100% menganggap dokumen ini bermanfaat (2 suara)
8K tayangan2 halaman

Tugas 3 Bahasa Indonesia Sesi 7

Teks tersebut merangkum pendapat beberapa ekonom mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah krisis global. Ada yang berpendapat pertumbuhan tersebut dialami bias karena didorong utang dan konsumsi, sedangkan yang lain menyatakan didukung sektor domestik dan belanja pemerintah.

Diunggah oleh

Ilmi Furqoniyah
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
100% menganggap dokumen ini bermanfaat (2 suara)
8K tayangan2 halaman

Tugas 3 Bahasa Indonesia Sesi 7

Teks tersebut merangkum pendapat beberapa ekonom mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah krisis global. Ada yang berpendapat pertumbuhan tersebut dialami bias karena didorong utang dan konsumsi, sedangkan yang lain menyatakan didukung sektor domestik dan belanja pemerintah.

Diunggah oleh

Ilmi Furqoniyah
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 2

TUGAS 3

NAMA : ILMI FURQONIYAH


NIM : 050669262
MATA KULIAH : BAHASA INDONESIA

1. Perbaikilah beberapa kesalahan tulisan yang ada pada teks di atas dengan mengacu
pada tanda koreksi dan fungsinya sesuai dengan modul MKWU 4108 bahasa
Indonesia halaman 8.37 s.d 8.38
2. Perbaiki kesalahan dalam penggunaan huruf kapital (sesuai Ejaan Bahasa
Indonesia/Permendikbud RI Nomor 50 Tahun 2015) dengan memberikan blok kuning
pada huruf kapital yang sudah dikoreksi/disunting pada jawaban saudara.

JAWAB :
Di saat kondisi perekonomian global yang tengah krisis, torehan pertumbuhan
ekonomi Indonesia menunjukkan hasil yang positif. Jika dibandingkan pada triwulan
kedua tahun ini dengan periode yang sama tahun lalu, ekonomi Indonesia meningkat
kurang lebih 6,4 persen. Pertumbuhan ini tetap masih terpusat di PulauJawa dengan
peningkatan sebesar 57,5 persen. Apabila di akumulasi, pertumbuhan ekonomi
Indonesia semester I tahun 2012 lebih baik dibandingkan dengan semester I tahun
2011 yang tumbuh sekitar 6,3 persen.

Akan tetapi, pertumbuhanekonomi Indonesia dinilai mengalami bias atau anomali.


Hal ini dikatakan oleh Salamuddin Daeng, pengamat ekonomi Indonesia for Global
Justice. Ia berpendapat, pertumbuhan ekonomi ini tidak diikuti dengan peningkatan
kesejahteraan masyarakat.Tidak hanya itu, Daeng juga memaparkan, sekurang-
kurangnya ada empat faktor yang membuat ekonomi Indonesia mengalami bias.

Pertama, perekonomian Indonesia lebih banyak ditengarai oleh utang asing yang
nilainya terus meningkat. “Utang Indonesia mencapai Rp. 2.865 triliun.Utang asing
pemerintah meningkat setiap tahunnya.Utang ini menjadi sumber penghasilan utama
pemerintah dan menjadi pendorong tumbuhnya ekonomi Indonesia,” ujar Daeng.

Kedua, peningkatan konsumsi masyarakat dinilai ikut mendorong pertumbuhan


ekonomi Indonesia. Konsumsi masyarakat yang meningkat bersumber dari harga
sandang pangan yang mengalami kenaikan, serta disokong oleh pertumbuhan kredit
terutama kredit konsumsi.

Ketiga, ekonomi Indonesia pertumbuhannya didorong oleh ekspor bahan mentah,


contohnya hasil perkebunan, hutan, migas dan bahan tambang, sehingga kurang
menciptakan nilai tambah dan lapangan pekerjaan. Faktor terakhir, pertumbuhan
ekonomi Indonesia di dorong oleh penanaman asing yang menjadikan sumber daya
alam Indonesia makin di kuasai asing.
Di lain pihak, A Tony Prasetiantono, Pengamat Ekonomi dari Universitas Gadjah
Mada, menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang oleh sektor domestik.
Menurutnya, dampak krisis global melalui defisit neraca perdagangan dan penurunan
ekspor baru akan terasa pada kuartal ketiga dan keempat tahun ini. ia menilai
kontribusi ekspor terhadap PBD tidak besar.

Selaras dengan itu, ekonom Mirza Adityaswara berpendapat bahwa sejumlah sektor
ekonomi dalam negeri tumbuh karena didorong oleh suku bunga rendah. Hal ini
tampak dari peningkatan kredit yang mencapai 26-28 persen sekaligus didukung oleh
harga bbm yang rendah sebab masih disubsidi oleh pemerintah.

Lebih lanjut Mirza meyampaikan, sektor yang berorientasi dalam negeri mengalami
pertumbuhan tinggi, misalnya otomotif, manufaktur, transportasi, komunikasi, dan
perdagangan. Dampaknya pertumbuhan sektor yang berorientasi dalam negeri
memiliki kecenderungan defisit neraca perdagangan yng semakin besar.

Menurut A Tony Prasetiantono, belanja pemerintah yang lebih cepat dan besar juga
sangat membantu pertumbuhan. Seiring dengan hal itu, tingkat inflasi yang berada
dibawah 5 persen cukup membantu, walaupun hal tersebut ada dampaknya, yakni
nilai subsidi energi yang terus membengkak yang sebetulnya tidak sehat.

Noted :

Block Kuning : Menyatakan Penggunaan Huruf Kapital yang Benar


Block Merah : Menyatakan Penulisan Kata yang Benar

Anda mungkin juga menyukai