Makalah Kelompok 4 - PKBK - Pengambilan Keputusan Klinis Clinical Dicision - Making - 1A
Makalah Kelompok 4 - PKBK - Pengambilan Keputusan Klinis Clinical Dicision - Making - 1A
Ditulis untuk memenuhi sebagia persyaratan Tugas Mata Kuliah Proses Keperawatan
dan Berpikir Kritis
Disusun Oleh
Anggota Kelompok 4:
SalsabillaSyahra 211211814 UswatunHasanah 211211822
SandrianaDwiNandika 211211815 VannesaDofflianty 211211823
SelviaLovita Sari 211211816 VionyBerliana 211211824
SilvyDwi Putri 211211817 WindaSafitri 211211825
Sri Wahyuni 211211818 Wulan Sani Efendi 211211826
Sofia NahyuGuswita 211211819 YudhaIjlalHardiandi 211211827
TaufikHidayat 211211820 FajarRomadhan 161211172
Tiara Yulianda 211211821
Kelas 1A
Dosen Pengampu
Ns.Velga Yazia, M.kep
Puji syukur kami ucapakan kepada Allah SWT atas berkat dan rahamatnya sehingga
makalah ini dapat terselesaikan dengsn baik. Makalah ini terditi dari pokok pembahasan
mengenai Clinial devision making . Setiap pembahas dibahas secara sederhana sehingga
mudah dimengerti.
Dalam peneyelesaian makalah ini, kami banyak mengalami kesulitan, namun berkat
bimbingan dan bantuun berbagai pihak, akhirnyaa makalah ini dapat terselesaikan dengan
cukup baik. Karaena itu, sudah sepantasnya jika kami mengucapkan terimaksih kepada semua
dosen yang membimbing kami..
Kami sadar, sebagai seorang mahasiswa dan mahasiswi yang masih dalam proses
pembelajaran, penulisana makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif,guna penulisan makalah
yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A.Latar Belakang.........................................................................................................1
B.Rumusan Masalah....................................................................................................1
C.Tujuan Analisis.........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
A.Pengertian Pengambilan Keputusan......................................................................2
B.Dasar-Dasar Pengambilan Keputusan...................................................................4
C.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan..........................6
D.Proses Pengambilan Keputusan.............................................................................9
E.Jenis-Jenis Pengambilan Keputusan ...................................................................11
BAB III PENUTUP................................................................................................................12
A.Kesimpulan.............................................................................................................12
B.Saran........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perawat memiliki peran sebagai ujung tombak dalam meningkatkan pelayanan
kesehatan pada pasien. Dalam Lingkungan kesehatan, perawat bekerjasama dengan berbagai
macam profesi kesehatan lain untuk merawat dan mengobati semua keluhan atau semua
penyakit yang diderita pasien (Cooper et al., 2020). Aspek penting yang harus dimiliki dan
dipahami oleh profesi kesehatan terutama perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
pasien yaitu harus memiliki kemampuan pengambilan keputusan atau Clinical Decision-
Making (CDM). Dalam hal ini CDM berperan aktif untuk menentukan tindakan medis yang
diambil.
Kurangnya kemampuan perawat dalam mengambil keputusan dalam situasi yang kritis
tentu saja akan membahayakan pasien dan menimbulkan kerugian bagi pasien, diantaranya
pasien akan terlambat untuk mendapatkan bantuan hidup, kondisi pasien akan semakin
memburuk dan akibat yang paling fatal adalah kematian (Potter et al., 2009).
Pengambilan keputusan adalah jantung dari pertemuan klinis atau keputusan operasional
(keputusan yang menghasilkan tindakan). Karena itu, semakin baik keputusan kita, semakin
sukses dan efektif praktik klinis kita. Pengambilan keputusan yang baik dan keputusan
operasional tergantung terhadap informasi yang diberikan dan penilaian analitik yang cerdik.
Dokter seharusnya khawatir tentang pengambilan keputusan mereka sebagai sarana untuk
meningkatkan akurasi dan kesepakatan di antara para profesional kesehatan, dan memastikan
akuntabilitas profesional. Ada juga kebutuhan untuk menyadari dan mengenali jenis heuristik
dan bias yang dapat memengaruhi pilihan penilaian dan pengambilan keputusan.
B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memaparkan tentang Crinical Decision
Making kepentingannya di dalam ilmu kesehatan masyarakat. Penyusunan makalah ini
sekaligus untuk memenuhi tugas mata kuliah proses keperawatan dan berpikir kritis.
C. MANFAAT PENULISAN
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis maupun pembaca.
1.
BAB II
PEMBAHASAN
Keputusan merupakan hasil pemecahan dalam suatu masalah yang harus dihadapi
dengan tegas. Dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan pengambilan keputusan (Decision
Making) didefinisikan sebagai pemilihan keputusan atau kebijakan yang didasarkan atas
kriteria tertentu. Proses ini meliputi dua alternatif atau lebih karena seandainya hanya terdapat
satu alternatif tidak akan ada satu keputusan yang akan diambil.1Menurut J.Reason,
Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental
atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif
yang tersedia. 2 Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final.
yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.3 Sedangkan
Ahli lain yaitu Horold dan Cyril O‟Donnell mengatakan bahwa pengambilan
keputusan adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari
perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu
sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat dan P.
2.
Pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk perbuatanberpikir dan hasil dari
dengan pemecahan masalah yang mana ditandai dengan situasi dimana sebuah tujuan
ditetapkan dengan jelas dan dimana pencapaian sebuah sasaran diuraikan menjadi sub tujuan,
yang pada saatnya membantu menjelaskan tindakan yang harus dan kapan diambil.
Pengambilan keputusan juga berbeda dengan penalaran, yang mana ditandai dengan sebuah
proses oleh perpindahan seseorang dari apa yang telah mereka ketahui terhadap pengetahuan
lebih lanjut.
di dalam situasi-situasi yang meminta seseorang harus membuat prediksi kedepan, memilih
salah satu diantara dua pilihan atau lebih, membuat estimasi (prakiraan) mengenai frekuensi
prakiraan yang akan terjadi. Salah satu fungsi berpikir adalah menetapkan keputusan.
Keputusan yang diambil seseorang beraneka ragam. Tapi tanda-tanda umumnya antara lain :
keputusan merupakan hasil berpikir, hasil usaha intelektual, keputusan selalu melibatkan
pilihan dari berbagai alternatif, keputusan selalu melibatkan tindakan nyata, walaupun
alternatif yang akan dihasilkan mengenai prediksi kedepan. Fungsi Pengambilan Keputusan
futuristik.8 Tujuan Pengambilan Keputusan tujuan yang bersifat tunggal (hanya satu masalah
3.
Tujuan yang bersifat ganda (masalah saling berkaitan, dapat bersifat kontradiktif
itu dapat berjalan lancar dan tujuan dapat dicapai dengan mudah dan efisien. Namun, kerap
kali terjadi hambatan- hambatan dalam melaksanakan kegiatan.Ini merupakan masalah yang
antara lain :
• Intuisi
Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif
yaitu mudah terkena sugesti, pengaruh luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari
yang bersifat intuitif akan memberikan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini
sulit diukur kebenarannya karena kesulitan mencari pembandingnya dengankata lain hal ini
diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-
4.
• Pengalaman
Dalam hal tersebut, pengalaman memang dapat dijadikan pedoman dalam
menjadi latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu
• Fakta
Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu
memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namununtuk mendapatkan informasi
• Wewenang
• Rasional
Keputusan yang bersifat rasional berkaitan dengan daya guna. Masalah – masalah
keputusan yang rasional dapat diukur apabila kepuasan optimal masyarakat dapat
terlaksana dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui saat itu. Jadi, dasar-dasar
pengambilan Keputusan antara lain berdasarkan intuisi, pengalaman, fakta, wewenang dan
rasional.
5.
6.
• Faktor pribadi, yang termasuk usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan
ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri
• Faktor Psikologis, yang meliputi motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan dan
pendirian
Engel, Blackwell, dan Miniard menjelaskan bahwa proses pengambilan keputusan
seseorang dipengaruhi oleh faktor lingkungan, faktor perbedaan individu dan proses psikologi.
• Lingkungan sosial
Dalam lingkungan sosial, pada dasarnya masyarakat memiliki strata sosial yang
berbeda-beda.Statifikasi lebih sering ditemukan dalam bentuk kelas sosial, pendidikan,
pekerjaan, penghasilan dan sebagainya.
Keberadaan lingkungan sosial memegang peranan kuatterhadap proses pengambilan
keputusan seseorang untuk melakukan perilaku baik yang positif ataupun negatif. Karena
dalam lingkungan sosial tersebut individu berinteraksi antara satu dengan lainnya.
• Lingkungan keluarga
Keluarga adalah kelompok yang terdiri atas dua atau lebih orang yang berhubungan
melalui darah, perkawinan, adopsi serta tinggal bersama. Lingkungan keluarga sangat
berperan penting padabagaimana keputusan untuk melakukan perilaku negatif seperti seks
pranikah, minum-minuman keras, dll.
Bila dalam suatu keluarga tidak harmonis, atau seorang anak mengalami “broken
home” dan kurangnya pengetahuan agama dan pendidikan, maka tidak menuntut
kemungkinan seorang anak akan melakukan perilaku yang beresiko. Keluarga dapat
didefinisikan sebagai suatu unit masyarakat yang terkecil dan juga berpengaruh dalam
pengambilan keputusan.1Sedangkan menurut Mufidah keluarga merupakan bagian terkecil
dari masyarakat, namun memiliki peranan yang sangat penting.Dalam keluarga, seseorang
mulai berinteraksi dengan orang lain. Keluarga merupakan tempat belajar pertama yang
nantinya mempengaruhi keprbadian seseorang.
7.
• Kebiasaan
Kebiasaan adalah respon yang sama cenderung berulang- ulang untuk stimulus yang
sama. Kebiasaan merupakan perilaku yang telah menetap dalam keseharian baik pada diri
sendiri maupun lingkungan sosialnya.
• Simbol pergaulan
Simbol pergaulan adalah segala sesuatu yang memiliki arti penting dalam lingkungan
pergaulan sosial. Lingkungan pergaulan yang terdiri dari mahasiswa yang senang gonta-ganti
pasangan dan melakukan perilaku beresiko menunjukkan simbol dan ciri pada kelompok
tersebut. Sehingga apabila seseorang ingin menjadi salah satu kelompoknya, mau tidak mau
harus mengikuti kebiasaan dalamkelompok tersebut.
• Tuntutan
Adanya pengaruh dominan dalam keluarganya, baik itu lingkungan keluarga,
pergaulan maupun lingkungan sosialnya, maka dengan kesadaran diri ataupun dengan
terpaksa seseorang akan melakukan prilaku beresiko.
3) Faktor Psikologi, antara lain :
• Persepsi
Menurut Walgito, persepsi merupakan yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu
merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera.
Sedangkan menurut Rakhmat persepsi seseorang sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai,
harapan dan kebutuhan yang sifatnya individual sehingga antara individu satu dengan yang
lainnya dapat terjadi perbedaan individu terhadap objek yang sama.
8.
• Sikap
Menurut Notoatmojo, sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap merupakan kesiapan terhadap reaksi
terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.
• Motif
Motif adalah kekuatan yang terdapat pada diri organism yang mendorong untuk
berbuat.Motif tidak dapat diamati secara langsung tetapi motif dapat diketahui atau
terinferensi dari perilaku.Motif merupakan suatu alasan atau dorongan yang menyebabkan
seseorang berbuat sesuatu, melakukan tindakan, dan bersikap tertentu untuk mencapai suatu
tujuan.
• Kognitif
Menurut Rakhmat, kognisi adalah kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dimiliki
seseorang.
• Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan hal ini terjadi setelah seseorang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penglihatan terjadi melalui
penginderaan, penglihatan, penciuman, perasa dan peraba.Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
9.
• Pemilihan salah satu alternatif terbaik
Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah
tertentu dilakukan atas dasar pertimbangan yang matang atau rekomendasi. Dalam pemilihan
satu alternatif dibutuhkan waktu yang lama karena hal ini menentukan alternatif yang dipakai
akan berhasil atau sebaliknya.
• Pelaksanaan keputusan
Dalam pelaksanaan keputusan berarti seorang pengambil keputusan harus mampu
menerima dampak yang positif atau negatif. Ketika menerima dampak yang negatif,
pemimpin harus juga mempunyai alternatif yang lain.
• Pemantauan dan pengevaluasian hasil pelaksanaan
Setelah keputusan dijalankan seharusnya pimpinan dapat mengukur dampak dari
keputusan yang telah dibuat.
Jadi, proses pengambilan keputusan terstruktur atas identifikasi masalah,
pengumpulan dan penganalisis data, pembuatan alternatif- alternatif kebijakan, pemilihan
salah satu alternatif terbaik, pelaksanaan keputusan, pemantauan dan pengevaluasian hasil
pelaksanaan
Menurut Munandar A.S, proses pengambilan keputusan dimulai berdasarkan adanya
masalah antara keadaan yang diinginkan dan keadaan yang ada. Keadaan yang diinginkan
biasanya dipengaruhi oleh :
• Kebudayaan
• Kelompok acuan, perubahan dalam kelompok dapat mengubahhal diinginkan
• Ciri-ciri keluarga
• Status atau harapan financial
• Keputusan-keputusan sebelumnya mempengaruhi pengenalanmasalah
• Perkembangan individu dapat mempengaruhi keadaan yangdiinginkan,
kematangan seseorang mempengaruhi pilihannya
• Situasi perorangan yang sedang berlangsung saat ini
10.
5. Jenis Pengambilan keputusan (Desicion making)
a. Pengambilan keputusan terprogram :
Jenis pengambilan keputusan ini.mengandung suatu respons otomatik terhadap
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Masalah yang bersifat
pengulangan dan rutin dapat diselesaikan dengan pengambilan keputusan jenis ini. Tantangan
yang besar bagi seorang analis adalah mengetahui jenis-jenis keputusan ini dan memberikan
atau menyediakan metode- metode untuk melaksanakan pengambilan keputusan yang
terprogram di mana saja. Agar pengambilan keputusan harus didefinisikan dan dinyatakan
secara jelas. Bila hal ini dapat dilaksanakan, pekerjaan selanjutnya hanyalah mengembangkan
suatu algoritma untuk membuat keputusan rutin dan otomatik.
Dalam kebanyakan organisasi terdapat kesempatan-kesempatan untuk melaksanakan
pengambilan keputusan terprogram karena banyak keputusan diambil sesuai dengan prosedur
pelaksanaan standar yang sifatnya rutin. Akibat pelaksanaan pengambilan keputusan yang
terprogram ini adalah membebaskan manajemen untuk tugas-tugas yang lebih penting.
Misalkan : keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang, dan lain-lain.
b. Pengambilan keputusan tidak terprogram
Menunjukkan proses yang berhubungan dengan masalah – masalah yang tidak jelas.
Dengan kata lain, pengambilan keputusan jenis ini meliputi proses-proses pengambilan
keputusan untuk menjawab masalah-masalah yang kurang dapat didefinisikan. Masalah-
masalah ini umumnya bersifat kompleks, hanya sedikit parameter – parameter yang diketahui
dan kebanyakan parameter yang diketahui bersifat probabilistik. Untuk menjawab masalah
ini diperlukan seluruh bakat dan keahlian dari pengambilan keputusan, ditambah dengan
bantuan sistem informasi. Hal ini dimaksud untuk mendapatkan keputusan tidak terprogram
dengan baik. Perluasan fasilitas fasilitas pabrik, pengembangan produk baru, pengolahan dan
pengiklanan kebijaksanaan-kebijaksanaan, manajemen kepegawaian, dan perpaduan
semuanya adalah contoh masalah-masalah yang memerlukan keputusan-keputusan yang tidak
terprogram. Sangat banyak waktu yang dikorbankan oleh pegawai-pegawai tinggi
pemerintahan, pemimpin-pemimpin perusahaan, administrator sekolah dan manajer
organisasi lainnya dalam menjawab masalah dan mengatasi konflik. Ukuran keberhasilan
mereka dapat dihubungkan secara langsung. Misalkan bergabung dengan perusahaan
lain adalah keputusanterstruktur yang jarang terjadi.
11.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Keputusan merupakan hasil pemecahan dalam suatu masalah yang harus dihadapi
dengan tegas. Dalam Kamus Besar Ilmu Pengetahuan pengambilan keputusan (Decision
Making) didefinisikan sebagai pemilihan keputusan atau kebijakan yang didasarkan atas
kriteria tertentu.Pengambilan keputusan dalam Psikologi Kognitif difokuskan kepada
bagaimana seseorang mengambil keputusan. Fungsi Pengambilan Keputusan individual atau
kelompok baik secara institusional ataupun organisasional, sifatnya futuristik.Tujuan
Pengambilan Keputusan tujuan yang bersifat tunggal (hanya satu masalah dan tidak berkaitan
dengan masalah lain) Tujuan yang bersifat ganda (masalah saling berkaitan, dapat bersifat
kontradiktif ataupun tidak kontradiktif).Dasar-dasar Pengambilan Keputusan menurut George
R. Terry menjelaskan dasar-dasar dari pengambilankeputusan antara lain berdasarkan intuisi,
pengalaman, fakta, wewenang dan rasional.
12.
DAFTAR PUSTAKA
http://etheses.uin-malang.ac.id/1772/5/09410127_Bab_2.pdf
13.