0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan14 halaman

Iman Dan Pengaruh Nya Dalam Kehidupan

Diunggah oleh

bintangrii0109
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan14 halaman

Iman Dan Pengaruh Nya Dalam Kehidupan

Diunggah oleh

bintangrii0109
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 14

IMAN DAN PENGARUHNYA DALAM KEHIDUPAN

Disusun oleh :

KELOMPOK VI

EKA PUTRI NASUTION (2401280053)

NADIFA BINTANG HAWARI (2401280038)

ARIS ANANDA DAMANIK (2401280056)

KELAS :

B1 PAGI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADUYAH SUMATERA UTARA

MEDAN

2024
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum earahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena
dengan rahmat-Nya makalah dengan judul “Iman dan pengaruhnya dalam kehidupan” dapat
diselesaikan. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah membebaskan manusia dari kehidupan jahiliyah melaui risalah Islam.

Makalah ini di buat dengan tujuan memenuhi tugas kelompok presentasi dari ibu
Zuliana S.Pd,I M.Pd selaku dosen mata kuliah pendidikan agama. Selain itu, penyusun
makalah ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang Iman dan pengaruh
dalam kehidupan

Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan yang belum
penulis ketahui, sehingga saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.
Namun, penulis tetap berharap semoga karya penulis dapat bermanfaat, Amin.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Medan, 02 DESEMBER 2024

Hormat Kami,

KELOMPOK VI
DAFTAR ISI
BAB1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Di dalam Islam dan iman terkumpul agama secara keseluruhan. Sebagaimana Nabi
Shalallaahu alaihi wasalam membedakan makna Islam, iman dan ihsan. Dalam hadits Jibril,
Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu bahwa ia berkata,
"Ketika Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam pada suatu hari keluar berkumpul dengan para
sahabat, tiba-tiba datanglah Jibril dan bertanya, "Apakah iman itu?" Beliau menjawab, "Iman
adalah engkau beriman kepada Allah, para malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, dan
engkau beriman dengan hari Kebangkitan." Dia bertanya lagi, "Apakah Islam itu?" Beliau
menjawab, "Islam adalah engkau menyembah Allah dan tidak berbuat syirik kepadaNya,
engkau mendirikan shalat, membayar zakat yang diwajibkan, puasa Ramadhan dan berhaji ke
Baitullah." Dia bertanya lagi, "Apakah ihsan itu?" Beliau menjawab, "Engkau menyembah
Allah seakan-akan engkau melihatNya. Jika engkau tidak dapat melihatNya maka
sesungguhnya Ia melihatmu." Dia bertanya lagi, "Lalu kapankah Kiamat tiba?" Beliau
menjawab, "Orang yang ditanya tentang Kiamat tidak lebih mengetahui daripada si penanya.
Tetapi saya beritahukan kepadamu beberapa tandanya, yaitu jika wanita budak melahirkan
tuannya, jika para penggembala unta hitam telah berlomba-lomba meninggikan bangunan.
(Ilmu tentang) hari Kiamat termasuk dalam lima perkara yang tidak diketahui kecuali oleh
Allah." Kemudian dia pergi, lalu nabi bersabda, "Kembalikan dia!" Tetapi orang-orang tidak
melihat sesuatu. Beliau kemudian bersabda, "Dia ada-lah Jibril, datang kemari untuk
mengajari manusia tentang agama-nya." (HR. Al-Bukhari, Kitab Al-Iman, Bab Su‟alu Jibril
An-Nabi wa anil Iman wal Islam wal Ihsan, no. 50).

Namun pada zaman sekarang ini banyak orang disekitar kita yang melupakan tentang
keimanan kita kepada Allah SWT yang sesungguhnya, sehingga sangat diperlukan banyak
pengetahuan tentang iman dan pengaruhnya pada kehidupan kita ini.
B. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat penulis kemukakan
dua rumusan masalah sebagai berikut:

1. Memahami Hakikat Iman dalam islam.


2. Mengerti Hubungan Iman, Ilmu, dan Amal.
3. Untuk mengetahui Karateristik dan Sifat Orang yang Beriman.
4. Mengetahui Hal – hal yang Dapat Merusak dan Meniadakan Iman.

C. Tujuan

1. Memenuhi tugas kelompok presenrtasi yang diberikan oleh dosen mata kuliah
pendidikan agama.
2. Menambah wawasan pembaca mengenai hakikat iman dan pengaruhnya dalam
kehidupan sehari-hari
3. Memerikan pemahaman tentang hubungan iman dengan ilmu dan amal
4. Membantu pembaca memahami karakteristik orang-orang yag beriman serta factor-
faktor yang dapat merusak keimanan
BAB II

PENBAHASAN

A. Hakikat Iman
Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu
adalah mereka yang jika disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan
kepada mereka ayat-ayatNya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah
mereka bertawakkal, (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan
sebagian dari rizki yang kami berikan kepada me-reka. Itulah orang-orang yang beriman
dengan sebenar-benar-nya." (Al-Anfal: 2-4)

"Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan
orangorang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang
muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh
ampunan dan rizki (nikmat) yang mulia." (Al-Anfal: 74)

Dalam ayat-ayat yang pertama Allah menyebutkan orang-orang yang lembut hatinya dan
takut kepada Allah ketika namaNya dise-but, keyakinan mereka bertambah dengan
mendengar ayat-ayat Allah. Mereka tidak mengharapkan kepada selainNya, tidak
menyerahkan hati mereka kecuali kepadaNya, tidak pula meminta hajat kecuali ke-padaNya.

Mereka mengetahui, Dialah semata yang mengatur kerajaanNya tanpa ada sekutu. Mereka
menjaga pelaksanaan seluruh ibadah fardhu dengan memenuhi syarat, rukun dan sunnahnya.
Mereka adalah orang mukmin yang benar-benar beriman. Allah menjanjikan mereka derajat
yang tinggi di sisiNya, sebagaimana mereka juga memperoleh pahala dan ampunanNya.

Kemudian dalam ayat yang kedua Allah menyifati para sahabat Rasulullah Shalallaahu
alaihi wasalam, baik Muhajirin maupun Anshar dengan iman yang sebenar-benarnya, karena
iman mereka yang kokoh dan amal perbuatan mereka yang menjadi buah dari iman tersebut.

Telah kita ketahui bersama lafazh iman, baik secara bahasa maupun munurut istilah.
Sebagaimana kita juga mengetahui bahwa madzhab Ahlus Sunnah wal Jama‟ah memasukkan
amal ke dalam makna iman, dan bahwa iman itu bisa bertambah, juga bisa berkurang.
Bertambah karena bertambahnya amal shalih dan keyakinan dan berkurang karena
berkurangnya hal tersebut. Kemudian kita juga mengetahui sebagian besar dalil-dalilnya.
1. Hubungan Iman, Ilmu, dan Amal

Fenomena ini banyak mengelirukan segolongan kita yang kadang kala terperangkap
dalam himpitan kalam-kalam yang cuba membawa suatu motif tertentu. Iman, Ilmu, Amal.
Sebuah trilogi yang tidak dapat di pisahkan. Saling terkait. Iman tanpa ilmu, sesat. Ilmu tanpa
Amal, sesat. Amal tanpa ilmu, taklid.

Secara susunan nya kadang kala ia terlalu dipertikai akan kepentiangan untuk menyusun
nya. Ada menyatakan ilmu itu dahulu dari iman , dan ada menyatakan iman dahulu dari amal.
Apapun yang pasti ketiga ini berkait antara satu sama lain.
a. Ilmu

Ilmu sesuatu yang sering diutamakan. Tidak dipelihara dengan baik. Kadang ilmu hanya
dijadikan sesuatu yang nisbi. Ada tapi tidak ada atau Tidak ada tetapi ada? Tetapi yang pasti
adalh ilmu itu satu kewajipan yang tidak bole di pertikai kerana terdapat bukti dan dalil yang
pasti semua mengetahuinya.
Akhir-akhir ini satu fenomena yang ditemui, yang membuat kita ketahui bahawa
kadangkadang seseorang tidak faham dengan ilmu yang dipelajarinya. Untuk apa ilmu itu
digunakan? Akan bagaimana bila mengamalkan ilmu itu? Fenomena klasik, tapi tetap
membuat kita tidak habis ber fikir.
Belajar, mencari ilmu kadang di jadikan formula belaka. Kerana maruah, harga diri, atau
bahkan desakan dari pihak orang lain, orang tua, suami, isteri, desakan majikan ,dan lain-lain
lagi. Pada akhirnya ilmu tidak meresapi dalam diri. Tidak meninggalkan bekas. Bahkan
mungkin, tidak menjadikan diri lebih baik.

b. Iman

Iman pula melahirkan penyaksian mata hati (musyahadah) terhadap ketuhanan Allah s.w.t
pada setiap pandangan kepada segala perkara. Allah s.w.t berfirman:
Wahai orang-orang yang beriman! Tetapkanlah iman kamu kepada Allah dan Rasul-Nya…
(Ayat 136 : Surah an-Nisaa‟)
Sabda rasulullah :
“Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuatan
tanpa iman”…. [HR. Ath-Thabrani]
Ayat di atas ditujukan kepada orang yang sudah beriman. Mereka sudah pun beriman tetapi
masih digesa supaya beriman. Iman pada tahap permulaan berdasarkan dalil-dalil dan
pembuktian. Kemudian mereka diajak pula kepada iman dengan penyaksian mata hati,
menyaksikan Rububiyah yang tidak pernah berpisah daripada ubudiyah. Tanpa penyaksian
terhadap Rububiyah segala amal tidak berguna kerana orang yang beramal menisbahkan amal
itu kepada dirinya sendiri, sedangkan tiada yang melakukan sesuatu melainkan dengan izin
Allah s.w.t, dengan Kudrat dan Iradat-Nya, dengan Haula dan Kuwwata-Nya. Himpunan
amal sebesar gunung tidak dapat menandingi iman yang sebesar zarah. Orang yang beriman
dan menyaksikan Rububiyah pada segala perkara dan semua amal itulah orang yang
memperolehi nikmat yang sempurna lahir dan batin, kerana hubungannya dengan Allah s.w.t
tidak pernah putus. Orang inilah yang berasa puas dengan berbuat taat kepada Allah s.w.t dan
berasa cukup dengan-Nya, kerana tiada Tuhan melainkan Allah s.w.t dan tidak berlaku
sesuatu perkara melainkan menurut ketentuan-Nya. Apa lagi yang patut dibuat oleh seorang
hamba melainkan taat kepada-Nya dan menerima keputusan-Nya.
Kesimpulannya iman merupakan penentu sah sesuatu amalan seorang hamb a yang mengaku
iman kepadaNYA.

c. Amal

Amal merupakan satu aplikasi yang hasil dari gabungan ilmu dan iman kerana kebenaran
iman dapat di lihat amal soleh seseorng .Allah bersumpah demi sesungguhnya manusia itu
rugi andai beriman tanpa amal
Allah SWT berfirman, "Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Kecuali
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, serta saling menasihati untuk
kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran." (Surah Al-Asr : 1-3).
“Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula menerima amal perbuatan
tanpa iman”…. [HR. Ath-Thabrani]
Berdasarkan bukti dan dalil di atas tidak sempurna iman dan ilmu seseorng itu melainkan
dengan disulami dengan amal yang terhasil kefahaman dari ilmu ,dan penyatuan yang hadir
hasil penyaksian bahawa ianya benar dan hasilnya , anggota badan itu yang bergerak demi
merealisasikan ilmu dan iman dengan amal nya .
2. Karateristik dan Sifat Orang Beriman

Allah SWT telah menggambarkan di dlam al-Quran tentang beberapa ciri orang yang
bertaqwa. Di antaranya surat al-Baqarah : ayat 2-5, yang artinya:
“Iaitu mereka yang beriman kepada perkara-perkara yang ghaib, yang mendirikan solat dan
menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dan mereka yang
beriman dengan Kitab al-Quran yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah
diturunkan sebelummu, serta mereka meyakini akan adanya (kehidupan) akhirat, Mereka
itulah yang mendapat petunjuk dari Tuhan mereka dan merekalah orang-orang yang beroleh
kejayaan.”
Firman Allah lagi surat al-Baqarah : ayat 177, yang artinya:
“ Bukanlah dianggap kebajikan itu hanya sekadar menghadapkan wajahmu ke arah timur
dan barat, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari
kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintai
kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir yang memerlukan
pertolongan, dan orang-orang yang meminta-minta dan memerdekan hamba sahaya,
mendirikan solat dan menunaikan zakat, dan orang-orang yang menepati janji apabila dia
berjanji dan orang-orang yang sabar dalam menghadapi kesempitan, penderitaan dan di
dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar keimanan mereka dan mereka
itulah orang-orang yang bertaqwa.”

Berdasarkan ayat-ayat di atas, dapatlah kita fahami bahawa di antara sifat-sifat orang yang
bertaqwa yang ada hubung kaitnya dengan keimanan dan amal ibadah adalah seperti berikut;

1. Beriman dengan perkara-perkara ghaib, iaitu percaya kepada perkara-perkara yang


telah diberitahu oleh Allah melalui lidah rasulNya SAW, di mana perkara-perkara
tersebut tidak mampu difikirkan oleh akal dan pancaindera manusia, seperti zat Allah
Azza wa Jalla, Alam Akhirat, Malaikat, Syurga, Neraka, Alam kubur, Alam Mahsyar,
Titian Sirat, Jin-jin, Siksaan Kubur, Arasy Allah dan lain-lain lagi.
2. Mendirikan solat dalam ertikata yang sebenar, dengan memenuhi rukun-rukun dan
syarat-syarat sahnya, termasuk mendirikannya dengan penuh kekhusukan.
3. Menafkahkan sebahagian rezeki yang Allah telah anugerahkan dalam bentuk
zakat wajib atau zakat sunat (sedekah) kepada kaum kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, musafir ( yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang
meminta-minta dan untuk memerdekakan hamba-hamba sahaya.
4. Beriman kepada kitab al-Quran dan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya,
termasuk suhuf-suhuf yang diturnkan oleh Allah kepada para nabi dan rasul, melalui
perantraan Jibrail A.S.
5. Mengimani dan meyakini adanya kehidupan di akhirat setelah berakhirnya
kehidupa di duni ini. Di sanalah segala amalan kita akan dinilai dan dihisab dengan
penilaian dan penghisaban yang maha adil, kemudian akan dibalas oleh Allah dengan
balasan yang setimpal dengan apa yang kita kerjakan didunia ini. Samada berbahagia
dan bergembira dengan mendapat balasan syurga atau menderita dan tersiksa dengan
mendapat balasan neraka.
6. Menepati janji apabila berjanji, samada jaji tersebut berhubung kait dengan Allah
dan sesama manusia
7. Bersabar dalam menghadapi kesempitan, penderitaan dan di dalam peperangan

Selain dari sifat-sifat dan ciri-ciri di atas, terdapat beberapa lagi sifat-sifat dan ciri-ciri orang
yang bertaqwa, di antaranya;

8. Menahan api kemarahan daripada menguasai diri sehingga akan menyebabkan


dia bertindak di luar kawalan dan batasan
9. Memaafkan kesalahan orang lain, walaupun ketika itu dia mampu dan mempunyai
kekuatan untuk mengambil tindakan dan membalas terhadap orang yang
menzaliminya, namun maaf kesalahan mereka lebih diutamakan.
10. Segera mengingati Allah tatkala melakukan perbuatan keji (dosa-dosa besar yang
mudharatnya tidak hanya ke atas dirinya seperti berzina, mencuri, membunuh, riba,
menuduh orang melakukan kejahatan, merompak dan lain-lain lagi)dan menzalimi diri
sendiri (dosa-dosa yang mudharatnya hanya menimpa dirinya sendiri, samada dosa-
dosa besar atau kecil)
11. Memohon keampunan Allah setelah melakukan perbuatan-perbuatan dosa di
atas dan berazam tidak akan meneruskan perbuatan-perbuatan tersebut.
Kenyataan di atas ini terkandung dalam firman Allah surat Ali Imran : ayat 133-135 yang
artinya:
“ Dan bersegeralah kamu kepada keampunan dari Tuhanmu dan kepada syurga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa, iaitu
orang-orang yang menafkahkan hartanya baik di waktu senang ataupun susah dan
orangorang yang menahan api kemarahan dan memaafkan kesalahan orang lain. Allah
menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan, dan orang-orang yang apabila melakukan
perbuatan keji atau menzalimi diri sendiri, maka mereka segera mengingati Allah, lalu
memohon keampunan terhadap dosa-dosa yang telah mereka lakukan, dan siapakah lagi
yang dapat mengampuni dosa-dosa selain dari Allah?. Dan mereka tidak meneruskan
perbuatan keji itu sedangkan mereka mengetahui (hukum dan kesannya).”
12. Beriman dan membenarkan kebenaran yang dibawa oleh Rasulullah dan
memperjuangkan kebenaran tersebut.
Kenyataan ini selaras dengan firman Allah surat az-Zumar : ayat 33-34, yang artinya:
“ Dan mereka yang membawa (kebenaran) yang dibawa oleh Muhammad dan
membenarkankannya, mereka itulah orang-orang yang bertaqwa. Mereka memperolehi apa
sahaja yang mereka kehendaki dari sisi Tuhan mereka. Demikianlah balasan kepada orang
yang melakukan.”
13. Berlaku adil dalam menjatuhkan hukuman di kalangan manusia
Sepertimana yang telah dijelaskan oleh Allah sura al-Maidah: ayat, yang artinya:
“ Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu
menegakan kebenaran kerana Allah, menjadi saksi dengan adil dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk tidak berlaku adil. Berlaku
adillah, kerana berlaku adil itu lebih dekat kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa sahaja yang kamu kerjakan.”
14. Mengagongkan syiar-syiar Allah
, seperti mengagongkan syiar dalam ibadah haji, korban, solat berjemaah lima waktu, solat
hariraya, solat minta hujan, solat gerhana bulan dan matahari, solat jumaat, menghidupkan
Ramadhan, menghadiri majlis-majlis ilmu dan zikir dan lain-lain lagi berdasarkan firman
Allah SWT surat al-Haj : ayat 32yang artinya:
“ Demikianlah (perintah Allah), dan barangsiapa yang mengagongkan syiar-syira Allah,
maka sesungguhnya itu timbul lantaran hati yang penuh dengan ketaqwaan.”
15. Berjihad di jalan Allah dengan mengorbankan harta dan jiwa raga.
Firman Allah surat at-Taubah : ayat 44, yang artinya:
“ Orang-orang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin
kepadamu untuk tidak menyertai jihad dengan harta dan diri (jiwa raga) mereka. Dan
Allah amat mengetahui orang-orang yang bertaqwa.”
16. Tidak bersifat sombong dan tidak melakukan kerosakan di muka bumi ini.
Firman Allah surat al-Qasas:ayat83, yang artinya:
“ Negeri akhirat (yang penuh dengan nikmat itu) Kami kurniakan untuk orang-orang yang
tidak mahu menyombongkan diri dan dari melakukan kerosakan di muka bumi ini dan
kesudahan yang baik itu adalah bagi orang-orang yang bertaqwa.”

3. Hal – hal yang Dapat Merusak dan Meniadakan Iman


Di antara keyakinan yang benar tentang iman adalah bahwasanya iman dapat bertambah
dan juga dapat berkurang. Bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan
Pembicaraan tentang masalah iman merupakan salah satu perkara penting yang mendasar.
Bahkan ini merupakan dasar aqidah seorang muslim. Salah dalam memahami keimanan bisa
menyebabkan seseorang terjerumus dalam keharaman, kebid‟ahan, bahkan bisa berujung
kekafiran.

Adapun hal-hal yang dapat mengurangi / merusak keimanan di antaranya :

1. Berpaling dari mengenal Allah dan nama-nama serta sifat-sifat-Nya

2. Tidak mau memperhatikan ayat-ayat kauniyah dan syar’iyah

3. Sedikitnya amal shalih

4. Melakukan kemaksiatan kepada Allah


BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Orang - orang yang beriman sesungguhnya adalah orang – orang yang lembut hatinya
dan takut kepada Allah ketika namaNya dise-but, keyakinan mereka bertambah dengan
mendengar ayat-ayat Allah. Mereka tidak mengharapkan kepada selainNya, tidak
menyerahkan hati mereka kecuali kepadaNya, tidak pula meminta hajat kecuali
kepadaNya. Orang - orang beriman menjaga pelaksanaan seluruh ibadah fardhu dengan
memenuhi syarat, rukun dan sunnahnya.
Keimanan seseorang dapat bertambah karena bertambahnya amal shalih dan
keyakinan dan berkurang karena berkurangnya hal tersebut. Didalam kehidupan kita iman
mempunya hubungan yang sangat erat dengan ilmu dan amal, dapat dikatakan Iman tanpa
ilmu, sesat. Ilmu tanpa Amal, sesat. Amal tanpa ilmu, taklid. Secara susunan nya kadang
kala ia terlalu dipertikai akan kepentiangan untuk menyusun nya. Ada menyatakan ilmu
itu dahulu dari iman , dan ada menyatakan iman dahulu dari amal. Apapun yang pasti
ketiga ini berkait antara satu sama lain.
Sifat-sifat orang yang bertaqwapun dapat ditentukan dengan keimanan dan amal
ibadah Salah yang dikerjakan selama hidupnya, dalam memahami keimanan bisa
menyebabkan seseorang terjerumus dalam keharaman, kebid‟ahan, bahkan bisa berujung
kekafiran.
B. Saran

Keimanan dalam diri kita harus benar – benar tertanam, dan dilaksanakan. Tanpa
keimanan hidup kita tidak akan mendapat ketentraman baik ketentraman duniawi maupun
ketentraman diakhirat nanti. Bagaimanapun iman akan sangat berpengaruh dalam
kehidupan kita, karana Allah tidak menerima iman tanpa amal perbuatan dan tidak pula
menerima amal perbuatan tanpa iman, begitupun ilmu yang kita miliki tidak akan
bermanfaat tanpa disertai keimanan dalam diri kita. Jadi keimanan dalam diri jangan
sampai tidak tertanamkan , apalagi sampai membuat kita menjadi orang yang musyrik dan
benar – benar kehilangan keimanan kita. Karena sesungguhnya kita akan menjadi orang
yang sangat merugi apabila tanpa iman.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran dan terjemahannya departemen Agama RI. Jakarta CV Toha putra, 2019
Al-Bukhari,Imam.Shalih Muslim.Riyadh: Darussalam,2001.
Ath-Thabrani,Imam.Mu’jam Al-Kabir. Beirut : Maktabah Ibn Taymiyyah,1994.
Yusuf,Qardhawi. Karakteristik orang beriman. Jakarta:Gema Insani,2008
Madjid,Nurcholish.Islam:Doktrin dan peradaban. Jakarta: Paramadina,2008
Sayyid Qutb. Fi Zilal al Quran (Dibawah naungan Alquran). KAiro : Dar Al-shuruq 2004
Zuhdi,Masjfuk. Studi Islam. Surabaya : Al hidayah,1995

Anda mungkin juga menyukai