PENDALAMAN MATERI
(Lembar Kerja Resume Modul)
A. Judul Modul : SKI
B. Kegiatan Belajar : PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN ISLAM PADA MASA
KHULAFAUR RASYIDIN (KB 1 )
C. Refleksi
NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN
PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN ISLAM PADA MASA
ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ.
Biografi Singkat Abu Bakar Ash-Shiddiq
Abu Bakar Ash-Shiddiq nama lengkapnya adalah Abdullah bin
Utsman bin Amir bin Amru bin Ka`ab bin Sa`ad bin Tayim bin Murrah
bin Ka`ab bin Lu’ai bin Ghalib bin Fihr bin Malik al-Qurasy al-Taimy.
Abu Bakar as-Shiddiq dilahirkan di Makkah pada tahun 573 M. Ibu
Abu Bakar Ash-Shiddiq bernama Salma binti Sakhar bin Amir bin
Ka`ab bin Sa`ad bin Tayim bin Murrah. Ia digelari dengan Ummu
al Khair. Sedangkan bapaknya adalah Utsman Abu Quhafa
(panggilan Abu Quhafa) yang masuk Islam pada peristiwa Fathu
Makkah (Penaklukan kota Makkah). Beliau termasuk di antara
Konsep (Beberapa istilah orang-orang yang paling awal memeluk agama Islam atau yang
1 dikenal dengan sebutan al-sabiqun al-awwalun
dan definisi) di KB
Abu Bakar adalah ayah dari Aisyah, istri Nabi Muhammad Saw.
Nama yang sebenarnya adalah Abdul Ka'bah (hamba Ka’bah), yang
kemudian diubah oleh Nabi menjadi Abdullah (hamba Allah). Nabi
memberinya gelar yaitu Ash-Shiddiq (yang berkata benar) setelah
Abu Bakar membenarkan peristiwa Isra Mi'raj yang diceritakan Nabi
Muhammad Saw. kepada para pengikutnya, sehingga ia lebih
dikenal dengan nama "Abu Bakar ash-Shiddiq".
Abu Bakar termasuk orang yang pertama masuk Islam di kalangan
laki-laki dewasa yang bukan budak, sedangkan wanita yang
pertama kali masuk Islam adalah Khadijah. Zaid bin Haritsah adalah
budak pertama yang masuk Islam. Ali bin Abi Thalib adalah anak
kecil pertama yang masuk Islam. Pada Jumadil Akhir tahun 13
Hijriyah, Abu Bakar Ash-Shiddiq wafat. Abu Bakar wafat pada usia
ke-63 tahun.
Kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq
Selama kurang lebih dua tahun, yaitu dari 11-13H/ 632-634M Abu
bakar Ash Shiddiq memimpin menggantikan Nabi Muhammad Saw
setelah wafat. Beliau mulai menyebarkan agama sebagaimana
tugas Nabi Muhammad Saw semasa hidupnya. Selama menjadi
Khalifah, Abu Bakar Ash-Shiddiq yang sangat singkat tersebut lebih
diprioritaskan untuk menyelesaikan persoalan dalam negeri,
terutama tantangan yang ditimbulkan oleh suku-suku Arab yang
tidak mau tunduk lagi kepada pemerintahan di Madinah sepeninggal
Nabi Saw.
Pada masa pemerintahannya, Abu Bakar Ash-Shiddiq memiliki
keberhasilan dalam kepemimpinannya. Keberhasilan tersebut tidak
terlepas dari sifat kepribadian Abu Bakar Ash-Shiddiq yang meliputi
lemah lembut, tegas, berani, dermawan, jujur. Dalam sejarah sifat
ketegasan Abu Bakar Ash-Shiddiq salah satu contohnya yakni
ketika Fuja’ah telah mengkhianati amanah, menipu Abu Bakar Ash-
Shiddiq dan kaum muslimin dan membunuh orang-orang yang tidak
bersalah. Jarang orang marah seperti marahnya orang yang tertipu
lebih-lebih penipuan yang mengakibatkan pengkhianatan dan
penumpahan darah.
Sebagai bukti keadilan Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah kebijakan
meningkatkan kesejahteraan umum dan perekonomian. Abu Bakar
Ash-Shiddiq membentuk lembaga “Baitul Mal”, semacam kas
negara atau lembaga keuangan. Pengelolaannya diserahkan
kepada Abu Ubaidah, sahabat Nabi Muhammad Saw yang digelari
“amin al-ummah” (kepercayaan umat). Abu Bakar Ash-Shiddiq
menerapkan prinsip kesamarataan yaitu kebijakan dalam membagi
sama rata hasil rampasan perang (ghanimah).
Mengenai praktik kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq di bidang
pranata ekonomi dan sosial adalah berusaha mewujudkan keadilan
dan kesejahteraan sosial, rakyat. Untuk kemaslahatan rakyat ini,
beliau mengelola zakat, infaq, sedekah yang berasal dari kaum
muslimin, harta rampasan perang (ghanimah) dan jizyah dari warga
negara non-muslim, sebagai sumber pendapatan baitul mal. Beliau
juga mempelopori sistem penggajian aparat negara, misalnya untuk
khalifah digaji amat sedikit, yaitu 2,5 atau 2,75 dirham setiap hari
hanya dari baitul mal.
Salah satu gaya kepemimpinan Abu Bakar as-Shiddiq Ash-Shiddiq
yang bersifat sentralistik adalah ketika mengirim Usamah bin Zaid
yang masih muda sebagai panglima perang menghadapi Romawi di
Syam, walaupun saat itu di negeri sendiri timbul pemberontakan
kaum murtad dan munafik
Metode Dakwah pada Masa Abu Bakar Ash-Shiddiq
Metode Dakwah Bil-Lisan adalah dakwah dengan
menggunakan lisan
Metode Dakwah Bil-Tadwin adalah dakwah dakwah dengan
menggunakan tulisan.
Metode Dakwah Bil-Yad Adalah dakwah di mulai dari
tangan, maksudnya secara kontekstual yang dapat diartikan
sebagai kekuatan kekuasaan
Metode Dakwah Bil-Hal adalah dakwah yang
mengutamakan kemampuan kreativitas perilaku da'i secara
luas atau perbuatan nyata
Metode Uswatun Hasanah adalah metode pendidikan dan
pengajaran dengan cara memberikan contoh perilaku yang
baik yang dapat dijadikan teladan.
Perkembangan Pendidikan pada Masa
Abu Bakar Ash-Shiddiq
Pada masa Abu Bakar Ash-Shiddiq lembaga pendidikan kuttab
mencapai tingkat kemajuan yang berarti. Kemajuan lembaga
kuttab ini terjadi ketika masyarakat Muslim telah menaklukan
beberapa daerah dan menjalin kontak dengan bangsa-bangsa
yang telah maju. Ketika peserta didik selesai mengikuti
pendidikan di kuttab mereka melanjutkan ke jenjang pendidikan
yang lebih tinggi yakni di masjid
Kontribusi Abu Bakar Ash-Shiddiq dalam
Peradaban Islam
✓ Memberangkatkan Pasukan Usamah bin Zaid ke Kawasan Syam
✓ Mengembalikan Kaum Muslimin pada Ajaran Islam yang Benar
dan Memberantas Para Nabi Palsu
✓ Mengumpulkan Al-Qur’an dalam Satu Mushaf
✓ Mengirim Pasukan ke Irak dan Syam
PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN ISLAM PADA
MASA UMAR BIN KHATTAB
Biografi Singkat Umar bin Khattab
Umar bin Khattab lahir di Makkah dari Bani Adi yang masih satu
rumpun dari Suku Quraisy dengan nama lengkap Umar bin Khattab
bin Abdul Uzza. Ayahnya bernama, Khattab bin Nufail dan ibunya
bernama Hantamah binti Hasyim. Lalu saudaranya yaitu, Zaid bin
Khattab dan Fatimah binti Al-Khattab. Istinya bernama, Ummi
Kultsum binti Ali dan Atikah binti Zaid. Memiliki anak yaitu, Abdullah,
Hafsah, Asim, Zaid, Ubaydullah, Az-Zubair bin Bakkar, Fatima,
Zainab, Abdurrahman, Iyad, Ruqayyah, Abdul Rahman.
Umar bin Khattab masuk islam setelah kejadian memukul
saudaranya hingga berdarah, dan stelah itu beliau kemudian
meminta agar ia melihat bacaan tersebut. Beliau menjadi sangat
terguncang oleh isi Al-Qur’an, dan beberapa waktu setelah kejadian
itu Umar bin Khattab menyatakan memeluk agama Islam. Keputusan
tersebut membuat hampir seisi Makkah terkejut karena seorang yang
terkenal memiliki watak yang keras dan paling banyak menyiksa
pengikut Nabi Muhammad Saw kemudian memeluk ajaran yang
sangat dibencinya. Akibatnya, Umar bin Khattab dikucilkan dari
pergaulan Makkah dan ia tidak lagi dihormati oleh para petinggi
Quraisy
Umar bin Khattab dikenal memiliki fisik yang kuat, bahkan ia menjadi
juara gulat di Makkah. Umar bin Khattab tumbuh menjadi pemuda
yang disegani dan ditakuti pada masa itu. Beliau memiliki watak yang
keras hingga dijuluki sebagai “Singa Padang Pasir”.
Umar bin Khattab dianggap sebagai orang yang disegani oleh kaum
muslimin pada masa itu selain karena reputasinya pada masa lalu
yang sudah terkenal sejak masa memeluk Islam. Umar bin Khattab
juga dikenal sebagai orang terdepan yang selalu membela Nabi
Muhammad Saw dan ajaran Islam pada kesempatan yang ada
Pada masa Abu Bakar Ash-Shiddiq menjadi seorang khalifah, Umar
bin Khattab menjadi salah satu penasehatnya. Setelah Abu Bakar
bin Khattab meninggal, Umar bin Khattab ditunjuk untuk
menggantikan Abu Bakar Ash-Shiddiq sebagai khalifah kedua dalam
sejarah Islam. Selama di bawah pemerintahan Umar bin Khattab,
kekuasaan Islam tumbuh sangat pesat.
Kepemimpinan Umar bin Khattab
• Musyawarah Dalam bermusyawarah Umar bin Khattab tidak
pernah memposisikan dirinya sebagai penguasa ia meletakkan
dirinya sebagai manusia yang sama kedudukannya dengan
anggota musyawarah lain
• Kekayaan untuk Rakyat Pada jaman kepemimpinan Umar bin
Khattab, kekayaan negara seutuhnya digunakan untuk
melayani rakyat.
• Menjunjung Tinggi Kebebasan Umar bin Khattab pernah
berkata pada dirinya sendiri untuk tidak memperbudak manusia
karena pada hakikatnya manusia dilahirkan dalam kondisi
bebas merdeka
• Siap Mendengar dan Menerima Kritik
• Turun Langsung Mengatasi Masalah Rakyat
Metode Dakwah pada Masa Umar bin Khattab
• Pengembangan Wilayah Islam
• Mengeluarkan Undang-undang
• Membagi Wilayah Pemerintahan
Perkembangan Pendidikan Masa
Umar bin Khattab
Pendidikan pada masa Umar bin Khattab lebih maju dibandingkan
dengan pendidikan sebelumnya. Pada masa ini tuntunan untuk mulai
belajar bahasa Arab sudah mulai tampak. Sehingga orang-orang
yang masuk Islam dari daerah yang ditaklukan harus belajar dan
memahami pengetahuan Islam. Oleh karena itu, pada masa Khalifah
Umar bin Khattab sudah terdapat pengajaran Bahasa Arab.
Berdasarkan hal di atas, pelaksanaan di masa Khalifah Umar bin
Khattab lebih maju sebab selama Umar bin Khattab memerintah
Negara dalam keadaan stabil dan aman ini disebabkan di samping
diterapkan di mesjid sebagai pusat pendidikan, juga telah
terbentuknya pusat-pusat Islam di berbagai daerah dengan materi
yang dikembangkan baik ilmu bahasa menulis dan pokok ilmu-ilmu
lainnya
Kontribusi Umar bin Khattab dalam Peradaban Islam
Pada masa pemerintahannya Umar bin Khattab membentuk
Baitul Mal dan Dewan Perang. Baitul Mal bertugas mengurusi
keuangan negara. Dewan perang bertugas mencatat administrasi
ketentaraan. Umar bin Khattab adalah Khalifah pertama kali yang
memperkenalkan sistem penggajian bagi pegawai pemerintah. Ia
juga memberikan santunan dari Baitul Mal kepada seluruh
rakyatnya. Besarnya santunan disesuaikan lamanya memeluk
Islam. Pada masa Khalifah Umar bin Khattab, kemakmuran dapat
dinikmati rakyat dari seluruh pelosok negeri.
PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN ISLAM PADA
MASA UTSMAN BIN AFFAN
Biografi Singkat Utsman bin Affan
Utsman bin Affan adalah salah seorang sahabat Rasulullah Saw
yang termasuk dari Assabiqul Awwalun (orang yang pertama masuk
Islam). Beliau masuk Islam atas ajakan Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Beliau berasal dari suku Quraisy. Nama lengkapnya adalah Usman
bin Affan bin Abu Al-‘Ash bin Umayyah bin Abdu Syams bin Abdu
Manaf bin Qushay bin Kilab. Nasabnya bertemu dengan Rasulullah
pada Abdu Manaf bin Qushay. Ibunya bernama Arwa binti Kuraiz bin
Rabi’ah bin Habib bin Abdi Syams bin Abdi Manaf bin Qushay.
Utsman bin Affan merupakan cucu bibi dari Rasulullah. Karena
nenek Utsman bin Affan dari jalur ibunya, yaitu Ummu Hukaim Al-
Baidha’ binti Abdul Muthalib adalah saudara perempuan sekandung
dari Abdullah bin Abdul Muthalib, ayah Rasulullah.
Utsman bin Affan adalah sahabat Nabi Muhammad Saw yang
termasuk Khulafaur Rasyidin yang ke-3. Beliau dijuluki dzun nurain,
yang berarti memiliki dua cahaya. Julukan ini didapat karena Utsman
telah menikahi puteri kedua dan ketiga dari Rasulullah yaitu
Ruqayah dan Ummu Kultsum. Beliau juga dikenal sebagai pedagang
kaya raya dan ekonom yang handal namun sangat dermawan.
Banyak bantuan ekonomi yang diberikannya kepada umat Islam di
awal dakwah Islam.
Kepemimpinan Utsman bin Affan
A. Bidang Politik dalam Negeri
1. Pembantu (Wazir/ Muawwin). Wazir/ Muawwin adalah pembantu
yang diangkat oleh khalifah agar membantu tugas-tugas serta
tanggung jawab kekhalifahan
2. Pemerintahan daerah/ gubernur. Awal pemerintahan khalifah
Utsman bin Affan para pemimpin daerah yang telah diangkat oleh
Umar bin Khattab telah menyebar ke berbagai dan kota Islam
B. Hukum
1. Menjaga teks-teks pada masa Nabi Muhammad dalam bidang
hukum,
2. Meletakkan sistem hukum baru untuk memperkuat pondasi negara
Islam yang semakin luas
3. Hakim-hakim pada masa khalifah Utsman bin Affan antara lain:
Zaid bin Tsabit yang bertugas di Madinah, Abu Ad-Darda bertugas
di Damaskus, Ka’ab bin Sur bertugas di Bashrah, Syuraih di Kufah,
Ya’la bin Umayyah di Yaman, Tsumamah di Sana’a, dan Utsman
bin Qais bin Abil Ash di Mesir.
C. Baitul Mal (Keuangan)
Baitul Mal adalah tempat yang mengatur masalah keuangan. Bentuk
peran Baitul Mal ini mengurusi semua masalah keuangan negara.
Tugas Baitul Mal mulai dari membayar gaji para khalifah, gaji para
pemimpin daerah (gubernur), gaji para tentara, dan gaji para pegawai
yang bekerja di pusat pemerintahan.
D. Militer
Utsman bin Affan memilih tokoh-tokoh yang mampu memimpin
kekuatan Islam seperti al-Walid, Abu Musa al-Asy’ari, dan Said bin al-
Ash. Tokoh militer tersebut sangat berjasa dalam menumpas
pemberontakan yang terjadi setelah pemerintahan Umar. Keseriusan
Utsman bin Affan dalam bidang militer menunjukkan bagaimana
kekuatan Islam pada waktu itu
E. Majelis Syuro
Majelis Syuro adalah orang-orang yang mewakili kaum muslimin dalam
menyampaikan pendapat sebagai bahan pertimbangan khalifah.
Orang non muslim juga diperbolehkan menjadi anggota majelis syuro
untuk menyampaikan pengaduan tentang kedzaliman para penguasa
atau penyimpangan dalam pelaksanaan hukum Islam.
F. Bidang Politik Luar Negeri
Utsman bin Affan melaksanakan politik ekspansi untuk menaklukkan
daerah-daerah seperti; Azerbaijan, Ar-Ray, Alexandria, Tunisia,
Tabaristan, dan Cyprus adalah wilayah yang sangat kaya akan sumber
daya alamnya, dan hasil bumi yang sangat melimpah
G. Bidang Ekonomi
Utsman bin Affan menggunakan prinsip-prinsip politik ekonomi yang
dijalankan di pemerintahannya, prinsip-prinsip tersebut sebagai
berikut:
1) Menerapkan politik ekonomi secara Islam.
2) Tidak berbuat zhalim terhadap rakyat dalam menetapkan cukai
atau pajak
3) Menetapkan kewajiban harta atas kaum muslimin untuk
diserahkan kepada Baitul Mal
4) Memberikan hak-hak kaum muslimin dari Baitul Mal.
5) Menetapkan kewajiban harta kepada kaum kafir dzimmi untuk
diserahkan kepada Baitul Mal dan memberikan hak-hak mereka
serta tidak menzhalimi mereka.
6) Para pegawai cukai wajib menjaga amanat dan memenuhi janji.
7) Mengawasi penyimpangan-penyimpangan dalam harta benda
yang dapat menghilangkan kesempurnaan nikmat umat secara
umum
Pemasukan dan pengeluaran dalam bidang ekonomi.
• Pemasukan keuangan, berupa: zakat, harta rampasan perang
(ghanimah), harta jizyah, harta kharaj (pajak bumi), dan usyur
(sepersepuluh dari barang dagangan).
• Pengeluaran keuangan, berupa: gaji para walikota dari kas Baitul
Mal, gaji para tentara dari kas Baitul Mal, kas umum untuk haji
dari Baitul Mal, dana perluasan masjidil haram dari Baitul Mal,
dana pembuatan armada laut pertama kali, dana pengalihan
pantai dari syuaibah ke Jeddah, dana pengeboran sumur dari
Baitul Mal, dana untuk para muadzin dari Baitul Mal, dan dana
untuk tujuan-tujuan mulia Islam.
H. Bidang Sosial
Pada masa khalifah Utsman bin Affan telah memberi kebebasan
kepada umatnya untuk keluar daerah. Kaum muslimin dapat memilih
hidup yang serba mudah daripada di masa Umar bin Khattab yang
dirasakan terlalu keras dan ketat dalam pemerintahannya (Amin,
2010: 105-107)
I. Bidang Agama
o Mengerjakan shalat. Pada tahun 29 H/ 650 M Utsman bin Affan
mengerjakan shalat empat rakaat di Mina secara berjamaah.
o Ibadah Haji
o Pembangunan Masjid, seperti: Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan
Masjid Quba.
o Pembukuan Al-Qur’an Penyusunan kitab suci Al-Qur’an adalah
suatu hasil dari pemerintahan khalifah Utsman bin Affan
o Penyebaran Agama Islam Penyebaran agama Islam pada masa
khalifah Utsman bin Affan salah satunya dilakukan dengan cara
ekspedisi ke wilayah-wilayah.
Metode Dakwah pada Masa Utsman bin Affan
• Perluasan Wilayah. Pada masa khalifah Utsman bin Affan terdapat
juga beberapa upaya perluasan daerah kekuasaan Islam di
antaranya adalah melanjutkan usaha penaklukan Persia. Kemudian
Tabaristan, Azerbaijan dan Armenia.
• Standarisasi Al-Qur’an. Pada masa Utsman bin Affan, terjadi
perselisihan di tengah kaum muslimin perihal secara baca Al-Qur’an
(qiraat). Perlu diketahui terlebih dahulu bahwa Al-Qur’an diturunkan
dengan beragam cara membaca.
Perkembangan Pendidikan pada
Masa Utsman bin Affan
Usaha kongkrit di bidang Pendidikan Islam belum dikembangkan oleh
Khalifah Utsman bin Affan. Khalifah merasa sudah cukup dengan pendidikan
yang sudah berjalan. Pendidikan pada masa ini hanya melanjutkan apa yang
telah ada. Hanya sedikit perubahan yang mewarnai pelaksanaan pendidikan
Islam dari apa yang telah ada. Para sahabat besar Rasulullah Saw, yang
berpengaruh dan dekat dengan Rasulullah Saw, pada masa Khalifah Umar
tidak diizinkan meninggalkan Madinah, maka pada masa Khalifah Utsman
bin Affan diberikan sedikit kelonggaran untuk keluar Madinah dan menetap
di daerah-daerah yang mereka sukai. Di daerah daerah yang baru tersebut
mereka mengajarkan ilmu-ilmu keislaman yang mereka miliki dan dapatkan
langsung dari Rasulullah Saw.
Kontribusi Utsman bin Affan dalam
Peradaban Islam
Pada tahun pertamanya Utsman melanjutkan kebijakan-kebijakan
Umar, terutama dalam perluasan wilayah kekuasaan Islam. Daerah-daerah
strategis yang telah dikuasai Islam seperti Mesir dan Irak terus dilindungi. Di
masa pemerintahan Utsman, wilayah Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes,
dan bagian yang tersisa dari Persia, Transoxania, serta Tabaristall berhasil
direbut
Namun begitu, satu usaha cemerlang telah terjadi dimasa ini, yang
berpengaruh luar biasa bagi pendidikan Islam. Melanjutkan usulan Umar
kepada Khalifah Abu Bakar untuk mengumpulkan tulisan ayat-ayat Al-
Qur’an, Khalifah Utsman bin Affan memerintahkan agar mushaf yang
dikumpulkan di masa Abu Bakar, disalin oleh Zaid bin Tsabit bersama
Abdullah bin Zubair, Zaid bin ‘Ash, dan Abdurrahman bin Harits.
Selain hal tersebut, kontribusi Utsman bin Affan pada bidang sastra juga
berpengaruh. Pada masa ini, pengamat sastra pada umumnya terbagi
menjadi dua pendapat besar:
• Sastra mengalami stagnasi karena perhatian lebih pada Al-Qur’an,
sehingga syair kurang berkembang
• Al-Quran sebagai sumber inspirasi untuk kegiatan sastra, karena
dalam berdakwah diperlukan bahasa yang indah. Prosa yang tertuang
dalam 2 bentuk, yaitu khithabah (bahasa pidato) dan khithabah
(bahasa korespondensi).
Pada bidang arsitektur dimulai tumbuhnya dari Mesjid. Beberapa masjid yang
dibangun pada masa ini :
• Masjid al-Haram. Masjid ini dibangun oleh Nabi Ibrahim, dan pada masa
Umar masjid ini diperluas dengan membeli rumah- rumah di sekitarnya.
Masjid dikelilingi dengan tembok batu bata setinggi 1,5 meter. Lalu pada
masa Usman, masjid ini diperluas lagi
• Masjid Madinah (Nabawi). Masjid ini didirikan oleh Rasulullah pada saat
pertama kali ke Madinah. Pada masa Umar bin Khattab masjid ini
diperluas
• Masjid al-`Atiq. Masjid inilah yang pertama kali didirikan di Mesir pada
masa Umar bin Khattab.
• Dibangun sebuah bendungan yang besar untuk melindungi Madinah dari
bahaya banjir, mengatur persediaan air untuk kota, membangun jalan,
jembatan, rumah tamu di berbagai wilayah dan memperluas masjid
Nabawi.
PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN ISLAM PADA
MASA ALI BIN ABI THALIB
Biografi Singkat Ali bin Abi Thalib
Ali dilahirkan di Makkah, daerah Hijaz, Jazirah Arab, pada tanggal 13
Rajab. Ali dilahirkan 10 tahun sebelum dimulainya kenabian Muhammad,
sekitar tahun 599 Masehi atau 600. Muslim Syi'ah percaya bahwa Ali
dilahirkan di dalam Ka'bah. Usia Ali terhadap Nabi Muhammad masih
diperselisihkan hingga kini, sebagian riwayat menyebut berbeda 25 tahun,
ada yang berbeda 27 tahun, ada yang 30 tahun bahkan 32 tahun. Dia
bernama asli Assad bin Abu Thalib, bapaknya Assad adalah salah seorang
paman dari Muhammad Saw. Assad yang berarti singa adalah harapan
keluarga Abu Thalib untuk mempunyai penerus yang dapat menjadi tokoh
pemberani dan disegani di antara kalangan Quraisy Mekah.
Setelah masa hijrah dan tinggal di Madinah, Ali menikah dengan
Fatimah az Zahra, putri Nabi Muhammad. Ali tidak menikah dengan wanita
lain ketika Fatimah masih hidup. Tertulis dalam Tarikh Ibnu Atsir, setelah itu
Ali menikah dengan Ummu Banin binti Haram, Laila binti Mas'ud, Asma binti
Umais, Sahba binti Rabia, Umamah binti Abil Ash, Haulah binti Ja'far, Ummu
Said binti Urwah, dan Mahabba binti Imru'ul Qais.
Peristiwa pembunuhan terhadap Khalifah 'Utsman bin Affan
mengakibatkan kegentingan di seluruh dunia Islam yang waktu itu sudah
membentang sampai ke Persia dan Afrika Utara. Pemberontak yang
menguasai Madinah tidak mempunyai pilihan lain selain Ali bin Abi Thalib
sebagai khalifah, waktu itu Ali berusaha menolak, tetapi Zubair bin Awwam
dan Talhah bin Ubaidillah memaksa dia, sehingga akhirnya Ali menerima
bai'at mereka. Menjadikan Ali satu-satunya Khalifah yang dibai'at secara
massal, karena khalifah sebelumnya dipilih melalui cara yang berbeda-beda.
Kepemimpinan Ali bin Abi Thalib
1. Memecat Para Gubernur yang Kurang Cakap
Ali bin Abi Thalib memecat sebagian besar gubernur yang diangkat
oleh Utsman bin Affan, kemudian menggantinya dengan tokoh-tokoh
lain
2. Menarik Kembali Tanah Milik Negara
Pada masa pemerintahan khalifah Utsman bin Affan, banyak para
kerabatnya yang diberikan fasilitas dalam berbagai bidang tanpa
prosedur yang sah. Oleh sebab itu, saat Ali bin Abi Thalib menjadi
seorang khalifah, beliau memiliki rasa tanggung jawab yang besar
untuk menyelesaikannya
Adapun tipe-tipe kepemimpinan Ali bin Abi Thalib :
• Tipe Demokratis Mulai berkembangnya paham demokrasi, paham
demokrasi ini merupakan paham yang dikembangkan dan dianut oleh
kaum Khawarij. Menurut mereka khalifah atau imam harus dipilih
secara bebas oleh umat Islam secara demokratis
• Tipe Karismatik Sifat Ali di hari pertama kekuasaannya, Khalifah Ali bin
Abi Thalib selalu memperhatikan dan mencermati keadaan rakyatnya.
Berusaha meneliti apa-apa yang menganggu, menyakiti, dan
menyulitkan hidup mereka.
• Tipe Milliteristik
1) Membenahi dan menyusun arsip negara dengan tujuan untuk
mengamankan dan menyelamatkan dokumen-dokumen khalifah; 2)
Membentuk kantor hajib (perbendaharaan); 3) Mendirikan kantor
shahib al-Shurta (pasukan pengawal); 4) Mendirikan lembaga qadhi al-
Mudhalim suatu unsur pengadilan yang kedudukannya lebih tinggi dari
qadhi (memutuskan hukum) atau muhtasib (mengawasi hukum).
Lembaga ini bertugas untuk menyelesaikan perkara-perkara yang tidak
dapat diputuskan oleh qadhi
Metode Dakwah pada Masa Ali bin Abi Thalib
Saat Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah beliau berjalan hilir mudik di
beberapa pasar untuk melakukan pengawasan tanpa disertai pengawal. Di
situ beliau memberikan petunjuk-petunjuk, membantu yang lembah,
berbincang bindang dengan para pedagang, serta memerintahkan kepada
mereka agar tawadhu, bergaul dengan baik yang disertai dengan
membacakan ayat-ayat Al-Quran. Ali bin Abi Thalib selalu berada di tengah-
tengah orang banyak untuk mengetahui segala kebutuhan mereka, beliau
mengamati timbangan serta barang-barang yang tidak laku di pasar.
Perkembangan Pendidikan pada
Masa Ali bin Abi Thalib
Pada masa pemerintahan khalifah Ali bin Abi Thalib, penulisan huruf
hijaiyyah belum dilengkapi dengan tanda baca, seperti kasrah, fathah,
dhammah, tasydid dan lainnya. Hal itu menyebabkan banyaknya kesalahan
bacaan teks Al-Qur’an dan hadis. Untuk menghindari kesalahan yang fatal
dalam bacaan Al-Qur’an dan hadis, khalifah Ali bin Abi Thalib memerintahkan
Abu Aswad Ad-Duali untuk mengembangkan pokok-pokok ilmu nahwu, yaitu
ilmu yang mempelajari tata Bahasa Arab.
Kontribusi Ali bin Abi Thalib dalam
Peradaban Islam
a) Perkembangan dalam Bidang Politik Militer
b) Perkembangan di Bidang Pembangunan
c) Perkembangan di Bidang Fiqih Siyasah
• Siyasah Tasyri’iyyah (kebijakan tentang penetapan hukum)
• Siyasah Dusturiyyah (kebijakan tentang peraturan
perundang undangan)
• Siyasah Qadha’iyyah (kebijaksanaan peradilan)
• Siyasah Maliyyah (kebijaksanaan ekonomi dan moneter)
• Siyasah Idariyyah (kebijaksanaan administrasi Negara)
• Siyasah Dauliyyah (kebijaksanaan hubungan luar negri atau
internasional)
• Siyasah Tanfidziyyah (politik pelaksanaan undang-undang),
• Siyasah Harbiyyah (politik peperangan)
d) . Perkembangan di Bidang Sosial-Ekonomi
Daftar materi pada KB
2 Perkembangan Pendidikan pada Masa Ali bin Abi Thalib
yang sulit dipahami
Daftar materi yang sering
3 mengalami miskonsepsi Kontribusi Utsman bin Affan dalam Peradaban Islam
dalam pembelajaran