PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI
DI MADRASAH DAN SEKOLAH
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Kapita Selekta Pendidikan
Dosen Pengampu : Ceceng Salamudin, M.Ag
Disusun oleh :
Annisa Cahya Astuti Musthafa 20210014
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
STAI AL-MUSADDADIYAH GARUT
2023 M/1444 H
INOVASI MODEL PEMBELAJARAN PAI
Oleh: Annisa Cahya Astuti Musthafa
Membuang kesempatan hanya untuk
mengulangi kesalahan
Maka jangan pernah bermimpi bisa kembali
menaruh harapan.
A. Pendahuluan
Kualitas pendidikan dapat berubah mengikuti perkembangan zaman dan
teknologi. Para pelaku pendidikan, khususnya pendidik, menghadapi tantangan
sekaligus tanggungjawab di Indonesia yang saat ini sedang meningkatkan kualitas
pendidikan. Bagaimana mungkin seorang guru dapat memberikan pengetahuan
yang benarbenar meningkatkan sikap dan tindakan siswa.
Dengan kata lain, pendidik yang mencerdaskan kehidupan bangsa dan
menginspirasi peserta didik menjadi manusia yang cerdas, mandiri, dan bertakwa
sesuai dengan tujuan pendidikan, yaitu: meningkatkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan mandiri, serta beriman
dan bertakwa kepada Allah SWT.
Dalam Sistem Pendidikan Nasional dalam UU No.20 Tahun 2003,
dijabarkan bahwasannya pendidikan ialah sarana untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa, mengembangkan bakat dan kemampuan membentuk watak serta
peradaban bangsa dan negara yang bermartabat.
Berdasarkan hal tersebut, jika kita amati dalam sistem pendidikan di
Indonesia hingga saat ini telah banyak mengalami perubahan. Mulai dari
perubahan kurikulum, pengembangan sistem proses belajar mengajar,
pemanfaatan sarana prasarana bagi sistem pendidikan bahkan peningkatan mutu
guru sebagai seorang pendidik.
1
B. Konsep Pengembangan Kurikulum PAI Perspektif Kurikulum Merdeka
Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses merencanakan,
menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan pada hasil penilaian
terhadap kurikulum yang telah berlaku, sehingga dapat memberikan kondisi
belajar mengajar yang lebih baik. Dengan kata lain, pengembangan kurikulum
adalah kegiatan untuk menghasilkan kurikulum baru melalui langkah-langkah
penyusunan kurikulum atas dasar hasil penilaian yang dilakukan selama periode
tertentu.
Pengembangan dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) diartikan
sebagai:
(a) Kegiatan menghasilkan kurikulum PAI, (b) Proses yang mengkaitkan satu
komponen dengan yang lainnya untuk menghasilkan kurikulum PAI yang lebih
baik, (c) Kegiatan penyusunan (desain), pelaksanaan, penilaian dan
penyempurnaan kurikulum PAI.1
Pengembangan kurikulum PAI persfektif merdeka belajar yaitu memberikan
keleluasan bagi guru untuk membuat materi PAI berdasarkaan kebutuhan
siswanya, guru mendapatan dukungan digital sebagai acuan dalam
mengembangakan praktik mengajar mereka sendiri. Pembelajaran dirancang dan
dilaksanakan untuk membangun kapasitas sebagai dasar pembelajaran sepanjang
hayat (longlasting Education).2
C. Model dan Strategi Pembelajaran PAI Kurikulum Merdeka Di
Madrasah dan Sekolah
Memasuki era kurikulum baru yaitu kurikulum Merdeka, model dan strategi
yang bisa digunakan pun semakin berkembang jenisnya dan semakin interaktif.
Beberapa model dan strategi pembelajaran PAI yang dapat diterapkan dalam
Kurikulum Merdeka untuk PAI di madrasah dan sekolah diantaranya Model
Pembelajaran Kooperatif; Model Pembelajaran Inquiry; Model Pembelajaran
1 Sya’bani, 2018
2 Mustofa, 2022
2
Berbasis Proyek; Model Pembelajaran Pemecahan Masalah; Model Pembelajaran
Berbasis Teknologi.
Penerapan Model dan Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
dalam Kurikulum Merdeka di madrasah dan sekolah dapat menghadapi beberapa
permasalahan. Berikut adalah beberapa permasalahan yang mungkin timbul:
1. Keterbatasan Sumber Daya: Madrasah dan sekolah mungkin menghadapi
keterbatasan sumber daya, seperti buku teks, fasilitas, dan pendidik yang
berlatih dalam penerapan model dan strategi pembelajaran PAI yang
efektif.
2. Keragaman Peserta Didik: Setiap peserta didik memiliki gaya belajar dan
tingkat pemahaman yang berbeda-beda. Merancang model dan strategi
pembelajaran yang dapat mengakomodasi keragaman ini bisa menjadi
tantangan.
3. Pengintegrasian Nilai-Nilai Agama: Salah satu tujuan PAI adalah
membentuk karakter peserta didik dengan nilai-nilai agama. Namun,
mengintegrasikan nilai-nilai agama secara efektif ke dalam pembelajaran
sehari-hari bisa rumit.
4. Evaluasi dan pengukuran: Mengukur pemahaman dan penerapan nilai-
nilai agama dalam konteks pembelajaran PAI dapat menjadi masalah,
terutama jika tidak ada alat ukur yang sesuai.
5. Penggunaan Teknologi: Integrasi teknologi dalam pembelajaran PAI bisa
sulit, terutama jika madrasah atau sekolah tidak memiliki akses yang
memadai terhadap perangkat dan sumber daya teknologi.
6. Kurangnya Pelatihan: Guru yang tidak mendapatkan pelatihan yang
cukup dalam penggunaan model dan strategi pembelajaran PAI yang
sesuai dengan Kurikulum Merdeka mungkin mengalami kesulitan dalam
mengimplementasikannya.
7. Kurangnya Partisipasi Peserta Didik: membantu dalam memotivasi
peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran PAI bisa menjadi masalah,
3
terutama jika materi pembelajaran dianggap kurang relevan atau menarik
bagi mereka.3
Strategi pembelajaran yang efektif dalam Kurikulum Merdeka untuk PAI di
madrasah dan sekolah juga harus memperhatikan berbagai gaya belajar siswa,
sehingga siswa dengan beragam kebutuhan dapat terlibat secara efektif dalam
pembelajaran. Selain itu, penggunaan sumber daya lokal, seperti kunjungan ke
masjid setempat, diskusi dengan pemimpin agama, atau partisipasi dalam kegiatan
keagamaan komunitas, juga dapat menjadi tambahan yang berharga dalam
pembelajaran PAI. Penting untuk menggabungkan nilai-nilai Islam, etika, dan
moralitas dalam semua aspek pembelajaran PAI untuk menciptakan pemahaman
yang mendalam dan relevan bagi siswa.
D. Materi Ajar PAI Kurikulum Merdeka Di Madrasah dan Sekolah
Materi ajar Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Kerangka Kurikulum
Merdeka di madrasah dan sekolah harus mencakup berbagai aspek agama Islam
dan nilai-nilai moral yang relevan dengan tingkat perkembangan dan pemahaman
siswa. Berikut adalah beberapa topik umum yang dapat dijadikan materi ajar
dalam Kurikulum Merdeka untuk PAI meliputi Aqidah (Akidah); Fikih (Hukum
Islam); Sejarah Islam; Al-Qur'an dan Hadis; Etika dan Moral Islam; Akhlaqul
Karimah (Moral Baik); Kehidupan Rasulullah dan Sahabat; Kajian Tematik
Islami; Kajian Keagamaan Kontemporer; Kegiatan Prakti.
Selain itu, dalam Kurikulum Merdeka, siswa juga dapat diberi kesempatan
untuk memilih topik atau proyek-proyek yang mereka minati dalam konteks PAI,
sehingga mereka dapat lebih terlibat dan berpartisipasi aktif dalam pembelajaran
agama Islam. Penting juga untuk mengintegrasikan nilai-nilai agama Islam ke
dalam kehidupan sehari-hari siswa, sehingga mereka dapat menjalani hidup sesuai
dengan ajaran Islam.
3 Darmiah. Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Lanjutan Menengah
Atas dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Karakter. Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh
4
Pengembangan materi Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam Kurikulum
Merdeka di madrasah dan sekolah dapat menghadapi beberapa permasalahan,
antara lain:
1. Kesesuaian Materi dengan Nilai dan Kebijakan Agama:
Materi PAI harus tetap mempertahankan keselarasan dengan nilai-nilai dan
ajaran agama Islam. Namun, dalam mengadaptasi kurikulum yang lebih fleksibel,
perlu kehati-hatian agar nilai-nilai agama tidak tereduksi atau diabaikan.
2. Relevansi dengan Kehidupan Siswa:
Materi pelajaran PAI harus relevan dengan kehidupan sehari-hari siswa agar
pembelajaran menjadi lebih bermakna. Tantangannya adalah menyajikan materi
yang dapat dihubungkan dengan pengalaman dan konteks kehidupan mereka.
3. Diversifikasi Materi:
Dalam rangka memenuhi kebutuhan beragam siswa, materi PAI perlu
diversifikasi agar dapat mengakomodasi berbagai tingkat pemahaman dan minat.
Ini dapat memerlukan penyusunan alternatif materi atau sumber belajar yang
berbeda.
4. Integrasi Nilai dan Etika:
Salah satu tujuan PAI adalah mengajarkan nilai-nilai dan etika agama.
Integrasi nilai-nilai ini ke dalam materi terbuka dan aktivitas pembelajaran
mungkin memerlukan pendekatan kreatif dan inovatif.
5. Penyediaan Sumber Belajar:
Terkait dengan Kurikulum Merdeka, penyediaan sumber belajar yang
beragam dan berkualitas menjadi penting. Ini termasuk buku teks, materi berani,
video pembelajaran, dan sumber daya lainnya yang mendukung pembelajaran
PAI.
5
6. Penyusunan Kurikulum :
Merancang kurikulum yang sesuai dengan prinsip Kurikulum Merdeka sambil
memastikan kelengkapan materi PAI dapat menjadi tugas yang kompleks. Ini
memerlukan kolaborasi antara guru, ahli agama, dan spesialis kurikulum.
7. Evaluasi Pembelajaran:
Penilaian dan evaluasi pembelajaran PAI perlu disesuaikan dengan
pendekatan Kurikulum Merdeka yang fokus pada pemahaman dan keterampilan.
Hal ini memerlukan perancangan instrumen evaluasi yang sesuai.
8. Dukungan Guru:
Guru memerlukan pelatihan dan dukungan dalam mengembangkan dan
mengimplementasikan materi ajar yang sesuai dengan Kurikulum Merdeka.
9. Kualitas Bahan:
Materi terbuka yang disiapkan perlu menjaga kualitasnya, termasuk validitas
dan akurasi dari sudut pandang agama Islam.4
Dalam mengatasi permasalahan ini, penting untuk melibatkan semua
pemangku kepentingan, termasuk guru, kepala sekolah, ahli agama, dan
komunitas lokal. Kolaborasi yang kuat dan pemantauan keberlanjutan akan
membantu memastikan bahwa materi PAI dalam Kurikulum Merdeka dapat
mencapai tujuan pendidikan yang relevan dan bermakna bagi siswa.
E. System Penilaian PAI dalam Kurikulum Merdeka
Sistem penilaian dalam Kurikulum Merdeka untuk Pendidikan Agama Islam
(PAI) di madrasah dan sekolah dapat berbeda-beda tergantung pada kebijakan
sekolah dan panduan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.
Namun, ada beberapa prinsip umum yang dapat diikuti dalam mengembangkan
sistem penilaian PAI dalam Kurikulum Merdeka diantaranya Penilaian Formatif;
4 Pillawaty, Shinta Sri dkk. 2023. Problematika Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Mengimplementasi Kurikulum Merdeka. Shibgoh: Prosiding Ilmu Kependidikan UNIDA Gontor
Vol.1
6
Portofolio Siswa; Observasi Guru; Ujian Tidak Harus Tertulis; Penilaian Berbasis
Kinerja; Penilaian Peer (Sesama Siswa); Evaluasi Kemajuan Berkelanjutan;
Konsultasi Siswa; Penilaian Holistik.
Sistem penilaian PAI dalam Kurikulum Merdeka harus sesuai dengan filosofi
kurikulum itu sendiri, yang lebih menekankan pada pengembangan potensi siswa,
pembelajaran yang berpusat pada siswa, dan penerapan nilai-nilai agama dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa
penilaian tersebut mendukung tujuan-tujuan kurikulum tersebut dan memberikan
gambaran yang jelas tentang pemahaman dan perkembangan siswa dalam aspek-
aspek agama Islam.
Sistem penilaian dalam Kurikulum Merdeka untuk Pendidikan Agama Islam
(PAI) di madrasah dan sekolah juga dapat menghadapi beberapa permasalahan,
berikut beberapa di antaranya:
1. Mengukur Kemajuan Berbasis Kompetensi: Kurikulum Merdeka tekanan
pembelajaran yang berfokus pada kompetensi dan pemahaman yang
mendalam. Namun, ukuran kemajuan siswa dalam aspek ini bisa menjadi
lebih kompleks dibandingkan dengan penilaian berbasis hafalan. Guru
mungkin mengalami kesulitan dalam merancang penilaian yang sesuai
dengan kompetensi yang dicapai oleh siswa.
2. Konsistensi Penilaian: Masalah konsistensi dalam menilai siswa dari satu
guru ke guru lainnya bisa muncul. Terutama jika setiap guru merancang
penilaian mereka sendiri. Hal ini dapat menyebabkan ketidaksetaraan
dalam penilaian siswa.
3. Penggunaan Penilaian Tradisional: Beberapa sekolah mungkin masih
mengandalkan metode penilaian tradisional, seperti ujian tertulis, yang
mungkin tidak selalu mencerminkan pemahaman mendalam siswa
terhadap konsep-konsep agama Islam.
4. Minimnya Standar Penilaian: Karena Kurikulum Merdeka memberikan
doktrin yang lebih besar dalam merancang kurikulum, terkadang
7
kurangnya pedoman atau standar penilaian yang jelas dapat menjadi
masalah. Hal ini dapat mengakibatkan variasi dalam cara siswa dinilai.
5. Kurangnya Dukungan dalam Penyusunan Penilaian: Guru mungkin
memerlukan pelatihan lebih lanjut dan bimbingan dalam merancang
penilaian yang sesuai dengan pendekatan Kurikulum Merdeka. Kurangnya
sumber daya dan pelatihan dapat menjadi kendala dalam
mengimplementasikan sistem penilaian yang efektif.
6. Tidak Memadainya Alat Penilaian: Terkadang tidak ada cukup alat
penilaian yang sesuai dengan pendekatan Kurikulum Merdeka yang lebih
fokus pada pemahaman dan kompetensi. Hal ini dapat mengarahkan pada
penilaian yang tidak mencerminkan sepenuhnya pencapaian siswa.5
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, penting untuk memastikan adanya
pelatihan guru yang memadai dalam merancang dan melaksanakan penilaian
berbasis kompetensi. Dukungan dari pihak sekolah atau madrasah, serta
pengembangan alat penilaian yang sesuai dengan pendekatan Kurikulum Merdeka,
dapat membantu meningkatkan kualitas penilaian PAI. Selain itu, perlu adanya
koordinasi dan konsistensi dalam mengimplementasikan penilaian PAI di berbagai
sekolah dan madrasah untuk menjamin kesetaraan dalam penilaian siswa.
F. Solusi Terhadap Ketiga Masalah Tersebut (Berdasarkan Data Teoritik
dan Empiric)
Mengingat begitu pentingnya fungsi pembelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI) bagi peserta didik di sekolah dan madrasah, maka penerapan kurikulum
merdeka sebagai kurikulum terbaru dengan mengusung konsep merdeka belajar
sangatlah penting, dalam rangka pencapaian tujuan dan hasil pembelajaran
Pendidikan agama Islam yang maksimal.
Akan tetapi pada kenyataannya sebagaian sekolah masih menemui beberapa
kendala yakni kurangnya pemahaman guru terkait konsep kurikulum merdeka.
Kurangnya adapatasi guru dan peserta didik dalam pembelajaran kurikulum
merdeka karena telah terbiasa dengan pembelajaran menggunakan kurikulum
5 Khoirurrijal dkk. 2022. Pengembangan Kurikulum Merdeka. CV Literasi Nusantara Abadi
8
2013. Sistem penilaian yang digunakan dalam kurikulum merdeka, serta beberapa
problematika lainya yang ditemui dalam penerapan kurikulum merdeka dalam
kegiatan pembelajaran, khususnya pada pembelajaran pendidikan Agama Islam.
Maka, untuk mengatasi masalah-masalah yang mungkin muncul, berikut
beberapa solusi yang dapat dipertimbangkan berdasarkan data teoritik dan
empirik:
1. Pelatihan Guru yang Intensif:
- Guru PAI perlu mendapatkan pelatihan yang memadai tentang konsep
dan implementasi Kurikulum Merdeka.
- Dukungan berkelanjutan dalam bentuk pelatihan, bimbingan, dan berbagi
pengalaman dengan guru yang sudah berpengalaman dapat membantu
guru dalam mengadaptasi kurikulum tersebut.
2. Pengembangan Sumber Belajar Berkualitas:
- Pembuatan dan pengembangan sumber belajar yang sesuai dengan
Kurikulum Merdeka untuk PAI, seperti buku teks, modul, dan bahan ajar
interaktif, dapat membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran yang
efektif.
- Mendorong guru dan lembaga pendidikan untuk berkolaborasi dalam
membuat sumber belajar ini dapat meningkatkan kualitas materi ajar.
3. Monitoring dan Evaluasi Berkala:
- Melakukan monitoring dan evaluasi berkala terhadap implementasi
Kurikulum Merdeka dalam pembelajaran PAI dapat membantu
mengidentifikasi masalah dan kesempatan perbaikan.
- Guru, kepala sekolah, dan pihak terkait lainnya harus secara rutin
mengevaluasi dampak dari kurikulum ini terhadap pembelajaran dan
prestasi siswa.
4. Partisipasi Orang Tua dan Masyarakat:
- Membangun kesadaran dan partisipasi orang tua serta masyarakat dalam
proses pendidikan PAI sangat penting.
9
- Melibatkan mereka dalam forum diskusi, pertemuan dengan guru, atau
kegiatan-kegiatan sekolah dapat menciptakan dukungan yang lebih besar
terhadap Kurikulum Merdeka.
5. Kustomisasi Pembelajaran:
- Kurikulum Merdeka memungkinkan fleksibilitas dalam pemilihan materi
dan metode pembelajaran.
- Guru dapat menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan dan minat
siswa, yang dapat meningkatkan keterlibatan dan pemahaman mereka.
6. Pemanfaatan Teknologi Pendidikan:
- Memanfaatkan teknologi seperti platform pembelajaran online, video
pembelajaran, dan aplikasi pendidikan dapat membuat pembelajaran lebih
menarik dan mudah diakses oleh siswa.
- Ini dapat membantu guru dalam menciptakan lingkungan pembelajaran
yang lebih interaktif dan berbasis teknologi.
7. Pengembangan Keterampilan Abad ke-21:
- Kurikulum Merdeka harus mempertimbangkan pengembangan
keterampilan abad ke-21, seperti keterampilan berpikir kritis, kolaborasi,
komunikasi, dan pemecahan masalah, sebagai bagian dari pembelajaran
PAI.
8. Advokasi untuk Dukungan Pemerintah:
- Sekolah dan madrasah perlu melakukan advokasi untuk mendapatkan
dukungan pemerintah, termasuk alokasi anggaran yang memadai untuk
mendukung implementasi Kurikulum Merdeka.
- Mendorong kebijakan dan regulasi yang mendukung kurikulum ini juga
penting.
9. Kajian dan Riset Lokal:
- Melakukan penelitian dan studi lokal tentang implementasi Kurikulum
Merdeka di sekolah dan madrasah dapat memberikan wawasan khusus
tentang masalah dan solusi yang sesuai dengan konteks lokal.
Solusi-solusi ini harus disesuaikan dengan kondisi dan tantangan yang ada di
masing-masing sekolah dan madrasah. Penting untuk melibatkan semua
10
pemangku kepentingan, termasuk guru, siswa, orang tua, dan masyarakat, dalam
proses perbaikan dan pengembangan implementasi Kurikulum Merdeka dalam
pembelajaran PAI.
G. Kesimpulan
Kurikulum merdeka memberikan warna baru dan penyempurna dari
kurikulum sebelumnya. Guru dituntut untuk memahami secara menyeluruh
konsep dari Kurikulum Merdeka Belajar ini. Dengan begitu, guru dapat
menanamkan konsep kurikulum kepada peserta didik. Peserta didik diharapkan
dapat beradaptasi dengan penerapan kurikulum baru ini di sekolah.
Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum dengan pembelajaran yang
beragam. Kurikulum ini berfokus pada konten-konten yang esensial agar peserta
didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan
kompetensi. Kurikulum Merdeka diterapkan untuk melatih kemerdekaan dalam
berpikir. Inti paling penting dari kemerdekaan berpikir ini ditujukan kepada guru.
Semenjak berubahnya kebijakan pemerintah dalam penerapan kuri-kulum,
sistem pendidikan juga ikut berubah. Kurikulum berubah seiring dengan tuntutan
zaman dan kebutuhan pembelajaran. Kurikulum dengan segala perubahannya
tentu saja tidak terlepas dari dunia pendidikan. Pendidikan yang baik akan
menciptakan pola pikir, sikap dan karakter yang baik pula bagi peserta didik.
H. Daftar Pustaka
Darmiah. Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Lanjutan Menengah
Atas dan Pengaruhnya Terhadap Pembangunan Karakter. Dosen Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh
Pillawaty, Shinta Sri dkk. 2023. Problematika Guru Pendidikan Agama Islam dalam
Mengimplementasi Kurikulum Merdeka. Shibgoh: Prosiding Ilmu Kependidikan
UNIDA Gontor Vol.1
Khoirurrijal dkk. 2022. Pengembangan Kurikulum Merdeka. CV Literasi Nusantara
Abadi
11