MAKALAH
Peran Keluarga Dalam Membangun Demokrasi Yang Beradab
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pendidikan Kwarganegaraan (MKDU4111)
Disusun Oleh:
Nama : Faisal Aditya Saputra
NIM : 050672862
Prodi : Manajemen
UPBJJ : Wonosobo
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA....................................................................................................5
2.1 Penelitian Terdahulu.................................................................................................5
2.2 Kajian Teori.................................................................................................................6
BAB III PEMBAHASAN.........................................................................................................6
3.1 Peran Keluarga Dalam Membangun Demokrasi Beradab........................................6
3.2 hambatan keluarga dalam mewujdkan demokrasi.....................................................8
BAB IV PENUTUP...................................................................................................................9
4.1 Kesimpulan...............................................................................................................9
4.2 Saran.........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Latar belakang terbentuknya negara Indonesia yang berdemokrasi adalah, terjadi pada
saat negara Indonesia diproklamasikan kemerdekaannya yakni pada tanggal 17 Agustus
1945, pada saat memproklamirkan kemerdekaan itu, para pendiri bangsa pada saat itu sudah
memutuskan untuk menjadikan negara Indonesia yang merdeka dengan sebagai negara yang
menganut sistem Demokrasi.
Dengan keputusan demikian, maka pada salah satu sila pancasila yakni sila keempat
Pancasila yang berbunyi “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan / perwakilan”, hal ini lah yang menjadi dasar filsafat negara Indonesia
adalah berdasarkan Demokrasi. Dari bunyi sila ke empat Pancasila, kata “kerakyatan” ini
yang menjadi dasar dari sila ke empat, dimana kata kerakyatan mengandung arti bahwa
negara Indonesia menganut sistem demokrasi, yaitu sistem politik yang menjadikan rakyat
pada posisi utama dan paling berdaulat di negara Indonesia ini. Bagaimana tidak?, negara
Indonesia terbentuk karena rakyat dan dirikan oleh semua rakyat secara bersama-sama dan
bersatu, sehingga rakyat sangat berperan penting dalam negara Republik Indonesia, oleh
karena itu Indonesia tidak akan pernah berdiri dan merdeka seperti sekarang ini tanpa
adanya rakyat yang memiliki rasa kesatuan dan persatuan.
Demokrasi di Indonesia dibentuk dengan tujuan untuk memberikan kedaulatan
kepada rakyat dengan memberi kebebasan kepada rakyat agar lebih leluasa dalam bersuara,
hal ini bertujuan agar seluruh rakyat Indonesia memiliki hak untuk memberikan suaranya
mengenai negara Indonesia ini. Dengan bentuk negara yang demokrasi ini, maka rakyat
memiliki peran yang sangat besar dalam kemajuan negara Indonesia, hal ini dapat terjadi
karena rakyat memiliki hak untuk mengutarakan pendapatnya mengenai hal-hal yang terjadi
dalam negara Indonesia, sehingga hal tersebut dapat menjadikan sebuah evaluasi bagi para
pemerintah negara agar lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya.
Serta dengan sistem demokrasi ini, tatanan negara Indonesia dipegang oleh rakyat
itu sendiri, dimana semua anggota kepemerintahan negara di pilih oleh rakyat itu sendiri.
Hal ini memiliki dampak yang positif pasalnya pemimpin negara dan staf pemerintahannya
telah direstui sepenuhnya oleh rakyat sehingga tidak ada lagi pro kontra yang terjadi dalam
lingkungan bernegara. Demokrasi juga merupakan salah satu bentuk atau mekanisme sistem
pemerintahan negara dimana semua warga negara memiliki hak yang setara dalam
pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup aktor-aktor kepemerintahan yang ada
negara Indonesia, sebab demokrasi mengizinkan warga negara berpartisipasi baik secara
langsung ataupun dengan perwakilan rakyat dalam merumuskan hukum-hukum yang akan
ditetapkan di negara Indonesia ini, hal ini juga bertujuan untuk menjadikan negara ini lebih
terbuka dan transparan dengan rakyatnya sendiri.
Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan
adanya praktik kebebasan politik. Demokrasi indonesia dipandang perlu dan sesuai dengan
pribadi bangsa indonesia, selain itu yang melatar belakangi terbentuknya sistem demokrasi
di Indonesia yaitu perbedaan-perbedaan yang ada di dalam negara Indonesia, yang
diantaranya perbedaan agama, suku, ras, budaya, dan bahasa, hal inilah yang juga
merupakan faktor pendorong dibentuknya demokrasi di Indonesia.
Negara Indonesia pernah menjalankan demokrasi yang condong pada demokrasi
liberal, demokrasi liberal itu sendiri msrupakan merupakan demokrasi dengan sistem politik
yang menganut kebebasan individu. Namun pada saat yang lain pernah juga menerapkan
demokrasi yang condong pada demokrasi terpemimpin, berbagai macam perubahan dan
dinamika yang terjadi didalam pelaksanaan demokrasi indonesia tersebut adalah dinamika
yang wajar terjadi didalam negara yang menganut sistem demokrasi seperti Indonesia ini.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Semenjak diterapkannya sistem demokrasi di Indonesia pada masa awal
kemerdekaan hingga saat ini, sistem demokrasi ini mengalami dinamika dan pasang surut.
Hal ini lumrah dan pasti terjadi sebab pasang surut sistem demokrasi ini dipengaruhi oleh
perubahan kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh rezim yang berkuasa di Indonesia.
Tercatat ada beberapa modifikasi dalam sejarah pelaksanaan demokrasi yang ada di
indonesia,dimana perubahan tersebut pada akhirnya akan memengaruhi jalannya
pemerintahan di Indonesia.
Pada saat ini, sistem demokrasi di Indonesia sudah mulai terkotori dengan hal hal
yang seharusnya bukan menjadi syarat dari sebuah demokrasi, dimana sistem demokrasi di
indonesia terkesan kurang bersih karena faktor faktor yang mempengaruhinya. Contoh
faktor yang mengotori sistem demokrasi di Indonesia adalah adanya politik uang, dimana
hal ini akhir-akhir ini sedang gencar dibicarakan. Sebab politik uang ini seakan selalu
menyertai dalam setiap pelaksanaan pemilu, dengan memanfaatkan keadaan ekonomi
masyarakat yang dapat terbilang masih rendah, maka muncullah cara untuk mendapatkan
suara dwngan memanfaatkan keterbatasan ekonomi masyarakat, hal ini di manfaatkan oleh
oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab dengan cara menyuap demi mendapatkan
suara sehingga ia memiliki kesempatan menjadi yang di inginkan menjadi lebih besar.
Padahal politik uang ini merupakan sebuah bentuk pelanggaran sistem demokrasi, karena
itu membuat demokrasi seakan dapat dipermainkan dengan memanipulasi hasil pemilihan
dengan suapan dana demi mendapatkan suara rakyat.
Selain politik uang yang menjadi masalah sistem demokrasi di Indonesia ini, juga
terdapat faktor lain yang menjadi masalah sistem demokrasi yaitu adanya intimidasi. Dalam
hal pemilu, intimidasi terkadang dapat ditemukan dimana oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab yang menginginkan jagoannya menang, mereka bahkan sapai rela
mengintimidasi masyarakat yang tidak bersalah hanya bertujuan untuk mendapatkan suara
dari rakyat sehingga hal ini dapat merusak sistem demokrasi yang ada di Indonesia.
Tidak hanya dalam hal pemilu saja, demokrasi juga menyangkut kebebasan warga
masyarakat untuk bebas dalam menyuarakan pendapatnya. Namun akhir akhir ini
seakanakan suara rakyat telah dibungkam oleh para pemimpin dimana rakyat sekarang tidak
lagi leluasa dalam mengutarakan pendapatnya, hal ini mungkin terjadi karena banyak
kritikankritikan yang tidak membangun dari rakyat yang tujuannya hanya untuk mencaci
para pemimpin negara sehingga para pemimpin negara sedikit mencabut kebebasan
bersuara. Hal ini mungkin tidak akan terjadi jika kita sebagai warga negara memberikan
kritikan dan masukan yang membangun tanpa harus mencaci para pemimpin kita agar
mereka dapat lebih berkembang dan lebih berintrospeksi dengan masukan masukan dari
rakyat yang mungkin mampu membuat negara Indonesia lebih maju dan berkembang.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 PENELITIAN TERDAHULU
Demokrasi secara umum berarti “kekuasaan rakyat”, melihat definisi demokrasi
secara etimologis tersebut dapat diketahui bahwa didalam sistem demokrasi, rakyat adalah
figur utama yang memegang peranan paling penting dalam negara yang menganut sistem
demokrasi. Negara demokrasi adalah negara yanf diselenggarakan berdasarkan kehidupan
dan kemauan rakyat. Sebagai sebuah sistem politik, demokrasi bukanlah sistem yang baru
muncul dalam kehidupan manusia.
Negara Indonesia sendiri mulai menganut sistem negara demokrasi sejak awal
kemerdekaan, tepatnya pada saat proklamasi kemerdekaan. Pada saat itu para pendiri
bangsa telah sepakat bahwa akan menjadikan negara Indonesia ini menjadi negara dengan
sistem demokrasi. Oleh karena itu, hal ini dapat kita lihat dari salah satu sila yang ada
dalam pancasila dimana demokrasi menjadi dasar dari sila tersebut. Yaitu pada sila ke
empat Pancasila yang berbunyi “ Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan / perwakilan” dari bunyi sila ke empat tersebut terdapat kata
“kerakyatan” dimana kata tersebut menunjukan nilai dasar didalam sila keempat pancasila
tersebut menunjukkan bahwa negara indonesia adalah negara yang menganut sistem
demokrasi, yaitu sebuah sistem politik yang menempatkan rakyat pada posisi utama dan
paling berdaulat dinegara ini.
2.2 KAJIAN TEORI
Abraham Lincoln secara singkat mendefinisikan demokrasi ini sebagai
“pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat”. Dari definisi demokrasi yang
telah disimpulkan oleh Abraham Lincoln kita dapat mengetahui bahwa sistem demokrasi
merupakan sistem yang berporos pada rakyat, dimana semua pergerakannya berada di
tangan rakyat. Mulai dari rakyat yang kemudian dipilih oleh rakyat sehingga nantinya
bermanfaat untuk rakyat. Sehingga hal ini memiliki tujuan yang besar yaitu memberikan
hak kebebasan untuk rakyat.
Hal ini terjadi karena, dalam sebuah negara yang menganut sistem demokrasi,
pemerintahan yang tertinggi dimiliki oleh rakyat, karena rakyatlah yang membuat suatu
negara terbentuk, tanpa rakyat tersebut negara tidak akan pernah terbentuk. Sehingga
rakyat memiliki hak dalam negara, seperti memilih pemimpin negara pun dilakukan oleh
rakyat itu sendiri. Hal ini memiliki tujuan untuk memberikan kebebasan dan kedaulatan
rakyat dimana yang diharapkan dari semua ini adalah agar rakyat tidak merasa terpaksa
dengan keputusan yang jika diambil oleh beberapa pihak saja, sehingga rakyat memiliki
hak untuk menentukan pemimpin mereka yang diharapkan dapat memberikan
kesejahteraan kepada rakyat sesuai dengan yang di inginkan oleh rakyat itu sendiri. Oleh
karena itu seharusnya seorang pemimpin tunduk kepada rakyat karena nasib mereka ada
ditangan rakyat, sehingga mengabdilah untuk rakyat demi kesejahteraan rakyat yang telah
mempercayainya, hal ini juga untuk menjalankan roda pemerintahan yang ada pada sebuah
negara.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 PERAN KELUARGA DALAM MEMBANGUN DEMOKRASI YANG BERADAB.
Demokrasi yang beradab merupakan konsep penting dalam pembentukan
masyarakat yang inklusif, adil, dan berkeadilan. Meskipun sering kali perhatian tertuju
pada peran pemerintah dan lembaga publik dalam menciptakan demokrasi yang kuat,
peran keluarga tidak dapat diabaikan. Keluarga berperan penting sebagai institusi pertama
tempat individu memahami nilai-nilai demokrasi, tanggung jawab, dan partisipasi dalam
kehidupan masyarakat. Pasalnya keluarga merupakan tempat yang paling utama dalam
segala aspek kehidupan, dimana sebelum mereka mendapatkan pengetahuan dari sekolah,
mereka sudab terlebih dahulu mendapatkan pendidikan dari keluarga yang nantinya akan
di sempurnakan oleh pendidikan diluar keluarga. Oleh karena itu, keluarga memiliki peran
yang sangat penting untuk mewujudkan demokrasi yang beradab, dengan waktu bersama
keluarga yang relatif lebih lama hal ini dapat dimanfaatkan untuk memberikan ilmu dan
pengetahuan serta berbagi pengalaman bagi mereka yang telah mengetahui apa itu
demokrasai yang baik kepada generasi muda sejak dini, dimana hal ini bertujuan untuk
menanamkan jiwa demokrasi dalma diri sejak dini agar nantinya generasi muda kita ini
tidak anti dalam berdemokrasi sehingga demokrasi beradab akan mampu terwujud dan
tertanam pada generasi muda, sehingga masa depan demokrasi di Indonesia tetap terjaga.
Berikut beberapa hal yand dapat diberikan dari keluarga:
1. Pendidikan Nilai-nilai Demokrasi
Keluarga merupakan lingkungan pertama di mana anak-anak diperkenalkan dengan
nilai-nilai dasar demokrasi. Diskusi terbuka tentang kesetaraan, hak asasi manusia,
keadilan, dan tanggung jawab bersama membentuk pemahaman anak tentang prinsip-
prinsip demokrasi. Ini menciptakan dasar yang kuat untuk pemahaman lebih lanjut di
tingkat masyarakat. Sebab semua itu sangat diperlukan dalam hidup bermasyarakat dan
bernegara nantinya, anak-anak dalam keluarga yang nantinya merupakan generasi
muda memang sudah seharusnya diperkenalkan mengenai nilai-nilai demokrasi mulai
sejak dini. Hal ini agar generasi muda nantinya memiliki pengetahuan tentang
demokrasi dengan baik sehingga mewujudkan demokrasi yang beradab bukan lah suatu
hal yang sulit, sebab mereka sudah mengenal demokrasi sejak dini serta nilai-nilai yang
baik dalam berdemokrasi.
2. Partisipasi dan Diskusi: Keluarga yang mendorong partisipasi aktif dalam pengambilan
keputusan keluarga melibatkan anak-anak dalam proses demokratis. Diskusi terbuka
tentang berbagai perspektif mengajarkan anak-anak untuk mendengarkan, menghargai
perbedaan, dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis. Sehingga anak-anak
memiliki rasa bahwa ia sangat dibutuhkan dalam segala urusan nantinya, baik dalam
hal kehidupan berdemokrasi maupun lainnya. Dengan melibatkan generasi muda untuk
ikut serta dalam berdiskusi mengenai berbagai hal khususnya dalam hal demokratis
sejak dini, hal ini mampu membuat generasi muda nantinya lebih dapat memahami
mengenai demokrasi dengan baik serta dalat membuka pola pikir generasi muda
menjadi lebih luas mengenai demokrasi sehingga dapat membuat generasi muda lebih
bijak dalam berdemokrasi dengan memperhatikan nilai-nilai demokrasi yang beradab.
3. Pembentukan Karakter dan Etika: Demokrasi yang beradab memerlukan warga yang
memiliki karakter kuat dan etika yang baik. Keluarga memiliki peran sentral dalam
membentuk karakter anak-anak melalui pemberian contoh, pengajaran nilai-nilai
moral, dan membimbing perilaku yang bertanggung jawab. Serta biasanya karakter dan
etika pada anak-anak lebih sering diberikan oleh keluarganya, karena hal ini
menyangkut masa depan anak-anak dari keluarga mereka dimana mereka pasti
menginginkan anak-anak mereka memiliki karakter dan etika yang baik sehingga dalam
menjalani kehidupan nantinya akan menjadikan mereka anak-anak yang memiliki nilai
etika yang baik, sehingga mereka nantinya dapat mengetahui dan memilah mana yang
benar dan mana yang salah dalam mengambil keputusan dalam kehidupan seharihari
khususnya dalan berdemokrasi.
4. Pentingnya Keterbukaan: Keterbukaan dalam komunikasi keluarga menciptakan
lingkungan di mana anggota keluarga merasa nyaman untuk menyuarakan pendapat
mereka. Hal ini menjadi landasan penting untuk mengembangkan sikap terbuka
terhadap ide-ide dan pandangan yang berbeda dalam masyarakat. Hal ini juga sdsuai
dengan asas demokrasi yaitu jujur, dengan kejujuran yang telah ditanamkan sejak dini
maka hal ini akan membentuk dan mewujudkan generasi yang jujur dimana dalam
demokrasi kejujuran menjadi hal yang sangat utama, serta keterbukaan atau kejujuran
ini merupakan kunci dalam hidup bermasyarakat dan bernegara. sebab dengan
keterbukaan, mereka jadi mampu untuk memberikan usulan maupun masukan yang
sekiranya itu baik untuk berbagai hal dalam masyarakat, karena sikap keterbukaan juga
merupakan pelatihan pada anak-anak untuk mengutarakan pendapatnya sehingga
nantinya mereka sebagai masyarakat yang hidup dinegara dengan sistem demokrasi,
akan selalu bermusyawarah dalam mengambil segala keputusan untuk memberikan hak
kebebasan bagi warga memberikan pendapat atau suaranya.
5. Menghormati Hak Asasi Individu: Keluarga adalah tempat di mana anak-anak belajar
menghormati hak asasi individu. Melalui pemahaman bahwa setiap anggota keluarga
memiliki hak dan tanggung jawabnya sendiri, anak-anak dapat membawa sikap ini ke
dalam masyarakat yang lebih luas. Nantinya mereka akan memiliki sikap mampu
menghormati orang lain dengan segala perbedaanya dalam hidup bermasyarakat, hal
ini sangat diperlukan agar tidak ada diskriminasi didalam masyarakat serta menjadikan
lingkungan yang kondusif, mereka juga dapat menghargai hak sesama manusia dimana
setiap manusia memiliki hak, seperti hak berpendapat sehingga nantinya saat
bermusyawarah dalam bermasyarakat semua warga berhak memberikan ataupun
mengusulkan pendapatnya tanpa ada yang bisa melarang.
6. Mengatasi Konflik dengan Damai: Mengatasi konflik dengan cara yang damai dan
konstruktif adalah keterampilan yang diajarkan dalam konteks keluarga. Kemampuan
ini dapat diaplikasikan dalam masyarakat secara lebih luas, menciptakan lingkungan
yang kondusif untuk dialog dan penyelesaian masalah. Hal ini juga dapat memberikan
pengertian kepada generasi muda nantinya agar selalu menerapkan hal positif yaitu jika
terdapat konflik, selalu menyelesaikan dengan cara yang damai yaitu dengan
bermusyawarah untuk mencapai kesepakatan tanpa harus menyelesaikan dengan
kekerasan yang dimana hal itu dapat merugikan salah satu pihaknya. Sikap ini akan
sangat berguna dalam masyarakat karena kedamaian merupakan dasar dari sebuah
kesatuan sehingga hal ini akan membuat hidup bermasyarakat menjadi lebih kondusif,
dan pada demokrasi hal ini sangat berguna untuk menyelesaikan masalah yang ada
dengan perundingan kepala dingin tanpa harus dengan amarah, pasalnya dalam dunia
politik juga dapat menimbulkan masalah dimana hal ini dapat memicu amarah anggota
politik, sehingga dengan sikap tenang dalam menghadapi masalah ini, generasi muda
nantinya dapat menciptakan lingkungan demokrasi yang konduaif dan beradab.
3.2 HAMBATAN KELUARGA DALAM MEWUJUDKAN DEMOKRASI
BERADAB
Dari upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh keluarga dalam mewujudkan
demokrasi yang beradab, tentunya keluarga memiliki hambatan dalam mewujudkan
upaya tersebut, berikut hambatan-hambatannya:
Perbedaan antara keluarga satu dengan yang lain
Perbedaan antara keluarga ini sangat mempengaruhi dan sangat menghambat
dalam memberikan nilai-nilai demokrasi yang beradab kepada generasi muda. Sebab
perbedaan latar belakang keluarga serta perbedaan orang tua yang membuat banyak
perbedaan pola pikir dari masing-masing keluarga dalam menghadapi ataupun dalam
menyikapi demokrasi serta pentingnya demokrasi bagi anak-anak. Cara mendidik
keluarga satu dengan yang lain tentunya berbeda, hal ini lah yang dapat menghambat
dalam pemberian nilai-nilai demokrasi yang beradab kepada anak-anak generasi
muda.
Ilmu Pengetahuan tentang demokrasi
Dalam setiap keluarga juga memiliki latar belakang ilmu pengetahuan yang
berbedabeda hal ini yang membuat kesetaraan dalam mendapatkan ilmu bagi anak
anak-anak tidak dapat dicapai, oleh karena hal itu mereka disekolahkan agar mereka
mendapatkan ilmu pengetahuan yang lebih luas lagi serta dapat tercapainya
kesetaraan antara anak-anak yang baik terlahir dalam keluarga berpendidikan
maupun dengan anak-anak yang terlahir dalam keluarga yang kurang ilmu
pengetahuan mengenai demokrasi dan lain lain. Faktor ilmu pengetahuan keluarga
sangat menghambat dalam pemberian nilai-nilai demokrasi yang beradab, pasalnya
tidak semua orang tua memiliki pengetahuan yang baik dalam berdemokrasi dan
berpolitik.
Faktor anak
Faktor anak-anak dalam keluarga juga dapat menghambat, sebab tidak semua
anak memiliki kesamaan dalam hal keinginan untuk belajar, terdapat anak yang sulit
untuk dibimbing dan diberikan ilmu ataupun pengetahuan tentang demokrasi dimana
tidak semua orang menyukai politik namun demokrasi tidak hanya politik, sehingga
semua orang harus mengetahui adab berdemokrasi yang baik supaya nantinya akan
menciptakan lingkungan demokrasi yang beradab dan bersih.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Kesimpulannya adalah, keluarga sangat berperan dalam mewujudkan
demokrasi yang beradab. bagaimana tidak, keluarga merupakan poros kehidupan dalam
bermasyarakat yang tentunya dalam keluarga semua kebaikan akan pasti di ajarkan
kepada anak-anak generasi muda, hal inilah yang membuat keluarga berperan penting
dalam mewujudkan demokrasi yang beradab. Demokrasi beradab sangat dibutuhkan
untuk menjaga kekondusifan dalam lingkungan demokrasi, dengan segala tantangan
yang ada dalam demokrasi di negeri kita ini, sudah sepatutnya kita memberikan
pengertian tentang demokrasi serta nilai-nilai demokrasi yang beradab kepada anak
anak mulai sejak dini, hal ini agar mereka mampu mengetahui nilai-nilai yang baik
dalam berdemokrasi, sehingga nantinya merekalah yang dapat mewujudkan sistem
demokrasi yang lebih beradab di Indonesia dari sebelumnya. Mewujudkan demokrasi
yang beradab juga bukanlah suatu hal yang mudah, apalagi kepada mereka yang belum
mengetahui nilai-nilai demokrasi yang baik.
4.2 SARAN
Dari pembahasan tersebut, keluarga sebagai lingkup utama dalam masyarakat
diharapkan mampu memberikan pengetahuan ataupun berbagi pengalaman mengenai
cara berdemokrasi yang baik dan beradab kepada anak-anak yang masih awam
mengenai demokrasi, hal ini mungkin bukan suatu hal yang mudah untuk sebagian
keluarga, pasalnya terdapat beberapa keluarga yang masih juga belum memiliki
pengetahuan yang baik mengenai demokrasi. Dengan itu hal yang bisa dilakukan
mereka agar anak anak mereka mengetahui dan paham dengan nilai-nilai demokrasi
yang hai, mere mengsekolahkan anak anak-anak mereka agar mendapatkan pendidikan
ilmu pengetahuan yang lebih luas mengenai demokrasi dan kehidupan yang akan
datang dengan baik. Sehingga hal ini akan dapat mewujudkan sistem demokrasi yang
lebih beradab di negeri Indonesia ini
DAFTAR PUSTAKA
MKDU4111/MODUL 7
Juanidi, Muhammad. (2013). Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kaelan dan Zubaidi, Ahmad. (2007). Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta:
Paradigma. Notonagoro. (1987). Pancasila secara Ilmu Populer. Yogyakarta: Bumi
Aksara. Sumarsono, S., dkk. (2007). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama