Sadomasokisme
Sadomasokisme
SADOMASOKISME
PEBIMBING:
DISEDIAKAN OLEH:
SANGGARI MURUGESU
070100273
BAGIAN PSIKIATRI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2011
1
SADOMASOKISME
OLEH:
SANGGARI MURUGESU
070100273
PEBIMBIMG:
BAGIAN PSIKIATRI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan
kurnia-Nya, penulisan Makalah : Sadomasokisme , dapat diselesaikan. Makalah
ini diajukan untuk melengkapi tugas pada Kepaniteraan Klinik Senior Bagian
Psikiatri, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara.
3
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................... 3
DAFTAR ISI .................................................................................... 4
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................... 5
2.1 DEFINISI........................................................................... 7
2.2 EPIDEMIOLOGI............................................................... 8
2.3 ETIOLOGI......................................................................... 9
2.5 PENATALAKSAAN.......................................................... 11
2.6 PROGNOSIS....................................................................... 12
BAB 3 KESIMPULAN.................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 14
LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
4
1.1 Latar Belakang
perilaku yang hampir normal hingga perilaku yang bersifat merusak atau
menyakiti bagi satu orang atau bagi seseorang dan pasangannya, dan
ditemui, criteria diagnostik yang paling baik adalah Diagnostic and Statistic
energy seksual atau frustrasi mereka. Biasanya tindakan ini diikuti dengan
gairah dan orgasme dan dicapai dengan masturbasi dan fantasi. Gangguan ini
kurang dikenali oleh masyarakat dan sering sulit untuk diobati. Hal ini karena
disebabkan oleh perasaan rasa bersalah, malu dan sering tidak bekerjasama
sadomasokisme.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
6
Sadisme seksual (sexual sadism) dinamai berdasarkan nama Marquis de
Sade (1740-1814), pria Prancis pada abad ke-18 yang terkenal, yang menulis
sakit atau rasa malu pada orang lain. Sadisme seksual ditandai dengan
menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun mental. Berbeda dengan pada
sadisme, objek yang disakiti pada orang dengan masokisme seksual adalah diri
sendiri. Sadisme seksual melibatkan dorongan yang kuat dan berulang serta
malu pada orang lain. Orang dengan parafilia jenis ini ada yang mewujudkan
fantasi mereka atau malah terganggu dengan adanya fantasi tersebut. Mereka
dapat mencari pasangan yang sejalan, bias jadi kekasih atau istri dengan
kelainan masokistik, atau bias juga pekerja seks. Akan tetapi, ada juga yang
mengintai dan menyerang korban tanpa izin dan menjadi terangsang dengan
kesakitan.2,3
Austria, Leopold Ritter von Sacher- Masoch (1836-1895), yang menulis cerita
dan novel tentang pria yang mencari kepuasan seksual dari wanita yang
terus menerus dan fantasi yang terkait dengan tindakan seksual yang melibatkan
lainnya. Dorongan itu dapat berupa tindakan yang menyebabkan atau didasari
oleh distress personal. Pada sejumlah kasus masokisme seksual, orang tersebut
tidak dapat mencapai kepuasan seksual jika tidak ada rasa sakit atau malu.
menyakiti diri sendiri pada saat masturbasi atau berfantasi seksual. Pada kasus
adalah pekerja seks, yang lain adalah pasangan resmi yang diminta untuk
akan penghinaan, pemukulan atau penderitaan lainnya yang nyata, bukan pura-
seksualnya.2,3 Kata sadomasokis itu adalah gabungan dari sadis dan masokis.
2.2 Epidemiologi
Sadisme seksual pula pada pasangan seksual yang kooperatif terjadi pada
perempuan atau laki-laki tetapi pada pasangan yang dipaksa seperti perkosaan
2.3 Etiologi
8
Di dalam model psikionalatik klasik orang dengan parafilia gagal
perempuan) menimbulkan baik identifikasi yang tidak sesuai dengan orang tua
dengan jenis kelamin berlawanan atau pilihan objek yang tidak tepat untuk
penyaluran libido.1 Pada individu masokism mereka ingin berada dalam peran
didominasi oleh orang lain. Hal ini menyebabkan mereka menjadi insane yang
konflik dan tunduk kepada orang lain. Teori lain menyatakan bahwa
dapat mengeluarkan fantasi mereka dan menjadi sebagai orang baru serta
abnormal pada orang dengan parafilia. Diantara pasien positif mencakup 74%
pasien dengan kadar hormone abnormal, 27% dengan tanda neurologis yang
yang secara klinis bermakna atau hendaya fungsi social, pekerjaan atau
F65.5 Sadomasokisme
dikaitkan dengan gangguan ini.1 Pada gangguan parafilia seperti sadism yang
boleh berbahaya kepada orang lain boleh digunakan hormone wanita (yang
terhadap korban.1
Terapi membantu mereka menghadapi stress kehidupan dengan lebih baik dan
Prognosis yang baik mencakup adanya satu parafilia, intelegensi normal, tidak
dan adanya pelekatan orang dewasa yang berhasil.Selain itu, pasien memiliki
hubungan seks di samping parafilia dan jika merujuk diri sendiri bukannya
dirujuk oleh badan hukum. Prognosis buruk dikaitkan dengan awitan usia dini,
frekuansi tindakan tinggi, tidak ada rasa bersalah atau malu mengenai
BAB 3
KESIMPULAN
melainkan dapat dilihat sebagai preferensi atau variasi seksual, gaya hidup atau
12
hubungan, metode pencapaian puncak spiritualitas, pelepas ketegangan dan
disiksa atau disakiti, baik secara fisik maupun psikologis, hanya untuk
tersakiti atau tersiksa. Di sisi lain, sadisme adalah kelainan ini merupakan
masokisme.
Daftar Pustaka
1. Sadock,B.J. & Sadock, V.A. Kaplan & Sadock’s Synopsis Of
Psychiatry : Behavioral Sciences, Clinical Psychiatry. 9th edition.
Lippincott Williams & Wilkins, 2003: 561-571
13
3. Fahmy, A. Seksual Masochism and Seksual Sadism
Available from: http://www.minddisorders.com/Py-Z/Sexual-
sadism.html [Accessed 30 April 2011].
14