0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7K tayangan13 halaman

BAB 3 Nasionalisme Dan Jati Diri Bangsa IPS

Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh kolonialisme dan imperialisme di Indonesia, mulai dari kedatangan bangsa Barat, pengaruh sistem monopoli perdagangan dan kerja paksa, serta perlawanan rakyat Indonesia terhadap penjajahan, seperti Perang Padri, Aceh, dan Diponegoro. Juga disebutkan tentang pendudukan Jepang di Indonesia pada Perang Dunia 2.

Diunggah oleh

clrfdrolv
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7K tayangan13 halaman

BAB 3 Nasionalisme Dan Jati Diri Bangsa IPS

Dokumen tersebut membahas tentang pengaruh kolonialisme dan imperialisme di Indonesia, mulai dari kedatangan bangsa Barat, pengaruh sistem monopoli perdagangan dan kerja paksa, serta perlawanan rakyat Indonesia terhadap penjajahan, seperti Perang Padri, Aceh, dan Diponegoro. Juga disebutkan tentang pendudukan Jepang di Indonesia pada Perang Dunia 2.

Diunggah oleh

clrfdrolv
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 13

BAB 3 Nasionalisme dan Jati Diri Bangsa

A. Penjelajahan Samudra, Kolonialisme, dan Imperialisme di Indonesia


1. Bagaimana Pengaruh Kondisi Geografis terhadap Penjelajahan Samudra?
Indonesia terletak di antara 2 benua dan 2 samudra yaitu Benua AsiaAustralia dan Samudra Hindia-Pasifik.
Letak geografis Indonesia termasuk ke dalam wilayah tropis. Indonesia adalah negara yang memiliki potensi
sumber daya alam. Kondisi inilah yang menjadi daya tarik bangsa-bangsa lain datang ke Indonesia. Berikut
beberapa faktor pendorong kedatangan bangsa Barat :

- Kekayaan alam (rempah-rempah)


Rempah-rempah bagi bangsa-bangsa Eropa dapat digunakan untuk mengawetkan makanan, bumbu
masakan, dan obat-obatan.
- Motivasi 3G (Gold, Gospel, Glory)
Gold artinya emas, yang identik dengan kekayaan. Glory bermakna kejayaan bangsa. Gospel adalah
keinginan bangsa Barat untuk menyebarluaskan atau mengajarkan agama Nasrani.
- Revolusi Industri
Revolusi Industri adalah pergantian atau perubahan secara menyeluruh dalam memproduksi barang
dari sebelumnya menggunakan tenaga manusia dan hewan menjadi tenaga mesin.

Imperialisme kuno (ancient imperialism) adalah imperialisme yang berkembang pada masa sebelum Revolusi
Industri dengan semboyan Gold, Gospel, and Glory.

Sedangkan imperialisme modern (modern imperialism) bertujuan memperoleh kemajuan ekonomi.


Imperialisme modern timbul sesudah Revolusi Industri.

2. Bagaimana Kehidupan Masyarakat Indonesia pada Masa Kolonialisme dan


Imperialisme?
a. Kedatangan Bangsa Barat di Indonesia

1486 : Bartolomeu Dias melakukan pelayaran pertama menyusuri Pantai Afrika

1511 : Alfonso d’Alburquerque (Portugal) menguasai Malaka dan 1512 berhasil sampai Maluku

1521 : Sebastian del Cano (Spanyol) berhasil berlabuh di Tidore

1595 : Cornelis de Houtman memimpin ekspedisi ke Indonesia di Pelabuhan Banten melalui Selat Sunda.

1602 : Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) didirikan

1808 : Herman Willem Daendels diangkat menjadi Gubernur Jenderal

■ Kongsi Dagang/ VOC


Kongsi dagang Belanda ini diberi nama Vereenidge Oostindische Compagnie (VOC). VOC didirikan di
Amsterdam. Tujuan dibentuknya VOC yaitu menghindari persaingan yang tidak sehat sesama
kelompok/kongsi pedagang Belanda yang telah ada dan memperkuat kedudukan Belanda dalam menghadapi
persaingan dengan para pedagang negara lain.
Kewenangan dan Hak-hak yang dimiliki VOC:
a. Melakukan monopoli perdagangan di wilayah antara Tanjung Harapan sampai Selat Magelhaens,
termasuk Nusantara
b. Membentuk angkatan perang sendiri
c. Melakukan peperangan
d. Mengadakan perjanjian dengan raja setempat
e. Mencetak dan mengeluarkan mata uang sendiri
f. Mengangkat pegawai sendiri
g. Memerintah di negeri jajahan.

■ Pengaruh Monopoli Perdagangan


Monopoli adalah penguasaan pasar yang dilakukan oleh satu atau sedikit perusahaan. Belanda memaksa
kerajaan-kerajaan di Indonesia untuk menandatangani kontrak monopoli dengan berbagai cara. Salah satu
caranya adalah politik adu domba atau dikenal dengan devide et impera.

■ Pengaruh Kebijakan Kerja Paksa


Jalur Anyer–Panarukan merupakan salah satu hasil kerja paksa pada masa pemerintahan Daendels. Gubernur
Jenderal Daendels (1808-1811), melakukan berbagai kebijakan seperti pembangunan militer, jalan raya,
perbaikan pemerintahan, dan perbaikan ekonomi. Jalan tersebut dibangun dengan tujuan utama untuk
kepentingan militer pemerintah kolonial.

■ Pengaruh sistem Tanam Paksa


Pada tahun 1830, Van Den Bosch menerapkan Sistem Tanam Paksa (Cultuur Stelsel). Praktik praktik
penekanan dan pemaksaan terhadap rakyat tersebut antara lain sebagai berikut.
• Menurut ketentuan, tanah yang digunakan untuk tanaman wajib hanya 1/5 dari tanah yang dimiliki
rakyat. Namun kenyataannya, selalu lebih bahkan sampai ½ bagian dari tanah yang dimiliki rakyat.
• Kelebihan hasil panen tanaman wajib tidak pernah dibayarkan.
• Waktu untuk kerja wajib melebihi dari 66 hari, dan tanpa imbalan yang memadai.
• Tanah yang digunakan untuk tanaman wajib tetap dikenakan pajak.

Penderitaan rakyat Indonesia akibat kebijakan Tanam Paksa ini dapat dilihat dari jumlah angka kematian
rakyat Indonesia yang tinggi akibat kelaparan dan penyakit kekurangan gizi. Orang-orang Belanda yang
menentang adanya Tanam Paksa tersebut di antaranya Baron van Hoevel, E.F.E. Douwes Dekker (Multatuli),
dan L. Vitalis. Pada tahun 1870, keluar Undang-Undang Agraria (Agrarische Wet) yang mengatur tentang
prinsip-prinsip politik tanah di negeri jajahan yang menegaskan bahwa pihak swasta dapat menyewa tanah,
baik tanah pemerintah maupun tanah penduduk.

b. Perlawanan terhadap Persekutuan Dagang


kronologi perlawanan rakyat Indonesia terhadap persekutuan dagang pada masa kolonialisme.

1529 : Perlawanan Sultan Baabullah

1607-1639 : Perlawanan Rakyat Aceh

1628 : Serangan Mataram

1666 : Perlawanan Sultah Hasanuddin


c. Perlawanan terhadap Pemerintah Hindia Belanda
■ Perang Paderi di Sumatra Barat (1821-1838)
Kelompok pembaharu Islam di Sumatra Barat ini disebut sebagai Kaum Padri. Perlawanan kaum Padri
berubah dengan sasaran utama Belanda meletus tahun 1821. Kaum Padri dipimpin Tuanku Imam Bonjol (M.
Syahab), Tuanku nan Cerdik, Tuanku Tambusai, dan Tuanku nan Alahan. Sementara itu Belanda menghadapi
perlawanan Pangeran Diponegoro (1825-1830). Belanda sadar, apabila pertempuran dilanjutkan, Belanda
akan kalah. Belanda mengajak berdamai di Bonjol tanggal 15 November 1825, selanjutnya Belanda
konsentrasi terhadap Perang Diponegoro. Belanda kembali melakukan penyerangan terhadap kedudukan
Padri. Bantuan dari Aceh juga datang untuk mendukung pejuang Padri. Belanda menerapkan sistem
pertahanan Benteng Stelsel, Benteng Fort de Kock di Bukit tinggi, dan Benteng Fort van der Cappelen
merupakan dua benteng pertahanannya. Dengan siasat tersebut akhirnya Belanda menang, ditandai
jatuhnya benteng pertahanan terakhir Padri di Bonjol tahun 1837. Tuanku Imam Bonjol ditangkap, kemudian
diasingkan ke Priangan, kemudian ke Ambon, dan terakhir di Manado hingga wafat tahun 1864. Berakhirnya
Perang Padri, membuat kekuasaan Belanda di Minangkabau semakin besar. Keadaan ini kemudian
mendukung usaha Belanda untuk menguasai wilayah Sumatra yang lain.

■ Perang Aceh
Traktat London tahun 1871 menyebut Belanda menyerahkan Sri Lanka kepada Inggris. Sebagai gantinya,
Belanda mendapat hak atas Aceh. Berdasarkan traktat tersebut, Belanda mempunyai alasan untuk
menyerang istana Aceh. Belanda juga membakar Masjid Baiturrahman yang menjadi benteng pertahanan
Aceh 14 April 1873. Semangat jihad (perang membela agama Islam) menggerakkan perlawanan rakyat Aceh.
Belanda mengutus Dr. Snouck Hurgronje yang memakai nama samaran Abdul Gafar. Snouck Hurgronje
memberikan saran-saran kepada Belanda mengenai cara mengalahkan orang Aceh, dengan mengadu domba
anta ra golongan uleebalang (bangsawan) dan kaum ulama. Belanda men janjikan kedudukan pada
uleebalang yang bersedia damai. Taktik ini berhasil, banyak uleebalang yang tertarik pada tawaran Belanda.
Belanda juga memberikan tawaran kedudukan kepada para uleebalang apabila kaum ulama dapat
dikalahkan. Sejak tahun 1898, kedudukan Aceh semakin terdesak. Banyak tokohnya yang gugur, diantaranya
Teuku Umar, Sultan Aceh Mohammad Daudsyah, Panglima Polem Mohammad Daud, Cut Nyak Dien, dan Cut
Meutia. Perlawanan Aceh pun terus menyusut. Hingga tahun 1917, Belanda masih melakukan pengejaran
terhadap sisa-sisa perlawanan Aceh. Belanda mengumumkan berakhirnya Perang Aceh pada tahun 1904.
Namun demikian, perlawanan separadis rakyat Aceh berlangsung hingga tahun 1930an.

■ Perang Diponegoro (1825-1830)


Perang Diponegoro merupakan salah satu perang besar yang dihadapi Belanda. Campur tangan Pemerintah
Hindia Belanda dalam urusan Kraton Yogyakarta menimbulkan kegelisahan rakyat. Pajak-pajak yang
diterapkan pemerintah Hindia Belanda dan kebijakan ekonomi lainnya menjadi sumber penderitaan rakyat
dan ikut melatarbelakangi Perang Diponegoro. Salah satu bukti campur tangan politik Belanda adalah dalam
urusan politik Kraton Yogyakarta terjadi ketika Hamengkubuwono IV wafat pada tahun 1822. Beberapa
tindakan Belanda yang dianggap melecehkan harga diri dan nilai-nilai budaya masyarakat menjadi penyebab
lain kebencian rakyat kepada Belanda. Sebagai contoh, saat membangun jalan baru pada bulan Mei 1825,
Belanda memasang patok-patok pada tanah nenek moyang Diponegoro. Terjadi perselisihan saat pengikut
Diponegoro Patih Danureja IV mencabuti patok-patok tersebut. Belanda mengutus prajurit untuk menangkap
Pangeran Diponegoro dan perang tidak dapat dihindarkan. Pada tanggal 20 Juli 1825, Tegalrejo, yang menjadi
wilayah Diponegoro, direbut dan dibakar Belanda. Untuk menghadapi perlawanan Diponegoro, Belanda
menerapkan siasat Benteng Stelsel sehingga mampu memecah belah jumlah pasukan musuh. Belanda pun
menangkap Kyai Maja dan Pangeran Mangkubumi. Belanda kemudian juga meyakinkan Panglima Sentot
Prawiryodirjo untuk membuat perjanjian perdamaian. Pada Maret 1830, Diponegoro bersedia mengadakan
perundingan dengan Belanda di Magelang, Jawa Tengah. Perundingan tersebut ternyata siasat untuk
menangkap Diponegoro. Akhirnya, Diponegoro diasingkan ke Manado, kemudian ke Makassar hingga wafat
tahun 1855. Setelah berakhirnya Perang Jawa (Diponegoro), tidak ada lagi perlawanan yang besar di Jawa.

c. Masa Pendudukan Jepang


Awal mula tujuan Jepang menguasai Indonesia ialah untuk kepentingan ekonomi dan politik. Jepang
merupakan negara industri yang sangat maju dan sangat besar. Jepang sangat menginginkan bahan baku
industri yang banyak tersedia di Indonesia untuk kepentingan ekonominya. Pada tanggal 8 Desember 1941,
Jepang melakukan penyerangan terhadap pangkalan militer AS di Pearl Harbour. Setelah memborbardir Pearl
Harbour, pada tanggal 11 Januari 1942, Jepang mendaratkan pasukannya di Tarakan, Kalimantan Timur.
Jepang menduduki kota minyak Balikpapan pada tanggal 24 Januari. Selanjutnya, Jepang menduduki
kotakota lainya di Kalimantan. Jepang berhasil menguasai Palembang pada tanggal 16 Februari. Setelah
menguasai Palembang, Jepang menyerang Pulau Jawa. Pulau Jawa merupakan pusat pemerintahan Belanda.
Batavia (Jakarta) sebagai pusat perkembangan Pulau Jawa berhasil dikuasai Jepang pada tanggal 5 Maret
1942. Setelah melakukan berbagai pertempuran, Belanda akhirnya menyerah tanpa syarat kepada Jepang
pada tanggal 8 Maret 1942 di Kalijati, Subang-Jawa Barat. Jepang melakukan propaganda dengan semboyan
“Tiga A” (Jepang Pemimpin Asia, Jepang Pelindung Asia, Jepang Cahaya Asia) untuk menarik simpati rakyat
Indonesia. Selain itu, Jepang menjanjikan kemudahan bagi bangsa Indonesia dalam melakukan ibadah,
mengibarkan bendera merah putih yang berdampingan dengan bendera Jepang, menggunakan bahasa
Indonesia, dan menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” bersama lagu kebangsaan Jepang “Kimigayo”.
Jepang justru lebih kejam dalam menjajah bangsa Indonesia. Jepang melakukan beberapa kebijakan antara
lain sebagai berikut.

■ Membentuk Organisasi Sosial


Organisasi sosial yang dibentuk oleh Jepang di antaranya Gerakan 3A, Pusat Tenaga Rakyat, Jawa Hokokai,
dan Masyumi, yang dipimpin oleh Mr. Syamsuddin, dengan tujuan meraih simpati penduduk dan tokoh
masyarakat sekitar. Sebagai ganti Gerakan Tiga A, Jepang mendirikan gerakan Pusat Tenaga Rakyat (Putera)
pada tanggal 1 Maret 1943. Gerakan Putera dipimpin oleh Empat Serangkai, yaitu Soekarno, Mohammad
Hatta, K.H. Mas Mansyur, dan Ki Hajar Dewantara. Kegiatan yang dilakukan oleh gerakan Putera
memanfaatkan organisasi ini untuk melakukan konsolidasi dengan tokoh-tokoh perjuangan.
Pada tahun 1944, dibentuk Jawa Hokokai (Gerakan Kebaktian Jawa). Gerakan ini berdiri di bawah
pengawasan para pejabat Jepang. Tujuan pokoknya adalah menggalang dukungan untuk rela berkorban demi
pemerintah Jepang. Tahun 1943 Jepang membubarkan Majelis Islam A’la Indonesia dan menggantikannya
dengan Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia). Masyumi dipimpin oleh K.H. Hasyim Ashari dan K.H.
Mas Mansyur.

■ Membentuk Organisasi Militer


Jepang membentuk berbagai organisasi semimiliter. Berikut ini merupakan organisasi yang dibentuk Jepang
untuk melangsungkan pemerintahannya di Indonesia.
• Seinendan: pemuda prajurit perang usia 14-22 tahun.
• Fujinkai: himpunan kaum wanita di atas 15 tahun untuk terikat dalam latihan semimiliter.
• Keibodan: barisan pembantu polisi laki-laki berumur 20-25 tahun.
• Heiho (1943): organisasi prajurit pembantu tentara Jepang.
• Peta: pasukan gerilya yang membantu Jepang melawan serangan musuh tiba-tiba.
■ Romusha
Tujuan romusha yaitu mencari bantuan tenaga untuk membantu perang dan melancarkan aktivitas Jepang.
Romusha dikerahkan untuk membangun jalan, kubu pertahanan, rel kereta api, jembatan, dan sebagainya.
Selain itu, yang sangat menyengsarakan dari pendudukan Jepang adalah pemaksaan wanita menjadi Jugun
Ianfu atau wanita penghibur Jepang di berbagai pos medan pertempuran.

■ Eksploitasi Kekayaan Alam


Rakyat wajib menyerahkan bahan pangan besar-besaran kepada Jepang. Jepang memanfaatkan Jawa
Hokokai dan intansi-instansi pemerintah lainnya. Pada masa panen, rakyat wajib melakukan setor padi
sedemikian rupa sehingga mereka hanya membawa pulang sekitar 20% dari panen yang dilakukannya.
Kondisi ini mengakibatkan musibah kelaparan dan penyakit busung lapar di Indonesia.

3. Perubahan Masyarakat Akibat Penjajahan Bangsa Barat dan Pendudukan Jepang


Pemerintah kolonial menerapkan kebijakan yang merugikan bangsa Indonesia. Akibatnya, bangsa Indonesia
melakukan perlawanan untuk mengusir penjajah.

B. Pergerakan Kebangsaan Menuju Kemerdekaan

1. Bagaimana Perkembangan
Organisasi Pergerakan di Indonesia pada Masa Penjajahan?
a. Faktor Penyebab Pergerakan Nasional
Politik etis (politik balas budi) adalah suatu pemikiran yang menyatakan bahwa pemerintah kolonial Belanda
memegang hutang tanggung jawab moral bagi kesejahteraan rakyat Nusantara. Pada 1863, sistem tanam
paksa dihapuskan dan Pemerintah Belanda mulai menerapkan sistem ekonomi liberal. Pada 1901 Ratu
Belanda Wilhelmina mengeluarkan kebijakannya yang disebut dengan politik etis. Politik etis berdampak
positif untuk jangka panjang bagi bangsa Indonesia. Pada bidang pendidikan, politik etis melahirkan golongan
terpelajar dan terdidik, seperti Sutomo atau Wahidin Soedirohusodo. Ada tiga bidang yang dipakai dalam
politik etis tersebut, yakni irigasi, emigrasi, dan pendidikan. Berikut tiga bidang tersebut, yakni:
• Irigasi (pengairan), pemerintah Belanda membangun dan memperbaiki irigasi.
• Emigrasi (perpindahan penduduk), program emigrasi dipakai pemerintah Belanda untuk pemerataan
penduduk di Pulau Jawa dan Madura.
• Edukasi (pendidikan), program peningkatan mutu sumber daya manusia dan pengurangan jumlah
buta huruf rakyat yang berimplikasi baik untuk pemerintah Belanda.
Faktor faktor yang melatarbelakangi terjadinya pergerakan nasional di Indonesia selain politik etis :
1. Faktor Internal
• Munculnya kebijakan politik etis
• Perjuangan Kedaerahan
• Rasa senasib sepenanggungan
• Perkembangan organisasi etnis, kedaerahan, dan keagamaan

2. Faktor Eksternal
• Berkembangnya paham baru (demokrasi, liberalisme, komunisme, nasionalisme, Pan Islamisme)
• Kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1905
• Lahirnya pergerakan nasional di wilayah Asia dan Afrika (Tiongkok, India, Filipina, Turki, dan Mesir)

b. Organisasi Pergerakan Nasional

N Nama Tokoh Tanggal Tujuan Keteladanan


o Organisasi berdiri

1 Budi Utomo Ketua: R. Soetomo 20 Mei 1908 Memajukan semangat


( BU ) Wakil Ketua: M. Soelaiman pendidikan pantang
Sekretaris I: Soewarno rakyat menyerah,
Sekretaris II: M. Goenawan kesadaran akan
Bendahara: R. Angka pentingnya
Komisaris: M. Soewarno, kedaulatan, serta
M. Muhammad Saleh, M. menolak tunduk
Soeradji, M. Goembrek. kepada penjajah.

2. Sarekat Islam Pendiri : H Samanhudi 16 Oktober membangun Cinta tanah air,


(SI) H.O.S Tjokroaminoto 1905 persaudaraan sikap berani,
Raden Mas Tirtoadisutjo persahabatan dan budi pekerti baik
Raden Gunawan tolong menolong dan cinta Islam.
di antara muslim
H Agus Salim
&
mengembangkan
perekonomian
rakyat

3. Indische Partij Douwes Dekker 25 Desember membangun Berani, rasa


(IP) R.M. Suwardi 1912 rasa patriotisme nasionalisme
Suryaningrat terhadap tanah tinggi
Dr Cipto air.
Mangunkusumo
4. Perhimpunan Achmad Soebardjo 25 Oktober Mencapai Keteladanan dalam
Indonesia (PI ) Soekiman Wirjosandjojo 1908 Indonesia sikap giat dalam
Arnold Mononutu, merdeka. memperjuangkan
Mr. Dr. Mohamad Nazif, kemerdekaan
Prof Mr Sunario Indonesia.
Sastrowardoyo, Keteladanan dalam
Sastromoeljono, sikap giat
Abdulmadjid Djojoadiningrat, memperjuangkan
Sutan Sjahrir, hak-hak sosial.
Sutomo, Keteladanan dalam
Ali Sastroamidjojo, memperjuangkan
Wreksodiningrat, hak-hak
Soedibjo Wirjowerdojo dll. lingkungan sekitar.

5 Partai Nasional Tjipto Mangunkusumo 4 Juli 1927 kemandirian semangat


Indonesia (PNI ) Sartono Iskaw ekonomi dan nasionalisme
Tjokrohadisuryo Sunaryo politik untuk mengobarkan
Soekarno Moh. Hatta Gatot kepulauan perjuangan
Mangkoepradja Soepriadinata
Indonesia. melawan
Maskun
Sumadiredja Amir Sjarifuddin penjajah
Wilopo Hardi Suwiryo Ali
Sastroamidjojo Djuanda
Kartawidjaja Mohammad
Isnaeni Supeni Sanusi
Hardjadinata Sarmidi
Mangunsarkoro

6. Pendiikan Moh. Hatta 2 Mei 1889 Mencerdaskan Memperjuangkan


Nasional Sultan syahrir kehidupan hak setiap anak di
Indonesia bangsa Indonesia untuk
mendapat
pendidikan yang
layak

c. Pergerakan pada Zaman Pendudukan Jepang


Beberapa bentuk perjuangan pada zaman Jepang adalah sebagai berikut.

■ Memanfaatkan Organisasi Bentukan Jepang


Mereka memanfaatkan Putera sebagai sarana komunikasi dengan rakyat. Tokoh tokohnya adalah para
pemimpin Putera. Akhirnya, Putera justru dijadikan para pemuda Indonesia sebagai ajang kampanye
nasionalisme. Pemerintah Jepang menyadari hal tersebut dan akhirnya membubarkan Putera dan
menggantinya dengan Barisan Pelopor. Sama seperti Putera, Barisan Pelopor yang dipimpin Sukarno ini pun
selalu mengampanyekan perjuangan kemerdekaan.

■ Gerakan Bawah Tanah


Gerakan bawah tanah merupakan perjuangan melalui kegiatan-kegiatan tidak resmi tanpa sepengetahuan
Jepang . Tokoh tokohnya ada Sutan Sjahrir, Achmad Subarjo, Sukarni, A. Maramis, Wikana, Chairul Saleh, dan
Amir Syarifuddin. Gerakan bawah tanah sering disebut golongan radikal.
■ Perlawanan Bersenjata
Selain itu, terdapat perlawanan bersenjata yang dilakukan bangsa Indonesia di antaranya sebagai berikut:
• Perlawanan Rakyat Aceh menentang peraturan-peraturan Jepang.
• Perlawanan Singaparna, Jawa Barat menentang seikerei yakni menghormati Kaisar Jepang
• Perlawananan Indramayu, Jawa Barat menolak pungutan padi yang terlalu tinggi
• Perlawanan Peta di Blitar, Jawa Timur. Perlawanan Peta merupakan perlawanan terbesar yang
dilakukan rakyat Indonesia pada masa pendudukan Jepang.

2. Bagaimana Proses Pelaksanaan Kemerdekaan Indonesia?

a. Persiapan Kemerdekaan Indonesia


■ Pembentukan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
BPUPKI bertujuan untuk menyelidiki hal-hal penting yang berhubungan dengan persiapan kemerdekaan
Indonesia. Pada tanggal 1 Maret 1945, Jenderal Kumakici Harada mengumumkan pembentukan Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi Cosokai.

Pada tanggal 29 April 1945 pengurus BPUPKI dibentuk dengan ketuanya Dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat.
Sidang BPUPKI bertujuan untuk merumuskan dasar negara dan UndangUndang Dasar negara Indonesia.

a) Sidang Pertama (29 Mei 1945-1 Juni 1945)


Sidang pertama tanggal 29 Mei 1945-1 Juni 1945 dalam persidangan adalah merumuskan dasar negara,
membahas bentuk negara Indonesia serta filsafat negara “Indonesia Merdeka”. Sidang pertama belum
menemukan titik temu kesepakatan akhirnya dibentuklah Panitia Sembilan. Pada tanggal 22 Juni 1945 Panitia
Sembilan merumuskan dasar negara yang kemudin dikenal sebagai Piagam Jakarta.

b) Sidang Kedua (10 Juli 1945-17 Juli 1945)


Sidang kedua membahas tentang wilayah NKRI, kewarganegaraan Indonesia, rencana Undang-Undang Dasar
(UUD), ekonomi, keuangan, bela negara, pengajaran. BPUPKI membentuk Panitia Perancang UUD
(beranggotakan 19 orang ) yang diketuai Ir. Sukarno. Panitia ini menyepakati Piagam Jakarta dijadikan sebagai
inti pembukaan UUD. Panitia perancang UUD juga membuat panitia kecil (beranggotakan 7 orang) yang
diketuai oleh Soepomo untuk merumuskan batang tubuh UUD.

■ Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)


Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan. Jenderal Terauchi menyetujui pembentukan Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritzu Zyumbi Inkai sebagai ganti BPUPKI yang diketuai
oleh Ir. Soekarno. Tugas utama PPKI adalah mempersiapkan segala sesuatu berkaitan dengan keperluan
pergantian kekuasaan. Pada tanggal 9 Agustus Jenderal Terauchi memanggil Ir. Sukarno, Drs. Mohammad
Hatta, dan Dr. Radjiman Widyodiningrat, ke Saigon/Dalat Vietnam untuk menerima informasi tentang
kemerdekaan Indonesia.

■ Peristiwa Rengasdengklok
Pada tanggal 15 Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Tokoh pemuda mendesak agar
kemerdekaan Indonesia segera diproklamasikan . Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul
03.00. WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke Rengasdengklok, Karawang, untuk kemudian didesak agar
mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Para pemuda termasuk Sultan Syahrir
menganggap PPKI adalah bentukan Jepang. Sehingga Proklamasi kemerdekaan adalah dengan kekuatan
sendiri, terbebas dari pengaruh Jepang.
■ Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Perumusan teks proklamasi dilaksanakan di rumah Laksamana Maeda. Sukarni, Mbah Diro, dan BM. Diah dari
golongan muda hadir dalam pertemuan itu untuk menyaksikan perumusan teks proklamasi. diperoleh
rumusan teks proklamasi yang ditulis tangan oleh Sukarno yang berbunyi:
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan Indonesia. Hal-hal jang mengenai pemindahan
kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

b. Pelaksanaan Proklamasi Kemerdekaan


Upacara proklamasi dilaksanakan pada hari Jumat, 17 Agustus 1945 tepat pada pukul 10.00 waktu Jawa, saat
ini 10.10 WIB. Bendera pusaka dijahit sendiri oleh Fatmawati, istri Sukarno. Teks proklamasi tersebut diketik
oleh Sayuti Melik. Pelaksanaan upacara dilakukan di rumah Sukarno di Jl. Pegangsaan Timur nomor 56,
Jakarta.

C. Pemerataan Pembangunan
Pemerataan pembangunan erat kaitannya dengan persebaran penduduk. Persebaran atau distribusi
penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau negara. Kepadatan penduduk
merupakan indikator adanya perbedaan sumber daya yang dimiliki suatu wilayah. Salah satu cara untuk
memeratakan jumlah penduduk di Indonesia adalah dengan melalui perpindahan penduduk dari daerah yang
padat ke daerah yang jarang penduduknya.

1. Kondisi Geografis dan Pemerataan Ekonomi


Kondisi geografis negara Indonesia terdiri dari pegunungan, dataran rendah, dataran tinggi, pantai, dan
wilayah yang tandus seperti di Nusa Tenggara. Adanya potensi yang berbeda setiap wilayah menyebabkan
Indonesia kaya dan memiliki ciri khas setiap wilayah. Potensi tersebut dapat dimanfaatkan demi mendukung
perekonomian suatu daerah.

2. Lembaga Keuangan untuk Kesejahteraan Rakyat


Lembaga keuangan adalah badan usaha yang mengumpulkan asset dari masyarakat dan disalurkan untuk
pendanaan proyek pembangunan serta kegiatan ekonomi dengan memperoleh hasil dalam bentuk bunga
sebesar persentase tertentu dari besarnya dana yang disalurkan. Lembaga keuangan terdiri dari lembaga
keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank.

a. Lembaga Keuangan Bank


■ Pengertian Bank
Undang-Undang No.10 Tahun 1998 menjelaskan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dengan tujuan
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Simpanan tersebut merupakan dana yang dipercayakan masyarakat
kepada bank dalam bentuk giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, Tabungan. Bank adalah suatu
lembaga keuangan sebagai tempat penitipan atau penyimpanan uang, penyalur atau perantara kredit,
pencipta uang giral, dan pemberi jasa dalam lalu lintas pembayaran serta sebagai pengedar uang

■ Pemanfaatan Produk Perbankan


Kredit meningkatkan utility (daya guna) modal atau uang, meningkatkan utility suatu barang, kredit
meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang, kredit dapat meningkatkan pendapatan nasional.
a) Kredit aktif
(1) Kredit rekening koran : kredit yang diberikan pada nasabah dalam bentuk mutasi (pemindahbukuan)
kepada rekening nasabah.
(2) Kredit Reimburs (Letter of Credit) : pinjaman yang diberikan ke nasabah atas pembelian barang dan yang
membayar adalah bank.
(3) Kredit aksep : pinjaman dengan mengeluarakan wesel yang diperdagangkan.
4) Kredit documenter : kredit yang diberikan setelah nasabah menyerahkan dokumen pengiriman barang
yang sudah disetujui kapten kapal yang mengangkut barang tersebut.
(5) Kredit jaminan surat berharga : membeli surat-surat berharga kepada nasabah dan sekaligus surat-surat
berharga tersebut sebagai jaminannya.

b) Kredit pasif
(1) Simpanan/Tabungan : difasilitasi dalam bentuk buku tabungan dan kartu ATM.
(2) Giro : simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Penarikannya mengunakan cek atau
bilyet giro.
(3) Deposito : simpanan berjangka dengan syarat waktu tertentu. Nasabah tidak dapat menarik uang yang
sudah didepositokan dari bank sebelum masa jatuh tempo.

■ Jasa-Jasa Perbankan
a) Transfer uang , yaitu pengiriman uang oleh bank atas permintaan nasabah.
b) Melakukan inkaso (penagihan), yaitu pemberian kuasa dari nasabah kepada bank untuk meminta
persetujuan pembayaran (akseptasi) kepada pihak lain.
c) Menerbitkan credit card/kartu kredit yang berfungsi sebagai alat pembayaran apabila nasabah melakukan
transaksi pembelian.
d) Traveler’s check, adalah sejenis cek yang dikeluarkan bank untuk memudahkan nasabah melakukan
transaksi selama mereka dalam perjalanan.
e) Jasa pembayaran seperti jasa pembayaran rekening listrik, telepon, uang sekolah atau SPP, pembayaran
pajak, dan pembayaran uang denda.
f) Kliring, adalah suatu proses penyelesaian pembayaran antarbank dengan memindahkan saldo kepada
pihak yang berhak menerimanya.

b. Lembaga Keuangan Bukan Bank


Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) adalah badan usaha yang melakukan kegiatan dalam bidang
keuangan yang secara langsung atau tidak langsung menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya
kembali kepada masyarakat. Beberapa Lembaga Keuangan Bukan Bank di Indonesia adalah sebagai berikut:

■ Pembiayaan
Lembaga pembiayaan ialah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan
dana atau barang modal dengan tidak menarik dana langsung dari masyarakat. Lembaga pembiayaan
bergerak dalam bidang-bidang usaha berikut:

a) Usaha sewa guna usaha/leasing company, yaitu badan usaha yang melakukan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan barang modal yang dibutuhkan oleh nasabah.
b) Usaha pembiayaan konsumen, yaitu badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan pengadaan barang
untuk kebutuhan konsumen dengan sistem pembayaran angsuran atau berkala.
c) Usaha kartu kredit adalah badan usaha yang melakukan usaha pembiayaan untuk membeli barang dan
jasa dengan menggunakan kartu kredit.
d) Usaha penyertaan modal/modal ventura adalah suatu usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam
bentuk penyertaan modal kedalam suatu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan untuk jangka
waktu tertentu.

■ Asuransi
Perusahaan asuransi adalah lembaga yang menghimpun dana melalui penarikan premi asuransi dan
menjanjikan akan memberi sejumlah ganti rugi apabila terjadi suatu musibah yang menimpa pihak yang ikut
program asuransi. Beberapa contoh perusahaan asuransi di Indonesia antara lain: asuransi Bumi Putra,
asuransi sosial tenaga kerja, asuransi Jiwasraya, asuransi kesehatan indonesia, asuransi kerugian Jasa Raharja.
perusahaan asuransi memiliki peranan yang penting, antara lain:
a) menambah lapangan kerja bagi masyarakat
b) mengurangi kekhawatiran dalam kehidupan masyarakat
c) mengurangi kerugian yang ditanggung masyarakat
d) memperlancar kegiatan ekonomi masyarakat.

■ Koperasi
Koperasi merupakan badan usaha yang melakukan kegiatan perekonomian berdasarkan asas-asas
kekeluargaan dan sebagai salah satu bentuk gerakan perekonomian rakyat.
Tujuan koperasi : untuk meningkatkan kesejahteraan anggota masyarakat.
Prinsip koperasi adalah sukarela dan terbuka, pengelolaan secara demokratis, kemandirian, dan pembagian
SHU secara adil.

JENIS JENIS KOPERASI BERDASARKAN JENIS USAHA :


1. Koperasi Produsen : Koperasi yang anggotanya-anggotanya adalah para produsen.
2. Koperasi Simpan Pinjam : koperasi yang menerima simpanan dan memberikan pinjaman uang kepada
anggotanya.
3. Koperasi Konsumen : jenis koperasi yang menyediakan barang kebutuhan sehari-hari.
4. Koperasi jasa : koperasi yang menyelenggarakan usaha yang bergerak di bidang jasa.
5. Koperasi Serba Usaha (KSU) : Koperasi yang memiliki berbagai macam usaha

JENIS JENIS KOPERASI BERDASARKAN TINGKATAN :


1. Koperasi Primer : Koperasi yang memiliki jumlah anggota minimal 20 orang. Setiap anggota harus
memenuhi syarat anggaran dasar dan tujuan yang sama.
2. Koperasi Sekunder : Koperasi yang terdiri dari gabungan beberapa koperasi primer.

■ Perusahaan Umum Pegadaian


Perum Pegadaian merupakan perusahaan umum milik pemerintah yang kegiatannya memberikan pinjaman
uang yang besarnya berdasarkan pada nilai barang jaminan yang diserahkan. Contoh barang yang dapat
digadaikan yaitu perhiasan, barang elektronik, motor, mobil, tanah dan bangunan.
Tujuan pengadaian : untuk membantu rakyat kecil agar terhindar dari kreditor liar (lintah darat) yang
meminjamkan uang dengan bunga sangat tinggi.

3. Manfaat Lembaga Keuangan


Lembaga keuangan merupakan salah satu sarana pokok dalam kegiatan ekonomi. Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Mikro di Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah pembiayaan modal kerja atau investasi kepada debitur individu.
Lembaga keuangan menyediakan jasa sebagai perantara antara yang bertanggungjawab dalam penyaluran
dana dari investor kepada perusahaan yang membutuhkan dana tersebut.
D. Konflik dan Integrasi
1. Mengapa Dapat Terjadi Konflik Sosial?

a. Pengertian Konflik
Menurut Robert M.Z. Lawang, konflik adalah perjuangan untuk memperoleh hal-hal yang langka, dengan
tujuan tidak hanya memperoleh keuntungan, tetapi juga untuk menundukkan pesaingnya. Konflik terjadi
karena benturan kekuatan dan kepentingan dalam rangka memperebutkan sumber-sumber kemasyarakatan
(ekonomi, politik, sosial, dan budaya) yang relatif terbatas.
Menurut Kartono, konflik merupakan proses sosial yang bersifat antagonistik dan terkadang tidak dapat
diserasikan karena dua belah pihak memiliki tujuan yang berbeda.

b. Faktor-Faktor Penyebab Konflik


■ Perbedaan Individu
Manusia memiliki perbedaan sudut pandang, cara berfikir dll.

■ Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan


Kriteria baik dan buruk suatu kebudayaan tidak dapat dilihat dari sudut sama.

■ Perbedaan Kepentingan
Setiap individu memiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda.

■ Perubahan-Perubahan Nilai yang Cepat


contohnya, kawasan pedesaan yang berubah menjadi kawasan industrial. Akan terjadi berbagai perubahan
besar karena masyarakat di sekitarnya tidak siap menerima perubahan.

2. Bagaimana Dampak dan Penanganan Konflik Sosial?

a. Dampak Konflik Sosial


■ Meningkatkan Solidaritas Anggota Kelompok
Kita dapat meningkatkan solidaritas sesama dengan saling membantu menyelesaikan konflik atas tujuan
Bersama.

■ Retaknya Hubungan Antarindividu atau Kelompok


Konflik yang terjadi antarindividu atau kelompok dapat menimbulkan keretakan hubungan.

■ Terjadinya Perubahan Kepribadian Para Individu


Kedua belah pihak dapat saling menyesuaikan atau justru masing-masing mempertahankan kebenaran yang
diyakini.

■ Rusaknya Harta Benda dan bahkan Hilangnya Nyawa Manusia


Konflik yang berujung pada kekerasan fisik dapat menyebabkan kerusakan dan hilangnya nyawa manusia.
Sebagai contoh, konflik yang diakhiri dengan peperangan.

■ Terjadinya Akomodasi, Dominasi, bahkan Penaklukan Salah Satu Pihak yang Terlibat Pertikaian
komodasi yang dilakukan sebagai penyelesaian konflik yang meningkatkan solidaritas dan mengesampingkan
konflik yang terjadi.
b. Penanganan Konflik Sosial
■ Menghindar : menjauhi masalah
■ Memaksakan Kehendak : memaksa agar menerima penyelesaian yang diinginkan.
■ Menyesuaikan Keinginan Orang Lain : konflik harus dihindari demi keserasian (harmonis).
■ Tawar-menawar : individu akan mengorbankan sebagian tujuan nya. Begitu juga dengan lawannya.
■ Kolaborasi : mencari pemecahan masalah yang memuaskan keduanya.

3. Bagaimana Cara Mewujudkan Integrasi sosial ?


a. Pengertian Integrasi Sosial
Integrasi sosial merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga
menjadi satu kesatuan. Unsur-unsur yang berbeda tersebut dapat meliputi ras, etnis, agama, bahasa,
kebiasaan, sistem nilai, dan lain sebagainya.
Menurut Baton, integrasi adalah suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam
masyarakat, tetapi tidak memberikan fungsi penting pada perbedaan ras tersebut.

b. Syarat Terjadinya Integrasi Sosial


Syarat terjadinya integrasi sosial menurut William F. Ogburn dan Meyer Nimkoff, yaitu sebagai berikut:
1) Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan mereka.
2) Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama mengenai nilai dan norma.
3) Nilai dan norma sosial itu berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten.

c. Faktor yang Memengaruhi Cepat atau Lambatnya Proses Integrasi:


1) Homogenitas kelompok. 4) Efektivitas komunikasi.
2) Besar kecilnya kelompok.
3) Mobilitas geografis.

d. Bentuk-Bentuk Integrasi Sosial


1) Integrasi normatif: integrasi yang terjadi akibat adanya norma norma yang berlaku di masyarakat.
Contoh: masyarakat Indonesia dipersatukan dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.
2) Integrasi fungsional: integrasi yang terbentuk karna adanya fungsi-fungsi tertentu dalam masyarakat.
Contoh : Indonesia yang terdiri dari berbagai suku mengintegrasikan dirinya dengan melihat fungsi masing-
masing: suku Bugis melaut, Jawa bertani, Minang pandai berdagang.
3) Integrasi koersif: integrasi yang dilakukan dengan cara paksaan.

e. Proses Integrasi Sosial


1) Asimilasi: bertemunya dua kebudayaan atau lebih yang saling memengaruhi sehingga memunculkan
kebudayaan baru dengan meninggalkan sifat asli tiap-tiap kebudayaan.
2) Akultirasi : terjadinya percampuran dua budaya tanpa meharu menghilangkan budaya aslinya.

f. Faktor-Faktor Pendorong Integrasi Sosial


• Toleransi terhadap kebudayaan yang berbeda.
• Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi.
• Sikap positif terhadap kebudayaan lain.
• Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa.
• Kesamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.
• Perkawinan campur (amalgamasi).
• Musuh bersama dari luar.

Anda mungkin juga menyukai