PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI LITERASI DIGITAL
DI SEKOLAH DASAR
ANINDHITA AYU RAMADHANI
24111744079
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2024
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penguatan pendidikan karakter melalui literasi digital di Sekolah Dasar berawal dari
meningkatnya kebutuhan akan integrasi karakter dan teknologi dalam pendidikan. Seiring
dengan perkembangan zaman, anak-anak yang merupakan generasi digital semakin dini
berinteraksi dengan teknologi, baik di rumah maupun di sekolah. Teknologi digital telah
menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari mereka, dan perangkat seperti smartphone, tablet,
dan komputer digunakan untuk mengakses beragam informasi tanpa batas waktu dan ruang.
Meski akses ini membawa manfaat potensial dalam peningkatan kualitas pendidikan, di sisi
lain, dampaknya bagi perkembangan karakter siswa belum mendapat perhatian yang seimbang.
Ketidakseimbangan ini mengindikasikan perlunya pendekatan pendidikan yang tidak hanya
fokus pada keterampilan teknologi tetapi juga pada penguatan nilai-nilai moral yang menjadi
fondasi pembentukan karakter siswa.
Permasalahan dalam pendidikan karakter di era digital terletak pada rendahnya pemahaman
siswa tentang etika dan tanggung jawab di dunia maya. Dengan begitu mudahnya akses ke
berbagai informasi, banyak siswa kurang memahami etika dalam berinteraksi secara daring,
misalnya dalam menghargai privasi orang lain atau dalam menyaring informasi yang benar dari
hoaks. Ketiadaan pedoman yang kuat sering kali mengakibatkan siswa menyerap berbagai
informasi yang tidak semuanya sesuai dengan nilai-nilai moral yang diharapkan. Pada usia
sekolah dasar, karakter anak masih berada dalam tahap pembentukan sehingga bimbingan dari
lingkungan sekitar, termasuk sekolah dan keluarga, sangat diperlukan untuk membentuk sikap
positif dalam menggunakan teknologi digital.
Tantangan dalam penguatan pendidikan karakter melalui literasi digital semakin relevan di
tengah berbagai ancaman digital seperti hoaks, cyberbullying, dan konten yang tidak sesuai
untuk anak-anak. Ancaman-ancaman ini kerap muncul dalam interaksi digital sehari-hari, di
mana siswa bisa dengan mudah terpapar informasi yang merusak persepsi dan sikap mereka.
Misalnya, penyebaran berita palsu atau hoaks yang dapat memengaruhi cara berpikir dan
bertindak siswa. Paparan informasi tanpa filter ini, jika tidak diimbangi dengan kemampuan
berpikir kritis dan keterampilan memilah informasi, dapat merusak karakter siswa dan
menimbulkan perilaku yang tidak sehat di dunia maya maupun di dunia nyata. Oleh karena itu,
penguatan karakter berbasis literasi digital menjadi langkah krusial dalam melindungi siswa
dari dampak negatif teknologi.
Pendekatan literasi digital dalam penguatan pendidikan karakter memberikan siswa
kemampuan lebih dari sekadar mengoperasikan teknologi. Melalui pendekatan ini, siswa
diajarkan cara menilai dan menyaring informasi, serta diajak untuk lebih kritis terhadap konten
digital yang mereka temui setiap hari. Literasi digital dalam pendidikan karakter juga
mengajarkan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggung jawab, empati, dan kerja sama, yang tidak
hanya relevan dalam interaksi digital, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Harapannya,
melalui pendidikan karakter berbasis literasi digital, siswa tidak hanya akan menjadi pengguna
teknologi yang terampil tetapi juga individu yang mampu bertindak secara etis dan
bertanggung jawab di dunia maya, serta berkontribusi positif dalam lingkungan sosialnya.
Peran guru dalam mengimplementasikan pendidikan karakter melalui literasi digital sangat
penting, tetapi sekolah tidak bisa berdiri sendiri dalam tugas ini. Untuk memastikan penguatan
karakter yang komprehensif, diperlukan kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Guru sebagai penggerak utama di kelas perlu dibekali dengan strategi pendidikan karakter yang
mengintegrasikan teknologi dalam setiap pembelajaran. Di sisi lain, keterlibatan orang tua dan
komunitas juga diperlukan untuk memberikan teladan dan arahan dalam penggunaan teknologi
di luar lingkungan sekolah. Dengan demikian, siswa menerima pembelajaran karakter yang
konsisten di berbagai lingkungan sehingga mereka lebih mudah memahami dan
menginternalisasi nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari.
Era Society 5.0 membawa tantangan besar bagi generasi muda, khususnya siswa sekolah
dasar yang merupakan generasi digital yang akan menghadapi perubahan sosial dan teknologi
yang semakin kompleks. Mempersiapkan siswa menghadapi tantangan ini memerlukan
pendekatan pendidikan yang tidak hanya berfokus pada aspek kognitif dan teknis, tetapi juga
pada pembentukan karakter. Penguatan pendidikan karakter melalui literasi digital tidak hanya
berperan dalam membentuk siswa yang berkompeten dalam teknologi, tetapi juga yang
memiliki kepribadian yang kuat, empati, dan rasa tanggung jawab sosial. Dengan demikian,
pengintegrasian literasi digital dalam pendidikan karakter menjadi solusi komprehensif yang
membekali siswa dengan kecakapan teknis sekaligus nilai-nilai etis yang diperlukan untuk
menjadi warga negara yang baik di era digital yang serba cepat ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka berikut rumusan masalahnya.
1. Bagaimana penguatan pendidikan karakter melalui literasi digital dapat diterapkan secara
efektif di Sekolah Dasar untuk membentuk siswa yang memiliki etika, tanggung jawab,
dan sikap kritis dalam penggunaan teknologi?
2. Apa saja peran dan tantangan yang dihadapi oleh guru, keluarga, dan masyarakat dalam
mengintegrasikan literasi digital dengan pendidikan karakter guna melindungi siswa dari
dampak negatif teknologi di era Society 5.0?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini sebagai berikut.
1. Mengidentifikasi strategi yang efektif dalam penerapan penguatan pendidikan karakter
melalui literasi digital di Sekolah Dasar untuk membentuk siswa yang memiliki nilai moral,
sikap etis, tanggung jawab, dan kemampuan berpikir kritis dalam penggunaan teknologi.
2. Menjelaskan peran guru, keluarga, dan masyarakat dalam mendukung integrasi literasi
digital dengan pendidikan karakter guna mempersiapkan siswa menghadapi tantangan serta
mengatasi dampak negatif teknologi di era Society 5.0.
1.4 Manfaat
Berikut manfaat yang diharapkan dari penelitian ini.
1. Bagi Siswa: Penguatan pendidikan karakter berbasis literasi digital membantu siswa dalam
mengembangkan kemampuan berpikir kritis, memilah informasi, serta memperkuat sikap
etis dan bertanggung jawab dalam penggunaan teknologi, baik di lingkungan sekolah
maupun luar sekolah.
2. Bagi Guru dan Tenaga Pendidik: Memberikan wawasan bagi guru tentang strategi
pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi dengan nilai-nilai karakter, sehingga dapat
lebih efektif dalam mendidik siswa yang terpapar digitalisasi.
3. Bagi Orang Tua dan Masyarakat: Memberikan panduan tentang bagaimana peran aktif
keluarga dan komunitas dalam memperkuat karakter siswa dalam penggunaan teknologi,
sehingga tercipta lingkungan pembelajaran yang konsisten dan mendukung.
4. Bagi Pengembangan Pendidikan: Memberikan kontribusi bagi pembaruan metode
pendidikan yang sesuai dengan perkembangan era digital dan Society 5.0, dengan
mengedepankan keseimbangan antara kemampuan teknis dan pembentukan karakter.
5. Bagi Penelitian: Menjadi referensi bagi penelitian lanjutan yang berkaitan dengan
pendidikan karakter dan literasi digital, khususnya dalam konteks pendidikan dasar.
BAB 2. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter di Sekolah Dasar bertujuan membentuk kepribadian dan moral
siswa sejak dini. Melalui pendidikan karakter, siswa diajarkan nilai-nilai moral seperti
kejujuran, tanggung jawab, kerja keras, serta sikap saling menghargai yang diharapkan akan
menjadi fondasi yang kuat dalam kehidupan mereka. Pendidikan ini tidak hanya berfokus pada
pengetahuan akademis tetapi juga pengembangan emosi, etika, dan perilaku yang baik.
Karakter yang kuat menjadi bagian penting dalam menciptakan generasi yang tangguh, mampu
menghadapi tantangan zaman, dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi serta
perubahan sosial di era globalisasi (Nuryadi dan Widiatmaka, 2023).
Pendidikan karakter pada dasarnya merupakan upaya untuk mengintegrasikan nilai-
nilai yang baik dalam setiap aspek pembelajaran di sekolah. Guru memiliki peran sentral
sebagai model dan pembimbing dalam proses pengajaran nilai-nilai ini. Interaksi antara guru
dan siswa dalam lingkungan yang mendukung menciptakan kesempatan bagi siswa untuk
memahami dan menerapkan nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari (Farid, 2023).
Dengan begitu, pendidikan karakter tidak hanya terbatas pada penjelasan teori, tetapi juga
mencakup praktik yang langsung diterapkan siswa dalam aktivitas sehari-hari di sekolah.
Dalam era Society 5.0, pendidikan karakter diharapkan mampu menyiapkan siswa agar
mereka tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki kecerdasan emosional dan
spiritual. Siswa yang dilengkapi dengan nilai karakter yang baik akan lebih bijak dalam
menghadapi tantangan era digital, termasuk dalam penggunaan teknologi yang semakin
berkembang. Pendidikan karakter yang kuat menjadi benteng bagi siswa untuk mampu
memilah informasi yang positif dan berperan aktif dalam menjaga lingkungan sosial yang
sehat, baik di lingkungan nyata maupun dunia maya (Wahab, 2022).
Pendidikan karakter di Sekolah Dasar juga memberikan dasar yang kuat dalam
pembentukan perilaku positif siswa. Sebagai contoh, nilai kerja sama diajarkan melalui
kegiatan kelompok, sementara tanggung jawab dapat ditanamkan melalui tugas-tugas individu
dan kelompok. Dengan beragam kegiatan ini, siswa belajar menghargai perbedaan, menerima
pendapat orang lain, dan bertanggung jawab atas keputusan mereka. Nilai-nilai ini penting
karena tidak hanya berlaku di dalam kelas, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari mereka di
masyarakat (Mulianti dan Sulisworo, 2023).
Selain itu, pendidikan karakter bertujuan untuk membangun sikap kepemimpinan dan
rasa cinta tanah air pada siswa. Siswa diajarkan untuk memahami arti penting dari kontribusi
positif terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. Melalui pendidikan karakter, siswa
diharapkan menjadi pribadi yang memiliki integritas, berpikir kritis, dan mampu memecahkan
masalah dengan bijaksana. Kemampuan ini akan sangat berguna dalam menghadapi
kompleksitas tantangan zaman yang semakin beragam (Khoirroni dkk., 2023).
Sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM), pendidikan karakter
memiliki tujuan untuk menciptakan generasi emas pada tahun 2045. Generasi ini diharapkan
menjadi individu yang berwawasan luas, memiliki nilai-nilai luhur, dan mampu beradaptasi
dengan dinamika zaman. Di tengah derasnya arus globalisasi dan perkembangan teknologi,
pendidikan karakter memainkan peran penting sebagai landasan bagi siswa untuk menjadi
pribadi yang tangguh, beretika, dan siap bersaing di tingkat global (Wahab, 2022).
2.2 Literasi Digital
Literasi digital adalah keterampilan yang sangat penting dalam mendukung pendidikan
karakter di era modern. Dalam konteks pendidikan, literasi digital mengacu pada kemampuan
siswa dalam menggunakan, memahami, dan mengevaluasi informasi yang mereka akses
melalui media digital. Di Sekolah Dasar, literasi digital memberikan fondasi bagi siswa untuk
menjadi pengguna teknologi yang cerdas dan bertanggung jawab, yang mampu mengelola
informasi secara bijak dan menghindari dampak negatif dari penggunaan teknologi (Khoirroni
dkk., 2023).
Penerapan literasi digital di Sekolah Dasar bertujuan untuk membekali siswa dengan
keterampilan dasar dalam mengoperasikan perangkat digital, mengakses informasi, serta
memahami keamanan dan etika dalam penggunaan teknologi. Dengan keterampilan ini, siswa
dapat terhindar dari berbagai ancaman di dunia digital, seperti berita palsu atau hoaks yang
dapat menyesatkan dan memicu perilaku negatif. Literasi digital juga membantu siswa
memahami pentingnya menjaga privasi dan keamanan dalam penggunaan media sosial atau
aplikasi digital lainnya (Nuryadi dan Widiatmaka, 2023).
Selain sebagai sarana akses informasi, literasi digital juga berfungsi untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Di era di mana informasi sangat mudah
didapatkan, siswa perlu diajarkan cara memverifikasi sumber informasi dan mengevaluasi
kebenarannya. Melalui literasi digital, siswa diharapkan dapat membedakan informasi yang
valid dari yang tidak valid, serta belajar untuk tidak mudah terpancing oleh isu-isu yang
menyesatkan. Kemampuan berpikir kritis ini penting dalam membentuk siswa menjadi
individu yang cerdas dan bijaksana dalam menghadapi arus informasi yang terus berkembang
(Mulianti dan Sulisworo, 2023).
Literasi digital juga mencakup keterampilan untuk berinteraksi secara sehat dan
produktif di dunia maya. Siswa diajarkan tentang pentingnya etika dalam berkomunikasi di
platform digital, seperti tidak menyebarkan informasi yang belum diverifikasi, menghargai
perbedaan pendapat, dan tidak melakukan tindakan yang merugikan orang lain (Farid, 2023).
Dengan pemahaman ini, siswa diharapkan mampu menggunakan teknologi digital untuk hal-
hal yang positif, seperti mencari informasi edukatif dan berkomunikasi dengan sopan dan
santun di media sosial.
Selain itu, literasi digital mendorong siswa untuk memanfaatkan teknologi sebagai
sarana belajar yang inovatif. Teknologi dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang
interaktif, yang membantu siswa lebih tertarik dan termotivasi untuk belajar. Melalui media
digital, siswa dapat mengakses beragam materi pembelajaran yang tidak terbatas pada buku
teks, sehingga dapat memperluas pengetahuan mereka dan membantu mereka belajar secara
mandiri. Literasi digital dengan demikian memberikan kesempatan bagi siswa untuk
mengembangkan potensi belajar mereka secara maksimal (Wahab, 2022).
Implementasi literasi digital di Sekolah Dasar memerlukan dukungan dari berbagai
pihak, termasuk guru, orang tua, dan komunitas. Guru berperan penting dalam membimbing
siswa dalam penggunaan teknologi secara tepat, sementara orang tua dan masyarakat
memberikan contoh serta pengawasan dalam penggunaan perangkat digital (Farid, 2023).
Dengan adanya kolaborasi ini, siswa dapat memanfaatkan teknologi untuk keperluan edukatif
dan membangun karakter positif dalam kehidupan sehari-hari mereka. Kolaborasi tersebut
diharapkan dapat membantu mereka menjadi warga negara yang beretika dan bertanggung
jawab di masa depan.
BAB 3. METODE
Penelitian ini menggunakan metode studi literatur yang dilakukan dengan pendekatan
kualitatif deskriptif, di mana penulis meneliti dan menguraikan data secara mendalam untuk
memahami dan mengembangkan wawasan mengenai penguatan pendidikan karakter melalui
literasi digital di Sekolah Dasar. Metode studi literatur ini bertujuan untuk mendapatkan
gambaran yang sistematis dan terstruktur tentang topik penelitian berdasarkan berbagai
referensi tertulis yang relevan. Studi literatur ini dilakukan dengan cara menelusuri dan
menganalisis berbagai sumber data sekunder, seperti buku, artikel, dan jurnal ilmiah yang
terkait dengan pendidikan karakter dan literasi digital, khususnya dalam konteks pendidikan
dasar.
Pengumpulan data pada penelitian ini difokuskan pada bahan-bahan yang diperoleh
dari sumber-sumber terpercaya, terutama jurnal-jurnal terakreditasi dan artikel penelitian yang
diterbitkan dalam dekade terakhir. Tujuannya adalah untuk memastikan data yang
dikumpulkan memiliki relevansi tinggi dengan perkembangan terkini dalam penguatan
pendidikan karakter dan literasi digital. Data yang diperoleh dianalisis dengan pendekatan
kualitatif yang berfokus pada pemahaman konteks, makna, dan relevansi informasi yang
ditemukan, tanpa melibatkan pengolahan data numerik. Proses ini lebih menekankan pada
interpretasi mendalam yang tidak hanya berfokus pada hasil akhir tetapi juga pada prosedur
pengumpulan dan analisis data.
Dalam penelitian ini, penulis bertindak sebagai instrumen utama (human instrument)
yang terlibat langsung dalam pencarian, pengumpulan, analisis, serta penyusunan data dari
berbagai sumber. Sebagai instrumen manusia, penulis tidak hanya meneliti secara pasif tetapi
juga secara aktif terlibat dalam proses pengembangan dan pemaknaan data. Hal ini dilakukan
melalui langkah-langkah membaca mendalam, mencatat, merangkum, serta mengelompokkan
data yang relevan dari setiap sumber yang ditemukan. Kemudian, penulis melakukan proses
sintesis untuk menyatukan berbagai informasi menjadi sebuah kesatuan yang terstruktur dan
sistematis, sehingga dapat memberikan pemahaman menyeluruh terhadap permasalahan yang
diteliti.
Analisis data dilakukan secara kualitatif melalui prosedur yang meliputi pemilahan
informasi, interpretasi makna, dan identifikasi tema-tema penting yang berkaitan dengan
pendidikan karakter dan literasi digital. Pada tahap ini, penulis menggunakan teknik analisis
konten untuk mengidentifikasi konsep-konsep kunci dan relevansi data terhadap tujuan
penelitian. Proses analisis konten dilakukan secara bertahap, di mana penulis mengelompokkan
data ke dalam kategori-kategori tertentu yang berkaitan dengan aspek-aspek penting dalam
penguatan pendidikan karakter melalui literasi digital di Sekolah Dasar.
Melalui studi literatur ini, diharapkan penulis dapat menghasilkan data yang valid dan
dapat dipertanggungjawabkan, yang nantinya akan memberikan kontribusi dalam pemahaman
yang lebih mendalam mengenai penguatan pendidikan karakter melalui literasi digital. Hasil
analisis literatur ini akan diolah menjadi temuan-temuan yang relevan dan dijadikan dasar
untuk merumuskan rekomendasi yang dapat diaplikasikan dalam konteks pendidikan karakter
di Sekolah Dasar. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi
pengembangan strategi pendidikan yang lebih efektif di era digital, khususnya dalam konteks
pendidikan karakter yang berbasis literasi digital.
DAFTAR PUSTAKA
Farid, A. (2023). Literasi Digital Sebagai Jalan Penguatan Pendidikan Karakter Di Era Society
5.0. Cetta: Jurnal Ilmu Pendidikan, 6(3), 580-597.
Khoirroni, I. A., Patinasarani, R., Hermayanti, N. I., & Santoso, G. (2023). Pendidikan
Karakter: Tingkat Anak Sekolah Dasar di Era Digital. Jurnal Pendidikan
Transformatif, 2(2), 269-279.
Mulianti, W. O., & Sulisworo, D. (2023). Character education management of elementary
school students. International Journal of Learning Reformation in Elementary
Education, 2(01), 1-13.
Nuryadi, M. H., & Widiatmaka, P. (2023). Strengthening Civic Literacy among Students
through Digital Literacy in Society 5.0. Journal of Education and Learning
(EduLearn), 17(2), 215-220.
Wahab, A. (2022). Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Literasi Digital Sebagai Strategi
Dalam Menuju Pembelajaran Imersif Era 4.0. Jurnal Pendidikan Dan Konseling, 4(5),
4644-4653.