0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
1K tayangan36 halaman

Informatika Kelas X

Buku ini membahas materi informatika untuk siswa kelas X, terdiri atas delapan bab yang mencakup berbagai topik seperti berpikir komputasional, teknologi informasi dan komunikasi, sistem komputasi, jaringan komputer dan internet, analisis data, dampak sosial informatika, praktik lintas bidang, dan algoritma pemrograman.

Diunggah oleh

nursaadah112
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
1K tayangan36 halaman

Informatika Kelas X

Buku ini membahas materi informatika untuk siswa kelas X, terdiri atas delapan bab yang mencakup berbagai topik seperti berpikir komputasional, teknologi informasi dan komunikasi, sistem komputasi, jaringan komputer dan internet, analisis data, dampak sosial informatika, praktik lintas bidang, dan algoritma pemrograman.

Diunggah oleh

nursaadah112
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 36

INFORMATIKA

KELAS X

Nur Farida Ilmianah

PT LINI SUARA NUSANTARA


INFORMATIKA
SMK/MAK Kelas X
© 2022
Hak cipta yang dilindungi Undang-Undang ada pada Penulis.
Hak penerbitan ada pada PT Lini Suara Nusantara.

Penulis : Nur Farida Ilmianah


Editor : Kartika Edi Rahayu
Desainer Kover : Achmad Faisal
Desainer Isi : Achmad Faisal
Tahun terbit : 2022
ISBN :

Diterbitkan oleh
PT Lini Suara Nusantara
Perumahan Dukuhan Baru, RT: 02 RW: 01, Gunungpring, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah 56415
Hotline: 0851 6169 4758
Anggota IKAPI Jateng No. 223/JTE/2021

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2002


TENTANG HAK CIPTA PASAL 72
KETENTUAN PIDANA SANKSI PELANGGARAN

1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu Ciptaan atau memberikan
izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit
Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/ atau denda paling banyak
Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyerahkan, menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada
umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah).

Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk
apa pun, baik secara elektronis maupun mekanis, termasuk memfotokopi, merekam atau dengan sistem
penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari PT Lini Suara Nusantara.
Prakata

Sungguh suatu kebanggaan dan rasa syukur dari penulis ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena dapat menyelesaikan buku ini. Buku ini ditulis sebagai salah satu sumber belajar siswa
SMK/MAK Kelas X untuk mempelajari dan memperdalam materi informatika.
Buku Informatika Kelas X ini terdiri atas delapan bab antara lain 1) Berpikir Komputasional;
2) Teknologi Informasi dan Komunikasi; 3) Sistem Komputasi; 4) Jaringan Komputer dan
Internet; 5) Analisis Data; 6) Dampak Sosial Informatika; 7) Praktik Lintas Bidang; 8) Algoritma
Pemgrograman.
Setiap bab dalam buku ini dilengkapi dengan Kompetensi Dasar dan Tujuan Pembelajaran
yang telah disesuaikan dengan Kurikulum Merdeka. Pembahasan materi disajikan dengan
bahasa yang lugas dan mudah dipahami, dari pembahasan umum ke pembahasan secara
khusus. Untuk menunjang pembelajaran yang aktual, buku ini sudah menerapkan soal-soal
evaluasi berbasis HOTS.
Dengan demikian, buku Informatika Kelas X ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa
dan pembaca lainnya dalam memperoleh pengetahuan. Penulis menerima saran dan kritik
yang membangun.

Penulis

iii
Profil Pelajar Pancasila

Beriman, Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia

Pelajar Indonesia yang berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya
dengan Tuhan Yang Maha Esa. Pelajar mampu memahami ajaran agama dan kepercayaannya
serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Adapun elemen kunci
beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia diuraikan sebagai berikut.
a. Akhlak beragama
Mengenal sifat-sifat Tuhan dan menghayati bahwa inti dari sifat-Nya adalah kasih dan
sayang.
b. Akhlaq pribadi
Menyadari bahwa menjaga dan merawat diri penting dilakukan, sekaligus menjaga serta
merawat orang lain dan lingkungan sekitarnya.
c. Akhlak kepada manusia
Mengutamakan persamaan dan kemanusiaan di atas perbedaan serta menghargai
perbedaan yang ada dengan orang lain.
d. Akhlak kepada alam
Menyadari pentingnya merawat lingkungan sekitarnya sehingga dia tidak merusak atau
menyalahgunakan lingkungan alam agar alam tetap layak dihuni oleh seluruh makhluk
hidup saat ini maupun generasi mendatang.
e. Akhlak bernegara
Memahami serta menunaikan hak dan kewajibannya sebagai warga negara yang baik
serta menyadari perannya sebagai warga negara.

Berkebhinekaan Global

Pelajar Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap
berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain. Dengan demikian, dapat
menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya baru
yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Adapun elemen kunci
kebhinekaan global diuraikan sebagai berikut.
a. Mengenal dan menghargai budaya
• Mengenali, mengidentifikasi, dan mendeskripsikan berbagai macam kelompok
berdasarkan perilaku, cara komunikasi, serta budayanya.
• Mendeskripsikan pembentukan identitas dirinya dan kelompok.
• Menganalisis bagaimana menjadi anggota kelompok sosial di tingkat lokal,
regional, nasional dan global.
b. Kemampuan komunikasi intercultural dalam berinteraksi dengan sesama
Memperhatikan, memahami, menerima keberadaan, dan menghargai keunikan
masing-masing budaya sebagai sebuah kekayaan perspektif sehingga terbangun
kesalingpahaman dan empati terhadap sesama.
c. Refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebhinekaan
• Memanfaatkan kesadaran dan pengalaman kebhinekaannya secara reflektif
agar terhindar dari prasangka dan stereotip terhadap budaya yang berbeda
sehingga dapat menyelaraskan perbedaan budaya agar tercipta kehidupan
yang harmonis antar sesama.
• Membangun masyarakat yang damai dan inklusif, berkeadilan sosial, serta
berorientasi pada pembangunan yang berkelanjutan secara aktif-partisipatif.

iv
Profil Pelajar Pancasila

Gotong Royong

Pelajar Indonesia memiliki kemampuan gotong royong, yaitu melakukan kegiatan secara
bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan dengan
lancer, mudah, dan ringan. Adapun elemen kunci gotong royong diuraikan sebagai berikut.
a. Kolaborasi
Bekerja bersama dengan orang lain disertai perasaan senang ketika berada
bersama dengan orang lain dan menunjukkan sikap positif terhadap orang lain.
b. Kepedulian
Memperhatikan dan bertindak proaktif terhadap kondisi atau keadaan di
lingkungan fisik sosial.
c. Berbagi
• Memberi dan menerima segala hal yang penting bagi kehidupan pribadi
dan bersama.
• Bersedia dan mampu menjalani kehidupan bersama yang mengedepankan
penggunaan bersama sumber daya dan ruang yang ada di masyarakat
secara sehat.

Mandiri

Pelajar Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas
proses dan hasil belajarnya. Adapun elemen kunci mandiri diuraikan sebagai berikut.
a. Kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi
Melakukan refleksi terhadap kondisi dirinya dan situasi yang dihadapi dimulai
dari memahami emosi dirinya dan kelebihan serta keterbatasan dirinya. Dengan
demikian, pelajar mampu mengenali dan menyadari kebutuhan pengembangan
dirinya yang sesuai dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi.
b. Regulasi diri
Mampu mengatur pikiran, perasaan, dan perilaku dirinya untuk mencapai
tujuan belajarnya.

v
Profil Pelajar Pancasila

Benalar Kritis

Pelajar yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif
maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis
informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Adapun elemen kunci bernalar kritis
diuraikan sebagai berikut.
a. Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan
• Memiliki rasa keingintahuan.
• Mengajukan pertanyaan yang relevan.
• Mengidentifikasi dan mengklarifikasi gagasan dan informasi yang diperoleh.
• Mengolah informasi tersebut.
b. Menganalisis dan mengevaluasi penalaran
• Menggunakan nalarnya sesuai dengan kaidah sains dan logika dalam
pengambilan keputusan dan tindakan.
• Melakukan analisis serta evaluasi dari gagasan dan informasi yang ia dapatkan.
c. Merefleksi pemikiran dan proses berpikir:
Melakukan refleksi terhadap berpikir itu sendiri (metakognisi) dan berpikir mengenai
bagaimana jalannya proses berpikir tersebut sehingga ia sampai pada suatu simpulan.
d. Mengambil keputusan
Mengambil keputusan dengan tepat berdasarkan informasi yang relevan dari berbagai
sumber, fakta dan data yang mendukung.

Kreatif

Pelajar yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal,
bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Adapun elemen kunci kreatif diuraikan sebagai
berikut.
a. Menghasilkan gagasan yang orisinal
• Menghasilkan gagasan yang terbentuk dari hal paling sederhana sampai
dengan gagasan yang kompleks.
• Mengaplikasikan ide baru sesuai dengan konteksnya untuk mengatasi
masalah dan memunculkan berbagai alternatif penyelesaian.
b. Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal
Menghasilkan karya yang didorong oleh minat dan kesukaannya pada suatu hal,
emosi yang ia rasakan, sampai dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap
lingkungan sekitarnya.

vi
Daftar Isi

Prakata ................................................................................................................... iii


Profil Pelajar Pancasila....................................................................................................... iv
Pendahuluan .................................................................................................................... ix
Bab 1 Berpikir Komputasional .................................................................................. 1
A. Proposisi ................................................................................................................................ 3
B. Penalaran Induktif, Deduktif, dan Abduktif............................................................... 10
C. Logika Inferensi.................................................................................................................... 13
D. BIlangan Biner, Desimal, Heksadesimal, dan Operator Logika Proposional... 14
E. Pemecahan Masalah.......................................................................................................... 17
F. Pengenalan Pola (Pattern Recognition)..................................................................... 18
Tugas Kelompok............................................................................................................................ 21
Refleksi.............................................................................................................................................. 22
Uji Kompetensi ............................................................................................................................. 22

Bab 2 Teknologi Informasi dan Komunikasi ............................................................ 27


A. Pencarian Informasi Digital ............................................................................................. 29
B. Aplikasi Pengolah Kata ..................................................................................................... 31
C. Aplikasi Pengolah angka ................................................................................................. 53
D. Perangkat Eksternal Komputer ..................................................................................... 77
Tugas Kelompok............................................................................................................................ 85
Refleksi.............................................................................................................................................. 85
Uji Kompetensi ............................................................................................................................. 86

Bab 3 Sistem Komputasi ............................................................................................ 89


A. Komponen dan Proses Kerja Komputer ..................................................................... 90
B. Interaksi antara Perangkat Keras, Perangkat Lunak, dan Pengguna................ 111
Tugas Kelompok............................................................................................................................ 115
Refleksi.............................................................................................................................................. 116
Uji Kompetensi ............................................................................................................................. 116

Bab 4 Jaringan Komputer dan Internet .................................................................... 121


A. Memahami Jaringan.......................................................................................................... 123
B. Komunikasi Data dengan Ponsel................................................................................... 138
C. Konfigurasi Jaringan.......................................................................................................... 140
D. Proteksi Data Internet........................................................................................................ 146
Tugas Kelompok............................................................................................................................ 149
Refleksi.............................................................................................................................................. 149
Uji Kompetensi ............................................................................................................................. 150

Bab 5 Analisis Data ..................................................................................................... 155


A. Informasi Digital ................................................................................................................. 157
B. Memahami Perkakas Analisis Data............................................................................... 162

vii
C. Pengumpulan Data ........................................................................................................... 166
D. Visualisasi Data .................................................................................................................... 169
E. Penerapan Keamanan Data Sederhana ..................................................................... 178
Tugas Kelompok............................................................................................................................ 185
Refleksi.............................................................................................................................................. 185
Uji Kompetensi ............................................................................................................................. 186

Bab 6 Dampak Sosial Informatika ............................................................................. 191


A. Memahami Perkembangan Komputer........................................................................ 193
B. Dampak Sosial Informatika.............................................................................................. 198
C. Informatika untuk Masa Depan..................................................................................... 208
D. Karier dan Studi Lanjut di Bidang Informatika......................................................... 210
Tugas Kelompok............................................................................................................................ 216
Refleksi.............................................................................................................................................. 217
Uji Kompetensi ............................................................................................................................. 217

Bab 7 Praktik Lintas Bidang ....................................................................................... 223


A. Pengarahan Guru dan Observasi .................................................................................. 225
B. Pelaksanaan Proyek ........................................................................................................... 228
C. Tahapan Pengembangan Aplikasi................................................................................ 232
D. Monitoring dan Evaluasi Proyek.................................................................................... 234
Tugas Kelompok............................................................................................................................ 237
Refleksi.............................................................................................................................................. 237
Uji Kompetensi ............................................................................................................................. 238

Bab 8 Algoritma Pemgrograman .............................................................................. 243


A. Algoritma .............................................................................................................................. 245
B. Bahasa Pemrograman Prosedural ................................................................................ 253
C. Bahasa C................................................................................................................................. 260
Tugas Kelompok............................................................................................................................ 273
Refleksi.............................................................................................................................................. 274
Uji Kompetensi ............................................................................................................................. 274

Daftar Pustaka.................................................................................................................... 279


Daftar Pustaka Gambar..................................................................................................... 282
Biodata Penulis................................................................................................................... 286
Biodata Penyelia................................................................................................................. 287
Biodata Editor..................................................................................................................... 287

viii
Pendahuluan
A. Rasional Mata Pelajaran
Informatika adalah sebuah disiplin ilmu yang mencari pemahaman dan mengeksplorasi
dunia di sekitar kita, baik natural maupun artifisial yang secara khusus tidak hanya
berkaitan dengan studi, pengembangan, dan implementasi dari sistem komputer,
tetapi juga pemahaman terhadap prinsip-prinsip dasar pengembangan. Peserta
didik dapat menciptakan, merancang, dan mengembangkan produk berupa artefak
komputasional (computational artifact) dalam bentuk perangkat keras, perangkat
lunak (algoritma, program, atau aplikasi), atau sistem berupa kombinasi perangkat
keras dan lunak dengan menggunakan teknologi dan perkakas (tools) yang sesuai.
Informatika mencakup prinsip keilmuan perangkat keras, data, informasi, dan sistem
komputasi yang mendasari proses pengembangan tersebut. Oleh karena itu, Informatika
mencakup sains, rekayasa, dan teknologi yang berakar pada logika dan matematika.
Istilah Informatika dalam bahasa Indonesia merupakan padanan kata yang diadaptasi
dari Computer Science atau Computing dalam bahasa Inggris. Peserta didik mempelajari
mata pelajaran Informatika tidak hanya untuk menjadi pengguna komputer, tetapi juga
untuk menyadari perannya sebagai problem solver yang menguasai konsep inti (core
concept), terampil dalam praktik (corepractices) menggunakan dan mengembangkan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK), serta berpandangan terbuka pada aspek
lintas bidang.
Mata pelajaran Informatika memberikan fondasi berpikir komputasional yang
merupakan kemampuan problem solving yaitu keterampilan generik yang penting
seiring dengan perkembangan teknologi digital yang pesat. Peserta didik ditantang
untuk menyelesaikan persoalan komputasi yang berkembang mulai dari kelas I sampai
dengan kelas XII, mulai dari data sedikit sampai dengan data banyak, mulai dari
persoalan kecil dan sederhana sampai dengan persoalan besar, kompleks, dan rumit,
serta mulai dari hal yang konkret sampai dengan abstrak dan samar atau ambigu.
Mata pelajaran Informatika juga meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
logika, analisis, dan interpretasi data yang diperlukan dalam literasi, numerasi, dan
literasi sains, serta membekali peserta didik dengan kemampuan pemrograman yang
mendukung pemodelan dan simulasi dalam sains komputasi (computational science)
dengan menggunakan TIK. Proses pembelajaran Informatika berpusat pada peserta didik
(student-centered learning) dengan prinsip pembelajaran berbasis inkuiri (inquiry-based
learning), pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning), dan pembelajaran
berbasis projek (project-based learning). Guru dapat menentukan tema atau kasus sesuai
dengan kondisi lokal, terutama tema atau kasus tentang analisis data.
Mata pelajaran Informatika dilaksanakan secara inklusif bagi semua peserta didik
di seluruh Indonesia, sehingga pembelajarannya dapat menggunakan komputer
(plugged) maupun tanpa komputer (unplugged). Pembelajaran Informatika pada
jenjang SD menekankan pada fondasi berpikir komputasional (computational thinking),
diintegrasikan dalam tema atau mata pelajaran lainnya terutama dalam Bahasa,
Matematika dan Sains. Pembelajaran Informatika mendukung kemampuan peserta didik
dalam mengekspresikan kemampuan berpikir secara terstruktur dan pemahaman aspek
sintaksis maupun semantik dalam Bahasa, membentuk kebiasaan peserta didik untuk

ix
berpikir logis dalam Matematika, serta kemampuan menganalisis dan menginterpretasi
data dalam Sains.
Mata pelajaran Informatika berkontribusi terhadap profil pelajar Pancasila dalam
memampukan peserta didik menjadi warga yang bernalar kritis, mandiri, kreatif
melalui penerapan berpikir komputasional; serta menjadi warga yang berakhlak mulia,
berkebinekaan global, bergotong-royong melalui Praktik Lintas Bidang (core practices)
untuk menghasilkan artefak komputasional yang dikerjakan secara berkolaborasi dalam
kerja kelompok baik secara luring maupun daring dengan memanfaatkan Teknologi
Informasi dan Komunikasi. Kemampuan bekerja mandiri dan berkolaborasi secara daring
merupakan kemampuan penting sebagai anggota masyarakat abad ke-21. Peserta didik
diharapkan dapat menjadi warga digital (digital citizen) yang beretika dan mandiri dalam
berteknologi informasi, sekaligus menjadi warga dunia (global citizen) yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan YME.

B. Elemen Pembelajaran
1. BK
2. TIK
3. SK
4. JKI
5. AD
6. AP
7. DSI
8. PLB

C. Tujuan Mata Pelajaran


Mata pelajaran Informatika bertujuan untuk mengantarkan peserta didik menjadi
“computationally literate creators” yang menguasai konsep dan praktik Informatika, yaitu:
1. berpikir komputasional, yaitu terampil menciptakan solusi-solusi untuk
menyelesaikan persoalan-persoalan secara sistematis, kritis, analitis, dan kreatif;
2. memahami ilmu pengetahuan yang mendasari Informatika, yaitu sistem komputer,
jaringan komputer dan internet, analisis data, algoritma dan pemrograman, serta
menyadari dampak Informatika terhadap kehidupan bermasyarakat;
3. terampil berkarya dalam menghasilkan artefak komputasional sederhana,
dengan memanfaatkan teknologi dan menerapkan proses rekayasa, serta
mengintegrasikan pengetahuan bidang-bidang lain yang membentuk solusi
sistemik;
4. terampil dalam mengakses, mengelola, menginterpretasi, mengintegrasikan,
mengevaluasi informasi, serta menciptakan informasi baru dari himpunan data
dan informasi yang dikelolanya, dengan memanfaatkan TIK yang sesuai; dan
5. menunjukkan karakter baik sebagai anggota masyarakat digital, sehingga
mampu berkomunikasi, berkolaborasi, berkreasi dan menggunakan perangkat
teknologi informasi disertai kepedulian terhadap dampaknya dalam kehidupan
bermasyarakat.

x
BAB 1
Berpikir Komputasional
Capaian Pembelajaran
Menerapkan strategi algoritmik standar untuk menghasilkan beberapa solusi persoalan dengan data
diskrit bervolume tidak kecil pada kehidupan sehari-hari maupun implementasinya dalam program
komputer.

Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini, siswa diharapkan mampu
1. memahami pernyataan proporsi;
2. memahami algoritma penalaran deduktif;
3. memahami konsep bilangan dan operasi-operasi yang dapat dikenakan pada sistem bilangan
biner;
4. memahami konsep pengenalan pola;
5. memahami pemanfaatan operator logika;
6. menerapkan strategi algoritmik untuk menemukan cara paling efisien dalam proses searching;
7. menerapkan strategi algoritmik untuk menemukan cara paling efisien dalam proses sorting;
serta
8. memodelkan permasalahan yang relevan dalam bentuk grafik.

Profil Pelajar Pancasila


1. Bergotong royong
2. Bernalar kritis
Peta Konsep

Informatika
2
PT Lini Suara Nusantara
Tahukah kamu bahwa masalah merupakan hal yang harus dihadapi dalam kehidupan
sehari-hari? Bagaimanakah caramu menghadapi masalah tersebut? Tentu ketika
memecahkan masalah atau menemukan solusi dari permasalahan yang kamu hadapi
membutuhkan pemikiran yang mendalam.
Tahukah kamu bahwa sebenarnya kamu sudah mempraktikan pelajaran dari berpikir
komputasional yakni logika bernalar? Dalam bernalar, tentu memiliki argumen untuk
dapat sampai ke kesimpulan pemecahan masalah. Pada umumnya, dalam matematis
dituntut untuk menilai proses pengambilan kesimpulan tersebut sah atau tidak. Untuk
memahami berpikir komputasional lebih mendalam, simaklah materi berikut dengan
saksama.

A. Proposisi

Logika proposisi atau kalkulus proposisi dikembangkan oleh seorang ahli filsafat Yunani
bernama Aristotle sekitar 2300 tahun yang lalu (384−322 SM). Proposisi (proposition)
merupakan suatu pernyataan (statement) yang memiliki nilai kebenaran berupa benar
(true, T) atau salah (false, F). Akan tetapi, keduanya tidak dapat digunakan bersamaan
dalam satu pernyataan. Kebenaran yakni sebuah proposisi atau pernyataan/ungkapan
berdasarkan kenyataan atau fakta. Proposisi yang salah tidak sesuai dengan fakta.

Gambar 1.1 Berpikir Komputasional


Sumber: Free iconspng, t.t
1. Memahami Proposisi
Proposisi merupakan istilah dalam analisis logika. Proposisi ini digunakan untuk
kalimat pernyataan yang memiliki arti penuh dan utuh. Proposisi harus dapat
dipercaya, disangkal, disangsikan, ataupun dibuktikan benar atau tidaknya. Proposisi
adalah pernyataan mengenai hal-hal yang dapat dinilai benar (1) atau salah (0) yang
nantinya dapat dituliskan dalam bentuk kalimat berita atau pengakuan.
Proposisi memiliki empat unsur yakni dua unsur berupa materi pokok proposisi,
sedangkan dua unsur lain sebagai hal yang menyertainya. Proposisi terdiri atas empat
elemen, dua di antaranya subjek dari proposal dan dua lainnya terkait.

Berpikir Komputasional
3
a. Unsur proposisi
Unsur proposisi terdiri atas empat hal, yakni
1) istilah sebagai subjek;
2) istilah sebagai predikat;
3) konektif; serta
4) kuantifier.
b. Elemen proposisi
Selain unsur-unsur tersebut, proporsi juga terbentuk dari tiga elemen, yaitu
1) subjek;
2) organisasi; serta
3) ligament.
c. Contoh kalimat proposisi
Nama lain proposisi adalah kalimat terbuka. Berikut contoh kalimat dari
proposisi tersebut.
1) “13 adalah bilangan ganjil”, hal ini dapat dinyatakan kebenarannya
(memiliki nilai kebenaran 1).
2) “Buku Yuni hilang”, hal ini tidak dapat ditentukan benar atau salahnya.
Namun, apabila dilakukan observasi dan dinyatakan hilang, pernyataan
tersebut benar. Apabila sebaliknya, pernyataan tersebut salah (memiliki
nilai kebenaran 1).
3) “1 + 1 = 2”, secara matematis pernyataan tersebut adalah benar (memiliki
nilai kebenaran 1).
d. Contoh kalimat bukan proposisi
Berikut contoh kalimat bukan proposisi.
1) “Yeyen adalah wanita cantik”, pernyataan tersebut bukan proposisi
karena bersifat subjektif (setiap orang berbeda-beda). Oleh karena itu,
kalimat tersebut dapat benar atau salah menurut orang lain (memiliki
nilai kebenaran 0).
2) “x + 3 = 8”, notasi tersebut ambigu dan bukan merupakan proposisi
karena tidak mengetahui nilai sebenarnya dari x. oleh karena itu, tidak
dapat ditentukan benar atau salah (memiliki nilai kebenaran 0).
3) “Jakarta merupakan ibukota dari India”, pernyataan tersebut salah dan
bukan termasuk proposisi. Hal ini karena Jakarta merupakan ibukota
Indonesia sehingga memiliki nilai kebenaran (0).
2. Jenis-Jenis Proposisi
Pada umumnya, proposisi terdiri atas empat jenis. Empat jenis tersebut diuraikan
sebagai berikut.
a. Berdasarkan bentuk
Berikut jenis-jenis proposis berdasarkan bentuknya.
1) Proposisi tunggal
Proposisi tunggal yakni proposisi yang hanya memiliki satu objek dan
satu predikat. Contohnya, “Buku itu diambil adik”, dan “Ibu sedang
mencuci baju”.

Informatika
4
PT Lini Suara Nusantara
2) Proposisi majemuk
Proposisi majemuk atau jamak yaitu proposisi yang terdiri atas satu objek
dan lebih dari satu predikat serta dua proposisi tunggal. Berikut contoh
kalimat proposisi majemuk.
a) Tanaman tembakau tidak hanya digunakan sebagai bahan dasar
rokok, namun dapat dimanfaatkan untuk mengurangi abrasi pantai.
b) Gula digunakan sebagai pemanis minuman serta bumbu dapur.
b. Berdasarkan sifat
Berdasarkan sifatnya proporsi terdiri atas dua hal berikut.
1) Proposisi kategorial
Proposisi kategorial merupakan proporsisi yang tidak memerlukan
keterkaitan atau hubungan antara subjek dan predikatnya. Contohnya
“Warga negara berusia 17 tahun harus memiliki e-KTP” dan “Kucing
makan ikan”.
2) Proposisi kondisional
Proposisi kondisional merupakan proposisi yang subjek dan predikatnya
saling berkaitan dan bergantung. Dua jenis proposisi kondisional yakni
kondisional disjungtif dan kondisional hipotesis.
a) Proposisi kondisional disjungtif/alternatif
Proposisi kondisional disjungtif/alternatif yaitu proposisi
berdasarkan pembenaran berupa suatu pilihan. Contohnya “Dory
harus memilih antara bekerja atau kuliah setelah menamatkan
pendidikan SMK-nya”. Selain itu, contoh lainnya “Koki bingung harus
memilih apron bewarna gelap atau terang”.
b) Proposisi hipotesis
Proposisi hipotesis yakni proposisi yang harus memiliki pembenaran
yang berkaitan dengan kejadian setelahnya. Artinya, apabila
proposisi terpenuhi kebenaran akan terjadi. Contohnya, “Adudu
lapar karena melewatkan jam sarapan dan makan siang” dan
“Apabila kemarin Ani belajar, ujian kali ini akan mudah untuk Ani”.
c. Berdasarkan kualitas
Berdasarkan kualitasnya, proposisi dibagi atas dua hal berikut.
1) Proposisi positif/afirmatif
Proposisi positif/afirmatif ini merupakan proposisi yang predikatnya
membenarkan subjek. Contoh kalimatnya yakni “Singa merupakan
hewan buas yang berbahaya” dan “Rasa dari gula adalah manis”.
2) Proposisi negatif
Berbeda dengan proposisi positif, proposisi negatif tidak memiliki
kesesuaian antara subjek dengan predikatnya. Contoh kalimatnya yaitu
“Mamalia tidak bernapas menggunakan insang” dan “Tidak ada ikan
yang berjalan”.

Berpikir Komputasional
5
d. Berdasarkan kuantitas
Berikut proposisi berdasarkan kuantitasnya.
1) Proposisi umum atau universal
Proposisi umum atau universal ini ditandai dengan awalan “semua” atau
“seluruh”. Contohnya, “Seluruh kota merupakan tempat bermain yang
asik” dan “Semua umat manusia pasti akan mati”.
2) Proposisi khusus atau spesifik
Pada umumnya, proposisi diawali dengan kata sebagian atau beberapa.
Contohnya, “Beberapa burung tergolong menjadi karnivora: dan
“Sebagian siswa dipindahkan ke gedung baru”.
3. Negasi/Ingkaran, Konjungsi, Disjungsi, Implikasi
Negasi/ingkaran, konjungsi, disjungsi, dan implikasi diuraikan sebagai berikut.
a. Negasi/Ingkaran
Negasi/Ingkaran secara harafiah dalam KBBI memiliki arti tidak, bukan,
penyangkalan, atau peniadaan. Apabila didefinisikan secara matematis, kata
tersebut memiliki arti sebagai pernyataan yang memiliki nilai kebenaran,
berlawanan dengan pernyataan semula. Berdasarkan hal tersebut disimpulkan
bahwa negasi adalah kalimat yang bernilai benar (B), apabila semula salah
(S), begitupun sebaliknya. Suatu kalimat bernilai salah (S) apabila kalimat
semulanya bernilai benar (B). Simbol kebenaran ingkaran/negasI dapat dilihat
pada Gambar 1.2.

Gambar 1.2 Simbol Kebenaran Negasi


Sumber: Kresnoadi, 2022
Keterangan:
B = Pernyataan bernilai benar
S = Pernyataan bernilai salah
Artinya, apabila suatu pertanyaan p benar, ingkaran q bernilai salah, begitu
pun sebaliknya, dapat dilihat pada contoh berikut.
1) P : Besi memuai apabila dipanaskan (pernyataan bernilai benar)
~p: Besi tidak memuai apabila dipanaskan (pernyataan bernilai salah)
2) p : Semua unggas adalah burung
~p : Ada unggas yang bukan burung
3) p : 3 adalah bilangan ganjil
~p : 3 bukan bilangan ganjil
b. Konjungsi
Pada umumnya, konjungsi merupakan kata penghubung yang menghubungkan
dua atau satu bahasa yang sederajat kata dengan kata, frasa dengan frasa,
atau klausa dengan klausa. Secara matematis kata hubung konjungsi “dan”

Informatika
6
PT Lini Suara Nusantara
disimbolkan dengan “^” sehingga semua pernyataan majemuk yang dibentuk
oleh kata penghubung “dan” disebut konjungsi. Konjungsi dengan dua
pernyataan p dan q bernilai benar apabila keduanya bernilai benar. Sebaliknya,
apabila salah satu pernyataan baik p atau q salah, maupun keduanya salah, akan
bernilai salah (S). Contoh konjungsi tersedia dalam data berikut.
1) Contoh pertama
Berikut contoh pertama konjungsi.
p = 3 adalah bilangan prima (pernyataan bernilai benar)
q = 3 adalah bilangan ganjil (pernyataan bernilai benar)
Maka hasil dari p^q3 adalah bilangan prima dan ganjil (pernyataan
bernilai benar).
2) Contoh kedua
Berikut contoh kedua dari konjungsi.
“Agar dapat mengikuti ujian akhir siswa diwajibkan untuk membawa
kartu peserta dan harus membawa pensil 2B untuk LJK”.
Dalam kalimat tersebut, apabila salah satu syarat yang tersedia tidak
dipenuhi, tidak diizinkan mengikuti ujian akhir. Kalimat tersebut benar,
apabila kedua syarat tersebut terpenuhi.
3) Contoh ketiga
Hari Minggu sekolah libur dan 6 × 8 = 54
Berdasarkan data tersebut, berikut jawabannya.
p = Hari minggu libur
q = 6 × 8 = 54
Pernyataan p bernilai benar dan pernyataan q bernilai salah karena
jawaban yang benar adalah 48. Oleh karena itu, pernyataan p^q bernilai
salah atau p^q  B^S=S.
4) Contoh keempat
Ikan hidup di darat dan katak dapat terbang.
Berdasarkan contoh konjungsi tersebut, dapat diketahui jawabannya
sebagai berikut.
p = Ikan hidup di darat
q = Katak dapat terbang
Pernyataan p bernilai salah. Hal ini sama dengan pernyataan q yang
bernilai salah. Berdasarkan hal tersebut, kedua pernyataannya salah (S)
sehinnga dapat disimpulkan bahwa pernyataan p^q bernilai salah atau
p^q  S ^ S = S. Simbol pada konjungsi dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Simbol pada Konjungsi
p q p∧q p
B B B B
B S S B
S B S S
S S S S
Sumber: Nur Farida Ilmianah

Berpikir Komputasional
7
Berdasarkan tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam konsep
konjungsi akan bernilai benar apabila kedua pernyataan (p dan q) benar.
c. Disjungsi
Disjungsi adalah pernyataan majemuk dengan kata hubung “atau”. Berdasarkan
hal tersebut, notasi logika matematiknya yakni “pVq” dibaca “p atau q”. Berikut
contoh disjungsi.
1) Contoh pertama
p : Paus adalah mamalia (pernyataan bernilai benar)
q : Paus adalah herbivora (pernyataan bernilai salah)
pVq : Paus adalah mamalia atau herbivora (pernyataan bernilai benar)
2) Contoh kedua
2 × 5 = 30 atau 2/5 = 0,4
Berdasarkan contoh tersebut, berikut jawabannya.
p = 2 × 5 = 30
q = 2/5 = 0,4
pernyataan p bernilai salah dan pernyataan q bernilai benar. Oleh karena
itu, pernyataan s v t bernilai salah atau s v t  S v B  B (benar)
3) Contoh ketiga
Tentukan nilai kebenaran dari 12 – 3 = 7 atau rumus molekul air adalah
HO2
Jawab:
p = 12 – 3 = 7
q = Rumus molekul air adalah HO2
pernyataan p bernilai salah dan pernyataan q bernilai salah sehingga
pernyataan p v q bernilai salah atau p v q  S v S  S (salah).
4) Contoh keempat
Misalkan p: 3 × 5 = 8 dan q: 8 adalah bilangan genap.
Jawab:
p: 3 × 5 = 8 bernilai salah (S)
q: 8 adalah bilangan genap bernilai benar (B)
p bernilai salah dan q bernilai benar maka p ∨ q benar.
Tabel 1.2 Simbol pada Disjungsi
p q p∨q p
B B B B
B S B B
S B B S
S S S S
Sumber: Nur Farida Ilmianah
Berdasarkan tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam konsep
disjungsi hanya akan bernilai salah apabila kedua pernyataan (p dan q) salah.

Informatika
8
PT Lini Suara Nusantara
d. Implikasi
Implikasi yakni hubungan antara dua pernyataan, pernyataan kedua merupakan
konsekuensi logis dari pernyataan pertama. Implikasi ditandai dengan notasi
‘⟹’. Misalkan p, q adalah pernyataan, implikasi berikut:
Tabel 1.3 Simbol pada Implikasi
p q p⇒q p
B B B B
B S S B
S B B S
S S B S
Sumber: Nur Farida Ilmianah
Berdasarkan tabel tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam konsep
implikasi akan bernilai salah apabila sebab bernilai benar namun akibat
bernilai salah. Oleh karena itu, implikasi bernilai benar. Contoh dari implikasi
ini dijabarkan sebagai berikut.
1) Contoh pertama
A : Ismah lulus ujian.
B : Ismah memberikan uang kepada adiknya.
Tentukan negasi dari p dan q berikut.
~A : Ismah tidak lulus ujian.
~B : Ismah tidak memberikan uang kepada adiknya.
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat dibuat hubungan implikasi
berikut.
a) Apabila Ismah lulus ujian, ismah akan memberikan uang kepada
adiknya (kalimat ini bernilai benar karena Ismah menepati janji).
b) apabila Ismah lulus ujian, maka ia tidak memberikan uang kepada
adiknya (kalimat ini salah karena Ismah tidak menepati janji).
2) Contoh kedua
A : Ismah lulus ujian.
B : Ismah memberikan uang kepada adiknya.
Tentukan negasi dari p dan q berikut.
~A : Ismah tidak lulus ujian.
~B : Ismah tidak memberikan uang kepada adiknya
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat dibuat hubungan implikasi
sebagai berikut.
a) Apabila Ismah lulus ujian, ismah akan memberikan uang kepada
adiknya (kalimat ini bernilai benar karena Ismah menepati janji).
b) Apabila Ismah lulus ujian, ismah tidak memberikan uang kepada
adiknya (kalimat ini salah karena Ismah tidak menepati janji).
3) Contoh ketiga
Tentukan nilai kebenaran dari implikasi dua pernyataan berikut.
P : Semua orang akan mengalami masa tua
Q : Semua orang akan meninggal dunia

Berpikir Komputasional
9
Jawab:
p q: Apabila semua orang mengalami masa tua, kelak akan meninggal
dunia (benar).
4) Contoh keempat
Tentukan nilai kebenaran dari implikasi dua pernyataan berikut.
P : 15 / 2 = 7 (benar)
Q : 7 adalah bilangan ganjil (benar)
Jawab:
p  q: Apabila 15 / 2 = 7, 7 adalah bilangan ganjil (benar)

B. Penalaran Induktif, Deduktif, dan Abduktif

Penalaran adalah proses berpikir yang menghasilkan pengetahuan. Agar pengetahuan


berdasarkan penalaran tersebut memiliki bobot kebenaran maka proses berpikir perlu
dilakukan dengan satu cara atau metode tertentu. Cara atau metode tersebut yakni
melalui penarikan kesimpulan. Melalui penarikan kesimpulan ini dianggap benar atau
valid apabila prosesnya dilakukan dengan cara tertentu.
Cara tertentu tersebut, dinamakan logika. Logika ini akan mengkaji untuk berpikir
secara valid dan benar di dalam penalaran ilmiah. Di dalam penalaran ilmiah terdapat
tiga jenis metode penarikan kesimpulan, yaitu induktif, deduktif, dan abduktif.
1. Induktif
induktif atau logika induktif merupakan proses penarikan kesimpulan dari kasus-
kasus nyata, secara individual (khusus) menjadi kesimpulan yang bersifat umum.
Induktif adalah proses berfikir untuk menyimpulkan suatu kebenaran yang dilakukan
berdasarkan pada sesuatu yang bersifat khusus. Kemudian, ditarik suatu kesimpulan
kebenaran yang sifatnya umum/universal.
Contoh bentuk penalaran induktif adalah kambing punya mata, tikus punya
mata, kerbau punya mata. Berdasarkan hal tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa
setiap hewan punya mata. Dibutuhkan banyak sampel untuk meninggikan tingkat
ketelitian premis dari penalaran induktif yang diangkat.
Pada umumnya, peran penalaran induktif dalam pembelajaran matematika
yakni sebagai proses matematisasi yang dilakukan dan dihasilkan para ilmuwan
berupa proses induksi atau penalaran induktif. Hal ini, dimulai dari kasus-kasus
khusus, kemudian digeneralisasi menjadi pernyataan umum. Setelah itu, proses
berikutnya yaitu proses formalisasi pengetahuan matematika yang lebih dahulu
menetapkan sifat pangkal (aksioma). Selain itu, juga pengertian pangkal yang akan
menjadi pondasi pengetahuan matematika berikutnya, dibuktikan secara deduktif.
Penalaran induktif terdiri atas tiga jenis berikut.
a. Generalisasi
Generalisasi merupakan suatu proses penalaran yang tidak sesuai dengan
peristiwa individual dalam menuju kesimpulan umumnya. Berikut contoh
generalisasi pada induktif.
1) Bunga mawar terlihat cantik dan baunya harum.
2) Bunga melati bunga yang cantik dan baunya harum.
3) Generalisasi: Semua bunga cantik berbau harum.

Informatika
10
PT Lini Suara Nusantara
Pernyataan semua bunga cantik berbau harum hanya memiliki tingkat
kebenaran yang masih mungkin. Hal ini karena kebenarannya pun belum
diselidiki. Contoh kesalahan : Bunga bangkai juga cantik, namun baunya tidak
harum.
b. Analogi
Analogi yaitu cara penarikan kesimpulan dari sebuah penalaran dengan cara
membandingkan dua hal yang sifatnya sama. Analogi ini memiliki empat
fungsi, yaitu
1) membandingkan beberapa orang yang memiliki kesamaan sifat;
2) meramalkan kesamaan;
3) menyingkapkan kekeliruan; serta
4) mengklasifikasi.
Contoh dari analogi yaitu Jangan hidup seperti katak dalam tempurung,
merasa hebat hanya dalam wilayah sendiri, namun sebenarnya belum menjadi
sesuatu karena masih banyak yang belum diketahui di luar sana”.
c. Hubungan kausal
Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang
saling berhubungan. Penalaran hubungan kausal terdiri atas tiga macam
sebagai berikut.
1) Sebab-akibat: Andi tidak hati-hati dalam mengendarai sepeda motor
sehingga mengalami kecelakaan.
2) Akibat-sebab: Perut Ani sakit karena tadi pagi tidak sarapan.
3) Akibat-akibat: Pak guru yang mengajar sejarah tidak berangkat ke
sekolah sehingga nanti pelajaran sejarah akan kosong.
2. Deduktif
Induktif yaitu bentuk penalaran yang menyimpulkan proposisi umum dari proposisi
khusus. Berdasarkan hal tersebut, deduktif adalah pengambilan kesimpulan yang
hakikatnya sudah tercakup dalam suatu propoisi atau lebih. Dengan kata lain,
deduksi merupakan penalaran yang menyimpulkan hal khusus dari sebuah profesi
umum.
Penalaran ini bermula dari peristiwa umum yang telah diyakini kebenarannya
dan menghasilkan kesimpulan baru yang bersifat khusus. Penalaran deduktif
merupakan kegiatan berpikir yang berlawanan dengan penalaran induktif. Penalaran
atau cara berpikirnya bertolak dari pernyataan-pernyataan yang bersifat umum,
kemudian ditarik kesimpulan yang sifatnya khusus. Untuk menarik kesimpulan
secara deduktif, umumnya memakai pola pikir yang disebut syllogisme. Pola pikir
ini tersusun dari pernyataan (pomise) dan sebuah kesimpulan (konklusi).
a. Pola khusus paragraf deduktif
Paragraf deduktif terdiri atas empat pola khusus, yakni
1) impersonal (bersifat umum);
2) karakter spesial (sifat khusus);
3) karakter spesial (sifat khusus); serta
4) karakter spesial (sifat khusus).

Berpikir Komputasional
11
b. Macam-macam penalaran deduktif
Macam-macam penalaran deduktif dijabarkan sebagai berikut.
1) Silogisme
Silogisme adalah suatu proses untuk membuat kesimpulan secara
deduktif. Silogisme ini disusun dari dua proposisi (pernyataan) dan
konklusi hasil (kesimpulan). Silogisme dirangkai dari tiga buah pendapat
yang terdiri atas dua pendapat dan satu kesimpulan. Silogisme terdiri
atas dua jenis yakni silogisme negatif dan error.
a) Silogisme negatif
Setiap kalimat yang didalamnya terdapat kata “bukan” atau “tidak”
pada premis, umumnya disebut dengan silogisme negatif, begitu
juga dengan kesimpulannya. Jadi, apabila premis pada silogisme
bersifat negatif maka kesimpulannya pun bersifat negatif.
Contoh:
Premis 1 : Apabila ingin tugas selesai tidak boleh malas.
Premis 2 : Ani ingin segera menyelesaikan tugasnya.
Konklusi : Ani tidak boleh malas.
b) Silogisme eror
Penalaran silogisme ini memerlukan kecermatan untuk menarik
kesimpulan. Dalam merumuskan premis, diwajibkan untuk
mencermati setiap kalimat yang akan dibuat agar tidak menimbulkan
kesalahpahaman. Berikut contoh silogisme eror.
Premis 1 : Bian disayangi orang-orang.
Premis 2 : Bian merupakan anak yang ramah dan tidak
sombong.
Konklusi : Orang akan menyayangi apabila ramah dan tidak
sombong.
2) Entimen
Entimen merupakan penalaran deduksi yang secara langsung, tanpa
silogisme premis, atau tidak diucapkan karena sudah diketahui.
Contoh:
Premis 1 : Penderita ambeien tidak boleh makan makanan pedas.
Premis 2 : Tata menderita ambeien.
Konklusi : Tata tidak boleh makan makanan pedas.
Entimen : Tata tidak boleh makan makanan pedas karena menderita
ambeien.
c. Contoh kalimat deduktif
Berikut contoh dari kalimat deduktif.
1) Contoh pertama
Nadia adalah manusia (premise 1).
Semua manusia akan mati (premise 2).
Jawab:
Konklusi dari kedua premise tersebut adalah Nadia akan mati.

Informatika
12
PT Lini Suara Nusantara
2) Contoh kedua
Matahari terik maka jemuran akan kering (premise 1).
Sekarang jemuran kering (premise 2).
Kesimpulan pada contoh tersebut “maka matahari terik”.
3) Contoh ketiga
Paus dan hiu merupakan hewan air asin (premise 1).
Air laut asin (premis 2).
Kesimpulannya yakni paus dan hiu hidup di laut.
3. Abduktif
Abduksi adalah metode untuk memilih argumentasi terbaik dari sekian banyak
argumentasi yang mungkin. Oleh sebab itu, abduksi umum disebut dengan
argumentasi menuju penjelasan terbaik.
a. Syarat argumentasi terbaik
Berikut dijabarkan empat syarat untuk mendapatkan argumentasi terbaik.
1) Kesederhanaan
Syarat untuk mendapatkan argumentasi terbaik yang pertama yakni
kesederhanaan. Kesederhaan yang dimaksud yakni memilih penjelasan
yang tidak rumit. Penjelasan yang memerlukan sedikit klaim. Selain itu,
juga penjelasan yang tidak bersandar pada perkara yang melampaui
bukti-bukti yang tersedia.
2) Koherensi
Koherensi merupakan syarat untuk mendapatkan argumentasi terbaik
yang kedua. Penjelasan dipilih yang sesuai dengan yang diyakini para
ahli di dunia.
3) Prediktabilitas
Syarat untuk mendapatkan argumentasi terbaik yang ketiga yakni
prekdiktabilitas. Penjelasan dipilih yang paling banyak menghasilkan
prediksi yang dapat disangkal atau diiyakan.
4) Komprehensi
Komprehensi merupakan syarat untuk mendapatkan argumentasi
terbaik yang keempat. Penjelasan dipilih yang paling lengkap dan
meninggalkan sedikit ketidakjelasan.
b. Contoh abduktif
Adapun contoh dari penalaran abduktif yakni seseorang mengetahui bahwa
orang yang bernama Budi selalu mengendarai mobilnya dengan sangat cepat
ketika mabuk. Oleh karena itu, saat melihat Budi mengendarai mobilnya dengan
sangat cepat, orang tersebut memiliki kesimpulan bahwa Budi dalam kondisi
mabuk.

C. Logika Inferensi

Logika berhubungan dengan pernyataan-pernyataan yang ditentukan nilai kebenaranya.


Umumnya, untuk menentukan benar tidaknya kesimpulan, dapat diketahui berdasarkan
sejumlah kalimat yang diketahui nilai kebenaranya.

Berpikir Komputasional
13
Argumen yaitu kumpulan kalimat yang terdiri atas satu atau lebih kalimat premis
(hipotesa) dan satu kalimat konklusi (kesimpulan). Argumen dikatakan valid untuk
sembarang pernyataan yang disibsitusikan ke dalam hipotesa. Apabila semua hipotesa
tersebut benar, kesimpulannya pun juga benar. Sebaliknya, walaupun semua hipotesa
benar, namun kesimpulannya salah maka argumen tersebut dikatakan invalid.
Inferensi merupaka tindakan atau proses untuk mendapatkan sebuah kesimpulan
berdasarkan yang sudah diketahui atau diasumsikan. Pernyataan yang diberikan sebagai
bukti atau yang diduga mengarah pada kesimpulan dinamakan premis.
1. Jenis-Jenis Inferensi
Berikut dipaparkan jenis-jenis inferensi.
a. Inferensi Langsung (Immediate Inference)
Inferensi Langsung (Immediate Inference) merupakan proses meneruskan dari
satu premis ke kesimpulan secara langsung. Hal ini merupakan penalaran tanpa
perantara istilah tengah atau proposisi kedua, dari satu proposisi ke proposisi
lain yang harus mengikuti.
b. Inferensi Mediasi (Mediate Inference)
Inferensi Mediasi (Mediate Inference) yakni proses membuat kesimpulan dari
dua atau lebih premis yang saling berhubungan secara logis. Hal ini merupakan
penalaran yang melibatkan perantara istilah tengah atau proposisi kedua yang
menjamin penarikan kebenaran baru.
2. Contoh Kalimat Inferensi
Berikut contoh dari penerapan kalimat inferensi.
a. Seorang detektif memasuki rumah yang telah digeledah. Detektif tersebut
melihat darah di lantai dan mengarah ke pintu belakang. Dapat disimpulkan
bahwa kejahatan telah terjadi di dalam rumah.
b. Dua mobil berhenti di lampu lalu lintas. Mobil di belakang yang pertama
membunyikan klakson dan melambai. Dapat disimpulkan bahwa orang
tersebut ingin mobil lainya bergerak.
c. Seseorang mengadopsi anak kucing dari penampungan dan anak anjing
tersebut tampak gugup dan takut. Anak anjing tersebut, bersembunyi dari
suara keras dan memiliki beberapa bekas luka yang terlihat. Seseorang dapat
menyimpulkan bahwa anak anjing tersebut dianiaya oleh mantan pemiliknya.

D. Bilangan Biner, Desimal, Heksadesimal, dan Operator Logika


Proposional
Berikut dipaparkan bilangan biner, desimal, heksadesimal, dan operator logika proposional.
1. Biner
Sistem Biner (lat. Dual) atau duo yang berarti dua (2) umum digunakan untuk sinyal
elektronik dan pemrosesan data. Kekhususan sistem biner untuk elektronik yakni
sistem biner hanya memiliki dua simbol yang berbeda sehingga pada sistem ini
hanya dikenal angka 0 dan angka 1.

Informatika
14
PT Lini Suara Nusantara
Gambar 1.3 Contoh Sistem Biner
Sumber: Nur Farida Ilmianah
Berdasarkan sistem tersebut, cara penulisanya dapat dinyatakan secara
langsung pada gambar berikut.

Gambar 1.4 Cara Penulisan


Sumber: Nur Farida Ilmianah
Setiap tempat pada bilangan biner memiliki kelipatan 20,21,22,23, dan seterusnya
yang dihitung dari kanan ke kiri.
2. Desimal
Pada sistem desimal (lat. decum =10) memiliki basis sepuluh (10) dan memiliki
sepuluh simbol dari angka 0 hingga 9. Setiap tempat memiliki nilai kelipatan
dari 10 0, 10 1, 10 2, dst. Penulisan bilangan dibagi dalam beberapa tempat dan
banyaknya tempat, bergantung pada besarnya bilangan. Setiap tempat memiliki
besaran tertentu dengan harga masing-masing tempat secara urut dimulai dari
kanan disebut.
Tabel 1.4 Desimal
ribuan ratusan puluhan Satuan
103 102 101 100
Sumber: Nur Farida Ilmianah

Gambar 1.5 Angka Desimal 10932 (10932 (10))


Sumber: Nur Farida Ilmianah
3. Heksadesimal
Sistem heksadesimal (Sedezimal System) umumnya dipakai pada teknik komputer.
Sistem ini berbasis 16 sehingga memiliki 16 simbol yang terdiri atas sepuluh angka
yang dipakai pada sistem desimal yaitu angka 0 … 9 dan 6 huruf A, B, C, D, E, dan
F. Keenam huruf tersebut memiliki harga desimal, seperti A = 10, B = 11, C = 12, D

Berpikir Komputasional
15
=13, E = 14, dan F = 15. Dengan demikian untuk sistem heksadesimal penulisanya
dapat menggunakan angka dan huruf.

Gambar 1.6 Penyelesaian Soal Heksadesimal


Sumber: Nur Farida Ilmianah
4. Operator Logika Proposional
Apabila operator logika atau logika penghubung dimisalkan p dan q adalah proposisi,
berikut enam operator logikanya.
Tabel 1.5 Simbol pada Operator Logika
Operator Logika Simbol
Negasi dari p ¬p
Konjungsi dari p dan q p∧q
Disjungsi dari p dan q p∨q
Exclusive or dari p dan q p⊕q
Pernyataan bersyarat p→q
Pernyataan bikondisional p↔q
Sumber: Nur Farida Ilmianah
a. Contoh pernyataan bersyarat
Berikut contoh pernyataan bersyarat.
Apabila p : Hari ini adalah hari Selasa
q : Hari ini hujan
Maka p → q : apabila hari ini adalah hari Selasa maka hari ini hujan
p → q bernilai F hanya pada hari Selasa yang tidak hujan,
bernilai T pada hari Selasa yang hujan, atau pada hari yang
bukan hari Selasa.
b. Contoh pernyataan bikondisional
Berikut contoh pernyataan bikondisonal
Apabila p : Hari ini adalah hari Selasa
q : Hari ini hujan
maka p ↔ q : Hari ini adalah hari Selasa apabila dan hanya apabila hari ini
hujan atau hari ini adalah hari Selasa adalah syarat perlu dan
cukup agar hari ini hujan.

Informatika
16
PT Lini Suara Nusantara
p ↔ q bernilai F hanya pada hari Selasa yang tidak hujan atau hari lain yang
hujan, bernilai T pada hari Selasa yang hujan, atau pada hari lain yang tidak
hujan.

E. Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Menurut Marzano dkk (1988) problem solving merupakan salah satu bagian dari proses
berpikir, berupa kemampuan untuk memecahkan persoalan. Terminologi problem solving
digunakan secara ekstensif dalam psikologi kognitif untuk mendeksripsikan semua bentuk
dari kesadaran/pengertian/kognisi.
Anderson (1983) dikutip Marzano dkk (1988) mengklasifikasikan semua perilaku yang
diarahkan kepada tujuan (yang disadari atau tidak disadari) sebagai problem solving.
Wickelgren (1974) mendefinisikan problem solving sebagai upaya untuk mencapai tujuan
khusus. Van Dijk dan Kintsch (1983) dikutip Marzano dkk (1988) menyatakan bahwa
problem solving terjadi apabila pencapaian tujuan tertentu mensyaratkan kinerja dan
langkah langkah mental tertentu. Langkah-langkah strategi pemecahan masalah efektif
yang dapat diterapkan dijabarkan sebagai berikut.
1. Identifikasi Masalah
Tahap pertama adalah pengenalan pada masalah. Masalah digambarkan seobjektif
mungkin daripada berfokus pada konsekuensi atau implikasi masalah tersebut. Hal
ini, dapat membantu memahami masalah yang sedang ditangani saat ini.
Hal ini dapat dimulai dengan menerapkan Pareto Chart untuk memudahkan
organisasi mengidentifikasi masalah utama secara visual. Bagan tersebut
memberikan gambaran terstruktur dan logis mengenai suatu masalah yang akan
membantu para pemimpin dan bawahannya menangani masalah.
2. Analisis Masalah
Tahap kedua dalam strategi pemecahan masalah adalah perlu mencari tahu
penyebab masalah, seperti apa masalah yang dihadapi saat ini, dan urgensi
menangani masalah tersebut. Temukan akar masalahannya dengan cara melakukan
penelitian terhadap masalah yang dihadapi. Selain itu, evaluasilah semua cara yang
berbeda di mana masalah tersebut dapat berdampak.
3. Brainstorming Berbagai Macam Solusi
Brainstorming dilakukan untuk menghasilkan sebanyak mungkin solusi dalam
menangani masalah. Hal ini dimulai dengan mendiskusikan dengan kolega
atau teman terpercaya terkait solusi pemecahan masalah tersebut. Selain itu,
mendiskusikan dengan kelompok pemecahan masalah lintas fungsional juga
dapat membantu. Proses ini, pada akhirnya akan membantu melihat masalah dari
berbagai perspektif.
4. Pengambilan Keputusan Terkait Solusi yang Tepat
Solusi pada langkah sebelumnya harus dilakukan evaluasi. Caranya, dengan
menimbang pro dan kontra jangka pendek dan jangka panjang setiap solusi tersebut.
Evaluasi yang dilakukan umumnya tentang kelayakan setiap solusi tersebut. Selain
itu, yang paling penting adalah menanyakan pada diri sendiri tentang kemampuan
mengimplementasikan solusi pada masalah tersebut.

Berpikir Komputasional
17
5. Pengambilan Tindakan
Tahap terakhir yaitu mengambil tindakan terhadap pertimbangan sebelumnya.
Berdasarkan pertimbangan pro dan kontra setiap solusi, disarankan untuk fokus
mengambil tindakan solusi dengan risiko rendah serta sesuai dengan prioritas dan
tujuan masa depan. Setelah menerapkan solusi, dilakukan evaluasi solusi terkait
berhasil tidaknya evaluasi tersebut. Apabila solusi tidak sepenuhnya mengatasi
masalah, dapat berpindah ke tahapan sebelumnya untuk mengatasi masalah. Pada
umumnya, masalah dibedakan menjadi dua sebagai berikut.
a. Masalah sederhana
Masalah sederhana memiliki skala yang kecil serta tidak berhubungan dengan
masalah lainnya. Tidak memiliki konsekuensi yang besar, pemecahannya tidak
terlalu rumit, dan dapat dipecahkan oleh individu. Selain itu, lingkup masalahnya
sebatas pada seseorang dan dapat diselesaikan oleh orang itu sendiri.
b. Masalah kompleks
Masalah rumit atau kompleks memiliki cakupan skala lebih besar dibandingkan
masalah sederhana. Masalah kompleks dapat berhubungan dengan berbagai
masalah yang lainnya. Selain itu, juga memiliki konsekuensi yang sangat besar,
penyelesaiannya membutuhkan kerja sama kelompok, serta analisisnya sangat
mendalam. Jangkauan masalah ini berhubungan dengan banyaknya individu
dan juga hanya dapat diselesaikan oleh banyak individu. Contoh masalah
kompleks dijabarkan sebagai berikut.
1) Sudah tiga hari Budi tidak masuk sekolah karena harus menunggu
ibunya di rumah sakit. Selain bingung, Budi juga tidak ingin ketinggalan
pelajaran di sekolah. Namun, dirinya tidak tega meninggalkan ibunya
yang terbaring sakit di rumah sakit.
2) Bambang tidak dapat berkonsentrasi belajar. Hal ini karena tetangganya
menyelenggarakan pesta hajatan selama tiga hari berturut-turut. Oleh
karena itu, suasana di tempat tinggal Bambang menjadi hingar-bingar.
Berdasarkan contoh kesimpulan tersebut, menandakan masalah yakni Budi
menghadapi ibunya yang sakit dan ketinggalan pelajaran di sekolah. Selain itu,
pada contoh kedua Bambang kesulitan untuk konsentrasi belajar.

F. Pengenalan Pola (Pattern Recognition)

Pengenalan pola merupakan kegiatan yang mengelompokkan suatu data numerik


dan simbolik (termasuk citra) oleh mesin (komputer) secara otomatis. Tujuan dari
pengelompokkan ini untuk mengenali objek di dalam citra.
Manusia dapat mengenali objek yang dilihat karena otak manusia belajar
mengklasifikasi objek-objek yang terdapat di alam sehingga memiliki kemampuan untuk
membedakan suatu objek dengan objek yang lain. Kemampuan sistem visual manusia
ini juga coba ditiru oleh sebuah mesin.
Komputer menerima masukan berupa citra objek yang akan diidentifikasi, kemudian
memproses citra tersebut dan memberikan output berupa informasi atau deskripsi objek
di dalam citra. Jadi, pengenalan pola yakni penggunaan komputer untuk menemukan
keteraturan-keteraturan dalam data guna mendapatkan pemahaman atau informasi
yang penting dari keteraturan yang sudah ditemukan. Tujuan pengenalan pola yaitu

Informatika
18
PT Lini Suara Nusantara
memberikan kamampuan kepada komputer untuk mendeteksi keberadaan suatu objek
atau peristiwa dalam suatu lingkungan. Selain itu, juga menentukan nama atau jenis dari
objek atau peristiwa tersebut.
Contoh pengenalan pola dalam kehidupan sehari-hari yakni komputer dapat
mengenali wajah maupun suara manusia. Lalu, mampu melakukan transkripsi, seperti
mengubah ujaran menjadi teks, memprediksi cuaca, serta menentukan atau membaca
makna rambu-rambu atau tulisan yang terdapat di jalan raya. Selain itu, juga mampu
memprediksi harga komoditas dan beragam jenis kegiatan lainnya. Hal ini karena
semakin berkembangnya zaman, semakin berkembang pula kemampuan komputer
dalam kehidupan sehari-hari.
1. Tahapan Pengenalan Pola
Komputer dapat melakukan pengenalan pola dengan melakukan beberapa tahapan
di antaranya, sensing (penginderaan), segmentasi, ekstraksi ciri, dan inferensi
(klasifikasi).
a. Penginderaan
Penginderaan adalah tahapan ketika komputer menggunakan berbagai jenis
sensor untuk merekam data di lingkungan sekitar. Umumnya, sensor yang
digunakan oleh komputer untuk keperluan penginderaan yaitu sensor citra
dan video (kamera), sensor suara (mikrofon), sensor gerakan atau getaran, dan
sensor arus atau tegangan listrik.
b. Segmentasi
Segmentasi adalah tahapan untuk menentukan keberadaan target yang akan
menjadi objek dari pengenalan dalam rekaman data. Hasil tangkapan kamera
dapat diolah pada tahap segmentasi untuk menentukan lokasi atau keberadaan
wajah manusia. Hal tersebut serupa dengan rekaman suara menggunakan
mikrofon yang dapat disegmentasi untuk menemukan keberaaaan maupun
waktu munculnya ujaran. Segmentasi menjadi pekerjaan yang rumit dan
sulit ditangani apabila pengenalan pola dilakukan di lingkungan yang tidak
terkontrol.
c. Ekstraksi ciri
Ekstrasi ciri yaitu tahap pengenalan pola dengan komputer yang akan
mengambil atribut-atribut (deskriptor) dari target yang sudah disegmentasi.
Contohnya, untuk wajah manusia, deskriptor-deskriptor berupa panjang atau
lebar wajah, warna kulit wajah, dan panjang atau lebar komponen-komponen
wajah.
d. Inferensi/ klasifikasi
Selanjutnya, deskriptor-deskriptor yang sudah diambil digunakan komputer
untuk inferensi/ klasifikasi. Contohnya untuk identifikasi wajah. Deskriptor yang
bagus yakni deskriptor yang diskrimatif, mendukung dilakukannya inferensi
atau klasifikasi lebih simpel.
Umumnya, pengenalan pola atau pattern recognition terjadi secara spontan
ketika seseorang mendapatkan masalah. Hal ini karena seseorang tersebut
sudah memiliki pengalaman menyelesaikan masalah sebelumnya atau disebut
intuisi.

Berpikir Komputasional
19
2. Contoh Pengenalan Pola
Contoh pengenalan pola dijabarkan sebagai berikut.
a. Machine vision
Proses pengenalan pola menjadi dasar dari pengaplikasian mesin ini. Machine
vision digunakan untuk melambangkan sebuah atau sekelompok objek melalui
kamera lalu dianalisis dan dideskripsikan.
b. Character Recognition (OCR)
Character recognition merupakan sistem yang menggunakan teknik
pengenalan pola secara umum untuk mengatasi permasalahan otomatisasi
serta informasi. Sistem ini memiliki front end device yang terdiri atas lensa scan,
pembangkit cahaya, dokumen transport, serta sebuah detektor.
c. Computer aided diagnosis
Contoh pengenalan pola yang ketiga yakni Computer Aided Diagnosis.
Computer Aided Diagnosis merupakan sistem yang membantu dokter untuk
mengambil keputusan dalam diagnosis.
d. Speech recognition
Speech Recognition merupakan sistem yang menggunakan pengenalan pola
suara pada aplikasi yang berkembang saat ini. Cara kerja sistem ini yakni dapat
berkomunikasi dengan memasukkan data ke komputer. Selain itu, sistem ini
juga dapat meningkatkan efisiensi manufaktur serta kontrol mesin.
e. Face recognition
Face Recognition merupakan sistem aplikasi yang menggunakan pola wajah
untuk mengenali image/wajah. Umumnya, digunakan dalam otomatisasi
dan security sebuah industri.
f. Biometrik
Biometrik adalah sistem yang berguna untuk mengenal pola makhluk hidup
yang dihubungkan menggunakan parameter psikologi atau tingkah laku.
Biometrik ini merupakan contoh pengenalan pola yang keenam.
g. Image database retrieval
Contoh pengenalan pola yang ketujuh yaitu image database retrieval.
Image database retrieval merupakan sebuah sistem yang digunakan untuk
mengembalikan image database.
h. Data mining
Data mining merupakan sebuah sistem yang menggunakan pengelompokan
pola objek sejumlah data yang terurut. Hal ini untuk memberikan informasi
yang dibutuhkan dan berguna.
i. Bioinformatics
Bioinformatics merupakan sistem yang berhubungan dengan ilmu
kedokteran. Sistem ini menggunakan teknik pengenalan pola atau image dari
suatu image penyakit. Pengenalan pola yang digunakan yaitu pola hasil analisis
diagnosis penyakit, umumnya berhubungan dengan dunia biologi.
Seperti yang diketahui sebelumnya, pengenalan pola bukan hanya digunakan
pada sistem atau aplikasi komputer saja, melainkan dalam kehidupan sehari-
hari untuk memecahkan persoalan. Saat terjadi masalah, otak akan melakukan
pengenalan pola dengan mengenal persamaan dan perbedaan umum. Kemudian,
otak membuat prediksi dan solusi yang tepat.

Informatika
20
PT Lini Suara Nusantara
3. Pengenalan Pola pada Persoalan
Berikut contoh pengenalan pola menghadapi persoalan yang dapat dijabarkan
sebagai berikut.
a. Pengenalan pola penjualan saham
Bagi orang yang aktivitasnya melalui saham atau investasi maka harus memiliki
kemampuan untuk melihat persamaan atau perbedaan pola. Selain itu, juga tren
serta keteraturan dalam data yang membantu membuat prediksi serta penyajian
data. Adapun pola yang dimaksud, seperti pola file dokumen, file execution,
struktur data, dan file sistem.
b. Sains
Contoh pengenalan pola dalam dunia sains yaitu dengan mengembangkan
metode untuk mengklasifikasikan beberapa organisme sesuai karakteristik
secara efektif dan efisien. Hal ini juga dapat diterapkan di sekolah, ketika guru
meminta siswa mencari perbedaan dan persamaan setiap organisme.
c. Math
Pengenalan pola persoalan dalam math, misalnya menentukan harga kalung
yang dibuat dari manik-manik berwarna merah dan biru. Cara pertama, dengan
menghitung jumlah manik merah lalu dikalikan dengan harga manik merah.
Kedua, dengan menghitung jumlah manik biru lalu dikalikan dengan harga
manik biru. Ini adalah pola yang didapatkan dengan menjumlahkan manik-
manik lalu dikalikan dengan harga manik-manik tersebut.
Adapun contoh dalam kehidupan sehari-hari yaitu saat membuat brownies.
Dalam membuat brownies, umumnya berpikir secara detail bahan-bahan yang
digunakan dan jumlah bahan yang digunakan. Selain itu, alat yang disiapkan dan
beberapa perlengkapan lainnya. Semakin sering membuat brownies maka otaks
emakin terbiasa membuat pola pembuatan brownis.
Pengenalan pola dalam kehidupan sehari-hari lainnya seperti mampu
membedakan pembuatan mie goreng dan nasi goreng walaupun pola
pembuatannya sama, namun bahan yang digunakan berbeda.

Tugas Kelompok
Buatlah tiga kelompok dengan teman sekelasmu, jelaskan dan berikan contoh terkait
negasi, konjungsi, dan disjungsi secara lengkap dan sekreatif mungkin. Presentasikan
hasilnya di depan kelas.

Berpikir Komputasional
21
Refleksi
Berilah tanda centang (√) sesuai dengan tingkat pemahaman pada masing-masing
indikator pencapaian kompetensi.

Tingkat Pemahaman
No Indikator Pencapaian Kompetensi
25% 50% 75% 100%
1 Memahami proposisi dan jenis-jenis dari proposisi.
2 Memahami algoritma penalaran deduktif.
3 Memahami operasi bilangan biner.
4 Menerapkan strategi paling efisien dalam proses
searching dan sorting
5 Memahami penerapan logika dalam kehidupan
sehari-hari

Uji Kompetensi
A. Soal Pilihan Ganda
Pilihlah jawaban yang paling tepat.
1. Ilmu yang mengintegrasikan matematika terapan dan ilmu komputer disebut ….
A. matematika programming
B. simulasi matematika
C. teori kompulasi
D. matematika komputasi
E. komputasi fisika
2. Kajian-kajian di dalam komputasi sains sangat kurang karena sains lebih condong
sebagai kajian teori ….
A. terapan
B. semi manual
C. murni
D. kontenprorer
E. implikasi
3. Perhatikan data berikut.
(1) Bantuan tabel
(2) Kapur dan batu tulis
(3) Pena dan kertas
(4) Kalkulator mekanik
Berdasarkan tersebut, perhitungan dan komputasi selama ribuan tahun dikerjakan
dengan memanfaatkan data-data yang ditunjukan pada nomor ….
A. (1) dan (3)
B. (2) dan (4)
C. (1), (2), dan (3)
D. (2), (3), dan (4)
E. (1), (2), (3), dan (4)

Informatika
22
PT Lini Suara Nusantara
4. Diketahui bilangan desimal 155(10). Apabila di konversi ke biner, nilainya adalah…
A. 10011011(2)
B. 10011111(2
C. 10111011(2)
D. 11011011(2)
E. 11111011(2)
5. Diketahui bilangan biner 11111111(2). Apabila di konversi ke desimal, nilainya
adalah…
A. 250(10)
B. 252(10)
C. 253(10)
D. 254(10)
E. 255(10)
6. Apabila udara tidak tercemar, rumah segar (1)
Apabila rumah segar, kupu kupu bertelur (2)
Berikut pernyataan yang paling tepat untuk logika proposisi (dan, atau) adalah ….
A. apabila udara tercemar, kupu kupu bertelur
B. apabila udara tidak tercemar, kupu kupu bertelur
C. apabila udara tidak tercemar, kupu kupu tidak bertelur
D. apabila udara tidak tercemar, bukan kupu kupu, bertelur
E. apabila bukan udara yang tercemar, kupu kupu tidak bertelur
7. Semua siswa adalah murid (1)
Sebagai murid tidak suka menghafal (2)
Berikut pernyataan yang paling tepat untuk logika prosisi (dan, atau) adalah ….
A. semua siswa tidak suka menghafal
B. sebagain siswa toidak suka menghafal
C. sebagain siswa bukan murid
D. semua siswa suka menghafal
E. semua murid suka menghafal
8. Perhatikan pernyataan berikut.
Pernyataan 1: Apabila dipanaskan, besi akan memuai
Pernyataan 2: Apabila dipanaskan, emas akan memuai
Pernyataan 3: Apabila dipanaskan, tembaga akan memuai
Kesimpulan Penalaran generalisasi yang tepat adalah ….
A. Apabila dipanaskan, semua logam akan memuai
B. apabila dipanaskan, tidak semua logam akan memuai
C. apabila tidak dipanaskan, semua logam akan memuai
D. apabila dipanaskan, semua logam pasti akan memuai
E. apabila tembaga dipanaskan, semua logam akan memuai

Berpikir Komputasional
23
9. Pernyataan 1: Rani rajin pergi ke perpustakaan untuk membaca buku
Pernyataan 2: Dian senang mengunjungi toko buku untuk membeli buku bacaan
Kesimpulan Penalaran analogi yang tepat adalah ….
A. sama seperti Rani, Dian juga rajin membaca buku
B. sama seperti Rani, Dian tidak rajin membaca buku
C. sama seperti Rani, Dian juga rajin belanja ke toko
D. sama seperti Rani, Dian juga rajin ke perpustakaan
E. sama seperti Rani, Dian juga seang membaca buku
10. Perhatikan pernyataan berikut.
a) Nanti malam Adi mengajak saya nonton atau mengajak saya makan di restoran
b) apabila Adi mengajak saya nonton, maka saya akan senang
c) apabila Adi mengajak saya makan di restoran, maka saya akan senang
Berikut kalimat disjungsi yang tepat adalah ….
A. nanti malam saya akan senang
B. nanti malam saya nonton
C. adi mengajak saya makan di restoran
D. adi mengajak saya nonton
E. nanti malam adi mengajak saya nonton atau mengaja saya makan di restoran
11. Berikut yang bukan tujuan berpikir komputasional adalah mengajak untuk
menanyakan .…
A. apakah masalah ini lebih baik atau lebih mudah diselesaikan oleh manusia atau
komputer?
B. apakah ada manfaat dalam memecahkan masalah tersebut?
C. apakah ada pola dan kemiripan diantara masalah ini dan masalah yang
pernahhadapi sebelumnya?
D. apa saja langkah yang dapat saya lakukan untuk memecahkan masalah ini?
E. apa saja stategi yang dapat saya lakukan untuk memecahkan masalah ini?
12. Beriku permasalahan yang dapat dipecahkan dengan berpikir komputasional adalah
….
A. bermimpi dalam tidur
B. berimajinasi untuk liburan ke luar negeri
C. membuat secangkir teh atau kopi
D. berpindah ke luar kota
E. memilih sebelum membeli mobil
13. Berikut yang bukan empat prinsip utama berpikir komputasional adalah .…
A. dekomposisi (decomposituon)
B. pengenalan pola (pattern recognition)
C. abstraksi (abstraction)
D. penulisan algoritma (algoritms)
E. evaluasi (evaluating)

Informatika
24
PT Lini Suara Nusantara
14. Urutan penggunakan prinsip berpikir komputasional yang tepat adalah .…
A. Dekomposisi  pengenalan pola  abstraksi  penulisan algoritma
B. dekomposisi  pengenalan pola  penulisan algoritma  abstraksi
C. dekomposisi  penulisan algoritma  abstraksi  pengenalan pola
D. dekomposisi  penulisan algoritma  abstraksi  pengenalan pola
E. dekomposisi  penulisan algoritma  pengenalan pola  abstraksi
15. Apa saja yang dibutuhkan untuk membuat sebuah aplikasi mobile?
Berdasarkan pernyataan tersebut, prinsip yang dapat digunakan dalam berpikir
komputasional adalah ….
A. dekomposisi
B. pengenalan pola
C. abstraksi
D. penulisan algoritma
E. psedoucode

B. Soal Esai Uraian


Jawablah dengan tepat dan benar.
1. Uraikan proses dekomposisi membuat pisang goreng.
2. Tuliskan yang kamu ketahui hubungan antara fungsi computer dengan pemecahan
suatu masalah.
3. Jelaskan tentang perhintungan matemmatis dalam ranah komputasi modern.
4. Uraikan yang kamu ketahui tentang metode implementasi computational thinking.
5. Jelaskan fungsi utama berpikir komputasi dalam kehidupan sehari hari.

C. Tugas Praktik
Perhatikan tujuh perintah berikut.
1. Pilih suatu bilangan sembarang.
2. Tambah 3.
3. Kalikan dengan 2 pada langkah 1.
4. Kurangi dengan 4.
5. Bagi dengan 2.
6. Kurangi dengan bilangan yang tersedia

Berpikir Komputasional
25
7. Sebutkan hasilnya
Setelah membaca perintah tersebut laukan hal berikut.
a. Bentuklah kelompok yang beranggotakan empat orang.
b. Buatlah table seperti dibawah ini.

Langkah Anggota 1 Anggota 2 Anggota 3 Anggota 4


1
2
3
4
5
6
7

c. Lakukan dan laksanakan perintah pada tujuh langkah tersebut. Jelaskan yang
kamu dapatkan.
d. Hasil terakhir berupa bilangan yang sama atau tidak serta sebutkan hasilnya.
e. Pastikan hal yang yang sama berlaku juga untuk bilangan lainnya atau tidak.
Pastikan hasil terakhir (yaitu 1) akan sama untuk n = 1.000.000 atau untuk n =
123.456.789.
f. Pastikan hasil juga berlaku apabila (n) berupa bilangan bulat negatif yang lain,
bilangan pecahan, maupun bilangan bentuk akar.
g. Berikan kesimpulan berdasarkan pembuktian secara induktif atau deduktif.

Informatika
26
PT Lini Suara Nusantara

Anda mungkin juga menyukai