. Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall.

Maslow, A. (1954). Motivation and Personality. New York, NY: Harper & Row.

Montessori, M. (1912). The Montessori Method (A. E. George, Trans.).


Cambridge, UK: Robert Bentley.

Nussbaum, M. (2011). Creating Capabilities: The Human Development


Approach. Cambridge, MA: Harvard University Press.

Papert, S. (1980). Mindstorms: Children, Computers, and Powerful Ideas. New


York, NY: Basic Books.

Piaget, J. (1950). The Psychology of Intelligence. London, UK: Routledge.

Plato. (1888). The Republic (B. Jowett, Trans.). Oxford, UK: Clarendon Press.

Rogers, C. (1969). Freedom to Learn. Columbus, OH: Charles E. Merrill


Publishing.

Sartre, J.-P. (2007). Existentialism is a Humanism (C. Macomber, Trans.). New


Haven, CT: Yale University Press.

17

Anda mungkin juga menyukai