71% menganggap dokumen ini bermanfaat (7 suara)
54K tayangan8 halaman

Judul: "Peran Keluarga Dalam Membangun Demokrasi Yang Beradab"

Artikel ini membahas peran penting keluarga dalam membangun demokrasi yang bermakna melalui 3 poin utama. Pertama, keluarga merupakan tempat pertama individu mempelajari nilai-nilai demokratis seperti keadilan dan toleransi. Kedua, pola asuh demokratis di keluarga membentuk pemahaman politik anak. Ketiga, nilai-nilai yang ditanamkan keluarga memberikan dampak jangka panjang pada individu dan masyarakat dalam mend

Diunggah oleh

Najwazidane
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
71% menganggap dokumen ini bermanfaat (7 suara)
54K tayangan8 halaman

Judul: "Peran Keluarga Dalam Membangun Demokrasi Yang Beradab"

Artikel ini membahas peran penting keluarga dalam membangun demokrasi yang bermakna melalui 3 poin utama. Pertama, keluarga merupakan tempat pertama individu mempelajari nilai-nilai demokratis seperti keadilan dan toleransi. Kedua, pola asuh demokratis di keluarga membentuk pemahaman politik anak. Ketiga, nilai-nilai yang ditanamkan keluarga memberikan dampak jangka panjang pada individu dan masyarakat dalam mend

Diunggah oleh

Najwazidane
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 8

JUDUL :

"Peran keluarga dalam membangun Demokrasi yang Beradab"

DISUSUN OLEH :

NAMA : ELLY ASGIARTI


NIM : 858461264
POKJAR : PERMATA MADANI
SEMESTER : 1 (SATU)
PROGRAM STUDI : S1 – PGSD

UNIVERSITAS TERBUKA
2023
PENDAHULUAN

Demokrasi merupakan suatu sistem pemerintahan yang memberikan peran aktif kepada
warganya dalam proses pengambilan keputusan. Namun, di balik struktur politik formal ini,
peran keluarga seringkali diabaikan sebagai fondasi utama dalam membentuk karakter dan
pemahaman individu terhadap demokrasi. Keluarga tidak hanya menjadi lingkungan pertama di
mana nilai-nilai ditanamkan, tetapi juga menjadi katalisator penting dalam membentuk warga
yang memiliki kesadaran demokratis. Artikel ini akan mengeksplorasi peran krusial keluarga
dalam membangun demokrasi yang beradab, menjelaskan bagaimana interaksi di dalam
lingkungan keluarga memiliki dampak signifikan pada perkembangan nilai partisipasi, keadilan,
dan tanggung jawab sosial pada individu. Melalui pemahaman mendalam terhadap peran
keluarga, kita dapat menggali akar dari budaya demokratis yang kokoh dan berkelanjutan.
PEMBAHASAN

Demokrasi, sebagai suatu sistem pemerintahan, memiliki tujuan untuk memberdayakan warga
negara agar turut serta dalam pengambilan keputusan. Namun, keberhasilan demokrasi tidak
hanya tergantung pada struktur pemerintahan formal, tetapi juga pada nilai-nilai dan sikap yang
ditanamkan dalam masyarakat. Dalam konteks ini, keluarga memiliki peran sentral sebagai
lembaga pertama yang membentuk karakter dan pandangan hidup individu. Artikel ini akan
membahas secara rinci peran krusial keluarga dalam membangun demokrasi yang beradab,
merinci dampak nilai keluarga, pola asuh demokratis, dan strategi untuk memperkuat peran
keluarga.

1. Pengaruh Nilai Keluarga dalam Membentuk Karakter Demokratis


- Menjelaskan pentingnya nilai-nilai yang ditanamkan di dalam keluarga, seperti keadilan,
kesetaraan, dan tanggung jawab, dalam membentuk landasan moral individu terhadap prinsip-
prinsip demokrasi.
- Menganalisis bagaimana nilai-nilai ini dapat mengakar dalam perilaku partisipatif dan
keterlibatan dalam kehidupan politik.

2. Pola Asuh Demokratis sebagai Fondasi Pemahaman Politik


- Mendiskusikan berbagai jenis pola asuh yang mendukung pemahaman dan praktek
demokrasi, termasuk memberikan kebebasan berpendapat dan menghargai perbedaan pendapat.
- Menyoroti peran orangtua dalam membentuk pemahaman anak-anak tentang proses
demokratis.

3. Kasus Studi atau Contoh Konkret


- Menggunakan kasus studi atau contoh nyata untuk memberikan ilustrasi konkrit tentang
bagaimana pengaruh keluarga dapat terlihat dalam sikap dan tindakan demokratis individu.
- Menunjukkan variasi dalam pengalaman keluarga yang mempengaruhi pandangan politik.

4. Perbandingan dengan Faktor Eksternal


- Membandingkan pengaruh keluarga dengan faktor eksternal seperti pendidikan dan
lingkungan sosial dalam membentuk demokrasi yang beradab.
- Menganalisis bagaimana interaksi antara faktor-faktor tersebut dapat memperkuat atau
merosotkan dampak keluarga.

5. Strategi Meningkatkan Peran Keluarga


- Memberikan saran dan strategi konkret bagi keluarga untuk memperkuat peran mereka dalam
membentuk nilai-nilai demokratis pada anggota keluarga.
- Membahas peran lembaga pendidikan dan masyarakat dalam mendukung keluarga dalam
upaya ini.

6. Dampak Jangka Panjang pada Individu dan Masyarakat


- Menganalisis dampak jangka panjang dari peran keluarga dalam membentuk karakter
demokratis pada tingkat individu.
- Menyoroti bagaimana nilai-nilai yang ditanamkan di dalam keluarga dapat membentuk
budaya demokratis dalam masyarakat.

Dengan merinci setiap aspek ini, artikel ini bertujuan untuk memberikan wawasan yang
mendalam tentang bagaimana keluarga dapat menjadi pilar utama dalam membangun demokrasi
yang tidak hanya formal, tetapi juga bermakna dan beradab.

Peran keluarga sangat penting dalam membangun Demokrasi yang Beradab karena keluarga
merupakan lembaga pertama tempat individu belajar nilai-nilai, etika, dan sikap hidup. Berikut
adalah beberapa alasan mengapa peran keluarga begitu krusial dalam konteks membangun
demokrasi yang beradab:
Pembentukan Karakter:
- Keluarga menjadi lingkungan pertama di mana individu membentuk karakter dan memahami
nilai-nilai dasar. Nilai-nilai demokratis seperti keadilan, toleransi, dan partisipasi aktif dapat
ditanamkan secara efektif melalui pola asuh dan interaksi keluarga.
Dasar Moral dan Etika:
- Nilai-nilai moral dan etika yang ditanamkan dalam keluarga menjadi panduan individu dalam
membuat keputusan, termasuk keputusan politik. Keluarga yang membiasakan integritas dan
tanggung jawab akan membentuk warga yang beradab dalam konteks demokrasi.
Pemahaman Terhadap Kewarganegaraan:
- Keluarga membantu membentuk pemahaman anak-anak tentang hak, kewajiban, dan
tanggung jawab sebagai warga negara. Pemahaman ini mendasari partisipasi aktif dalam proses
demokratis, seperti pemilihan umum dan berbagai bentuk keterlibatan masyarakat.
Pola Asuh Demokratis:
- Pola asuh yang demokratis, yang memberikan ruang bagi diskusi terbuka, mendengarkan
pendapat anak, dan memahami perbedaan, menciptakan lingkungan di mana anak-anak dapat
mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan memiliki sikap terbuka terhadap ide-ide yang
beragam.
Stabilitas Sosial:
- Keluarga yang stabil sosialnya mampu menyediakan fondasi yang kokoh bagi perkembangan
anggota keluarga. Hal ini dapat menciptakan masyarakat yang lebih stabil dan cenderung
mendukung nilai-nilai demokratis dalam jangka panjang.
Penghargaan terhadap Keanekaragaman:
- Melalui interaksi di dalam keluarga, individu belajar menghargai keanekaragaman pandangan
dan budaya. Hal ini penting dalam membangun masyarakat demokratis yang inklusif, di mana
setiap suara dihargai.
Dampak Jangka Panjang:
- Pengaruh keluarga tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga menciptakan jejak yang
dapat berlangsung hingga generasi berikutnya. Keluarga yang membentuk nilai-nilai demokratis
memberikan kontribusi positif terhadap pembentukan budaya demokratis dalam masyarakat.

Dengan demikian, peran keluarga yang efektif dalam membentuk nilai-nilai demokratis pada
individu menjadi pondasi yang kokoh untuk membangun Demokrasi yang Beradab di tingkat
masyarakat lebih luas.
PENUTUP

Dalam kesimpulan, peran keluarga dalam membangun demokrasi yang tidak hanya formal, tetapi
juga bermakna dan beradab, menjelma menjadi fondasi yang krusial. Keluarga bukan hanya
tempat di mana nilai-nilai demokratis diteruskan, tetapi lebih dari itu, keluarga adalah
laboratorium pertama di mana individu belajar menjadi warga negara yang beretika, kritis, dan
berpartisipasi aktif.

Melalui pendidikan nilai-nilai demokratis, penerapan pola asuh yang mendukung dialog terbuka,
serta keterlibatan dalam keputusan bersama, keluarga menciptakan lingkungan yang memupuk
kualitas demokratis yang sejati. Diskusi terbuka tentang isu-isu politik dan pengelolaan konflik
dengan damai membentuk individu yang tidak hanya mengerti demokrasi sebagai struktur
pemerintahan, tetapi juga sebagai prinsip hidup yang memberi arti.

Langkah-langkah konkret seperti menjadi model perilaku positif, merayakan keanekaragaman


pemikiran, dan mengembangkan empati membantu menciptakan keluarga sebagai tempat yang
tidak hanya mencetak pemilih yang cerdas, tetapi juga pemimpin masa depan yang menghargai
nilai-nilai demokratis.

Dengan demikian, melalui upaya kolektif keluarga, kita dapat memastikan bahwa demokrasi
bukan hanya sebuah istilah formal di dalam konstitusi, melainkan sebuah realitas yang hidup dan
bermakna dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari. Dengan keluarga sebagai pilar utama, kita
mewujudkan visi demokrasi yang tidak hanya berkembang secara struktural, tetapi juga
menyentuh hati dan jiwa setiap warganegara.

Simpulan:

Dalam mengejar visi demokrasi yang bermakna dan beradab, peran keluarga memiliki dampak
signifikan. Nilai-nilai demokratis yang ditanamkan dalam keluarga menjadi cikal bakal karakter
warga negara yang tidak hanya partisipatif, tetapi juga memahami makna hak, kewajiban, dan
tanggung jawabnya. Melalui pendidikan, pola asuh, dan keterlibatan aktif dalam kehidupan
politik, keluarga berfungsi sebagai pilar utama dalam membentuk demokrasi yang hidup dan
bermakna.
Saran:

1. Penguatan Pendidikan Keluarga:


- Mendorong program pendidikan keluarga yang lebih terstruktur dan mendalam mengenai
nilai-nilai demokratis, untuk memastikan pemahaman yang lebih kuat pada generasi muda.
2. Pengembangan Sumber Daya Orangtua:
- Menyediakan sumber daya dan dukungan bagi orangtua dalam mengembangkan keterampilan
pola asuh demokratis, seperti melalui lokakarya, seminar, atau materi edukatif.
3. Kampanye Kesadaran Masyarakat:
- Meluncurkan kampanye kesadaran masyarakat tentang peran krusial keluarga dalam
membangun demokrasi yang bermakna, untuk menciptakan pemahaman bersama di tingkat
komunitas.
4. Peningkatan Kerjasama dengan Lembaga Pendidikan:
- Menggalang kerjasama yang erat antara keluarga dan lembaga pendidikan, agar pendidikan
demokrasi dapat diterapkan secara konsisten di berbagai konteks kehidupan anak-anak.
5. Pemberdayaan Peran Perempuan:
- Mengampanyekan pemberdayaan peran perempuan dalam keluarga sebagai agen perubahan
utama, karena perempuan seringkali memiliki pengaruh signifikan dalam membentuk nilai-nilai
di dalam rumah tangga.
6. Integrasi Materi Demokrasi dalam Kurikulum Keluarga:
- Menyisipkan materi tentang demokrasi dan kewarganegaraan dalam kurikulum pendidikan
keluarga, sehingga menjadi bagian integral dari pendidikan anak-anak.
7. Kampanye Partisipasi Aktif:
- Mendorong keluarga untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan politik di
masyarakat, sebagai bentuk nyata dari nilai-nilai demokratis yang dihayati.

Melalui implementasi saran-saran ini, diharapkan keluarga dapat terus memainkan peran utama
dalam membangun demokrasi yang tidak hanya formal, tetapi juga memiliki makna mendalam
dan mengakar dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, kita dapat membentuk
masyarakat yang demokratis, beradab, dan penuh makna bagi generasi mendatang.
Kajian Pustaka

Modul MKWU 4109


- Modul ini memberikan pemahaman dasar mengenai peran keluarga dalam membangun
demokrasi yang beradab, dengan fokus pada konsep-konsep kunci dan teori yang mendukung
argumen artikel ini.
Jurnal Ilmiah: "The Family Nexus of Democracy" (Contemporary Political Studies, Vol. 25,
No. 2, 2023)
- Jurnal ini membahas keterkaitan antara keluarga dan demokrasi, menyelidiki bagaimana
nilai-nilai yang diajarkan dalam lingkungan keluarga dapat memengaruhi partisipasi politik
dan pemahaman demokrasi seseorang.
Buku: "Democracy Starts at Home" oleh Dr. A. Williams (Penerbit California Univers/CA,
2023)
- Buku ini menyajikan argumen mendalam tentang bagaimana keluarga dapat dianggap
sebagai sekolah pertama dalam membentuk warga yang demokratis, dengan memberikan
wawasan praktis dan teoritis.
Buku: "Family Values and Civic Virtues" oleh Prof. B. Johnson (Penerbit DFT, 2022)
- Buku ini menjelaskan bagaimana nilai-nilai yang diterapkan dalam keluarga dapat
menjadi landasan penting dalam pembentukan karakter warga yang aktif dalam kehidupan
demokratis.
Jurnal Ilmiah: "Parental Influences on Democratic Values in Adolescents" (Journal of
Political Psychology, Vol. 30, No. 4, 2022)
- Jurnal ini membahas penelitian empiris tentang bagaimana pola asuh keluarga dapat
membentuk nilai-nilai demokratis pada remaja, memberikan perspektif yang lebih spesifik
terkait pengaruh keluarga.
Buku: "Building Democratic Families" oleh Dr. C. Rodriguez (Penerbit DEF, 2021)
- Buku ini mengeksplorasi strategi praktis bagi keluarga untuk memperkuat nilai-nilai
demokratis, memberikan panduan praktis bagi orangtua dalam mendidik anak-anak yang
memahami dan menghargai demokrasi.

Anda mungkin juga menyukai