KONSEP KEBUTUHAN PERAWATAN DIRI DAN BERHIAS
(DEFISIT PERAWATAN DIRI)
Dosen pembimbing :
Sri Andayani, S.Kep.,Ns., M.Kep
Di susun oleh :
1. Qonitah Husna Hibatullah (22613484)
2. Fantika Nanda Putri V (22613504)
3. Felycia Putri Anggraini (22613520)
4. Nouvendanangtyas (22613544)
5. Siti Maisaroh (22613565)
6. Mawarta Bela S (22613586)
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PRODI D3 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2022/2023
A. Definisi
Defisit perawatan diri adalah kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan
jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk
melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri terlihat dari
ketidakmampuan merawat kebersihan diri antaranya mandi, makan minum secara
mandiri, berhias secara mandiri, toileting (BAKBAB) (Damaiyanti, 2012).
Defisit perawatan diri adalah kemampuan dasar yang dimiliki manusia dalam
melengkapi kebutuhannya dalam kelangsungan hidupnya sesuai kondisi
keschatannya. (Damaiyanti dan Iskandar, 2012).
Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan melakukan aktifitas perawatan
diri (mandi, berhias, makan serta toileting) kegiatan itu harus bisa dilakukan secara
mandiri (Herman, 2011).
B. Etiologi
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), Penyebab adanya defisit perawatan diri
adalah penurunan kesadaran dan kelelahan fisik. Menurut Depkes (2000),
penyebab defisit perawatan diri adalah:
1. Factor predisposisi
a) Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
b) Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
c) Kemampuan
realitas turun Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas
yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
d) Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya.Situasi
lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatandir
2. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi defisit perawatan diri Menurut Wartonah (2006):
1. kurang penurunan motivasi,
2. kerusakan kognisi dan perceptual,
3. cemas,
4. lelah
5. lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu
melakukan perawatan diri.
ada beberapa faktor persipitasi yang dapat menyebabkan seseorang kurang
perawatan diri. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari berbagai stressor antara
lain:
1. Body Image
Gambaran Individu terhadap dirrinya sangat mempengaruhi kebersihan diri
misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli
dengan kebersihan dirinya.
2. Praktik sosial
Pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan
akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3. Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabunm pasta gigi,
shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakan
nya.
4. Budaya
Di sebagian Masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan
5. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri
seperti penggunaan sabun, shampo, dan lain – lain.
6. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan. misalnya pada pasien dengan diabetes mellitus
dia harus menjaga kebersihan kakinya.
7. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan
perlu bantuan untuk melakukanya.
C. Manifestasi klinis
Menurut Depkes (2000) tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah:
1. Fisik
a. badan bau, pakaian kotor.
b. Rambut dan kulit kotor.
c. Kuku panjang dan kotor.
d. Gigi kotor disertai mulut bau.
e. Penampilan tidak rapi.
2. Psikologis
a. Malas, tidak ada inisiatif.
b. Menarik diri, isolasi diri.
c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3. Social
a. Interaksi kurang.
b. Kegiatan kurang.
c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma.
d. Cara makan tidak teratur.
e. BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak
mampu mandiri.
D. Penatalaksanaan
Klien dengan gangguan defisit perawatan diri tidak terlalu membutuhkan perawatan
medis, tetapi ada sebagian klien yang membutuhkan terapi obat seperti klien yang
mengalami depresi, ansietas, psikologis dll. pasien lebih membutuhkan terapi
kejiwaan melalui komunikasi terapeutik atau dengan cara pemberian pendidikan
kesehatan.
Menurut herman (Ade, 2011)penatalaksanaan defisit perawatan diri yaitu:
1) Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri.
2) Membimbing dan menolong klien merawat diri.
3) Berikan aktivitas rutin sehari-hari sesuai kemampuan
4) Ciptakan lingkungan yang mendukung.
5) Terapi obat
a. Obat anti psikosis : Penotizin.
b. Obat anti depresi : Amitripilin.
c. Obat anti ansietas : Diazepam, bromozepam, clobozam.
d. Obat anti insomia : phnobarbital.
6. Terapi Keluarga
Berfokus pada keluarga dimana keluarga membantu mengatasi masalah klien
dengan memberikan perhatian :
a. Jangan memancing emosi klien.
b. Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan dengan keluarga.
c. Berikan kesempatan klien mengemukakan pendapat.
d. Dengarkan, bantu, dan anjurkan pasien untuk mengemukakan masalah yang
dialaminya.
7. Terapi Aktivitas Kelompok
Berfokus pada dukungan dan perkembangan, keterampilan sosial, atau aktivitas
lainnya, dengan berdiskusi serta bermain untuk mengembalikan keadaan klien
karena maslah sebagian orang merupakan perasaan dan tingkah laku pada orang
lain. Ada 5 sesi yang harus dilakukan :
a. Manfaat perawatan diri.
b. Menjaga kebersihan diri.
c. Tata cara makan dan minum.
d. Tata cara eliminasi.
e. Tata cara berhias.
8. Terapi Musik
Dengan musik klien bisa terhibur, rileks, dan bermain untuk mengembalikan
kesadaran pasien.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan
klien
b. Mahasiswa menuliskan sumber data yang didapat.
2. Alasan masuk
Tanyakan kepada klien dan keluarga
a. Apa yang menyebabkan klien/keluarga datang ke rumah sakit saat ini ?
b. Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga untuk mengatasi masalah ?
c. Bagaimana hasilnya ?
3. Faktor predisposisi
a. Tanyakan kepada klien/keluarga apakah klien pernah mengalami gangguan
jiwa dimasa lalu.
b. Tanyakan pada klien apakah klien pernah melakukan dan atau mengalami
atau menyaksikan penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan,
kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal.
c. Tanyakan kepada klien atau keluarga apakah ada anggota keluarga lainnya
yang mengalami gangguan jiwa.
d. Tanyakan kepada klien/keluarga tentang pengalaman yang tidak
menyenangkan (kegagalan, kehilangan, perpisahan, kematian, trauma
selama tumbuh kembang) yang pernah dialami klien pada masa lalu.
Pengkajian Masalah keperawatan Intervensi
DS:
1. Klien mengatakan Defisit perawatan diri 1. Identifikasi kebiasaan
aktivitas perawatan diri
malas mandi dan
sesuai usia
berhias 2. Monitor tingkat
kemandiriaan
2. Klien mengatakan
3. Identifikasi kebutuhan
dirinya tidak ingin alat bantu kebersihan
diri, berpakaian, berhias,
makan
dan makan
DO: 4. Sediakan lingkungan
yang terapeutik
1. Tercium aroma tidak
5. Siapkan keperluan
sedap dari tubuh pribadi
6. Dampingi dalam
klien
melakukan keperawatan
2. Pakaian terlihat diri sampai mandiri
7. Fasilitasi untuk
kotor
menerima keadaan
3. Rambut dan kulit ketergantungan
8. Fasilitasi kemandirian,
kotor
bantu jika tidak mampu
4. Kuku Panjang dan melakukan keperawatan
diri
kotor
9. Jadwalkan rutinitas
5. Gigi kotor dan perawatan diri
10. Anjurkan melakukan
aroma mulut tidak
perawatan diri secara
sedap konsisten secara
kemampuan
6. Penampilan tidak
rapi
7. Tidak bisa
menggunakan alat
mandi
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/34831905/makalah_defisit_perawatan_diri_docx