0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
243 tayangan15 halaman

Analisis Materi Pai Di Ma

Diunggah oleh

Leo Prayoga Harefa
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
243 tayangan15 halaman

Analisis Materi Pai Di Ma

Diunggah oleh

Leo Prayoga Harefa
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 15

MAKALAH

TELA’AH ANALISIS MATERI PAI DI MADRASAH ALIYAH


Dosen Pengampu: Zuhri Ahfad M.Pd

Disusun Oleh
Alia Juliantika
(21.01.16.016)
Ilham Nuryadin Ujung
(21.01.16.026)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-WASLIYAH KOTA BINJAI
TA/2024

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin . Puji syukur saya ucapkan atas kehadiran Allah SWT
yang telah memberikan kesehatan, rahmat, serta karunia-Nya sehingga makalah yang
berjudul “Telaah dan Analisis materi PAI di MA” dapat kami selesaikan tepat waktu.
Selanjutnya, shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada baginda Muhammad
SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman terang benderang, yaitu
islam.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak dosen pengampu, yang telah
memberikan kesempatan kepada kami dalam menyusun makalah berjudul “ Telaah dan
Analisis Materi PAI di MA ”. Selain itu, kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa Saya hanyalah manusia biasa yang tidak lepas dari kesalahan,
begitu juga dengan makalah yang kami buat. Oleh karena itu, kami sangat terbuka dengan
kritikan serta masukan dari pembaca terkait dengan ketidaksempurnaan makalah ini. Terlepas
dari itu, Saya berharap semoga makalah ini dapat menjadi referensi bagi pembaca dalam
memahami tema yang di bahas

Binjai, 10 juni 2024

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Mata pelajaran pendidikan agama islam........................................................................3
B. Fungsi dan tujuan penddikan agama islam....................................................................4
C. Materi pendidikan agama islam.....................................................................................5
D. Ruang lingkup materi pendidikan agama islam.............................................................6
E. Tela’ah analisis materi pendidikan agama islam di madrash aliyah..............................6
BAB III PENUTUP
Kesimpulan.................................................................................................................................9
Saran ..........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10

iii
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Zakiyah Derajat pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina
dan mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran secara menyeluruh,
menghayati tujuan, dan akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai
pandangan hidup.1 Oleh karena itu, ketika kita menyebut pendidikan Islam, maka akan
mencakup dua hal, yaitu: pertama mendidik siswa agar untuk berperilaku sesuai dengan
nilai-nilai atau akhlak yang Islami. kedua, mendidik siswa-siswi untuk mempelajari
materi ajaran Islam (subjek pelajaran berupa pengetahuan tentang ajaran Islam).
Pada umumnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan, pengalaman, dan
latihan-latihan yang dilaluinya pada masa kecilnya. Seseorang yang pada waktu kecilnya
tidak mendapatkan pendidikan agama, maka pada masa dewasanya nanti ia akan
merasakan bahwa pentingnya agama dalam hidupnya. Lain halnya dengan orang yang
pada masa kecilnya mempunyai pengalaman-pengalaman agama, misalnya ibu dan
bapaknya orang yang beragama, lingkungan sosial dan kawan-kawannya juga hidup
menjalankan agama, ditambah pula dengan pendidikan agama di rumah, masyarakat, dan
sekolah secara sistematis. Maka, dengan sendirinya orang tersebut akan mempunyai
kecenderungan kepada hidup dalam aturan beragama, terbiasa menjalankan ibadah, takut
melangkahi larangan-larangan agama, dan dapat merasakan betapa nikmatnya hidup
beragama.2 Dari sebab-sebab itulah diketahui bahwa pentingnya pendidikan Agama di
sekolah dari berbagai jenjang dan jenis pendidikan.
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di berbagai jenjang dan jenis
pendidikan secara keseluruhan berada pada lingkup Alquran dan Hadits, keimanan,
akhlaq, fiqih, dan sejarah.3 Ruang lingkup pendidikan agama Islam mencakup pewujudan
keserasian, keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah swt, diri
sendiri, sesama manusia, mahluk lainnya maupun lingkungannya (Hablun minallah wa
hablun minannas).4 Jadi pendidikan agama Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan
pendidik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan
mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang
telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pada penelitian ini akan
dibahas mengenai analisis karakteristik materi PAI di berbagai jenjang dan jenis
pendidikan tujuannya agar mengetahuai bagaiamana materinya dan dimana letak
kekurangan dan kelebihannya. Sehingga fokus masalahnya adalah bagaimana Analisis
Materi PAI di berbagai jenjang dan jenis pendidikan

1
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 87.
2
Daradjat, h. 35.
3
H.M. Chabib Thoha dan Abdul Mu’ti, PBM-PAI di sekolah: Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Pendidikan
Agama Islam (Fakultas Tarbiyah, IAIN, 1998), h. 183.
4
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi Konsep dan Implementasi
Kurikulum 2004 (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h. 131.

1
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana mata pelajaran Agama Islam di Madrasah Aliyah?


2. Apa fungsi dan tujuan Pendidikan Agama Islam di Madrasah Aliyah?
3. Bagaimana materi Pendidikan Agama Islam di Madrasah Aliyah?
4. Bagaiman Ruang lingkup materi Pendidikan Agama Islam di Madrasah Aliyah?
5. Bagaimana menela’ah dan menganalisis materi Pendidikan Agama Islam di Madrasah
Aliyah?

C. Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui Pelajaran Agama Islam di Madrasah Aliyah


2. Untuk mengetahui apa fungsi dan tujuan Penddikan Agama Islam di Madrasah Aliyah
3. Untuk mengetahui materi Pendidikan Agama Islam di Madrasah Aliyah
4. Untuk engetahui bagaimana ruang lingkup Pendidikan Agama Islam di Madrasah
aliyah
5. Untuk mengetahui bagaimna menganalisis materi Pendidikan Agama Islam di
Madrasah Aliyah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam


Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Pendidikan secara etimologi berasal dari
bahasa Yunani yang terdiri dari kata “Pais” artinya seseorang, dan “again” diterjemahkan
membimbing.5 Jadi pendidikan (paedogogie) artinya bimbingan yang diberikan pada
seseorang. Sedangkan secara umum pendidikan merupakan bimbingan secara sadar oleh
pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya
kepribadian yang utama. Oleh karena itu, pendidikan dipandang sebagai salah satu aspek
yang memiliki peranan pokok dalam membentuk generasi muda agar memiliki
kepribadian yang utama. 6
Di dalam Islam, sekurang-kurangnya terdapat tiga istilah yang digunakan untuk
menandai konsep pendidikan, yaitu tarbiyah, ta`lim, dan ta`dib. Namun istilah yang
sekarang berkembang di dunia Arab adalah tarbiyah. 7
Istilah tarbiyah berakar pada tiga kata, raba yarbu yang berarti bertambah dan tumbuh,
yang kedua rabiya yarba yang berarti tumbuh dan berkembang, yang ketiga rabba
yarubbu yang berarti memperbaiki, menguasai, memimpin, menjaga, dan memelihara.
Kata al rabb juga berasal dari kata tarbiyah dan berarti mengantarkan pada sesuatu
kesempurnaannya secara bertahap atau membuat sesuatu menjadi sempurna secara
berangsur-angsur.
Jadi pengertian pendidikan secara harfiah berarti membimbing, memperbaiki,
menguasai, memimpin, menjaga, dan memelihara. Esensi dari pendidikan adalah adanya
proses transfer nilai, pengetahuan, dan keterampilan dari generasi tua kepada generasi
muda agar generasi muda mampu hidup. Oleh karena itu, ketika kita menyebut
pendidikan agama Islam, maka akan mencakup dua hal, yaitu:
a) Mendidik peserta didik untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai atau akhlak Islam
b) Mendidik peserta didik untuk mempelajari materi ajaran agama Islam. 8
Sedangkan pengertian pendidikan jika ditinjau secara definitive telah diartikan atau
dikemukakan oleh para ahli dalam rumusan yang beraneka ragam, diantaranya adalah:
Tayar Yusuf mengartikan Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar generasi tua untuk
mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan kepada generasi
muda agar menjadi manusia bertakwa kepada Allah.9

5
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), h. 69.
6
Zuhairini, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Malang: UIN Press, 2004), h. 1
7
Hery Nur Aly, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Logos, 1999), h. 3.
8
Muhaimin dkk, Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), h. 75-76
9
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2004), h. 130.

3
Zuhairini, Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk membimbing ke arah
pembentukan kepribadian peserta didik secara sistematis dan pragmatis, supaya hidup
sesuai dengan ajaran Islam, sehingga terjadinya kebahagiaan dunia akhirat. 10 Pendidikan
Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk
mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia
dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Alquran dan
Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.
Dibarengi tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubunganya dengan
kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan
persatuan bangsa.
Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam itu keseluruhannya terliput dalam lingkup:
Alquran dan Hadits, Keimanan, Akhlak, dan Fiqh/Ibadah. Sekaligus menggambarkan
bahwa ruang lingkup Pendidikan Agama Islam mencakup perwujudan keserasian,
keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Allah SWT, diri sendiri,
sesama manusia, makhluk lainnya maupun lingkungannya (Hablun minallah wa hablun
minannas).

B. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Agama Islam


a. Fungsi Pendidikan Agama Islam, berfungsi untuk:
1) Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT serta akhlak mulia
peserta didik seoptimal mungkin, yang telah ditanamkan lebih dahulu dalam lingkungan
keluarga.
2) Penanaman nilai ajaran Islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup di dunia
dan akhirat
3) Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan social melalui
pendidikan agama Islam
4) Perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan,
pengamalan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari
5) Pencegahan peserta didik dari hal-hal negatif budaya asing yang akan di hadapinya
sehari-hari
6) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan nir-
nyata), sistem dan fungsionalnya
7) Penyaluran siswa untuk mendalami pendidikan agama ke lembaga pendidikan yang
lebih tinggi.
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan
keimanan, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan
serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim

10
Zuhairini, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, h. 11.

4
yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya kepada Allah SWT serta
berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta
untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 11

C.Materi Pendidikan Agama Islam


Materi merupakan alat untuk mencapai tujuan, oleh karena itu penentuan materi harus
didasarkan pada tujuan yang direncanakan baik dari segi cakupan, tingkat kesulitan
maupun organisasinya. 12
Menurut Abdul Ghofur, Materi Pendidikan Islam adalah bahan-bahan Pendidikan
Agama Islam yang berupa kegiatan, pengalaman dan pengetahuan yang disengaja dan
sistematis diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Agama
Islam.13
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No Nomor 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan tersusunnya kurikulum pada
tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah dengan mengacu
kepada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan yang
disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Kurikulum tingkat satuan
pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-
masing satuan pendidikan.
Dengan munculnya berbagai perubahan yang sangat cepat pada hampir semua aspek
dan berkembangan paradigma baru dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan
bermasyarakat, di awal millenium ketiga ini telah dikembangkan kurikulum Pendidikan
Agama Islam secara nasional, yaitu kurikulum yang ditandai dengan ciri-ciri, antara lain:
1. Lebih menitik beratkan pencapaian target kompetensi (attainment targets) dari pada
penguasaan materi.
2. Lebih mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang
tersedia.
3. Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pelaksana pendidikan di lapangan
untuk mengembangkan dan melaksanakan program.
Pembelajaran sesuai dengan kebutuhan. Walaupun kurikulum KTSP ini lebih global
dibanding kurikulum 1994, model ini diharapkan lebih membantu guru karena dilengkapi
dengan pencapaian target yang jelas, materi pokok, standar hasil belajar siswa, dan
prosedur pelaksanaan pembelajaran. Meskipun demikian, keadaan sumber daya
pendidikan di Indonesia sangat memungkinkan munculnya keragaman pemahaman
terhadap standar nasioanl, yang dampaknya akan mempengaruhi pencapaian standar
nasional kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Untuk itu perlu adanya penjabaran

11
Zuhairini, h. 12
12
Chabib Thoha, Metodologi Pengajaran Agama (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1990), h. 8

13
Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama (Surabaya: Usaha Offset Priting, 1981), h. 57.

5
tentang kurikulum yang berbasis pada kompetensi dasar yang diharapkan dapat lebih
menjamin tercapaianya kompetensi dasar nasional mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam.

D. Ruang Lingkup Materi PAI


Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan antara:
a. Hubungan manusia dengan Allah swt.
b. Hubungan manusia sesama manusia, dan
c. Hubungan manusia dengan makhluk lain (selain manusia) dan lingkungan.
Adapun materi pokok Pendidikan Agama Islam dapat diklasifikasikan menjadi lima aspek
kajian, yaitu :
a. Aspek Alquran dan Hadits Dalam aspek ini menjelaskan beberapa ayat dalam Alquran
dan sekaligus juga menjelaskan beberapa hukum bacaannya yang terkait dengan ilmu
tajwid dan juga menjelaskan beberapa hadist Nabi Muhammad Saw.
b. Aspek keimanan dan aqidah Islam Dalam aspek ini menjelaskan berbagai konsep
keimanan yang meliputi enam rukun iman dalam Islam.
c. Aspek akhlak Dalam aspek ini menjelaskan berbagai sifat- sifat terpuji (akhlak
karimah) yang harus diikuti dan sifat- sifat tercela yang harus dijahui.
d. Aspek hukum Islam atau Syari’ah Islam Dalam aspek ini menjelaskan berbagai konsep
keagamaan yang terkait dengan masalah ibadah dan mu’amalah.
e. Aspek tarikh Islam Dalam aspek ini menjelaskan sejarah perkembangan atau peradaban
Islam yang bisa diambil manfaatnya untuk diterapkan di masa sekarang.14

E. Tela’ah Analisis Materi PAI di MA


Di dalam buku ini, ada 11 bab yang dipelajari dan dikuasai oleh peserta didik sesuai
KI dan KD Materi PAI pada tingkat MA ini lebih luas dan mendalam, serta lebih kepada
nilai-nilai yang bisa diambil dari tema materi tersebut, hal ini bisa diketahui ketika
melihat peta konsep. Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam Kurikulum 2013,
siswa diajak menjadi berani untuk mencari sumber belajar lain yang tersedia dan
terbentang luas di sekitarnya. Peran guru dalam meningkatkan dan menyesuaikan daya
serap siswa dengan ketersediaan kegiatan pada buku ini sangat penting. Guru dapat
memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang sesuai dan
relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam
Dalam satu tahun proses pembelajaran terdapat sebelas 11 bab pokok yang diberikan
kepada murid atau anak didiknya, sebelas bab tersebut diberikan dalam jangka waktu dua
semester. Pada semerter pertama ada lima bab yang diberikan lihat di tabel. Dalam setiap
14
Depdiknas, Pedoman Khusus Pengembangan Silabus Berbasih Kompetensi Sekolah Menengah Pertama

6
bab akan dijabarkan pada tiap-tiap sub bab, yang bertujuan agar mudah dalam
penyampaian dan dalam kegiatan materi ada batasan-batasannya. Pada semester dua,
terdapat enam bab utama yang dijelaskan dalam sub bab-sub bab yang lebih rinci.
Pembahasan semester dua lihat di tabel.
Materi PAI kelas X ini sudah sesuai dengan kompetensi Inti dan kompetensi dasarnya,
sehingga guru dapat menjelaskan dengan mudah sesuai urutan-urutannya, yang pertama
guru harus memahamkan materi, menjelaskan mulai dari pengertian sampai hikmah dari
apa yang telah dipelajari. Dalam hal ini diharapkan siswa tidak hanya sekedar mengetahui
melainkan siswa diharapkan siswa dapat mempraktikkannya. Tetapi pada k13 ini siswa
diharapkan lebih aktif jadi guru hanya mengarahkan dan yang lebih berperan jika dilihat
dari materi-materi yang disajikan, bagaimana membuka relung hati, mengkritisi sekitar
kita, memperkaya khazanah peserta didik, pesan-pesan mulia kemudian menerapkannya.
Adapun model pembelajaran atau penyampaian materi, guru dapat menggunakan
teknik yang berbeda-beda sesuai dengan materi, sehingga materi bisa langsung dan
mudah dipahami. Metode yang digunakan adalah sebagai berikut :
Guru memberi motivasi peserta didik secara kontekstual sesuai manfaat dan aplikasi
materi dengan menyajikan kajian “Membuka Relung Hati” yang terdapat pada setiap
awal bab penyajian buku peserta didik. Dalam hal ini, kajian tentang keinginan seseorang
yang memakai jilbab sematamata karena panggilan hati mengikuti jalan Allah Swt.
Guru menyajikannya sebagai proses pengamatan yang menjelaskan bahan kajian
“Berbusana Muslim dan Muslimah merupakan Cermin Kepribadian dan Keindahan Diri”,
sebagai dasar dan awal pembentukan pemahaman dan penghayatan agama peserta didik.
“Membuka Relung Hati” ini, dapat pula dikembangkan melalui penayangan video,
film, gambar, cerita, atau dengan memperlihatkan guntingan kertas yang sudah dibuat
(media by design) yang berisikan penjelasan yang setara, atau yang lebih kreatif dan
inovatif.
Peserta didik secara individu maupun klasikal, diminta untuk melihat dan mencermati
kajian “Membuka Relung Hati” tentang berbusana muslim dan muslimah merupakan
cermin kepribadian dan keindahan diri atau tayangan video, film, gambar, cerita, atau
guntingan kertas yang sudah dibuat (media by design) yang berisikan penjelasan
“Berbusana Muslim dan Muslimah merupakan Cermin Kepribadian dan Keindahan
Diri”..
Berdasarkan wacana dan tayangan video, film, gambar, cerita, atau dengan
memperlihatkan guntingan kertas yang sudah dibuat (media by design) yang berisikan
penjelasan tentang berbusana muslim dan muslimah merupakan cermin kepribadian dan
keindahan diri, guru memberikan penguatan dan penjelasan kepada peserta didik, agar
proses mencermati baik secara individu ataupun klasikal berlangsung secara lengkap,
baik, dan benar.
Selain itu, bisa juga dengan metode cerita, suri tauladan maupun praktik langsung.
Untuk metode praktik langsung sangat cocok diterapkan pada bab haji Karena bab-bab
yang memang harus dipraktikkan agar para siswa dapat memahami secara jelas.

7
Dalam progam pengajaran ini cukup efektif apabila setelah diberikan materi, murid diberi
tugas untuk menjawab soal-soal dari materi tersebut. Hal ini bisa digunakan untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dalam menyampaikan materi, serta menjadi
bahan evaluasi guru. Bagian mana yang perlu diajarkan kembali apabila terdapat materi
yang belum jelas atau hasilnya tidak memenuhi KKM yang sudah ditentukan.
Kecocokan materi untuk murid bila ditinjau dari berbagai aspek, sebagai berikut:
a. Aspek Psikologis Di usia murid MA materi yang diberikan cukup sederhana, karena
diusia tersebut daya pikir mereka tidak seperti di SMP atau MTs, mereka lebih mudah
memahami dan lebih dewasa. Mereka bisa menganalisa suatu masalah, mereka juga lebih
mudah untuk diarahkan agar dapat mempraktikkan suatu tema (bab haji) sehingga
mempermudah proses belajar mengajar.
b. Aspek Filosofis Dari segi filsafat, materi yang diberikan untuk usia kelas X MA ini
tidak terlalu sulit, karena materi-materi tersebut merupakan materi yang dulu pernah
diajarkan sewaktu masih di SMP. Perbedaannyaa materi ini lebih diperinci, sedangkan
materi saat SMP hanya pada umumnya saja. Jadi bagi usia SMA materi-materi ini tidak
menyulitkan bagi mereka.
c. Aspek Sosiologis Materi kelas X MA ini mulai bab pertama hingga terakhir merupakan
materi yang harus diterapkan atau diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi mereka
tidak akan asing dalam mempraktikkannya.
d. Aspek Teknologis Dalam praktiknya, guru bisa membuat cara dalam penyampaian
materi, tergantung bagaimana tekniknya, asalkan materi dapat tersampaikan secara utuh
dan hasilnya maksimal.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan Berdasarkan Pembahasan diatas pembelajaran PAI merupakan proses
pembentukan pengetahuan, sikap dan keterampilan oleh peserta didik melalui kinerja
kognitifnya yang berbasis fakta dan fenomena sosial keagamaan yang kontekstual.
Adapun KI & KD memiliki peran dan fungsi yang sangat penting. Kompetensi inti
sebagai pengintegrasi muatan pembelajaran, mata pelajaran atau program pendidikan
dalam mencapai standar kompetensi kelulusan. Sedangkan Kompetensi Dasar merupakan
kemampuan peserta didik yang menjadi syarat untuk menguasai kompetensi inti yang
harus dicapai melalui proses pembelajaran.
Adapun pembelajaran PAI meliputi Al- Qur’an Hadist, Aqidah Akhlak, Sejarah
Kebudayaan Islam dan fiqh. Oleh karena itu, pembelajaran PAI mengarusutamakan pada
pembentukan sikap dan perilaku beragama melalui kontekstualisasi ajaran agama,
pembiasaan, pembudayaan, dan keteladanan semua warga madrasah. Iklim akademis-
religius perlu diciptakan sedemikian rupa sehingga budaya madrasah menjadi wahana
bagi persemaian faham keagamaan yang moderat,internalisasi akhlak mulia, budaya nti
korupsi dan model kehidupan beragama, berbangsa, dan bernegara yang baik bagi
masyarakat

B. Saran
Demikian Pokok pembahasan makalah yang dapat penulis sampaikan, besar harapan
penulis makalah ini agar daoat bermanfaat untuk banyak orang. Karena keterbatasan
pengetahuan dan refrensi, penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun sangat dharapkan agar makalah ini dapat
disusun menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, dan Nur Uhbiyati. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 1991.

Aly, Hery Nur. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Logos, 1999.

Daradjat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Thoha, Chabib. Metodologi Pengajaran Agama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1990.

Thoha, H.M. Chabib, dan Abdul Mu’ti. PBM-PAI di sekolah: Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar
Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah, IAIN, 1998.

Zuhairini. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya: Usaha Offset Priting, 1981.

Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Malang: UIN Press, 2004

10

Anda mungkin juga menyukai