100% menganggap dokumen ini bermanfaat (4 suara)
2K tayangan11 halaman

Jurnal Agenda 1-3 Ridhianto

Dokumen tersebut membahas tentang wawasan kebangsaan dan nilai-nilai bela negara. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain pentingnya ASN yang profesional dan bebas dari KKN untuk mencapai tujuan nasional, penjelasan mengenai peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia seperti Boedi Oetomo dan Perhimpunan Indonesia, serta penjelasan mengenai nilai-nilai bela negara seperti c

Diunggah oleh

Arie Wibowo
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOC, PDF, TXT atau baca online di Scribd
100% menganggap dokumen ini bermanfaat (4 suara)
2K tayangan11 halaman

Jurnal Agenda 1-3 Ridhianto

Dokumen tersebut membahas tentang wawasan kebangsaan dan nilai-nilai bela negara. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain pentingnya ASN yang profesional dan bebas dari KKN untuk mencapai tujuan nasional, penjelasan mengenai peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah pergerakan kemerdekaan Indonesia seperti Boedi Oetomo dan Perhimpunan Indonesia, serta penjelasan mengenai nilai-nilai bela negara seperti c

Diunggah oleh

Arie Wibowo
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOC, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 11

TUGAS RESUME

NAMA : RIDHIANTO KUSUMO BROTO, S.Pd

 NIP :198309232022211015

AGENDA 1
WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI NILAI BELA NEGARA
WAWASAN KEBANGSAAN

ASN yang professional bebas intervensi politik, bersih dari KKN, mampu melayani dan
menjadi perekat masyarakat sesuai UUD 1945 diperlukan guna mencapai tujuan nasional. Setiap
ASN harus mengutamakan kepentingan negara seperti yang dicontohkan para pendiri bangsa
( founding fathers ).
Wawasan kebangsaan dapat diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang dilandasi akan
kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan lingkungannya di dalam kehidupan
 berbangsa dan bernegara. Sejarah pergerakan kebangsaan perlu secara lengkap diketahui oleh
setiap CPNS sehingga dapat menjadi landasan dalam memahami wawasan kebangsaan secara
komprehensif.
Tanggal 20 Mei untuk pertama kalinya ditetapkan menjadi Hari Kebangkitan Nasional 

 berdasarkan Pembaharuan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 316 tahun  1959.
Penetapan tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional dilatarbelakangi  terbentuknya
organisasi Boedi Oetomo di Jakarta tanggal 20 Mei 1908 oleh para mahasiswa sekolah dokter
Jawa di Batavia (STOVIA).
Oktober 1908, kongres pertama Boedi Oetomo di Gedung Sekolah Pendidikan
Yogyakarta dipimpin oleh Wahidin Soedirohoesodo. Anggota Boedi Oetomoberkembang dengan
pesat. Pada September 1909, anggota  Boedi Oetomo mencapai + 10.000 orang. Kongres terakhir
Boedi Oetomo tercatat  pada bulan Agustus 1912 yang kemudian memilih Pangeran Ario Noto
Dirodjo sebagai ketua.
Pada 1908, beberapa mahasiswa Indonesia di Belanda mendirikan sebuah organisasi

 perkumpulan pelajar Indonesia yang bernama  Indische Vereeniging (IV) dengan tujuan
memajukan kepentingan bersama orang Hindia di Belanda dan menjaga hubungan dengan Hindia
Timur Belanda. Di awal tahun 1925  Indonesische Vereeniging mengubah namanya, menggunakan
terjemahan Melayu, menjadi Perhimpunan Indonesia (PI). Perhimpunan Indonesia (PI) merupakan
organisasi pergerakan nasional pertama yang menggunakan istilah "Indonesia". Bahkan
Perhimpunan Indonesia menjadi pelopor kemerdekaan bangsa Indonesia di kancah internasional.
Perhimpunan Indonesia (PI) diprakarsai oleh Sutan Kasayangan dan R. N. Noto Suroto pada 25
Oktober 1908 di Leiden,Belanda
Penetapan tanggal 28 Oktober sebagai Hari Sumpah Pemuda dilatarbelakangi Kongres
Pemuda II yang dilaksanakan pada tanggal 28 Oktober 1928 di  Indonesischepartae .  Konggres
Pemuda II sendiri merupakan hasil dari Kongres Pemuda I yang dilaksanakan pada
tanggal 2 Mei 1926 di Vrijmetselaarsloge. M.Yamin menyampaikan sebuah resolusi berupa 3
(tiga) klausul yang menjadi dasar dari SumpahPemuda.
Pada 1 Maret 1945 dalam situasi kritis, Letnan Jendral Kumakici Harada, pimpinan
 pemerintah pendudukan Jepang di Jawa, mengumumkan pembentukan Badan PenyelidikUsaha-
usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)yang kemudian tugasnya dilanjutkan oleh PPKI
yang terbentuk pada 7 Agustus 1945. Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI diawali dengan
menyerah Jepang kepada Tentara Sekutu. Indonesia sendiri resmi merdeka pada 17 Agustus 1945,
dengan dibacakannya teks proklamasi pukul 10.00 di muka rakyat dinJl. Pegangsaan Timur 56.
4 (empat) Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara
1.  Pancasila
2.   Undang-Undang Dasar
1945
3.  Bhinneka TunggalIka
4.   Negara Kesatuan Republik Indonesia
Bendera, Bahasa, Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan
Bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu, kebangsaan Indonesia merupakan
pemersatu, identitas, dan wujud eksistensi bangsa yang menjadi symbol kedaulatan dan kehormatan
Negara.
1.  Bendera:Sang merah putih (Pasal1 Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia
 Nomor 24 tahun 2009 2009)
2.  Bahasa:Bahasa Indonesia (Pasal 25 Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia
 Nomor 24 tahun 2009 2009)
3.   Lambang Negara: Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika (Pasal 46
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 20092009)
4.   Lagu Kebangsaan: Indonesia Raya yang digubah oleh Wage Rudolf Supratman (Pasal 58
Ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 20092009)

NILAI-NILAI BELA NEGARA


Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik  secara

 perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan  wilayah, dan
keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada  Negara KesatuanRepublik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 dalammenjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari
 berbagai Ancaman.

Dalam Undang-Undang republik Indonesia Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan


Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 dijelaskan bahwa Keikutsertaan Warga
 Negara dalam usaha Bela Negara salah satunyadilaksanakan melalui pendidikan kewarganegaraan
dengan Pembinaan Kesadaran Bela Negara dengan menanamkan nilai dasar Bela Negara, yang
meliputi:
a.  Cinta tanah air;

  Menjaga tanah dan perkarangan serta seluruh ruang wilayah Indonesia. 

  Jiwa dan raganya bangga sebagai bangsa Indonesia 

  Jiwa patriotisme terhadap bangsa dan negaranya. 

  Menjaga nama baik bangsa dan negara. 

  Memberikan konstribusi pada kemajuan bangsa dan negara. 

  Bangga menggunakan hasil produk bangsa Indonesia

 b.  Sadar berbangsa dan bernegara;

  Berpartisipasi aktif dalam organisasi


kemasyarakatan, profesi maupun 

 politik. 

  Menjalankan hak dan kewajibannya sebagai warga Negara sesuai dengan 

 peraturan perundang-undangan yang berlaku. 

  Ikutsertadalampemilihanumum. 

  Berpikir,bersikapdanberbuatyangterbaikbagibangsadannegaranya. 

 
Berpartisipasimenjagakedaulatanbangsadannegara.
c.  Setia pada Pancasila sebagai ideologinegara;
  Pahamnilai-nilaidalamPancasila. 

  Mengamalkannilai-nilaiPancasiladalamkehidupansehari-hari. 

  MenjadikanPancasilasebagaipemersatubangsadannegara. 

  Senantiasamengembangkannilai-nilaiPancasila. 

  YakindanpercayabahwaPancasilasebagaidasarnegara.

d.  Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan

  Bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya untuk kemajuan


bangsa dan negara

  Siap membela bangsa dan negara dari berbagai macam ancaman. 

  Berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan negara. 

  Gemar membantu sesama warga negara yang mengalami kesulitan. 

  Yakin dan percaya bahwa pengorbanan untuk bangsa dan negara


e.  Kemampuan awal Bela Negara.
  Memiliki kecerdasan emosional dan spiritual serta intelijensia. 
  Senantiasa memelihara jiwa dan raga 
  Senantiasa bersyukur dan berdoa atas kenikmatan yang telah diberikan 
Tuhan Yang Maha Esa. 
  Gemar berolahraga. 
  Senantiasa menjaga kesehatannya.

SISTEM ADMINISTRASI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

Sebagaimana disebutkan dalam Bab I, pasal 1 UUD Negara Republik Indonesia, yang
berbentuk Republik”. Ini berarti bahwa Organisasi Pemerintahan Negara Republik Indonesia bersifat
unitaris, walaupun dalam penyelenggaraan pemerintahan kemudian terdesentralisasikan.

Pancasila sebagaimana dimuat dalam Pembukaan UUD 1945 yang ditetapkan tanggal
18 Agustus 1945, merupakan dasar negara Republik Indonesia, baik dalam arti sebagai dasar
ideologi maupun filosofi bangsa. Kedudukan Pancasilaini  dipertegas dalam UU No. 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan  Perundang-undangan sebagai sumber dari segala
sumber hukum negara. Artinya,  setiap materi muatan kebijakan negara, termasuk UUD 1945, tidak
boleh  bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Rumusan nilai-nilai yang
Dimaksud sebagai berikuit: 
1.  KetuhananYangMaha Esa; 
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3.  Persatuan Indonesia; 
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalampermusyawaratan 
 perwakilan; 
5.   Keadilan sosial bagi seluruh rakyatIndonesia. 
Dari sudut hukum, UUD 1945, merupakan tataran pertama dan utama dari  penjabaranlima
norma dasar negara ( ground norms) Pancasila beserta normanorma dasar lainnya yang termuat
dalam Pembukaan UUD 1945, menjadi norma  hukum yang memberi kerangka dasar hukum sistem
penyelengaraan negara pada umumnya,atau khususnya system penyelenggaraan

negara yang mencakup aspek   kelembagaan, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya
manusianya.

Konstitusi atau UUD, yang bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia disebut UUD 1945
hasil Amandemen I, II, III dan IV terakhir pada tahun 2002 (UUD 1945)  merupakan hukum dasar
tertulis dan sumber hukum tertinggi dalam hierarkhi  peraturan perundang undangan Republik
Indonesia. Atas dasar itu, penyelenggaraan negara harus dilakukan untuk disesuaikan dengan arah
dan kebijakan  penyelenggaraan negara yang berlandaskan Pancasila dan konstitusi negara,
yaitu UUD1945.
GENDA2

MODUL BERORIENTASI PENGALAMAN


A. Pengertian Pelayanan Publik

Pelayanan publik yang prima dan memenuhi harapan masyaraka tmerupakan muara dari
Reformasi Birokrasi, sebagaimana tertulis dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010
tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025,yang menyatakan bahwa visi Reformasi
Birokrasi adalah pemerintahan berkelas dunia yang ditandai dengan pelayanan publik yang
berkualitas.
Definisi dari pelayanan publik sebagaimana tercantum dalamUUPelayanan Publik adalah
kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atasbarang,jasa,dan/atau
pelayanan administrative yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Adapun penyelenggara pelayanan publik menurut UU Pelayanan Publik adalah setiap
institusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan
undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik,dan badan hukum lain yang dibentuk semata-
mata untuk kegiatan pelayanan publik.Dalam batasan pengertian tersebut, jelas bahwa Aparatur
Sipil Negara (ASN) adalah salah satu dari penyelenggara pelayanan publik, yang kemudian
dikuatkan kembali dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (UUASN),
yang menyatakan bahwa salah satu fungsi ASN adalah sebagai pelayan publik.
B. Membangun Budaya Pelayanan Prima

Budaya pelayanan oleh ASN akan sangat menentukan kualitas pemberian layanan
kepada masyarakat.Menurut Djamaluddin Ancok dkk.(2014),budaya pelayanan yang baik juga
tentu akan berdampak positif terhadap kinerja organisasi dengan mekanisme sebagai berikut:
a. Budaya pelayanan akan berjalan dengan baik apabila Budaya pelayanan akan berjalan dengan
baik apabila terbangun kerja tim didalam internal organisasi. Melalui kerja sama yang baik,
pekerjaan dalam memberikan pelayanan dapat diselesaikan dengan hasil terbaik bagi
pengguna layanan..
b. Faktor lain adalah pemahaman tentang pelayanan prima. Budaya berorientasi padapelayanan
prima harus menjadi dasar ASN dalam penyediaan pelayanan. Pelayanan Prima adalah
memberikan pelayanan sesuai atau melebihi harapan pengguna layanan. Berdasarkan
pengertian tersebut, dalam memberikan pelayanan prima terdapat beberapa tingkatan yaitu:
(1)memenuhi kebutuhan dasar pengguna,
(2) memenuhi harapan pengguna, dan
(3) melebihi harapan pengguna, mengerjakan apa yang lebih dari yang diharapkan.
c. Pemberian pelayanan yang prima akan berimplikasi pada kemajuan organisasi,
apabilapelayanan yang diberikan prima (baik), maka organisasi akan menjadi semakin
maju.Implikasi kemajuan organisasi akan berdampak antaralain:
(1) makin besar pajak yang dibayarkan pada negara,
(2) makin bagus kesejahteraan bagi pegawai, dan
(3) makin besar fasilitas yang diberikan pada pegawai.
C. ASN sebagai Pelayan Publik

Sebagaimana kita ketahui dalam Pasal10 UU ASN, pegawai ASN berfungsisebagai


pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta sebagai perekat dan pemersatu bangsa.Untuk
menjalankan fungsi tersebut ,ASN, pegawai ASN juga berperan sebagai perencana,
pelaksana,dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan
nasional.
Pasal 34 UU Pelayanan Publik juga secara jelas mengatur mengenai bagaimana perilaku
pelaksanaan pelayanan publik, termasuk ASN, dalam menyelenggarakan pelayanan publik,
yaitu:
a. Adil dan tidak diskriminatif;
b. cermat;
c. santun dan ramah;
d. tegas,andal,dan tidak memberikan putusan yang berlarut-larut;
e. profesional;
f. tidak mempersulit;
g. patuh pada perintah atasan yang sah dan wajar;
h. menjunjung tinggi nilai-nilai akuntabilitas dan integritas institusi penyelenggara;

i. tidak membocorkan informasi atau dokumen yang wajib dirahasiakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan;
j. terbuka dan mengambil langkah yang tepat untuk menghindari benturan kepentingan;
k. tidak menyalah gunakan sarana dan prasarana serta fasilitas pelayanan publik;
l. tidak memberikan informasi yang salah atau menyesatkan dalam menanggapi permintaan
informasi serta proaktif dalam memenuhi kepentingan masyarakat;
m. tidak menyalah gunakan informasi, jabatan, dan/atau kewenangan yang dimiliki;
n. sesuai dengan kepantasan;dan
o. tidak menyimpang dari prosedur.

D. Nilai Berorientasi Pelayanan dalam Core Values ASN

Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi
pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (WorldClassGovernment),Pemerintah
telah meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai Dasar) ASN BerAKHLAK dan Employer Branding
(Bangga Melayani Bangsa). Core Values ASN BerAKHLAK merupakan akronim dari
Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Core
Values tersebut seharusnya dapat dipahami dan dimaknai sepenuhnya oleh seluruh ASN serta
dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan tugas dan kehidupan sehari-hari .Oleh karena tugas
pelayanan publik yang sanga teratkaitannya dengan pegawai ASN,sangatlah penting untuk
memastikan bahwa ASN mengedepankan nilai Berorientasi Pelayanan dalam pelaksanaan
tugasnya,yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan pelayanan prima
demi kepuasan masyarakat.

Dalam rangka mencapai visireformasi birokrasi serta memenangkan persaingan diera


digital yang dinamis, diperlukan akselerasi dan upaya luar biasa (keluar dari rutinitasdan
business as usual) agar tercipta breakthrough atau terobosan, yaitu perubahan tradisi,pola,dan
cara dalam pemberian pelayanan publik. Terobosan itulah yang disebut dengan inovas
ipelayanan publik. Konteks atau permasalahan publik yang dihadapi instansi pemerintah dalam
memberikan layanannya menjadi akar dari lahirnya suatu inovasi pelayanan publik.

Dalam lingkungan pemerintahan banyak faktor yang mempengaruhi tumbuh


danberkembangnya inovasi pelayanan publik, diantaranya komitmen dari pimpinan,
adanyabudaya inovasi, dan dukungan regulasi. Adanya kolaborasi antara pemerintah, partisipasi
masyarakat,dan stakeholders terkait lainnya perlu dibangun sebagai strategi untuk mendorong
tumbuh dan berkembangnya inovasi.
I. KONSEPAKUNTABILITAS

A.Uraian Materi

1. Pengertian Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kata yang seringkali kita dengar, tetapi tidak mudah untuk dipahami. Ketika
seseorang mendengar kata akun tabilitas, yang terlintas adalah sesuatu yang sangat penting, tetapi tidak
mengetahui bagaimana cara mencapainya.Dalam banyak hal, kata akunta bilitas sering disamakan
dengan responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti
yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral
individu,sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada
seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban
untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayanpublik kepada atasan,
lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada public (Matsiliza dan Zonke,2017).

Stakeholder yang dimaksud adalah masyarakat umum, pengguna layanan, dan pembayar pajak
yang memberikan masukan, saran, dan kritik terhadap kinerjanya. Jadi akuntabilitas stakeholder adalah
tanggung jawab organisasi pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil, responsif
dan bermartabat.
AGENDA 3

MANAJEMEN ASN

 A..KegiatanBelajar1
1. Kedudukan ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN
yang professional, memilik inilai dasar ,etika profesi, bebas dari intervensi politik,
bersih dari praktik korupsi ,kolusi, dan nepotisme.
UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Berdasarkan
 jenisnya, Pegawai ASN terdiriatas:
a) Pegawai Negeri Sipil (PNS) ;dan
b) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)
2. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai
ASN berfungsi sebagai berikut:
1) Pelaksana kebijakan public;
2)Pelayanpublic;dan
3)Perekat dan pemersatu bangsa
3. PNS berhak memperoleh:
1) gaji, tunjangan, dan fasilitas;
2) cuti;
3) jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
4) perlindungan
5) pengembangan kompetensi
4. SedangkanPPPKberhakmemperoleh:
1)gaji dan tunjangan;
2) cuti;
3) perlindungan;dan
4) pengembangankompetensi
5. SelanjutnyaPegawaiASNbertugas:
1) Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
2) Memberikan pelayanan publik yang professional Dan berkualitas
3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia
6. Berdasarkan pasal 70 UU ASN disebutkan bahwa setiap Pegawai
 ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan
kompetensi.Berdasarkan Pasal 92 UU ASN Pemerintah juga wajib memberikan
Perlindungan berupa:
1) Jaminan kesehatan;
2) jaminan kecelakaan kerja;
3) jaminan kematian;dan
4) bantuan hukum.
7. Dengan kata lain kewajiban adalah sesuatu yang sepatutnya
diberikan.Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU
ASN adalah:
a. Setia dan taat pada Pancasila,Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang
sah;
b. menjagapersatuan dan kesatuan bangsa
melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat
pemerintah yang berwenang;
c. menaati ketentuan peraturan perundang undangan
d. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh
pengabdian ,kejujuran, kesadaran, dan tanggung
jawab
e. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam
sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada setiap
orang, baik didalam maupun diluar kedinasan;
f. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat
mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;dan
g. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
h. Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan Pegawai ASN yang professional,memiliki
nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik,bersih dari praktik korupsi,kolusi,dan nepotisme.

B.KegiatanBelajar2
1. Pasca recruitment , dalam organisasi berbagai sistem pengelolaanpegawai harus
mencerminkan prinsip merit yang sesungguhnya dimana semua prosesnya
didasarkan pada prinsip-prinsip yang obyektif dan adil bagi pegawai. Jaminan
sistem merit pada semua aspek pengelolaan pegawai akan menciptakan lingkungan
yangkondusif untuk pembelajaran dan kinerja. Pegawai diberikan penghargaan dan
pengakuan atas kinerjanya yang tinggi,disisilain badperformers mengetahui
dimana kelemahan dan juga diberikan bantuan dari organisasi untuk meningkatkan
kinerja
C. Kegiatan Belajar 3
1. Manajemen ASN terdiri dari Manjemen PNS dan Manajemen PPPK
2. Manajemen PNS meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan,
pangkat dan jabatan, pengembangan karier, polakarier, promosi, mutasi,
penilaian kinerja, penggajian dan
tunjangan,penghargaan,disiplin,pemberhentian,
Jaminan pensiun dan haritua, danperlindungan

3. Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pendidikan dan latihan,


rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundan gundangan.
4. Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi
selama 2 (dua) tahun terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi ,kecuali
Pejabat Pimpinan Tinggi tersebut melanggar ketentuan peraturan perundang
undangan dan tidak lagi memenuhi syarat jabatan yang ditentukan. Penggantian
pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun dapat
dilakukan setelah mendapat persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggi
hanya dapat diduduki paling lama 5 (lima) tahun.
5. Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian
memberikan laporan proses pelaksanaannya kepada KASN. KASN melakukan
pengawasan pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi baik berdasarkan laporan yang
disampaikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian maupun atas inisiatif sendiri.
6. Pegawai ASN dapa tmenjadi pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS yang
diangkat menjadi Pejabat Negara diberhentikan sementara dari jabatannya
dan tidak kehilangan status sebagai PNS.

7.  Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai


 ASN Republik Indonesia. Korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia
memilik itujuan: menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN;
dan mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa.
8. Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dana kurasi pengambilan keputusan
dalam Manajemen ASN diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem
Informasi ASN diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antar-
Instansi Pemerintah.
9. Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administratif. Upaya
administratif terdiri dari keberatan dan banding administrative

Anda mungkin juga menyukai