TELAAH NOVEL PADA SEBUAH KAPAL
KARYA N.H. DINI DENGAN STRUKTUR AKTANSIAL
Ridwan
(Dosen Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Unkhair)
E-mail:
[email protected]ABSTRAK. NovelPada Sebuah Kapal karya N.H. Dini merupakan novel yang sangat populer
pada tahun 70- an. Novel tersebut menceritakan tentang perlawanan perempuan terhadap
kesewenang-wenangan laki-laki terhadap dirinya berkaitan dengan ekonomi/materi. Pada
Sebuah Kapal merupakan salah satu karya sastra yang dianalisis dengan struktur aktansial.
Aktan merupakan salah satu unsur dalam sintaksis naratif. Hasil analisis menunjukkan bahwa
ada enam kriteria analisis struktur aktansial novel Pada Sebuah Kapal yaitu, Pengirim:Tidak
menyalahkan sikap orang tua, Objek: Sikap keluarga terhadap materi , Penerima: Ibu, Sri, dan
keluarga, Subjek: Aku/Sri, Pembantu: Gaji tersenggal-senggal, Status sosial sebagai pekerja
seni,keras pertahankan prinsip hidup sederhana, Penentang: Kondisi ekonomi(Ayah).
Kata Kunci: Aktansial, Novel, Pada Sebuah Kapal
ABSTRACT. Novel in A Boat works N.H. Dini is a novel that is very popular in the 70s. The
novel tells the story of women's resistance against the arbitrariness of men against him relating
to economic/material. On A Boat is one of the literary works analyzed aktansial structure. Aktan
is one element in a narrative syntax. The analysis shows that there are six criteria for structural
analysis aktansial novel On A Boat namely, Sender: Do not blame the attitude of parents,
Objects: The attitude of the family towards the material, Recipient: Mother, Sri, and family,
Subject: I/Sri, Assistant: Salary is not normal, social status as an art worker, hard preserve the
principle of a simple life, Opponents: economic conditions (father).
Keywords: Aktansial, Novel, A Boat
PENDAHULUAN seorang penyair hakikatnya adalah seorang
Karya sastra memiliki medium ialah anggota masyarakat. Penyair dalam
bahasa. Bahasa dipandang sebagai sebuah berkarya menggunakan bahasa. Bahasa itu
institusi sosial yang penting karena sendiri merupakan produk sosial sebagai
bahasalah dunia sosial dikukuhkan dan sistem tanda yang bersifat arbitrer.
sekaligus dipelihara (Faruk, 2010). Sastra Jika pandangan itu diperluas, yang
tidak berdiri sendiri, namun terikat oleh menjadi bahan sastra juga akan menyangkut
situasi dan kondisi tempat karya itu masalah yang timbul akibat hubungan
dilahirkan. Pernyataan ini, menurut orang–seorang atau masyarakat dengan
Jabrohim, dkk (2001) menyiratkan bahwa yang maha tinggi sebagai perwujudan sikap
126 Jurnal Penelitian Humano Vol. 7 No. 2 Edisi November 2016
religiusitas. Hal tersebut tampak jelas pada Pendekatan dalam karya sastra yang
masyarakat primitif, di mana sastra muncul mempertimbangkan segi-segi kemasyara-
berdampingan dengan lembaga sosial katan oleh beberapa penulis disebut
tertentu, misalnya lembaga ritus sosiologi sastra (Jabrohim, 2001). Istilah
keagamaan, sehingga dalam masyarakat ini pada dasarnya tidak berbeda dengan
yang seperti itu kita akan sulit mengisahkan pengertian sosio-sastra, pendekatan
sastra dari upacara keagamaan, atau juga sosiologi, atau pendekatan sosio-kultural
dari ilmu gaib. Pada zaman mutakhir ini, terhadap sastra. Oleh karena itu, untuk
pemisahan yang dimaksud itu dapat mengetahui kaitan antara bahasa, sastra,
dilakukan, meskipun tidak sepenuhnya. Hal dan masyarakatnya maka teori aktansial
ini sebagaimana pendapat Damono merupakan salah satu model aktansial
(Jabrohim, 2001) bahwa sastra dapat pertama yang melakukan generalisasi
mengandung gagasan yang mungkin struktur sintaksis (Greimas dalam Zaimar,
dimanfaatkan untuk menumbuhkan sikap sosial 2005). Menurut Greimas, betapa pun
tertentu atau bahkan untuk mencetuskan banyaknya cerita, di dalam struktur
peristiwa sosial tertentu. batinnya ada konfigurasi tipe-tokoh yang
Struktur sastra yang bermediumkan disebut aktan. Aktan ditentukan oleh
bahasa akan tersusun jika komponen- hubungan dan fungsi yang diperankan
komponen karya sastra itu disajikan sebagai dalam cerita. Sebagai unsur sintaksis, maka
kaya seni. Di mana komponen kanan dari aktan mempunyai fungsi pada kalimat dasar
karya sastra sebagai pengungkapan pribadi cerita berupa subjek, objek, pengirim,
manusia yang menjadi anggota komunitas penerima, penentang, dan penolong/
bahasa. Struktur karya sastra itu baru pembantu.
menjadi konkret dalam media bahasa Adapun rumusan masalah pada
bilamana elemen struktur karya sastra dapat tulisan ini adalah ”Bagaimanakah analisis
dinikmati, dihayati, dan diteliti setelah struktur aktansial novel Pada Sebuah
dieksplisitkan dalam bahasa. Dengan Kapal karya N.H. Dini?. Tujuan penulisan
demikian, secara sosiologis antara ini untuk mendeskripsikan struktur
satrawan, masyarakat, dan karya sastra akan aktansial novel pada Sebuah Kapal karya
berhubungan erat dan bertemu dalam satu N.H. Dini.
bahasa. Penjelasan Greimas (dalam Aksa,
1990) menunjukkan bahwa semua cerita
Jurnal Penelitian Humano Vol. 7 No. 2 Edisi November 2016 127
apapun bentuknya mempunyai konfigurasi tokoh Propp (pemberi, tokoh utama, atau
yang sama dari aktan yang didefenisikan tokoh utama palsu, putri,
menurut hubungan (relasi) dan fungsi yang penyerang/penentang, pembantu, pemberi
diperankan dalam cerita. Aktan mandat, ayah), Gremas mencoba
menggambarkan macam-macam tokoh menbentuk model aktansialnya yang
dilihat dari sudut pederitanya. terkenal yang terdiri atas enam unsur,
Aksa (Tang, 2007) menjelaskan (Fossion dan Laurent dalam Zaimar, 2005)
bahwa dengan berlandaskan skema ketujuh yaitu:
Pengirim Objek Penerima
Subjek/pahlawan
Pembantu/penolong Penentang
Keterangan: pengirim, mengadakan perjanjian dengan
Pengirim: adalah akatan yang mempunyai pengirim, dan menganggap bahwa telah
karsa, dialah yang menggerakkan cerita, dia menjadi tugasnyalah untuk mendapatkan
yang menentukan objek yang dicari dan dia objek. Pertanyaan adalah, “Siapa yang
pula yang dapat meminta subjek/pahlawan mendapat tugas mencari objek, siapa yang
untuk mendapatkan objek yang bisa mendapatkan objek?” Penentang:
dikehendaki. Pertanyaan untuk menemukan adalah aktan yang menghalang-halangi
aktan ini adalah, “Siapa yang mempunyai tugas subjek untuk mendapat objek.
karsa untuk mendapatkan objek yang Pertanyaannya adalah, “Siapa yang
dikehendaki?” Penerima: adalah aktan menghalang–halangi pencapaian objek?”
yang menerima objek yang dicari. Penolong: adalah aktan yang membantu
Pertanyaan untuk menemukannya adalah, subjek melaksanakan tugasnya.
“Siapa yang menerima objek?” Objek: Pertanyaannya adalah, “Siapakah yang
adalah sesuatu yang diingini pengirim, yang mempermudah tugas subjek untuk
tak ada pada diri pengirim. Pertanyaannya mendapatkan objek?”
adalah, “Apakah yang diingini si pengirim Keenam aktan tersebut diterapkan
dan dicari subjek?” Subjek/pahlawan: disatu pihak pada struktur model
adalah aktan yang atas permintaan komunikasi. Hubungan antara keenam
128 Jurnal Penelitian Humano Vol. 7 No. 2 Edisi November 2016
aktan berkaitan dengan unsur-unsur 4. Sebuah cerita yang kompleks dapat
semantis tertentu. Contohnya modalitas mengandung beberapa alur. Tokoh yang
keinginan menentukan hubungan antara menempati peran aktan subjek pada
subjek dan objek. Dalam manifestasinya, alur yang satu, bisa menjadi aktan
keinginan ini diterjemahkan pencarian. pengirim pada alur yang lainnya.
Model ini memiliki suatu model Aktan-aktan berasal dari jalinan naratif
operasional yang penting, sebab dapat yang merupakan struktur dari sebuah cerita.
memperlihatkan organisasi naratif cerita Fungsi-fungsi ini ada dalam semua alur
secara menyeluruh yang dibangun di atas cerita dan dapat dinyatakan pada tingkatan
hubungan antara subjek dan objek. diskursif oleh beberapa tokoh. Sementara
Sebenarnya, apakah yang dimaksud dengan itu seorang tokoh dapat menduduki
aktan? Apakah aktan sama dengan tokoh? beberapa fungsi aktansial.
Aktan adalah pelaku tindakan, dia adalah Dari ketiga oposisi biner di atas,
salah satu unsur dalam sintaksis naratif. pasangan-pasangan itu menguraikan tiga
Aktan tidak sama dengan tokoh, karena pola dasar yang mungkin berulang dalam
menurut Zaimar, dkk. (2005) yakni: semua naratif yaitu: (1) Kehendak,
1. Seorang tokoh-aktor dapat memegang pencarian, atau tujuan (subjek/objek). (2)
beberapa peran aktansial. Misalnya, bisa Komunikasi (pengirim dan penerima). (3)
terjadi dalam satu cerita, bahwa si Tunjangan yang menyokong atau
pengirim juga merupakan penerima. menghalangi (penolong/penentang).
2. Beberapa tokoh-aktor bersama-sama Kekuatan teoretis sebuah model
dapat mengisi satu peran aktansial. naratif ditentukan oleh sifat eksplikatifnya
Jadi, misalnya peran aktan dapat yang umum dan kemampuan untuk
ditempati oleh sekelompok tokoh. berproduksi. Model aktansial menjawab
3. Suatu peran aktansial, kadang-kadang tuntutan-tuntutan ini yang memberinya
dapat diisi bukan oleh tokoh manusia, nilai operasional yang tak dapat diabaikan.
melainkan oleh sesuatu yang tidak
bernyawa atau sesuatu yang abstrak. PEMBAHASAN
Misalnya saja aktan penentang dapat Novel Pada Sebuah Kapal karya
diisi oleh gada (senjata), bisa juga oleh N.H. Dini merupakan novel yang sangat
kesadaran subjek. populer pada tahun 70- an. Novel ini terbit
pertama kali tahun 1973 pada penerbit
Dunia Pustaka Jaya. Novel ini
Jurnal Penelitian Humano Vol. 7 No. 2 Edisi November 2016 129
menceritakan eksistensi seorang wanita pertama, lebih menekankan pada unsur
dalam melawan pemberontakan atas luapan ekspresif sebagai seorang wanita
kungkungan nilai-nilai dengan melepaskan yang ingin bebas tanpa harus dikekang, hal
segala ikatan warna dan bangsa serta cara ini ditulis sendiri oleh pengarang novel
perkawinan yang membuat manusia ”Pada sebuah kapal” melalui perjalanan
mencipatakan nilai-nilai itu merasa tidak hidup dimasa lalunya yang banyak
bahagia. Dengan kata lain, novel ini lebih mendapat tekanan baik dari orang tua, yaitu
menitikberatkan pada sebuah perlawanaan ibunya sendiri maupun suaminya (Charles
terhadap kekerasan dan kekasaran kaum Vincent) sendiri, seorang duta besar
laki-laki yang menimbulkan kekecewaan Perancis.
pada kaum wanita sebagai mana yang
diwakili oleh tokoh Sri. Analisis aktansial novel pada sebuah
kapal
Novel ini dikemukakan berbagai hal Berdasarkan novel ”Pada Sebuah
yang berkaitan dengan perlakuan pria Kapal” karya N. H. Dini, maka novel
terhadap wanita dalam rumah tangga. tersebut dianalisis dengan struktur
Novel ”Pada Sebuah Kapal” diuraikan N. aktansial. Struktur aktansial memilki
H. Dini dengan panjang lebar melalui beberapa model yang dapat dipergunakan
novelnya. Ia menggambarkan tokohnya untuk melakukan analisis, namun pada
dengan teknik akuan dan diaan. Kata aku tulisan ini dapat dilakukan dengan pola
(Sri sebagai tokoh utama) dalam sekuen pada pembahasan di bawah ini.
Pengirim Objek Penerima
Tidak Sikap Ibu,
menyalahkan keluarga Sri, dan
sikap terhadap keluarga
orang tua materi
Subjek
“Aku”
Sri
Pembantu Penentang
Gaji tersenggal-senggal Kondisi
Status sosial sebagai ekonomi
Pekerja seni keras (Ayah)
Pertahankan prinsip
Hidup sederhana
130 Jurnal Penelitian Humano Vol. 7 No. 2 Edisi November 2016
Pengirim: Tidak menyalahkan sikap orang karena dalam novel PSK, dia tidak terlalu
tua. Objek: Sikap keluarga terhadap materi. mementingkan kondisi ekonomi, tetapi
Penerima: Ibu, Sri, dan keluarga. Subjek: lebih condong kepada sikap seniman
Aku/Sri. Pembantu: Gaji tersenggal- dibandingkan dengan materi. Baginya
senggal, Status sosial sebagai pekerja seni, (ayah Sri) hidup lebih berarti bila ilmu dan
Keras pertahankan prinsip hidup sederhana. kehidupan keluarga bahagia meski hidup
Penentang: Kondisi ekonomi(Ayah). serba kecukupan.
Berdasarkan penggambaran bagian Yang berfungsi sebagai penerima
di atas dapat dijelaskan bahwa dalam novel adalah Sri, Ibu, dan keluarganya karena
”Pada Sebuah Kapal” yang berfungsi mereka inilah yang merasakan langsung
sebagai pengirim adalah tidak menyalahkan akibat dari apa yang ada pada pengirim dan
orang tua karena dalam cerita novel subjek. Dalam cerita novel PSK, Sri, Ibu
tersebut, ada perasaan dan sikap dari tokoh Sri, dan keluarga tidak menuntut secara
Sri dan keluarga (Ibu Sri dan anaknya). berlebihan akan tanggung jawab ayah Sri
Tentang kehidupan ekonomi keluarga yang sebagai kepala keluarga yang menurutnya
terbatas atau yang berkecukupan meskipun jauh dari yang diharapkan oleh keluarga Sri.
nenek Sri mempunyai rumah besar, tetapi Akan tetapi, hal itu mereka menerima apa
ayah Sri yang condong kepada sikap adanya.
seniman dibandingkan materi, namun, Sri
dan keluarganya tetap menghargainya Berikut ini tampilan cerita novel ”Pada
kendati status sosialnya menurun. Adapun Sebuah Kapal”
yang berfungsi sebagai subjek adalah Sri Kutipan cerita: Sri ditinjau dari segi
kelompok sosial dan masyarakat
yang tetap menerima dan tidak menuntut
apa pun dari ayahnya. Hal ini dapat dilihat Sri atau Cik dalam novel pada sebuah kapal
pada kutipan pengarang, yaitu ”Sri” sendiri. (1973) adalah seorang wanita yang berasal
Yang bertindak sebagai pendukung dalam dari keluarga sederhana yang tidak kaya,
novel PSK adalah gaji tersengal-sengal, tetapi juga tidak miskin, kalau dilihat dari
status sosial sebagai pekerja seni, keras penghasilan ayahnya semata-mata,
dalam mempertahankan prinsip hidup mungkin keluarga Sri itu termasuk keluarga
sederhana. miskin. Akan tetapi, sikap mereka,
Yang berfungsi sebagai penentang terutama ibu, menjawab kemiskinana itu
adalah kondisi sosial ekonomi (ayah Sri) dengan kerja keras sehingga keperluan
Jurnal Penelitian Humano Vol. 7 No. 2 Edisi November 2016 131
pendidikan anak-anak dapat terpenuhi Dalam kutipan itu terungkap
dengan baik. Kutipan berikut perlengkapan rumah yang berupa radio dan
mengungkapkan keadaan sosial ekonomi gamelan yang hanya dimiliki keluarga
yang morak-marik itu. tertentu.
”...Aku tidak menyalahkannya. Dengan
empat anak sudah cukup kerja dan KESIMPULAN DAN SARAN
pengeluaran uang yang besar baginya. Kesimpulan
Terutama dengan gaji ayahnya yang Berdasarkan penjelasan pada bab
tersenggal-senggal” (PSK: 13-14 ) sebelumnya maka dapat disimpulkan,
Dilihat dari segi keturunan, keluarga bahwa Pengiring: Tidak menyalahkan
Sri tergolong kelas menengah. sikap orang tua, Objek: Sikap keluarga
Dikemukakan bahwa neneknya tinggal di terhadap materi, Penerima: Ibu, Sri, dan
Yogyakarta termasuk memiliki rumah besar keluarga, Subjek: Aku/Sri, Pembantu:
yang hanya ditempati oleh keturunan Gaji tersenggal-senggal, Status sosial
priyai. Merosotnya status sosial ayahnya itu sebagai pekerja seni, keras
disebabkan, antara lain, oleh sikap sang mempertahankan prinsip hidup sederhana,
ayah yang tidak begitu peduli akan tata cara Penentang: Kondisi ekonomi (Ayah).
dan sikap kebangsawanan. Selain itu, sikap
ayahnya yang condong pada sikap seniman Saran
dapat dikatakan membuat keluarga Sri tidak Dalam rangka membina dan
berdaya dalam bidang materi. mengembangkan rasa cinta dan daya
Kutipan berikut akan apresiasi terhadap karya sastra (sastra
memperlihatkan kehidupan sosial nenek Sri Indonesia) khususnya novel, maka penulis
yang termasuk berada dengan mengharapkan agar kiranya dapat
memperhatikan bentuk rumahnya. dilakukan penulisan lanjutan dari naskah
”Di sana nenekku memiliki sebuah rumah novel Pada Sebuah Kapal karya N.H. Dini.
berpendapat besar tempat tetangga- Oleh karena itu, pihak yang berwenang
tetangga datang mendengarkan radio, dalam hal pengembangan sastra, agar lebih
tempat anak-anak datang pada hari peduli dalam penulisan teori aktansial.
Minggu untuk belajar menari serta
memukul gamelan” (PSK:11).
132 Jurnal Penelitian Humano Vol. 7 No. 2 Edisi November 2016
DAFTAR PUSTAKA Penerapannya: Umar Yunus
(Panduan Teori Sastra).
Faruk. 2010. Pengantar Sosiologi Sastra.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Zaimar, Okke K.S. dkk. 2005. Pelatihan
Kritik Sastra (Strukturalisme dan
Jabrohim (ed). 2001. Metodologi Penelitian Psikoanalisa). Makalah disampai-
Sastra. Yogyakarta: Hanindita kan pada Pelatihan Kritik Sastra
Graha. Fakultas Ilmu Pengetahuan
Budaya UI. Jakarta.
Tang, Muhammad Rapi. 2007. Pendekatan
dalam Sosiologi Sastra dan
Jurnal Penelitian Humano Vol. 7 No. 2 Edisi November 2016 133