Panduan KSP 2024
Panduan KSP 2024
PANDUAN PENGEMBANGAN
Kurikulum Satuan
Pendidikan
EDISI REVISI TAHUN 2024 MERDEKA
BELAJAR
BADAN STANDAR, KURIKULUM, DAN ASESMEN PENDIDIKAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA
PANDUAN PENGEMBANGAN
Kurikulum Satuan
Pendidikan
EDISI REVISI TAHUN 2024
MERDEKA
BELAJAR
2024
Panduan Pengembangan
Kurikulum Satuan Pendidikan
Edisi Revisi
Pengarah
Anindito Aditomo, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Penanggung Jawab
Yogi Anggraena, Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran
Penyusun
Windy Hastasasi (Sekolah Cikal, Jakarta)
Tracey Yani Harjatanaya (Universitas Satya Terra Bhinneka, Medan)
Ari Dwi Kristiani (Sekolah Dian Harapan, Cikarang)
Yogi Anggraena (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)
Yusri Saad (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)
Penelaah
Zulfikri (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)
M. Heru Iman Wibowo (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)
Nur Rofika Ayu Shinta Amalia (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)
Anggraeni (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)
Moh. Irfan (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)
Rizki Maisura (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran)
Indriyati Herutami (Pusat Studi Pendidikan dan Kebijakan)
Ardanti Andiarti (Praktisi Pendidikan)
Kontributor
Taufiq Dhamarjati (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Rosmala Nainggolan (SMAN 109 Jakarta)
Fera Herawati (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran ) Ade Hermawan Zulkarnain (SMKN 2 Cikarang Barat)
Eskawati Musyarofah (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Eko Ady Saputra (SKB Kulon Progo DIY)
Antonius Nahak (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Tri Cahyadi Arief (SLBN 5 Jakarta)
Farah Ariani (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Nita Suherneti (Dinas Pendidikan Kota Bandung)
Neneng Kadariyah (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Nuraini Masud (Dinas Pendidikan Kota Belitung)
Arie Tristiani (Pusat Kurikulum dan Pembelajaran) Lily Rosnawati (Dinas Pendidikan Kota Batam)
Nurul Husnainì Destianty (TK Al Azhar 13 Jakarta) Yurnida (Dinas Pendidikan Provinsi Riau)
Misnawati (SDN Bintara 6 Kota Bekasi) Saksono Liliek Susanto (Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta)
Dadi Ardiansyah (SMPN 19 Jakarta)
Ilustrator
Saad Ibrahim
Penata Letak
Muhammad Ridha Ridwan
M. Firdaus Jubaedi
Joko Setiyono
Penerbit:
Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Edisi Revisi Ke-2, Mei 2024
Kata Pengantar
Puji Syukur kehadirat Allah Swt. atas ridha dan rahmat-Nya Panduan Pengembangan Kurikulum
Satuan Pendidikan dapat terselesaikan. Pengembangan kurikulum memuat seluruh rencana proses
belajar yang diselenggarakan di satuan pendidikan, sebagai pedoman seluruh penyelenggaraan
pembelajaran. Untuk menjadikannya bermakna, Kurikulum Satuan Pendidikan dikembangkan sesuai
dengan konteks dan kebutuhan peserta didik, serta satuan pendidikan dan daerah.
Menyesuaikan dengan regulasi terbaru bahwa penetapan Kurikulum Satuan Pendidikan dilakukan
oleh Kepala Satuan Pendidikan, pembaruan detail informasi dan contoh pengembangan kurikulum
satuan pendidikan pada setiap jenjang.
Harapannya, panduan ini dapat dijadikan acuan satuan pendidikan dalam mengembangkan
kurikulumnya dengan menyesuaikan konteks dan kebutuhan peserta didik dan satuan pendidikan.
Selamat dan terima kasih kepada seluruh tim penyusun, kontributor, dan penelaah, beserta
plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran, yang telah bekerja dengan sepenuh hati untuk
menyelesaikan panduan ini.
iiiiii
PETA KONTEN DALAM MEMAHAMI
PENGIMPLEMENTASIAN KURIKULUM MERDEKA
Langkah 02
Memahami Pembelajaran
04
dan Asesmen
Langkah 04
Memahami pengembangan
02 Kurikulum Satuan
Pendidikan
Langkah 01
Memahami garis besar
Kurikulum Merdeka
03
01 Langkah 03
Memahami pengembangan
projek penguatan profil
pelajar Pancasila
Langkah 1 Langkah 2
Memahami garis besar Kurikulum Merdeka Memahami Pembelajaran dan Asesmen
Langkah 3 Langkah 4
Memahami pengembangan projek Memahami pengembangan kurikulum
penguatan profil pelajar Pancasila satuan pendidikan
iviv
Daftar Isi
v v
8 Komponen 4: Perencanaan Pembelajaran................................................ 56
Perencanaan Pembelajaran............................................................................................................. 56
Perencanaan Pembelajaran untuk Intrakurikuler..................................................................... 57
Perencanaan Pembelajaran untuk Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.................. 58
Perencanaan Pembelajaran di Satuan Pendidikan.................................................................... 59
Proses Berpikir Penyusunan Alur Tujuan Pembelajaran.......................................................... 60
Pengalaman Belajar yang Bermakna............................................................................................ 61
Tahapan dalam Merencanakan Pembelajaran........................................................................... 62
Perencanaan Pembelajaran untuk PAUD .................................................................................... 65
Perencanaan Pembelajaran untuk SMK ...................................................................................... 66
Perencanaan Pembelajaran untuk Pendidikan Khusus........................................................... 67
Perencanaan Pembelajaran untuk Satuan Pendidikan Nonformal Program
Pendidikan Kesetaraan..................................................................................................................... 68
Glosarium................................................................................................................. 87
Lampiran.................................................................................................................. 88
Lampiran 1. Contoh Penggunaan Rapor Pendidikan Untuk Perencanaan
Kurikulum Satuan Pendidikan......................................................................................................... 88
Lampiran 2. Contoh Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan ............................................. 92
Lampiran 3. Contoh Pembuatan Visi, Misi, dan Tujuan Satuan Pendidikan...................... 97
Lampiran 4. Contoh Penerapan Pendekatan Pembelajaran dalam
Mengorganisasikan Pembelajaran................................................................................................ 104
Lampiran 5. Contoh Pelaksanaan Evaluasi, Pengembangan Profesional, dan
Pendampingan.................................................................................................................................... 116
Lampiran 6. Contoh Ilustrasi Perencanaan Berbasis Data dalam Siklus Kerja
Satuan Pendidikan ............................................................................................................................. 118
Lampiran 7. Contoh Penetapan Kurikulum Satuan Pendidikan............................................ 120
Lampiran 8. Contoh Kurikulum Satuan Pendidikan.................................................................. 122
Lampiran 9. Tahapan Implementasi ............................................................................................. 123
vivi
Panduan Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan
1 Panduan Pengembangan
Kurikulum Satuan
Pendidikan
Ringkasan Bab
Panduan Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan
Fungsi Kurikulum Satuan Pendidikan
Cara Menggunakan Panduan
Prinsip Penyusunan Kurikulum Satuan Pendidikan
Sasaran Panduan Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan
2
Panduan Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan
Kontekstual
Menunjukkan diversifikasi, berdasarkan pada karakteristik satuan
pendidikan, konteks daerah (sosial budaya dan lingkungan), serta
dunia kerja (khusus SMK)
Esensial
Memuat semua unsur informasi penting/utama yang dibutuhkan
dan digunakan di satuan pendidikan. Bahasa yang digunakan lugas,
ringkas, dan mudah dipahami
Akuntabel
Dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan aktual
4
Acuan Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan
2 Acuan Pengembangan
Kurikulum Satuan
Pendidikan
Sekilas penjelasan mengenai dokumen yang menjadi rujukan dalam
mengembangkan kurikulum di satuan pendidikan
Struktur Kurikulum
Struktur Kurikulum yang ditetapkan oleh Pemerintah menjadi acuan satuan pendidikan untuk
mengembangkan kurikulum yang terdiri atas intrakurikuler dan kokurikuler sekurang-kurangnya
berupa projek penguatan profil pelajar Pancasila. Khusus untuk SKB/PKBM kokurikuler dilaksanakan
paling sedikit melalui muatan pemberdayaan dan keterampilan berbasis profil pelajar Pancasila.
Selain Intrakurikuler dan Kokurikuler, struktur Kurikulum dapat memuat Ekstrakurikuler sesuai
dengan karakteristik Satuan Pendidikan. Pengembangan kurikulum ini menuju tercapainya profil
pelajar Pancasila dan dapat ditambahkan dengan kekhasan satuan pendidikan sesuai dengan
visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan. Khusus SMK dan SMALB ditambah dengan Praktik Kerja
Lapangan (PKL), khusus SLB ditambah dengan Keterampilan Pilihan dan Program Kebutuhan Khusus.
3 Penyusunan Kurikulum
Satuan Pendidikan
Ringkasan Bab
Proses Penyusunan Kurikulum Satuan Pendidikan
Penyusunan dokumen kurikulum satuan Hal Ini berarti proses evaluasi tidak seharusnya
pendidikan hendaknya dimulai dengan menjadi akhir dari proses penyusunan
memahami secara utuh struktur Kurikulum Kurikulum Satuan Pendidikan, melainkan
Merdeka. Langkah penyusunan Kurikulum evaluasi dapat menjadi awal siklus yang
Satuan Pendidikan merupakan sebuah siklus tidak terpisah sebelum mulai melakukan
yang berkesinambungan dan berkelanjutan. perencanaan.
Apakah satuan pendidikan sudah mengetahui kondisi dan karakteristik satuan pendi-
dikan untuk dapat menyusun kurikulum?
Apakah satuan pendidikan sudah memiliki inspirasi kurikulum dari satuan pendidikan
lain?
Apakah satuan pendidikan telah memiliki visi dan misi?
Siapa yang akan memfasilitasi dan terlibat di dalam penyusunan ini?
6
Penyusunan Kurikulum Satuan Pendidikan
Proses penyusunan kurikulum 1. TETAP (mengacu kepada kerangka dasar kurikulum yang
satuan pendidikan bersifat: ditetapkan oleh pemerintah pusat), dan
Kurikulum Satuan Pendidikan ditetapkan oleh kepala Satuan Pendidikan. Pengawas sekolah
atau penilik dan dinas pendidikan memastikan satuan pendidikan melibatkan warga satuan
pendidikan berdasarkan potensi dan data.
01
Menganalisis konteks
KARAKTERISTIK SATUAN
02 PENDIDIKAN
Merumuskan
VISI, MISI, dan
TUJUAN
Evaluasi
03 Jangka Panjang
(4-5 tahun)
Menentukan
04 PENGORGANISASIAN
PEMBELAJARAN
Evaluasi
Menyusun Jangka Pendek
RENCANA
PEMBELAJARAN 05 (semester/tahunan)
Merancang
EVALUASI,
PENGEMBANGAN
PROFESIONAL, dan
PENDAMPINGAN
Catatan: untuk SMK, langkah nomor 2 adalah ‘Merumuskan Visi, Misi, Tujuan Program Keahlian’
Bagi satuan pendidikan yang sudah pernah menyusun dokumen kurikulum satuan
pendidikan, berikut beberapa pertanyaan pemantik yang dapat membantu proses
peninjauan dan revisi dokumen:
8
Penyusunan Kurikulum Satuan Pendidikan
01
Menganalisis konteks
KARAKTERISTIK SATUAN
02 PENDIDIKAN
Meninjau dan/
atau merevisi
Evaluasi
03
Jangka Panjang
(4-5 tahun)
Meninjau dan/
atau merevisi
04 PENGORGANISASIAN
PEMBELAJARAN
Menyusun Evaluasi
Jangka Pendek
RENCANA
PEMBELAJARAN 05 (semester/tahunan)
Merancang
EVALUASI, PENGEMBANGAN
PROFESIONAL, DAN
PENDAMPINGAN
Catatan: untuk SMK, langkah nomor 2 adalah ‘Meninjau Visi, Misi, Tujuan Program Keahlian’
10
Penyusunan Kurikulum Satuan Pendidikan
Dalam pengembangan kurikulum ini, pengawas sekolah atau penilik memastikan satuan
pendidikan melibatkan komite sekolah. Untuk pendidikan menengah kejuruan, satuan
pendidikan juga melibatkan dunia kerja. Bagi pendidikan khusus, satuan pendidikan juga
melibatkan ahli yang relevan.
4 Komponen Kurikulum
Satuan Pendidikan
Misi
Menjawab bagaimana satuan pendidikan mencapai visi. Di dalam
kalimat misi juga dijabarkan nilai-nilai penting yang diprioritaskan
selama menjalankan misi.
Tujuan
Mendeskripsikan tujuan akhir dari kurikulum satuan pendidikan
yang berdampak kepada peserta didik. Di dalam kalimat tujuan
juga mengandung kompetensi/karakteristik yang menjadi
kekhasan lulusan suatu satuan pendidikan dan selaras dengan
profil pelajar Pancasila. Tujuan juga menggambarkan tahapan-
tahapan (milestone) penting dan selaras dengan misi.
Untuk SMK, visi, misi, dan tujuan disusun untuk lingkup satuan
pendidikan dan ditambahkan dengan tujuan program keahlian.
12
Komponen Kurikulum Satuan Pendidikan
5 Komponen 1: Analisis
Karakteristik Satuan
Pendidikan
Ringkasan Bab
Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan
Proses Berpikir untuk Menganalisis Karakteristik dan Merumuskan Visi, Misi, dan Tujuan
(untuk SMK)
Contoh informasi yang perlu • Nilai-nilai apa yang perlu dihidupkan oleh satuan pendidikan
didapatkan dalam analisis dalam keseluruhan proses?
lingkungan belajar satuan
• Bagaimana keterlibatan orang tua untuk mendukung
pendidikan:
perkembangan peserta didik di satuan pendidikan?
• (SMK dan SMALB) Apa potensi daerah dan kondisi dunia kerja
yang relevan?
• Kuesioner, dengan pertanyaan disesuaikan dengan tujuan, dan sasaran yang dibutuhkan.
• Observasi, mengamati dan mencatat apa yang tampak dari objek penelitian. Disarankan
lebih dari 1 orang yang melakukan observasi di waktu yang sama untuk menghasilkan hasil
pengamatan yang dapat diandalkan (reliable).
• Analisis Rapor Pendidikan, terkait mutu dan hasil belajar, kompetensi dan kinerja pendidik
dan tenaga kependidikan, mutu dan relevansi pembelajaran. Hasil Rapor Pendidikan
digunakan untuk melakukan identifikasi masalah pada satuan pendidikan, refleksi untuk
mencari tahu akar masalah, dan perbaikan kualitas satuan pendidikan. Contoh penggunaan
hasil Rapor Pendidikan dapat dilihat pada Lampiran 1.
Selain cara di atas, satuan pendidikan juga dapat menggunakan cara lain dalam mengumpulkan
informasi untuk analisis karakteristik satuan pendidikan.
16
Komponen 1: Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan
Belum
18
Komponen 1: Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan
Analisis kekuatan dan aspek perbaikan dalam ranah perencanaan dan pengelolaan
pembelajaran
Pada tahapan ini, kepala satuan pendidikan memahami struktur kurikulum sebelum membentuk dan
memimpin tim untuk mengembangkan kurikulum satuan pendidikan. Pengawas sekolah atau penilik
harus dapat memahami Kurikulum Merdeka secara utuh sehingga dapat memberikan pelatihan
terkait dengan struktur kurikulum dan menjadi mentor dalam proses pengembangan kurikulum,
jika diperlukan oleh satuan pendidikan. Kepala satuan pendidikan dapat membuat penyesuaian
sederhana pada contoh analisis yang telah dilakukan oleh satuan pendidikan lainnya.
Analisis kekuatan dan aspek perbaikan dalam ranah perencanaan dan pengelolaan
pembelajaran dengan mempertimbangkan sudut pandang peserta didik.
Pada tahapan ini, kepala satuan pendidikan mentor jika diperlukan dalam proses
melibatkan pendidik dalam mengembangkan pengumpulan data untuk menjadi bahan
kurikulumnya. Hal ini dilakukan untuk analisis. Kepala satuan pendidikan dapat
mendapatkan gambaran riil kebutuhan dan membuat modifikasi pada contoh analisis yang
aspirasi peserta didik. Pengawas sekolah atau telah dilakukan oleh satuan pendidikan lainnya
penilik dapat memantau proses penyusunan dengan menyesuaikan karakteristik peserta
kurikulum satuan pendidikan dan menjadi didik di satuan pendidikannya.
Data yang dapat disiapkan dalam melakukan analisis pada tahap berkembang:
20
Komponen 1: Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan
Contoh pertanyaan:
Analisis kekuatan, aspek perbaikan di dalam satuan pendidikan, serta kesempatan dan ancaman
terhadap satuan pendidikan dengan mempertimbangkan sudut pandang peserta didik dan
orang tua.
Pada tahap siap, kepala satuan pendidikan pendidikan dan menjadi mentor jika diperlukan
menangkap aspirasi peserta didik dan/atau untuk merancang instrumen pengambilan
orang tua dalam mengembangkan kurikulum informasi dan metode analisisnya. Kepala
satuan pendidikan. Hal ini dilakukan untuk satuan pendidikan dapat mengembangkan
mendapatkan gambaran riil kebutuhan analisisnya berdasarkan data yang diperolehnya
dan aspirasi peserta didik, serta harapan dan membuat prediksi kesempatan dan
dan dukungan dari orang tua peserta didik. ancaman berdasarkan masukan dari pendidik,
Pengawas sekolah atau penilik dapat memantau peserta didik, dan orang tuanya.
proses penyusunan kurikulum satuan
Data yang dapat disiapkan dalam melakukan analisis pada tahap siap:
Contoh pertanyaan:
Analisis kekuatan, aspek perbaikan di dalam satuan pendidikan, serta kesempatan dan ancaman
terhadap satuan pendidikan dengan mempertimbangkan sudut pandang kebijakan daerah/
nasional dan sudut pandang/masukan berbagai pemangku kepentingan (pihak internal dan
eksternal satuan pendidikan).
Pada tahap mahir, kepala satuan pendidikan Pengawas sekolah atau penilik dapat memantau
melibatkan berbagai pemangku kepentingan proses penyusunan kurikulum satuan
dalam mengembangkan kurikulum. Hal ini pendidikan, menjadi coach jika diperlukan
dilakukan tidak hanya untuk mendapatkan dalam memperkaya dan menajamkan analisis.
gambaran riil kebutuhan dan aspirasi peserta Kepala satuan pendidikan dapat membagikan
didik, tapi juga peluang dan penyelarasan proses analisis yang telah dilakukan oleh satuan
dengan visi-misi-tujuan daerah untuk pendidikannya sebagai inspirasi untuk satuan
memperkaya proses pembelajaran peserta didik. pendidikan lainnya.
Data yang dapat disiapkan dalam melakukan analisis pada tahap mahir:
• Rapor Pendidikan: mutu dan hasil belajar, • Masukan dari pendidik, peserta didik,
kompetensi dan kinerja pendidik dan orang tua peserta didik, mitra (organisasi,
tenaga kependidikan, mutu dan relevansi komunitas, dll)
pembelajaran • Visi-misi-tujuan daerah setempat
• Hasil observasi pembelajaran • Data terkait informasi sistem, sumber daya,
fasilitas, dan mitra yang tersedia
Contoh pertanyaan:
• Apakah ada sumber daya dari lingkungan • Apa saja kebijakan satuan pendidikan
sekitar yang dapat dimanfaatkan oleh terkait indikator kebijakan daerah?
satuan pendidikan dalam proses belajar? • Siapa saja pihak-pihak yang dapat
• Apa saja visi, misi, dan tujuan daerah? dilibatkan untuk mendukung program
satuan pendidikan? (organisasi, komunitas,
tokoh, dll.)
22
Edisi Revisi - 2024
Ringkasan Bab
Visi, Misi, dan Tujuan
Merumuskan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan merupakan langkah awal yang sangat penting
sebagai acuan utama dalam merancang pembelajaran yang berkualitas. Untuk satuan pendidikan,
visi, misi, dan tujuan harus berpusat pada peserta didik.
Visi adalah cita-cita bersama pada a. Visi merupakan gambaran masa depan yang ingin
masa mendatang dari warga satuan dicapai oleh satuan pendidikan.
pendidikan, yang dirumuskan b. Visi harus dapat memberikan panduan/arahan
berdasarkan masukan dari seluruh serta motivasi.
warga satuan pendidikan.
c. Visi harus tampak realistis, kredibel dan atraktif.
Sebaiknya mudah dipahami, relatif singkat, ideal
dan berfokus pada mutu, serta memotivasi setiap
pemangku kepentingan.
24
Komponen 2: Visi, Misi, dan Tujuan
Tujuan adalah gambaran hasil a. Tujuan harus serasi dan mendeskripsikan misi dan
yang akan dicapai dalam kurun nilai-nilai satuan pendidikan.
waktu tertentu oleh setiap b. Tujuan fokus pada hasil yang diinginkan pada
satuan pendidikan dan/atau peserta didik.
program keahlian dengan
c. Tujuan harus spesifik, terukur, dapat dicapai
mengacu pada karakteristik dan/
dalam jangka waktu tertentu. Untuk mengetahui
atau keunikan setiap satuan
pencapaian tujuan pendidikan, satuan pendidikan
pendidikan sesuai dengan
dapat melakukan evaluasi.
prinsip yang sudah ditetapkan.
d. Tujuan Pendidikan Khusus dapat dikembangkan
sesuai karakteristik dan kebutuhan peserta
didik. Tujuan Pendidikan Kesetaraan dapat
dikembangkan sesuai dengan program
pendidikannya (Paket A, B, dan/atau C).
TIPS
• Fokus untuk memahami dan membantu peserta didik untuk mengenal diri dan cara belajar
mereka sendiri
• Memungkinkan peserta didik untuk melihat kemajuan mereka sendiri, merefleksikan cara
dan kekuatan belajar mereka, dan menetapkan tujuan individu
• Tinjau kembali dan refleksikan berdasarkan profil pelajar Pancasila. Sepanjang tahun,
peserta didik akan berubah dan bertumbuh. Berikan ruang bagi peserta didik untuk
merekam refleksi diri secara teratur.
Tujuan harus selalu merupakan perwujudan dari visi dan misi, dan tujuan satuan pendidikan harus
mencerminkan karakteristik atau hasil yang akan dicapai oleh peserta didik. Karakteristik tersebut
mencakup berbagai kapasitas dan tanggung jawab seseorang yang mencakup pertumbuhan
intelektual, pribadi, emosional, dan sosial.
1. Dalam kurikulum satuan pendidikan, tua, peserta didik) maupun sumber daya
profil pelajar Pancasila secara lengkap lainnya, seperti dunia kerja, lingkungan/
menjadi fondasi, termasuk semua dimensi komunitas di sekitar satuan pendidikan.
beserta elemen dan subelemennya.
Satuan pendidikan dapat menambahkan 4. Menjadikan profil pelajar Pancasila sebagai
kompetensi peserta didik sesuai dengan prinsip utama setiap program pembelajaran
karakteristik satuan pendidikan, selama untuk membantu peserta didik
tidak bertentangan dengan profil pelajar berkembang sesuai keragaman potensinya.
Pancasila.
5. Menggunakan profil pelajar Pancasila
2. Mengevaluasi secara kritis lingkungan sebagai alat untuk melakukan refleksi dan
belajar di satuan pendidikan dan membuat analisis seluruh program pembelajaran di
perubahan yang diperlukan agar satuan pendidikan.
memungkinkan semua peserta didik dan
pendidik untuk bekerja mengembangkan 6. Satuan pendidikan melakukan refleksi
nilai-nilai profil pelajar Pancasila pada secara berkala, untuk mengetahui sejauh
peserta didik. mana keberhasilan dalam pembelajaran,
pada struktur dan sistem serta kurikulum
3. Memfokuskan kembali tujuan satuan yang ada di satuan pendidikan
pendidikan dan program keahlian untuk memungkinkan peserta didik dan pendidik
SMK dan keterampilan pilihan untuk SLB, yang melaksanakan program pembelajaran,
secara kreatif mengelola sumber daya untuk berkembang menjadi seperti yang
yang ada pada satuan pendidikan baik itu dideskripsikan di profil pelajar Pancasila
sumber daya manusia (pendidik/orang yang ada di satuan pendidikan.
26
Komponen 2: Visi, Misi, dan Tujuan
Saat melakukan analisis lingkungan belajar, pastikan visi, misi, dan tujuan tidak bertentangan
dengan kerangka kurikulum yang ditetapkan oleh pusat: tujuan pendidikan nasional dan
struktur kurikulum.
28
Komponen 2: Visi, Misi, dan Tujuan
Tahap Awal
Menggunakan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan yang sudah ada
Pada tahap awal, kepala satuan pendidikan membantu anggota satuan pendidikan untuk
memahami dan berkomitmen terhadap visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan. Kepala satuan
pendidikan mengajak anggota satuan pendidikan untuk melakukan refleksi terhadap celah
(gap) antara visi, misi, dan tujuan dengan kondisi riil satuan pendidikan. Kepala satuan
pendidikan kemudian memastikan program prioritas, strategi, organisasi, dan rancangan
pembelajaran yang akan dijalankan di satuan pendidikan sudah selaras dengan visi, misi, dan
tujuan satuan pendidikan dan dapat memenuhi kebutuhan satuan pendidikan. Pengawas
sekolah atau penilik menjadi mentor kepala satuan pendidikan dalam penyelarasan komponen
kurikulum dengan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan.
Contoh pertanyaan:
Apakah semua warga satuan pendidikan memahami hal-hal yang menjadi prioritas untuk
mencapai visi?
Apakah cara/strategi untuk mencapai misi realistis untuk dijalankan?
Bagaimana satuan pendidikan mengorganisasi dan merancang pembelajarannya untuk
mencapai tujuan?
• Tahap Berkembang
Meninjau ulang visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan serta melakukan penyesuaian
sederhana terhadap tujuan yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan internal satuan
pendidikan
Pada tahap berkembang, kepala satuan pendidikan melakukan analisis keselarasan tujuan
satuan pendidikan dengan visi dan misi. Dari hasil analisis tersebut, kepala satuan pendidikan
meninjau ulang tujuan yang telah ditetapkan dan melakukan penyesuaian sederhana terhadap
tujuan yang belum sesuai dengan kondisi riil satuan pendidikan dan yang tidak mendukung
pencapaian visi dan misi. Pengawas sekolah atau penilik dapat memantau dan menjadi mentor
jika diperlukan dalam proses peninjauan dan penyesuaian sederhana tujuan satuan pendidikan
agar menjadi lebih spesifik, terukur, dapat dicapai, realistis, dan berbatas waktu.
Tahap Siap
Meninjau ulang visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan serta menyesuaikannya
berdasarkan hasil evaluasi dan disesuaikan dengan kondisi lingkungan internal dan
eksternal satuan pendidikan, karakteristik peserta didik, dan aspirasi orang tua
Pada tahap siap, kepala satuan pendidikan melakukan analisis keselarasan antara visi, misi, dan
tujuan menggunakan hasil evaluasi, kondisi riil satuan pendidikan, karakteristik peserta didik,
dan aspirasi orang tua. Dari hasil analisis tersebut, kepala satuan pendidikan meninjau ulang visi,
misi, dan tujuan satuan pendidikan dan melakukan revisi untuk menajamkan aspek yang belum
selaras dengan pencapaian profil pelajar Pancasila atau yang belum sesuai dengan kondisi riil
satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan umpan balik dari orang tua. Pengawas sekolah
atau penilik dapat memantau proses peninjauan dan revisi visi, misi, dan tujuan dan menjadi
mentor jika diperlukan.
Tahap Mahir
Pada tahap mahir, kepala satuan pendidikan melakukan analisis keselarasan antara visi, misi, dan
tujuan menggunakan hasil evaluasi dan sudut pandang/masukan dari berbagai pemangku
kepentingan. Dari hasil analisis tersebut, kepala satuan pendidikan merumuskan ulang visi, misi,
dan tujuan satuan pendidikan agar lebih selaras dengan pencapaian profil pelajar Pancasila atau
lebih sesuai dengan kondisi riil satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan masukan/sudut
pandang berbagai pemangku kepentingan. Pengawas sekolah atau penilik dapat memantau
proses perumusan ulang visi, misi, dan tujuan, serta menjadi coach jika diperlukan oleh satuan
pendidikan.
Contoh pertanyaan:
Seperti apakah gambaran ideal tentang masa depan yang ingin diwujudkan oleh satuan
pendidikan?
Bagaimana satuan pendidikan bisa mencapai gambaran ideal tersebut?
Adakah visi, misi, tujuan program, dan/atau prioritas pemerintah daerah yang relevan
dengan program keahlian yang dikembangkan oleh satuan pendidikan?
Bagaimana menggunakan aset yang dimiliki untuk membantu kemajuan/perkembangan
satuan pendidikan?
30
Edisi Revisi - 2024
7 Komponen 3:
Pengorganisasian
Pembelajaran
Ringkasan Bab
Pengorganisasian Pembelajaran di Satuan Pendidikan
32
Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran
34
Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran
Intrakurikuler
• Dalam konteks PAUD, satuan bebas memilih ragam pendekatan yang sesuai
sepanjang mengusung pengalaman yang menyenangkan dan mampu
mencapai tujuan pembelajaran. Dalam program intrakurikuler, tema
tidak ditetapkan. Satuan PAUD bebas mengembangkan tema/topik yang
kontekstual sesuai dengan karakteristiknya.
• Dilaporkan melalui rapor atau laporan kemajuan belajar untuk konteks PAUD
Tujuan
Kegiatan yang dirancang terpisah dari intrakurikuler dengan tujuan untuk
menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter sesuai dengan profil
pelajar Pancasila. Tujuan pembelajaran projek tidak harus dikaitkan dengan
tujuan materi pelajaran intrakurikuler. Pada PAUD, projek penguatan profil pelajar
Pancasila ini bertujuan untuk pengayaan wawasan dan penanaman karakter sejak
dini.
Metode
• Mengasah kepekaan dan mengeksplorasi isu riil dan kontekstual dalam bentuk
projek sesuai dengan alokasi waktu projek pada struktur kurikulum
• Memberikan ruang lebih banyak bagi peserta didik untuk bekerja mandiri dan
fleksibel
Catatan:
• Khusus satuan PAUD, kegiatan ini dilaksanakan sebanyak 1-2 tema yang
berbeda dalam satu tahun serta dilaksanakan dalam konteks perayaan tradisi
lokal, hari besar nasional, dan internasional dengan menggunakan 4 (empat)
pilihan tema besar yang sudah ditetapkan. Namun, tidak harus selalu dikaitkan
dengan perayaan.
• Untuk Sekolah Perjanjian Kerja sama (SPK), alokasi waktu untuk projek
penguatan profil pelajar Pancasila mengikuti struktur Kurikulum Merdeka dan
diambil dari minimum 3 (tiga) mata pelajaran wajib.
Hasil
• Bukti dapat berupa melakukan aksi atau membuat karya yang fokus pada
proses dan pencapaian tujuan projek.
36
Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran
Ekstrakurikuler
Muatan Kegiatan ini memuat kompetensi muatan pembelajaran dan beban belajar.
Ekstrakurikuler dikembangkan oleh satuan pendidikan dalam bentuk layanan
yang ditujukan untuk mengembangkan minat dan bakat peserta didik.
Satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah jalur formal
menyelenggarakan layanan ekstrakurikuler. Satuan pendidikan formal wajib
menyediakan layanan ekstrakurikuler, sekurang-kurangnya ekstrakurikuler
pramuka.
Tujuan Kegiatan di luar jam belajar intrakurikuler di bawah bimbingan dan pengawasan
satuan pendidikan
Hasil • Bukti berupa testimoni, cerita, atau portofolio dari peserta didik
• Dilaporkan melalui rapor atau laporan kemajuan belajar untuk konteks PAUD,
pada bagian terpisah dengan intrakurikuler
01
Pendekatan Tatap muka dilakukan secara reguler setiap minggu,
mata pelajaran dengan jumlah jam tatap muka sesuai dengan yang
ditetapkan oleh masing-masing satuan pendidikan
berdasarkan ketentuan minimal dari pemerintah.
02
Pendekatan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke
tematik dalam berbagai tema.
SD/MI dapat mengorganisasikan muatan pembelajaran
menggunakan pendekatan mata pelajaran atau tematik.
04 bergantian
dalam blok
dan IPAS akan diajarkan dari jam 07.00-12.00 dalam
semester 1. Contoh lain, mengajarkan muatan Ilmu
waktu terpisah Pengetahuan Alam atau Ilmu Pengetahuan Sosial secara
bergantian dalam blok waktu yang terpisah.
38
Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran
Tips
• Pendekatan pembelajaran akan mempengaruhi satuan pendidikan dalam mengelola
waktu (penjadwalan) dan sumber dayanya. Oleh karena itu, dalam memilih pendekatan
pembelajaran perlu mempertimbangkan jumlah pendidik dan peserta didik, beban
mengajar, dan kesiapan satuan pendidikan.
• Satuan pendidikan dapat memilih salah satu atau mengkombinasi ketiga pendekatan
tersebut. Misalnya dengan menggunakan pendekatan secara integrasi dan blok waku
terpisah secara bersamaan atau mengkombinasikan ketiganya.
40
Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran
Seni Musik Pada akhir fase ini, peserta didik mampu mengimitasi dan menata
bunyi-musik sederhana dengan menunjukkan kepekaan akan
unsur-unsur bunyi-musik baik intrinsik maupun ekstrinsik (Fase B,
Elemen Mengalami/Experiencing).
Tujuan Pembelajaran:
42
Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran
Pendekatan Tematik
Pendekatan tematik adalah pendekatan Pertanyaan pemantik untuk satuan pendidikan
pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai dalam mengorganisasi pembelajaran dengan
kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke pendekatan tematik:
dalam berbagai tema.
1. Apakah ada tema yang kontekstual sesuai
dengan karakteristik satuan pendidikan?
Pendekatan pembelajaran tematik memiliki
karakteristik sebagai berikut: 2. Apakah satuan pendidikan memiliki
pendidik yang cukup mumpuni untuk
1. Memiliki tema yang dekat dengan menggali informasi dan pengetahuan
kehidupan peserta didik terkait materi pembelajaran?
2. Tema diibaratkan sebagai payung yang 3. Apakah satuan pendidikan menyesuaikan
menaungi kompetensi-kompetensi dari ruang lingkup tema dengan usia dan
berbagai mata pelajaran. perkembangan peserta didik (minat
3. Berpusat pada peserta didik dan bersifat kebutuhan, dan kemampuan)?
fleksibel 4. Apakah satuan pendidikan cukup
4. Pemisahan antar mata pelajaran tidak fleksibilitas di dalam menyusun tema-tema
terlihat secara jelas. pembelajaran?
5. Materi yang diajarkan bersifat relevan 5. Apakah model yang dipilih sudah sesuai
dengan kebutuhan peserta didik sehingga dengan konteks satuan pendidikan?
pembelajaran menjadi lebih bermakna. 6. Apakah satuan pendidikan telah
6. Hubungan antara kompetensi terlihat jelas memikirkan cara penilaian yang
di dalam aktivitas yang dilakukan. komprehensif dalam menyusun tema-tema
pembelajaran?
Catatan:
Untuk menguatkan jati diri bangsa, mata pelajaran yang tidak diperkenankan untuk dilebur
menjadi unit pelajaran dengan nama yang berbeda adalah Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti, Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Pancasila.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ide besar (konsep) yang menjadi tujuan akhir
di dalam menyusun pembelajaran dengan proses pembelajaran.
pendekatan secara integrasi:
• Jadwal disusun dengan meleburkan
• Saat menyusun pengorganisasian beberapa mata pelajaran dan sudah menjadi
pembelajaran, pendidik, dan wakil kepala satu unit pembelajaran integratif sehingga
satuan pendidikan bidang kurikulum melihat JP tidak berdasarkan pada masing-masing
tujuan pembelajaran dan merancang sebuah mata pelajaran itu sendiri.
44
Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran
Tips:
Pertimbangkan alokasi waktu mata pelajaran, jumlah ketersediaan pendidik dan tenaga
kependidikan, jumlah peserta didik, dan jumlah paralel kelas.
Pertimbangkan bobot kesulitan dan kekhasan dari masing-masing mata pelajaran sehingga
peserta didik memiliki jadwal pelajaran yang seimbang pada tahun ajaran tersebut.
Bagaimana pelaksanaannya?
46
Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran
Berdasarkan regulasi yang mengatur struktur Spektrum Keahlian terdiri atas: Bidang
Kurikulum Merdeka, struktur kurikulum SMK/ Keahlian, Program Keahlian, dan Konsentrasi
MAK diawali dengan penataan ulang Spektrum Keahlian. Spektrum Keahlian SMK/MAK adalah
Keahlian SMK/MAK. Spektrum Keahlian adalah acuan penyusunan struktur kurikulum serta
rangkaian keahlian berdasarkan kompetensi pembukaan dan penyelenggaraan bidang dan
yang dibutuhkan dunia kerja. program keahlian pada SMK.
Projek Penguatan Dalam 1 (satu) tahun ajaran, projek penguatan profil pelajar
Profil Pelajar Pancasila Pancasila dilakukan sekurang-kurangnya 3 (tiga) projek dengan 2
(dua) tema pilihan dan 1 (satu) tema Kebekerjaan di kelas X, 2 (dua)
projek dengan 1 (satu) tema pilihan dan 1 (satu) tema Kebekerjaan
di kelas XI, dan 1 (satu) projek dengan tema Kebekerjaan di kelas
XII SMK/MAK. Kelas XIII pada SMK program 4 (empat) tahun tidak
mengambil projek penguatan profil pelajar Pancasila. Untuk SMK/
MAK, projek penguatan profil pelajar Pancasila dapat dilaksanakan
secara terpadu berkolaborasi dengan mitra dunia kerja dan dengan
komunitas/organisasi serta masyarakat.
Struktur Kurikulum Struktur kurikulum SLB mengacu kepada struktur kurikulum SD/
MI, SMP/MTs, dan SMA/MA yang disesuaikan untuk peserta didik
berkebutuhan khusus dengan hambatan intelektual. Peserta didik
yang tidak mengalami hambatan intelektual dapat menggunakan
kurikulum pendidikan reguler dengan memperhatikan akomodasi
kurikulum. Penyesuaian struktur kurikulum dilakukan terhadap
keterampilan fungsional dan mata pelajaran yang menunjang
kebutuhan tersebut. PKL untuk SMALB mempertimbangkan
fleksibilitas, keragaman peserta didiknya, dan lokasi.
1. Apakah seluruh peserta didik yang ada 2. Apakah satuan pendidikan telah melakukan
pada satuan pendidikan memiliki hambatan asesmen diagnostik pada peserta didik
intelektual? untuk menentukan program pembelajaran?
48
Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran
Pada satuan pendidikan nonformal program didik, lingkungan belajar, dan satuan
pendidikan Kesetaraan, pengorganisasian pendidikan. Pengorganisasian pembelajaran
pembelajaran bersifat fleksibel dengan memperhatikan pemetaan SKK yang dilakukan
memperhatikan karakteristik peserta oleh satuan pendidikan.
Muatan Belajar Muatan belajar program pendidikan kesetaraan dinyatakan dalam Satuan
Kredit Kompetensi (SKK) yang dilakukan satuan pendidikan. 1 SKK dimaknai
dengan 1 (satu) jam tatap muka, 2 (dua) jam tutorial, 3 (tiga) jam mandiri,
atau kombinasi secara proporsional dari ketiganya. Pembelajaran tatap
muka adalah model pembelajaran di mana pendidik dan peserta didik
bertemu serta berinteraksi secara langsung dalam kegiatan pembelajaran.
Pembelajaran tutorial adalah suatu bentuk pembelajaran di mana
seorang pendidik atau tutor memberikan bimbingan, dukungan, dan
konfirmasi kepada peserta didik, setelah melakukan pembelajaran mandiri.
Pembelajaran mandiri adalah suatu proses di mana peserta didik mengambil
inisiatif dan tanggung jawab penuh atas pembelajaran mereka sendiri.
Catatan:
• Tahapan-tahapan ini bertujuan untuk memberikan gambaran bahwa penyusunan dan
pelaksanaan kurikulum dapat dilakukan sesuai kesiapan dan kondisi masing-masing satuan
pendidikan.
• Satuan pendidikan diharapkan melakukan refleksi secara rutin agar dapat menentukan
tahapan yang tepat dalam menyusun dan melaksanakan kurikulum.
50
Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran
Tips:
Gunakan Panduan Pembelajaran dan Asesmen serta Panduan Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila dalam mengorganisasi pembelajaran sebagai panduan yang terkait.
Tahap Awal
Satuan pendidikan menggunakan inspirasi dalam menyusun pengorganisasian
pembelajaran.
Pertanyaan pemantik:
Apakah satuan pendidikan telah membuat pengaturan waktu belajar berdasarkan
pendekatan pembelajaran yang dipilih sesuai dengan inspirasi pada panduan ini?
Apakah satuan pendidikan telah mendapatkan inspirasi program PKL (SMK dan SMALB)?
Apakah satuan pendidikan telah mengacu kepada panduan projek penguatan profil
pelajar Pancasila?
Apakah satuan pendidikan telah menemukan inspirasi projek penguatan profil pelajar
Pancasila?
Apakah satuan pendidikan telah memilih tema-tema yang akan digunakan dalam projek
penguatan profil pelajar Pancasila?
Apakah satuan pendidikan telah menuliskan jenis-jenis ekstrakurikuler yang hendak
dilaksanakan?
Tahap Berkembang
Pertanyaan pemantik:
Dari inspirasi yang telah didapat, apakah ada yang ingin dimodifikasi? Bagian mana yang
perlu disesuaikan dengan konteks satuan pendidikan?
Apakah satuan pendidikan pernah membuat pengaturan waktu belajar berdasarkan
pendekatan pembelajaran dan ingin mencoba pendekatan lain?
Apakah satuan pendidikan telah memilih tema-tema yang akan digunakan dalam projek
penguatan profil pelajar Pancasila?
Apakah satuan pendidikan telah menyesuaikan beberapa projek penguatan profil pelajar
Pancasila yang terdapat dalam panduan projek penguatan profil pelajar Pancasila?
Apakah satuan pendidikan telah mendapatkan inspirasi program PKL (SMK dan SMALB)?
Apakah satuan pendidikan telah menemukan inspirasi ekstrakurikuler yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik?
Apakah ada bagian dari hasil Rapor Pendidikan yang dapat ditindaklanjuti melalui
pengorganisasian pembelajaran?
52
Komponen 3: Pengorganisasian Pembelajaran
Tahap Siap
Pertanyaan pemantik:
Tahap Mahir
Pertanyaan pemantik:
54
Edisi Revisi - 2024
8 Komponen 4: Perencanaan
Pembelajaran
Ringkasan Bab
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran meliputi:
1. Ruang lingkup satuan pendidikan - kegiatan yang mewakili inti dari rangkaian
penyusunan alur tujuan pembelajaran. pembelajaran. Contoh dapat dilihat pada
Dalam ruang lingkup satuan pendidikan, Lampiran 8.
perumusan dan penyusunan alur dan
tujuan pembelajaran mata pelajaran
berfungsi mengarahkan satuan pendidikan Perencanaan dan pelaksanaan
dalam merencanakan, mengimplementasi, pembelajaran dan asesmen pada mata
dan mengevaluasi pembelajaran secara pelajaran Praktik Kerja Lapangan (PKL)
keseluruhan sehingga Capaian Pembelajaran di SMK dan SMALB dilaksanakan secara
diperoleh secara sistematis, konsisten, dan kolaboratif oleh satuan pendidikan dan
terukur. mitra dunia kerja.
56
Komponen 4: Perencanaan Pembelajaran
Dalam menyusun perencanaan pembelajaran, satuan pendidikan perlu memperhatikan beberapa hal
sebagai berikut:
Catatan:
Pada beberapa satuan pendidikan, perencanaan pembelajaran untuk ruang lingkup satuan
pendidikan berisi garis besar cakupan serta capaian kegiatan intrakurikuler dan projek
penguatan profil pelajar Pancasila.
Dokumen terkait:
Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Dalam merencanakan projek penguatan profil pelajar Pancasila, satuan pendidikan perlu
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
Membentuk tim
pelaksana projek
penguatan profil pelajar
Pancasila
Mengidentifikasi
tahapan kesiapan satuan
pendidikan
Menentukan
dimensi, tema, dan
alokasi waktu
Menyusun modul
Merancang strategi
pelaporan
Pada dokumen KSP, satuan pendidikan membuat perencanaan; dapat berupa pemetaan selama
satu tahun ajaran yang berisi tema, dimensi, elemen, subelemen, target pencapaian di akhir fase,
serta alokasi jam pelajaran untuk tiap tema projek yang hendak dilaksanakan. Pelajari Panduan
Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila untuk memahami setiap prosesnya.
58
Komponen 4: Perencanaan Pembelajaran
Interaktif, pendidik berperan sebagai fasilitator Penilaian hasil belajar peserta didik dilakukan
proses pembelajaran dan tidak menjadi satu sesuai dengan tujuan penilaian secara
satunya sumber pembelajaran berkeadilan; pendidik melakukan penilaian yang
tidak bias oleh latar belakang, identitas, atau
kebutuhan khusus peserta didik.
Inspiratif, memberi keteladanan dan menjadi Penilaian hasil belajar peserta didik dilakukan
sumber inspirasi positif bagi peserta didik sesuai dengan tujuan Penilaian secara objektif.
Menyenangkan, agar peserta didik mengalami Penilaian hasil belajar peserta didik dilakukan
proses belajar sebagai pengalaman yang sesuai dengan tujuan Penilaian secara edukatif.
menimbulkan emosi positif
Catatan:
Satuan pendidikan dapat memanfaatkan momentum Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)
untuk tidak menggunakan tes terkait calistung (baca, tulis, hitung) sebagai asesmen untuk
pertimbangan penerimaan peserta didik kelas 1 SD.
2 (Dua) aspek tujuan pembelajaran adalah kompetensi dan ruang lingkup materi.
Tujuan pembelajaran yang tersusun dalam alur tujuan pembelajaran akan menjadi dasar
bagi pendidik untuk menyusun perencanaan pembelajaran.
Kompetensi yang
diharapkan dapat
dicapai oleh peserta
didik di akhir Fase A
Fase A berakhir di
kelas 2
Pertanyaan pemantik:
• Tahap awal: sudahkah mendapatkan contoh alur tujuan pembelajaran? Contoh manakah yang
paling sesuai dengan satuan pendidikan Anda?
• Tahap berkembang: dari contoh yang ada, bagian manakah yang hendak dimodifikasi?
• Tahap siap: apakah ada bagian lain yang akan ditambahkan sesuai dengan kebutuhan peserta
didik?
• Tahap mahir: apakah ada diskusi bersama kepala satuan pendidikan di dalam menyusun alur
tujuan pembelajaran?
60
Komponen 4: Perencanaan Pembelajaran
Satuan pendidikan diharapkan menghadirkan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta
didik.
• Pendekatan yang berpusat pada peserta • melakukan sosialisasi target belajar dan
didik (ketika peserta didik lebih terlibat menyepakati pembelajaran bersama
dalam proses belajar, mereka akan memiliki pelajar?
pemahaman yang lebih baik tentang tujuan • melaksanakan pembelajaran dan asesmen
pelajaran). Pendidik mengajukan pertanyaan untuk memonitor kemajuan belajar?
terbuka, mendorong kolaborasi dan projek
kelompok, serta memberi tugas yang melatih • melakukan refleksi untuk menetapkan
kemampuan refleksi dan sintesis. tujuan belajar berikutnya?
Catatan:
• Tahapan-tahapan ini bertujuan untuk memberikan gambaran bahwa penyusunan dan
pelaksanaan kurikulum dapat dilakukan sesuai kesiapan dan kondisi masing-masing satuan
pendidikan.
• Satuan pendidikan diharapkan melakukan refleksi secara rutin agar dapat menentukan
tahapan yang tepat dalam menyusun dan melaksanakan kurikulum.
Tahapan dalam Merencanakan Pembelajaran
62
Komponen 4: Perencanaan Pembelajaran
TIPS:
Tahap Awal
Satuan Pendidikan menggunakan inspirasi alur tujuan pembelajaran, perangkat ajar, dan
diakhir dengan refleksi pembelajaran.
Satuan Pendidikan menggunakan inspirasi alur tujuan pembelajaran, perangkat ajar dan
diakhiri dengan refleksi pembelajaran
Pertanyaan pemantik:
Apakah satuan pendidikan telah memiliki Capaian Pembelajaran (CP) untuk semua mata
pelajaran?
Apakah satuan pendidikan telah membuat alur tujuan pembelajaran sesuai dengan
inspirasi pada panduan terkait?
Apakah kepala satuan pendidikan telah mengimbau pendidik dan tenaga pendidik untuk
membaca Capaian Pembelajaran (CP), alur tujuan pembelajaran, dan perangkat ajar
sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya?
Apakah kepala satuan pendidikan telah memastikan bahwa pendidik dan tenaga
pendidik sudah mendapatkan perangkat ajar?
Tahap Berkembang
Pertanyaan pemantik:
Dari inspirasi yang telah dikumpulkan, apakah ada yang sesuai dengan konteks dan
kebutuhan satuan pendidikan?
Penyesuaian apa yang dilakukan di dalam merancang alur tujuan pembelajaran dan
perangkat ajar?
Berdasarkan analisis Rapor Pendidikan, apakah ada hal penting yang perlu dibenahi
melalui kegiatan pembelajaran?
Tahap Siap
Pertanyaan pemantik:
Tahap Mahir
Pertanyaan pemantik:
Apakah ada sistem informasi khusus sebagai inventory yang dapat membantu pendidik
dan tenaga kependidikan dalam merencanakan pembelajaran?
Berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran yang dilakukan secara berkala, konten apa yang
paling sesuai dengan konteks satuan pendidikan dan kebutuhan peserta didik?
Berdasarkan analisis rapor pendidikan, apakah ada hal penting yang perlu dibenahi
melalui kegiatan pembelajaran?
Apakah perangkat ajar telah dikembangkan secara digital yang dapat diakses oleh
seluruh pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, dan orang tua?
Apakah ada tim khusus yang melakukan verifikasi dokumen perencanaan yang telah
dibuat oleh pendidik?
Apakah satuan pendidikan telah memiliki linimasa yang ajek di dalam proses penyusunan,
pengumpulan, penelaahan perencanaan pembelajaran?
64
Komponen 4: Perencanaan Pembelajaran
Capaian Pada PAUD, CP bertujuan untuk memberikan arah yang sesuai dengan usia
Pembelajaran perkembangan pada semua aspek perkembangan anak sehingga kompetensi
pembelajaran yang diharapkan dicapai anak pada akhir PAUD dapat dipahami
dengan jelas agar anak siap mengikuti jenjang pendidikan selanjutnya. Lingkup
CP di PAUD dikembangkan dari tiga elemen stimulasi yang saling terintegrasi dan
merupakan elaborasi dari aspek-aspek perkembangan anak, yaitu nilai agama
dan moral, fisik motorik, kognitif, sosial emosional, bahasa; dan nilai Pancasila;
serta bidang-bidang lain untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak sesuai
dengan kebutuhan pendidikan Abad 21 di Indonesia. Tiga elemen stimulasi yang
dimaksud, yaitu: 1) Nilai Agama dan Budi Pekerti; 2) Jati Diri; dan 3) Dasar-dasar
Literasi, Matematika, Sains, Teknologi, Rekayasa, dan Seni; diharapkan dapat
mengeksplorasi aspek-aspek perkembangan anak secara utuh dan tidak terpisah.
Tujuan Pada fase fondasi (PAUD) cara merumuskan CP menjadi tujuan pembelajaran
Pembelajaran dengan cara memetakan CP ke dalam tujuan pembelajaran dengan
memperhatikan karakteristik peserta didik, visi misi satuan pendidikan dan
sumber daya satuan PAUD serta laju perkembangan anak.
Metode Kegiatan yang dipilih dan disajikan untuk mencapai tujuan pembelajaran harus
dapat memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna.
Untuk mencapai hal tersebut, pendidik dapat:
• menggunakan berbagai strategi pendekatan belajar
• menggunakan berbagai media ajar
• menggunakan berbagai sumber belajar yang nyata dan ada di lingkungan
sekitar. Sumber belajar yang tidak tersedia secara nyata dapat dihadirkan
dengan dukungan teknologi dan buku bacaan anak.
Pelaporan Penyusunan laporan kemajuan hasil belajar mengacu pada data asesmen
Hasil Belajar autentik yang telah dimiliki dalam rentang periode waktu tertentu. Selain
berisikan laporan kemajuan belajar (Capaian Pembelajaran dan projek
penguatan profil pelajar Pancasila), laporan dapat memuat informasi tumbuh
kembang anak dan refleksi orang tua supaya Satuan PAUD dan orang tua/
wali mendapat informasi perkembangan peserta didik secara utuh. Satuan
pendidikan berhak menentukan apakah akan melaporkan hasil kemajuan belajar
setiap 3 bulan atau 6 bulan sekali.
Pelaporan Hasil Belajar Laporan hasil belajar. Satuan pendidikan berhak menentukan
apakah akan melaporkan hasil belajar setiap 3 bulan atau 6 bulan
sekali.
• Apakah satuan pendidikan telah merancang tujuan pembelajaran berdasarkan hasil analisis
karakteristik satuan pendidikan?
• Apakah asesmen yang disusun telah mengacu kepada prinsip-prinsip asesmen?
• Apakah metode yang digunakan dapat menstimulasi peserta didik untuk belajar?
66
Komponen 4: Perencanaan Pembelajaran
Pelaporan Laporan hasil belajar dilaksanakan pada setiap akhir semester 1 dan 2 dapat
Hasil Belajar dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan.
• Apakah satuan pendidikan telah menyusun rencana pembelajaran yang sesuai dengan jenis
kekhususan dan kebutuhan peserta didik?
• Apakah satuan pendidikan memiliki sarana prasarana yang menunjang peserta didik untuk
terlibat di dalam pembelajaran yang menyenangkan dan relevan dengan peserta didik?
• Apakah metode yang digunakan dapat menstimulasi peserta didik untuk belajar?
Pelaporan Laporan hasil belajar dilaksanakan pada setiap akhir semester 1 dan 2.
Hasil Belajar
• Apakah satuan pendidikan telah menyusun rencana pembelajaran yang menarik, interaktif, dan
melibatkan peserta didik secara aktif?
• Apakah satuan pendidikan memiliki sarana prasarana yang menunjang peserta didik untuk
terlibat di dalam pembelajaran yang menyenangkan dan menantang?
• Apakah metode yang digunakan dapat menstimulasi peserta didik untuk belajar?
68
Evaluasi,
Pengembangan
Profesional, dan
Pendampingan
Edisi Revisi - 2024
9 Evaluasi, Pengembangan
Profesional, dan
Pendampingan
Ringkasan Bab
Hubungan Evaluasi, Pengembangan Profesional Pendidik, dan Pendampingan dalam
Pembelajaran
Evaluasi berdasarkan proses refleksi dan pemberian umpan balik dilakukan secara terus menerus
dalam keseharian belajar mengajar penting dilakukan oleh pendidik. Pendampingan dan
pengembangan profesional pendidik dalam pembelajaran merupakan salah satu tindak lanjut
dari evaluasi. Pendidik dapat melakukan refleksi mandiri terhadap kriteria kesuksesan yang
telah ditetapkan (misalnya, tujuan pembelajaran, capaian pembelajaran, dan capaian dimensi,
elemen, dan subelemen profil pelajar Pancasila) untuk melakukan perencanaan berikutnya
sehingga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
70
Evaluasi, Pengembangan Profesional, dan Pendampingan
Gambar 1. Perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sebagai satu siklus yang saling berkaitan
• Evaluasi pembelajaran dan evaluasi • Kedua proses ini saling berkaitan, tetapi
Kurikulum Satuan Pendidikan dilakukan mempunyai sasaran evaluasi yang
secara mandiri dan berkala oleh satuan berbeda. Sasaran langsung dari evaluasi
pendidikan. pembelajaran adalah peserta didik dan
pendidik, sedangkan sasaran utama evaluasi
• Evaluasi pembelajaran secara menyeluruh
Kurikulum Satuan Pendidikan adalah
bertujuan untuk mengukur keberhasilan
kepala satuan pendidikan dan pendidik, di
pendidik dalam memfasilitasi pembelajaran.
mana peserta didik menjadi sasaran tidak
• Evaluasi Kurikulum Satuan Pendidikan langsung.
bertujuan untuk mengukur keberhasilan
• Proses ini dikelola oleh para kepala satuan
kepala satuan pendidikan dan pendidik
pendidikan dan/atau pendidik yang
dalam menjalankan seluruh program
dianggap sudah mampu untuk melakukan
pendidikan yang direncanakan dengan
peran ini.
tujuan untuk memahami apakah visi, misi
dan tujuan satuan pendidikan telah tercapai. • Evaluasi dilakukan secara bertahap dan
Evaluasi pembelajaran menjadi salah satu mandiri agar terjadi peningkatan kualitas
bagian penting dari evaluasi Kurikulum secara berkelanjutan di satuan pendidikan,
Satuan Pendidikan. sesuai dengan kemampuan satuan
pendidikan.
Per-hari: pendidik membuat catatan anekdotal secara informal mengenai bagaimana proses
belajar berjalan, bagaimana tujuan belajar tercapai, bagaimana peserta didik merespons
proses kegiatan belajar.
Per-Unit Belajar: setelah melakukan asesmen, secara individual maupun tim, pendidik bisa
mengkaji ulang proses belajar dan tercapainya tujuan dan melakukan perbaikan maupun
penyesuaian terhadap proses belajar.
Per-Semester: setelah 1 semester selesai, pendidik dan tim bisa melihat rangkaian
pencapaian pembelajaran.
Per-Tahun: evaluasi terhadap pencapaian dan proses pembelajaran dalam satu tahun dapat
dikumpulkan berkala dalam rentang waktu yang lebih pendek dan bagaimana hal tersebut
berkontribusi pada visi, misi, serta tujuan satuan pendidikan.
Apa saja yang bisa menjadi sumber data dalam meninjau ulang
kurikulum satuan pembelajaran?
Data asesmen: hasil asesmen capaian belajar peserta didik per unit, hasil capaian peserta
didik dalam projek penguatan profil pelajar Pancasila, survei lulusan, observasi kepala satuan
pendidikan
Artefak peserta didik: portofolio peserta didik, pameran karya, pertunjukan, dsb.
Rapor Pendidikan
Per-Semester: setelah 1 semester selesai, pendidik dan tim bisa melihat rangkaian
pencapaian pembelajaran. Evaluasi, Pengembangan Profesional, dan Pendampingan
Per-Tahun: evaluasi terhadap pencapaian dan proses pembelajaran dalam satu tahun dapat
dikumpulkan berkala dalam rentang waktu yang lebih pendek dan bagaimana hal tersebut
berkontribusi pada visi, misi, serta tujuan satuan pendidikan.
Apa saja yang bisa menjadi sumber data dalam meninjau ulang
kurikulum satuan pembelajaran?
Data asesmen: hasil asesmen capaian belajar peserta didik per unit, hasil capaian peserta
didik dalam projek penguatan profil pelajar Pancasila, survei lulusan, observasi kepala satuan
pendidikan
Artefak peserta didik: portofolio peserta didik, pameran karya, pertunjukan, dsb.
Rapor Pendidikan
Observasi dan refleksi mandiri. Melakukan asesmen berupa observasi dan refleksi mandiri
secara individual terhadap kriteria kesuksesan yang telah ditetapkan (tujuan belajar, capaian
pembelajaran, profil pelajar Pancasila)
FGD (Focus Group Discussion). Melakukan diskusi terpumpun yang dilakukan secara
kelompok untuk melihat hubungan antar data yang dimiliki pada catatan anekdotal, hasil
belajar peserta didik, serta refleksi dalam self-study, untuk menganalisis masalah dan menarik
kesimpulan, serta mengambil keputusan untuk melakukan perbaikan.
Kuesioner peserta didik. Mengumpulkan persepsi peserta didik terhadap proses belajar,
kualitas sarana prasarana, materi/bahan ajar, serta bagaimana peserta didik memaknai hasil
belajarnya.
Kuesioner orang tua. Mengumpulkan persepsi orang tua terhadap perkembangan belajar
peserta didik.
Mengukur ketercapaian visi dan misi melalui program yang diajarkan di satuan pendidikan
Evaluasi merupakan sarana pemberian umpan balik pada kompetensi mengajar pendidik,
yang selaras dengan tujuan dan kebutuhan belajar peserta didik serta kebutuhan dunia kerja
(terutama bagi SMK).
Alur pembelajaran, mutu dan relevansi hasil belajar dan prosesnya, untuk menentukan
tujuan pembelajaran berikutnya.
Kompetensi utuh peserta didik yang memuat pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
akan dituju (mengacu kepada profil pelajar Pancasila), dengan mempertimbangkan aspek
penting di setiap mata pelajaran (kecuali PAUD) dan projek penguatan profil pelajar
Pancasila.
Asesmen pembelajaran
Sumber materi ajar, perlengkapan visual maupun auditori, kesesuaian dengan tahapan
perkembangan anak
Peningkatan kompetensi dan pengelolaan kinerja pendidik dan tenaga kependidikan agar
mereka dapat bekerja dengan efektif
Proses dan program yang dianggap paling berhasil serta indikator keberhasilannya
Proses dan program apa yang perlu dikembangkan serta bagian-bagian yang paling penting
untuk dikembangkan
Untuk SMK, relevansi kompetensi dengan kebutuhan dunia kerja dan berwirausaha
Untuk pendidikan khusus, kesesuaian layanan pendidikan inklusif dan khusus dengan potensi
dan kebutuhan peserta didik
74
Evaluasi, Pengembangan Profesional, dan Pendampingan
Reflektif: melihat kembali pencapaian dan kekurangan dari berbagai aspek, jujur, dan
berdasarkan bukti
Berdasarkan data: membuat kesimpulan berdasarkan fakta yang dikumpulkan dari berbagai
sumber dan yang ditelaah secara saksama
Berpusat pada peserta didik: mengedepankan kepentingan peserta didik dalam mengambil
kesimpulan maupun keputusan
Pendidik
Tenaga kependidikan
Peserta didik
Pakar
Evaluasi kurikulum satuan pendidikan dilaksanakan mandiri dan bertahap sesuai dengan
konteks, kebutuhan, dan kemampuan satuan pendidikan.
Catatan:
• Tahapan-tahapan ini bertujuan untuk memberikan gambaran bahwa penyusunan dan
pelaksanaan kurikulum dapat dilakukan sesuai kesiapan dan kondisi masing-masing satuan
pendidikan.
•
Tahapan Satuan Pendidikan dalam
Satuan pendidikan diharapkan melakukan refleksi secara rutin agar dapat menentukan
tahapan yang tepat dalam menyusun dan melaksanakan kurikulum.
Melakukan Evaluasi
76
Evaluasi, Pengembangan Profesional, dan Pendampingan
Tahap Awal
Evaluasi pembelajaran ini fokus kepada proses dan hasil perkembangan belajar peserta didik
selama pembelajaran intrakurikuler dan projek penguatan profil pelajar Pancasila peserta
didik, dengan memperhatikan:
Capaian pembelajaran
Capaian dimensi, elemen, dan subelemen profil pelajar Pancasila
Hasil asesmen pembelajaran
Karakteristik program keahlian (kelas X SMK) dan konsentrasi keahlian
(kelas XI, XII, XIII SMK)
Pertanyaan refleksi atau pemantik yang dapat dipakai oleh kepala satuan pendidikan
maupun pengawas sekolah atau penilik:
78
Evaluasi, Pengembangan Profesional, dan Pendampingan
Tahap Berkembang
Evaluasi pembelajaran ini fokus kepada proses dan hasil perkembangan belajar peserta didik
selama pembelajaran intrakurikuler, projek penguatan profil pelajar Pancasila, PKL (SMK
dan SMALB), dan ekstrakurikuler peserta didik, dengan memperhatikan:
Capaian pembelajaran
Capaian dimensi, elemen, dan subelemen profil pelajar Pancasila
Hasil asesmen pembelajaran
Karakteristik program keahlian (kelas X SMK) dan konsentrasi keahlian (kelas XI, XII, XIII
SMK)
Kualitas pengajaran pendidik dan penggunaan perangkat ajar
Umpan balik dari peserta didik mengenai pengalaman belajar peserta didik
Pertanyaan refleksi atau pemantik yang dapat dipakai oleh kepala satuan pendidikan
maupun pengawas atau penilik:
Apakah tujuan evaluasi yang diharapkan?
Apa saja asesmen pembelajaran yang digunakan oleh pendidik dalam mengukur proses
dan hasil pembelajaran peserta didik?
Siapa saja yang terlibat dalam proses mengukur hasil pembelajaran ini?
Apakah peserta didik terlibat dalam proses evaluasi pembelajaran ini? Apa pendapat
mereka mengenai pengalaman belajar mereka?
Apa saja data proses dan hasil pembelajaran yang dimiliki oleh satuan pendidikan?
Apa dimensi, elemen, dan subelemen profil pelajar Pancasila yang sudah disasar oleh
pendidik dalam pembelajaran intrakurikuler?
Apa dimensi, elemen, dan subelemen profil pelajar Pancasila yang sudah disasar oleh
pendidik dalam pembelajaran projek penguatan profil pelajar Pancasila?
Dimensi profil pelajar Pancasila apa yang sudah berkembang dengan baik?
Dimensi apa yang harapannya akan dikembangkan dalam pembelajaran berikutnya?
Apa saja proses pembelajaran yang sudah berjalan dengan baik?
Apa saja proses pembelajaran yang masih perlu untuk terus ditingkatkan?
Bagian kurikulum apa yang perlu disesuaikan?
Tahap Siap
Evaluasi pembelajaran ini fokus kepada proses dan hasil perkembangan belajar peserta didik
selama pembelajaran intrakurikuler, projek penguatan profil pelajar Pancasila, PKL (SMK
danSMALB), dan ekstrakurikuler peserta didik, dengan memperhatikan:
Capaian pembelajaran
Capaian dimensi, elemen, dan subelemen profil pelajar Pancasila
Hasil asesmen pembelajaran
Karakteristik program keahlian (kelas X SMK) dan konsentrasi keahlian
(kelas XI, XII, XIII SMK)
Kualitas pengajaran pendidik dan penggunaan perangkat ajar
Keselarasan dengan visi, misi, tujuan, dan kekhasan satuan pendidikan
Umpan balik dari peserta didik dan orang tua mengenai pengalaman belajar peserta didik
Pertanyaan refleksi atau pemantik yang dapat dipakai oleh kepala satuan pendidikan
maupun pengawas sekolah atau penilik:
80
Evaluasi, Pengembangan Profesional, dan Pendampingan
Tahap Mahir
Evaluasi pembelajaran ini fokus kepada proses dan hasil perkembangan belajar peserta didik
selama pembelajaran intrakurikuler, projek penguatan profil pelajar Pancasila, PKL (SMK
danSMALB), dan ekstrakurikuler peserta didik, dengan memperhatikan:
Capaian pembelajaran
Capaian dimensi, elemen, dan subelemen profil pelajar Pancasila
Hasil asesmen pembelajaran
Karakteristik program keahlian (kelas X SMK) dan konsentrasi keahlian
(kelas XI, XII, XIII SMK)
Kualitas pengajaran pendidik dan penggunaan perangkat ajar
Keselarasan dengan visi, misi, tujuan dan kekhasan satuan pendidikan
Umpan balik dari peserta didik dan orang tua mengenai pengalaman belajar peserta didik
Kesuksesan implementasi program satuan pendidikan dengan mitra.
Pertanyaan refleksi atau pemantik yang dapat dipakai oleh kepala satuan pendidikan
maupun pengawas sekolah atau penilik:
Tips
Contoh pertanyaan yang dapat dipakai oleh kepala satuan pendidikan dan pengawas
sekolah atau penilik dalam mendorong proses pendampingan dan pengembangan
profesional pendidik:
82
Evaluasi, Pengembangan Profesional, dan Pendampingan
Perencanaan penting untuk membantu kepala satuan pendidikan dalam menindaklanjuti hasil
evaluasi dan refleksi pembelajaran secara sistematis. Dengan melakukan perencanaan, kepala
satuan pendidikan dapat membuat keputusan strategis demi meningkatkan kualitas layanan
pendidikan dan memastikan alokasi sumber daya yang dikeluarkan tepat guna.
84
Tahapan Implementasi Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan
10 Tahapan Implementasi
Pengembangan Kurikulum
Satuan Pendidikan
86
Glosarium
Glosarium
Holistik Kerangka berpikir yang memandang bahwa setiap hal baru bisa
dimaknai dengan baik jika dilihat secara utuh dan menyeluruh serta
saling terhubung antar bagiannya.
Lampiran
LAMPIRAN 1
Dari seluruh capaian tahun ini, karakter SMP A menjadi indikator pencapaian terbaik. Meski
demikian, kemampuan literasi, numerasi, dan iklim kebinekaan adalah indikator dengan
pencapaian ‘kurang’.
88
Lampiran
144 JP
90
Lampiran
• Mandiri
Tujuan
Beriman, Integritas Peserta didik mampu menyadari bahwa aturan agama dan
Bertakwa sosial merupakan aturan yang baik dan menjadi bagian
kepada Tuhan dari diri sehingga bisa menerapkannya secara bijak dan
Yang Maha Esa kontekstual.
Bernalar Kritis Mengidentifikasi, Peserta didik secara kritis mengklarifikasi serta menganalisis
mengklarifikasi, gagasan dan informasi yang kompleks dan abstrak dari
dan mengolah berbagai sumber. Memprioritaskan suatu gagasan yang
informasi dan paling relevan dari hasil klarifikasi dan analisis.
gagasan
Mandiri Kerja sama Peserta didik mampu membangun tim dan mengelola
kerjasama untuk mencapai tujuan bersama sesuai dengan
target yang sudah ditentukan.
Langkah Pembelajaran
Langkah pembelajaran untuk mengeksplorasi berbagai bentuk dan budaya korupsi dalam situasi
kerja, serta menavigasi cara-cara yang baik/efektif untuk menghindari/memberantas korupsi
tersebut dilaksanakan dalam lima tahap meliputi pengenalan, kontekstualisasi, aksi, refleksi, dan
rencana tindak lanjut.
Asesmen
Asesmen kinerja melalui observasi pelaksanaan projek dan presentasi hasil projek
LAMPIRAN 2
92
Lampiran
INTERNAL
Situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan Situasi atau kondisi yang merupakan
yang dimiliki satuan pendidikan yang bisa kelemahan yang dimiliki satuan pendidikan
memberikan pengaruh positif pada saat ini yang bisa memberikan pengaruh negatif
atau pun di masa yang akan datang. pada saat ini atau pun di masa yang akan
datang.
Contoh pertanyaan:
Kekuatan atau kelebihan apa yang dimiliki Contoh pertanyaan:
satuan pendidikan? Apa yang belum berjalan dengan baik?
Apa yang membuat satuan pendidikan Apa saja kebutuhan peserta didik,
lebih baik dari satuan pendidikan lainnya? pendidik, dan tenaga kependidikan yang
belum terpenuhi di satuan pendidikan?
EKSTERNAL
Situasi atau kondisi yang merupakan peluang Ancaman atau tantangan apa saja yang
atau kesempatan di luar satuan pendidikan mungkin akan dihadapi satuan pendidikan
yang bisa memberikan peluang untuk yang bisa menghambat laju perkembangan
berkembang di kemudian hari. satuan pendidikan.
Contoh pertanyaan: Contoh pertanyaan:
Apa sumber daya dari lingkungan sekitar Hambatan apa yang sedang dihadapi
yang dapat dimanfaatkan oleh satuan sekarang?
pendidikan dalam proses belajar?
Adakah perubahan peraturan pemerintah
Apa saja perkembangan pola pikir orang yang akan berdampak bagi
tua yang bisa membantu satuan pendi- perkembangan satuan pendidikan?
dikan mengembangkan kompetensi
peserta didik dengan lebih optimal?
94
Lampiran
INTERNAL
Situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan Situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan
yang dimiliki satuan pendidikan yang bisa yang dimiliki satuan pendidikan yang bisa
memberikan pengaruh positif pada saat ini atau memberikan pengaruh negatif pada saat ini
pun di masa yang akan datang. atau pun di masa yang akan datang.
Contoh pertanyaan: Contoh pertanyaan:
Kekuatan atau kelebihan apa yang dimiliki Apa yang dapat kita tingkatkan dalam satuan
satuan pendidikan? pendidikan?
Apa yang membuat satuan pendidikan lebih Apa saja kebutuhan peserta didik, pendidik,
baik dari satuan pendidikan lainnya? dan tenaga kependidikan yang belum
Keunikan apa yang dimiliki oleh satuan terpenuhi di satuan pendidikan?
pendidikan? Apa saja yang harus dihindari satuan
Apa yang menyebabkan satuan pendidikan pendidikan?
mendapatkan “dukungan”? Faktor apa saja yang menyebabkan
Apa yang dilihat atau dirasakan oleh kehilangan dukungan?
masyarakat sebagai suatu kelebihan? Apa yang dilihat atau dirasakan masyarakat
sebagai suatu kelemahan satuan pendidikan?
EKSTERNAL
Situasi atau kondisi yang merupakan peluang Ancaman atau tantangan apa saja yang
atau kesempatan di luar satuan pendidikan mungkin akan dihadapi satuan pendidikan
yang bisa memberikan peluang untuk yang bisa menghambat laju perkembangan
berkembang di kemudian hari. satuan pendidikan.
Contoh pertanyaan: Contoh pertanyaan:
Apa sumber daya dari lingkungan sekitar Hambatan apa yang sedang dihadapi
yang dapat dimanfaatkan oleh satuan sekarang?
pendidikan dalam proses belajar?
Tren apa yang menyebabkan ancaman
Apa saja kesempatan yang ada di luar bagi satuan pendidikan? Misalnya:
satuan pendidikan? (Misal: lingkungan perkembangan teknologi 95
Panduan Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan
yang mendukung, pelaku usaha yang
Adakah perubahan peraturan pemerintah
relevan serta berpotensi untuk diajak
yang akan berdampak bagi
bersinergi dalam pengembangan sekolah)
perkembangan satuan pendidikan?
Kekuatan atau kelebihan apa yang dimiliki Apa yang dapat kita tingkatkan dalam satuan
satuan pendidikan? pendidikan?
Apa yang membuat satuan pendidikan lebih Apa saja kebutuhan peserta didik, pendidik,
Edisi Revisi - 2024
baik dari satuan pendidikan lainnya? dan tenaga kependidikan yang belum
Keunikan apa yang dimiliki oleh satuan terpenuhi di satuan pendidikan?
pendidikan? Apa saja yang harus dihindari satuan
Apa yang menyebabkan satuan pendidikan pendidikan?
mendapatkan “dukungan”? Faktor apa saja yang menyebabkan
Apa yang dilihat atau dirasakan oleh kehilangan dukungan?
masyarakat sebagai suatu kelebihan? Apa yang dilihat atau dirasakan masyarakat
sebagai suatu kelemahan satuan pendidikan?
EKSTERNAL
Situasi atau kondisi yang merupakan peluang Ancaman atau tantangan apa saja yang
atau kesempatan di luar satuan pendidikan mungkin akan dihadapi satuan pendidikan
yang bisa memberikan peluang untuk yang bisa menghambat laju perkembangan
berkembang di kemudian hari. satuan pendidikan.
Contoh pertanyaan: Contoh pertanyaan:
Apa sumber daya dari lingkungan sekitar Hambatan apa yang sedang dihadapi
yang dapat dimanfaatkan oleh satuan sekarang?
pendidikan dalam proses belajar?
Tren apa yang menyebabkan ancaman
Apa saja kesempatan yang ada di luar bagi satuan pendidikan? Misalnya:
satuan pendidikan? (Misal: lingkungan perkembangan teknologi
yang mendukung, pelaku usaha yang
Adakah perubahan peraturan pemerintah
relevan serta berpotensi untuk diajak
yang akan berdampak bagi
bersinergi dalam pengembangan sekolah)
perkembangan satuan pendidikan?
Perubahan apa saja yang terjadi di luar
satuan pendidikan (hasil riset terbaru,
praktik- praktik pendidikan dan
pengasuhan) yang selaras dan bisa
menjadi pendukung satuan pendidikan?
Apa saja perkembangan pola pikir
masyarakat (orang tua dan praktisi
pendidikan) yang bisa membantu satuan
pendidikan untuk melakukan inovasi?
96
Lampiran
LAMPIRAN 3
Visi dan misi perlu dikomunikasikan dengan jelas kepada seluruh warga satuan pendidikan
untuk membantu mereka memahami dampak peran masing-masing terhadap pencapaian visi
satuan pendidikan. Semua program prioritas dan tugas yang dilaksanakan oleh setiap warga
satuan pendidikan harus selaras dengan visi dan misi satuan pendidikan.
• Apa pendidik, tenaga kependidikan, dan • Apa strategi yang disusun mendukung
warga sekolah lainnya memahami visi, misi, pencapaian visi dan selaras dengan misi
dan tujuan satuan pendidikan? satuan pendidikan?
Tips
98
Lampiran
Tips
Untuk membuat kalimat aksi yang jelas, gunakan kata kerja operasional yang bersifat umum
yang masih bisa diterjemahkan menjadi pernyataan spesifik.
Contoh:
1. Membuat misi dapat dilakukan dalam kelompok-kelompok diskusi. Setiap kelompok dapat
ditugaskan untuk membuat sebanyak mungkin kalimat aksi dari satu indikator pencapaian
visi.
2. Kelompok membuat kalimat-kalimat aksi yang sesuai dengan indikator pencapaian visi
yang dimaksud.
3. Dalam rapat pleno, semua kalimat aksi yang telah dibuat direviu bersama, dikelompokkan
berdasarkan kemiripan dan mengarah pada komponen visi yang serupa. Kemudian
dirumuskan dalam kalimat aksi yang lebih sederhana, namun dengan cakupan yang lebih
luas. Satu indikator pencapaian visi dapat dibuat ke dalam 1-3 kalimat misi.
4. Cek kembali kalimat misi yang sudah dibuat dengan pertanyaan pemantik berikut.
• Apakah misi sudah berupa kalimat tindakan?
• Apakah misi menjelaskan pencapaian indikator visi?
• Apakah misi sudah dinyatakan dengan jelas dan tidak multitafsir?
• Apakah misi menunjukkan keberpihakan pada peserta didik?
Tips
Selain melibatkan peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, dan orang tua, satuan
pendidikan juga dapat melibatkan pihak-pihak lainnya untuk mendapatkan gambaran
terhadap kebutuhan dunia kerja dan potensi kemitraan yang dapat terjalin untuk dapat
membantu mengoptimalkan pencapaian visi.
Alumni • Apa mata pelajaran yang diambil pada saat belajar di satuan
pendidikan selaras dengan jurusan/ bidang pekerjaan yang
ditekuni?
Mitra Dunia Kerja • Apa bidang pekerjaan yang akan sangat dibutuhkan 10 tahun
dari sekarang?
100
Lampiran
Contoh
Tujuan dibuat untuk menerjemahkan kalimat tindakan dalam misi menjadi aksi-aksi spesifik dan
terukur. Aksi-aksi inilah yang selanjutnya akan digunakan manajemen satuan pendidikan untuk
menyusun program kerja yang akan direfleksikan dan dievaluasi dalam kurun waktu tertentu.
Specific
S • Apakah tujuan dibuat sederhana dan spesifik?
• Apakah tujuan dapat menunjukkan ciri khas satuan pendidikan?
Measurable
• Apakah tujuan dapat diukur dan dapat memotivasi warga satuan pendidikan agar
M tercapai?
• Apakah kriteria pencapaiannya jelas?
Achievable/Attainable
A
• Apakah tujuan dapat dicapai dan dilaksanakan oleh seluruh warga satuan
pendidikan?
• Apakah pembuatan tujuan melibatkan masukan/sudut pandang pihak eksternal?
Relevant
R
• Apakah tujuan relevan dengan misi dan masuk akal?
• Apakah tujuan menempatkan peserta didik sehingga mampu memperkuat
kompetensinya?
Time Bound
T
• Apakah tujuan memiliki alokasi waktu yang lebih fleksibel dengan linimasa yang
disesuaikan dengan kebutuhan?
• Apakah tujuan melibatkan semua pendidik dalam pembuatan linimasa tersebut?
Selain SMART (Specific, Measurable, Achievable/Attainable, Relevant, Time bound), ada dua
prinsip tambahan yang perlu dipertimbangkan ketika satuan pendidikan menyusun tujuan
satuan pendidikan atau program keahlian (untuk konteks SMK), yaitu Evaluated dan Reviewed.
S Specific
M Measurable
A Achievable/Attainable
R Relevant
T Time bound
E
Evaluated, tujuan perlu dievaluasi untuk memastikan pencapaiannya, secara berkala
menyediakan waktu untuk mendiskusikan bersama warga satuan pendidikan.
R
Reviewed, tujuan juga perlu ditinjau secara berkelanjutan, direfleksikan bersama, dan
didiskusikan modifikasi yang perlu dilakukan.
102
Lampiran
1. Dari kalimat misi yang dibuat, deskripsikan 3. Contoh berikut dapat digunakan untuk
langkah yang dilakukan agar misi tersebut mengecek setiap kalimat tujuan sudah
dapat diselesaikan. memenuhi prinsip SMART (baris berwarna
adalah penjelasan dari SMART).
2. Pastikan setiap kalimat tujuan dibuat
dengan spesifik, dapat diukur, dan memiliki
alokasi waktu yang jelas.
Kalimat tujuan:
Specific
Sederhana dan jelas
S Menyelenggarakan program unggulan satuan pendidikan
Measurable
Ada satuan ukuran atau kriteria ketercapaian
Attainable
Masuk akal dan dapat dicapai
A Menyelenggarakan program dengan alokasi waktu yang tertera masuk akal dan
dapat dicapai
Relevant
Relevan dengan misi dan berpihak pada peserta didik
R Tujuan untuk meningkatkan kompetensi peserta didik
Time bound
Ada alokasi waktu pencapaian
T Satu kali setiap akhir semester
LAMPIRAN 4
Pendiri satuan PAUD Cemerlang percaya Tujuan pembelajaran yang diturunkan dari visi
sepenuhnya bahwa lingkungan adalah sumber misi satuannya, dan dapat dimaknai sebagai
belajar utama bagi anak. Visi satuan adalah “big idea/central idea” yang ingin dibangun
“menjadi satuan pendidikan yang menginisiasi melalui kurikulum satuan pendidikan.
aksi nyata mengenai cara hidup ramah
lingkungan.”. Untuk memastikan setiap subelemen dalam
fase fondasi difasilitasi, PAUD Cemerlang sudah
PAUD Cemerlang menggunakan tema sebagai mempelajari CP Fase Fondasi dan menggunakan
upaya untuk membangun konsep, nilai dan contoh ATP dari kementerian untuk memetakan
keterampilan yang mencerminkan karakteristik tujuan pembelajaran per triwulan/semester.
satuan pendidikannya. PAUD Cemerlang Pendidik PAUD cukup menentukan modul ajar
juga sudah mampu menyusun Tujuan atau merancang kegiatan pembelajaran yang
Pembelajarannya sendiri. Mereka menyusun relevan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Usia 4-5 TP: Mengetahui ragam TP: Mengetahui TP: mengenal alam W3-W4 April:
alam buatan Tuhan; ragam alam buatan sebagai mahluk Aku Sayang
serta ragam alam Tuhan; serta ragam hidup Bumi.
buatan manusia alam buatan manusia Diasah melalui 3
Diasah melalui 3 Diasah melalui 3 elemen
elemen elemen
104
Lampiran
TP 4-5 tahun TP: memahami bagaimana lingkungan TP: memahami TP: mengenal
dan budaya mempengaruhi identitas ragam alam buatan manfaat alam
dirinya Tuhan; serta ragam bagi kehidupan
alam buatan
(Juli - September) manusia (Oktober - (Januari - Juli)
Desember)
Dasar TP : Anak mengenal bunyi huruf (fonetik) dan atau mulai merangkai beberapa
Literasi, bunyi huruf
Matematika,
Sains, TP: Anak merespons cerita secara verbal dengan memberi komentar, bertanya
Teknologi, atau pun mengaitkan cerita dengan pengalaman pribadi.
Rekayasa
TP1: Anak membandingkan jumlah TP 2: Anak TP 3: Anak
dan Seni
(banyak - sedikit) benda yang ada di menunjukkan memahami
lingkungan pemahaman
korespondensi simbol angka
TP1: Anak membandingkan dan satu ke satu sebagai
menyebutkan perbedaan bentuk menggunakan representasi
geometri sederhana dua dimensi benda konkret objek.
(segitiga, lingkaran, dan persegi)
TP 2: Anak TP 3: Anak
TP1: Anak meniru pola sederhana membedakan menyebutkan
bentuk geometri posisi dari benda
sederhana dua yang dilihat
dimensi (segitiga, dibandingkan
lingkaran, persegi) benda lainnya
dan tiga dimensi (atas, bawah,
(kubus, bola, limas) belakang,
yang dilihat samping, depan)
TP:2: Anak
memprediksi
lanjutan pola yang
diberikan
TP: Anak terlibat aktif dalam kegiatan eksplorasi, eksperimen, atau penelitian
akan objek, fenomena alam, atau fenomena sosial dalam waktu berkelanjutan.
106
Lampiran
Kelas 1 SD
Semester 1 Semester 2
18 minggu 18 minggu
Total Total
(540 JP) (540 JP)
Fase D
Pendekatan Pembelajaran
No Mata Pelajaran SKK
• Proses pembelajaran pendidikan kesetaraan dapat ditempuh melalui kegiatan tatap muka, tutorial,
mandiri, dan/atau kombinasi ketiganya. 1 (satu) SKK adalah satu satuan kompetensi yang dicapai
melalui pembelajaran 1 (satu) jam tatap muka atau 2 (dua) jam tutorial atau 3 (tiga) jam mandiri, atau
kombinasi secara proporsional dari ketiganya pada tiap minggu.
• Pengorganisasian SKK bersifat fleksibel sesuai dengan kebutuhan serta analisis dari satuan pendidikan.
• Alokasi waktu Kelas VII dan VIII masing-masing 36 minggu efektif, dan pada kelas IX sejumlah 32
minggu efektif.
• Muatan pemberdayaan dan keterampilan dilaksanakan pada satuan pendidikan sebagai kokurikuler.
108
Lampiran
Untuk pembelajaran tematik, dapat menggunakan contoh jadwal yang sama, tetapi setiap
materi di mata pelajaran konteksnya dikaitkan dengan tema.
Total alokasi waktu pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila di SMP kelas VII dan
VIII adalah 360 JP. Pelaksanaanya terpisah dari intrakurikuler.
Untuk pembelajaran tematik, dapat menggunakan contoh jadwal yang sama, tetapi konteks
materi di mata pelajaran dikaitkan dengan tema.
Total alokasi waktu pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila di SMP kelas IX
adalah 320 JP. Pelaksanaanya terpisah dari intrakurikuler.
110
Lampiran
Total 702
Total 702
Total 702
Total 702
Total 702
Total 702
Catatan: Pendekatan secara integrasi tetap mengikuti acuan alokasi waktu per mata pelajaran yang
terdapat di dalam Permendikbudristek Nomor 12 Tahun 2024
112
Lampiran
Jadwal disusun dengan membentuk blok-blok yang terdiri dari beberapa mata pelajaran.
Asumsi 1 tahun = 36 minggu (untuk SMP kelas VII-VIII), 32 minggu (untuk SMP kelas IX) dan 1 JP = 40
menit.
Semester 1
Rombel
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10 M11 M12 M13 M14 M15 M16 M17 M18 M19 M20
XI-RPL-1A TF PMK TMU TMK TF PMK TMU TMK TF PMK TMU TMK TF PMK TMU TMK TF PMK TMU TMK
XI-RPL-1B PMK TF TMU TMK PMK TF TMU TMK PMK TF TMU TMK PMK TF TMU TMK PMK TF TMU TMK
XI-RPL-2A TMU TMK TF PMK TMU TMK TF PMK TMU TMK TF PMK TMU TMK TF PMK TMU TMK TF PMK
XI-RPL-2B TMU TMK PMK TF TMU TMK PMK TF TMU TMK PMK TF TMU TMK PMK TF TMU TMK PMK TF
Semester 2
Rombel
M21 M22 M23 M24 M25 M26 M27 M28 M29 M30 M31 M32 M33 M34 M35 M36 M37 M38 M39 M40
XI-RPL-1A TF PMK TMU TMK TF PMK TMU TMK TF PMK TMU TMK TF PMK TMU TMK TF PMK TMU TMK
XI-RPL-1B PMK TF TMU TMK PMK TF TMU TMK PMK TF TMU TMK PMK TF TMU TMK PMK TF TMU TMK
XI-RPL-2A TMU TMK TF PMK TMU TMK TF PMK TMU TMK TF PMK TMU TMK TF PMK TMU TMK TF PMK
XI-RPL-2B TMU TMK PMK TF TMU TMK PMK TF TMU TMK PMK TF TMU TMK PMK TF TMU TMK PMK TF
Karena kapasitas Teaching Factory hanya setengah dari jumlah rombel maka penjadwalan rombel dibagi 2 (A & B).
Penjadwalan Sistem Blok Biasa
Panduan Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan
Semester 1
Rombel
M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 M9 M10 M11 M12 M13 M14 M15 M16 M17 M18 M19 M20
XI-RPL-1 TMU TMK PMK PMK TMU TMK PMK PMK TMU TMK PMK PMK TMU TMK PMK PMK TMU TMK PMK PMK
XI-RPL-2 PMK PMK TMU TMK PMK PMK TMU TMK PMK PMK TMU TMK PMK PMK TMU TMK PMK PMK TMU TMK
Semester 2
Rombel
M21 M22 M23 M24 M25 M26 M27 M28 M29 M30 M31 M32 M33 M34 M35 M36 M37 M38 M39 M40
XI-RPL-1 TMU TMK PMK PMK TMU TMK PMK PMK TMU TMK PMK PMK TMU TMK PMK PMK TMU TMK PMK PMK
XI-RPL-2 PMK PMK TMU TMK PMK PMK TMU TMK PMK PMK TMU TMK PMK PMK TMU TMK PMK PMK TMU TMK
Karena kapasitas Teaching Factory hanya setengah dari jumlah rombel maka penjadwalan rombel dibagi 2 (A & B).
Lampiran
115
Edisi Revisi - 2024
LAMPIRAN 5
116
Lampiran
Ini merupakan cuplikan dari kalender akademik yang disusun dalam satu tahun ajaran.
Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
1 2 3 4 5 6 1 2 3
7 8 9 10 11 12 13 4 5 6 7 8 9 10
14 15 16 17 18 19 20 11 12 13 14 15 16 17
21 22 23 24 25 26 27 18 19 20 21 22 23 24
28 29 30 31 25 26 27 28 29 30 31
• 1 Juli 2024 diadakan rapat kerja bersama mendengarkan harapan orang tua akan
pendidik sebelum tahun ajaran dimulai pendidikan putra/putrinya.
untuk mendiskusikan hasil evaluasi dari
pembelajaran di tahun ajaran 2023/2024 • 26 Juli 2024 diadakan kegiatan hari evaluasi
dan bagaimana melakukan perencanaan dan perencanaan pembelajaran karena
untuk meningkatkan kualitas layanan berdasarkan hasil evaluasi sebelumnya,
pendidikan di tahun ajaran 2024/2025 pendidik membutuhkan waktu untuk
berefleksi dan berkolaborasi dalam
• 17 Juli 2024 diadakan kegiatan promosi menyusun rencana pembelajaran.
dan pemilihan ekstrakurikuler karena
berdasarkan hasil evaluasi pada tahun • 2 Agustus 2024 diadakan kegiatan
ajaran 2023/2024, kegiatan pembelajaran pelatihan untuk pendidik karena
ekstrakurikuler perlu diperkenalkan di awal berdasarkan evaluasi sebelumnya, pendidik
dalam bentuk promosi sehingga peserta perlu diberikan waktu dan ruang untuk
didik dapat mengeksplorasi dan memilih belajar bersama untuk meningkatkan
yang sesuai dengan minat dan bakat kinerjanya.
mereka.
• 14 Agustus 2024 diadakan kegiatan rapat
• 19 Juli 2024 diadakan kegiatan pertemuan akademik ‘tim projek profil’ sebagai sarana
orang tua murid dengan tujuan bagi tim untuk berkolaborasi: mengevaluasi
menyosialisasikan kegiatan pembelajaran dan merencanakan pembelajaran projek
selama 1 tahun ajaran, membagikan penguatan profil pelajar Pancasila agar
kalender akademik kepada orang tua, dan semakin efektif dan bermanfaat bagi
peserta didik.
LAMPIRAN 6
Dalam implementasi, kepala satuan pendidikan perlu memiliki kompetensi dan alat bantu
untuk melakukan setiap tahapan pada siklus ini. Pengawas atau penilik satuan pendidikan yang
mumpuni dapat menjadi pendamping bagi kepala satuan pendidikan yang memerlukannya.
118
Lampiran
LAMPIRAN 7
Contoh 1
Lembar Penetapan Kurikulum Satuan Pendidikan SD Merdeka
(tanda tangan)
Contoh 2
Lembar Penetapan Kurikulum Satuan Pendidikan SMA
Bhinneka
Telah disusun dan ditetapkan penggunaan kurikulum satuan pendidikan pada bulan Juli 2024
dan dinyatakan berlaku untuk Tahun Ajaran 2024/2025.
Kampung Harapan
Kepala SMA Bhinneka
(tanda tangan)
Dr. Agastya
120
Lampiran
Contoh 3
Lembar Penetapan Kurikulum Satuan Pendidikan SMK Garuda
(tanda tangan)
Rasendriya, M.Pd.
LAMPIRAN 8
Satuan pendidikan dapat menggunakan bagian Lampiran ini untuk melihat inspirasi dalam
mengembangkan kurikulum. Satuan pendidikan dapat menggunakan tautan yang telah
disediakan untuk mengakses beberapa contoh dokumen kurikulum satuan pendidikan yang
telah disusun berdasarkan prinsip pembuatan kurikulum satuan pendidikan dan komponen-
komponen penyusun kurikulum satuan pendidikan.
https://bit.ly/ksppaud https://bit.ly/kspsmk
https://bit.ly/kspSMA
122
Lampiran
LAMPIRAN 9
Tahapan Implementasi
Aspek
Tahap
Berefleksi sebelum melakukan penyesuaian sederhana dari contoh
Awal kurikulum yang disediakan oleh Kemendikbudristek berdasarkan hasil
evaluasi dari kepala satuan pendidikan dan/atau pimpinan satuan
pendidikan.
Tahap
Berkembang Berefleksi sebelum melakukan penyesuaian sederhana dari contoh
kurikulum yang disediakan oleh Kemendikbudristek berdasarkan hasil
evaluasi yang melibatkan pimpinan dan pendidik satuan pendidikan.
Tahap
Siap Mengembangkan kurikulum satuan pendidikan dengan proses refleksi
berdasarkan hasil evaluasi yang melibatkan pimpinan satuan pendidikan,
pendidik, perwakilan orang tua, dan/atau peserta didik.
Daftar Pustaka
AF Bureau. (2020, October 9). Strategic Statements: Definitions, Elements, Implementation, and
Examples. Alcor Fund. Disadur dari: https://alcorfund.com/insight/strategic-statements-
definition-elements-implementation-and-examples (6 Maret 2022)
Avallone, A. (2017, October 4). Getting to Know You: Learner Profiles for Personalization. Next Gen
Learning. Disadur dari: https://www.nextgenlearning.org/articles/getting-to-know-you-
learner-profiles-for-personalization pada tanggal 30 Maret 2022
Biggs, J. dan Collis, K.F. (1982). Evaluating the Quality of Learning: SOLO Taxonomy. New York:
Academic Press.
Fogarty, R. (2009). How to Integrate the Curricula (3rd ed.). Thousand Oaks, California, United States
of America: Corwin.
Gabriel, J. G. dan Farmer, P. C. (2009). How to Help your School Thrive without Breaking the Bank. US:
Association for Supervision and Curriculum Development.
Glatthorn, A.A., Boschee, F., Whitehead, B.M., dan Bonni, F.B. (2019). Curriculum Leadership:
Strategies for Development and Implementation (5th ed.). California: SAGE
Grady, R. (2012, October 25). Facilitating Meaningful Learning Experiences [Video]. Youtube: Cornell
SIPS. https://www.youtube.com/watch?v=6n5FTq7mEd0
Lathram, B. (2015, October 16). 5 Ways Learner Profiles Can Promote Competency-Based Education.
Getting Smart. Disadur dari: https://www.gettingsmart.com/2015/10/5-ways-learner-
profiles-can-promote-competency-based-education/ pada tanggal 20 Maret 2022.
Learning Space Toolkit (n.d). Needs Assessment Process. Disadur dari laman: https://
learningspacetoolkit.org/needs-assessment/needs-assessment-process/index.html pada
tanggal 15 Maret 2022.
Mind Tools (n.d.) SMART Goals: How to Make Your Goals Achievable. Disadur dari laman: https://
www.mindtools.com/pages/article/smart-goals.htm pada tanggal 4 Maret 2022.
Park, K., Ji, H., dan Lim, H. (2015) Development of a Learner Profiling System Using Multidimensional
Characteristics Analysis. Mathematical Problems in Engineering. https://doi.
org/10.1155/2015/652623
Relojo-Howell, D. (2017, October 9). 5 Ways to Make Learning More Meaningful to Students. American
Psychological Association: Psych Learning Curve. Disadur dari: http://psychlearningcurve.org/
learning-more-meaningful/ pada tanggal 24 Maret 2022.
Weurlander, M. (2006) Designing a course for meaningful learning. Department for Learning,
Informatics, Management and Ethics (LIME) Karolinska Institutet: Stockholm, Sweden. Disadur
dari laman: https://staff.ki.se/media/78625/download pada tanggal 16 Maret 2022.
Wiggins, G. dan McTighe, J. (2007). Schooling by Design: Mission, Action and Achievement. US:
Association for Supervision and Curriculum Development.
124