Tugas 1
HKUM4308
Hukum Perbankan & Tindak Pidana Pencucian Uang
Nama : Bimo Noeradi Moelyono
NIM : 042621825
1. Apakah rancangan anggaran dasar badan hukum dalam pendirian BPR merupakan
syarat yang wajib ada? Uraikan disertai dasar hukumnya!
Rancangan Anggaran Dasar merupakan sebuah pedoman yang wajib dimiliki oleh suatu
organisasi atau perusahaan, karena di dalamnya berisikan tentang aturan-aturan yang berlaku
untuk semua pengurus dan anggota dalam menjalankan kegiatannya. Suatu organisasi atau
perusahaan harus memiliki sebuah pedoman yang telah disepakati bersama oleh para
pendirinya, sehingga pedoman itu menjadi pegangan bersama yang akan direalisasikan. Dalam
menjalankan usahanya para pendiri harus bisa mengidentifikasi standar-standar apa saja yang
harus diterapkan pada organisasi atau perusahaannya. Pedoman-pedoman dalam suatu
organisasi atau perusahaan bisa menjadi pengawas dan mengontrol segala aktifitas yang sedang
berlangsung.
Berdasarkan Pasal 16 UU Perbankan, setiap pihak yang melakukan kegiatan menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan wajib terlebih dahulu memperoleh izin usaha
sebagai Bank Umum atau Bank Perkreditan Rakyat dari Pimpinan Bank Indonesia, kecuali
apabila kegiatan menghimpun dana dari masyarakat dimaksud diatur dengan undang-undang
tersendiri. Untuk memperoleh izin usaha Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat wajib
dipenuhi persyaratan sekurangkurangnya tentang susunan organisasi dan kepengurusan,
permodalan, kepemilikan, keahlian di bidang Perbankan, kelayakan rencana kerja.
Selain itu, berdasarkan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 16/SEOJK.03/2015
tentang Bank Perkreditan Rakyat, dijelaskan dalam Bab III tentang Perizinan Bank Perkreditan
Rakyat. Rancangan akta pendirian badan hukum, termasuk rancangan anggaran dasar yang
paling sedikit memuat :
‣ Nama dan Tempat Kedudukan
‣ Kegiatan Usaha sebagai BPR
‣ Permodalan, antara lain mencantumkan klausula bahwa setiap penambahan modal disetor
dengan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan
‣ Kepemilikan, antara lain mencantumkan klausula bahwa perubahan kepemilikan saham
karena pengalihan saham yang mengakibatkan perubahan dan/atau mengakibatkan terjadinya
PSP BPR, dan/atau penggantian dan/atau penambahan pemilik baik yang mengakibatkan atau
tidak mengakibatkan perubahan PSP BPR dengan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan
‣ Wewenang, tanggung jawab, masa jabatan serta tata cara pengangkatan, penggantian,
pemberhentian, pengunduran diri anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris termasuk
persyaratan bahwa pengangkatan calon anggota Direksi dan calon anggota Dewan Komisaris
dengan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan
Berdasarkan pada uraian tersebut diatas, maka saya dapat menyimpulkan bahwa rancangan
anggaran dasar badan hukum dalam pendirian BPR merupakan syarat yang wajib ada dan
harus dipenuhi sebelum mendirikan BPR, sehingga nanti dalam operasionalnya BPR dapat
berjalan sesuai dengan apa yang diamanatkan oleh undang-undang dan sesuai dengan tujuan
BPR itu sendiri.
2. Apakah PT. BPR Legian termasuk dalam katagori jenis bank berdasarkan fungsinya,
jelaskan!
Berdasarkan Pasal 5 UU Perbankan, menurut jenisnya bank terdiri dari Bank Umum dan
Bank Perkreditan Rakyat.
♦ Bank Umum, bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau
berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sifat jasa
yang diberikan adalah umum, dalam arti dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada.
Begitu pula dengan wilayah operasinya dapat dilakukan di seluruh wilayah. Bank umum sering
disebut bank komersial (commercial bank).
♦ Bank Perkreditan Rakyat, bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau
berdasarkan prinsip-prinsip syariah, yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu
lintas pembayaran. Kegiatan BPR ini jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan kegiatan
bank umum, dikarenakan BPR dilarang menerima simpanan giro, kegiatan valas, dan
perasuransian seperti yang dilakukan pada jenis bank secara umum.
Berdasarkan fungsinya, BPR adalah salah satu jenis bank yang memiliki peran dan
fokus tertentu dalam memenuhi kebutuhan masyarakat desa atau wilayah pedesaan. Berikut
fungsi utama BPR, antara lain :
‣ Mendukung Pengembangan Pedesaan, fungsi utama BPR adalah untuk mendukung
pengembangan ekonomi dan keuangan di wilayah pedesaan, BPR berfokus pada memberikan
layanan perbankan kepada masyarakat pedesaan yang mungkin tidak terlayani oleh bank
konvensional atau bank besar.
‣ Memberikan Akses Perbankan, BPR berperan dalam memberikan akses perbankan kepada
masyarakat pedesaan, BPR biasanya memiliki jaringan kantor cabang yang tersebar di daerah
pedesaan dan lebih dekat dengan nasabah potensial yang memungkinkan masyarakat desa
untuk membuka rekening, mendapatkan pinjaman, dan menggunakan layanan perbankan
lainnya.
‣ Pemberian Kredit kepada Usaha Kecil dan Mikro, salah satu fungsi penting BPR adalah
memberikan kredit kepada usaha kecil, mikro, dan usaha menengah (UMKM) di pedesaan,
BPR mendukung pertumbuhan dan perkembangan usaha lokal dengan memberikan pinjaman
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
‣ Menghimpun Dana, BPR juga menghimpun dana dari masyarakat setempat dalam bentuk
tabungan dan simpanan lainnya, yang membantu dalam menciptakan sumber dana yang dapat
digunakan untuk memberikan pinjaman kepada peminjam lokal.
Hal tersebut sesuai dengan apa yang telah diamanatkan oleh UU Perbankan dalam Pasal
13, bahwa Usaha Bank Perkreditan Rakyat meliputi :
‣Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka,
tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu
‣ Memberikan kredit
‣ Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
‣ Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka,
sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain
Berdasarkan uraian diatas dan artikel berita dimaksud, jika ditanya apakah PT. BPR
Legian termasuk dalam katagori jenis bank berdasarkan fungsinya? Maka jawab saya adalah
PT. BPR Legian tidak termasuk dalam katagori jenis bank berdasarkan fungsinya, karena pada
kenyatannya sesuai dengan apa yang saya baca diartikel berita tersebut, PT. Legian tidak sama
sekali menjalankan tugas dan fungsinya sebagai BPR, melainkan PT. Legian menggunakan
dana BPR tersebut untuk kepentingan pribadi dan keluarga, seperti beli mobil, beli apartemen,
biaya pembelian tiket, dan lain-lain. Dimana hal-hal tersebut jelas sangat-sangat bertentangan
dengan tugas dan fungsi BPR.
3. Uraikan kewenangan yang dilakukan oleh OJK berkaitan dengan BPR?
Berdasarkan UU No 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, yang selanjutnya
disingkat OJK, adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain,
yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan
penyidikan (Pasal 1).
Pasal 1 UU No 7 Tahun 1992 tentang Perbankan menjelaskan, bahwa yang dimaksud
dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Berdasarkan definisi tersebut,
maka BPR juga termasuk kedalam perbankan yang dimaksud, sehingga OJK perkewenangan
untuk melakukan kewenangannya yang berkaitan dengan BPR.
Selanjutnya dalam Pasal 7 UU No 21 Tahun 2011 tentang OJK, disebutkan bahwa OJK
memiliki kewenangan dalam sektor perbankan untuk melakukan pengaturan dan pengawasan
mengenai kelembagaan bank, kesehatan bank, aspek kehati-hatian bank, dan pemeriksaan
bank, yang terdiri atas :
‣ Pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan bank yang meliputi perizinan untuk
pendirian bank dan kegiatan usaha bank
‣ Pengaturan dan pengawasan tentang Kesehatan bank yang meliputi laporan bank yang
berhubungan dengan Kesehatan dan kinerja bank, system informasi debitur, pengujian kredit,
dan standar akuntansi bank
‣ Pengaturan dan pengawasan tentang aspek kehati-hatian bank yang meliputi manajemen
risiko, tata kelola bank, pemeriksaan bank, dan prinsip mengenal nasabah dan anti pencucian
uang
‣ Pemeriksaan bank
Berdasarkan pada uraian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa OJK
mempunyai kewenangan untuk melakukan pengaturan dan pengawasan yang terkait dengan
BPR sesuai dengan ketentuan undang-undang.
Referensi :
Buku Materi Pokok HKUM4308 Hukum Perbankan & Tindak Pidana Pencucian Uang
UU No 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan
UU No 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Sebagaimana Telah Diubah Dengan UU No 10 Tahun
1998
Website Otoritas Jasa Keuangan : ojk.go.id